Perkawinan usia muda menurut hukum islam : studi kasus desa dangdang kec.cisauk tangerang

PERKAWIN AN USIA MUDA MENURUT HUKUM ISLAM
(STUD I KASUS DESA DANG DANG KECAMATAN CISAUK TANGERANG)

Oleh:

IMIARTI SAHARA

102043224951

PROGRAM STUD! PERBANDINGAN HUKUM
JURUSAN PERB.-\.\'DINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM
Ull'\ SYARIF HIDAYATULLAH
.JAKARTA
1-tli HI 2006 M

PERKAWINAN USIA MUDA PADA MASYARAKA T DESA
DANGDANG KECAMATAN ClSAUK TANGERANG
· Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Hukwn Islam


Oleh:
L'\HAR'Il SAHARA

NL'\I: 102043224951

Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing II

Z----

セM

Kamarusdiana MH
:\IP.150 285 972

PROGRAllil STUDI PERBANDINGAN HUKUllil
.JURUSAN PERBA.'.'\DINGAN

A|NQazhセ@


daセ@

HlfKU.\f

FAKl'LTAS SYARI'AH DAN HUKU1VI

l'Il\' SYARIF HIDA YATl'LLAH
.!.\ K.-\ RT.\
1427 HI 2006 \I

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Perkawinan Usia Muda A1enurut Hukum Islam ( studi
kasus Desa Dangdang Kecamatan Cisauk Tangerang)" telah di ajukan dalam siding
munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 November 2006. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sarjana program Strata I (SI) pada
jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum program studi Perbandingan Hukum.
Jakarta, 23 November 2006
l\lengesahkan

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM
KIP. 150 210 422

Panitin Ujian

Ketua_

: DR. H. Ahmad Mukri Aji, MA
NIP. 150 220 544

Sekretaris

: Muhammad Taufiqi, M.Ag
NIP. 150 290 159

Pembimbing I

: Yavan Sopvan, M.Ag

NIP. 150 227 991

Pembimbing II

Penguji I

セMᄋ@

Kamarusdiana, MH
NIP. 150 285 972

(

: Dra. Hj. Halimah Ismail
NIP. 150 075 192
セ@

Pcnguji II

: Sri Hidavati, M.Ag

NIP. 150 282 403

Mセ@

..... ,...................)

-(/,&.?:..
.
.
.
)
ML⦅セjヲ[N@
.......................)

-----

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Ilahi Robbi, Tuhan semesta alam, yang telah
menciptakan ilmu pengetahuan kepada manusia, sehingga manusia dapat mencari dan

menemukan segala pengetahuan yang ingin ia cari. Tentunya semua itu tidak lepas dari
izin dan karunia yang diberikan oleh-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW sang pemberi syafa' at, semoga kelak kita semua
pengikutnya dapat diberikan syafa'atnya padahari kebangkitan nanti, Amiin.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak hal yang dapat kita jadikan pelajaran dan
pengalaman yang amat berarti bagi kita. Selain untuk memenuhi persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Hukum [slam pada Program Studi Perbandingan Hukum,
Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, juga
mernpakan informasi yang mungkin dibutuhkan baei petualang ilmu pengetahuan,
khususnya pengetahuan tentang Perkawinan Usia Muda.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terselesaikan begitu saja tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hat[ dan sebagai bentuk penghargaan kepada semua pihak
yang telah membantu, men.:iukung, dan mengarahkan dengan tulus dan ikhlas, penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hal itu semua, penulis ingin menghaturkan terima kasih yang setulustulusnya kepada:

L Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma SH.MA. , beserta segenap pembantu Dekan.

2. Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum UIN Syarif hidayatullah
Jakarta, Bapak DR. H. Ahmad Mukri Adji, M.A., dan Sekretaris Jurusan, Bapak
Kamarusdiana, S.Ag, M.H.
3. Bapak Yayan Sofyan M.Ag dan Bapak Kamarusdiana sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam
penyusunan dan penulisan skripsi ini.
4. Kepala Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum, Kepala Perpustakaan Utarna
UIN Syarif Hidayatttllah Jakarta dan Kepala Perpustakaan Umum Iman Jama
beserta karyawan-karyawannya, serta ternan-ternan yang telah rnembantu
melengkapi bahan kepustakaan penulis.
5. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda, !mun Sahara dan lbrmda, Sanimah,
yang telah berjasa mengasuh, rnendidik dan tak henti-hentinya mendo'akan
anakrnu (penulis), memberikan dorongan baik moril maupun materiil, se'.lingga
penulis dapat menyelesaikan sl..-iipsi ini.
6. Kepala KUA Cisauk, Bapak H. Lukman Hakim HS.BA., beserta staf-stafnya,
serta segenap warga masyarakat Desa Dangdang yang telah membantu dan
memberikan data-data dalam penulisan skripsi ini.
7. Lurah Desa Dangdang beserta staf-stafnya yang telah membantu dan rnr,mberikan
data-data dalarn penulisan skripsi ini.
8. Bapak K.l-l Abdul Rosvid beserta kcluarga vang tdah mernbantu penu.lis dalarn

hal kesediaan memberikan ini"ormasi clan pengarahan da\am penulisan skripsi ini.

9.

Kakak - kakak dan Adik - adik tersayang, Kak Aisyah, Kak Masnah, Abang
lswadi, Ipul, Pe'i, dan Hani, yang telah memberikan motivasinya kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

I 0.

Teman - teman yang telah memberikan bantuan yang tak ternilai baik secara
langsung maupun tidak langsung; Nurjannah, Marli, mas bejo, Ida, Bang Oji,
Opi dan sebagainya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas amal baik mereka serta mendapat ridho di sisiNya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin.

Jakarta ........................... 1427 H
........................ 2006M


Penulis

DAFfARISI
Hal am an
KATA PENGANTAR ......... ···········-············--·-·-·····-··················--····-··········---······
DAFfAR ISI ····················-··················································································
BABl

II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................. 8
D. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penulisan ··················-·······--··· 9
E. Sistematika Penulisan ····-·················-····················-·········-············ [3

BAB ll


TIN.JAUAN UMUM TENTANG PERI(A\VINAN USL\ MUDA
A. Pengertian Perkawinan Usia Muda ---······-····---···--- ... ··-----·--------- !4
B. Sebab-sebab Terjadinya Perkmvinan Usia Muda ····-·····--······---···· 17

C. Dampak Dari Perkawinan Usia Muda dan Upaya Penanggulangan

Perkavvinan Usia Muda ........... -·---·······-····---·····-····--·--···-····----·····--· 27
D. Pandangan Hukum Islam Tentang Perkawinan Usia Muda -···-···- 36
BAB III

セondis@

OBYEI\."flF \VILA YAH DESA DANG DANG
KECAMATAN CJSAUK TANGERANG

A. Kondisi ObyektifWilayah Kecamatan Cisauk Tangerang
I. Letak Geografis .....
2. Kondisi Di
seorang laki-laki maupun wanita.

Berangkat dari kondisi masyarakat yang. d;!mikian, . banyak dijumpai
perkawinan yang tidak bahagia clikalangan pasanga.n muda tersebut dan tingginya
angka perceraian, khususnya di daerah pedesaan, Gadis-gadis desa yang sederhana
banyak yang kawin dalam usia muda dan kadang-kadang bagi mereka kawin cerai
berkali-kali tidak menjadi soal, hingga dalam usia 25 tahun banyak di antara mereka
yang sudah dua atau tiga kali menikah 8. Selain itu sering dijumpai kelahiran
8
Dadang l":Ia•vari dkk, Qセ・イウゥ。Ojエ@
1996).h.9

Ale111y11 J>er/an1·ina11 jャQョセHサ@

Lestari,

(Jakarta, Pustaka Nセ|ョエ。イ@

6

abnormal, seperti bayi lahir cacat atau meninggal dan ibu sakit bahkan juga
meninggal akibat kehamilan terjadi pada wanita yang masih remaja.
Kompleksitas masalah dalam perkawinan yang terjadi pada masa kini banyak
menyentak perhatian dari berbagai kalangan. lmplikasi-implikasi dari persoalan
dalam perkawinan bukan hanya tidak tercapainya tujuan perkawinan tetapi sudah
mencapai pada kondisi yang sangat memprihatinkan seperti banyaknya kasus
perceraian. Kenyataan ini seharusnya dapat dijadikan sebagai masukau berharga yang
dapat menggugah kesadaran semua pihak. Oleh karenanya kematangan .fisik dan
kedewasaan jiwa dipandang perlu, karena diharapkan buah dari perkawinan
menghasilakan keturunan atau generasi yang sehat lahir dan batin untuk
memperkokoh pertumbuhan bangsa di masa mendatang.
Islam tidak mengenal batas usia untuk menikah. Hal -ini dimaksudkan untuk
menekan rasio nafsu sahwat serendah mungkin serta meninggikan nilai keperawanan
dan kemurnian seksual. Akan tetapi akad perkawinan yang sebenamya haruslah
ditunda sampai kedua belah pihak (calon suami istri) betul-betul m.emasuki usia yang
siap mengikat hubungan perkawinan. 9
Menurut Abdullah al-Maraghi, pengarang kitab al-Zawaj al-Tha/aq Ji Jami 'ii
.Adyan, pada umumnya seorang pria yang mencapai usia 18 tahun dan seorang wanita

yang mencapai umur 16 tahun baru mericapai kematangan fisik., psik1s, dan mental.
Ali Akbar juga menegaskan bahwa umur yang baik untuk mulai menikah ialah 18
Han1n1udah Abd. A1 · Ati, f{eluarga NセQオウOゥjョ@
0·11e ヲojQゥセイ@
S'truclure in
Anshan Thayib, (Surabaya. PT. Bina llmu. 1984). cet. ke-1. h. 96-97
9

[,·/0111), .J\.Jih

Bahasa:

7

sampai dengan 20 tahun bagi \vanita dan 25 tahun ke atas bagi laki-laki.

10

Kematangan usia tersebut idealnya berupa hasil akumulasi kesiapan fisik, ekonomi,
sosial, mental dan kejiwaan, agan1a dan budaya.

Perkawinan membutuhkan

kematangan yang bukan sekedar bersifat biologis, tetapi juga kematangan psikologis
dan sosial 11 •
Mengenai masalah perkawinan di usia muda, penulis mengambil cuplikan dari
beberapa kasus yang terjadi di Desa Dangdang. Desa Da:igdang adalah salah satu
desa yang berada di wilayah Kecan1atan Cisauk Tangerang yang mayoritas penduduk
aslinya beragama Islam.
Dari berbagai informasi secara formal maupun informal, bahwa di daerah
Kecamatan Cisauk, Khususnya Desa Dangdang banyak terjadi perkawinan di usia
muda. Hal ini bisa terlaksana dengan berbagai alasan yang bersifat subyektif dan
kondisional. Alasan yang bersifat subye1.1:if seperti karena si perempuan itu takut
kalau nanti ia dibilang perawan tua. Sedangkan alasan yang bersifat kondisional ialah
karena fak'tor pendidikan dan desakan ekonomi, selain itu karena _kawin di usir: muda
memang sudah menjadi tradisi atau kebiasaan di Desa Dangdang kh;;susnya untuk
anak perempuan. Oleh karena itu dalam kesempatan penulisan skripsi ini, penulis
. mencoba meneliti lebih jauh untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
ー・イォュ|セョ。@

di usia muda serta resiko yang mengancam eksisitensi dan keutuhim

10

Masjfuk Zuhdi, Studi Islam: Muamalah, Op.Cit., h. 31

セQオィ。ョ、@
Zain dan Muhl'1.ar A.I Shodiq, 1\.fe11rl1ama/Negeri l
daerah di mana pemikahan itu dilaksanakan.
Tujuan mendirikan rumah tangga yang kekal dan harmonis yang diikat
oleh tali pemikahan merupakan hal yang suci. Namun demikian, tidak jarang
terjadi bahwa tujuan yang mulia tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Apabila suami isteri atau salah seorang dari mereka belum memiliki ォ・、キ。ウセ@
baik fisik maupun rohani, maka pembinaan rumah tangga itu akan menjadi sulit.
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, orang muda yang akan menempuh kehidupan
rumah tangga hanya dapat mengartikan cinta sebagai suatu keindahan dan
romantisme belaka. Mereka barn memilild cinta emosi, karena belum diikat oleh
.
b yang sempuma. JJ
rasa tanggung Jawa

Menurut agama Islam, suatu tindakan dan perilaku harus dapat
dipertanggungjawabkan

kepada AJlah

pembinaan kehidupan rumah tangga.

dan

masyarakat, termasuk dalam

Perilaku yang bertanggung jawab

merupakan salah satu indikasi kedewasaatL Dimana orang yang sudah dewasa,
fisik dan mental, belum tentu bisa membina dan mendirikan rumah tangga secara
sempurna, apalagi orang muda yang belwn dewasa. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa masalah kedewasaan merupakan persoalan penting yang mempunyru
pengaruh tidak kecii terhadap keberhasilan rumah tangga. 12

11

Helmi Karinl. "Kedeli·osa£1n lh1111k A.fenikah", Probien1atika Hukun1 lslan1 Kontemporer,

(Jakarercla/a (Bff'j, (Jakarta: PT. HJdya Karya Agung., 198 I), h. 31
' ( l\ani Stnvondo, Hukurn }Jerkml'inan clan Ker>e11d11d11kcrn di Jnclonesia, (Bandung: PT Bina
Cipta, 1989), Cctke-1. h.1 OS

23

Kenyataan dewasa ini menunjukkan begitu banyak pasangan usia muda
yang menjalani pernikahan, tidak terkecuali pada penduduk kota apalagi
masyarakat pedesaan. Pemikahan yang berlangsung pada usia muda banyak
membawa dampak positifmaupun negatif.
Sebab-sebab terjadinya perkawinan usia muda itu antara lain masih
kuatnya adat istiadat kawin muda, pendapat orang tua yang ingin anak
perempuannya cepat kawin supaya terlepas dari tanggungannya. 15
Dalam kenyataa;mya mengenai adat kebiasaan kawin muda ini, menurut
Sulasikin Murpratomo bahwa adanya kebiasaan kawin muda tersebut disebabkan
karena sistem nilai dan adat yang masih dipegang penduduk daerah itu. Orang tua
merasa malujika anak perempuannya menjadi "perawan tua".
Di samping itu perkawinan usia muda banyak dilakukan karena.
kekhawatiran orang tua akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
kehamilan di luar nikah. 16
Masyarakat yang menganut adat perkawinan usia _muda, mempunya1
prinsip lebih baik kawin hari ini walau hari esok cerai ketimbang disebut sebagai
per::wan tua. Adat dan kebiasaan seperti ini masih dapat dijumpai di daerah
pedesaan yang tingkat pendidikannya rendah. Dalam masyarakat ini biasanya
keberadaan anak didikte oleh orang tuanya dalam memilih suami atau isterinya,

"Ibid
11

) Sulasikjn Nセャオイー。ッQPL@
(Januari. I 991). h 8

-sebab-sebab Perkav,,inan Lfsia セQオ、。BL@

1\'1i111har l.rlc11na X\1 , 156.

24

terutama anak perempuan. Hal ini didorong pula oleh kondisi masyarakat yang
memegang prinsip tabu menentang kehendak orang tua, atau kerabat yang lebih
tua adalah durhaka, dan sebagainya. 17
Dalam hal pendidikan, bagi masyarakat pedesaan ha! itu sangatlah sulit
dijangkau. Kesulitan ini bisa terjadi karena alasan biaya, informasi dan
transportasi yang sangat terbatas, atau karena memang fasilitas umum seperti
sekolah sangat sedikit jumlahnya dan jaraknya yang jauh. Sehingga banyak anakanak di pedesaan yang tidak dapat melanjutkan pendidikan atau hanya sempat
menempuh pendidikan di bangku Sekolah Dasar, yaitu rata-rata l-3 talnm. Hal ini
disebabkan karena fahor-faktor tersebut yang akhimya tidak sedikit yang putus
sekolah, bahkan tidak sama sekali. Dengan kondisi yang demikian, maka tidak
lain yang rncreka lak:Jkan kecuali menikah pada usia yang relatif rnuda, karena
antara anak-anak perempuan maupun laki-laki tidak memiliki ketrampilan untuk
melakukan sesuatu.
Selain karena faktor adat kebiasaan dan pendidika!1, perkawinan usia
muda juga disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga dan juga masih terbatasnya
pengetahuan masyarakat pedesaan rnengenai rnakna dan isi Undang-undang No. l
Tahun 1974 tentang Perkawinan. Di rnana arti dari sebuah perkawinan adalah
ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suarni isteri untuk

17

J-Iihnan J-fadikusun1a, Huk11111 f\?rk(n1·ina11 Indonesia A1enurul }Jerundang-11ncianga11.
Hukutn _A,fat, f)a11 Huku111 Agcnna, (Bandung· J\fandar Jvfaju, 1990), h 53

25

membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.

18

Perkawinan usrn muda yang terjadi karena fal"1or ekonomi, lebih
disebabkan karena ada sebagian orang tua yang lebih mengutamakan kepentingan
sendiri ketimbang kesejahteraan anak-anaknya. Terkadang mereka merasa bahwa
kekayaan danjabatan itulahjembatan untuk memperoleh kebahagiaan dan bukan
karena faktor usia dan potensi yang dimilib seseorang. Selain it11 terkadang ada
orang yang mengatakan, bahwa beberapa orang diantara para ayah biasanya
memaksakan anak-anak gadisnya menikah pada usia yang masih muda karena
mengharapkan kemanfaatan materi yang mereka senangi.
Kemudian disebabkan pula karena kurang adanya pengertian tentang
ajaran-ajaran agama Islam yanf! menekankan bahwa perkawinan adalah sesuatu
yang tinggi dan mulia, dan adanya anggapan bahwa perceraian bukan merupalernikrhan y。Qセァ@
(Jakana: Pustaka Azzam, 1997). C'ecke-1, h. 91-93
21

!Jahagia,

28

t) Dengan pemikahan usia muda, laki-laki dan \vanita bisa mewujudkan

kebahagiaan yang hakili dalam kehidupan mereka, karena mereh'1l bisa
menikmati indahnya pemikahan
2. Dampak negatif
Tidak dapat diabaikan pula bahwa dengan melakukan perkawinan di us1a
muda memiliki dampak-dampak negatif terhadap ibu dan anak khususnya,
dan tidak menutup kemungkinan akan dapat mengarah kepada perceraian.
Dan diantara dampak-dampak negatif dari perkawinan usia muda adalah
sebagai berikut :
a. Dampak perkawinan usia muda bagi kesehatan ibu dan anak
Menikah pada usia muda kurang baik bagi wanita, karena secara mental
dan intelektual belum siap, sehingga akan mempengaruhi kualitas
keturunannya. Selain itu, wanita yang menikah terlalu muda akan
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan sewaktn melahirkan.
Perkawinan yang dilangsungk