Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Kewajiban Pajak Tangguhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan atas Taxable Temporary Differences Reversal dan Deductible Temporary Differences Reversal. Untuk mengetahui apakah telah terjadi Taxable Temporary Differences Reversal pada periode tersebut, bagian pada laporan keuangan yang perlu dianalisis adalah bagian yang menjelaskan Pajak Penghasilan. Pada bagian tersebut, perusahaan menjelaskan tentang komponen pembentuk Aset Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan pada periode tersebut dan pada periode sebelumnya. Dengan membandingkan informasi nilai masing-masing komponen pada periode tersebut dan periode sebelumnya, maka dapat diketahui apakah nilai komponen tersebut naik atau turun. Jika suatu komponen Kewajiban Pajak Tangguhan nilainya turun, berarti telah terjadi Taxable Temporary Differences Reversal. Dan jika suatu komponen Aset Pajak Tangguhan nilainya turun, berarti telah terjadi Deductible Temporary Differences Reversal. Content analysis pada kalimat-kalimat yang terdapat pada laporan keuangan digunakan untuk mengidentifikasi pengungkapan reversal tersebut. Setiap item pengungkapan yang diungkapkan oleh perusahaan diberi skor satu pada daftar checklist yang telah dibuat. Dan jika item pengungkapan tidak diungkapkan, maka diberi skor 0. Setelah seluruh perusahaan diidentifikasi, setiap jenis assetkewajiban pajak tangguhan dan reversal dijumlah dan dikelompokkan sesuai sector industrinya.

3.1.1 Taxable Temporary Differences Reversal

Pada penelitian ini, Taxable Temporary Differences Reversal ditunjukkan ketika pada bagian kewajiban pajak tangguhan pada table 3.1 mengalami penurunan nilai: Tabel 3.1 Checklist Taxable Temporary Differences Reversal N

o. Kewajiban Pajak Tangguhan

1. Penyusutan aset tetap 2. Leasing 3. Biaya ditangguhkan 4. Lain-Lain 5. Komponen yang tidak dijelaskan Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini Komponen “Penyusutan Aset Tetap” yang membentuk Kewajiban Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan pemilihan metode penyusutan yang berbeda antara keperluan akuntansi dengan keperluan perpajakan. Jika komponen “Penyusutan Aset Tetap” pada bagian Kewajiban Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Taxable Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyusutan Aset Tetap telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Taxable Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyusutan Aset Tetap tidak terjadi. Komponen “Leasing” yang membentuk Kewajiban Pajak Tangguhan adalah Leasing yang termasuk dalam Capital Lease . Jika komponen “Leasing” pada bagian Kewajiban Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Taxable Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Leasing telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Taxable Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Leasing tidak terjadi. Komponen “Biaya Ditangguhkan” yang membentuk Kewajiban Pajak Tangguhan adalah biaya yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun sehingga perlu diamortisasi. Beberapa transaksi yang diidentifikasi sebagai “Biaya Ditangguhkan” antara lain: Biaya Perolehan Hak atas Tanah, Biaya Emisi Obligasi, Biaya Perolehan Hutang Jangka Panjang, dan biaya-biaya lain yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Jika komponen yang termasuk dalam “Biaya Ditangguhkan” pada bagian Kewajiban Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Taxable Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan “Biaya Ditangguhkan” telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Taxable Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan “Biaya Ditangguhkan” tidak terjadi. Selain komponen yang telah dijelaskan di atas, masih ada komponen- komponen lain yang membentuk Kewajiban Pajak Tangguhan, tetapi frekuensinya tidak terlalu sering. Untuk mengatasi hal tersebut, maka komponen-komponen tersebut akan diidentifikasi masuk pada kelompok “Lain-lain”. Jika komponen yang termas uk dalam “Lain-lain” pada bagian Kewajiban Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Taxable Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok “Lain-lain” telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Taxable Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok dengan “Lain-lain” tidak terjadi. Item “Komponen yang tidak dijelaskan” adalah item terakhir dari bagian ini. Item ini disediakan untuk menampung komponen yang pada laporan keuangn tersebut tidak dijelaskan secara jelas. Seperti komponen-komponen sebelumnya, jika terdapat penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Taxable Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok “Komponen yang tidak dijelaskan” telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Taxable Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok “Komponen yang tidak dijelaskan” tidak terjadi.

3.1.2 Deductible Temporary Differences Reversal

Pada penelitian ini, Deductible Temporary Differences Reversal ditunjukkan ketika pada bagian asset pajak tangguhan pada tabel 3.2 mengalami penurunan nilai . Komponen “Kompensasi Rugi Fiskal” yang membentuk Aset Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan adanya kesempatan bagi perusahaan untuk mengkompensasikan rugi fiskalnya mulai tahun pajak berikutnya berturut- turut sampai dengan lima tahun . Jika komponen “Komponen Rugi Fiskal” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Kompensasi Rugi Fiskal telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Kompensasi Rugi Fiskal tidak terjadi. Tabel 3.2 Checklist Deductible Temporary Differences Reversal N o. Aset Pajak Tangguhan 1. Penyusutan aset tetap 2. Penyisihan persediaan usang 3. Penyisihan imbalanmanfaat karyawan 4. Kompensasi Kerugian Fiskal 5. Penyisihan piutang ragu-ragu 6. Pensiun Karyawan 7. Penyisihan Lainnya 8. Lain-lain 9. Komponen yang tidak dijelaskan Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini Komponen “Penyusutan Aset Tetap” yang membentuk Aset Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan pemilihan metode penyusutan yang berbeda antara keperluan akuntansi dengan keperluan perpajakan. Jika komponen “Penyusutan Aset Tetap” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyusutan Aset Tetap telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyusutan Aset Tetap tidak terjadi. Komponen “Penyisihan” pada bagian ini dibagi menjadi beberapa pos yang lebih spesifik, karena masing-masing penyisihan tersebut memiliki frekuensi yang cukup tinggi sebagai komponen pembentuk Aset Pajak Tangguhan. Penyisihan- penyisihan tersebut antara lain “Penyisihan Persediaan Usang”, “Penyisihan Piutang Ragu-ragu”, dan “Penyisihan ImbalanManfaat Kerja”. Sedangkan jika ada penyisihan-penyisihan yang lain, maka akan dimasukkan dalam kelompok “Penyisihan Lainnya”. Komponen “Penyisihan Persediaan Usang” yang membentuk Aset Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan perusahaan melakukan penyisihan atas persediaan usang. Jika komponen “Penyisihan Persediaan Usang” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyisihan Persediaan Usang telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyisihan Persediaan Usang tidak terjadi. Komponen “Penyisihan Piutang Ragu-ragu” yang membentuk Aset Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan perusahaan melakukan penyisihan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Jika komponen “Penyisihan Piutang Ragu- ragu” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyisihan Piutang ragu-ragu telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyisihan Piutang Ragu-ragu tidak terjadi. Komponen “Penyisihan ImbalanManfaat Karyawan” yang membentuk Aset Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan perusahaan melakukan penyisihan atas akan dibayarnya imbalanmanfaat untuk karyawan di masa yang akan datang. Jika komponen “Penyisihan ImbalanManfaat Karyawan” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyisihan ImbalanManfaat Karyawan telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Penyisihan ImbalanManfaat Karyawan tidak terjadi. Sesuai dengan karakteristik perusahaan atau sector industrinya, sebuah perusahaan dapat membentuk penyisihan sesuai kebutuhannya. Item “Penyisihan Lainnya” disediakan untuk menampung penyisihan-penyisihan lainnya yang tidak termasuk dalam ketiga penyisihan sebelumnya. Jika sebuah penyisihan yang membentuk Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan penyisihan tersebut telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan penyisihan tersebut tidak terjadi. Komponen “Pensiun” yang membentuk Aset Pajak Tangguhan adalah yang disebabkan perusahaan melakukan penyisihan atas akan dibayarnya pensiun untuk karyawan di masa yang akan datang. Jika komponen “Pensiun” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Pensiun telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang berhubungan dengan Pensiun tidak terjadi. Selain komponen yang telah dijelaskan di atas, masih ada komponen- komponen lain yang membentuk Aset Pajak Tangguhan, tetapi frekuensinya tidak terlalu sering. Untuk mengatasi hal tersebut, maka komponen-komponen tersebut akan diidentifikasi masuk pada kelompok “Lain-lain”. Jika komponen yang termasuk dalam “Lain-lain” pada bagian Aset Pajak Tangguhan mengalami penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok “Lain-lain” telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok dengan “Lain-lain” tidak terjadi. Item “Komponen yang tidak dijelaskan” adalah item terakhir dari bagian ini. Item ini disediakan untuk menampung komponen yang pada laporan keuangan tersebut tidak dijelaskan secara jelas. Seperti komponen-komponen sebelumnya, jika terdapat penurunan nilai antara periode tersebut n dengan periode sebelumnya n-1, maka teridentifikasi bahwa Deductible Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok “Komponen yang tidak dijelaskan” telah terjadi. Sedangkan jika tidak terjadi penurunan, berarti Deductible Temporary Differences Reversal yang masuk dalam kelompok “Komponen yang tidak dijelaskan” tidak terjadi.

3.2 Populasi dan Sampel