Bandung Badminton Center (Redisain Gor Koni Kota Bandung) Tema : Form Follow Function
(Redisain Gor Koni Kota Bandung)
Tema:
FORM FOLLOW FUNCTION
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN 2013/2014
Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh
:SANDI MAULANA
1 04 08 016
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA TAHUN 2013/2014
(2)
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Hal
ABTRAKSI i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR BAGAN x
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Maksud dan Tujuan 2
I.1.1 Maksud 2
I.1.2 Tujuan 2
I.3 Permasalahan Perancangan 2
I.4 Pendekatan 3
I.5 Lingkup dan Batasan 3
I.6 Kerangka Berfikir 4
I.7 Sistematikan Penulisan 5
BAB II DESKRIPSI PROYEK 6
II.1 Umum 6
II.2 Lokasi 6
II.3 Pengertian 7
II.4 Pola Kegiatan 7
II.4.1 Pengunjung 7
II.4.2 Pengelola 8
II.4.3 Kegiatan 8
II.5 Studi Literatur dan Studi Banding 8
II.5.1 Studi Literatur 8
II.5.2 Studi Banding 18
BAB III ELABORASI TEMA 22
III.1 Pengertian 22
III.2 Iterpretasi Tema 23
III.3 Penerapan Tema Sejenis 23
BAB IV ANALISIS 26
IV.1 Analsis Tapak 26
IV.1.1 Lokasi 26
(3)
IV.2.1 Analisis Sirkulasi 29
IV.2.2 Analisis Vegetasi 30
IV.2.3 Analisis Cahaya Matahari 31
IV.2.4 Analisis Utilitas Pada Kawasan 32
IV.3 Analisis Fungsi 33
IV.3.1 Aktivitas 33
IV.3.2 Organisasi Ruang 34
IV.4 Analsis Kapasitas 36
IV.4.1 Pengunjung 36
IV.4.2 Parkir 36
IV.5 Program Kebutuhan Ruang 39
IV.5.1 Gedung Utama 39
IV.5.2 Gedung Pendukung 43
BAB V KONSEP PERANCANGAN 47
V.1 Konsep Dasar 47
V.2 Konsep Perancangan Tapak 48
V.3 Konsep Perancangan Bangunan 51
V.4 Konsep Zoning Dalam Bangunan 52
V.5 Konsep Massa Bangunan 53
V.6 Konsep Sistem Struktur 53
BAB VI HASIL PERANCANGAN 55
V.1 Blok Plan 55
V.2 Ground Plan 55
V.3 Denah Lantai 1 56
V.4 Denah Lantai 2 57
V.5 Denah Lantai 3 57
V.6 Denah Lantai 4 58
V.7 Denah Basement 58
V.8 Tampak 2 Sisi 59
V.9 Potongan A-A dan B-B 59
V.10 Detail Struktur Pondasi dan Pembalokan 60
V.11 Detail Struktur Rangka Atap 60
V.12 Detail Penerapan AC 61
V.13 Detail Utilitas Air 61
V.14 Gambar tiga Dimensi 62
DAFTAR PUSTAKA 66
LAMPIRAN I Berisi Gambar-Gambar Perancangan Format A3 67
(4)
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Republik Indonesia. 1994. Standar Nasional Indonesia Tata Cara
Perencanaan Teknik Gedung Olahraga. Bandung: Badan Standardisasi
Nasional.
Republik Indonesia. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung: Dinas Tata Ruang Kota Bandung.
Ernst Neufert. Data Arsitek. Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga, 1996
Adri Adi. 2013. Form Follow Function Structure of Final Wooden House
Design,
http://www.adri1618.com/2013/11/form-follow-function-structure-of-final.html. (diakses tanggal 13 Februari 2014) Jefi. 2013. Kritik Arsitektur,
http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html (diakses tanggal 13 Februari 2014)
Yuswadi Saliya, 1999. Bentuk-bentuk Geometris yang sederhana,
Topografi Tapak dan Teori Arsitektur Modern.
http://arsitek-ind.blogspot.com/2012/11/yuswadi-saliya.html. (diakses tanggal 13 Februari 2014)
Helmi, F. 2009. Laporan perancangan tga 490 – studio tugas akhir.
Program Studi Teknik Arsitektur: Badminton Training Centre (High Tech).
Tesis tidak diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara. www.pbdjarum.com
http://www.taufikhidayatarena.com www.pbdjarum.org
(5)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studio Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Studio Tugas Akhir untuk program Strata-I pada UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA. Laporan ini disusun berdasarkan hasil proses kerja selama berada di Studio Tugas Akhir, Laporan yang akan penulis sajikan memiliki judul “BANDUNG BADMINTON CENTER”.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangannya. Hal ini dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas dan adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penulisan laporan. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kesulitan dan kekurangan tersebut agar penyajian tugas akhir ini dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Besar harapan adanya kritik dan saran dari pihak yang bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga yang tidak pernah lelah memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan dan do’a serta nasehatnya untuk keberhasilan penulis.
2. Bapak Dosen Pembimbing DR. ANDI HARAPAN yang tanpa lelah membimbing penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
3. Seluruh Dosen UNIKOM, terutama Dosen Program Teknik Arsitektur.
4. Rekan-rekan mahasiswa UNIKOM khususnya anak-anak Arsitek angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material
(6)
iii Sandi Maulana - 1 04 08 016
memberikan bantuan baik berupa saran maupun petunjuk dalam penyusunan laporan kerja praktik ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, diterima oleh Allah SWT. Dan penulis selalu siap memnerima kritikan dan saran yang membangun sebagai masukan untuk penyempurnaan penyusunan laporan studio tugas akhir ini serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Bandung, Februari 2014
(7)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Olahraga bulu tangkis atau sering disebut dengan badminton merupakan salah satu olahraga yang digemari masyarakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat akan olahraga bulu tangkis ini sangatlah besar untuk mengharumkan nama bangsa di dunia olahraga, sekaligus sebagai pembangkit rasa nasionalisme pada masyarakat. Pamor olahraga bulu tangkis di dunia memacu bibit-bibit baru untuk berprestasi dalam dunia olah raga ini. Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia.
Hal tersebut tentunya harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan fasilitas demi keberlangsungan prestasi anak-anak bangsa. Di Kota Bandung saat ini belum tersedia fasilitas untuk menunjang prestasi tersebut, karena pamor olahraga ini masih di bawah olahraga sepak bola. Salah satu fasilitas yang harus dipenuhi adalah menciptakan sarana pendidikan khusus untuk bulu tangkis. Sarana pendidikan ini bertujuan untuk membina atlet-atlet lokal untuk berprestasi dalam dunia bulu tangkis ini.
Saat ini Kota Bandung hanya memiliki satu gedung khusus untuk bulu tangkis yang dikelola oleh KONI Kota Bandung. Gedung tersebut juga sangat kurang memadai dalam penyediaan fasilitas. Karena keterbatasan biaya dan lahan. Hal tersebut tentunya sangatlah kurang untuk mendukung penciptaan bibit-bibit berprestasi dalam dunia olahraga ini. Maka dari itu sangatlah penting untuk mengembangkan atau mendesain ulang gedung ini supaya memiliki fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga ini.
Untuk mendukung hal tersebut perlu diciptakan sebuah solusi untuk pengembangan gedung yang ada, yaitu dengan memperluas lahan dan melengkapi fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga ini. Lahan yang diperlukan untuk Gedung Olahraga Tipe B adalah ± 2,5 Ha yang dapat menampung ± 2000 penonton, sedangkan lahan yang sekarang hanyalah seluas
(8)
I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud
Untuk menciptakan fasilitas seperti pelatihan dan asrama kepada para peminat dan calon-calon atlet bulu tangkis yang ada di Bandung khususnya atau dari luar Kota Bandung.
Menambah fasilitas publik yang ada di Kota Bandung serta membantu para peminat bulu tangkis dalam menyalurkan bakatnya.
Menciptakan gubahan massa sesuai dari tema yang diambil serta memanfaatkan ruangan-ruangan semaksimal mungkin.
I.2.2 Tujuan
Menciptakan sebuah kawasan olahraga khusus bulu tangkis serta fasilitas bagi para komunitas olahraga bulu tangkis.
Menyediakan sarana pendidikan seperti kelas khusus dan tempat tinggal sementara seperti asrama dan fasilitas lainnya bagi para peminat yang berasal dari luar Kota Bandung.
Menaikkan image Kota Bandung menjadi kota yang memperhatikan kebutuhan masyarakatnya akan olahraga bulu tangkis di mata dunia.
I.3 Permasalahan Perancangan
Permasalahan yang ada pada perancangan adalah sebagai berikut:
Pencapain pada site yang cukup sulit karena site berada di jalan satu arah.
Lahan yang ada sebelumnya sangat kurang untuk merancang gedung olahraga dengan skala besar.
Sampai saat ini masih sedikit sekali perancangan atau gedung yang mengkhususkan cabang bulu tangkis di Indonesia sehingga cukup sulit mendapatkan perbandingan.
Bagaimana merancang sebuah desain gedung bulu tangkis yang memiliki sirkulasi alami yang tidak mengganggu Shutlecock yang sangat sensitif bila terkena angin.
(9)
Bagaimana merancang gedung yang harus mendapatkan pencahayaan alami yang tidak mengganggu pandangan pemain disaat bertanding.
I.4 Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan untuk perancangan ini adalah sebagai berikut: Studi pustaka dan literatur yang memiliki keterkaitan dengan
merancang gedung olah raga bulu tangkis.
Studi banding untuk proyek-proyek sejenis diambil secara langsung maupun melalui media cetak, elektronik dan internet.
Studi lapangan untuk mempelajari lahan yang akan dibangun untuk gedung olahraga ini.
Standar perancangan gedung olahraga yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
I.5 Lingkup dan Batasan
Perancangan ini termasuk dalam kategori Single Building sehingga lingkup batasan perancangan ini adalah perancangan sebuah gedung olahraga moderen, dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan standar Internasional sehingga gedung ini kelak dapat digunakan untuk pertandingan skala kecil maupun internasional.
Untuk perancangan fasilitas-fasilitas pendukungnya akan ditambahkan dalam perancangan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan semaksimal mungkin, sehingga tidak akan tercipta ruang negatif.
(10)
Bagan I.1 Kerangka Berfikir Sumber : SNI 03-3647-1994
I.6 Kerangka Berfikir
Judul
Bandung Badminton Center
Tema Form Follow Fuction Maksud & Tujuan
Rumusan Masalah
Rumusan Data Peraturan
Standar
Survey Lapangan
Studi Literatur Studi Banding
Analisis
Masalah
Konsep
Perancangan
Desain Akhir
Produk Akhir
Gambar Laporan Akhir
Maket Potensi
(11)
I.7 Sistematika Penulisan
Sistematika laporan ini akan disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan latar belakang, maksud tujuan, permasalahan, pedekatan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir dan sistem penulisan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Bab ini mencakup tinjauan proyek secara umum, pngertian proyek, program kegiatan, kebutuhan ruang yang dibutuhkan serta studi banding dan literatur proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi pengertian tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISIS
Berisi analisis fungsional, mencakup pola hubungan ruang, pemintakatan serta hubungan kedekatan ruang dan analisis kondisi lingkungan mencakup lokasi, potensi lahan, bangunan sekitar, serta analisis tapak.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian.
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
(12)
(13)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Umum
Nama Proyek : BANDUNG BADMINTON CENTER Tema : Form Follow Function
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pemerintah Pemilik Dana : Pemerintah
Lokasi : Jalan Jakarta No.18 Bandung Luas Lahan : ± 2,5 Ha
KDB : 70 %
KLB : 2,1 (Luas lantai Maksimal 2.500 m²)
GSB : Minimal15 meter digunakan untuk RTNH (Plaza) atau Parkir Batas Lahan Perancangan
Sebelah Utara : Jalan Jakarta Sebelah Timur : Kompleks ABRI
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk Sebelah Barat : Jalan Jakarta Dalam
II.2 Lokasi
Tapak berlokasi di Kelurahan Kaca Piring, Kecamatan Sumur Bandung yang merupakan area perdagangan dan jasa sesuai dengan peruntukan RTRW 2013-2031.
Lokasi ini dipilih agar gedung olahraga yang sebelumnya kurang memadai untuk standar bangunan olah raga menjadi lebih maksimal dan memiliki standar gedung olahraga skala nasional dan internasional
.
(14)
Gambar II.1 Lokasi Site Sumber : Google Earth
II.3 Pengertian
Badminton : Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan kok yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan
”(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990)”. Center : Pusat.
Bandung Badminton Center merupakan sebuah sarana dan gelanggang olahraga khusus untuk olahraga badminton yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pelatihan serta pertandingan-pertandingan skala kecil sampai skala besar. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung olahraga ini serta mengacu pada standar nasional perancangan sebuah gedung olahraga.
II.4. Pola Kegiatan
Pelaku kegiatan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:
II.4.1 Pengunjung
Pengunjung terbagi dalam beberapa kelompok seperti:
Anak-anak yang berlatih maupun yang menonton pertandingan. Remaja baik yang bermain, berlatih dan menonton pertandingan.
(15)
Dewasa baik dari atlet, staf, pengelola, penyewa maupun yang menonton pertandingan.
Orang tua yang bermain dan menonton Kaum difabel yang menonton.
II.4.2 Pengelola
Pengelola gedung utama Pengelola gedung penunjang Staf
II.4.3 Kegiatan
Kegiatan utama
Olah raga baik yang berlatih dan bermain. Rekreatif
Menonton pertandingan berbagai kompetisi. Edukatif
Berlatih dan belajar bulu tangkis. Kegiatan Pendukung
Restoran, Kafe, Retail souvenir, pusat kebugaran dan klinik kesehatan.
II.5 Studi Literatur dan Studi Banding II.5.1 Studi Literatur
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-3647-1994) tentang tata cara perancangan teknik bangunan gedung olahraga adalah sebagai berikut:
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
(16)
Klasifikasi gedung olah raga direncanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Tipe Lapangan Olahraga
Tabel II.1 Tipe Lapangan Olahraga Sumber : SNI 03-3647-1994
b. Klasifikasi Lapangan Olahraga
Tabel II.2 Klasifikasi Lapangan Olahraga Sumber : SNI 03-3647-1994
(17)
Gambar II.2 Ukuran Lap. Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994
c. Lapangan
Ukuran lapangan bulu tangkis ; (13,40 x 6,10) meter.
Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat dengan garis 40 mm.
Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih atau kuning.
Jarak lapangan yang satu dengan yang lain minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court minimal 4 meter.
Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5 meter.
Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah 15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12 meter (diasumsikan memakai atap lengkung/miring)
Lantai tidak boleh keras untuk mencegah terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.
(18)
Gambar II.3 Tipe Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994
Gambar II.4 Tipe Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994
d. Tribun
Bentuk Tribun terdiri dari 2 tipe, tipe lipat dan tipe tetap. Tipe tetap bersifat untuk membuat tempat duduk atau fleksibilitas arena.
Pemisahan tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m;
Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 – 1,20 m; Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun
(19)
Gambar II.5 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994
Gambar II.6 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994
e. Tempat duduk
Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:
VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m, dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m;
Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m;
(20)
Gambar II.7 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994
f. Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:
Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi;
Tata letak tempat duduk biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi;
Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor;
Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan;
Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 kompartemenisasi.
g. Tangga
Tangga harus memenuhi ketentuan berikut:
Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya;
Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m; bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1,80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang;
Tinggi tanjakan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm; Lebar injakan tangga minimal diambil 28 cm, maksimal 30 cm.
(21)
h. Lantai
Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai;
Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400kg/m;
Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis; Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus
ditutup dengan lapisan elastis;
Bila lantai menggunakan konstruksi panggung, harus ada peredaran udara yang baik antara penutup lantai dengan lantai;
Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan; Permukaan lantai harus tidak licin;
Permukaan lantai harus tidak mudah aus;
Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata.
i. Fasilitas Penunjang
(1) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal dua unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut : Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton. Kelengkapan fasilitas tipa-tiap unit antara lain :
Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus;
Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower; Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan
benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk; Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan
4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin;
Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah;
(22)
Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk. (2) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B
minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan, sebagai berikut :
Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton; Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal:
1 buah bak cuci tangan; 1 buah kakus;
1 buah ruang bilas tertutup;
1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk;
(3) Ruang pijat direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 12 m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah cuci tangan dan 1 buah kakus;
(4) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas dan direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal1 unit yang dapat melayani 20.000 penonton dengan luas minimal 15 m2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur untuk pemeriksaan, 1 buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah kakus yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan dopping;
(5) Ruang pemanasan direncanakanuntuk tipe A minimal 300 m2, tipe B minimal 81 m2 dan maksimal 196m2, sedangkan tipe C minimal 81 m2 ;
(6) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m2 untuk tipe A, 80 m2 untuk tipe B dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang latihan beban;
(23)
(7) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:
Jumlah akus jongkok untuk pria dibutuhkan 1 bush kakus untuk 200 penonton pria dan untuk wanita 1 buah kakus jongkok untuk 100 penonton wanita;
Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita.
Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria.
(8) Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai berikut :
Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dan tipe C minima l 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m2 untuk setiap orang.
Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m2. Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut;
(9) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan, antara lain:
Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m2 dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;
Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m2 dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;
Tipe C, gudang alat olahraga yang dibutuhkan 20m2 dan 9 m2 untuk gudang dan alat kebersihan;
(24)
(10) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf teknik;
(11) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton;
(12) Ruang kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin;
(13) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan;
(14) Tiket box direncanakan untuk untuk tipe A dan B sesuai kapasitas penonton;
(15) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut:
Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film;
Tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan untuk tipe C boleh tidak disediakan ruang telepon dan telex;
Toilet khusus untuk pria dan wanita.
(16) Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan B yang digunakan untuk tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus;
(17) Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B, sebagai berikut: Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat
pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500m;
1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada saat jam sibuk.
(25)
Gambar II.8 Taufik Hidayat Arena Sumber: www.taufikhidayatarena.com II.5.2 Studi Banding
a. Taufik Hidayat Arena - Jakarta
Taufik Hidayat arena berada tepatnya berada di jalan raya Ciracas No. 8 Jakarta Timur. Bangunan tersebut memiliki luas 6.600 persegi tersebut dilengkapi berbagai fasilitas antara lain:
Halaman parkir yang dapat memuat 40 kendaraan roda empat dan 50 kendaraan roda.
Pos jaga yang di disain mirip Shutllecock.
Fitness center
Kafe
Lapangan Indoor
Souvenir Shop
Living Room
Athlete Lounge
(26)
Gambar II.9 Lapangan Indoor THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com
Gambar II.10 Fasilitas Penunjang THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com
Gambar II.11 Fasilitas Penunjang THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com
(27)
Gambar II.12 PB Djarum Kudus Sumber: www.pbdjarum.org
b. PB Djarum Kudus - Jawa Tengah
Didorong kecintaan Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulu tangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olahraga yang sama. Maka pada tahun 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di Jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35
Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada PB Djarum Kudus Antara Lain: Lapangan Indoor
Fasilitas Fisiotherapy
Gambar II. 13 Tampak Depan PBDK Sumber: www.pbdjarum.org
(28)
Kafe Asrama Dan Lainnya
Gambar II.15 Fasilitas Fisiotherapy
Sumber: www.pbdjarum.org
Gambar II.16 Fasilitas Ruang Fitnes Sumber: www.pbdjarum.org
Gambar II.14 Lapangan Indoor PBDK Sumber: www.pbdjarum.org
(29)
Gambar III.1 MIT Strata Center Sumber: Internet
BAB III
ELABORASI TEMA
III.1 Pengertian
Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah bentuk Yang mengikuti Fungsi. Sehingga bentukan yang yang tercipta dalam sebuah disain perancangan adalah bentukan-bentukan yang tercipta dari fungsi utama ataupun fungsi-fungsi yang ada dalam ruangan yang ada didalamnya.
Menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk atau panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus ditentukan. Hal ini mengacu pada slogan yang diungkapkan oleh Loius Sullivan yaitu Form Follow Function.
Form follows function sering diasosiasikan dengan modern architecture dan industrial design. Menurut teori ini, modern adalah efisien. Bentuk indah hanya sah jika memiliki fungsi yang berguna, bukan hanya sekedar hiasan. Segala tambahan atau ornamen yang tidak memiliki fungsi sebaiknya dipangkas (reduce). Kegenitan dianggap haram. Semuanya bergerak cepat, tak ada waktu untuk lengkungan di tiang atau ukiran di atas pintu. Sloganform follows function (bentuk mengikuti fungsi) menjadi dasar filosofi modernisme. Minimalisme adalah puncak dari semua itu adalah Lurus, Polos, Dingin.
Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah Bentuk Yang mengikuti fungsi. Terciptanya sebuah bentuk dari obyek bangunan itu sendiri
(30)
tercipta dari fungsi fungsi ruang yang ada didalamnya. Tanggapan dari teori ini adalah bentuk dalam arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada saat yang sama, bentuk maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi (baik fungsi fisik maupun non fisik). Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada bentuk. Dalam kenyataannya, keterkaitan fungsi, ruang dan bentuk dapat menghadirkan berbagai macam ekspresi. Penangkapan ekspresi bentuk bisa sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman dan latar belakang pengamat.
III.2 Interpretasi Tema
Bandung Badminton Center dirancang sebagai pusat pertandingan olah raga cabang bulu tangkis skala propinsi yang dapat digunakan untuk pertandingan skala Internasional. Untuk merancang sebuah gedung olah raga dengan spesifikasi tersebut maka di gunakan tema Form Follow Function sehingga penggunaan ruang-ruang lebih efisien dan dengan menggunakan sistem struktur bentang lebar. Dengan bentuk bangunan yang lebih modern sehingga bangunan ini kelak memilki karakter dan menaikan Image kota.
III.3 Penerapan Tema Sejenis
a. Final Wooden House
Salah satu karya arsitektur yang memiliki menganut paham Form Follow Function adalah Final Wooden House karya Sou Fujimoto yang berlokasi di daerah perbukitan Kumamoto, Japan. Bangunan ini berupa sebuah Bungalau
Gambar III.2 Sistem Struktur Sumber: Internet
(31)
Gambar III.3 Final Wooden
Sumber: http://www.adri1618.com/2013/11/form-follow-function-structure-of-final.html
Gambar III.4 Final Wooden
Sumber: http://www.adri1618.com/2013/11/form-follow-function-structure-of-final.html
(privat House) yang terdiri dari susunan balok-balok kayu berukuran 350 mm persegi.
Final Wooden House dikategorikan kedalam makna fungsi Konstruksi yang menganut paham Form Follow function karena bangunan ini didominasi kayu pada rumah ini berada pada hampir semua elemen bangunan baik seperti struktur , konstruksi dan material. Dimana struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas tertentu memiliki kedudukan lebih dominan
Rumah ini dibangun pada tanah ( Site Area ) seluas 89,3 sqm, dengan total luas bangunan ( Constructed Area ) seluas 15,13 sqm.
(32)
Gambar III.5 Museum Iptek TMII
Sumber: http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html
Gambar III.6 Museum Iptek TMII
Sumber: http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html
Gambar III.7 Denah Museum Iptek TMII
Sumber: http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html b. Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah
Gagasan pendirian museum ini terjadi pada tahun 1984 yang di prakarsai oleh Prof. Dr. B.J. Habibie dan diresmikan oleh presiden Suharto pada 20 April 1991. Dengan luas 1000 meter persegi.
Bangunan ini dikategorikan Form Follow Function karena sirkulasi dalam bangunan menerapkan sirkulasi terpusat dan sehingga pengunjung dituntun untuk memandang ke area pamer sebagai fungsi utamanya. Ini juga terlihat pada ruangan-ruangan lainnya yang mengikuti pola bentukan dari sirkulasi pengunjung tersebut.
(33)
BAB IV
ANALISIS
IV.1 Analisis Tapak
Lokasi tapak berada di Jalan Jakarta, Kecamatan Sumur Bandung, Kelurahan Kebon Waru, Kotamadya Bandung. Berada di distrik perkantoran, perumahan dan pendidikan sehingga sangat mendukung perancangan di areal ini.
IV.1.1 Lokasi
(34)
a. Tanggapan terhadap lokasi tapak.
Posisi tapak terhadap kota, kawasan dan lingkungan berada cukup strategis untuk perancangan gedung olahraga, karena pencapaian pada lokasi tidak terlalu sering terjadi kemacetan kendaraan yang sangat signifikan.
b. Rekomendasi
Pada lokasi sebelumnya terdapat gedung olahraga sejenis yang dikelola oleh Koni (Komite Olahraga Indonesia) Kota Bandung sehingga hanya perlu pengembangan perancangan untuk mencapai target perancangan ini.
V.1.2 Analisa Tata Guna Lahan
Peruntukan Lahan
Peruntukan lahan yang diterapkan pada RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) 2013-2031, Jalan Jakarta merupakan area perdagangan dan Jasa Land Use pada kawasan ini, rata-rata bangunan memiliki ketinggian 2-3
lantai
Gambar IV.2 Peta Landuse Sumber: Data Pribadi
(35)
V.1.3 Deskripsi Lahan
Nama Proyek : Bandung Badminton Center - Redesain Gor KONI Kota Bandung Tema : Form Follow Function
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pemerintah Pemilik Dana : Pemerintah
Lokasi : Jalan Jakarta No.18 Bandung Luas Lahan : ± 2,5 Ha
KDB : 70 %
KLB : 2,1 (Luas lantai Maksimal 2.500 m²)
GSB : Minimum 15 meter untuk RTNH (Plaza) atau Parkir.
Batas Lahan Perancangan
Sebelah Utara : Jalan Jakarta Sebelah Timur : Kompleks ABRI
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk Sebelah Barat : Jalan Jakarta Dalam
(36)
IV.2 Analisis Sirkulasi dan Vegetasi IV.2.1 Analisis Sirkulasi
Sirkulasi kendaraan di Jalan Jakarta memiliki intensitas kendaraan yang cukup tinggi karena jalan ini merupakan jalur kendaraan dengan sistem satu arah dari arah barat.
Gambar IV.3 Analisis Sirkulasi Sumber: Data Pribadi dan internet
U
Gambar IV.4 Kondisi Jalan Jakarta Sumber: Data Pribadi
(37)
Dengan jalur utama pada site merupakan jalur satu arah, maka peletakan entrance pada gate diarahkan ke sebelah timur sehingga akses pada tapak dan sirkulasi dalam tapak menjadi lebih teratur.
IV.2.2 Analisis Vegetasi
Vegetasi di kawasan ini tergolong sangat minim, karena kawasan ini dikelililngi oleh bangunan dengan kepadatan tinggi, Sehingga suhu di kawasan ini tergolong cukup panas
Dengan kondisi kawasan tersebut maka perancangan ini akan menitik beratkan penghijauan pada tapak sehingga secara tidak langsung dapat menjadi contoh serta memicu untuk penanaman pohon di kawasan ini.
U
Gambar IV.5 Analisis Vegetasi Sumber: Data Pribadi
(38)
IV.2.3 Analisis Cahaya Matahari
Arah matahari dari timur-barat akan mempengaruhi fasade bangunan pada arah tersebut, apalagi dengan fungsi bangunan sebagai sarana olahraga. Intensitas cahaya matahari harus selalu konstan agar tidak menimbulkan silau pada pemain.
Dengan posisi arah datang cahaya matahari dari arah tersebut maka orientasi utama pada bangunan akan dititkberatkan kearah utara serta peletakan bukaan pada bangunan tidak menghadap arah datangnya cahaya. Karena fungsi dari bangunan merupakan tempat pertandingan olahraga bulutangkis yang sangat sensitif pada cahaya yang menyilaukan mata.
U
Gambar IV.6 Analisis Cahaya Matahari Sumber: Data Pribadi dan Internet
(39)
IV.2.4 Analisis Utilitas Pada Kawasan
Di sebelah barat tapak terdapat Sungai Cikaso yang dijadikan sebagai muara dari saluran drainase dari berbagai kawasan.
Dengan adanya sungai tersebut bisa dijadikan sebuah potensi pada desain perancangan sehingga dapat mempengaruhi orientasi dari perancangan.
Gambar IV.7 Analisis Utilitas Pada Kawasan Sumber: Data Pribadi
(40)
IV.3 Analisis Fungsi IV.3.1 Aktivitas
a. Pengelola
b. Pengunjung
c. Servis
Bagan IV.1 Pola Aktivitas Pengelola Sumber: Data Pribadi
Bagan IV.2 Pola Aktivitas Pengunjung Sumber: Data Pribadi
Bagan IV.3 Pola Aktivitas Servis Sumber: Data Pribadi
(41)
IV.3.1 Organisasi Ruang
a. Pemain, Offisial dan Wasit
b. Pemain
Bagan IV.4 Organisasi Ruang Pemain, Official, Wasit Sumber: Data Pribadi
Bagan IV.5 Organisasi Ruang Khusus Pemain Sumber: Data Pribadi
(42)
c. Pengunjung
d. VIP
e. Pengelola
Bagan IV.6 Pola Aktivitas Pengunjung Sumber: Data Pribadi
Bagan IV.7 Pola Aktivitas Pengunjung VIP Sumber: Data Pribadi
Bagan IV.8 Pola Aktivitas Pengelola Sumber: Data Pribadi
(43)
IV.4 Analisis Kapasitas IV.4.1 Pengunjung
Untuk merancang gedung olahraga dengan skala nasional dibutuhkan kapasitas pengunjung dengan daya tampung seperti pada tabel:
IV.4.2 Parkir
a. Mobil Pribadi
Asumsi : Jumlah 15%
Standar : 12,5-14 m² (data arsitek)
Jumlah pengguna mobil pribadi = 15% x 3000 = 450 Orang Tiap mobil memuat 4-5 orang, maka
perkiraan jumlah mobil adalah = 450 / 4
= 112,5 (dibulatkan) 113 Mobil Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir mobil adalah = 113 x 14 m²
= 1582 m² Tabel IV.1 Klasifikasi gedung
(44)
b. Bus rombongan
Asumsi : Jumlah 5%
Standar : 28 m² (data arsitek)
Jumlah pengguna bus rombongan = 5% x 3000 = 150 Orang Tiap bus rombongan memuat 30
orang, maka jumlah bus rombongan adalah
= 150 / 30
= 5 Bus Luas area yang dibutuhkan oleh
parkir bus adalah = 5 x 28 m²
= 140 m²
c. Sepeda Motor
Asumsi : Jumlah 30% Standar : 2 m² (Asumsi)
Jumlah pengguna sepeda motor = 30 % x 3000 = 900 Orang Tiap sepeda motor memuat 2 orang,
maka jumlah sepeda motor adalah = 900 / 2 = 450 Motor Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir sepeda motor adalah = 450 x 2 m² = 900 m²
(45)
d. Taksi
Asumsi : Jumlah 2%
Standar : 12,5 – 14 m² (data arsitek)
Jumlah pengguna Taksi = 2% x 3000
= 60 Orang Tiap taksi memuat 2-3 orang, maka
perkiraan jumlah taksi adalah = 60 / 3 = 20 Taksi Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir taksi adalah = 20 x 14 m²
= 280 m² Sisa pengunjung yang menggunakan
kendaraan umum dan berjalan kaki 48%
= 48% x 3000
= 1440 Orang
e. Pengelola
Parkir mobil untuk 5-6 mobil = 14 m² x 6 = 84 m² Parkir sepeda motor untuk 50 motor = 2 m² x 50
= 100 m² Mobil servis untuk 5 mobil = 14 m² x 5
(46)
Jumlah luasan parkir keseluruhan adalah = ( 1582 + 140 + 900 + 280 + 84 + 100 + 70 )
= ( 3156 m²)
IV.5 Program Kebutuhan Ruang IV.5.1 Gedung Utama
a. Khusus
Kategori khusus adalah atlet, offisial, wartawan, pejabat dan lainnya
Kebutuhan
Ruang Sub Ruangan Kapasitas
Perhitungan (Sumber) Luasan (m²) Total (m²) Atlet Offisial Pelatih Wasit Tamu Khusus
Lapangan Utama 8 unit
240 m²/unit (DA)
1920
2708,66
Ruang Atlet 4 unit
18 m²/unit (A)
72
Ruang Pelatih 2 unit
8,75 m²/unit (A)
17,5
Ruang P3K 2 unit
10,5 m²/unit (A)
21
Ruang Offisial 2 unit
30 m²/unit (A)
60
Ruang Media Center 2 unit
60 m²/unit (A) 120 Toilet a. Wanita Closet
(47)
b. Pria Closet Wastafel Urinoir 10 unit 20 unit 12 unit 25 unit
0,4 m²/unit (DA)
1,4 m²/unit (DA) 0,4 m²/unit (DA) 0,6 m²/unit (DA)
4
28 4,8 15 Kantin Kantin
180 org 1,4 m2/unit 252 Area Makan
Dapur 40% x ruang
makan (DA) 100,8
Ruang Saji 20% x dapur (DA) 20,16
Hall Hall 100 org 0,3 m²/org (DA) 30
b. Ruang Pengunjung/Umum
Untuk kategori umum adalah masyarakat umum dan penonton umum
Kebutuhan
Ruang Sub Ruangan Kapasitas
Perhitungan (Sumber) Luasan (m²) Total (m²)
Hall Hall 300 org 0,3 m²/org (DA) 90
2951,8 Toilet Toilet a. Wanita Closet Wastafel b. Pria Closet Wastafel Urinoir 96 org 60 org 80 org 40 org 120 org
1.4 m²/ unit 0,4 m²/unit
1,4 m²/unit 0,4 m²/unit 0,6 m²/unit
(DA) Tribun Tribun Penonton VIP 200 org 0,54 m²/org
(DA)
(48)
Tribun Penonton
Biasa 3000 org
0,45 m²/org (DA)
1350
Area Makan
Bar Counter
Area Makan Dapur Ruang Saji
300 org
1,82 m²/meja 40 % x ruang
makan 20 % x dapur
(DA)
540
216
43,2
Ruang
Display @30 m² x 12 360
Suovenir
Shop @30 m² x 6 180
Mushola 100 org 0,3 m²/org (A) 30
Ruang Tunggu Supir
30 org 0,4 m²/org (A) 12
ATM Center 10 org 2,25 m²/org (DA) 22,5
c. Service
Kategori service adalah pengelola dan petugas-petugas pengurus gedung
Kebutuhan
Ruang Sub Ruangan Kapasitas
Perhitungan (Sumber) Luasan (m²) Total (m²) Ruang Pengelola Pegawai Administrasi 30 org 10 org
5 m²/org (A) 5 m²/org (A)
150 50
439,2
Ruang PABX Teknisi
Operator 2 org 20 m² (A)
(49)
Reseservoir Operator Ruang
Genset
Teknisi Operator
2 org 20 m² (A)
Ruang listrik Teknisi Operator
2 org 20 m² (A) Ruang
Keamanan
Pos Keamanan Ruang
Keamanan
2 org 4 org
1.5 m²/ org (A) 2,2 m²/ (A)
3 8,8
Customer
Servise 3 org
1,2 x 1,5
m²/org 5,4
Ruang CCTV Teknisi Operator
4 org 20 m² (A) Ruang
Operator
Teknisi
Pegawai 2 org 12 m² (A)
Ruang Sound
Teknisi Operator
2 org 20 m² (A)
Tiket Box 4 org
Janitor
1 org @5 m² x10
(A) 50
Gudang @5 m² x10
(A) 50
Pembuangan
Sampah 20 m² (A)
d. Tamu Khusus
Kategori khusus disini mencakup para pejabat-pejabat negara dan tamu yang diundang secara khusus.
(50)
Ruang (Sumber) (m²)
Ruang Liputan TV
Ruang Wawancara Ruang Liputan
21 m² x 2(A)
5 m² x 20 (A)
42
100
142
IV.5.2 Gedung Pendukung
a. Khusus
Kategori khusus adalah atlet, offisial, wartawan, pejabat dan lainnya.
Kebutuhan
Ruang Sub Ruangan Kapasitas
Perhitungan (Sumber)
Luasan
(m²) Total (m²)
Hall Lobby
Ruang Tunggu
20 org 12 org 0,3 m²/org (DA) 0,4 m²/org (DA) 6 4,8 390,4 Asrama Putera
Kamar Tidur Toilet 20 unit 16,2 m²/unit 1,8 m²/unit 360 Asrama Puteri
Kamar Tidur Toilet 20 unit 16,2 m²/unit 1,8 m²/unit 360 Ruang
Penerima 20 org 0,5 m²/org 10
Ruang Tunggu Orang Tua
10 org 0,5 m²/org 5
Toilet Wastafel Urinoir Kakus 0,9 m²/unit 0,72 m²/unit 1,04 m²/unit 4,6
(51)
b. Umum
Untuk kategori umum adalah masyarakat umum dan penonton umum
Kebutuhan
Ruang Sub Ruangan Kapasitas
Perhitungan (Sumber) Luasan (m²) Total (m²)
Hall Lobby 20 org 0,3 m²/org
(DA) 6
529,59 Customer
Service 2 org
1,2 x 1,5
m²/org 3,6 Fitness
Center 40 org
3,06 m²/org
(DA) 122,4
Gedung Serba Guna Ruang Peralatan Dapur Toilet 200 org 10 org 0,65 m²/org (DA) 0,18 m²/org
40 % luas
130
1,8
3,25 0,92
Bar Counter
Area Makan Dapur Ruang Saji
40 org
1,82 m²/meja 40 % x ruang
makan 20 % x dapur
(DA)
72,8 29,12
5,83
Kantin
Area Makan Dapur Ruang Saji
20 org
1,82 m²/meja 40 % x ruang
makan 20 % x dapur
36,4 14,56
(52)
(DA) Souvenir
Shop @20 m²x5 100
c. Service
Kategori service adalah pengelola dan petugas-petugas pengurus gedung.
Kebutuhan
Ruang Sub Ruangan Kapasitas
Perhitungan (Sumber) Luasan (m²) Total (m²) Ruang Pengelola
Staff Offisial Pegawai Ruang Manajer Ruang Ass.
Manajer
Ruang Istirahat Ruang Rapat Kantin Toilet 20 org 20 org 10 org 5 org 20 org 40 org 40 org (DA) 40 44 12 6 40 26 60 0,92 273,29 Ruang Karyawan Ruang Ganti Locker Pria Lavatory Locker Wanita Lavatory
20 org
5 org
@0,53 m² (DA) 3 m²/unit (DA)
@0,53 m² (DA) 33 m²/unit (DA) 10,6 12 2,65 5 Ruang Keamanan
Pos Jaga Ruang
Keamanan
1 org 3 org
1,2 m² (DA) 12 m² (DA)
1,2 m² 12 m²
(53)
Toilet
1 org 0,92 (DA) 0,92 m²
Sehingga total keseluruhan kebutuhan ruang adalah sebagai berikut
Kategori Luasan (m²) Total (m²)
Gedung Utama
Khusus Delegasi dan Lapangan Umum/Publik Servis
Khusus (Wartawan dan Tamu Khusus)
2708,66
2951,80 439,20
142
6241,66
Gedung Penunjang Khusus Umum Servis
390,40 529,59 273,29
1193,28
(54)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
V.1 Konsep Dasar
Konsep dasar dari perancangan ini adalah sebagai gedung olahraga cabang bulu tangkis dan pendidikan dasar bulu tangkis. Dengan mengusung tema “Form
Follow Function” perancangan ini menitikberatkan perancangan pada bagian dalam bangunan dengan menerapkan prinsip kebutuhan-kebutuhan ruang yang diperlukan.
Acuan utama dari perancangan ini adalah menerapkan peraturan-peraturan yang tertera dalam SNI 03-3647-1994 tentang “Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga” yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum sehingga setiap ruangan yang diterapkan memiliki standar kenyamanan dan keselamatan.
Konsep utama dari perancangan gedung ini adalah merancang layout dari lapangan utama dan tribun penonton yang menyesuaikan arah visual dari tribun kearah lapangan pertandingan. Dari susunan fungsi utama tersebut tercipta sebuah massa bangunan yang unik.
Massa Bangunan Utama Layout Tapak
Massa Bangunan Penunjang Gambar V.1 Konsep Dasar Perancangan
(55)
V.2 Konsep Perancangan Tapak
a. Aksesbilitas
Jalan Jakarta merupakan jalur kendaraan dengan sistem satu arah dengan intensitas kendaraan yang cukup padat pada waktu tertentu terutama pada pagi hari dan sore hari.
Dengan sistem jalur kendaraan tersebut maka pola sirkulasi menerapkan pola linier dan arah peletakan akses menuju tapak/main gate akan di tempatkan ke arah barat dan pintu keluar ke arah timur sehingga akan lebih mudah diakses apabila kendaraan datang dari arah barat dan mengurangi crossing pada kendaraan baik dari luar maupun dalam bangunan.
Gambar V.2 Konsep Aksebilitas Sumber: Data Pribadi
(56)
b. Sirkulasi kendaraan
Kendaraan kategori umum akan diarahkan kebagian basement sehingga tidak akan terjadi kepadatan pada tata ruang luar dan tidak bertabrakan dengan sirkulasi khusus untuk pemain offisial dan wartawan.
KETERANGAN:
Sirkulasi Publik
Sirkulasi Khusus Gambar V.3 Konsep Sirkulasi Dalam
Sumber: Data Pribadi
Gambar V.4 Sirkulasi Basement Sumber: Data Pribadi
(57)
c. Konsep Pedestrian
Konsep yang diterapkan untuk pedestrian adalah dengan mengikuti pola grid massa bangunan sehingga pedestrian akan terasa lebih luas serta bisa digunakan untuk joging track dan jalur bersepeda.
Gambar V.5 Konsep Pedestrian Sumber: Data Pribadi
(58)
V.3 Konsep Perancangan Bangunan
Konsep pada ruangan dalam gedung utama adalah orientasi penuh pada lapangan dari arah tribun dengan sirkulasi memusat. Sehingga penonton pmendapatkan pandangan penuh dan nyaman dari sudut manapun.
Gambar V.6 Konsep Perancangan Ruang Dalam Sumber: Data Pribadi
Gambar V.7 Konsep Perancangan Ruang Dalam Sumber: Data Pribadi
(59)
V.4 Konsep Zoning Dalam Bangunan
Konsep zoning pada ruang dalam serta setiap lantai dirancang dalam beberapa zona, diantaranya zona khusus atlet, zona publik, zona semi publik, zona tamu khusus (undangan) dan zona service (pengelola).
Gambar V.8 Konsep Perancangan Zoning Ruang Dalam Lantai 1 Sumber: Data Pribadi
Gambar V.9 Konsep Perancangan Zoning Ruang Dalam Lantai 2 Sumber: Data Pribadi
(60)
V.5 Konsep Massa Bangunan
Konsep massa bangunan tercipta dari fungsi yang ada dalam massa bangunan, sehingga tercipta juga tatanan ruang luar yang mengikuti pola bangunan dengan bentuk memusat.
V.6 Konsep Sistem Struktur
Konsep struktur pada perancangan pada perancangan menggunakan Sistem Struktur bentang lebar Space Frame/ Rangka Ruang. Dengan sistem sambungan antara batang dengan menggunakan bola/join sebagai sistem sambungannya.
Gambar V.10 Konsep Perancangan Bentuk Massa Bangunan Sumber: Data Pribadi
(61)
Sistem struktur ini sangat mudah diaplikasikan dan dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat. Seluruh komponen Space Frame ini sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Space Frame ini juga merupakan media desain seperti bentuk pyramid, dome dan lainnya, terutama untuk bentangan besar yang memerlukan ruang bebas kolom seperti untuk bangunan hangar, stadion, pabrik dan skylight.
Gambar V.11 Konsep Perancangan Sistem Struktur Sumber: Data Pribadi
Gambar V.12 Konsep Perancangan Sistem Struktur Sumber: Data Pribadi
(62)
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Sesuai dengan hasil analisis dan konsep perancangan yang telah disusun, maka didapatkan hasil perancangan desain sebagai berikut:
VI.1 Blok Plan
Tapak berlokasi di Kelurahan Kaca Piring, Kecamatan Sumur Bandung yang merupakan area perdagangan. Pada perancangan Blok Plan terlihat pola rancangan dengan bentukan hampir menyerupai lingkaran serta tata ruang luar mengikuti pola bentukan massa dengan grid memusat.
VI.2 Ground Plan
Pada perancangan Ground Plan hampir sama seperti gambar Blok Plane, hanya saja pada gambar Ground Plane memperlihatkan ruang dalam dari massa Bangunan pada lantai 1 sehingga terlihat pola rancangan tersebut mempengaruhi pola rancangan ruang Luar.
Gambar VI.1 Blok Plan Sumber: Data Pribadi
(63)
VI.3 Denah Lantai 1
Pada denah lantai 1 merupakan pengembangan dari gambar Ground Plan hanya saja pada gambar denah memperlihatkan ruang dalam secara detail serta privasi dari ruangan-ruangan khusus dan zona-zona tertentu.
Gambar VI.2 Ground Plan Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.3 Denah Lantai 1 Sumber: Data Pribadi
(64)
VI.4 Denah Lantai 2
Pada gambar perancangan lantai 2 hampir seluruh bagian pada geung utama merupakan zona publik karena pada lantai ini awal peracangan tribun hampir sepenuhnya dapat diakses publik.
VI.5 Denah Lantai 3
Pada perancangan denah lantai 3 merupakan denah Typikal dan pengembangan dari lantai sebelumnya dari denah ini terlihat pada ketnggian tersebut bagian keseluruhan lantai.
Gambar VI.4 Denah Lantai 2 Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.5 Denah Lantai 3 Sumber: Data Pribadi
(65)
VI.6 Denah Lantai 4
Pada perancangan denah ini memperlihatkan keseluruhan bagian rauangan dari ketinggian tribun paling atas.
VI.7 Denah Basement
Bagian Basement merupakan pusat peralihan hampir seluruh kendaraan baik dari pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua, kecuali para tamu khusus serta delegasi. Pada basement juga terdapat ruangan-ruangan service.
Gambar VI.6 Denah Lantai 4 Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.7 Denah Basement Sumber: Data Pribadi
(66)
VI.8 Tampak 2 Sisi
Gambar tampak memperlihatkan tampak bangunan dari sisi-sisi yang berbeda
VI.9 Potongan A-A dan B-B
Pada perancangan potongan bertujuan memperlihatkan bagian keseluruhan bangunan mulai dari pondasi sampai bagian puncak bagunan secara Vertikal.
Gambar VI.8 Tampak A-A Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.9 Tampak B-B Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.10 Potongan A-A Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.11 Potongan B-B Sumber: Data Pribadi
(67)
VI.10 Detail Struktur Pondasi dan Pembalokan
Detail struktur kaki bangunan/pondasi menggunankan pondasi tiang pancang dengan Pile Cap . Penggunaan pondasi ini karena bangunan akan mendapat beban cukup berat baik dari tribun penonton maupun rangka penutup bangunan yang menggunakan struktur bentang lebar. Serta detail-detail sambungan kolom dengan pembalokan pelat lantai.
VI.11Detail Struktur Rangka Atap
Detail struktur rangka atap memperlihatkan detail sambungan antar batang/member dengan bola sambungan/join dengan kolom-kolom utama dilengkapi juga gambari isometri dari sambungan tersebut.
Gambar VI.12 Detail Pondasi Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.13 Detail Sambungan kolom dan balok Sumber: Data Pribadi
(68)
VI.12 Detail Penerapan AC
Pada gambar perancangan pendingin buatan/AC memperliatkan detail peletakan chiller pada bagian atas bangunan.
VI.13 Detail Utilitas Air
Pada perancangan detail utilitas air ini menggunakan sistem tangki tekan karena bangunan ini yang meletakan tangki pompa pada bagian bawah bangunan/basement sehingga tidak memakan banyak tempat serta penggunaan air lebih efisien dan dapat diolah kembali.
Gambar VI.14 Detail Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.15 Isometri Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.16 Instalasi Kipas Pendingin
Sumber: Data Pribadi Gambar VI.17 Peletakan Kipas Pendingin Sumber: Data Pribadi
(69)
VI.14 Gambar tiga Dimensi
Gambar-gambar tiga dimensi meliputi sebagai berikut: a. Eksterior
Gambar berikut memperlihatkan suasana perancangan dari berbagai macam perspektif.
Gambar VI.18 Instalasi Utilitas Air Bersih dan Air Kotor Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.19 Perspektif Mata Burung Sumber: Data Pribadi
(70)
b. Interior
Gambar tiga dimensi interior bertujuan untuk memperlihatkan suasana bagian dalam pada bangunan.
Gambar VI.21 Suasana Ruang Luar Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.22 Suasana Ruang Luar Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.23 Suasana Ruang Luar Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.24 Suasana Lapangan Indoor Sumber: Data Pribadi
(71)
c. Sistem Struktur Rangka Atap
Gambar-gambar berikut adalah bentuk penerapan bentuk sistem struktur yang digunakan dalam bentuk gambari tiga dimensi.
Gambar VI.25 Suasana Lapangan Indoor Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.26 Suasana Interior Koridor Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.27 Suasana Interior Entrance Sumber: Data Pribadi
(72)
Gambar VI.29 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.30 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.31 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
(73)
(74)
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
(75)
Email : g_othonk@yahoo.co.id
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Sandi Maulana
Tempat/ Tanggal Lahir : Yogyakarta/ 25 Desember 1983
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Bougenville I No.3 Kelurahan Gempol Sari Kecamatan Bandung Kulon.
Telepon : 082383858328
Email : g_othonk@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Instansi Periode
Kuliah
Universitas Komputer Indonesia (Jurusan Teknik Arsitektur) Jalan Dipati Ukur, Bandung
2008- 2014
SMA SMK Negeri 5
(76)
Email : g_othonk@yahoo.co.id
SMP SMP Pasundan 5
Bandung, Jawa Barat 1995-1998
SD SD Negeri 7 Babakan Ciparay
Bandung, Jawa Barat 1990-1995
1. Operasi Aplikasi Komputer
Microsoft Office Word
Microsoft Office Excel
3Ds Max
Auto Cad 2d
Google Sketch Up
3ds Max
Adobe Photoshop
Lumion
Corel Draw 2. Berbahasa Asing
Bahasa Inggris 3. Kemampuan Lapangan
Mengoperasikan Kendaraan Roda 4 atau lebih
Membaca Gambar Arsitektural
Pengawas Lapangan 4. Kemampuan Program
Membuat Gambar kerja
Merancang Desain Arsitektural dan Struktur 3d/2d
Membuat RAB/BQ
PENGALAMAN KERJA
Jabatan Nama Instansi Periode
Div. Logistik CV. Symphonia Haksa Kreasindo 2008 – 2012
(1)
Bandung Badminton Center
Redesain Gor Koni Bandung
64
Sandi Maulana - 1 04 08 016
c. Sistem Struktur Rangka Atap
Gambar-gambar berikut adalah bentuk penerapan bentuk sistem struktur yang
digunakan dalam bentuk gambari tiga dimensi.
Gambar VI.25 Suasana Lapangan Indoor Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.26 Suasana Interior Koridor Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.27 Suasana Interior Entrance Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.28 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
(2)
Bandung Badminton Center
Redesain Gor Koni Bandung
65
Sandi Maulana - 1 04 08 016
Gambar VI.29 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.30 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
Gambar VI.31 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi
(3)
(4)
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian,
Menyetujui :
“
Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia
Hak Bebas Royalty
Noneksklusif
atas penelitian ini dan bersedia untuk di-
online
-kan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
(5)
SANDI MAULANA 082383858328 Email : g_othonk@yahoo.co.id
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Sandi Maulana
Tempat/ Tanggal Lahir : Yogyakarta/ 25 Desember 1983
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Bougenville I No.3 Kelurahan Gempol Sari Kecamatan Bandung Kulon.
Telepon : 082383858328
Email : g_othonk@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Instansi Periode
Kuliah
Universitas Komputer Indonesia (Jurusan Teknik Arsitektur) Jalan Dipati Ukur, Bandung
2008- 2014
SMA SMK Negeri 5
(6)
SANDI MAULANA 082383858328 Email : g_othonk@yahoo.co.id
SMP SMP Pasundan 5
Bandung, Jawa Barat 1995-1998 SD SD Negeri 7 Babakan Ciparay
Bandung, Jawa Barat 1990-1995
1. Operasi Aplikasi Komputer
Microsoft Office Word
Microsoft Office Excel
3Ds Max
Auto Cad 2d
Google Sketch Up
3ds Max
Adobe Photoshop
Lumion
Corel Draw
2. Berbahasa Asing
Bahasa Inggris 3. Kemampuan Lapangan
Mengoperasikan Kendaraan Roda 4 atau lebih
Membaca Gambar Arsitektural
Pengawas Lapangan 4. Kemampuan Program
Membuat Gambar kerja
Merancang Desain Arsitektural dan Struktur 3d/2d
Membuat RAB/BQ
PENGALAMAN KERJA
Jabatan Nama Instansi Periode
Div. Logistik CV. Symphonia Haksa Kreasindo 2008 – 2012