Identifikasi Masalah S PEA 1006386 Chapter1

Nurhani Ramadhani, 2015 PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN NON PERFORMING LOAN NPL TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA BEI TAHUN 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dibayar kepada masyarakat oleh bank. Jika bank dalam menyalurkan kreditnya melebihi batas maksimum LDR, maka akan menyimpan risiko kredit yang besar. Adapun ketentuan batas maksimum pemberian kredit BMPK yang terdapat pada Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan diperbaiki disempurnakan kembali dengan paket tanggal 29 Mei 1993 bahwa: Seluruh portofolio penyediaan dana kepada satu pihak terkait dengan bank ditetapkan paling tinggi 10 dari modal bank, penyedian dana kepada satu peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 20 dari modal bank, sedangkan penyediaan dana kepada suatu kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 25 dari modal bank. Bank Indonesia meminta perbankan untuk menekan kredit bertujuan agar dapat menekan resiko kredit macet dan untuk meminimalisir beban perbankan tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting dalam perekonomian suatu negara, mengingat peran bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menggerakan sektor rill sehingga akan membuka peluang investasi dan dapat meningatkan kesejahteran rakyat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya salah satu kegiatan bank yang ditujukan untuk membantu kebutuhan dana masyarakat adalah dengan menyalurkan kredit. Kredit merupakan salah satu aktiva produktif pada bank yang mendominasi sisi aktiva neraca keuangan, sedangkan dalam sisi pendapatan kredit menghasilkan bunga serta provisi sebagai sumber pendapatan terbesar yang diperoleh oleh bank dibandingkan jasa keuangan lain yang ditawarkan, hal tersebut dapat terlihat pada tabel 1.1. Berdasarkan hal tersebut maka bank diharapkan dapat meningkatkan dan menjaga kreditnya karena semakin besar kegiatan bank dalam menyalurkan kredit, maka peluang bank untuk memaksimalkan keuntungan akan semakin tinggi. Perkembangan kredit pada Nurhani Ramadhani, 2015 PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN NON PERFORMING LOAN NPL TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA BEI TAHUN 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bank yang telah go public di Bursa efek indonesia relatif meningkat, namun peningkatan tersebut masih terdapat beberapa bank yang belum memenuhi target yang telah ditentukan oleh bank indonesia. Hal ini akan berpengaruh pula pada target pendapatan bank dan masih terdapat bank yang belum memenuhi ketentuan BI dalam menyalurkan kredit. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit yang telah dikemukakan oleh Warjiyo 2004:17 sebagai berikut: Perilaku penawaran atau penyaluran kredit perbankan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal bank yang meliputi dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal capital adequacy ratio dan jumlah kredit bermasalah Non Performing Loan . Dari beberapa faktor di atas, dana pihak ketiga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit. hal tersebut serupa dengan yang dikemukakan oleh Pandia 2012:9 bahwa: Sumber dana dari pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat yang dihimpun dalam bentuk giro Demand Deposit , tabungan Saving Deposit , deposito Time Deposit dana ini bisa mencapai 80 sampai 90 dari totalitas dana yang dikelola oleh bank sebagai dana pengkreditannya. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terbesar bagi bank untuk membiayai aktivitas atau kegiatan bank sehari-hari serta usaha bank untuk melakukan aktivitas penyaluran kredit, sehingga semakin besar pertumbuhan dana pihak ketiga dapat menambah besarnya jumlah kredit yang disalurkan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Pandia 2012:1 bahwa: Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, akan semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat memberikan kredit dan ini berarti semakin besar kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan interest income , sebaliknya semakin kecil dana yang didapat dihimpun semakin kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula pendapat bank. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan adanya dana pihak ketiga yang cukup besar maka dapat meningkatkan penyaluran kredit yang akan dilakukan oleh bank. Nurhani Ramadhani, 2015 PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN NON PERFORMING LOAN NPL TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA BEI TAHUN 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Faktor lain yang dianggap mempengaruhi penyaluran kredit adalah Non Performing Loan NPL. Pemberikan kredit yang maksimal akan sangat baik bagi bank terutama dalam peran bank menyalurkan kredit bagi masyarakat. Pemberian kredit harus prudent sebab kredit yang disalurkan tersebut akan menyimpan risiko kredit. Dengan adanya peraturan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK diharapkan dapat mengurangi risiko kredit yang dialami oleh bank-bank di Indonesia. Adapun risiko kredit yang sering terjadi dalam dunia perbankan adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty untuk memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran atau kredit bermasalah yang sering disebut Non Performing Loan NPL. Standar Akuntansi Keuangan No.31 revisi 2000 yang menyebutkan bahwa: Kredit non performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokokatau bunganya telah lewat sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Non Performing Loan NPL juga merupakan faktor internal yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank mewakili kualitas aset bank. karena masalah yang bersumber dari kredit bank dituntut untuk berhati-hati dalam memberikan kredit kepada debitur. Dengan kredit bermasalah yang tinggi maka bank enggan untuk menyalurkan kredit karena bank harus membentuk cadangan penghapusan yang cukup besar, sehingga dapat mengurangi jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank. hal ini didukung oleh pendapat Meydianawati 2006: 138 bahwa “Kredit bermasalah dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar”. Dengan membentuk cadangan penghapusan yang besar selain dapat mengurangi kredit yang diberikan oleh suatu bank, modal bank pun akan ikut terkikis. Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Taswan 2010: 452 “ kualitas kredit yang semakin menurun peningkatan kredit bermasalah membawa pengaruh negatif terhadap bank selaku kreditor”. Karena dengan menurunnya Nurhani Ramadhani, 2015 PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN NON PERFORMING LOAN NPL TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA BEI TAHUN 2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kualitas kredit bank akan memiliki anggapan bahwa apabila tetap melakukan penyaluran kredit di saat kualitas kredit yang buruk akan dapat menambah risiko kredit yang berupa gagal bayar, sehingga bank akan enggan dalam melakukan penyaluran kredit. Adapun dampak yang lebih luas menurut Taswan 2010:452 mengatakan “ketika kredit bermasalah tak dapat ditagih lagi, berarti terjadi penghentian dana bergulir, penghentian ini jelas mengganggu pengembangan usaha, menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran dan menurunnya pendapatan masyarakat”. Bukti empiris juga dikemukan oleh Hamidah Daniya h 2013 menyatakan bahwa “ Non Performing Loan berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit”. Berdasarkan pemaparan faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN NON PERFORMING LOAN NPL TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BEI”.

C. Rumusan Masalah