dalam sampah anorganik yaitu botol plastik, logam, kaca, sterofoam, dan kaleng. Sampah kering memiliki kadar air di bawah 30.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah. 1.
Jumlah penduduk Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk.
Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas
penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri, dan sebagainya.
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika dibandingkan dengan truk.
3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh keadaan,
jika harganya tinggi, sampah yang tertinggal sedikit. 4.
Faktor geografis Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai,
atau di dataran rendah. 5.
Faktor waktu Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah
sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di
daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu. 6.
Faktor sosial ekonomi dan budaya Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7. Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu
air, atau penyaringan air limbah. 8.
Kebiasaan masyarakat Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau
tanaman, sampah makanan itu akan meningkat.
9. Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh, plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas, dan sebagainya.
10. Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
2.3 Hubungan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Menurut Chandra, Budiman 2006 pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri.
Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan juga ada yang negatif. Pengaruh positif dari pengelolaan sampah ini terhadap masyarakat dan
lingkungan, antara lain : a.
Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah.
b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses
pengelolaan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah terhadap ternak.
d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang
biak serangga atau binatang pengerat. e.
Menurunkan kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat. g.
Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat.
h. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana
kesehatan suatu negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain.
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat
seperti berikut:
A. Pengaruh terhadap kesehatan
• Pengolahan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit seperti lalat atau tikus.
• Penyakit demam berdarah akan meningkat karena berkembang biak dalam sampah kaleng maupun ban bekas yang berisi air hujan.
• Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebagainya.
B. Pengaruh terhadap lingkungan
• Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata. • Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-
gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. • Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya
kebakaran yang lebih luas. • Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan
aliran air terganggu dan saluran air akan menjadi dangkal. • Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan
banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.
• Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
C. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
• Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya masyarakat setempat.
• Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang lain untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
• Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak pengelola misalnya kasus TPA Bantar Gebang, Bekasi.
• Angka kasus wabah penyakit meningkat dan mengurangi hari kerja dan produktifitas masyarakat menurun.
• Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang.
• Penurunan pemasukan daerah devisa akibat penurunan jumlah wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat.
• Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis.
• Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalulintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.
2.4 Pengelolaan Sampah