pesan yang telah di XOR. Bilangan biner terdiri dari 8 bit sedangkan ada 3 variabel yang harus diberi nilai pada persamaan 2.1. Agar setiap variable memiliki banyak bit
yang sama untuk nilainya, maka ditambahkan bit ‘0’ pada bilangan biner tersebut. Jadi
masing-masing nilai variable terdiri dari 3 bit dari bilangan biner tersebut. Bit tersebut dikonversikan ke bilangan desimal.
2.6. Pixel Indicator Technique PIT
Pixel Indicator Technique adalah teknik steganografi berdasarkan gambar yang menggunakan dua bit tidak signifikan dari salah satu channel warna tertentu yang
digunakan untuk mendeteksi keberadaan data yang disembunyikan pada gambar. PIT merupakan pengembangan dari metode Least Significant Bit LSB dan Stego Color
Cycle SCC. LSB adalah pendekatan umum dan sederhana untuk menanamkan informasi dalam
file gambar Joshi et al, 2013. Cara kerja teknik steganografi ini adalah mengganti bit paling tidak signifikan atau bit akhir dengan bit pesan informasi yang akan
disisipkan pada gambar sebanyak 1 bit. Karena hanya bit yang tidak signifikan yang disisipi pesan, maka perubahan pada gambar stego tidak kelihatan. Dengan kata lain,
secara kasat mata tidak tampak perbedaan gambar asli cover dengan gambar stego. Menurut joshi 2013, tipe terbaik dari file gambar untuk disisipkan pesan kedalamnya
adalah 24 bit gambar bitmap. Sebuah gambar dengan kualitas dan resolusi yang tinggi lebih mudah untuk disisipkan pesan ke dalam gambar. Pada 24 bit bisa disisipkan 3 bit
pada 1 pixel dengan menyisipkan 1 bit pada setiap channel warna Red, Green dan Blue.
Teknik SCC merupakan pengembangan lebih lanjut, dengan menggunakan saluran warna sebagai tempat penyimpan pesan rahasia. Saluran warna tersebut dirotasikan
secara berkala untuk setiap bit berdasarkan suatu pola yang telah ditentukan Cahyo, 2009. Maksudnya jika bit pertama pesan disisip kedalam saluran warna merah, maka
bit berikutnya disisp ke dalam saluran warna hijau dan bit selanjutnya disisip kedalam saluran warna biru. Saluran warna yang digunakan sifatnya rotasi. Jika saluran warna
dimulai dari merah, maka selanjutnya hijau dan biru. Teknik indikator pixel ini diusulkan digunakan pada gambar format RGB Red,
Green, Blue. Teknik ini menggunakan setidaknya dua bit tidak signifikan dari salah
Universitas Sumatera Utara
satu channel merah, hijau atau biru untuk disisipkan pesan dimana channel tersebut terpilih berdasarkan bit akhir indikator. Bit indikator ditetapkan secara acak
berdasarkan sifat gambar dalam channel. Warna indikator dipilih dari panjang pesan. Gambar 2.3 merupakan flowchart penyisipan dari Pixel Indicator Technique.
Start Gambar yang
akan disisipi pesan Panjang pesan
yang akan disisipi Simpan panjang pesan ke
dalam 8 byte pada baris pertama gambar dan dalam
variabel ukuran gambar yang tersisa RMS
Dimulai dari baris kedua
Pilih channel indikator dari
channel RGB
Cek 2 bit akhir dari channel
indikator
Jika bit akhir bernilai ‘0 0’
Tidak ada perubahan Lanjut ke pixel berikutnya
Jika bit akhir bernilai ‘0 1’
Simpan 2 bit data ke 2 bit akhir dari channel 1
RMS = RMS – 2
Lanjut ke pixel berikutnya
Jika bit akhir bernilai ‘1 0’
Simpan 2 bit data ke 2 bit akhir dari channel 2
RMS = RMS – 2
Lanjut ke pixel berikutnya
Jika bit akhir bernilai ‘1 1’
Simpan 2 bit data ke 2 bit akhir dari channel 1 dan
channel 2
RMS = RMS – 4
Lanjut ke pixel berikutnya
Jika sisa pesan end
no yes
yes no
yes no
yes no
yes
Gambar 2.3. Flowchart penyembunyian pesan PIT Gutub et al, 2008
Tabel 2.1 menunjukkan hubungan antara indikator dan data yang tersembunyi di dalam channel lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Indicator value based
Indicator Channel Channel 1
Channel 2
00 No hidden data
No hidden data 01
No hidden data 2 bits of hidden data
10 2 bits of hidden data
No hidden data 11
2 bits of hidden data 2 bits of hidden data
Untuk meningkatkan keamanan, channel indikator tidak tetap. Indikator-indikator yang dipilih berdasarkan urutan. Pixel pertama Merah adalah indikator, sedangkan
Hijau adalah channel 1 dan Biru adalah channel 2. Dalam pixel kedua, Hijau adalah indikator, sedangkan Merah adalah channel 1 dan Biru adalah channel 2. Dalam pixel
ketiga Biru adalah indikator, sementara Merah adalah channel 1 dan Hijau adalah channel 2 Gutub et al, 2008.
Kriteria penentuan indikator didasarkan pada panjang pesan yang akan disembunyikan. Apabila panjang pesan menghasilkan nilai bilangan prima maka
indikator yang digunakan Blue B, apabila bilangan genap maka indikatornya warna Red R, selain itu indikatornya menggunakan warna Green G. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Indicator channel selection criteria
Type of Length N of secret message
I Level Selection Select Indicator Channel, First
element of sequence II Level Selection Binary N
Parity-Bit Odd Parity
Even Parity Even
R GB
BG Prime
B RG
GR Else
G RB
BR
Kelebihan algoritma ini adalah perubahan warna yang terjadi tidak terlalu signifikan dan lebih sulit ditentukan di pixel mana terdapat pesan yang disembunyikan
karena tidak seperti Least Signiifikan Bit LSB dimana setiap pixel pada gambar pasti disembunyikan 1 bit dari pesan yang disembunyikan. Orang lain yang ingin
mengetahui isi pesan tersebut juga harus mengetahui warna indikator apa yang digunakan di setiap pixel yang terdapat bit yang berasal dari pesan yang
disembunyikan.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan algoritma ini adalah tidak semua pixel bisa disisipkan pesan karena apabila nilai indicatornya bernilai 0 maka tidak ada pesan yang bisa disisipkan
didalam pixel gambar sesuai dengan tabel 2.1.
2.7. Peak Signal to Noise Ratio PSNR