Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja -

4

2.3.2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja -

Faktor Unsafe Act Unsafe act adalah tindakan pekerja di lapangan yang dapat menyebabkan kecelakaan pada pekerja tersebut baik yang dilakukan oleh pekerja maupun yang dilakukan oleh operator yang mengoperasikan alat-alat berat. Beberapa contoh unsafe act antara lain Holt, 2001 : 1. Bekerja tanpa ijin tidak mengikuti instruksi kerja. 2. Meninggalkan peralatanalat berat dalam kondisi yang berbahaya. 3. Penggunaan peralatanalat berat yang tidak tepat. 4. Menggunakan peralatan cacat. 5. Kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan safety tool peralatan dan perlengkapan keselamatan. 6. Servis dan perawatan peralatanalat berat yang tidak tepat. - Faktor Unsafe Condition Unsafe condition adalah kecelakaan kerja yang terjadi akibat faktor atau kondisi lingkungan yang tidak aman. Beberapa contoh unsafe condition antara lain : 1. Tidak ada pagar pelindung sistem proteksi yang kurang memadai. Holt, 2001 2. Peralatanalat berat yang cacat. Holt, 2001 3. Kondisi udara yang membahayakan. Holt, 2001 4. Penerangan yang kurang memadai. Holt, 2001 5. Kestabilan struktur penunjang seperti turap untuk menahan dinding galian tanah yang tidak memadai. Suprenant Basham, 1993; OSHA Excavation Standard Handbook, 1997 6. Perlindungan terhadap akumulasi air yang kurang sesuai untuk galian yang lebih dari MAT Muka Air Tanah. OSHA Excavation Standard Handbook, 1997; Hinze, 1997; Suprenant Basham, 1993 7. Tidak adanya peralatan keselamatan obat-obatan P3K yang dibutuhkan. PER.05MEN1996 8. Rambu-rambutanda peringatan bahaya yang tidak memadai. PER.05MEN1996 9. Kemiringan slope sisi galian yang tidak memenuhi standar sehingga dapat mengakibatkan kelongsoran. OSHA Excavation Standard Handbook, 1997; Suprenant Basham, 1993 10. Penyelidikan tanah yang kurang akurat. OSHA Excavation Standard Handbook, 1997 11. Kurangnya pengawasan dari pengawas untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. PER.05MEN1996 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESETAN KERJA PEKERJAAN PEMANCANGAN PADA PROYEK “X” DI SURABAYA | Susilo | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 4904 9349 1 SM

0 1 8

ANALISIS WAKTU PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK APARTEMEN | Kent | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 4253 8120 1 SM

0 0 7

KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA | Anggunmulia | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 3884 7346 1 SM

0 0 8

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI | Wijaya | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 3047 5724 1 SM

0 0 7

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN | Suastino | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2605 4824 1 SM

0 0 6

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESETAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA | Jiman | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2609 4832 1 SM

0 0 8

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA | Krisdianto | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2614 4840 1 SM

0 1 7

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI | Sudarsono | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2623 4858 1 SM

0 0 8

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESETAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA | Eko | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2631 4874 1 SM

0 0 6

Penerapan Prinsip – Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di Surabaya | Albertus | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 398 692 1 SM

0 0 8