Potensi Buah Lokal Si Tiung Merah

POTENSI BUAH LOKAL SI TIUNG MERAH
Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
NIP. 19730527 200501 2 002
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

POTENSI LOKAL SI TIUNG MERAH
Ameilia Zuliyanti Siregar Staf Pengajar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU
zuliyanti@yahoo.com atau azsyanti@gmail.com
1.1. Latar Belakang Tamarillo (Chypomandra betaceasenat), tergolong buah-buahan daratan tinggi
dan merupakan buah unggulan Kabupaten Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan. Tanaman Tamarillo termasuk famili Solanacheae Genus Cy Phomandra dan Species Chypomandra Betaceae (Cavaniles) Sandtner. Jenis komoditi ini baik diusahakan secara monohulture ataupun tumpang sari. Komoditi ini mempunyai prospek pasar untuk mensuplai kebutuhan hotel. Sesungguhnya tanaman ini termasuk tanaman pekarangan dan baru dikembangkan sebatas welcome drink di Tana Toraja. Tamarillo dapat dikonsumsi dalam bentuk segar juice dan selai. Komoditas ini banyak disukai oleh turis mancanegara dan domestik, karena banyak mengandung vitamin c.
Terung belanda alias si tiung merah merupakan buah bergizi yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat. Tanaman ini tumbuh di dataran tinggi (ketinggian 1000 m dpl. atau lebih) dengan suhu 10°C. Semula, tanaman terung belanda hanya dijadikan tanaman selingan dan tanaman pagar (Medan Bisnis online.com, 16 Februari 2009) dengan hasil produksi tidak maksimal disebabkan pada saat berbuah lebat pohon tumbang karena memiliki akar dangkal dan cabang yang rapuh (Dairi Pers, 2007) dan turunnya produksi buah disebabkan masalah hama terutama oleh infeksi virus yang cepat menyebar (BPTP-SU, 2006). Perlu pemikiran untuk membudidayakan tanaman terung belanda karena harga buah terung belanda sudah berkisar Rp 6.000 hingga Rp 10.000 / kg. Masyarakat jarang memakan buah terung belanda secara langsung karena mempunyai rasa agak asam. Buah terung belanda sering diolah menjadi berbagai masakan seperti kari, acar dan sambal atau menjadi minuman segar "jus terong belanda". Sekarang ini buah terung belanda sudah ada yang diolah menjadi sirup, bahkan sekarang sudah dibuat sebagai permen dan kerupuk terung belanda.
Universitas Sumatera Utara

1.2. Manfaat Terong Belanda Buah terong belanda dimanfaatkan menurut berbagai cara, seperti masakan yang
lezat dan makanan yang manis-manis. Buah mentah dapat digunakan untuk masakan 'chutney', kari dan sambal, sedangkan buah matang untuk sirop, sup, adonan pengisi (perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak (Bangkit Tani Berastagi, Oktober 2009). Buah yang dibelah dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau dipanggang untuk digunakan sebagai sayuran. Buah yang matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang cocok saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan sebaik-baiknya juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, pencuci mulut dan sebagai hiasan es krim yang berkualitas baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak.
Setiap 100 gram bagian buah terong belanda dapat dikonsumsi, mengandung:air sebanyak 85 gram, protein 1.5 gram, lemak 0.06-1.28 gram, karbohidrat 10 gram, serat 1.4-4.2 gram, abu 0.7 gram, vitamin A 150-500 SI, dan vitamin C 25 mg. Sebagian besar vitamin akan hilang dalam perebusan. Buah terong belanda sering dimanfaatkan menurut berbagai cara, diantaranya sebagai salad buah, jus minuman, makanan yang dimaniskan,serta menu lezat ynag dicampur dalam masakan.
1.3. Budidaya Tanaman Terung Belanda Adapun mekanisme/ kegiatan yang dilakukan saat bercocok tanam terung belanda adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Persemaian
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya terung belanda. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih yang kurang bagus akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak normal sehingga memberikan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tanaman tidak tumbuh sama sekali. Tanaman terung belanda (Cyphomandra betaceasenat) merupakan tanaman yang dapat menghasilkan biji. Persemaian tanaman ini dilakukan lebih awal, karena persemaian tanaman ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan persemaian tanaman budidaya yang lainnya. Diperlukan waktu sekitar lebih kurang 6 minggu (1,5 bulan) sebelum dapat tumbuh.
Universitas Sumatera Utara


Adapun cara persemaian tanaman ini adalah terlebih dahulu dicari biji terung belanda yang sudah tua. Cara mendapatkan biji yang tua adalah dengan mencari buah yang telah masak. Proses selanjutnya adalah melakukan pengeringan atau penjemuran terhadap biji tersebut di bawah sinar matahari selama lebih kurang 2 hari sampai benar-benar kering. Dilanjutkan dengan pembuatan tempat persemaian pada lahan yang terbuka yang aman dari gangguan hewan penggangu. Luas lahan yang digunakan sebagai tempat persemaian disesuaikan dengan banyaknya biji yang ada. Adapun perbandingannya adalah 200 biji/m2. Tempat persemaian ini dicampur dengan pupuk kompos lebih kurang 5 Kg/m2. Dilakukan pencampuran antara pupuk kompos dengan tanah pada lahan guna pemerataan pupuk di seluruh lahan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyemaian (penaburan) biji terung belanda yang telah kering secara merata. Tahapan selanjutnya adalah biji yang telah disemaikan ditutup kembali dengan tanah dengan ketebalan sekitar lebih kurang 1 – 2 cm. Penutupan ini dilakukan bertujuan agar biji terung belanda terhindar dari kerusakan fisik dan terhindar dari sinar matahari langsung. Setelah 6 minggu, biji terung belanda baru dapat tumbuh. Setelah umur persemaian sekitar 6 minggu, bibit terung belanda akan dapat tumbuh. Pada umur sekitar 10 minggu, bibit akan memiiliki daun induk. Ini artinya bahwa bibit siap dipindahkan ke lahan/ tempat yang sudah disediakan. Benih bisa dipindahkan ke lahan apabila sudah mencapai ketinggian lebih kurang 20 – 25 cm. Secara sistematis, pembuatan benih secara sendiri dapat dilakukan dengan langkah berikut ini. 1). Pilih tanaman induk yang sehat, tumbuh subur, berumur genjah dan berproduksi
tinggi. 2). Pilih buang terung yang sudah tua yang ditandai dengan warna buah yang merah
tua, agak keriput dan kering. Kemudian buah terung tersebut dibelah memanjang dan diambil bijinya. 3). Biji tersebut dijemur hingga kering. Pisahkan dan buang biji yang cacat atau hampa, sedangkan biji yang berkualitas tinggi disimpan dalam wadah plastik atau kaleng dan ditutup rapat sebelem di semaikan.
Universitas Sumatera Utara

2. Pengolahan lahan Dalam bidang pertanian, tanah merupakan tempat bercocok tanam yang tersusun
atas bagian-bagian batuan, mineral, dan bahan organik yang lapuk pada lapisan atas karena proses waktu. Untuk memperoleh tanah (lahan) yang baik untuk pertumbuhan tanaman komoditi, maka diperlukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah, yaitu penggemburan dan pemberian pupuk dasar. Pertumbuhan tanaman budidaya terung belanda sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah secara umum sebelum menanam tanaman komoditi adalah penggemburan tanah. Tanah yang hendak digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang tumbuh.Pada tahap penggemburan tanah, untuk jenis semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir sama.
Penggemburan tanah berguna agar terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara yang penting bagi pertumbuhan tanaman terung belanda. Tahapan penggemburan ini meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya. Kemudian, dilaksanakan pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan.
Proses pengolahan lahan ini dilakukan oleh petani dilakukan pada saat persemaian terung belanda akan siap ditanam ke lahan. Berbeda dengan tanaman komoditi yang lain, dimana persemaian dengan pengolahan lahan dilakukan secara bersamaan. Perbedaan ini disebabkan karena persemaian tanaman terung belanda membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding komoditi yang lainnya. Luas lahan yang akan diolah disesuaikan dengan banyaknya jumlah bibit terung belanda yang ada.Dalam pengolahan lahan, selain menggemburkan tanah dan melakukan pemupukan, juga dilakukan pencabutan rumput-rumput (gulma) di sekitar lahan. Gulma yang telah dicabut, dapat dibenamkan (dikubur) kembali ke dalam tanah sebagai pupuk tambahan.
3. Penanaman Sebelum dilakukan penanaman bibit terung belanda, terlebih dahulu lahan harus
diolah agar tanah menjadi gembur, lalu diratakan. Tahapan selanjutnya adalah
Universitas Sumatera Utara

pembuatan lubang tanam yang memiliki kedalaman lebih kurang 25 – 30 cm dengan jarak antar tanaman sekitar 1.5 – 2 meter. Lubang tanam yang telah dibuat ini selanjutnya diisi pupuk dasar (pupuk kandang) dan pupuk buatan (pupuk NPK) dengan volume lebih kurang 3 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk NPK. Selanjutnya lubang ini ditanam kembali dengan tanah dengan ketebalan sekitar 15 – 20 cm. Tahapan selanjutnya adalah memindahkan bibit terung belanda dari tempat persemaian ke lubang tanam yang telah siap. Penanaman bibit ini dilakukan dengan kedalaman lebih kurang 5 cm dari pangkal benih.
4. Perawatan (Pemeliharaan) Perawatan tanaman terung belanda meliputi proses pemupukan dan
pengendalian hama dan penyakit. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis teresap tanaman. Jadi memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanmaan (pupuk daun). Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, atau dengan kata lain supaya zat-zat makanan untuk tanaman terung belanda bertambah. Dalam rangka memperoleh hasil dan mutu yang tinggi pada usaha-usaha penanaman, perlu dilakukan berbagai usaha, sehingga zat-zat hara yang tidak dapat diserap menjadi siap untuk diserap. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan jalan pemupukan.
Pemupukan tanaman ini dilakukan dilakukan beberapa kali. Hal ini disebabkan karena tanaman terung belanda memiliki umur yang panjang dan masa produktif yang cukup lama, yaitu sekitar 3 – 4 tahun. Pemupukan tanaman ini dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar atau parit melingkar di sekeliling pohon pada batas paling luar kanopi tanaman. Kedalama lubang atau parit ini sekitar 15 – 20 cm. Selanjutnya lubang ini diisi dengan pupuk kandang dan pupuk buatan (NPK).
Interval pemupukan dilakukan setiap 6 bulan sekali sampai habis masa produktif. Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih kurang 24 minggu (6 bulan) mulai dari waktu penanaman. Pada pemupukan pertama ini, volume pupuk yang diberikan adalah 2 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk buatan
Universitas Sumatera Utara


(NPK). Pada saat ini dapat juga langsung dilakukan penyiangan pada areal sekitar tanaman.
Pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Volume pupuk yang diberikan adalah lebih kurang 5 Kg pupuk kandang dan 250 pupuk buatan (NPK). Selanjutnya pemupukan ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Volume pupuk yang diberikan yaitu lebih kurang 8 Kg pupuk kandang dan 0,5 Kg pupuk buatan (NPK). Pemupukan dilakukan terus menerus sampai masa produktif tanaman habis. Selain pemupukan, pengendalian hama dan penyakit sangat penting dalam perawatan tanaman. Tidak selamanya tanaman komoditi dalam kondisi baik, tetapi pada suatu ketika banyak juga gangguan yang bisa merusaknya.
Gangguan-gangguan itu biasanya disebabkan oleh hama, penyakit atau sebabsebab lain. Hama dan penyakit itu biasanya merusak seluruh bagian tanaman. Untuk menyelamatkan dan meningkatkan produksi, perlu dilakukan tindakan pengelolahan hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung belanda jarang dilakukan terkecuali pada saat iklIm atau musim yang sangat ekstrim, seperti kemarau yang berkepanjangan. Pada saat ini biasanya tanaman mudah diserang hama dan penyakit.
Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit, biasanya dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida (fungisida dan insektisida), yaitu antracol dan curacron dengan perbandingan 5 gr antracol dan 5 cc curacron per 5 liter air. Hama yang biasa menyerang tanaman terung belanda adalah ulat bulu (Malacosoma americanum). Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman terung belanda adalah layu pada tangkai buah.
5. Panen dan Pasca Panen Panen adalah hal yang diharapkan oleh petani atau pengusaha terung belanda.
Setelah bersusah payah melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman, saat panen akan mendapat hasil yang diharapkan. Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Panen harus dilakukan pada waktu yang tepat agar sesuai dengan keinginan konsumen dan baik kualitasnya. Komoditi terung belanda yang dipanen terlalu tua akan menjadi busuk dan kurang enak dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara

Apabila dipanen terlalu muda, maka kuantitas produksi akan lebih sedikit dan harga jualnya pun menjadi lebih rendah karena kurang memenuhi standar perrdagangan secara umum.
Bioteknologi Tepat Guna Tanaman terung belanda mulai berbuah pada umur lebih kurang 1 tahun, dan
buahnya sudah bisa dipanen apabila buah sudah berwarna hijau tua atau merah kecokelatan. Pemanenan buah terung belanda tergantung permintaan konsumen, apakah buah yang masih berwarna hijau atau yang sudah berwarna merah. Pemanenan buah terung belanda ini dilakukan apabila sudah ada permintaan dari pasar. Biasanya buah terung belanda sudah siap dipanen apabila sudah berumur lebih kurang 2 – 3 bulan dari mulai pembuahan.
Mekanisme pemanenan, diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya buah yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya buah dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.
Daftar Pustaka Sigit Andriyatmoko. 2007. Diakses dari http://sigit-andri-andri. blogspot. com/
2007/08/budidaya-terong-belanda.html. Diakses pada tanggal 8 Maret 2014. http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/21/budidaya-terong-belanda/. Diakses pada
tanggal 4 Maret 2014. http://anisfauz.wordpress.com/2013/01/23/manfaat-terong-belanda/. Diakses pada
tanggal 28 Februari 2014. http;//cybex.deptan.go.id/lokalita/budidaya-terung-belanda-tamarillo. Diakses pada
tanggal 22 Februari 2014. http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/01/08/budidaya-terung-belanda-cypho
mandra-betacea-sendt-333154.html. Diakses pada tanggal 14 Februari 2014. http://penyuluhthl.wordpress.com/2011/01/02/hama-dan-penyakit-tanaman-terong
belanda/ Diakses pada tanggal 12 Februari 2014.

Universitas Sumatera Utara