Kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan Installitbang Kegiatan Instalasi Produksi Instalprod

3. Laboratorium fisika Peralatan yang terdapat di ruang fisika antara lain adalah alat uji kekerasan tablet, keregasan tablet, waktu hancur tablet dan alat uji kebocoran strip. 4. Ruang Uji Coba 5. Ruang Instrumen Peralatan yang terdapat di ruang Instrumen adalah spektrofotometer UV–Vis, alat uji disolusi dan HPLC. 6. Ruang timbang 7. Ruang contoh pertinggal Ruang ini sebagai tempat penyimpanan contoh batch dari tiap item yang diproduksi Lafi dengan masa simpan satu tahun setelah masa kadaluarsa. 8. Gudang reagen 9. Perpustakaan 10. Ruang staff

3.6.3 Kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan Installitbang

Dalam menjalankan perannya, Installitbang melakukan penelitian terhadap produk baru dan pengembangan produk lama untuk memperoleh kualitas yang lebih baik. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pengajuan rencana penelitian dan pengembangan produk Lafi Ditkesad yang meliputi : 1. Membuat spesifikasi teknis bahan baku obat, bahan pembantu dan bahan pengemas embalage. 2. Mencari dan meneliti formula yang dapat dikembangkan sebagai produk Lafi Ditkesad. Universitas Sumatera Utara 3. Merevisi ulang suatu formula yang sudah ditetapkan bila suatu saat terjadi perubahan alat, bahan baku dan komponen produksi lainnya. 4. Mengadakan evaluasi terhadap keluhan yang terjadi dan obat kembalian. 5. Penelitian dan pengembangan dimulai dari penelusuran pustaka, pengedaan bahan, penelitian skala laboratorium, dan penelitian skala produksi. Terakhir dilakukan validasi proses produksi dan pengawasan mutu dengan kerja sama antara instalprod dan instalwastu. 6. Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan peralatan produksi, alat bantu prosedur pengawasan mutu bahan baku, bahan pembantu dan lain-lain.

3.6.4 Kegiatan Instalasi Produksi Instalprod

Kegiatan produksi obat-obatan dilaksanakan oleh Instalprod yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan produksi obat. Produk yang dihasilkan oleh Lafi Ditkesad berupa produk Betalaktam dan produk non Betalaktam, dimana masing-masing produk dikerjakan pada gedung yang berbeda. Pada Instalprod terdapat empat seksi yaitu: seksi non Betalaktam, seksi sediaan Betalaktam, seksi sediaan sefalosporin dan seksi kemas. Masing-masing seksi dikepalai oleh seorang Apoteker. Obat-obat yang diproduksi oleh Lafi Ditkesad tidak diperdagangkan bagi masyarakat umum dan tidak memiliki nomor registrasi, namun demikian proses produksinya tetap dilaksanakan sesuai dengan Pedoman CPOB yang dikeluarkan oleh Badan POM. Seluruh proses produksi yang dilaksanakan, dicatat dan didokumentasikan dalam Catatan Pengolahan batch dan Catatan Pengemasan batch Batch Record yang disusun oleh Kasi-Kasi produksi, dikeluarkan oleh Kainstalprod, diperiksa Universitas Sumatera Utara oleh Kainstalwastu, diketahui oleh kainstallitbang dan diterima oleh kainstalsimpan. Pada catatan pengolahan batch diuraikan mengenai komposisi, spesifikasi, peralatan, penimbangan bahan, prosedur pengolahan. Pada catatan pengemasan batch diuraikan tentang penerimaan bahan pengemas, prosedur pengemasan primer, kesiapan jalur pengemasan sekunder, prosedur pengemasan sekunder, kesiapan pelipatan brosur, pelulusan oleh pengawasan mutu, pengemasan dan pengiriman obat jadi ke Instalsimpan. Proses produksi dimulai dari penimbangan bahan baku dan penyiapan bahan pengemas yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Instalsimpan berdasarkan catatan pengolahan batch dan catatan pengemasan batch untuk setiap produk. Barang yang telah dikeluarkan dari Instalsimpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan non Betalaktam, seksi sediaan Betalaktam, seksi sediaan Sefalosporin dan seksi kemas.

1. Seksi Sediaan Non Betalaktam

Seksi sediaan Non Betalaktam dipimpin oleh seorang Apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi produksi. Sediaan yang diproduksi oleh seksi ini adalah tablet, kapsul, semi solid, sirup dan sediaan cairan obat luar. a. Sediaan Tablet Ruang produksi tablet merupakan ruang kelas E yang terdiri dari ruang mucilago, ruang campur, ruang granulator, ruang pengeringan, ruang penyimpanan produk antara, ruang cetak, ruang coating dan ruang strip. Ruangan Universitas Sumatera Utara ini dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai, sistem AHU dan penghisap debu. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan sediaan tablet diantaranya adalah mesin pembuat mucilago dengan energi panas dari ketel uap double jacket, mesin pencampur basah super mixing, mesin pencampur kering, oven pengering, granulator, mesin cetak tablet, mesin salut film dan mesin strip. Metode pembuatan tablet yang biasa digunakan adalah metode granulasi basah. Tablet yang diproduksi adalah jenis tablet biasa, tablet salut film. Pada proses pembuatan mucilago harus diperhatikan bahwa gelatin dipanaskan dan diaduk hingga bening sebelum ditambahkan suspensi amilum. Pencampuran basah dan granulasi untuk massa tablet harus dilakukan berdasarkan jenis bahan baku serta diperhatikan homogenitas, kadar air dan ukuran granulnya. Pembuatan massa cetak harus mempertimbangkan penambahan bahan-bahan pelincir, homogenitas campuran, kadar zat aktif dan daya alir dari massa cetak sehingga sesuai dengan spesifikasi tablet yang akan dicetak. Saat proses pencetakan harus diperhatikan ukuran tablet, diameter dan beratnya. Pada proses penyalutan harus diperhatikan suhu, sudut penyemprotan dan kecepatan putar panci penyalutan. Selama proses produksi berlangsung dilakukan pemeriksaan kualitas In Process Control IPC oleh petugas pengawasan mutu dan petugas operator tablet meliputi homogenitas campuran, kadar air granul dan setelah proses produksi pemeriksaan dilanjutkan terhadap kadar zat aktif tablet, kerapuhan tablet, kekerasan tablet, disolusi, waktu hancur, keseragaman bobot, ketebalan, diameter tablet dan kebocoran strip. Universitas Sumatera Utara b. Sediaan Kapsul Pada ruangan produksi kapsul terdapat ruang pencampuran dan ruang pengisian. Ruang pengisian kapsul dilengkapi dengan pengisap debu. Bahan yang diisikan kedalam kapsul ada yang digranulasi terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat alirnya. Hasil pencampuran massa kapsul, sebelum diisikan ke dalam cangkang kapsul dilakukan pemeriksaan homogenitas dan kadar zat aktif oleh instalasi Wastu. Setelah diluluskan oleh pengawasan mutu, massa kapsul siap diisikan. Selama pengisian, dilakukan pemeriksaan terhadap bobot rata-rata dan keseragaman bobotnya, kadar zat aktif dan waktu hancur. Setelah diluluskan oleh pengawasan mutu maka kapsul siap distrip dan dikemas. Bahan Pengemas adalah polycellonium. Sebelum digunakan, sealing roll mesin stripping harus dipanaskan terlebih dahulu. Suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan strip tidak melengket satu sama lain sedangkan suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pelekatan yang buruk atau pelelehan pada stripnya. c. Sediaan Semisolid Ruang produksi sediaan semi solid salep terdiri dari ruangan pencampuran dan ruang pengisian. Ruang pencampuran salep dilengkapi dengan mesin peleleh dan mesin pencampuran salep “Homomixer”. Ruang pengisian dilengkapi dengan mesin pengisi-penutup salep otomatis. Untuk pembuatan salep, dimulai dari pembuatan basis. Bahan basis yang telah dicampur dengan zat aktifnya, diaduk terus hingga dingin. Pengujian mutu dilakukan untuk memeriksa homogenitasnya, serta kadar zat aktifnya. Setelah lulus pemeriksaan, massa salep diisikan kedalam tube pada suhu sekitar 40 o C. Setiap 15 menit diperiksa berat rata-rata isi tube. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2010, Lafi Ditkesad tidak memproduksi sediaan semisolid, karena tidak ada permintaan dari daerah. d. Sediaan Sirup Ruang produksi sirup terdiri dari ruang cuci alat, ruang pencampuran, dan ruang pengisian. Ruang pencampuran dilengkapi dengan mixer, colloid mill, tangki dengan mantel pemanas. Ruang pengisian dilengkapi dengan alat pengisi sirup, penutup botol dan pemasangan etiket yang merupakan satu rangkaian inline. Pembuatan sirup diawali dengan pembuatan larutan gula pekat dalam tangki pemanas double jacket. Pemanas menggunakan uap air yang dihasilkan oleh ketel uap. Zat aktif dan zat tambahan yang lainnya zat warna, pengawet masing-masing dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sampai larut sempurna, baru kemudian dicampur dengan larutan gula pekat. Zat pewangi dapat ditambahkan bila diperlukan dan volume dicukupkan sampai batas yang telah ditentukan. Setelah pencampuran maka dilakukan penyaringan kemudian dilakukan pengujian mutu. Untuk menjaga homogenitas sirup maka pada tahap pengisian larutan harus terus diaduk. Untuk pembuatan suspensi digunakan alat colloid mill hingga diperoleh ukuran partikel yang diinginkan. Zat aktif, zat pembasah dan zat pensuspensi dimasukkan kedalam alat tersebut, lalu dicampur dengan zat pengental, larutan gula dan zat tambahan lainnya. Pengisian, penutupan dan pemberian etiket dan label dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin ban berjalan yang bekerja secara otomatik. Universitas Sumatera Utara Pada proses ini dilakukan kontrol setiap 15 menit terhadap keseragaman volume, hasil penutupan dan pemasangan label. e. Sediaan Cairan Obat Luar Ruang produksi sediaan cairan obat luar cairan antiseptik terdiri dari ruangan pencampuran dan ruang pengisian. Ruang pencampuran cairan antiseptik dilengkapi dengan tangki dan mixer. Ruang pengisian dilengkapi dengan mesin pengisi. Untuk pembuatan cairan antiseptik, dimulai dengan mencampurkan semua bahan di tangki dan diaduk dengan alat mixer, kemudian campuran tersebut diisikan ke botol dengan mesin pengisi, sebelum diisi dilakukan pengujian mutu terlebih dahulu. Pengujian mutu dilakukan untuk memeriksa homogenitasnya, serta kadar zat aktifnya. Setelah lulus pemeriksaan, campuran cairan antiseptik diisikan kedalam botol.

2. Seksi Sediaan Betalaktam

Seksi sediaan betalaktam dikepalai oleh seorang kepala seksi yang bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Produksi. Produksi Betalaktam di Lafi Ditkesad telah mendapatkan sertifikat CPOB pada tanggal 1 Juni 2000. Proses produksi Betalaktam dilakukan pada gedung yang terpisah dengan produksi Non Betalaktam untuk menghindari terjadinya pencemaran silang. Gedung produksi Betalaktam telah dilengkapi dengan sistem pengaturan udara Air Handling System, air shower, air washer dan ruang penyangga air lock. Lantai, dinding dan langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan pembersihan. Kondisi ruangan di Betalaktam selalu diukur secara berkala untuk mengukur pertukaran udara, suhu udara, kelembaban dan jumlah partikel. Universitas Sumatera Utara Setiap personel yang masuk ke ruangan Betalaktam diharuskan menggunakan pakaian khusus lengkap disertai masker, sepatu dan sarung tangan. Sebelum memasuki ruangan dan saat keluar dari ruangan diharuskan melewati air shower yang dimaksudkan untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor yang melekat. Setelah selesai melaksanakan kegiatan produksi, setiap personil diharuskan untuk membersihkan diri dengan mandi. Produksi Betalaktam saat ini mampu memproduksi sediaan tablet biasa, tablet salut, kapsul keras dan dry sirup.

3. Seksi Sediaan Sefalosporin

Seksi sediaan sefalosporin dikepalai oleh seorang Kasi yang bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Produksi. Produksi Sefalosporin belum mulai berproduksi, baru tahap pembangunan sarana dan fasilitas untuk produksi sefalosporin. Pengaturan ruangan disesuaikan dengan alur produksinya, serta dilengkapi dengan sistem pengatur udara sesuai dengan klasifikasi ruangan yaitu kelas A, B, C, D dan E , air shower, air washer dan ruang penyangga air lock. Ruang kelas A terdiri dari Laminar Air Flow LAF, dimana dilakukan pengisian ke dalam vial. Ruang kelas D meliputi loker, koridor kelas E, air shower, dan ruang staging steril. Ruang kelas E meliputi ruang timbang, ruang staging, ruang campur, ruang cetak tablet, ruang salut film, ruang penyetripan, ruang isi kapsul, ruang isi sirup kering, ruang cuci vial, ruang botol bersih, ruang simpan alat, ruang IPC, ruang janitor, loker kelas E wanita dan pria. Ruang kelas F meliputi ruang coding, ruang kemas, ruang karantina obat jadi, Universitas Sumatera Utara ruang gudang sejuk, ruang gudang botolvial, ruang cuci botol, ruang simpan alat, dan ruang laundry. Sistem pengaturan udara Air Handling SystemAHS untuk ruang kelas A dan kelas C dilakukan dengan sistem recycle udara dari kelas C disaring kemudian ditambah udara segar 10-20, kemudian udara yang masuk disaring dengan HEPA filter. Sementara untuk ruang kelas D dengan sistem pengolahan udara terbuka udara segar yang masuk disaring dengan pre-filter dan medium filter

4. Seksi Kemas Kegiatan pengemasan yang merupakan tanggung jawab seksi kemas

adalah pengemasan sekunder dan tersier pengepakan. Sedangkan kegiatan pengemasan primer masih merupakan tanggung jawab masing-masing seksi instalasi produksi. Tugas-tugas seksi kemas diantaranya: a. Membuat perencanaan daftar kebutuhan bahan pengemas sekunder dan tersier. b. Menerima bahan pengemas sekunder dan tersier pengepakan dari instalasi simpan. c. Menerima produk ruahan. d. Melaksanakan proses pengemasan. e. Membuat administrasi produksi berupa bukti penyerahan obat jadi dari instalasi produksi ke instalasi simpan. f. Membuat laporan bulanan. g. Menyerahkan obat jadi ke instal simpan. Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang harus dipersiapkan pada saat pengemasan: a. Ruangan b. Alat yang digunakan c. Personil d. Bahan pengemas e. Produk ruahan Pengemasan dilakukan pada produk ruahan tablet, kaplet, kapsul, sirup, salep, dan cairan obat luar. Pengemasan tablet dilakukan setelah proses stripping. Tablet yang sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam sak plastik dilengkapi dengan brosur lalu diseal, setiap sak plastik berisi 25 strip, tiap- tiap strip berisi 10 tablet. Hasil seal kemudian dimasukkan ke dalam dus dilengkapi dengan identitas berupa brosur dimana setiap dus isinya berbeda sesuai dengan ukuran diameter tablet yaitu: a. Untuk tablet dengan diameter 6,5-7,5 mm, setiap dus berisi 50 sak plastik. b. Untuk tablet dengan diameter 10-13 mm, setiap dus berisi 30 sak plastik. c. Untuk kaplet dan kapsul, setiap dus berisi 20 sak plastik. Pengemasan primer untuk sediaan cair menggunakan botol gelas untuk sediaan cair oral sirup dan botol plastik untuk sediaan cairan obat luar. Pengemasan sekunder pada sirup yaitu sirup dipak dalam dus. Tiap dus berisi 25 botol 100 ml dan 36 botol 60 ml dan dilengkapi dengan sendok, brosur dan slip pack. Setelah pengemasan selesai, dilakukan pemeriksaan oleh Instalasi Pengawasan Mutu dan tim komisi, kemudian Instalwastu menempelkan label Universitas Sumatera Utara released di kemasan sekunder dan setelah diperiksa oleh tim komisi seksi kemas membuat laporan administrasi yang terdiri dari laporan bulanan dan bukti penyerahan obat jadi yang dikirim ke Instalasi Penyimpanan.

3.6.5. Kegiatan Instalasi Penyimpanan Instalsimpan

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 01 – 30 November 2010

1 34 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 3 Agustus – 31 Agustus 2009

0 45 79

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 01 – 30 November 2010

1 39 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 3 Agustus – 31 Agustus 2009

1 62 93

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Agustus – 31 Agustus 2009

2 33 100