Uji keselarasan penilai atau pengamat

56 r 22 = koefisien reliabilias keseluruhan tes r tt = koefisien korelasi antara kedua belahan Rumus ini digunakan karena tes terdiri dari dua belahan yang setara yaitu belahan bernomor ganjil dan belahan bernomor genap. Kuesioner dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya di atas 0,75 Naga,1992:129. Kesetaraan varians belahan bernomor ganjil dengan genap diuji dengan rumus F Fisher-Snedecor. Naga, 1992:139 Keterangan: 2 gn S = varians belahan genap 2 gj S = varians belahan ganjil Semua perhitungan analisis psikometrik di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS 12.0.

3. Uji keselarasan penilai atau pengamat

Dasar reliabilitas Penilaian dan Pengamatan a. Penilaian dan pengamatan menggunakan lebih dari satu penilai dan lebih dari satu pengamat b. Karena mengikuti kriteria penilaian dan pengamatan, perlu ada kecocokan di antara mereka c Kecocokan ini merupakan reliabilitas yang sejenis dengan reliabilitas ukur-ukur setara d. Mula-mula, kecocokan dilakukan pada saat uji coba penilai dan pengamat sehingga dapat dilakukan koreksi yang diperlukan e. Pada saat penilaian dan pengamatan, digunakan penilai dan pengamat yang sudah diketahui kecocokannya Sebelum digunakan untuk menilai kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa pada uji coba model dalam pembelajaran nyata real teaching yang dalam siklus RD digunakan istilah tahap pengembangan 2 2 gj gn S S F  57 develop atau uji coba kelompok kecil, instrumen pengamatan dan instrumen tes yang akan dipakai, terlebih dahulu dianalisis reliabilitas dan validitasnya. Reliabilitas dan validitas instrumen dihitung berdasarkan data hasil ujicoba tersebut. Reliabel instrumen pengamatan akan dihitung dengan teknik interobserver agreement. Dua orang pengamat pada ujicoba menggunakan instrumen yang sama untuk mengamati variabel yang sama. Kedua pengamat tersebut diminta untuk menilai sesuai dengan instrumen pengamatan yang diujicobakan. Rumus yang akan digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah: Percent agreement R = 100        B A B A 1 Borich, 1994. Keterangan : A = Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh pengamat dengan memberikan frekuensi tinggi. B = Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh pengamat lain dengan memberikan frekuensi rendah . Agar diperoleh reliabilitas yang tinggi dilakukan hal-hal sebagai berikut: a Pengamatan dilakukan oleh dua pengamat tentang tingkah laku yang sama pada saat yang sama. b Mendefinisikan dengan jelas setiap tingkah laku yang diamati. c Memberi latihan pada pengamat.

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hasil Uji Coba