PA : Packaging Take Away Box pada UKM Bakpao Kapas.

(1)

PACKAGING TAKE AWAY BOX

PADA UKM BAKPAO KAPAS

PROYEK AKHIR

Nama

: ANDRI YULIAWAN

NIM

: 09.39090.0005

Nama

: REZA FANTISNA PUTRA

NIM

: 09.39090.0013

ProgramStudi

: DIII Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

  iv 

Halaman

KATA PENGANTAR.………...i

DAFTAR ISI.……….ii

DAFTAR GAMBAR.………...iii

BAB I PENDAHULUAN.……….1

1. 1 Latar Belakang Masalah.………1

1.2 Perumusan Masalah.………...………...3

1.3 Batasan Masalah..………...3

1.4 Tujuan..………3

1.5 Manfaat..………..4

BAB II LANDASAN TEORI.……….………..5

2.1 Desain.……….…………...5

2.2 Kemasan………...………...6

2.3 Perkembangan Kemasan Di Indonesia………....6

2.4 Jenis-jenis Kemasan...………...………..7

2.5 Fungsi Kemasan.………...………. 8

2.6 Daya Tarik Dalam Kemasan.………...……….10

2.7 Mendesain Identitas Merk.………...………….23

2.8 Spesifikasi ………...……….26

BAB III ANALISA ………...……….… 27

3.1 Studi Eksisting ……….……….27

3.2 Ide dan Konsep ……… 30


(3)

  v 

4.2 Tahap Implementasi Konsep ke dalam Desain ………...41

4.3 Proses Pembuatan Plat ………...44

4.4 Proses Cetak ………...44

4.5 Tahap Finishing ………45

4.6 Kalkulasi ……….. 48

BAB V PENUTUP ………..50

5.1 Kesimpulan ………...50

5.2 Saran ……….50

DAFTAR PUSTAKA ………..52


(4)

  vi 

Halaman

Gambar 2.1 Kardus Susu UHT Juara ……… 20

Gambar 2.2 Contoh Kardus Gelombang ……….……… 21

Gambar 2.3 Kardus gelombang pada kemasan lampu ………... 22

Gambar 2.4 Canisters Poppycoce ….………... 22

Gambar 2.5 Shampo Packaging Design …….………. 23

Gambar 2.6 Kemasan Blizter …….………. 24

Gambar 2.7 Packaging Kaca Juice ……….. ………... 25

Gambar 2.8 Kemasan Logam ……….. ……… 25

Gambar 3.1 Contoh Sketsa Desain ………..…... 34

Gambar 4.1 Kerangka kemasan Bakpao Kapas... 45

Gambar 4.2 Desain Bakpao Kapas...……… 46

Gambar 4.3 Desain yang telah digabungkan dengan kerangka kemasan...…… 46


(5)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kita telah mengetahui banyak makanan ringan atau yang sering disebut dengan snack mulai bermunculan di pasaran. Keanekeragaman serta cirikhas rasa dari makanan ringan tersebut, menjadi serbuan para penggemar yang doyan jajan. Berapapun usianya dan dari kalangan manapun tak pernah lepas mengkonsumsinya, bahkan bisa menjadi teman pada saat perjalanan jauh sebagai peganjal perut di saat lapar menyerang. Setiap daerah pasti mempunyai jajajan yang bermacam–macam mulai dari penampilan, rasa, bahkan dari segi harga turut serta ikut meramaikan pasar–pasar tradisional atau pasar modern dan pusat oleh–oleh yang terdapat di seluruh nusantara ini. Tak heran jika kita berpergian ke luar kota banyak orang berburu oleh–oleh atau sekedar mencicipi makanan–makanan khas dari asal daerah tersebut.

Dalam Proyek Akhir ini penulis selaku penulis mengambil ide konsep yang tak asing lagi di telinga kita yaitu makanan ringan bakpao. Mengapa penulis mengambil konsep tersebut, karena produk makanan ringan tersebut mempunyai banyak faktor yang menguatkan penulis untuk mengangkatnya sebagai Proyek Akhir ini. Yang membuat penulis memilih ide konsep ini adalah, produk tersebut dapat di konsumsi oleh semua usia, mudahnya mendapatkan bahan baku produk, proses produksi yang tidak banyak menyita waktu, harga yang ekonomis, prospek bisnis jangka panjang serta dalam strata usianya makanan ringan ini sudah lama ada di negri ini.


(6)

Dari analisa di atas, maka penulis berkeinginan menciptakan sebuah kemasan yang mudah dibawa, serta biaya produksi yang ekonomis tanpa mengurangi dari segi visualisasi desain dari merk produk tersebut. Ide ini muncul setelah penulis mengamati dari beberapa pedagang penjual bakpao keliling yang sekedar membungkus produknya dengan kertas kue sebagai kemasan primer dan kantong plastik trasnparant sebagai kemasan sekunder. Dalam proyek akhir ini penulis menciptakan kemasan yang dapat memuat produk bakpao ini berisi 2 buah dalam satu kemasan. Kemasan primer yang penulis pakai tidak jauh berbeda dengan konsep sebelumnya mengggunakan bahan material kertas kue. Mengapa kertas kue penulis pergunakan dalam hal ini karena unsur dari material tersebut mudah dilipat, mudah didapatkan dan harganya ekonomis. Untuk selanjutnya pada kemasan sekunder penulis pergunakan bahan material kertas berjenis art paper dengan ketebalan 120 gsm. Alasan yang penulis unggulkan dari material ini adalah permukaan kertasnya yang mengkilap serta ramah terhadap lingkungan karena material tersebut dapat di daur ulang, beda dengan kemasan pedagang penjual bakpao keliling pada umumnya yang menggunakan kantong plastik trasnparant sebagai kemasan sekunder yang dapat berdampak buruk pada lingkungan karena limbah plastik butuh proses 10 hingga 20 tahun untuk dapat mengurai. (http://lapar.com/makanplus/fakta-lama-waktu-urai -sampah-2/).

Kemasan yang nantinya dikerjakan berbentuk seperti shopping bag yang terdapat handle dibagian atas kemasan yang berfungsi sebagai gengaman tangan pada saat kemasan tersebut dibawa. Kemasan ini berdimensi panjang 19 cm, lebar 9,5 cm, tinggi 5,3 cm yang dapat menampung 2 buah produk dalam satu kemasan. Tiga hal yang kita unggulkan dalam kemasan ini yaitu visualisasi


(7)

desain, bentuk kemasan dan yang terakhir biaya produksi yang ekonomis karena kemasan ini hanya di cetak menggunakan satu warna saja. Untuk produk kemasan, penulis mengambil judul Packaging Take Away Box dari produk Bakpao Kapas sebuah usaha kecil menengah (UKM) penjual bakpao yang berada di Jakarta.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka di ambil rumusan masalah untuk, bagaimana membuat kemasan/packaging Take Away Box di produk Bakpao Kapas yang mudah dibawa serta ekonomis dalam biaya produksinya.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan–batasan masalah pada sistem informasi penggajian ini adalah sebagai berikut :

1. Perancangan desain dibatasi hanya pada produk Bakpao Kapas. 2. Tidak membahas resep atau pengolahan pembuatan bakpao. 3. Tidak membahas pada jenis kemitraan UKM.

4. Tidak membahas bisnis plan serta pemasaran produk.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh para penulis dari kegiatan Proyek Akhir pembuatan desain kemasan produk Bakpao Kapas ini adalah sebagai berikut:


(8)

2. Sebagai syarat penerapan ilmu yang selama ini dipelajari di perkuliahan untuk diterapkan demi membantu kemajuan usaha kecil menengah (UKM) dalam pengembangan kemasan untuk produknya.

3. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang desain kemasan untuk produk Bakpao Kapas khususnya di tingkat usaha kecil menengah (UKM) dan franchise.

4. Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai macam material yang sesuai dan sebaiknya digunakan untuk mengemas produk makanan ringan berjenis bakpao.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan proyek akhir ini adalah:

a. Untuk pribadi/kelompok.

1. Dapat menambah pengalaman dalam mendesain serta melakukan proses cetak (baik mulai dari prepress, press, postpress).

2. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang selama ini sudah didapatkan semasa perkuliahan.

3. Dapat menambah pengalaman dalam melakukan usaha di bidang usaha kecil menengah (UKM) dan melakukan negoisasi.

4. Dapat menambah pengalaman dalam mempublikasikan sebuah produk/usaha dengan proyek yang ada.


(9)

b. Untuk usaha kecil menengah (UKM).

1. Dapat memperoleh nilai tambah untuk produknya lewat desain kemasan yang baru.

2. Mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang desain kemasan yang lebih tepat untuk produknya.


(10)

5

LANDASAN TEORI

2.1 Desain

Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, baik seni rupa dan berbagai pencapain kreatif lainnya. Dalam sebuah kalaimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. (http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007).

Desain adalah Rencana atau skema yang dibuat manusia yang akan direalisasikan. (English Oxford Dictionary, 1588)

Desain adalah kerangka bentuk atau rancangan. (Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Cetakan Ketiga Balai Pustaka, 1993)

Secara umum desain memiliki arti sebagai suatu rancangan yang dilahirkan dari konsep pemikiran seseorang atau lebih, berdasarkan daya kreatifitas cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya dan dituangkan atau disusun dalam bentuk dua dimensi (2D) atau tiga dimensi (3D). Yang pada akhirnya akan melahirkan satu produk materil dan dapat diterapkan pada kehidupan nyata.


(11)

2.2 Kemasan

Desain kemasan menjadi salah satu sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual. Sebenarnya mengemas dan kemasan memiliki arti yang berbeda. Mengemas adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang. Sedangkan kemasan mengacu pada objek fisik itu sendiri (Klimchuk and Krasovec 34).

Kemasan memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan adalah bungkus pelindung barang dagangan. Menurut (Klimchuck and Krasovec 33) desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen- elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarakan.

Menurut Didit Widiatmoko (2007), seorang dosen ITB, kemasan merupakan upaya manusia untuk mengumpulkan sesuatu yang berantakan ke dalam suatu wadah, serta melindungnya dari ganguan cuaca.

2.3 Perkembangan Kemasan di Indonesia

Di Indonesia, perkembangan industri kemasan berjalan seiring dengan perkembangan produk. Sekalipun dunia periklanan berkembang pesat di Indonesia dewasa ini, perkembangannya masih belum diikuti perkembangan desain kemasan.

Tak satu pun desain kemasan yang dapat bertahan selamanya, karena pada suatu masa tiba juga saatnya desain kemasan tersebut diperbaharui. Sebuah kemasan yang terlihat menarik dan segar, lambat laun akan kelihatan ketinggalan dan menampakkan kesan usang. Hal tersebut dapat mematikan penjualan dari


(12)

produk yang dijual. Gejala tersebut disebabkan berubahanya kondisi sosial dan gaya hidup konsumen, perkembangan teknologi pengemasan, ataupun munculnya para pesaing dengan kemasan yang lebih unggul, dan berbagai kemungkinan sesuai dengan kondisi pada masa yang sedang berjalan.

Inovasi kemasan memang perlu dilakukan, asalkan tetap mempertahakan beberapa unsur lama. Jangan melakukan perombakan secara drastis yang dapat menyebabkan menjauhnya loyalitas merek dan memberi kesan kepada konsumen adanya perubahan produk secara keseluruhan. Juga perubahan jangan dilakukan sesering mungkin, karena dapat mengaburkan citra merek.

Margaret H. Widelock, yang ikut merancang identitas baru Bakrie Group mengatakan, “Anda tidak perlu khawatir untuk mengubah dan menyegarkan identitas merek anda agar tetap berada di depan pesaing”.

Selama ini produsen yang menaruh perhatian besar pada kemasan adalah mereka yang bergerak dalam industri skala menengah hingga skala besar. Sedangkan bagi industri kecil dan industri rumah tangga, kemasan hanyalah sebagai pembungkus dan penyedia informasi isi.

2.4 Jenis-jenis Kemasan.

Menurut Kotler (119), kemasan dapat dibagi menjadi tiga tingkatan jenis bahan sesuai dengan kebutuhan pemgemasan produk, yaitu :

1. Kemasan Dasar (Primary Package)


(13)

2. Kemasan Tambahan (Secondary Package)

adalah bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan digunakan, seperti contoh kotak karton.

3. Kemasan Pengiriman (Shipping Package)

adalah setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan, pengangkutan, dan identifikasi.

Klasifikasi kemasan ditinjau dari segi bahan yang digunakannya dibagai sebagai berikut :

1. Kemasan Fleksibel (Flexible Packaging)

Kemasan fleksibel adalah kemasan yang tidak keras dan tidak kaku, melainkan mudah dilipat dan dibentuk sesuai dengan keinginan,. Bahan yang digunakan adalah alumunium foil, film plastik, kertas.

2. Kemasan Rigid (Rigid Packaging)

Kemasan rigid atau biasa disebut dengan kemasan kaku adalah kemasan yang bersifat kuat dan kokoh. Contoh kemasan rigid adalah botol kaca, kaleng, dan peti kayu.

3. Kemasan Semi Fleksibel (Semi flexible Packaging)

Kemsasan semi fleksibel adalah kemasan yang memiliki karakteristik antara kemasan fleksibel dan rigid packaging. Contohnya adalah kertas karton dan kardus.

2.5 Fungsi Kemasan.

Hermawan Karatajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orangmengatakan


(14)

bahwa “ Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual)”. Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi)”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting sebagai berikut :

1. Faktor Pengamanan : 

Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi peyebab timbulnya kerusakan barang, seperti : Cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dll.

2. Faktor Ekonomi :

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.

3. Faktor Komunikasi :

Sebagai media komunikasi yang mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat.

4. Faktor Estetika :

Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencangkup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf, dan tat letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

5. Faktor Identitas :

Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenal dan membedakannya


(15)

dengan produk-produk yang lain. Sebuah kemasan yang buruk akan memberikan citra jelek terhadap suatu produk yang baik dan tidak akan dapat menolong menjual produk apa pun.

2.6 Daya Tarik dalam Kemasan

Daya tarik kemasan tidak terlepas dari pengertian persepsi. Yakni suatu pengertian yang sangat erat hubungannya dengan daya tarik itu sendiri. Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses di mana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia berinteraksi pada bentuk dan visual suatu objek tertentu.

Rangsangan indrawi tersebut dapat melalui indera pengelihatan, pendengaran, peraba, penciuman, ataupun pengecap. Tetapi menurut penyelidikan para ahli, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 persen adalah penginderaan yang dilakukan melalui pengelihatan atau kasat mata. Dengan begitu unsur grafis dari kemasan yaitu : warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak, merupakan unsur visual yang memegang porsi terbesar dalam penyampaian pesan kemasan secara kasat mata.

Menurut Iwan Wirya (10), daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual dan daya tarik praktis.

2.6.1 Daya Tarik Visual

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk, yang mencakup warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak, yang seluruhnya dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan menyeluruh untuk memberikan mutu daya tarik visual secara optimal.


(16)

2.6.2 Daya Tarik Praktis

Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi yang terdapat pada suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya berbagai kemudahan sehingga kemasan dapat mudah dipajang, dibawa, dibuka, dan lain sebagainya. Beberapa daya tarik praktis lain, misalnya :

1. Kemasan yang menjamin dan melindungi produk.

2. Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan.

3. Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman, atau dengan alternatif volume untuk pembelian eceran.

4. Kemasan yang dapat digunakan kembali.

5. Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing, atau dipegang.

6. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisi kembali untuk jenis produk yang dapat diisi ulang.

7. Dan lain-lain berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan sifat produk itu sendiri.

2.6.3 Aspek Visual dalam Desain Kemasan

Menurut Iwan Wirya (25), untuk mendapatkan daya tarik visual yang optimal dan mendukung pemasaran terdapat beberapa aspek visual dalam desain kemasan. Berikut adalah beberapa aspek visual yang perlu diperhatikan dalam desain kemasan.


(17)

A. Warna

Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warna lah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna dengan daya pantul tinggi akan lebih terlihat dari jarak jauh dan direkomendasikan bagi sebagian besar kemasan, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar. Tetapi, selain unsur keterlihatan harus dipertimbangkan juga faktor kekontrasan terhadap warna-warna pendukung lainnya. Warna dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :

1. Warna Terang

Disukai oleh muda-mudi, membuat kemasan kelihatan lebih besar dan lebih dekat ke mata, banyak disukai pada aplikasi pengemasan karena memiliki dampak yang lebih besar pada retina mata. Sangat cocok dan kontras dengan warna gelap.

2. Warna Keras

Memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar terutama merah dan orange. Sangat tepat untuk aplikasi yang menuntut perhatian lebih.

3. Warna Lembut

Kurang dinamis jika dibanding dengan warna keras, tetapi cocok untuk produk-produk tertentu. Tidak diperkenankan menggunakan warna lembut di atas latar belakang warna keras.

4. Warna Muda

Tampak ringan dan kurang berdaya tarik bagi muda-mudi, jarang direkomendasikan untuk kemasan , kecuali untuk kondisi tertentu.


(18)

5. Warna Sedang

Bersifat umum, dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi.

6. Warna Gelap

Memiliki nilai pantul yang lebih rendah, untuk produk-produk tertentu memang cocok, tapi harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi dan kondisi pemajangan pada rak penjualan harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat. Warna tua membuat produk kelihatan lebih berat.

B. Bentuk

Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual. Namun, tidak ada prinsip baku yang menentukan bentuk fisik dari sebuah kemasan karena ini biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, serta cara penggunaan kemasan tersebut.

C. Merk & Logo

Desain kemasan melibatkan pula keputusan yang berkenaan dengan tanda-tanda identifikasi, terutama merek dagang dan logo perusahaan. Sering seseorang membeli merek, terutama barang-barang yang dipandang dapat menaikkan gengsi atau statusnya di lingkungan sekitar. Dengan demikian, merek dagang dan logo perusahaan dapat meningkatkan daya tarik kemasan.


(19)

Dilihat dari sudut bentuk suatu merek dagang sebaiknya :

1. Mengandung keaslian.

2. Mudah dibaca atau diucapkan. 3. Cocok dengan produknya. 4. Mudah diingat.

5. Sederhana dan ringkas.

6. Mudah disisipkan pada media mana pun.

7. Tidak mengandung konotasi yang kurang menyenangkan. 8. Tidak sulit digambarkan

D. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan, karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditumbulkan oleh perbedaan bahasa manapun. Ilustrasi seperti fotografi dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih efektif dari pada teks.

Menurut (Klimchuk & Krasovec 123) ilustrasi dengan menggunakan fotografi dapat digunakan sebagai :

1. Medium Pencitraan

Citra fotografi bisa hitam putih atau satu warna, duotone, screen, atau full color. Ketika dikombinasikan dengan cetakan kata-kata, citra memperluas arti keseluruhan desain. Dengan teknologi yang terdapat sekarang ini, citra fotografi sering dikombinasikan dengan ilustrasi untuk menciptakan efek yang unik.


(20)

2. Penggugah Selera Makan

Fotografi dapat menggugah selera makan, sedangkan Ilusrasi dapat mencantumkan saran penyajian dari produk. Tipe pencitraan ini tidak hanya mengajarkan presentasi yang benar kepada konsumen, tetapi juga menarik perhatian karena tampak berbeda di rak penjualan.

3. Sebagai Karakter

Karakter dapat dikembangkan untuk mendukung komunikasi merek, mempromosikan atribut produk, dan menjadi perwujudan kepribadian merek.

4. Perangkat Grafis

Elemen desain dasar seperti garis, bentuk, warna , tekstur, dan tipe huruf menyediakan kemungkinan desain yang tak terbatas. Pembuatan perangkat grafis tertentu, dapat membantu mengorganisasi informasi visual suatu desain kemasan.

5. Simbol dan Ikon

Simbol dan ikon dapat berupa diagram grafis yang sederhana atau tata letak yang detail.

6. Violator

Violator adalah istilah bagi elemen visual yang umumnya diletakkan di bagian atas kemasan dan digunakan untuk menarik perhatian atau mengumumkan fitur khusus suatu produk atau kemasan.

E. Tipografi

Tipografi berasal dari bahasa Yunani, typos (impresi) dan graphein (menulis). Tipografi adalah penggunaan bentuk huruf untuk mengkomunikasikan


(21)

secara visual suatu bahasa lisan (Klimchuk and Krasovec 87). Bentuk tipgrafi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata-kata, bentuk- bentuk, atau simbol-simbol.

Tipografi di dalam desain kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi. Dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial, dan etnis yang berbeda, dalam waktu yang singkat.

Tipografi untuk desain kemasan haruslah :

1. Mudah  dipahami  serta  bentuk  tulisannya  mudah  dibaca  dari  jarak    beberapa kaki jauhnya. 

2. Didesain  pada  skala  dan  bentuk  struktur  dua  dimensi  (2D)  atau  tiga    dimensi (3D). 

3. Dapat dimengerti oleh sejumlahnya pengamat. 

4. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi    produk.   

F. Tata Letak/Komposisi.

Adalah meramu semua unsur grafis, meliputi warna, bentuk, merek, ilutrasi, tipografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu.

Pertimbangan bagi pengembangan tata letak adalah : 1. Keseimbangan (balance

2. Titik pandang (focus)  3. Lawanan (contrast


(22)

4. Perbandingan (propotion)  5. Kesatuan (untiy

G. Struktur dan Material.

Struktur dan material digunakan sebagai tempat penyimpanan, perlindungan, transportasi produk dan menyediakan permukaan fisik bagi desain kemasan. Pemilihan struktur ditentukan oleh keputusan pengguna akhir, di mana struktur melakukan tugas ergonomisnya, termasuk membuka dan menutup dengan baik.

Keputusan struktur dan material bisa menjadi isu yang paling penting karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportasi produk yang efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. (Klimchuk dan Krasovec 139) struktur dan material bisa dibagi ke dalam beberapa kategori umum, yaitu :

1. Kardus

Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus kemungkinan kreativitas struktur dan bahan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi baik.

Berikut adalah variasi kardus yang paling umum : a) SBS (Solid Bleached Sulfate)

Dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang diputihkan. Kardus ini adalah yang paling mahal, biasanya dilapisi dengan tanah liat agar permukaan cetakannya menjadi premium putih solid dan terutama direkomendasikan untuk mengemas makanan, produk susu, kosmetik, obat-obatan, dan produk farmasi.


(23)

b) SUS (Solid Unbleached Sulfate)

Dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang diputihkan. Kardus kraft alami ini tersedia dalam bentuk permukaan yang dilapisi dan tanpa dilapisi. Kekuatan material ini membuat SUS menjadi pilihan umum bagi kemasan minuman, produk hardware, dan perlengkapan kantor. c) Daur Ulang (Recycled)

Adalah material multilapis yang 100% terbuat dari kertas dan kardus daur ulang dan tersedia dalam lembaran yang sudah dilapisi dan tanpa dilapisi. Kardus berlapis digunakan untuk kemasan makanan kering termasuk biscuit, kue serta barang peralatan rumah tangga lainnya, misalnya produk kertas dan deterjen bubuk. Sedangkan kardus tanpa dilapisi digunakan untuk tabung komposit dan drum serat.

d) Plain Chipboard (Shirtboard)

Tebuat dari kertas limbah dan biasanya berwarna abu-abu atau sawo matang. Kertas ini digunakan untuk kotak jadi, karton lipat, karton latar pada kemasan blister, kemasan kelas bawah (murah), dan untuk struktur bagian kemasan yang tidak terlihat di rak.


(24)

2. Kardus Gelombang

Kardus gelombang sebagai medium yang dilapis dan disisipkan pada lapisan kardus yang rata

Gambar 2.2. Berbagai Contoh Kardus Gelombang

3. Karton Lipat

Karton lipat biasanya di desain dengan kontruksi selembar kardus atau kardus gelombang yang di press, kemudian ditindas atau alur untuk di lipat, dan di jahit kawat atau di lem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur. Ada dua gaya melipat karton yang umum adalah :

a) Reverse Tuck : Lidah atas berseberangan dengan lidah bawah, sehingga lidah atas membuka dari depan ke belakang, sementara lidah bawah membuka dari belakang ke depan. Tepi yang keras dari Reverse Tuck harus berada di belakang.

b) Straight Tuck : Lidah atas dan lidah bawah segaris, membuka menutup dengan arah yang sama. Lidah ini biasanya dibuka dari belakang ke depan.


(25)

Gambar 2.3. Contoh Kardus Gelombang Pada Kemasan Lampu

4. Canisters

Canisters adalah gulungan spiral kardus sehingga membentuk silinder dan diproduksi dalam variasi tebal dan panjang. Contoh dari canisters yang ringan adalah silinder di dalam gulungan kertas tisu. canisters juga dapat diproduksi dalam lapisan dengan plastik pelingdung, film, logam, atau lapisan penahan berupa kertass foil dan umumnya digunakan sebagai struktur kemasan untuk makanan ringan, oatmeal, konsetrat jus beku, dan donat beku.


(26)

5. Plastik

Jenis-jenis plastik yang paling umum digunakan sebagai kemasan adalah sebagai berikut :

a) Low Density Polyethylene (LDPE), digunakan untuk konstainer, tas, pakaian, dan makanan, dalam bentuk film pembungkus yang disusutkan maupun diregangkan.

b) High Density Polyethylene (HDPE), digunakan untuk susu, diterjen , cairan pembersih rumah tangga, produk perawatan.

c) Poly Ethylene Terephtalete (PET), permukaannya bening seperti kaca dan digunakan untuk produk air dan mminuman berkarbonasi.

d) Polyprophylene, digunakan untuk botol , tutup botol, dan pembungkus yang tahan kelembaban.

e) Polystyrene (PS), diproduksi dalam berbagai bentuk. Kristal polyestyren digunakan untuk membuat kotak tempat CD dan botol pil.

Struktur plastik yang kaku mempertahankan bentuk dan menyimpan produk.


(27)

6. Kemasan Blister

Kemasan blister adalah jenis lain struktur kemasan plastik kaku, struktur ini dibentuk dalam suhu dan tekanan tinggi dan ditempatkan di depan produk, sehingga memungkinkan produk tersebut untuk terlihat melalui plastik yang transparan. Contoh produk yang dijual dalam kemasan blister, yaitu : mainan, kosmetik, obat bebas, baterai, elektronik, dan hardware.

Gambar 2.6. Contoh Kemasan Blister

7. Kaca

Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka ragam dengan bagian bukaan dan ornament emboss yang bervariasi, dan pelengkap lainnya dapat meningkatkan desain kemasan secara keseluruhan. Desain botol yang inovatif menggunakan pelebelan dan teknik cetak yang berbeda-beda adalah sarana untuk mencapai desain kemasan yang sesuai.


(28)

8. Logam

Kemasan logam dibuat dari timah, aluminium, dan baja. Ketersediaan bahan baku produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur berbiaya rendah untuk dapat diproduksi.

Gambar 2.8. Contoh Kemasan Logam

9. Kemasan Fleksibel

Kemasan Fleksibel mencakup beragam struktur dan material. Umumnya kertas dan plastik yang tidak kaku. Bentuk kemasan fleksibel yang umum adaah tas, kantung , tabung, atau pembungkus dari film.

2.7  Mendesain Identitas Merek

Menurut (Klimchuk & Krasovec 98) dalam desain kemasan, identitas merek menggugah kenangan visual dan lisan, dan member jiwa pada merek dan produknya.


(29)

2.7.1  NamaMerek/Produk

Terkadang nama merek dan nama produk adalah satu dan sama. Umumnya, nama produk adalah tipografi yang paling penting dalam desain kemasan. Nama ini adalah visual apa yang akan konsumen identikkan dengan produk, sama dengan tanda tangan seseorang. Pilihan tipe huruf, skala, penempatan posisi, tata letak, warna, dan desain semuanya harus berfungsi untuk mengkomunikasikan kepribadian produk.

2.7.2  Teks Sekunder

Penempatan posisi dan pengurutan teks sekunder tergantung pada hakiki elemen yang lebih besar dominan dan lebih didahulukan. Tes sekunder pada umumnya mengikuti nama merek dan nama produk. Pemilihan tipe huruf untuk teks sekunder harus melengkapi dan kontras dengan nama produk.

 

2.7.3  Penjelasan Produk

Penjelasan produk biasanya mendefinisikan isi kemasan yang spesifik dan meliputi ragam, rasa, fitur, dan manfaat produk. Teanaga pemasaran menggunakan penjelasan produk untuk mendefinisikan perbedaan yang terlihat antara produk mereka dan produk pesaing. Penjelasan produk yang unik bisa menjadi merek dagang.

 

2.7.4  Teks Romantis

Teks romantis berfungsi sesuai artinya, yaitu menjelaskan pribadian produk dengan keramahan dan kasih. Teks romantis merupakan bagian yang menceritakan sesuatu dan harus di tempatkan dan di desain sedemikian rupa.


(30)

Seringkali ukuran teks romantis lebih kecil daripada tipe huruf elemen lain pada panel display utama (PDP). Kepribadian produk dan ukuran kemasan sering menentukan pemakaian teks romantis.

2.7.5 Teks Wajib

Di seluuruh dunia terdapat banyak badan pemerintahan yang mengawasi pelabelan produksi konsumsi. Peraturan- peraturan pelabelan meliputi peraturan untuk makanan, minuman, perawatan kesehatan, obat-obatan yang dijual bebas dan banyak kategori yang tercantum produk lainnya. Terdapat pula rekomendasi untuk kemudahan pembacaan, juga ketentuan wajib untuk kategori tertentu. Informasi nutrisi, komposisi, berat, ukuran, dan nilai (dosis) produk wajib dan harus dicantumkan.

2.7.6 Fakta Nutrisi

Semua tipe huruf yang mudah dibaca dapat digunakan. Tulisan “Fakta Nutrisi” haruslah ukuran tipe huruf terbesar yang digunakan dalam label nutrisi.

2.7.7 Berat, Ukuran, dan Pernyataan Berat Bersih

Berat bersih menyatakan banyaknya produk di dalam kemasan. Peraturan umumnya adalah teks ini tidak boleh kurang dari 3mm dari bawah, dan ketinggian huruf besarnya tidak kurang dari 3 mm. Tipe huruf harus jelas dan mudah dibaca.

2.7.8 Teks Komposisi

Pernyataan komposisi haruslah satu tipe dengan huruf yang mudah dibaca, tipe huruf tersebut semuanya dicetak dalam warna hitam atau satu jenis dan warna di atas latar belakang warna putih atau warna kontras lain yang netral.


(31)

2.8 Spesifikasi

1. Ukuran kemasan jadi Tinggi : 19,7 cm Panjang : 10,5 cm Lebar : 6 cm

2. Kertas

Produksi : PT. Tjiwi Kimia Jenis : Art Paper Gramatur : 120 gsm

Ukuran Asli : 79 cm x 109 cm Arah Serat : Long Grain


(32)

(33)

27

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Studi Eksisting

Maksud dari studi eksisting ini adalah sebagai acuan atau tolak ukur bagi penulis untuk mengerjakan Proyek Akhir. Adapun studi eksiting meliputi wawancara pemilik usaha, kompetitor dan analisa S.W.O.T.

3.1.1 Wawancara Pemilik usaha

Wawancara dengan pemilik usaha kecil menengah (UKM) merupakan cara untuk mengetahui keinginan pemilik usaha mengenai kemasan yang diinginkan, dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemilik usaha kecil menengah (UKM menginginkan kemasan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kemasan mempunyai bentuk yang inovatif dan unik sehingga

meningkatkan selera konsumen untuk membeli produk Bakpao Kapas.

2. Kemasan mempunyai bentuk yang mudah untuk dibawa oleh konsumen yang

diharapkan tidak menyusahkan konsumen saat akan mengkonsumsi produk Bakpao Kapas.

3. Kemasan mempunyai identitas usaha produk Bakpao Kapas yang menonjol

dengan warna yang kontras.


(34)

3.1.2 Kompetitor

Kompetitor yang kami jadikan tolak ukur dalam studi kasus ini adalah produk dari Bakpao Telo. Mengapa kita mengambil keputusan tersebut guna menjadikan acuan, karena produk dari Bakpao Telo memiliki keunikan tersendiri dalam segi bahan baku. Pembuatan produknya mengguanakan bahan baku ubi jalar sehingga menjadikan rasa bakpao yang dihasilkan lain dari pada yang lain. Seperti umbi-umbian lainnya, ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang baik. Selain itu juga kaya akan protein, lemak, kalori, serat, kalsium, fosfor, zat besi, karotin, vitamin B1, B2, C, asam nikoninat, dan antioksidan. Selain itu ketersediaannya cukup melimpah di Indonesia. Varian rasa yang ditawarkan dari produk tersebut cukup beragam mulai dari coklat, keju, kacang tanah, daging ayam, cornet, strawbery, kacang hijau dan nanas. Harga yang ditawarkan juga sangat cocok dengan rasa dan kelezatan Bakpao Telo, cukup dengan Rp 2.000 - 4.500 per biji konsumen bisa menikmati makanan ringan yang berasal dari Jawa Timur ini (http://halomalang.com/peta-malang/detail/bakpia-dan-bakpao-telo).

3.1.3 Analisa S.W.O.T A. Strenght

Dari segi kekuatan, desain dan bentuk kemasan dirasa mampu untuk bersaing dengan kemasan dari kompetitor Bakpao Kapas yang berjualan di daerah sekitar usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas ini. Dari segi desain, desain

baru dari Bakpao Kapas memiliki desain yang simple dan tidak banyak

menggunakan gambar serta font yang terlalu berlebihan. Sehingga para konsumen tidak bingung dalam menangkap informasi yang ada dalam kemasan mengenai isi kemasan. Dari segi bentuk kemasan, kemasan Bakpao Kapas memiliki bentuk


(35)

yang unik dan inovatif, karena kemasan yang baru ini memudahkan konsumen jika ingin mengkonsumsi Bakpao Kapas secara langsung. Selain itu jika ingin dibawa pulang dapat digenggam, karena kemasan yang baru ini mempunyai handle seperti model shopping bag sehingga sangat praktis dan memudahkan konsumen untuk dibawa kemana-mana.

B. Weakness

Dari segi kelemahan, kemasan Bakpao Kapas yang baru ini adalah karena material dari kemasan ini menggunakan kertas art paper. Yang notabennya adalah kertas ini dapat dengan mudah menyerap uap air yang terkandung dalam isi bakpao, maka dari itu dibutuhkan kemasan primer guna memberikan ketahanan yang lebih baik dan menghindari kontak langsung antara material dengan produk.

C. Opportunities

Dari segi peluang, kemasan Bakpao Kapas yang baru ini diharapkan dengan lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas. Dan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain di pasaran.

D. Threaths

Dari segi ancaman, kemasan yang diproduksi ini hanya menggunakan 1 warna dan menggunakan material kertas art paper yang mempunyai gramutur kertas tipis. Pada suatu saat kedepan, tidak menutup kemungkinan bahwa akan bermunculan pesaing-pesaing baru dari produk Bakpao Kapas yang akan berinovasi dan memanfaatkan kelemehan kami dengan menciptakan kemasan yang lebih unggul dengan menggunakan desain dengan warna yang lebih beranekaragam.


(36)

3.2 Ide dan Konsep

Ide dari kemasan Bakpao Kapas yang baru ini, terinspirasi dari kemasan take away yang lagi booming pada saat ini seperti halnya kemasan yang dimiliki oleh produk Breadtalk dan Rotiboy. Kemasan take away tersebut menggunakan kertas berwarna putih yang menyatakan kesan mewah dan elegant serta mengugulkan dari visualisasi desain yang simple seperti style desain-desain asal Eropa dengan dominan warna merah yang kontras. Dengan menggunakan desain yang simple serta dominan warna merah mereka dapat menciptakan sebuah kemasan yang enak untuk dipandang. Oleh karena itu kemasan Bakpao Kapas yang baru ini mengaplikasikan referensi yang didapat dari kemasan take away tersebut. Penggunaan warna merah solid ini berformulasi dari pencampuran antara warna magentha 100% dengan warna yellow 100% mengapa warna merah dan kuning kami gunakan, menurut Feng Shui Cina warna tersebut mendeskripsikan warna lapar. Warna merah dipilih karena warna merah lebih cocok dengan material yang akan kami pergunakan yaitu, kertas art -paper yang memiliki warna dasar putih. Kertas art paper sendiri dipilih karena permukaan kertasnya yang mengkilap serta ramah terhadap lingkungan karena  material tersebut dapat di daur ulang.

Konsep yang dipakai pada kemasan Bakpao Kapas ini yaitu, pada bagian depan menampilkan logo dari Bakpao Kapas dengan pilihan varaian rasanya yaitu tiramitsu, strawberry, chocolate, cheese, peanut, dan blueberry. Sedangkan pada bagian belakang hanya menampilkan logo Bakpao Kapas yang ukurannnya dibuat lebih besar daripada logo yang ada pada bagian depan disertakan juga pemberian logo halal yang memberikan keterangan bahwa produk ini halal untuk di konsumsi. Selain itu pada bagian samping juga ditambahkan alamat facebook dari produk usaha kecil menegah (UKM) Bakpao Kapas yang bermaksud sebagai hotline dari usaha tersebut.


(37)

Konsep pada bentuk kemasan dikembangkan dengan bentuk yang menyerupai paper - bag dengan penambahan lubang untuk pegangan pada bagian atas, sehingga sangat memudahkan konsumen untuk membawa produk Bakpao Kapas tersebut. Kemasan ini disertai pengunci yang terdapat pada bagian atas kemasan yang berfungsi sebagai pemanis visualisasi desain. Dan terdapat pula lipatan untuk membentuk seperti bentuk paper bag serta digunakannya lem untuk menyambungkan tiap bagian yang terdapat pada kemasan ini.

3.2.1 Logo

Untuk Logo yang digunakan pada kemasan Bakpao Kapas ini menunjukkan karakter seperti ilustrasi bakpao. Dengan identik warna merah yang melambangkan kesan semangat dalam usaha. Ilustrasi karakter yang tersenyum memberikan kesan logo tersebut selalu ramah kepada konsumen dalam segi layanan yang diberikan. Dan terdapat tiga garis yang berbentuk horisontal yang berposisi lebih tinggi dari karakter logo berbentuk besar mengecil yang menunjukan produk tersebut selalu hangat.

3.2.2 Font

Untuk Font yang digunakan pada kemasan Bakpao Kapas ini adalah berjenis “scarppy ledoot” dengan ukuran 14 point yang berwarna dasar background putih. Mengapa penulis mengambil font tersebut, karena beralasan font yang digunakan pada kemasan Bakpao Kapas ini berbentuk unik dan masih sangat jelas dapat dibaca oleh semua usia. Selanjutnya untuk font dari Bakpao Kapas itu sendiri penulis membuat font baru dengan basis vector pada software coreldraw. Terciptanya font Bakpao Kapas ini beralasan dari pihak UKM menginginkan mempunyai master logo tipografi yang lain dari pada yang lain.


(38)

3.2.3 Lain – Lain

Untuk Komponen lainnya yang terdapat pada isi kemasan Bakpao Kapas ini terdapat logo halal yang memberikan keterangan bahwa produk ini halal untuk di konsumsi. Ditambahkan alamat facebook dari produk UKM Bakpao Kapas yang bermaksud sebagai hotline dari usaha tersebut. Terdapat pula kotak kolom varian rasa yaitu terdiri dari rasa tiramitsu, strawberry, chocolate, cheese, peanut, dan blueberry yang berfungsi sebagai penanda rasa produk yang terdapat pada kemasan tersebut.


(39)

3.3 Analisa

Analisa berikut merupakan penyesuaian dengan data yang dikumpulkan diantaranya terdapat analisa proses pracetak, analisa proses cetak, analisa proses akhir dan analisa biaya produksi.

3.3.1 Analisa Order

Dari data yang dikumpulkan dalam hal ini order kemasan diperoleh data sebagai berikut :

1. Jumlah order : 500 / pcs

2. Formulasi Warna : Merah Solid (formulasi antara magentha 100%

dengan yellow 100%)

3. Dimensi Kemasan : Tinggi : 19,7 cm

Panjang : 10,5 cm

Lebar : 6 cm

4. Bahan Material : Art Paper 120 gsm

5. Dimensi Material : Panjang : 38,5 cm X Lebar : 26 cm

3.3.2 Analisa Pracetak

Proses produksi kemasan Bakpao Kapas diproduksi melalui tahap ide dan konsep kemudian dilanjutkan pada pengembangan ide dengan proses awal yang disebut proses pracetak. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Proses pembuatan desain dengan peralatan : A. Apple Macbook White

B. Mouse Epraizer

C. Operating Sistem Lion


(40)

2. Pembuatan Kerangka kemasan menggunakan Corel Draw X5

3. Pembuatan desain vektor dan penambahan atribut cetak seperti color bar dikerjakan di Corel Draw X5

4. Desain kemasan yang dipilih adalah desain dengan warna dominan dan menjadi warna tunggal yaitu warna merah. Untuk materialnya digunakan kertas Art Paper yang berwarna putih, sehingga saat desain dengan warna merah dicetak bersamaan maka akan tercipta kombinasi warna yang kontras.

1. Untuk desain kerangka kemasan mengacu kepada kemasan paper bag dengan

tujuan agar memudahkan konsumen untuk membawanya.

2. Setelah desain dirasa telah siap untuk dicetak, langkah berikutnya adalah print out ke digital printing sebagai contoh untuk proofing desain kemasan ke pemilik usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas.

3. Setelah proofing selesai dan diberikan kepada pemilik usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas dan dilakukan beberapa revisi diantaranya desain logo yang perlu pengeditan font, serta penambahan varian rasa Bakpao Kapas, dan pemilihan font yang lebih cocok.

4. Setelah proses proofing kepada pemilik usaha kecil menengah (UKM) Bakpao

Kapas, langkah berikutnya adalah mengganti desain kemasan sesuai dengan revisi yang sudah diberikan oleh pemilik usaha. Selain itu juga dilakukan penambahan atribut cetak.

5. Dilakukan pengecekan informasi kemasan dengan benar dan

pengecekan ketepatan bentuk kemasan hingga benar.

6. Pembelian kertas Art Paper 120 gsm serta diptotong sesuai ukuran cetak

7. Pembuatan plat CTCP (Computer To Convantional Plate) warna Black


(41)

3.3.3 Analisa Proses Cetak

Setelah proses pracetak telah dilakukan sampai dengan pembuatan plate. Maka proses selanjutnya adalah proses cetak.

1. Pengumpulan bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya plat, kain majun,

tinta cetak magenta dan yellow, plate cleaner,RWA, ketas.

2. Pencampuran formulasi tinta magentha dengan yellow dengan kadar 100%

agar mendapatkan warna merah.

3. Penyesuain setelan mesin

4. Proses cetak dengan mesin GTO-52

5. Proses cetak mulai awal hingga akhir membutuhkan waktu 1 hari

6. Cetakan kering dan sortir untuk menuju proses plong

7. Order pisau plong.

3.3.4 Analisa Proses Plong

Proses plong merupakan proses tahap akhir. Dimana proses ini keadaan cetakan masih kotor, serta masih terdapat kertas yang diluar area cetak dan tidak terpakai sebagai kemasan.

1. Penyetoran cetakan ke jasa plong yang sekaligus tempat pembuatan pisau diecut yang berfungsi untuk potong dan lipat kemasan.

2. Proses jasa plong pertama kali adalah penyesuaian pisau dengan cetakan,

proses ini membutuhkan waste, untuk proses pembuatannya sendiri

memerlukan waktu 2 hari.


(42)

3.3.5 Analisa Kebutuhan Kertas

Untuk mengetahui kebutuhan material yang akan digunakan memproduksi maka dilakukan analisa kebutuhan material menurut analisa order

1. Untuk mencetak dengan order 500 pcs kemasan maka

disesuaikan dengan kebutuhan kertas yang nantinya akan dipakai Spesifikasi:

- Jenis kertas : Art Paper

- Ukuran : 79 cm x 109 cm

- Arah serat : LG (Long Grain) arah 109

2. Luas kertas Art Paper dalam ukuran plano dengan

panjang 109 cm dan lebar 79 cm maka didapat pembagian up per plano menjadi 8 up.

3. Dengan diperoleh jumlah up maka kebutuhan kertas plano

dengan jumlah:

- Order 500 + waste 10% = 550 biji / 8up =69 lembar

ketras plano.

3.3.6 Analisa Kebutuhan Tinta

Kebutuhan tinta yang diperlukan berdasarkan luas kertas cetakan. Telah diketahui area luas kertas cetak berdasarkan analisa order yaitu :

1. Luas kertas cetak kemasan : 38,5 cm x 26 cm = 1001 cm2 2. Diketahui rumus tinta yang dipakai dengan standart blok

warna raster 100% yaitu tinta 2 gram/m2

3. Rumus tinta diaplikasikan dengan luas kemasan besar 1001 cm2 x 2grm/m2


(43)

0,1001 m x 2grm/m = 0,2002 grm/m

4. Hasil kebutuhan tinta kemasan dijumlah dengan total order 0,2002 grm/m2 x 550 biji = 110,11 gram atau 0,11011 kg tinta / warna.

3.3.7 Analisa Kebutuhan Plat Cetak

Kebutuhan plate CTCP (Computer To Conventional Plate ) dianalisa berdasarkan analisa order adalah sebagai berikut :

1. Jumlah warna cetakan = 1 warna dengan formulasi pencampuran anatara warna Magentha 100% dengan Yelow 100%.

2. Jumlah plate yang dibutuhkan = 1 plat CTCP black

3.3.8 Analisa Kebutuhan Plong

Kebutuhan plong berdasarkan kerangka kemasan. Pisau potong untuk memotong kertas dan pisau creasing untuk memberi garis tekuk.

1. Kebutuhan pisau cutting kemasan Bakpao Kapas

23 cm x 2 = 46 cm

34,5 cm x 1 = 69cm

Total = 223,83 cm

2. Kebutuhan pisau creasing kemasan

19 cm x 4 biji = 76 cm

34,9 cm x 2 = 69,8 cm

Total = 145,8 cm

3. Kebutuhan pisau potong kemasan kecil

21,1 cm x 1 = 21,1 cm


(44)

9,8 cm x 2 = 19,6 cm

34,9 cm x 2 = 69,8 cm

5,5 cm x 8 = 44,4 cm

2,25 cm x 1 = 2,25 cm

2,13 cm x 6 = 12,78 cm

Total = 208,93 cm

4. Kebutuhan papan plong kemasan

Panjang 39,5 cm x 35,5 cm = 1402,25 cm2

5. Jasa plong

3.3.9 Analisa Biaya 1. Biaya Kertas

Harga kertas plano 79 x 109 arah serat LG = Rp. 1.300,-

Kebutuhan kertas 69 plano x Rp 1.300 = Rp. 89.700,-

2. Biaya potong kertas / model Rp. 8.000,-

Total 1 model = 1 x Rp. 8.000,- = Rp. 8.000,-

3. Ongkos Cetak

Speed = Kapasitas 1 jam 1800 kertas / naik

Waktu Kerja = ( 550 x 1) : 1800 = 0,3 jam

Ongkos/jam = Rp 13000,-/jam

Total ongkos = Waktu kerja 0,3 jam x Rp 13.000,-

= Rp 3.900,-/model 4. Biaya Tinta

0,238735 grm/m2 x 550 biji = 131,30425 gram atau 0,131 kg tinta/warna


(45)

Harga tinta /kg = Magenta Cemani toka Rp. 82.000,- Yellow Cemani toka Rp. 78.200,-

Total harga tinta = Magenta Rp. 10.742,-

Yellow Rp. 10.244,-

Total = Rp. 20.986,2

5. Biaya Plat

Harga/plat = Rp. 20.000,-

Banyak plat = 1

Total = Rp. 20.000,-

6. Biaya pisau Plong

Total panjang pisau potong = 145,8 cm

Total panjang creasing kemasan besar = 223,83 cm

Total panjang creasing + pisau potong = 369,63 cm

Jasa buat plong tiap cm = Rp. 175,-

Total biaya buat plong Rp 175 x 369,63 cm = Rp. 64.685,25,-

7. Jasa plong/model = Rp. 60.000,-

Total model = 1

Total harga jasa = Rp. 60.000,-

Total pemakaian bahan pembantu cetak (Gum, RWA, Corector Plate, Plate Cleaner, Developer, Kain Majun) = model Rp. 11.500,-


(46)

8. Harga pokok produk (HPP)

Kemasan = Kertas + potong + cetak + tinta +

plat + buat plong + jasa plong + bahan pembantu

Total = Rp 89.700 + Rp 8.000 + Rp 3.900 +

Rp 150.200 + Rp 20.000 + Rp 70.000 + Rp 60.000 + Rp 11.000 = Rp 412.800,-

9. Harga Jual/pcs

Kemasan Jadi = HPP + 15%

= Rp. 825.6 + Rp 123.84

= Rp 949.44

Tiap biji kemasan = Rp 949.44,-

Presantase = Rp 950 : Rp 8000 x 100 % = 11,84%


(47)

41

IMPLEMENTASI DESAIN

Dalam implementasi desain, kegiatan yang dilakukan terdiri dari tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pesiapan,

2. Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain, 3. Pembuatan Plate menggunakan CTCP,

4. Tahap Mencetak, 5. Tahap Finishing 6. Kalkulasi

4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah :

1. Pengumpulan data kemasan pada usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas.

2. Proses penyusunan data dari data usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas dan data yang sekira dibutuhkan.

4.2 Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain

1. Setelah membuat konsep dan ide dalam bentuk sketch kasar di kertas, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan desain kasar tersebut ke dalam desain yang nantinya akan dilakukan proses proffing, pada akhirnya


(48)

akan dilakukan proses cetak. Pembuatan desain dalam bagian ini menggunakan sotware Desain Grafis Corel Draw X5.

Berikut adalah tahap pembuatan desain yang siap untuk dicetak:

1. Pembuatan kerangka kemasan

Kerangka kemasan Bakpao Kapas mempunyai bentuk seperti paper bag, dengan pemberian pegangan pada bagian atas kemasan. Dengan desain kemasan seperti ini akan memudahkan konsumen untuk membawa produk Bakpao Kapas.

Gambar 4.1 Kerangka kemasan Bakpao Kapas

2. Setelah proses pembuatan kerangka kemasan selesai, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan desain berdasarkan ilustrasi desain yang telah dibuat.


(49)

Gambar 4.2 Desain Bakpao Kapas

3. Setelah tahap pembuatan kerangka dan pembuatan desain selesai, maka tahap berikutnya adalah penggabungan kerangka kemasan dengan desain.

Gambar 4.3 Desain yang telah digabungkan dengan kerangka kemasan

4. Setelah tahap pembuatan desain kemasan selesai, tahap berikutnya adalah proses print out di digital printing, untuk nantinya dibawa ke pwmilik UKM untuk dilakukan proofing desain dan bentuk kemasan. 5. Proses proofing ke pihak pemilik UKM


(50)

4.3 Proses Pembuatan Plat

Untuk Proses pembuatan plat CTCP (Computer To Convenyional Plate) ini perlu diperhatikan agar file yang nantinya akan dibawah ke jasa pembuatan plate sudah melalui tahap koreksi yaitu:

1. Pemeriksaan font sudah dalam bentuk curve agar tidak missing font. 2. Pemeriksaan gambar agar gambar tidak missing image, atau bisa juga

mencantumkan gambar pada folder yang sama dengan desain.

3. Pemeriksaan format bitmap atau gambar lainya untuk menjadi format CMYK .

4. Pemeriksaan atribut cetak.

5. Pemeriksaan area bebas object diluar area cetak

6. Pemeriksaan permberian overprint dan overlap pada area potong

4.4 Proses Cetak

Proses cetak adalah proses mentransfer image yang terdapat pada plate untuk ditransfer pada acuan cetak dalam material kertas sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Caranya yaitu dengan memasang plate terlebih dahulu ke dalam mesin dan diatur sesuai dengan keinginan.

1. Proses penyetelan sebelum dilakukan cetak :

- Menyetel meja fider pada bagian depan mesin cetak. - Menyetel unleg

- Menyetel Stopper

- Menyetel double sheet detector - Menyetel / memasang plate cetak - Menyetel meja delivery


(51)

- Menyetel inkzone tinta

2. Langkah-langkah sebelum dilakukan cetak - Mengocok kertas

- Percampuran formulasi tinta magentha dengan tinta yellow untuk mendapatan warna merah solid.

- Jalan kertas (untuk mengecek apakah ada kertas yang double atau tidak).

- Tuas rol air di tempelkan pada silinder plate supaya tidak kotor.

- Drug tinta ditempelkan - Pengeluaran pada delivery

3. Prinsip cetak

Round to Round (bundar ke bundar)

- Prinsip cetak menggunakan sistem cetak putar - Baik pembawa materi cetak maupun bahan. cetakannya di letakan di media silinder. - Plat yang digunakan positif terbaca

4.5 Tahap Finishing

Tahap finishing merupakan tahap akhir dimana pada tahap ini dilakukan tahap plong atau disebut die cut, proses ini memberikan garis lipatan dan plong kertas berdasarkan skema pisau.


(52)

1. Pada proses plong Bakpao Kapas ini, menggunakan mesin degel sistem galey.

2. Degel sistem galey, sitem jenis ini menggerakkan degelnya dengan poros kiri dan kanan, sebelum mencapai bidang cetaknya degel tersebut akan sejajar dan menempel pada bidang cetaknya dengan rata, tanpa ada bagian yang tiba lebih dulu. Ukurannya 48 x 65 cm.

3. Bahan yang digunakan pada proses ini: - Pisau plong

- Pisau creasing - Karet

- Papan kayu

4. Papan kayu lokal.

Jenis ini digunakan sebagai papan plong jika order plong tidak terlalu banyak dan bukan merupakan cetakan yang repeat order. Kemampuan dari papan jenis ini kurang lebih dapat di gunakan untuk memproses plong dengan kapasitas sebanyak kurang lebih 10000 pcs. Jika kayu jenis ini digunakan untuk order yang lebih banyak, dikhawatirkan pada saat proses dilakukan, kayu tidak kuat menahan tekanan yang berlebihan dan akan berujung pada rusaknya papan.

5. Papan kayu India.

Jenis ini lebih kuat dari jenis papan lokal. Bisa digunakan untuk plong lebih dari kapasitas papan plong lokal. Tetapi jika digunakan untuk repeat order, tidak direkomendasikan untuk menggunakan papan jenis ini.


(53)

6. Papan kayu finlandia.

Merupakan papan yang paling bagus diantara kedua jenis papan diatas. Bisa digunakan untuk plong dengan kapasitas yang jauh lebih banyak dari kedua jenis papan sebelumnya, dan kayu atau papan jenis ini sangat di anjurkan digunakan untuk order plong yang merupakan order panjang atau repeat order, melihat kualitas yang dimiliki dari papan jenis ini sangat baik.

7. Karet

Penggunaan karet pada papan plong ditujukan untuk memberikan efek pentalan pada kertas ketika proses plong pisau menancap pada kertas dan fungis dari keret ini adalah memberikan efek dorongan pada kertas sehingga kertas terpental dan lepas dari pisau.

8. Pisau

Secara umum pisau yang digunakan pada saat proses plong atau die cut di bedakan menjadi 2 jenis atau bentuk pisau. Dimana ketiga jenis tersebut memiliki fungsinya masing–masing.

Berikut adalah jenis atau bentuk pisau yang dimaksud : - Model tumpul.

Pisau dengan model seperti ini digunakan sebagai pisau creasing yang berfungsi untuk membuat lipatan pada kemasan.

- Model Runcing.

Pisau dengan model seperti ini digunakan sebagai pisau cuting yang berfungsi untuk memotong bagian pada kemasan yang dibuat putus.


(54)

9. Pembuatan kerangka pisau ini mengacu pada kerangka yang kami buat, hanya tinggal menempatkan pisau sesuai dengan tempat garis creasing dan cutingnya. Pemberian karet dilakukan oleh pembuat kerangka sesuai dengan ilmu yang mereka miliki.

Berikut adalah gambar kerangka pisau yang siap dipakai :

Gambar 4.4 Papan plong yang telah jadi

4.6 Kalkulasi

Cetak : 500 / pcs + 10 % waste = 550 biji Waktu penyelesaian desain : 1 minggu

Waktu penyelesaian cetak : 1 hari Plat ctcp : 1 buah

Kalkulasi pengeluaran :

Kertas Art Paper 120gr 79 x 109 LG : 69 plano X @ Rp. 1.600,- = Rp. 110.400 Tinta : Rp. 11.000,-

Plat : 1 biji x Rp. 20.000,- = Rp. 20.000,- Bahan pembantu : Rp. 11.000,-


(55)

Jasa pembuat pisau plong : Rp. 64.000,- Papan plong : Rp. 70.000,- Jasa plong : Rp. 60.000,- Total : Rp. 346.400,-


(56)

50

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pengerjaan Proyek Akhir pembuatan kemasan usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya kemasan Bakpao Kapas ini, bakpao yang dikemas lebih memiliki nilai jual dan memiliki ciri khas yang diharapkan konsumen senang melihatnya.

2. Dengan adanya kemasan Bakpao Kapas ini, memudahkan pembeli untuk

mengetahui varian rasa yang akan dipesan, karena penjual tinggal memberi tanda varian rasa pada kotak kolom yang sudah tersedia di kemasan. Diharapkan dengan adanya kemasan yang baru ini akan meningkatkan minat konsumen dan menambah konsumen untuk membeli produk Bakpao Kapas.

5.2 Saran

1. Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pemilik usaha kecil

menengah (UKM) Bakpao Kapas harus dilakukan, demi mendapatkan agar informasi yang didapat maksimal dan kemasan yang dibuat sesuai dengan keinginan pemilik.


(57)

2. Pengecekan secara cermat dan teratur terhadap setiap proses, mulai dari pre press, press, sampai dengan post press agar tercipta suatu kemasan yang baik.

3. Pengontrolan terhadap biaya bahan material, karena harga material setiap waktu tidak menentu, sehingga dapat membantu pada saat menentukan anggaran cetak.

4. Efisisensi waktu produksi dan material yang dibutuhkan.

5. Memberikan antisipasi pada anggaran biaya dan waktu pengerjaan karena


(58)

(59)

52

Wattimena, Kristian.S. 2009. Materi Kuliah Pengantar Teknologi Grafis dan Cetak, STIKOM. Surabaya.

http://lapar.com/makanplus/fakta-lama-waktu-urai-sampah-2/

Nugroho, Teodorus.S. 2010. Materi Kuliah Pracetak I, STIKOM. Surabaya.

(http://halomalang.com/peta-malang/detail/bakpia-dan-bakpao-telo).

http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007

( Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Cetakan Ketiga Balai Pustaka, 1993 ) (http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007 ).

( English Oxford Dictionary, 1588 )

Didit Widiatmoko 2007, Buku Desain Grafis Indonesia Margaret H. Widelock 2009, Displaying Item with packaging Kotler 2005, Book of Faculty School of Management

Hermawan Karatajaya 2010, Kliping Nilai Kemasan Di Indonesia Iwan Wirya 2008, Desain Kemasan yang menjual


(60)

(1)

Jasa pembuat pisau plong : Rp. 64.000,-

Papan plong : Rp. 70.000,-

Jasa plong : Rp. 60.000,-


(2)

50

BAB V

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Dari pengerjaan Proyek Akhir pembuatan kemasan usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya kemasan Bakpao Kapas ini, bakpao yang dikemas lebih memiliki nilai jual dan memiliki ciri khas yang diharapkan konsumen senang melihatnya.

2. Dengan adanya kemasan Bakpao Kapas ini, memudahkan pembeli untuk mengetahui varian rasa yang akan dipesan, karena penjual tinggal memberi tanda varian rasa pada kotak kolom yang sudah tersedia di kemasan. Diharapkan dengan adanya kemasan yang baru ini akan meningkatkan minat konsumen dan menambah konsumen untuk membeli produk Bakpao Kapas.

5.2

Saran

1. Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pemilik usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas harus dilakukan, demi mendapatkan agar informasi yang didapat maksimal dan kemasan yang dibuat sesuai dengan keinginan pemilik.


(3)

2. Pengecekan secara cermat dan teratur terhadap setiap proses, mulai dari pre press, press, sampai dengan post press agar tercipta suatu kemasan yang baik.

3. Pengontrolan terhadap biaya bahan material, karena harga material setiap waktu tidak menentu, sehingga dapat membantu pada saat menentukan anggaran cetak.

4. Efisisensi waktu produksi dan material yang dibutuhkan.

5. Memberikan antisipasi pada anggaran biaya dan waktu pengerjaan karena kondisi dan situasi yang suatu saat bisa berubah.


(4)

(5)

52

DAFTAR PUSTAKA

Wattimena, Kristian.S. 2009. Materi Kuliah Pengantar Teknologi Grafis dan Cetak, STIKOM. Surabaya.

http://lapar.com/makanplus/fakta-lama-waktu-urai-sampah-2/

Nugroho, Teodorus.S. 2010. Materi Kuliah Pracetak I, STIKOM. Surabaya. (http://halomalang.com/peta-malang/detail/bakpia-dan-bakpao-telo). http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007

( Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Cetakan Ketiga Balai Pustaka, 1993 ) (http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007 ).

( English Oxford Dictionary, 1588 )

Didit Widiatmoko 2007, Buku Desain Grafis Indonesia Margaret H. Widelock 2009, Displaying Item with packaging Kotler 2005, Book of Faculty School of Management

Hermawan Karatajaya 2010, Kliping Nilai Kemasan Di Indonesia Iwan Wirya 2008, Desain Kemasan yang menjual


(6)