IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI Implementasi Layanan Bimbingan Konseling untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di SD Negeri Sambi 1 Tahun 2016/2017.

(1)

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI

SAMBI 1 TAHUN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Diajukan Oleh : Hening Budi Utami

A510130149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(2)

(3)

(4)

(5)

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR DI SD NEGERI SAMBI 1 TAHUN

2016/2017 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis kesulitan belajar, untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar, untuk mendeskripsikan upaya guru mengatasi kesulitan belajar denan layanan bimbingan konseling. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif, yaitu data yang diterangkan dengan kata-kata atau kalimat kemudian diambil kesimpulan dengan langkah-langkah, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di SD Negeri Sambi 1 sudah terdapat program bimbingan konseling yang didalamnya terdapat layanan bimbingan belajar. Guru sebagai pelaksana pemberi bimbingan sudah memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dengan baik. Layanan bimbingan konseling diharapkan peserta didik akan manmpu mengoptimalkan prestasinya.

Kata Kunci : bimbingan, konseling, kesulitan belajar

Abstract

This research was made for to know kinds of learning disability s, to know cause factor of learning disability, to describe how the teacher overcome learning disability by used guidance conselling services. This research included in qualitative research with the phenomenology research design. The method in this research is interview, observation, and documentation. Analysis by using qualitative analysis, is the data that described with the words or sentences and than made the conclusion by using the steps, reduction the data, present the data, and get the conclusion. The result of the research showed if in SD Negeri Sambi 1 there was a guidance conselling included. Tutoring services for the learnes teacher as implementers has already gives the tutoring to the learnes who find the disability s. The expectation of guidance conselling is the learnes capable to optimize their achievement.


(6)

1. Pendahuluan

SD Negeri Sambi 1 adalah salah satu sekolah yang tergolongg unggul di Kecamatan Sambi, dilihat dari berbagai prestasi yang diraih peserta didik dalam berbagai bidang baik dalam kota, provinsi maupun nasional. Selain itu sarana dan prasarana yang cukup memadai, serta letak sekolah strategis yang kebanyakan masyarakatnya memasukkan anaknya di sekolah tersebut. Hal itu tentunya tidak terlepas dari peran guru selaku pendidik, pengasuh, pembimbing, dan memberikan layanan di dalam maupun luar kelas. SD Negeri Sambi 1 menyelenggarakan progam layanan bimbingan konseling untuk memberikan bantuan khusus kepada peserta didik dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam mencapai perkembangan yang optimal sehingga peserta didik dapat memahami dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan bertindak yang sesuai dengan aturan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Pelaksanaan bimbingan dan konseling ini bertujuan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling dibutuhkan peran aktif dari guru-guru di SD Negeri Sambi 1 agar para peserta didik dapat mengatasi kesulitan belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di SD Negeri Sambi 1 terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang ditandai seperti lamban dalam menyelesaikan tugas bahkan sering peserta didik yang tidak mengerjakan PR harus berada diluar kelas untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini berdampak pada kelancaran proses belajar mengajar dikelas, selain itu hal ini berdampak pada prestasi belajar peserta didik yang menurun, gejala emosional peserta didik yang mudah tersinggung dan pemurung. Kesulitan belajar yang terjadi biasanya dikarenakan faktor intern dari diri peserta didik seperti kurangnya bakat minat belajar, kemampuan peserta didik yang rendah dan faktor ekstern dari peserta didik seperti kurangnya motivasi dorongan dari orang tua, situasi kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung, sehingga peserta didik tidak dapat memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.


(7)

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi untuk meneliti sebuah fenomena pada dalam diri individu. Tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif, yaitu data yang diterangkan dengan kata-kata atau kalimat kemudian diambil kesimpulan dengan langkah-langkah, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1Wawancara

Wawancara dilakukan di SD Negeri Sambi 1 untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam mencapai tujuan penelitian, yaitu :

3.1.1 Mengetahui jenis – jenis kesulitan belajar peserta didik di SD Negeri Sambi 1

Dalam Jamaris, Martini (2014 : 3) kesulitan belajar atau learning disability adalah suatu kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Peserta didik yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar memiliki ciri- ciri antara lain sebagai berikut : (a) Memiliki tingkat intelegensi normal, bahkan diatas normal atau sedikit dibawah normal yang disebabkan kesulitan belajar yang dialaminya menyebabkan ia mengalami kesulitan dalam menjalani tes IQ sehingga memperoleh skor rendah. (b) Mengalami kesulitan dalam beberapa mata pelajaran, tetapi menunjukkan nilai yang baik pada mata pelajaran lain. (c) Kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang berkesulitan belajar berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya sehingga peserta didik tersebut dapat dikategorikan kedalam pencapaian rendah hasil belajar di bawah potensi yang dimilikinya.


(8)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas di SD Negeri Sambi 1 tentang kesulitan belajar peserta didik di kelas masing – masing misalnya, kesulitan belajar membaca, kesulitan berhitung matematika, kesuitan belajar menulis, kesulitan belajar bahasa Inggris. Kesulitan belajar peserta didik ditandai dengan peserta didik yang hanya diam saat pembelajaran berlangsung, lamban dalam menyelesaikan tugas, tidak bisa menjawab pertanyaan, tidak mengerjakan PR, hasil belajar rendah, dan cenderung mudah bosan saat belajar di kelas. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti, mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar, melokalisasikan kesulitan belajar, menentukan faktor penyebab kesulitan belajar, memperkirakan alternatif bantuan, menetapkan kemungkinan cara mengatasinya dan tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes.

3.2Mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik di SD Negeri Sambi 1

Guru harus mengenal dan memahami peserta didik dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Anak adalah individu yang unik, yang memiliki perbedaan, tidak ada anak yang sama. Walaupun secara fisik mungkin sama, namun pasti ada hal-hal tertentu yang pasti berbeda, misalnya dari sudut minat, bakat, kemampuan bahkan gaya belajar. Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :


(9)

3.2.1 Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan dalam dua aspek yaitu aspek fisiologis (kondisi umum jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti pelajaran), aspek psikologis (dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik seperti kecerdasan, bakat, minat dan motivasi).

3.2.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar peserta didik. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat menjadi penyemangat bagi peserta didik dalam belajar, selanjutnya masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar tempat tinggal. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah letak gedung sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di SD Negeri Sambi 1 tentang faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik ditemukan bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya kesulitan belajar pada peserta didik bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari dalam diri individu dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi


(10)

masyarakat sekitar, bahkan teman. Hal ini lah yang menyebabkan nilai hasi belajar peserta didik kurang optimal pada mata pelajaran tertentu.

3.3Mendeskripsikan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SD Negeri Sambi 1 dengan layanan bimbingan konseling

Peserta didik merupakan unsur penting dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar. Setiap guru berkeinginan agar peserta didik memperoleh hasil yang optimal dalam belajarnya. Namun pada kenyataanya, tidak semua peserta didikmendapatkan hasil yang diharapkan. Orang tua, guru dan peserta didik itu sendiri kurang mengetahui mengapa dan apa yang terjadi sehingga peserta didik mendapatkan hasil yang rendah/prestasi belajar rendah. Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap peserta didik jika mereka dapat belajar secara wajar terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Namun hambatan, ancaman dan gangguan tersebut dialami oleh peserta didik tertentu sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar.

Peserta didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka bantuan konselor sangat diperlukan oleh peserta didik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diminta melakukan layanan bimbingan, setelah mengetahui begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya, maka diperlukanlah suatu bentuk layanan bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang memiliki permasalahan dalam belajarnya dapat segera memperoleh bantuan atau bimbingan dalam kegiatan belajar yang diperlukannya. Bimbingan Konseling merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan kepada peserta didik dari guru untuk membantu


(11)

potensi secara optimal dan mengatasi kesulitan yang dimiliki setiap masing-masing anak.

Di SD Negeri Sambi 1 layanan bimbingan konseling dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar para peserta didik melalu bimbingan belajar secara individu maupun kelompok. Sebelum melaksanakan bimbingan konseling guru terlebih dahulu mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi peserta didiknya, kemudian guru mengumpulkan data peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dianalisis apa penyebabnya, setelah guru mengetahui penyebab kesulitan belajar pada peserta didik guru segera menentukan jenis kesulitan belajar peserta didik dan cara mengatasinya, kemudian guru melaksanakan bimbingan konseling pada peserta didik setelah pulang sekolah di ruang kelas atau pada saat jam istirahat di aula sekolah. Setelah melaksanakan bimbingan konseling guru melakukan evaluasi hasil apakah ada peningkatan atau perubahan pada hasil belajar peserta didik, dan guru selalu mengawasi peserta didik pada saat belajar disekolah. Selain itu guru bekerja sama dengan orang tua agar selalu mengawasi anaknya selama belajar di rumah.

3.4 Dokumentasi

Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan pada subyek penelitian yang dapat dijadikan bukti. Dalam Satori Djam’an (2014 : 149) dijelaskan bahwa dokumentasi merupakan tekhnik mengumpulkan dokumen dan data – data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu di telaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dalam pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto – foto selama kegiatan penelitian di SD Negeri Sambi 1. Berikut beberapa hasil dokumentasi selama kegiatan penelitian di SD Negeri Sambi 1 :


(12)

4. PENUTUP

4.1Jenis kesulitan belajar peserta didik di SD Negeri Sambi 1 adalah kesulitan belajar membaca, menulis, berhitung matematika, dan belajar bahasa Inggris. 4.2Faktor penyebab kesulitan di SD Negeri Sambi 1, yaitu : (a) Faktor internal

dari peserta didik, yaitu kurangnya bakat dan minat dalam belajar peserta didik serta kurangnya motivasi dan dorongan untuk belajar, selain itu faktor bawaan dari lahir dan emosional setiap peserta didik juga dapat mempengaruhi hasil belajarnya. (b) Faktor eksternal, yaitu situasi lingkungan


(13)

sekolah dan kondisi kelas yang kurang mendukung, serta kurangnya dukungan dari orang tua. Implementasi Layanan BK di SD Negeri Sambi 1 sudah cukup baik dari mulai menentukan masalah sampai dengan penyelesaiannya serta hasilnya yang sudah sesuai dengan harapan. Salah satu alternatif mengatasi kesulitan belajar adalah dengan pendekatan kasih sayang, memberi peringatan dan pemberian hukuman.

DAFTAR PUSTAKA

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor. Ghalia Indonesia.

Lau, Patrick SY. 2008. School Guidance and Counseling Asian. Asian Journal of Counselling Vol 15 No 2. Diakses pada 16 Maret 2017.

Marjohan, Sudirman Daharnis. 2013. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Serta Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri . Jurnal Imiah Konseling Vol 2. Diakses pada 21 September 2016 (http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor),

Marsudi, Saring. 2016. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Surakarta. Cakap. Mulyono, Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta.

Rineka Cipta.

Novitasari, Yuni. 2016. Bimbingan dan Konseling Belajar. Bandung. Alfabeta. Nurrahmi, Hesty. 2010. Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling.

Jurnal Ilmiah. Diakses pada 25 Oktober 2016.

Permendikbud Nomor 111. 2014. Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Permendiknas Nomor 27. 2008. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.


(14)

Raniry, Ar. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. Jurnal Edukasi Vol 2 No 1. Diakses pada 17 Januari 2017.

Ruttoh, Margareth Jeokoech K. 2015. Planning and Implementation of Gidance and Counseling Activities in Secondary School. Journal of Education and Practice Vol 6 No 5. Diakses pada 16 Maret 2017 (http://www.iiste.org).

Salahudin, Anas. 2012. Bimbingan dan Konseling. Bandung. CV Pustaka Setia Samino, dkk. 2015. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta. Fairuz Media.

Satori, Djam’an, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksana Progam Bimbingan dan Konseling

Di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta.

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta. Grafindo Persada.

Undang – Undang Nomor 14. 2005. Tentang Guru dan Dosen.

Yanuswantoro, Dwi Tegar. 2013. Peran Konselor Untuk Membantu Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Bahasa Inggris di SMP 2 Wlingi. Jurnal PenelitianPendidikan BK. Diakses pada 21 November 2017.


(1)

3.2.1 Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan dalam dua aspek yaitu aspek fisiologis (kondisi umum jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti pelajaran), aspek psikologis (dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik seperti kecerdasan, bakat, minat dan motivasi).

3.2.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar peserta didik. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat menjadi penyemangat bagi peserta didik dalam belajar, selanjutnya masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar tempat tinggal. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah letak gedung sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di SD Negeri Sambi 1 tentang faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik ditemukan bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya kesulitan belajar pada peserta didik bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari dalam diri individu dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial peserta didik seperti lingkungan, keluarga, sekolah,


(2)

masyarakat sekitar, bahkan teman. Hal ini lah yang menyebabkan nilai hasi belajar peserta didik kurang optimal pada mata pelajaran tertentu.

3.3Mendeskripsikan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SD Negeri Sambi 1 dengan layanan bimbingan konseling

Peserta didik merupakan unsur penting dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar. Setiap guru berkeinginan agar peserta didik memperoleh hasil yang optimal dalam belajarnya. Namun pada kenyataanya, tidak semua peserta didikmendapatkan hasil yang diharapkan. Orang tua, guru dan peserta didik itu sendiri kurang mengetahui mengapa dan apa yang terjadi sehingga peserta didik mendapatkan hasil yang rendah/prestasi belajar rendah. Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap peserta didik jika mereka dapat belajar secara wajar terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Namun hambatan, ancaman dan gangguan tersebut dialami oleh peserta didik tertentu sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar.

Peserta didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka bantuan konselor sangat diperlukan oleh peserta didik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diminta melakukan layanan bimbingan, setelah mengetahui begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya, maka diperlukanlah suatu bentuk layanan bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang memiliki permasalahan dalam belajarnya dapat segera memperoleh bantuan atau bimbingan dalam kegiatan belajar yang diperlukannya. Bimbingan Konseling merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan kepada peserta didik dari guru untuk membantu


(3)

potensi secara optimal dan mengatasi kesulitan yang dimiliki setiap masing-masing anak.

Di SD Negeri Sambi 1 layanan bimbingan konseling dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar para peserta didik melalu bimbingan belajar secara individu maupun kelompok. Sebelum melaksanakan bimbingan konseling guru terlebih dahulu mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi peserta didiknya, kemudian guru mengumpulkan data peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dianalisis apa penyebabnya, setelah guru mengetahui penyebab kesulitan belajar pada peserta didik guru segera menentukan jenis kesulitan belajar peserta didik dan cara mengatasinya, kemudian guru melaksanakan bimbingan konseling pada peserta didik setelah pulang sekolah di ruang kelas atau pada saat jam istirahat di aula sekolah. Setelah melaksanakan bimbingan konseling guru melakukan evaluasi hasil apakah ada peningkatan atau perubahan pada hasil belajar peserta didik, dan guru selalu mengawasi peserta didik pada saat belajar disekolah. Selain itu guru bekerja sama dengan orang tua agar selalu mengawasi anaknya selama belajar di rumah.

3.4 Dokumentasi

Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan pada subyek penelitian yang dapat dijadikan bukti. Dalam Satori Djam’an (2014 : 149) dijelaskan bahwa dokumentasi merupakan tekhnik mengumpulkan dokumen dan data – data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu di telaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dalam pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto – foto selama kegiatan penelitian di SD Negeri Sambi 1. Berikut beberapa hasil dokumentasi selama kegiatan penelitian di SD Negeri Sambi 1 :


(4)

4. PENUTUP

4.1Jenis kesulitan belajar peserta didik di SD Negeri Sambi 1 adalah kesulitan belajar membaca, menulis, berhitung matematika, dan belajar bahasa Inggris. 4.2Faktor penyebab kesulitan di SD Negeri Sambi 1, yaitu : (a) Faktor internal

dari peserta didik, yaitu kurangnya bakat dan minat dalam belajar peserta didik serta kurangnya motivasi dan dorongan untuk belajar, selain itu faktor bawaan dari lahir dan emosional setiap peserta didik juga dapat mempengaruhi hasil belajarnya. (b) Faktor eksternal, yaitu situasi lingkungan


(5)

sekolah dan kondisi kelas yang kurang mendukung, serta kurangnya dukungan dari orang tua. Implementasi Layanan BK di SD Negeri Sambi 1 sudah cukup baik dari mulai menentukan masalah sampai dengan penyelesaiannya serta hasilnya yang sudah sesuai dengan harapan. Salah satu alternatif mengatasi kesulitan belajar adalah dengan pendekatan kasih sayang, memberi peringatan dan pemberian hukuman.

DAFTAR PUSTAKA

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor. Ghalia Indonesia.

Lau, Patrick SY. 2008. School Guidance and Counseling Asian. Asian Journal of Counselling Vol 15 No 2. Diakses pada 16 Maret 2017.

Marjohan, Sudirman Daharnis. 2013. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Serta Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri . Jurnal Imiah Konseling Vol 2. Diakses pada 21 September 2016 (http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor),

Marsudi, Saring. 2016. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Surakarta. Cakap. Mulyono, Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta.

Rineka Cipta.

Novitasari, Yuni. 2016. Bimbingan dan Konseling Belajar. Bandung. Alfabeta. Nurrahmi, Hesty. 2010. Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling.

Jurnal Ilmiah. Diakses pada 25 Oktober 2016.

Permendikbud Nomor 111. 2014. Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Permendiknas Nomor 27. 2008. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.


(6)

Raniry, Ar. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. Jurnal Edukasi Vol 2 No 1. Diakses pada 17 Januari 2017.

Ruttoh, Margareth Jeokoech K. 2015. Planning and Implementation of Gidance and Counseling Activities in Secondary School. Journal of Education and Practice Vol 6 No 5. Diakses pada 16 Maret 2017 (http://www.iiste.org).

Salahudin, Anas. 2012. Bimbingan dan Konseling. Bandung. CV Pustaka Setia Samino, dkk. 2015. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta. Fairuz Media.

Satori, Djam’an, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksana Progam Bimbingan dan Konseling

Di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta.

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta. Grafindo Persada.

Undang – Undang Nomor 14. 2005. Tentang Guru dan Dosen.

Yanuswantoro, Dwi Tegar. 2013. Peran Konselor Untuk Membantu Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Bahasa Inggris di SMP 2 Wlingi. Jurnal Penelitian Pendidikan BK. Diakses pada 21 November 2017.