Redisain Gor Pajajaran sebagai sarana olahraga bagi atlet difabel : arsitektur ramah difabel
(2)
(3)
(4)
DATA PRIBADI
PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN NON FORMAL
Nama : Defi Andri
Tempat Tanggal Lahir : Lirik, 2 Maret 1990
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Golongan Darah : O
Alamat : Jl. Pelesiran No. 46A/56, RT:04/RW:06, Kel. Lebak
Siliwangi, Kec. Coblong, Bandung.
Telepon : 08562283773
Email : sekoetoe_27@yahoo.co.id
Pendidikan Nama Instansi Tahun Ajaran
Kuliah
Universitas Komputer Indonesia ( Jurusan Teknik Arsitektur )
Jl. Dipati Ukur, Bandung
2008- Sekarang
SMA/MA Ponpes Ma’had Al-Zaytun
Indramayu, Jawa Barat 2005-2008
SMP/MTS Ponpes Ma’had Al-Zaytun
Indramayu, Jawa Barat 2002-2005
SD
SD Negeri 001
Jl. Jend Sudirman, Kec. Air Molek, Kel. Pasir Penyu, Kab. INHU, RIAU
1996-2002
2005 – 2008 Pelatihan Komputer WS-SIGMA
2006 – 2007 Pelatihan Komputer AGICT
(5)
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KERJA
KEMAMPUAN
2011 - 2012 : Anggota HIMA Arsitektur UNIKOM Divisi Olahraga
2005 - 2008 : Anggota ESTD (Education, Science, and Technology Department) OPAZ (Organisasi Pelajar Al-Zaytun)
Ketua Divisi PR
2004 - 2007 : Anggota WS-SIGMA (Santri Gemar Matematika) Divisi Humas
2000 - 2002 : Pramuka SD Negeri 001
PROYEK TEAM WORK (GOLDEN SECTION)
Membuat Maket TA Mahasisiwa UNIKOM Membuat Maket TA Mahasisiwi ITENAS
1. Operasi Aplikasi Komputer • Microsoft Office • Microsoft Excel • Vector Works • Auto Cad
• Google Sketch Up • 3ds Max
• Adobe Photoshop • Ecotect Analysis
2. Berbahasa Asing • Bahasa Inggis • Bahasa Arab
(6)
Tema
ARSITEKTUR RAMAH DIFABEL
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER X TAHUN 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
Defi Andri
104 08 012
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
(7)
REDISAIN GOR PAJAJARAN SEBAGAI SARANA
OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
Defi Andri 104 08 012
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal : ………
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Sally Octaviana., S.T., M.T. NIP:
Dekan Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. NIP: 4127 70 013
Ketua Program Studi
Dr. Salmon P. Martana, S.T., M.T. NIP: 4127 70 12 001
(8)
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat- sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai hari akhir nanti.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan pengetahuan dan kemampuan di masa yang akan datang.
Penyelesain Laporan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada:
1. Dr. Salmon Priaji Martana, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UNIKOM yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan petuahnya.
2. Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T., selaku Dosen Koordinator Studio Tugas Akhir dan juga Dosen Wali, atas dorongan motivasi dan bantuannya.
3. Sally Octaviana, S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing dimana dengan penuh perhatian, kesabaran, dan ketelitian telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan selama proses tugas akhir berlangsung.
4. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu–ilmunya selama mengikuti jenjang perkuliahan.
5. Apa, Ama, Uda Rinal, Adek Arfan yang tercinta atas segala doa, kasih sayang, dukungan moril dan materil yang tak terhingga, serta kepercayaan yang telah diberikan.
6. Teman–teman seperjuangan Arsitektur Unikom Angkatan 2008 dan juga
teman-teman TA.
(9)
7. Rekan – rekan di kantor h+w Hegarbudi 2, Bang Hafiz Amirrol, Mba Wani, Iwan Setiawan, Eka Nurliyadin, Bang Rahmat, dan Bang Didin yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Terakhir, kepada Semua Atlet Difabel NPCI Bandung, ini buat usaha
mereka yang tidak pernah menyerah, terus berjuang demi meraih prestasi
tertinggi di bidang olahraga. nothing is impossible!
Harapan penulis kiranya laporan ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Bandung, September 2013
Penulis
(10)
ABSTRAK ... i
PRAKATA ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL & BAGAN ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.2.1 Maksud ... 2
1.2.2 Tujuan ... 2
1.3 Sasaran ... 2
1.4 Masalah Perancangan ... 3
1.5 Pendekatan... 3
1.6 Lingkup atau Batasan ... 4
1.7 Kerangka Berpikir ... 5
1.6 Sistematika Laporan ... 6
II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum... 7
2.2 Program Kegiatan ... 8
2.3 Kebutuhan Ruang ... 8
2.4 Studi Banding Proyek Sejenis ... 11
(11)
III. ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian ... 15
3.2 Interpretasi Tema ... 15
3.3 Studi Literatur ... 16
3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 18
VI. ANALISIS 4.1 Analisis Fungsional ... 21
4.1.1 Program Ruang ... 21
4.1.2 Analisis Kegiatan ... 23
4.1.3 Analisis Aktivitas Pengguna ... 23
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ... 24
4.2.1 Lokasi ... 24
4.2.2 Analisa Kebisingan dan Vegetasi ... 25
4.2.3 Analisa Lalu Lintas dan Sirkulasi ... 26
4.3 Kesimpulan ... 27
V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar ... 28
5.2 Rencana Tapak ... 28
5.2.1 Pemintakatan ... 28
5.2.2 Tata Letak ... 29
5.2.3 Gubahan Massa ... 30
(12)
5.2.4 Pencapaian ... 30
5.2.5 Sirkulasi ... 31
5.2.6 Parkir ... 32
5.2.7 Tata Hijau ... 33
5.3 Konsep Bangunan ... 34
5.3.1 Bentuk ... 34
5.3.2 Fungsi ... 35
5.3.3 Sirkulasi ... 35
5.3.4 Struktur dan Konstruksi ... 36
5.3.5 Bahan Material ... 37
5.3.6 Utilitas ... 37
5.3.7 Pencegahan Bahaya Kebakaran ... 38
5.3.8 Pentahapan Pembangunan ... 38
5.3.9 Penyelesaian Ruang Luar/Lansekap ... 38
VI. HASIL RANCANGAN 6.1 Peta Situasi... 39
6.2 Gambar - Gambar Perancangan ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 45
LAMPIRAN (FOTO-FOTO MAKET dan GAMBAR DESAIN) DEFI ANDRI – 104 08 012 vi
(13)
DAFTAR TABEL & BAGAN
Tabel 1 Program Ruang Fasilitas Utama (GOR Pertandingan) ... 19
Tabel 2 Program Ruang Fasilitas Pendukung (Hall Latihan) ... 19
Tabel 3 Program Ruang Fasilitas Servis ... 19
Tabel 4 Program Ruang Fasilitas Pengelola (Kator Administrasi) ... 20
Tabel 5 Program Ruang Fasilitas Hunian (Asrama & Kantin Atlet) ... 20
Tabel 6 Program Ruang Fasilitas Publik (Retail & Loket Tiket) ... 20
Bagan 1 Kerangka Berpikir ... 5
Bagan 2 Program Kegiatan ... 9
Bagan 3 Pola aktivitas atlet difabel ... 8
Bagan 4 Pola aktivitas pelatih ... 27
Bagan 5 Pola aktivitas pengurus/pengelola ... 27
Bagan 6 Pola aktivitas pengunjung ... 29
Bagan 7 Pencapaian Bangunan ... 29
Bagan 8 Penyaluran Air Bersih ... 37
Bagan 9 Penyaluran Air Kotor dan Limbah ... 38
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Foto Udara Tapak ... 7
Gambar 2 Foto Udara Tapak SOR Pajajaran ... 7
Gambar 3 GOR Pajajaran ... 11
Gambar 4 GOR Tri Lomba Juang ... 11
Gambar 5 GOR Sasakawa ... 12
Gambar 6 Lintasan Atletik ... 12
Gambar 7 Foto Udara Tapak SOR Lodaya ... 13
Gambar 8 Lapangan Baseball ... 14
Gambar 9 GOR Tembak ... 14
Gambar 10 Lapangan Sepak Bola ... 14
Gambar 11 Lapangan voli ... 14
Gambar 12 Studi Literatur ... 17
Gambar 13 Fasilitas yang terdapat di DCU (Dublin City University) ... 18
Gambar 14 Fasilitas yang terdapat di Barnes Building ... 19
Gambar 15 Fasilitas yang terdapat di Derby College Sport Centre ... 20
Gambar 16 Foto Udara Kawasan ... 24
Gambar 17 Suasana Jalan Pajajaran ... 25
Gambar 18 Vegetasi Eksisting pada Area Parkir ... 26
Gambar 19 Suasana Lalu Lintas Jalan Pajajaran ... 26
Gambar 20 Zoning Area ... 29
Gambar 21 Jalur Sirkulasi Pada Tapak ... 31
Gambar 22 Lokasi Parkir Pada Tapak ... 32
(15)
Gambar 23 Area Tata Hijau Pada Tapak ... 33
Gambar 24 Gubahan Massa Bangunan ... 34
Gambar 25 Jalur Pedestrian Khusus ... 35
Gambar 26 Isometri Struktur Atap Bangunan ... 36
Gambar 27 Peta Situasi ... 39
Gambar 28 Perspektif Mata Burung 1 ... 39
Gambar 29 Perspektif Mata Burung 2 ... 40
Gambar 30 Perspektif Mata Burung 3 ... 40
Gambar 31 Perspektif Suasana Asrama1 ... 41
Gambar 32 Perspektif Suasana Asrama2 ... 41
Gambar 33 Perspektif Suasana Kantor ... 41
Gambar 34 Perspektif Suasana Halte ... 42
Gambar 35 Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 1 ... 42
Gambar 36 Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 2 ... 42
Gambar 37 Perspektif Suasana Retail 1 ... 43
Gambar 38 Perspektif Suasana Retail 2 ... 43
Gambar 39 Perspektif Suasana Tribun Atletik ... 43
Gambar 40 Perspektif Suasana GOR Pertandingan ... 44
Gambar 41 Perspektif Suasana Interior GOR Pertandingan ... 44
Gambar 42 Perspektif Suasana Interior Hall Latihan ... 44
Gambar 43 Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan .... 45
Gambar 44 Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian ... 45
Gambar 45 Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga ... 45
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Difabel merupakan istilah yang dieja dalam bahasa Indonesia dari kata
diffable (people with different abilities). Masyarakat barat memberikan nama
kepada kaum difabel denga istilah disable (tidak mampu), tetapi ada juga yang
menyebut dengan istilah penyandang cacat. Namun istilah difabel memberikan perspektif yang lebih baik dibandingkan dengan istilah penyandang cacat yang seakan-akan mempersepsikan sesuatu yang “gagal” atau “abnormal”. Istilah difabel juga mencakup orang tua lanjut usia (lansia), wanita hamil, pengguna kursi roda, tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan kelompok lainnya yang memiliki kemampuan berbeda dengan msyarakat pada umumnya. Pada beberapa orang yang menjadi difabel ada yang sejak dari lahir namun ada juga yang menjadi difabel karena mengalami suatu peristiwa kecelakaan.
Kaum difabel mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, seperti : pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kemampuannya, dan juga hak–hak yang sama untuk menumbuh kembangkan bakat, keahlian mereka dalam bidang olahraga.
Indonesia telah menjadi tuan rumah pada 6th ASEAN ParaGames 2011 yang
diselenggarakan pada tanggal 12-20 Desember 2011, di Stadion Manahan, Solo. Pemerintah seharusnya semakin peduli terhadap keberadaan atlet-atlet difabel, tetapi kenyataannya masih kurang penyediaan fasilitas untuk aksesibilitas difabel pada bangunan publik khususnya pada sarana olahraga, kebanyakan dari sarana olahraga tidak didesain khusus bagi kaum difabel padahal sarana olahraga sangat penting perannya bagi atlet difabel sebagai tempat mereka berlatih.
Ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk mewujudkan fasilitas yang memenuhi persyaratan bagi pengguna difabel, salah satunya kendalanya adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dari pemilik atau pengelola bangunan gedung mengenai acuan aksesibilitas serta pemahaman terhadap kaum difabel,
(17)
selain itu juga belum terjalinnya kerjasama antara pemerintah dengan mereka yang terkait dengan penyediaan fasiltas publik bagi aksesibilitas difabel.
Berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan keinginan untuk menyediakan sarana olahraga yang khusus bagi atlet difabel yang nantinya dapat lebih memandirikan dan memudahkan mereka dalam berolahraga.
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud
Proses perancangan ini, bermaksud untuk mewadahi kebutuhan khusus berupa sarana olahraga bagi atlet difabel, dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang mengacu pada pemanfaatan elemen-elemen arsitektural terhadap perilaku dan keterbatasan atlit difabel.
1.2.2 Tujuan
• Mendirikan serta membangun sarana olahraga yang aman dan
nyaman bagi atlet difabel.
• Memberikan sarana khusus yang dapat memfasilitasi para atlet difabel
dalam berolahraga.
• Menciptakan sarana olahraga khusus yang melatih mereka supaya
menjadi lebih mandiri dan aktif menggunakan indera lain yang mereka miliki melalui bantuan elemen-elemen arsitektural yang ada pada sarana olahraga.
1.3 Sasaran
Sasaran dan lingkup sarana olahraga ini adalah :
• Atlet difabel dengan klasifikasi : A. Tuna daksa
B. Tuna netra
(18)
1.4 Masalah Perancangan 1.4.1 Masalah Umum
• Bagaimana menciptakan kawasan sarana olahraga yang aman,
nyaman dan mudah diakses oleh atlet difabel? 1.4.2 Masalah Perancangan
• Bentuk sarana olahraga yang bagaimanakah yang dapat digunakan
oleh atlet difabel dengan keterbatasan mereka?
• Bentuk penataan massa bangunan yang bagaimanakah yang
sesuai sebagai sarana olahraga bagi atlet difabel?
• Jenis olahraga apa sajakah yang perlu disediakan pada sarana
olahraga bagi atlet difabel?
• Ruang-ruang yang bagaimanakah yang dapat memberikan
kenyamanan dan kemudahan aksebilitas bagi atlet difabel?
• Fasilitas penunjang apa sajakah yang perlukan disediakan untuk
memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi atlet difabel?
1.5 Pendekatan
• Studi lapangan terhadap lahan proyek yang mencakup kondisi sekitar
lahan, studi lingkungan fisik, bangunan dan suasana yang ada disekitar lahan.
• Studi literatur tentang klasifikasi atlet difabel.
• Studi literatur mengenai sarana olahraga bagi atlet difabel.
• Pengumpulan syarat-syarat dasar bangunan bagi bangunan dengan
pengguna berkebutuhan khusus.
• Mencari, mengamati, serta menganalisa variable-variabel dari studi
tentang keterbatasan pengguna yang akan mempengaruhi
perencanaan dan perancangan bangunan sarana olahraga khusus ini, meliputi perilaku dan karakterirstik atlet difabel dan lingkungan eksisitingnya.
• Studi lapangan terhadap sarana olahraga yang ada di Bandung.
• Pengumpulan data, yang dilakukan dengan beberapa cara, seperti
berikut :
(19)
a) Mengelompokan variable-variabel
Mengelompokan variable-variabel, seperti perilaku dan kegiatan pengguna sarana olahraga, seperti atlet difabel, pelatih dan pengelola. Dan apa saja yang menjadi kebutuhan dari para pengguna tersebut.
b) Proses analisis
Dengan menganalisis hasil survey lapangan. Studi literatur, dan studi banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan proses perancangan.
c) Proses desain
Merupakan pencabaran dari semua proses di atas secara visual dan grafis ke dalam bentuk gambar sketsa yang di terapkan pada desain bangunan yang aman dan nyaman sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan khusus dari atlet difabel.
1.6 Lingkup atau Batas
Adapun lingkup perancangan Sarana Olahraga bagi Atlet Difabel ini adalah : 1. Membuat kawasan sarana olahraga bagi atlet difabel.
2. Hubungan antara fungsi utama olahraga dan fasilitas penunjang.
3. Pembagian zona dan peruntukan fasilitas olahraga bagi pengguna difabel dan bagi pengguna normal.
4. Merencanakan elemen-elemen arsitektural sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan aksebilitas atlet difabel.
(20)
1.7 Kerangka Berpikir
Kasus / Judul
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDI LITERATUR Difabel dan Arsitektur
Universal Design KRITERIA-KRITERIA Standar-standar sarana olahraga Program ruang STUDI EMPIRIS Pengamatan langsung wawancara Studi Banding Studi Lapangan PERMASAAHAN ANALISIS
KONSEP TEMA
SKEMATIK RANCANGAN
HASIL RANCANGAN
Bagan 1 : Kerangka Berpikir
(21)
1.8 Sistematika Laporan
Sebagai penjelasan strukturisasi, penulis dalam membuat laporan terlrbih dahulu membuat sistematika pembahasan, sebagai berikut.
BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab I, memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, masalah umum, masalah perancangan, pendekatan desain, lingkup dan batasan, kerangka berpikir dalam perancangan Sarana Olahraga bagi Atlet Difabel serta sistematika dari laporan tugas akhir.
BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS
Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program kegiatan, kebutuhan ruang, dan studi banding terhadap proyek sejenis. BAB III. ELABORASI TEMA
Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya (interpretasi tema), serta studi banding terhadap kasus yang sejenis.
BAB IV. ANALISIS
Pada Bab IV, memuat tentang analisis fungsi bangunan dan analisis terhadap kondisi lingkungan.
BAB V. KONSEP RANCANGAN
Pada Bab V, memuat proses perencanaan dan perancangan bangunan mulai dari konsep dasar, rencana tapak, rencana fungsi bangunan utama dan fungsi bangunan pendukung serta penyelesaian ruang luar dan sisitem utilitasnya baik bangunan maupun tapaknya.
BAB VI. HASIL RANCANGAN
Pada Bab VI ini memuat produk-produk hasil perancangan (desain) Sarana Olahraga bagi Atlet Difabel, seperti denah, tampak, potongan, site plan, blok plan, bentukan 3D massa dan tapak bangunan, 3D perspektif suasana baik interior maupun eksterior bangunan.
(22)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Data Umum
a) Lokasi : Jalan Pajajaran No. 37, Bandung
b) Luas Lahan : 3,3 Ha
c) Peraturan GSB : 10 m
d) Peraturan KDB : 50 %
e) Peraturan KLB : 1.0
f) Pemilik : Pemerintah (KONI)
g) Sumber Dana : Pemerintah (KONI)
Organisasi yang menaungi atlet difabel yaitu NPCI (National Paralympic
Commite of Indonesia) sudah lama berdiri di GOR Pajajaran dan organisasi ini menjadi tempat berkumpulnya komunitas atlet difabel khususnya di kota
Bandung, akan tetapi fasiltas yang ada di GOR Pajajaran ini sama sekali tidak diperuntukkan untuk mereka para kaum difabel. Selain dari itu GOR pajajaran ini berseberangan dengan Panti Sosial Bina Netra Wiyataguna bagi penyandang tuna netra. Maka dipilihlah lokasi ini sebagai lahan untuk tugas akhir karena faktor – faktor tersebut.
Gambar 1 : Foto Udara Tapak Sumber: www.google.com
(23)
2.2 Program Kegiatan
2.3 Kebutuhan Ruang • Pola aktivitas
Sarana
Olahraga
bagi Atlet
Difabel
Kegiatan Berlatih Atlet
Menyediakan fasilitas berupa GOR khusus untuk berlatih para atlet difabel.
Kegiatan Bertanding Atlet
Menyediakan fasilitas berupa GOR khusus untuk bertanding para atlet difabel, GOR ini juga dapat digunakan oleh pengguna masyarakat umum.
Kegiatan Berolahraga Masyarakat Umum
Sarana olahraga ini juga diperuntukan untuk masyarakat umum yang ingin menggunakan fasilitas olahraga.
Kegiatan Menghuni Asrama
Mewadahi kegiatan menghuni asrama, bagi seluruh atlet difabel, baik perempuan maupun laki-laki.
Bagan 2 : Program Kegiatan
Bagan 3 : Pola aktivitas atlet difabel
(24)
Bagan 4 : Pola aktivitas pelatih
Bagan 5 : Pola aktivitas pengurus/pengelola
Bagan 6 : Pola aktivitas pengunjung
(25)
A. Sarana Olahraga 1. GOR Pertandingan 2. GOR Latihan 3. Hall Fitnes
4. Trak Lintasan Atletik 5. Gymnasium
B. Sarana Pendukung 1. Asrama Atlet
2. Kantor NPCI Jawa Barat dan NPCI Bandung 3. Kantor Pengurus Cabang Olahraga
4. Tribun Penonton 5. Retail
6. Mushala 7. Toilet Umum
8. Parkir Kendaraan Umum
9. Parkir Kendaraan Khusus Difabel
(26)
2.4 Studi Banding Fungsi Sejenis 2.4.1 SOR Pajajaran
• Fasilitas
1. GOR Pajajaran
2. GOR Sasakawa
3. GOR Tri Lomba Juang
4. Hall Catur dan Silat
5. Hall Gulat dan Fitnes
6. Kolam Renang (Sedang Masa Konstruksi)
7. Wisma Atlet
8. Trak Lintasan Atletik
9. Tribun Penonton
10. Retail
11. MushalaToilet Umum
12. Parkir Kendaraan
Gambar 2 : Foto Udara Tapak SOR Pajajaran Sumber: www.google.com
(27)
Gambar 3 : GOR Pajajaran
Sumber: Pribadi Gambar 4 : GOR Tri Lomba Juang Sumber: Pribadi
Gambar 6 : Lintasan Atletik Sumber: Pribadi Gambar 5 : GOR Sasakawa
Sumber: Pribadi
(28)
2.4.2 SOR Lodaya
• Fasilitas
1. Lapangan Sepak Bola 2. Lapangan BaseBall 3. Lapangan Voli 4. GOR Tembak
5. Kantor Cabang Olahraga 6. Tribun Penonton
7. Retail 8. Mushala 9. Toilet Umum 10. Parkir Kendaraan
Gambar 7 : Foto Udara Tapak SOR Lodaya Sumber: www.google.com
(29)
Gambar 8 : Lapangan Baseball Sumber: Pribadi
Gambar 9 : GOR Tembak Sumber: Pribadi
Gambar 11 Lapangan Voli Sumber: Pribadi Gambar 10 : GOR Sepak Bola
Sumber: Pribadi
(30)
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian
Tema yang diambil yaitu “Arsitektur Ramah Difabel”.
Sesuai dengan tema di atas, Sarana olahraga ini haruslah menggunakan prinsip-prinsip perancangan yang ramah terhadap pengguna difabel dengan menggunakan standar-standar “Universal Design” dalam proses perancangan.
Sarana olahraga ini juga menggunakan penanda bagi atlet difabel yang dihadirkan secara arsitektural. Penanda dibuat berdasarkan pemanfaatan indera lain yang berfungsi baik bagi atlet difabel, yang kemudian diterjemahkan secara arsitektural, sehingga lebih memudahkan mereka dalam penggunaan fasilitas dan menumbuhkan kemandirian dalam beraktivitas dan berolahraga.
3.2 Interpretasi Tema
Beberapa cara aplikasi alat bantu penanda pada elemen arsitektural ialah dengan :
1. Membuat tekstur
Dapat dilakukan pada lantai maupun dinding sebagai pemanfaatan dari indera peraba yang dimiliki, mulai dari halus – sedang – sampai kasar. 2. Membedakan material bahan lantai
Dapat dilakukan dengan memakai perbedaan material bahan pada lantai seperti perbedaan lantai koridor yang menggunakan keramik dan lantai gedung olahraga yang menggunakan papan, sebagai pemanfaatan indera pendengaran, dengan mendengar suara pijakan.
3. Membedakan material bahan dinding
Dapat dilakukan dengan penggunaan material bahan pada dinding seperti pada ruang kelas digunakan material gypsum pada dinding dan pada dinding ruang laboraturium digunakan material kaca, sebagai
pemanfaatan indera peraba dan pendengaran (suara sentuhan). Menciptakan dan Memanfaatkan Suara (Indoor dan Outdoor) 4. Pemanfaatan Warna
Penggunaan warna - warna terang pada bagian step tangga sangat
(31)
membantu pengguna difabel khususnya bagi tuna netra yang mengalami buta tidak total sehingga mereka dapat melihat berbedadag step tangga tersebut yang diwakili dari penggunaan perbedaan pada warna.
5. Memberikan tanda – tanda dengan huruf braile
tanda – tanda ini dapat di aplikasikan pada setiap ruangan yang ada di dalam bangunan khususnya pada fasilitas – fasilitas umum seperti toilet, lift dan tangga.
3.3 Studi Literatur
Studi literature menggunakan prinsip – prinsip Universal Design
(32)
Gambar 12 : Studi Literatur Sumber: Universal Design
(33)
3.4 Studi Banding Tema Sejenis
A. DCU (Dublin City University) Fungsi : Sport Centre
Lokasi : Dublin, Irlandia
Gambar 13 : Fasilitas yang terdapat di DCU (Dublin City University) Sumber: Google.com
(34)
B. Barnes Building
Fungsi : Sport and Exercise Zone
Lokasi : Glasgow, Scotland, UK
Gambar 14 : Fasilitas yang terdapat di Barnes Building Sumber: Google.com
(35)
C. Derby College Sports Centre Fungsi : Sport Centre
Lokasi : Derby, England
Gambar 15 : Fasilitas yang terdapat di Derby College Sport Centre Sumber : Google.com
(36)
BAB IV
ANALISIS
1.1 Analisis Fungsional 1.1.1 Program Ruang
Tabel 1 : Program Ruang Fasilitas Utama (GOR Pajajaran)
Tabel 2 : Program Ruang Fasilitas Pendukung (Hal Latihan)
Tabel 3 : Program Ruang Fasilitas Servis
(37)
Tabel 4 : Program Ruang Fasilitas Pengelola (Kantor Administrasi)
Tabel 5 : Program Ruang Fasilitas Hunian (Asrama & Kantin Atlet)
Tabel 6 : Program Ruang Fasilitas Publik (Retail & Loket Tiket)
(38)
1.1.2 Analisis Kegiatan
Program kegiatan yang diwadahi pada perancangan Sarana Olahraga bagi Atlet Difabel ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Berlatih dan Bertanding Cabang olahraga
Selain terbagi menurut cabang olahraga yang dilombakan, Kegiatan ini juga terbagi menurut lokasi tempat berlatih, ada yang di dalam ruangan dan ada yang di luar ruangan.
2. Kegiatan Menghuni Asrama
Kegiatan menghuni asrama antara lain kegiatan Istirahat tidur, makan bersama di kantin atlet, menggunakan kamar mandi, berbincang - bincang. Dalam pelaksanaannya, kegiatan atlet pria dan wanita berada pada satu bangunan asrama yang sama terpisah oleh jalur sirkulasi tangga dan lift yang ada di tengan bangunan, kegiatan makan disatukan di satu bangunan berupa kantin atlet yang berdekatan dengan asrama atlet.
3. Kegiatan melatih dan mengelola organisasi. 4. Kegiatan berobat di klinik
Kegiatan berobat meliputi: berobat ke dokter umum, berobat ke fisioterapi memulihkan kondisi cedera akibat olahraga.
1.1.3 Analisis Aktivitas Pengguna
Kategori Pengguna Berdasarkan program kegiatannya ialah sebagai berikut :
1. Atlet Difabel
Atlet dengan kebutuhan khusus dikarenakan tidak berfungsinya salah satu organ tubuh, kegiatan mereka hampir sama dengan atlet pada umumnya
Pemanasan sebelum olahraga
Latihan pada masing - masing cabang olahraga
Pertandingan pada masing - masing cabang olahraga
Istirahat dan makan di kantin atlel
Menghuni asrama atlet
Bercengkrama dengan atlet – atlet difabel lainnya
(39)
2. Masyarakat umum
Adapun kegiatan yang dilakukan masyarakat umum
• Menggunakan fasilitas olahraga
• Menonton pertandingan olahraga
• Berbelanja di retail olahraga atau retail makanan
3. Staf pelatih dan pengelola
1.2 Analisis kondisi Lingkungan 1.2.1 Lokasi
Lokasi berada di jalan pajajaran yang merupakan salah satu jalan utama di kota Bandung dengan intensitas kendaraan yang cukup tinggi, di sepanjang jalan ini di penuhi dengan ruko – ruko dan pemukiman
penduduk di lapis kedua setelah ruko – ruko. Selain itu juga terdapat aktivitas pendidikan dengan adanya akademi dan sekolah yang juga menimbulkan kepadatan aktivitas kendaraaan.
Pemilihan lokasi di karena faktor – faktor yang sudah di jelaskan sebelumnnya di Bab 2, lahan eksistingnya adalah GOR pajajaran yang didesain ulang agar memenuhi kriteria desain bagi pengguna difabel.
1.2.2 Analisis Kebisingan dan Vegetasi
Letaknya yang berseberangan langsung dengan jalan Pajajaran yang terdapat 4 jalur kendaraan dan dengan bentuk jalannya yang lurus sampai ke perempatan membuat pengguna kendaraaan sering memacu kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi sehingga menimbulkan
Gambar 16 : Foto udara kawasan Sumber : Google.com
(40)
kebisingan yang cukup tinggi dan rawa akan kecelakaan pagi pejalan kaki yang akan meyeberang jalan.
Vegetasi eksisting yang ada pada lahan berada di area parkir mobil, vegetasi ini berfungsi sebagai pohon peneduh. Pohon-pohon tersebut akan tetap dipertahankan dan ada kemungkinan ditambah baik dari segi jumlah maupun jenisnya.
Gambar 17 : Suasana Jalan Pajajaran Sumber: Data Pribadi
Gambar 18 : Vegetasi eksisting pada area parkir mobil Sumber: Data Pribadi
(41)
1.2.3 Analisis Lalu Lintas dan Sirkulasi
Jalan Pajajaran yang hanya memiliki satu arah dengan 4 jalur kendaraan dengan lebar jalan ± 14 meter, jalan ini sangat padat akan aktivitas kendaraan bermotor. Sering juga terjadi kemacetan dikarenakan pengguna mobil pribadi yang parkir sembarangan di bahu jalan dan juga angkutan umum yang sembarangan menurunkan penumpang bukan di halte yang telah disediakan. Oleh karena itu, perancang harus
mempertimbangkan aspek aksesibilitas di sekitas tapak dengan membedakan jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki, khususnya para kaum difabel yang merupakan pengguna utama bangunan yang akan dirancang nantinya.
Potensi akses pintu masuk utama dirancang pada bagian depan tapak yang langsung berhubungan dengan Jalan Pajajaran, sedangkan pintu masuk atau keluar kedua yang khusus diperuntukkan bagi servis dan
loading barang diarahkan ke Jalan Mohammad Yunus.
Gambar 19 : Suasana lalu lintas Jalan Pajajaran
Sumber: Data Pribadi
(42)
1.3 Kesimpulan
Permasalahan dan potensi pada lahan yang akan dirancang sangat kompleks, terdapat beberapa perhatian dalam tahap perancangan yaitu keselamatan, aksesibilitas, mobilitas, dan orientasi bagi pengguna yaitu kaum difabel.
Kaum difabel tidak terdapat ketidak sempurnaan pada beberapa organ tubuh, maka mereka menggunakan alat bantu dapat berupa tongkat penuntun sebagai mata mereka atau menggunakan kursi roda. Untuk itu, analisa orientasi sangat membantu dalam hal aksesibilitas bagi kaum difabel dari luar tapak untuk mencapai kedalam tapak dan juga ke dalam ruang yang ada di dalam bangunan. Penempatan blok massa di area lokasi kadangkala bisa membingungkan bagi kaum difabel, mereka akan terpecah konsentrasinya apabila menemui beberapa titik sirkulasi yang bercabang. Oleh karena itu, haruslah dibuat akses dan sirkulasi serta penempatan massa bangunan yang tidak rumit dalam hal pencapaiannya.
(43)
BAB VI
HASIL RANCANGAN
6.1 Peta Situasi
6.2 Gambar – Gambar Perancangan
Gambar 27 : Peta situasi Sumber: Google.com
Gambar 28 : Perspektif mata burung 1 Sumber: Data Pribadi
(44)
Gambar 29 : Perspektif mata burung 2 Sumber: Data Pribadi
Gambar 30 : Perspektif mata burung 3 Sumber: Data Pribadi
(45)
Gambar 31 : Perspektif Suasana Asrama1 Sumber: Data Pribadi
Gambar 32 : Perspektif Suasana Asrama2 Sumber: Data Pribadi
Gambar 33 : Perspektif Suasana Kantor Sumber: Data Pribadi
(46)
Gambar 34 : Perspektif Suasana Halte Sumber: Data Pribadi
Gambar 35 : Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 1
Sumber: Data Pribadi
Gambar 36 : Perspektif Suasana Jembatan Penyeberangan 2
Sumber: Data Pribadi
(47)
Gambar 37 : Perspektif Suasana Retail1 Sumber: Data Pribadi
Gambar 38 : Perspektif Suasana Retail2 Sumber: Data Pribadi
Gambar 39 : Perspektif Suasana Tribun Atletik Sumber: Data Pribadi
(48)
Gambar 40 : Perspektif Suasana GOR Pertandingan Sumber: Data Pribadi
Gambar 41 : Perspektif Suasana Interior GOR Pertandingan Sumber: Data Pribadi
Gambar 42 : Perspektif Suasana Interior Hall Latihan Sumber: Data Pribadi
(49)
Gambar Illustrasi Penanda Arsitektural
BAB VI
HASIL RANCANGAN
Gambar 43 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan
Gambar 44 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian
Gambar 45 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga
(50)
6.3 Peta Situasi
6.4 Gambar – Gambar Perancangan
Gambar 27 : Peta situasi Sumber: Google.com
Gambar 28 : Perspektif mata burung 1 Sumber: Data Pribadi
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
Gambar Illustrasi Penanda Arsitektural
(56)
Gambar 43 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan
Gambar 44 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian
Gambar 45 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga
(1)
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDIO TUGAS AKHIRDOSEN PEMBIMBING : SALLY OCTAVIANA., S.T., M.T.
(2)
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDIO TUGAS AKHIRDOSEN PEMBIMBING : SALLY OCTAVIANA., S.T., M.T.
(3)
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDIO TUGAS AKHIRDOSEN PEMBIMBING : SALLY OCTAVIANA., S.T., M.T.
(4)
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDIO TUGAS AKHIRDOSEN PEMBIMBING : SALLY OCTAVIANA., S.T., M.T.
(5)
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDIO TUGAS AKHIRDOSEN PEMBIMBING : SALLY OCTAVIANA., S.T., M.T.
Gambar Illustrasi Penanda Arsitektural
(6)
SARANA OLAHRAGA BAGI ATLET DIFABEL
STUDIO TUGAS AKHIRDOSEN PEMBIMBING : SALLY OCTAVIANA., S.T., M.T.
Gambar 43 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jembatan Penyeberangan
Gambar 44 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalur Pedestrian
Gambar 45 : Illustrasi Penanda Arsitektural pada Jalan di Dalam Kawasan Komplek Sarana Olahraga