Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan menulis surat pada siswa kelas iv SDN Cikarang Kota 04

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN
MENULIS SURAT PADA SISWA KELAS IV
SDN CIKARANG KOTA 04

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan

oleh
Sahid Ahmad Dahlan
NIM :108018300043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH PENDEKATAII CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
TERIIADAP I(ETERAMPILAIT MEI\IT]LIS SURAT PADA SISWA KELAS W
SI}N CIKARANG KOTA 04

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaraMemperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

SAHID AIIMAD DAHLAN
I\[IM. 108018300043

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

I


Pembimbing

II

)
I)r. Fauzan. MA
NIP.19761107 200701 1 013

NrP. 19771 121201101

I

001

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN
UNryERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH


JAIGRTA
2At5

a7

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul "PENGARUII PEI\IERAPAIII PENDEKATAI\ CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING TERIIADAP KETERAMPILAIY MENT]LIS SURAT
PADA SISWA KELAS MDN CIKARANG KOTA 04" disusun oleh Sahid Ahmad
Dahlan, NIM 108018300043, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah,
Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakafia. Telah mengikuti bimbingan dan menyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada siding munaqosah sesuai ketentuan
yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, Juli 2015
Yang Mengesahkan,


Pembimbing

I

oau"u-r
Dr. Fauzan. MA
I\[IP. 19761107 200701 1 01

rtrP.1977112r

101 1 001

v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learnirry
terhadap Keterampilan Menulis Surat Pada Siswa Kelas

MDN


Cikarang Kota 04

"

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

8 Juli 2015
berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.PO

Jakaxta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Monaqosah, pada tanggal
dihadapan Dewan Penguji. Karena itu penulis

dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah.
Jakarta,8 Juli 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua

Dr. Kharimi.

Jurusan)


MA

NIP. 19650515 199403

1 006

14- 01- fl,ot{

Asep Ediana Latip. M.Pd

| 003

Penguji I

t? /r\;

Dra. Hindun. M.Pd

NrP.


19701 215 200912

Penguji
Dona

2 001

II

Aji Karunia Putra" MA

NIP. 19840409 20fi 01

I

U

z09


t3 Juti 2ot5

01s
Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

I 198203 1 007

tv

ffi"

Tanda Tangan

[?..:..QT..:.*!.1{

Sekretaris

NIP. 19810623 200912


Tanggal

KEiiENTERIAN AGAiIA
UIN JAKARTA
FITK
JL lr. H.

Juada

No 95 Ctputd 15412

:
Tgl.Terbit :
No. Revisi: :

01

Hal


111

No.

FORttl (FR)

l,r&,E:ia

Dokumen

FITK-FR At(IXtr@
lMaret2![Dfl(D

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertandatangan di bawah

ini,

Nama


Sahid Ahmad

Tempat/Tgl.Lahir

Bekasi, 27 Desember 1990

NIM

108018300043

Jurusan / Prodi

Pendidilon Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul Skripsi

:

Pengaruh Penerapan Pendekatan Contantml Taching

aN

Lmming (CTL) terhadap Keterampilan Menulis Surat Siswa Kelas IV
SDN Cikarang Kota 04

Dosen Pembimbing

: l. Dr. Fauzan,

MA.

2. Dindin Ridwanudin, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan

ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakart4 tS Jr.rli 2ot5

S

d

,I^

"ln;
NIM.
108018300043

ABSTRAK
Sahid Ahmad Dahlan, NIM.108018300043, skripsi, “Pengaruh Pendekatan
Contextual Teaching and Learning terhadap Keterampilan Menulis Surat Siswa
Kelas IV SDN Cikarang Kota 04”. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning terhadap keterampilan menulis surat siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini
dilakukan di SDN Cikarang Kota 04. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen berjumlah 29 siswa dan kelompok kontrol
29 siswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning, sedangkan kelompok control adalah kelompok yang melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa pendekatan Contextual Teaching and
Learning. Instrumen yang digunakan adalah instrument tes menulis surat.
Berdasarkan analisis data uji-t pada posttest dengan taraf signifikansi
0,05%, menunjukkan bahwa kedua rata-rata keterampilan menulis surat yaitu
dengan taraf signifikansi (0,001 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa pada
kelompok eksperimen terdapat perbedaan kemampuan menulis surat dengan
kelompok kontrol. Artinya, terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching
and Learning terhadap keterampilan menulis surat pribadi siswa.

Kata Kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning , Keterampilan
MenulisSurat

i

ABSTRACT

Sahid Ahmad Dahlan, NIM.108018300043, thesis “The Influence of
Contextual Teaching and Learning approach to letter writing skills of Class IV
of State Elementary School (SDN Cikarang Kota 04)”

Thesis, Islamic

Elementary School Education Program, Islamic Education Department, Faculty
of Tarbiyah and Teaching Sceince. State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
The aim of this research is to determine the influence of Contextual
Teaching and Learning approach to letter writing skills of students. This research
uses experimental-quasi method. The object of this research is the students of
State Elementary School (SDN Cikarang Kota 04). The sample consist of two
groups, the experiment and control groups which have 29 students each group.
The experiment group learns Indonesian with

of Contextual Teaching and

Learning approach and the control group learns Indonesian without of
Contextual Teaching and Learning approach. The instrument of this research is
letter writing test.
Based on data analysis in the posttest of significance level 0.05 %,
indicating that the average skills of writing a letter that significance level (0,001
< 0, 05). It can be concluded that the experimental group there are differences in
the ability to write letters to the control group. That is, there are significant
Contextual Teaching and Learning approach to writing letters students.

Keywords: Contextual Teaching and Learning approach, a letter writing skills

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim
Puji syukur kepada Allah swt yang senantiasa memberi nikmat dan kasih
sayang kepada kita semua, selalu memberikan hidayah kepada orang-orang yang
berkeinginan kuat dan sungguh-sungguh serta member keringanan untuk
mengatasi jalan keluar dari setiap permasalahan dan kesulitan. Shalawat serta
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang menjadi uswah atau
tuntunan dan tauladan bagi umatnya sehingga dapat selamat di dunia dan akhirat.
Setiap manusia pasti memiliki keyakinan akan pertolongan dan kasih
sayang Allah. Begitu pula penulis meyakini terhadap Maha Kuasa Allah, Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan keyakinan dan keimanan penulis pula
sebagai motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga dukungan serta
bantuan dari berbagai pihak yang mampu memberikan keringanan dan kekuatan
bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Djunaidatul Munawaroh, MA. Dosen Penasehat Akademik Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya.
4. Dr. Fauzan, MA. sebagai pembimbing skripsi I, yang telah bersedia
meluangkan waktu, memotivasi, bimbingan, dan arahan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Dindin Ridwanudin, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, memotivasi, bimbingan, dan arahan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.

iii

6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
7. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.
8. Kepala sekolah SDN Cikarang Kota 04, Hartini, S.Pd beserta guru dan stafnya
yang telah memberikan izin penelitian.
9. Orang tuaku tercinta dan tersayang, Bapak Hatta dan Ibu Siti Atikah yang
telah memberikan kasih sayang dengan ikhlas, merawat, membesarkan,
menjadi guru di keluarga dengan penuh kesabaran, menjadi tempat
bersandarnya diri ini dalam keluarga. Yang terus menerus memberikan
motivasi tanpa lelah, dan memanjatkan doa kepada Allah Yang Maha Kuasa
pada setiap saat.
10. Kakak-kakakku tercinta, SitiAtiroh, Nurhayati, Nurhasanah, FitriaHandayani,
dan Sahid Rahmatulah yang selalu memberikan nasehat, semangat, perhatian
dan dukungan baik materi dan moral.
11. Teman-teman terbaikku seperjuangan baik di PGMI A dan di PGMI B tahun
2008 yang memberikan semangat, nasehat dan berbagi ilmu luar biasa bagi
penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga
skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi semua pihak yang
membacanya.

Jakarta, Juli 2015
Penulis

Sahid Ahmad Dahlan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................5
C. Batasan Masalah .........................................................................................5
D. Rumusan Masalah.......................................................................................6
E. Tujuan Penelitian

..................................................................................6

F. Kegunaan Penelitian ...................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA…….. ......................................................................8
A. Deskripsi Teoretis .......................................................................................8
1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ...................................8
a. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning ............8
b. Perbedaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan Pendekatan Tradisional ......................................................10
c. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching and Learning ......13
d. Komponen Pendekatan Contextual Teaching and Learning .........15
e. Penerapan Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia ............................................................................19
f. Evaluasi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ..........21
2. Keterampilan Menulis…… ......................................................................21
a. Pengertian Keterampilan Menulis ..................................................21
b. Macam-macam Menulis .................................................................24
v

c. Tujuan Menulis ...............................................................................25
d. Mekanisme Menulis .......................................................................27
e. Surat ................................................................................................29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................35
C. Hipotesis Penelitian ..................................................................................37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................38
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................38
B. Metode Penelitian

................................................................................38

C. Desain Penelitian ......................................................................................38
D. Populasi dan Sampel .................................................................................39
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................40
F. Instrumen Penelitian .................................................................................40
G. Validitas Penelitian ...................................................................................43
H. Variabel Penelitian....................................................................................44
I. Teknik Analisis Data ................................................................................44
1. Uji Normalitas .....................................................................................45
2. Uji Homogenitas .................................................................................45
3. Uji Hipotesis........................................................................................46
J. Hipotesis Statistik .....................................................................................46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................48
A. Hasil Penelitian .........................................................................................48
1. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol .....................................................................................................50
2. Perbandingan Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ......................................................................................................54
B. Hasil Analisis ............................................................................................55
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ......................................................55
a. Uji Normalitas ..............................................................................55
b. Uji Homogenitas ..........................................................................56

vi

2. Pengujian Hipotesis .............................................................................58
C. Pembahasan Penelitian .............................................................................58
1. Interpretasi Data.......................................................................................58
2. Pembahasan .............................................................................................59
a. Posttest Menulis Surat Siswa Kelompok Kontrol ............................61
b. Posttest Menulis Surat Siswa Kelompok Eksperimen ....................63
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................67
A. Simpulan

............................................................................................67

B. Saran .........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Desain Penelitian ............................................................................39

Tabel 3.2

Skor Menulis Surat Pribadi ............................................................41

Tabel 3.3

Pedoman Penulisan Skor Menulis Surat Pribadi ...........................41

Tabel 4.1

Daftar Nilai Posttest Keterampilan Menulis Surat kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..............................................49

Tabel 4.2

Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menulis
Surat Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................50

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Surat
Kelompok Eksperimen ...................................................................50

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Surat
Kelompok Kontrol .........................................................................53

Tabel 4.5

Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol...........................................................................................55

Tabel 4.6

Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol...........................................................................................56

Tabel 4.7

Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ............................................................................................57

Tabel 4.8

Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol...........................................................................................58

viii

DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1

: Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Surat
Kelompok Eksperimen ................................................................52

Grafik 4.2

: Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menulis Surat
Kelompok Kontrol ......................................................................54

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 33 ayat 1 menjelaskan bahwa:
“Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam
pendidikan nasional”1.
Berdasarkan Undang-undang tersebut, bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa utama dalam pengantar dan pemersatu bangsa tidak hanya dalam pendidikan
nasional, tetapi bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang diperuntukkan
bagi seluruh bangsa Indonesia dalam segala aspek kehidupan masyarakat, sehingga
dalam penerapan pada pendidikan bahasa Indonesia menjadi salah syarat dari lulus
atau tidak dalam mencapai jenjang pendidikan berikutnya melalui ujian nasional yang
dilaksanakan oleh pemerintah di akhir tahun kegiatan pembelajaran pada tingkat
SD/MI (kelas VI), SLTP/MTs. (kelas IX), dan SMA/SMK/Aliyah (kelas XII).
Pendidikan ditinjau dari tujuan dan hakekatnya secara umum dapat dimaknai
sebagai suatu upaya untuk mengantarkan seorang menuju perubahan yaitu dengan
cara mengembangkan secara optimal segala potensi yang ada pada dirinya, sehingga
pada akhirnya ia mendapatkan kedewasaan berupa kepuasan diri, menyesuaikan diri
dengan baik terhadap kondisi masyarakat lingkungannya.
Menurut para penganut paham Ilmu Jiwa Asosiasi yang di pelopori oleh John
Locke & Herbart, “bahwa belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan, atau
perkayaan pola-pola sambutan (respons) atau perilaku baru (behavior)”. Hal ini dapat
diartikan sebagai proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang
sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan. Dalam versi yang mutakhir, kaum
behaviourisme ekstrem lebih berpendirian bahwa apa yang diamati dan diukur lebih
penting dalam wujud perilaku. Dengan demikian, belajar dapat diartikan sebagai

1

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) h. 318

1

2

proses memperoleh pengetahuan dalam pengalaman dalam bentuk pola-pola
sambutan perilaku kognitif, afektif, dan psikomitorik.2
Menurut John B. Watson, “bahwa belajar merupakan proses terjadinya
refleks-refleks atau respon-respon bersyarat melalui stimulus pengganti”. Selanjutnya
Watson menuturkan bahwa manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksireaksi emosional berupa takut, cinta dan marah. Semua tingkah laku lainnya
terbentuk oleh hubungan-hubungan stimulus respon baru melalui conditioning.3
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terusmenerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Manusia tidak mampu
hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia lainnya. Sejak
lahir manusia telah membawa beberapa naluri atau insting dan potensi-potensi yang
diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi, naluri dan potensi tersebut
tidak akan berkembang baik tanpa pengaruh dari luar, yaitu campur tangan manusia
lain. Di samping kepandaian yang bersifat jasmaniah, manusia membutuhkan
kepandaian ruhaniah karena manusia adalah makhluk sosial budaya.4
Belajar merupakan suatu perubahan yang berarti bahwa sesorang mengalami
proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya, misalnya: dari tidak bisa menjadi bisa, dari
tidak mengeri menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan
menjadi sopan. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan
2

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung:
PT. Remaja Rosydakarya, 2005) h. 160
3
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) h. 32
4
Muhammad Thobroni & Arif, Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik
Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h. 16

3

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahanperubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
sebagai hasil belajar.
Proses pembelajaran di sekolah tentunya tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya hasil belajar siswa, seperti yang
diungkapkan oleh guru bahasa Indonesia kelas IV SDN 04 Cikarang Kota, bahwa
sebagian besar siswa memiliki nilai ulangan tengah semester genap tahun 2012/2013
rata-rata kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan
sekolah yaitu 65, hal ini merupakan masalah yang mendorong dilakukannya
penelitian.5
Seharusnya pada kelas IV SD harus dapat membuat suatu tulisan yang
mengembangkan daya kreativitas anak, sehingga anak mampu menuaikan
pemikirannya melalui tulisan. Pentingnya melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran dan mengajak siswa untuk aktif adalah bagian terpenting untuk
mencapai proses pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapainya. Realita yang ada
sekarang ini di SDN Cikarang Kota 04 adalah rendahnya penguasaan metode
pembelajaran guru yang berdampak pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di SDN
Cikarang Kota 04 bahwa masih banyak siswa kelas IV semester ganjil yang kurang
menyukai bahasa Indonesia dan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
diajarkan. Di pihak siswa sendiri, merespons dengan tanggapan bahwa pelajaran
bahasa Indonesia memang kurang maksimal dengan diberikan tugas tindak lanjut atau
pekerjaaan rumah, sehingga banyak siswa belum memahami secara maksimal materi
yang telah diajarkan dan memberikan kesan yang membosankan.
Berdasarkan data tersebut di atas, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
oleh banyaknya mempengaruhi proses belajar-mengajar, di antaranya kemampuan
5

Hasil ulangan tengah semester genap kelas IV SDN Cikarang Kota 04 tahun pelajaran 2012/2013.

4

siswa, metode pembelajaran disampaikan guru, pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, kondisi ruang belajar secara fisik, emosional dan sosial. Pada
umumnya di sekolah, guru-guru menggunakan metode pembelajaran klasik, hanya
menggunakan ceramah dan penugasan yang menjadi alternatif dalam pembelajaran.
Hal ini menjadikan siswa merasa bosan dan kurangnya motivasi dalam mengikuti
pembelajaran tersebut. Inilah realita yang terjadi di lapangan pada umumnya.
Pembelajaran bahasa Indonesia masih menggunakan pendekatan konvensional, cara
pembelajaran yang membosankan, kemudian guru hanya memberikan tugas rumah
sebagai tambahan pemahaman siswa tanpa unsur keaktifan siswa dalam belajar.
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model
pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan adanya
pendekatan pembelajaran yang inovatif, siswa lebih proaktif untuk merumuskan
sendiri tentang fenomena yang berkaitan dengan lingkungannya.
Pembelajaran bahasa Indonesia menitikberatkan kepada empat keterampilan.
Keempat keterampilan itu adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Jadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengetahui dan mengenal
teori sastra saja, melainkan dituntut untuk mahir dalam keterampilan, kemampuan
berbahasa dan apresiasi sastra.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme,
bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik.6
Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual ini di dalam menyampaikan
materi bahasa Indonesia diharapkan dapat menghasilkan proses belajar yang lebih
6

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.(Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007) h. 104

5

efektif dan pemahaman dalam belajar lebih mudah didapatkan oleh siswa pada pokok
bahasan pengumuman sehingga hasil belajar bahasa Indonesia dapat menjadi lebih
baik sebagaimana yang diharapkan.
Dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian tentang
pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dengan judul “ Pengaruh Penerapan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Keterampilan Menulis
Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD/MI”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa masalah
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya penggunaan pendekatan pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
2. Lambatnya siswa dalam memahami konsep dan keterampilan berbahasa
Indonesia
3. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
4. Lemahnya kemampuan siswa dalam menerima dan menangkap informasi atau
penjelasan dalam pembelajaran
5. Proses belajar yang belum efektif disebabkan penggunaan pendekatan
konvensional.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian
dibatasi pada penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual pada bahasa
Indonesia dengan materi menulis surat pribadi yakni surat untuk teman sebaya di
kelas IV pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 SDN Cikarang Kota 04.

6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan, maka dapat peneliti rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan CTL terhadap keterampilan
menulis surat dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV
SDN 04 Cikarang Kota?
2. Bagaimana perbedaan tingkat keterampilan menulis surat antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
CTL?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1.

Mendeskripsikan

pengaruh

penerapan

pendekatan

CTL

terhadap

keterampilan menulis surat pada siswa kelas IV SDN Cikarang Kota 04
2.

Mendeskripsikan perbedaan tingkat keterampilan menulis surat antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
CTL

F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dan memberikan hasil

positif bagi:
1.

Guru
a) Menambah wawasan guru terhadap salah satu model pembelajaran
kontekstual.
b) Menjadi acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai.

7

2.

Siswa
Mendapatkan sebuah inovasi pembelajaran yang baru dalam proses belajar
bahasa Indonesia, yang dapat menambah motivasi belajar bahasa Indonesia
dalam meraih hasil belajar yang baik.

3.

Sekolah
Dapat menjadikan salah satu pertimbangan dan penentuaan kebijakan bagi
kurikulum sekolah untuk meningkatkan kemapuan mengajar guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.

4.

Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta pengalaman
dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah agar lebih bermakna, produktif, sinergi, efektif, efesien
dan bermutu.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis
1. Pendekatan CTL
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
“Contextual Teaching and Learning” adalahsuatu pendekatan
pembelajaran dan pengajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai individu, anggota (keluarga, masyarakat dan bangsa).7
Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan
terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis,
CTL berpijak pada psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar
terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan.8
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,
dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:
konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan
penilaian autentik.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran
mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang dan
itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan masuk akal dan bermanfaat.
Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam
pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang
Andi, “MBS, Life Skill KBK, CTL & saling keterkaitannya” , dalam pelangi (Buletin Pendidikan),
Jakarta, Desember 2005, Edisi III
8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:
Kencana, 2006) h. 255

7

8

9

mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara
penyelesaiannya.
Pembelajaran

kontekstual

dapat

dikatakan

sebagai

sebuah

pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah
dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan
dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka
terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual
menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari
siswa dengan konteks materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan
bagaimana seseorang belajar atau gaya/ cara siswa belajar. Konteks
memberikan arti, relevansi dan manfaat penuh terhadap belajar.
The Northwest Regional Education Laboratory USA dalam LAPIS
PGMI mengidentifikasikan adanya 6 kunci dasar pembelajaran kontekstual,
sebagai berikut:
1) Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi
sangat terkait dengan kepentingan siswa di dalam mempelajari isi materi
pelajaran. Pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan nyata atau
siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan
berkepentingan untuk belajar demi kehidupannya di masa mendatang.
2) Penerapan pengetahuan adalah kemampuan siswa untuk memahami apa
yang dipelajari dan diterapkan dalam tatanan kehidupan dan fungsi di
masa sekarang atau di masa depan.
3) Berpikir tingkat tinggi siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir
kritis dan berpikir kreatifnya dalam pengumpulan data, pemahaman suatu
isu dan pemecahan suatu masalah.
4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar. Isi pembelajaran
harus dikaitkan dengan standar lokal, provinsi, nasional, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta dunia kerja.

10

5) Responsifterhadap budaya: guru harus memahami dan menghargai nilai,
kepercayaan, dan kebiasaan siswa teman pendidik dan masyarakat tempat
ia mendidik. Ragam individu dan budaya suatu kelompok serta hubungan
antara budaya tersebut akan mempengaruhi pembelajaran dan sekaligus
akan berpengaruh terhadap cara mengajar guru.
6) Penilaian autentik: penggunaan berbagai strategi penilaian (misalnya
penilaian proyek tugas terstruktur, kegiatan siswa, penggunaan portofolio,
rubrik,

daftar

cek,

pedoman

observasi,

dan

sebagainya)

akan

merefleksikan hasil belajar yang sesungguhnya.9
b. Perbedaan

Pendekatan

Kontekstual

dengan

Pendekatan

Tradisional
Perbedaan

pendekatan

kontekstual

konvensional

menyandarkan

pada

konvensional

terletak

penekananannya,

pada

dengan

pemahaman

makna.
di

mana

pendekatan
Pembelajaran
pada

model

konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai,
sementara program pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario
pembelajarannya, yaitu kegiatan tahap-demi tahap yang dilakukan oleh guru
dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Siswa

menggunakan

waktu

belajarnya

untuk

menemukan,

menggali, mendiskusikan, menambah daya pikir kritis, atau mengerjakan
proyek dan memecahkan masalah. Perilaku dibangun atas kesadaran
diri.Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. Hadiah dari perilaku
baik adalah kepuasan diri yang bersifat subjektif.10
Siswa secara pasif menerima informasi, khususnya dari guru.
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas
kehidupan. Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya
diperlukan.Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
9

Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, LAPIS PGMI, 2009, h. 3, 12
Nanik Rubiyanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya,
2010) h. 73

10

11

Berikut ini perbedaaan antara pendekatan kontekstual dengan
pendekatan tradisional: 11
NO
1

2

Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Tradisional

Siswa secara aktif terlibat dalam Siswa adalah penerima informasi
proses pembelajaran

secara pasif

Siswa belajar dari teman melalui

Siswa belajar secara individual

kerja kelompok, diskusi,

saling

mengoreksi
3

Pembelajaran

dikaitkan

dengan Pembelajaran sangat abstrak dan

kehidupan nyata dan atau masalah teoretis
disimulasikan
4

Perilaku dibangun atas kesadaran Perilaku
diri

5

dasar

Keterampilan dikembangkan atas Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan

Hadiah untuk perilaku baik adalah Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri

7

atas

kebiasaan

dasar pemahaman
6

dibangun

pujian atau nilai (angka) rapor

Seseorang tidak melakukan yang Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu keliru jelek karena dia takut hukuman
dan merugikan

8

Bahasa
pendekatan

diajarkan

dengan Bahasa

komunikatif,

yakni pendekatan

siswa diajak menggunakan bahasa diterangkan
dalam konteks nyata
9

diajarkan

dengan

struktural,

rumus

sampai

paham,

kemudian dilatihkan (driil)

Pemahaman rumus dikembangkan Rumus itu ada di luar diri siswa,
atas dasar skemata yang sudah ada yang harus diterangkan, diterima,
dalam diri siswa

10

Pemahaman

rumus

dihafalkan, dan dilatihkan
itu

relatif Rumus adalah kebenaran absolut.

berbeda antara siswa yang satu dan Hanya ada dua kemungkian, yaitu
11

Jauharoti Alfin, dkk, op. cit, h. 3.13

12

lainnya.

pemahaman rumus yang salah atau
pemahaman rumus yang benar

11

Siswa menggunakan kemampuan Siswa secara pasif menerima rumus
berpikir kritis

12

atau kaidah

Pengetahuan yang dimiliki manusia Pengetahuan adalah penangkapan
dikembangkan oleh manusia itu terhadap serangkai fakta, konsep,
sendiri.

atau hukum yang berada diluar diri
manusia.

13

Karena

ilmu

pengetahuan

itu Kebenaran bersifat

absolut

dan

dikembangkan (dikonstruksi) oleh pengetahuan bersifat final
manusia sendiri
14

Siswa diminta bertanggung jawab Guru

adalah

penentu

jalannya

memonitoring dan mengembangkan proses pembelajaran
pembelajaran

mereka

masing-

masing
15

Penghargaan terhadap pengalaman Pembelajaran tidak memperhatikan
siswa diutamakan

16

pengalaman siswa

Hasil belajar diukur dengan cara: Hasil belajar hanya diukur dengan
proses

bekerja,

hasil

karya, tes

penampilan, rekaman, tes, dan lainlain
17

Pembelajaran terjadi di berbagai Pembelajaran hanya terjadi dalam
tempat, konteks, dan setting.

18

Penyesalan adalah hukuman dari Sanksi
perilaku jelek

19

adalah

hukuman

dari

perilaku jelek

Perilaku baik berdasar motivasi Perilaku baik berdasar motivasi
instrinsik

20

kelas

ekstrinsik

Seseorang berperiaku baik karena Seseorang berperilaku baik karena
dia yakin itulah yang terbaik dan dia
bermanfaat.

terbiasa

melakukan

begitu.

Kebiasaan ini dibangun dengan

13

hadiah yang menyenangkan.
Sumber :Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, LAPIS PGMI, 2009, halaman. 3.13
c. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Sounders (1999: 5-10) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual
difokuskan pada REACT (Relating: belajar dalam konteks pengalaman hidup,
Experiencing: belajar dalam konteks pencarian dan penemuan; Applying: belajar
ketika pengetahuan diperkenalkan dalam konteks penggunaannya; Cooperating:
belajar melalui konteks komunikasi interpersonal dan saling berbagi; Transfering:
belajar penggunaan pengetahuan dalam suatu konteks atau situasi baru. Penjelasan
masing-masing prinsip pembelajaran kontekstual tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterkaitan, relevansi (relating)
Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan (relevansi) dengan bekal
pengetahuan yang telah ada pada diri siswa (relevansi antarfaktor internal)
seperti bekal pengetahuan, keterampilan, bakat, dan minat dengan faktor
eksternal seperti pengalaman dalam kehidupan dunia nyata.
2. Pengalaman langsung (experiencing)
Dalam proses pembelajaran, siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung
melalui eksplorasi, penemuan, inventori, investigasi, penelitian dan
sebagainya.

Pengalaman

langsung

ini

dipandang

sebagai

jantung

pembelajaran kontekstual. Proses pembelajaran akan berlangsung cepat jika
siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi peralatan, memanfaatkan
sumber belajar, dan melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian yang lain
secara aktif.
3. Aplikasi (applying)
Menerapkan fakta,konsep,prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam situasi
dan konteks lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi,lebih dari sekedar
hafal. Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari
untuk diterapkan atau digunakan pada situasi lain yang berbeda merupakan
penggunaan (use) fakta konsep, prinsip atau prosedur atau „‟pencapaian

14

tujuan pembelajaran dalam bentuk menggunakan (use)‟‟ (Reigeluth dan
Merril, 1987:17).
Kemampuan siswa menerapkan konsep dan informasi dalam konteks yang
bermamfaat juga dapat mendorong siswa untuk memikirkan karir dan
pekerjaan di masa depan yang mereka minati. Dalam pembelajaran
kontekstual, penerapan ini lebih banyak diarahkan pada dunia kerja.Dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, pengenalan dunia kerja ini dilaksanakan
dengan

menggunakan

buku

teks,

video,

laboratorium,

dan

bila

memungkinkan ditindaklanjuti dengan memberikan pengalaman langsung
melalui kegiatan karyawisata, praktik kerja lapangan dan sebagainya.
4. Kerjasama (cooperating)
Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab
pertanyaan, komunikasi interaktif antarsesama siswa, antarsiswa dengan
guru, antarsiswa dengan nara sumber, memecahkan masalah

dan

mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pembelajaran pokok dalam
pembelajaran kontekstual.
Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa belajar menguasai
materi pembelajaran, tetapi juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia
nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika
dilakukan secara bersama-sama atau kerja sama dalam bentuk tim kerja.
5. Alih pengetahuan (transferring)
Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk
mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki pada
situasi lain. Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimiliki tidak sekedar untuk dihafal, tetapi dapat digunakan atau dialihkan
pada situasi dan kondisi lain. Kemampuan siswa untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah-masalah baru merupakan
penguasaan strategi kognitif (Gagne, 1988:19) atau „‟pencapaian tujuan
pembelajaran dalam bentuk menemukan (finding)”12.
12

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010) h. 8-10

15

Tujuan dari penerapan dan pendekatan pembelajaran kontekstual
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan
pemahaman makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan antara
materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan makna sehari-hari sebagai
individual, anggota keluarga, anggota masyarakat dan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut, sejumlah hasil yang diharapkan dalam penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual, di antaranya adalah:
1. Guru yang berwawasan luas
2. Materi dalam pembelajaran
3. Strategi metode dan teknik belajar mengajar
4. Media pendidikan yang memadai
5. Fasilitas yang berkualitas
6. Proses belajar mengajar
7. Kancah pembelajaran
8. Penilaian yang adil
9. Suasana.13
d. Komponen Pendekatan Kontekstual
Pendekatan

CTL

memiliki

tujuh

komponen

utama

untuk

pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat
belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Pembelajaran
dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh prinsip
tersebut dalam pembelajarannya.
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme, yaitu mengembangkan pemikiran siswa akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri,
dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Pada
dasarnya, pengetahuan dibentuk pada diri manusia berdasarkan pengalaman
nyata yang dialaminya dan hasil interaksinya dengan lingkungan sosial di
sekelilingnya. Pengetahuan yang siswa peroleh itu adalah hasil interpretasi
pengalaman tersebut yang disusun dalam pikirannya. Jadi siswa bukan
13

Nanik Rubiyanto op. cit,h. 77

16

berasal dari apa yang diberikan guru, melainkan merupakan hasil usahanya
sendiri berdasarkan hubungannya dengan dunia sekitar.14
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak
mampu

memberikan

semua

pengetahuan

siswa.

Siswa

harus

mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori
ini adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan
suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki,
informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dengan kata lain, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam kegiatan
pembelajaran, siswa membangun pengetahuan mereka melalui keterlibatan
aktif dalam proses belajar mengajar. 15
2) Inkuiri
Menemukan atau inkuiri, yaitu melaksanakan sejauh mungkin
kegiatan inkuiri untuk semua topik. Siswa diberi pembelajaran untuk
menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan
dunia nyata. Guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa, sehingga
para siswa bekerja menggunakan prosedur mengenali masalah, menjawab
pertanyaan, menggunakan prosedur penelitian, dan menyiapkan kerangka
berpikir, hipotesis, dan penjelasan yang relevan dengan pengalaman dunia
nyata.16
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk
pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.17

14

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran,( Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 57
Trianto, op. cit., h. 108
16
Lukmanul Hakim, op. cit., h. 59
17
Trianto, op. cit., h. 109
15

17

Dilihat dari segi kepuasan emosional, sesuatu hasil menemukan
sendiri

nilai

kepuasan

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

hasil

pemberian.Di mana hasil pembelajaran merupakan hasil kreativitas siswa
sendiri, akan bersifat lebih tahan lama diingat oleh siswa bila
dibandingkan dengan sepenuhnya mmerupakan pemberian dari guru.
Untuk menumbuhkan kebiasaan siswa secara kreatif agar bisa menemukan
pengalaman

belajarnya

sendiri,

berdampak

pada

strategi

yang

dikembangkan oleh guru.
3) Bertanya
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari
“bertanya”, Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual.
Bertanya

dalam

pembelajaran

dipandang

sebagai

kegiatan

guru

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran

yang

berbasis

inkuiri,

yaitu

menggali

informasi,

mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian
pada aspek yang belum diketahuinya.
4) Masyarakat Belajar
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua
arah. Seorang guru mengajari siswanya bukan contoh masyarakat belajar
karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang
dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru
yang datang dari siswa atau dalam contoh ini yang belajar hanya siswa,
bukan guru. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih yang
terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar satu sama lain.
Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar member
informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga
meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.
Kebiasaan penerapan dan mengembangkan masyarakat belajar ini
sangat dimungkinkan dan dibuka dengan luas memanfaatkan masyarakat

18

belajar lain diluar kelas. Setiap siswa semestinya dibimbing dan diarahkan
untuk mengembangkan rasa ingin tahunya melalui pemanfaatan sumber
belajar secara luas yang tidak hanya disekat oleh masyarakat belajar
didalam kelas, akan tetapi sumber manusia lain diluar kelas (keluarga dan
masyarakat). Ketika kita dan siswa dibiasakan untuk member pengalaman
yang luas kepada orang lain, maka saat itu pula kita atau siswa akan
mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dari komunitas lain.
5) Pemodelan
Perkembangan ilmu dan teknologi, telah mengantarkan dan
memberi dampak kepada kemampuan guru. Oleh karena itu, maka kini
guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan
segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan
mengalami hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena itu,
tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan
pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara
menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh
guru.
6) Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa
lampau. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai
struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaaan atau revisi
dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap
kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari suatu proses yang
bermakna pula, yaitu melalui penerimaaan, pengolahan, pengendapan,
untuk kemudian dapat dijadikan sandaran dalam menanggapi terhadap
gejala kemunculan kemudian. Melalui model ini, pembelajaran siswa
akan jauh lebih penting berada diluar kelas, yaitu pada saai ia dituntuu
untuk menangggapi dan memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi

19

sehari-hari. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pada dunia nyata dihadapinya akan mudah diaktualisasikan
manakala pengalaman belajar siswa telah memasuki dalam setiap jiwa
siswa dan di sinilah pentingnya menerapkan unsure refleksi pada setiap
kesempatan pembelajaran.
7) Penilaian Sebenarnya
Penilaian sebagai integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang
amat menentukan untuk m

Dokumen yang terkait

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh Pendekatan Contextual and Teaching Learning Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

1 4 137

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 105343 RAMUNIA T.A 2014/2015.

0 2 25

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan Memanfaatkan Media Televisi untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang Siswa Kelas IV S

0 0 15

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang.

0 0 1

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI.

0 0 1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS V SDN BANYUMENENG GIRIHARJO PANGGANG GUNUNGKIDUL.

0 1 224

PENINGKATAN KETERAMPILA MENULIS PADA SISWA KELAS II SDN TUKANGAN DENGAN MENNGUNAkAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING 0

0 0 2

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XD

1 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI SEKOLAH DASAR

0 0 12