BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN TERORISME
Kata teror
15
masuk kedalam kosa kata politis pada revolusi Prancis, diakhir abad ke-19, awal abad ke-20 dan menjelang Perang Dunia ke II, Terorisme menjadi
menjadi tehnik perjuangan revolusi. Misalnya dalam rezim Stalin pada 1930-an disebut pemerintahan terror. Di era perang dingin dikaitkan dengan ancaman senjata
nuklir. Terorisme merupakan fenomena yang lazim dalam masyarakat demokratis,
liberal, dan sebuah pemerintahan yang mengalami transisi. Teroris memanfaatkan kebebasan di masyarakat, di Negara totaliter atau otoriter situasi keamanan lebih
terkendali. Kalau toh ada teror, bisa jadi hanya terror oleh Negara. Sejauh rakyat petuh terhadap rezim berkuasa keamanan mereka terjaga. Bandingkan keamanan pada
waktu di bawah kontrol Presiden Saddam Husein atau era komunis uni soviet dengan kondisi sekarang yang marak ledakan Bom.
Terorisme pada 1970-an beragam fenomena dari bom yang meledak ditempat - tempat publik dengan kemiskinan dan kelaparan. Biasanya pemerintah diktaktor
menstigma musuh-musuhnya sebagai teroris dan aksi-aksi mereka disebut terorisme. Istilah terorisme jelas berkonotasi peyoratif layaknya genosida sehingga rentan
15
Lapoaran DKPT, dimuat dalam www.zntiteror.com
dipolitisasi. Kekaburan definisi membuka peluang penyalahgunaanm, mengingat tidak lepas dari kepentingan politis.
Dalam sejarah kehidupan manusia terror adalah fenomena klasik. Menakut- nakuti, mengancam, memberi kejutan kekerasan atau membunuh dengan maksud
menyebarkan rasa takut adalah taktik yang melekat demi merebut kekuasaan, jauh sebelum disebut dengan terror atau terorisme. Menurut Muladi 2002, tindak pidana
terorisme dapat dikategorikan mala per se atau “ mala probibita”, “mala per se” adalah kejahatan atas nurani crime against conscience menjadi jahat bukan karena
diatur atau dilarang undang-undang tetapi memang tercela natural wrong atau acts wrong in them selves.
Siapa pun pelakunya dan apa pun motif dibalik tindakan terror, tidak bisa ditolerir, tindakan itu merupakan kejahatan luar biasa extradonary crime aksi teror
pada ruang public dipandang sebagai kejahatan, bukan semata-mata pada tindakannya, namun juga pada dampak kelanjutan yang diakibatkanny4 disamping
menimbulkan ketakutan, peristiwa terror, bom dan jenis kekerasan lainnya mengakibatkan mencuatrya aneka motif sentiment masyarakat antara pro dan kontra
sehingga berpotens miemicu konflik sosial lebih lanjut. Karena itu terorisme merupakan kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan
dan peradaban.Terorisme menjadi ancaman bagi manusia dan musuh dari semua agama. Perang melawan terorisme menjadi komitmen bersama yang telah disepakati
berbagai Negara.
B. BATASAN TERORISME