yang masih belum maksimal dalam memberikan pelayanaan kepada masyarakat Kabupaten Grobogan yang tinggal di daerah yang terpencil,
kemudian penulis juga menemukan beberapa penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara,
terutama mekanisme prosedur Pembuatan Akta Tanah sehingga ada gugatan perdata mengenai Pembuatan Akta tersebut. Dari sinilah penulis melakukan
penelitian secara yuridis empiris mengenai “ PELAKSANAAN FUNGSI DAN KEDUDUKAN CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA
TANAH SEMENTARA DI KABUPATEN GROBOGAN “
I.2 Perumusan Masalah
Bertolak dari uraian sebelumnya dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana Pelaksanaan Camat Sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara di Kabupaten Grobogan ditinjau sudut pandang fungsi dan
kedudukannya dalam era Otonomi Daerah? 1.2.2 Sejauhmana Pelaksanaan dilapangan Fungsi dan Kedudukan Pejabat
Pembuat Akta Tanah antara Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara dengan NotarisPejabat Pembuat Akta Tanah di Kabupaten
Grobogan?
I.3 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengunakan data primer dan data sekunder terbaru yang diambil secara langsung dari responden yang
dicantumkan identitasnya jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan kembali terhadap sumber-sumber data. Bahasan terhadap data yang dihimpun
dan terhadap peraturan perundang-undangan, apabila memanfaatkan pendapat penulis lain akan dicantumkan sumbernya.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukan penelitian ini, yaitu : I.4.1 Dari aspek teoritis akan memperdalam pemahaman ilmiah terhadap
Pelaksanaan Fungsi dan Kedudukan Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Sementara, sebab di lapangan penulis menemukan Tugas-Tugas
Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara ternyata banyak tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
Tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara. Serta tidak ada pengaturan yang jelas tentang Fungsi dan Kedudukan
NotarisPejabat Pembuat Akta di Kabupaten Grobogan sehingga diperlukan pendapat sarjana hukum yang didasarkan teori-teori hukum
merupakan suatu yang penting; I.4.2 Dari aspek praktik merupakan sumbangan pemikiran untuk memberikan
kepastian hukum kepada masyarakat terhadap Pelaksanaan Fungsi dan Kedudukan Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara di
Kabupaten Grobogan di era Otonomi Daerah
I.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini, yaitu : I.5.1 Untuk mengakaji dan menganalisis secara yuridis empiris Pelaksanaan
Fungsi dan Kedudukan Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah dipandang dalam konteks Hukum Pertanahan Indonesia. Dalam penelitian
pendahuluan ditemukan bahwa dalam mutasi jabatan Camat diwilayah 8
Kabupaten Grobogan oleh Bupati Grobogan tidak disertai dengan pengangkatan Camat sebagai Pejabat Pembuat Tanah Sementara, sehingga
Camat dalam menjalankan tugas dan kewajibanya sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara masih mengunakan surat pengangktan dari Kanwil
Badan Pertanahan Tanah Jawa Tengah yang terdahulu, sehingga penulis menganalisis secara komperhensif Pelaksanaan Fungsi dan Kedudukan
Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara di era Otonomi daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
I.5.2 Untuk mengkaji dan menganalisa mengenai Penerapan di lapangan dalam pengaturan Kedudukan Wilayah Kerja Pejabat Pembuat Akta Tanah Camat
sebagai Pejabat Pembuat Tanah Sementara, dengan NotarisPejabat Pembuat Akta Tanah Sementara menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1998 Tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah, dimana
perimbangan Fungsi dan Kedudukan Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara di Kabupaten Grobogan, sehingga pelayanan pertanahan kepada
masyarakat Grobogan kurang maksimal. Untuk itu penulis menkaji dan menganalisis kepastian hukum dalam permasalahan tersebut, menurut
perundang-undangan yang berlaku.
1.6 Sistematika Penulisan