Hari Ke-4
Hari Ke-4
ibu dari keberhasilan. Kegagalan di sini juga berarti Dukkha. Jika tidak ada kegagalan, orang tidak akan tahu bagian mana
S aya tidak dapat tidur, karena kaki dan paha terasa dari kehidupan yang perlu dihindari. Fenomena kehidupan
sakit. Pada bagian tubuh yang sakit, saya menempelkan banyak adalah 'pelajaran'. Seseorang di dalam mendalami pelajaran
koyo. Pada waktu yang bersamaan, umat yang baru datang hari perlu banyak belajar, belajar tanpa henti.
ini, mendengkur sepanjang malam. Suara dengkurannya Ada beberapa Bhikkhu hutan yang berkata bahwa pada
membuat saya semakin sulit tidur. Saya berusaha untuk saat kita digigit nyamuk, kita baru mengetahui keberadaan
memusatkan pikiran pada suara dengkurannya. Baru tertidur Dukkha dalam tubuh. Semua makhluk baik itu dewa ataupun
beberapa menit, ada seorang Bhikkhu yang mulai memukul bel. manusia, semua makhluk hidup menghadapi keberadaan
Saat berlatih meditasi jalan dan duduk selama dua jam, saya Dukkha. Tidak peduli tubuh mereka berbentuk energi, sinar
masih mengantuk dan tertidur di Dhammasala. atau daging, mereka semua pernah mengalami proses tua,
sakit, dan mati. Setelah mempraktekkan Delapan Jalan
Analisa:
Kebenaran, orang baru memutuskan proses Samsàra secara Beberapa Bhikkhu pernah memberitahu saya, minggu
perlahan-lahan. Sesudah melewati Samsàra, Kesadaran, tubuh, pertama tidur di hutan adalah suatu tantangan berat. Burung
dan banyak unsur manusia akan lenyap. Ini adalah Nibbàna. hutan dan serangga mengganggu tidur orang setiap saat. Jika
orang melihat 'masalah' ini sebagai suatu masalah, maka orang itu akan mempunyai masalah. Tetapi jika orang melihat 'masalah' ini sebagai objek meditasi, maka orang itu tidak akan mempunyai masalah. Sumber dasar dari masalah ini berasal dari orang yang belum terbiasa dengan kehidupan di dalam hutan. Keadaan pikiran mereka belum tenang, pikiran masih tertarik dengan keadaan dunia luar. Kesadaran masih belum dapat terfokus sehingga sangat mudah sekali terganggu. Setelah pikiran tenang, ada kedisiplinan dalam pikiran, ia dapat
mengontrol keinginan tubuh dan harapan yang kurang baik. Saat itu, hanya dibutuhkan satu atau dua jam saja untuk tidur.
Hari Ke-5
setempat.
S aat pindapàtta, saya berjalan sambil menahan sakit. Saya dan dua orang Bhikkhu mulai berjalan bersama ke luar
Analisa:
Vihara. Pada saat itu saya masih belum mengenal jalan setapak Pada saat pindapàtta, para Bhikkhu berpisah ke untuk ke desa, beberapa kali saya mencari jejak kaki mereka
beberapa desa. Dua atau tiga orang Bhikkhu pergi ke suatu desa karena tertinggal. Saat kehilangan arah, saya teringat ucapan
untuk mencari dana makanan. Jarak antara desa dan Vihara Bhikkhu Kepala Vihara, “Jadikanlah dirimu menjadi sahabat
sangat beragam. Desa yang saya kunjungi ditempuh dalam yang paling baik bagi dirimu sendiri.” Saat itu, pikiran saya
waktu kurang lebih empat puluh menit berjalan kaki. Saat para menjadi tenang. Saya berusaha bertanya mengenai keberadaan
Bhikkhu akan tiba di suatu desa, salah seorang penduduk akan dua Bhikkhu tersebut kepada beberapa petani. Menurut
membunyikan bel kecil yang berarti bersiap untuk memberikan mereka, dua Bhikkhu tersebut belum pulang ke Vihara.
dana makanan. Sesampainya di sana, penduduk pun sudah Akhirnya saya seorang diri pulang.
menyiapkan dana makanan. Setelah menerima persembahan, Di depan Dhammasala, Bhikkhu Nanda memberitahu
Bhikkhu yang paling tua (berdasarkan umur pentahbisan bahwa beberapa penduduk telah mengantar mereka kembali ke
Bhikkhu) menyampaikan Dhamma selama lima hingga sepuluh Vihara dengan mobil.
menit. Lalu para Bhikkhu membaca Paritta selama dua hingga Hari ini adalah hari Asalha, sehingga banyak umat
tiga menit untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada para datang ke Vihara untuk berdana. Dalam beberapa tradisi Vihara
penduduk.