JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
bulan, maka sistem pengendalian persediaan material cat ini dapat dinamakan
dengan sistem persediaan dinamis Dynamic Inventory System. Sistem ini
dipengaruhi oleh order yang diterima pada jangka waktu tertentu, sehingga dapat
bermanfaat untuk mengantisipasi order yang berfluktuasi agar dapat meminimasi
terjadinya stockout atau overstock. Dengan kata lain, sistem ini dimaksudkan untuk
cepat merespon terjadinya perubahan permintaan. Sistem persediaan dinamis ini
disesuaikan dengan order atau permintaan yang diterima PT. Gaya Motor tidak statis
dalam setiap bulannya.
3.4 Analisis Pemesanan dengan
Blanket Ordering Pelaksanaan pembelian dengan
blanket ordering mencantumkan perkiraan jumlah dan jenis barang dalam Purchase
Order PO, waktu penyerahan diatur secara parsial atau bertahap, Indrajit dan
Djokopranoto, 2005:126. Penentuan jumlah dan waktu pemesanan dilakukan sebelum
bulan atau periode produksi dimulai. Dengan demikian, perusahaan harus memberikan
informasi kepada supplier mengenai hal tersebut. Informasi ini juga berguna bagi
supplier untuk merencanakan produksi dan tingkat persediaan, dan juga supaya tetap
dapat menjaga kelancaran produksi perusahaan. Supply chain management-lah
yang memegang peranan dalam hal menjaga hubungan antara perusahaan
dengan supplier ini. Tujuan supply chain management
adalah meningkatkan
kelancaran arus barang, meningkatkan keakuratan
perkiraan kebutuhan,
meningkatkan efisiensi penggunaan ruangan, kendaraan, dan fasilitas lain,
mengurangi tingkat persediaan barang, mengurangi biaya, dan lebih meningkatkan
layanan lain yang diperlukan oleh pelanggan akhir [Indrajit dan Djokopranoto, 2005].
Penelitian ini memperkiraan jumlah pemesanan yang ditentukan berdasarkan
kebutuhan material cat selama selang waktu yang dapat menurunkan jumlah persediaan
rata-rata. Penurunan jumlah persediaan rata-rata diharapkan dapat meningkatkan
ITO yang akan dicapai perusahaan. Penerimaan diatur berdasarkan kebutuhan
material cat untuk memenuhi produksi plastic part Honda setiap jangka waktu 5
hari. Penggunaan jangka waktu 5 hari ini didasarkan atas informasi divisi PPC yang
mengharapkan perputaran persediaan mereka bergerak setiap 5 hari.
Pada metode ini menggunakan pendekatan Material Requirement Planning
MRP. Sehingga kebutuhan akan material sangat bergantung dari jumlah item plastic
part yang akan diproduksi. Pada metode ini juga mempertimbangkan safety stock. Nilai
safety stock sama jumlahnya dengan metode nilai persediaan minimum-
maksimum. Besarnya jumlah rata-rata persediaan akan dipengaruhi oleh besarnya
safety stock yang tersisa setiap jangka waktu 5 hari tersebut.
Hasil dari proses pendekatan MRP pada metode blanket ordering adalah
diketahuinya perkiraan jumlah dan waktu pemesanan berdasarkan order release.
Jumlah pemesanan ditentukan sebelum bulan produksi dimulai, begitu pula dengan
waktu-waktu kedatangan material sesuai dengan yang ditunjukkan pada jadwal
penerimaan. Perkiraan jumlah pemesanan yang dilakukan sebelum bulan produksi
dimulai mengikuti nilai pada jadwal penerimaan.
3.5 Analisis
Nilai Persediaan
Rata-rata
Berdasarkan hasil penentuan nilai persediaan
rata-rata memberikan
perbandingan mengenai persediaan rata- rata yang dihasilkan dari metode nilai
persediaan minimum-maksimum dan blanket ordering. Perbandingan nilai
persediaan rata-rata untuk kedua metode dapat dilihat pada tabel 3.
Pada tabel 3 diketahui total nilai persediaan rata-rata untuk metode nilai
persediaan minimum-maksimum selalu berada di atas nilai persediaan rata-rata
metode pemesanan dengan blanket
ordering. Nilai persediaan rata-rata pada metode nilai persediaan minimum-
maksimum yang selalu lebih besar ini dipengaruhi oleh sejumlah persediaan yang
harus disimpan untuk memenuhi nilai persediaan minimumnya. Sehingga, jika
tidak ada produksi pada bulan tertentu, bulan tersebut akan menyimpan sejumlah
persediaan yang seharusnya tidak tersimpan. Ini merupakan akibat dari
persediaan yang tersimpan pada bulan yang berproduksi sebelumnya. Sedangkan pada
metode pemesanan dengan
blanket ordering, persediaan yang tersimpan
seimbang dengan kebutuhan material cat untuk keperluan produksi plastic part,
karena pemesanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan material cat.
Tabel 3. Rekapitulasi Total Nilai Persediaan Rata-rata per Bulan untuk Kedua
Metode
Edisi 4. Tahun II. Mei 2003 – Hal 118 – 128 1
56
JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
No Bulan
Min-Maks Blanket Ordering
1 Januari 05 429.891.257,50
Rp 141.124.636,85
Rp 2 Februari 05
463.319.876,00 Rp
166.251.908,51 Rp
3 Maret 05 483.527.319,50
Rp 158.228.654,84
Rp 4 April 05
532.633.664,50 Rp
193.282.082,99 Rp
5 Mei 05 781.727.097,00
Rp 260.542.662,94
Rp 6 Juni 05
832.866.556,00 Rp
285.351.648,66 Rp
587.327.628,42 Rp
200.796.932,47 Rp
Nilai Rata-rata Persediaan Total
4. Kesimpulan dan Saran 4.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai kebijakan persediaan di PT. Gaya Motor,
dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Performansi persediaan material cat
diukur dengan melihat Inventory Turn Over ITO. Nilai Inventory Turn Over
yang dihasilkan,
menunjukkan performansi persediaan material saat ini
sudah mendekati yang diharapkan perusahaan, walaupun pada beberapa
item dan bulannya masih dibawah nilai yang ditargetkan perusahaan yakni 3,33.
Meskipun demikian, hasil benchmarking menunjukkan bahwa ITO yang dimiliki PT.
Gaya Motor relatif lebih baik dibandingkan dengan ITO beberapa
perusahaan di negara lain, khususnya pada industri produk makanan di United
States yang memiliki rata-rata perputaran rata-rata ITO tertinggi yaitu
17 pada tahun 1998, dan industri plastics accessories di Jepang yang memiliki ITO
tertinggi yaitu sebesar 12,2.
2. Nilai persediaan rata-rata yang dihasilkan oleh metode pemesanan dengan blanket
ordering selalu lebih kecil dibandingkan nilai yang dihasilkan dari nilai persediaan
minimum-maksimum. Oleh sebab itu, peningkatan performansi persediaan
lebih baik dilakukan dengan metode pemesanan dengan blanket ordering,
khususnya untuk kelompok material yang jarang dan sangat jarang digunakan.
3. Perbaikan manajemen persediaan dengan menerapkan kebijakan minimum-
maksimum dapat dilakukan hanya untuk material cat plastic part Honda yang
termasuk kedalam kelompok material cat yang sering digunakan. Implementasi
konsep
minimum-maksimum Minimum-Maximum
Concept diharapkan akan mencegah terjadinya
overstock sekaligus stockout, serta memberikan
kemudahan dalam
melakukan pengendalian persediaan.
4.2 Saran
Beberapa saran yang diberikan kepada PT. Gaya Motor dan peneliti
selanjutnya adalah: 1. PT.
Gaya Motor
sebaiknya mengkomunikasikan rencana produksi
kepada supplier, Sehingga memudahkan mereka dalam memenuhi pengiriman
sesuai schedule perusahaan.
2. Perlu dilakukan pencatatan persediaan yang akurat oleh pengendali persediaan.
Pengontrolan secara
periodik memperhatikan kondisi persediaan
berdasarkan sistem dan kondisi fisik dengan cycle counting.
3. Sebaiknya perusahaan melakukan penggabungan material cat yang
memiliki nomor material berbeda namun jenisnya sama.
4. Perusahaan juga perlu melakukan kerja sama yang lebih baik lagi dengan Astra
Honda Motor untuk mendapatkan informasi order yang akan datang. Hal ini
bermaksud untuk meminimalisasi terjadinya fluktuasi permintaan.
5. Mengingat pola permintaan terhadap material cat sangat tergantung dari order
yang diterima perusahaan, dan permintaan tersebut tidak selalu konstan
setiap bulan atau sepanjang tahun, maka dalam aplikasinya, pengendalian
persediaan ini dilakukan dengan sistem persediaan dinamis Dinamic Inventory
System.
Penerapan sistem ini dimaksudkan agar dapat merespon
fluktuasi permintaan dari waktu ke waktu.
6. Dalam implementasi Dinamic Inventory System, khususnya dalam angka
minimum dan maksimum selanjutnya, diharapkan pihak manajemen juga
memperhatikan pola-pola permintaan yang mungkin saja akan berulang dari
tahun ke tahun.
Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai
kebijakan persediaan material cat plastic part Honda, terutama ketika proses produksi
plastic part ini telah berlangsung stabil. Sebab, hasil penelitian ini hanya
memberikan antisipasi awal terhadap kebijakan persediaan tersebut pada saat
proses produksi baru berjalan.
5. Daftar Pustaka
Ahyari, Agus, Manajemen Produksi
Pengendalian Produksi Buku 1 edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta, 1986.
Fogarty D. W, Blackstone J. H, Jr and Hoffmann T. R., Production and
Inventory Management, 2
nd
ed
Evaluasi Kebijakan Persediaan…………. Henmaidi 57