ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN JEMBATAN PRESTRESS TERHADAP GAYA PRATEGANG GIRDER

(1)

ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN JEMBATAN PRESTRESS

TERHADAP GAYA PRATEGANG GIRDER

Oleh

MUHAMMAD ICHSAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN JEMBATAN PRESTRESS

TERHADAP GAYA PRATEGANG GIRDER

Oleh

MUHAMMAD ICHSAN

Seiring berkembangnya suatu daerah yang diindikasikan dengan semakin

banyaknya jalan layang yang dibangun, keamanan pengendara pengguna jembatan

harus jadi perhatian yang diutamakan. Salah satu yang dapat mempengaruhi

keamanan tersebut adalah kekuatan girder yang terpasang, dalam hal ini adalah

balok girder prestress.

Penelitian ini difokuskan untuk menghitung besarnya gaya prategang

efektif yang bekerja pada girder prestress dan kemiringan maksimum dari tiap

variasi bentang yang dilakukan.

Proses analisis yang dilakukan mengikuti langkah pengerjaan yang

dilakukan oleh Ir. M. Noer Ilham.

Gaya prategang efektif yang terjadi pada bentang 30 m sebesar 6091,8035

kN, pada bentang 35 m sebesar 7172,5224 kN, dan pada bentang 40 m sebesar

7860,2638 kN. Kemiringan maksimum girder yang terjadi pada bentang 30 m

sebesar 49,3562 %, pada bentang 35 m sebesar 57,8581

%, dan pada bentang 40

m sebesar 68,5936

%.

Hasil ini dapat menjadi informasi dan masukan bagi perencana dan

pelaksana pekerjaan jembatan, khususnya jembatan prestress.

Kata kunci

: Girder prestress, gaya prategang efektif, kemiringan maksimum

girder


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR NOTASI ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 2

C.

Tujuan Penelitian ... 2

D.

Batasan Masalah ... 3

E.

Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A.

Jembatan ... 5

B.

Pembebanan Jembatan ... 5

1. Beban Mati/ Sendiri ... 5


(7)

3. Gaya Rem ... 10

4. Beban Angin ... 11

5. Beban Akibat Gaya Gempa ... 12

6. Beban Terfaktor ... 12

C.

Stressing

(Pemberian Gaya Prategang) ... 12

D.

Beton Bertulang ... 13

E.

Girder ... 13

1.

Strand ...

13

2.

Anchor Head ... 14

3.

Wedges ... 14

4.

Casting ... 14

5.

Bursting Steel ... 15

6.

Duct/ Sheat (Selongsong) ... 15

7.

Grout Vent ... 15

8.

Dead End ... 15

9.

Diafragma ... 16

F.

Kuat Tekan Beton ... 16

G.

Modulus Elastik Beton ... 17

H.

Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok ... 17

I.

Tegangan Izin ... 17

J.

Penentuan Lebar Efektif Pelat ... 18

K.

Modulus Elastic Balok Beton Prategang (Ec Balok Prategang) ... 18

L.

Modulus Geser ... 19

M.

Section Properties ... 19


(8)

O.

Eksentrisitas Tendon...20

P.

Gaya momen dan gaya geser ... 20

Q.

Gaya Prategang ... 21

R.

Penulangan Balok ... 22

S.

Perhitungan Posisi tendon ... 22

T.

Loss Of Prestress (Kehilangan Gaya Prategang) ... 25

U.

Tegangan Yang Terjadi Pada Balok ... 27

V.

Lendutan ... 30

W.

Gaya Jacking ... 30

X.

Prategang Efektif ... 30

Y.

Transfer ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ... 32

A.

Pengumpulan Data ... 33

B.

Deskripsi Metode Pengujian Manual ... 33

C.

Deskripsi Metode Pengujian Numerik ... 34

D.

Analisis Hasil Penelitian ... 34

E.

Deskripsi Diagram Alir Penelitian ... 35

BAB IV. PEMBAHASAN ... 36

A.

Perhitungan Gaya-Gaya Dalam Manual ... 36

B.

Perhitungan Gaya-Gaya Dalam Numerik (SAP 2000) ... 51

C.

Perbandingan Gaya-Gaya Dalam ... 51

D.

Perhitungan Struktur Girder Pada Kondisi Kemiringan 0

o

(Bentang 30 M) ... 51


(9)

E.

Perhitungan Penulangan Balok (Bentang 30 m) ... 57

F.

Perhitungan Posisi Tendon (Bentang 30 m) ... 59

G.

Perhitungan Kehilangan Gaya Prategang (Loss Of Prestress)

(Bentang 30 m) ... 69

H.

Perhitungan Lendutan (Bentang 30 m) ...82

I.

Gaya Momen dan Gaya Normal Kondisi Miring ...85

J.

Kemiringan Maksimum (Bentang 30 m) ...89

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ...93

A.

Simpulan ...93

B.

Saran ...95

DAFTAR PUSTAKA


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem transportasi merupakan suatu rangkaian sistem dimana kelancaran

transportasi suatu daerah akan menjadi tumpuan bagi daerah itu sendiri. Hal

tersebut mengharuskan terciptanya sistem transportasi yang baik sehingga

mendukung terwujudnya tujuan pembangunan daerah.

Pembangunan sarana dan prasarana transportasi harus terus ditingkatkan

untuk memperbaiki sistem transportasi yang telah ada. Terutama sistem

transportasi darat, karena transportasi darat merupakan sarana penghubung

utama antar daerah yang ada di Indonesia saat ini, dan salah satu sarana

perhubungan darat selain jalan raya dan jalan kereta api adalah jembatan

layang (

Fly Over

).

Seiring berkembangnya suatu daerah yang diindikasikan dengan semakin

banyaknya jalan layang yang dibangun, keamanan pengendara pengguna

jembatan harus jadi perhatian yang diutamakan. Salah satu yang dapat

mempengaruhi keamanan tersebut adalah kekuatan girder yang terpasang,

dalam hal ini adalah balok girder prestress. Untuk itu pada kesempatan

penelitian kali ini, akan dilakukan analisis pengaruh kemiringan jembatan,


(11)

apakah berpengaruh terhadap nilai gaya prategang dan jumlah tendon yang

akan diberikan pada balok girder prestress. Selain itu juga akan dilakukan

analisis untuk mengetahui sejauh apa pengaruh kenaikan nilai kemiringan

terhadap jumlah tulangan yang terpasang pada girder.

B. Rumusan Masalah

Setelah mengalami kenaikan nilai kemiringan, balok girder prestress akan

mengalami perubahan gaya prategang yang diberikan pada balok itu sendiri.

Untuk itu akan dilakukan analisis pengaruh kemiringan jembatan terhadap

gaya prategang yang diberikan pada balok girder prestress tersebut.

Dari peraturan Desain Geometrik dan Bangunan Atas yang dikeluarkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum sudah ditentukan bahwa batas kemiringan

maksimum yang boleh diberikan pada balok jembatan layang adalah sebesar

5 %. Untuk itu akan dilakukan analisis terkait gaya prategang yang bekerja

pada balok prestress apabila kemiringan yang diberikan melebihi 5 %, apakah

balok prestress tersebut masih dalam kategori aman atau tidak.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, antara lain :

1.

Mengetahui pengaruh kemiringan terhadap gaya prategang yang diberikan

pada girder.

2.

Mengetahui batas maksimum kemiringan yang dapat diberikan pada balok

girder prestress tanpa harus mengubah jumlah kebutuhan tendon yang

telah dihitung ketika balok berada pada posisi kemiringan 0 %.


(12)

3.

Mengetahui apakah balok prestress masih dalam keadaan aman untuk

digunakan apabila kemiringan yang diberikan melebihi batas maksimum

yaitu 5 %.

D. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian kali ini dibatasi pada analisa pengaruh kemiringan

yang diberikan terhadap gaya prategang, kebutuhan tendon, dan kebutuhan

tulangan pada balok girder prestress menggunakan metode manual dengan

menggunakan Microsoft Excel dan metode numerik dengan menggunakan

SAP 2000. Beberapa batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.

Analisis yang dilakukan terhadap kemiringan girder prestress jembatan

terbatas pada nominal kemiringan standar sebesar 0 %, 2,5 %, 5 %, serta

7,5 %. Untuk panjang bentang balok divariasi menjadi 30 m, 35 m, dan 40

m.

2.

Analisis pada penelitian ini menggunakan batasan teori Bridge

Management System (RSNI T-02-2005) untuk mengetahui pembebanan

yang bekerja pada jembatan, Contoh perhitungan Balok Prategang (PC-I

Girder) Jembatan Srandakan Kulon Progo Yogyakarta oleh Ir. M. Noer

Ilham, M.T untuk menghitung gaya prategang dan kebutuhan tendon pada

girder, dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung (SNI 03-2847-2002) untuk menghitung jumlah kebutuhan

tulangan pada balok. Selain itu ada Standar Bangunan Atas Jembatan

Gelagar Beton Pratekan keluaran Dirjen Bina Marga dan Tabel Dimensi


(13)

Balok Prategang keluaran Wijaya Karya Beton sebagai acuan nilai dimensi

balok pratekan yang akan dipakai pada proses analisis, serta peraturan

Desain Geometrik dan Bangunan Atas yang dikeluarkan oleh Departemen

Pekerjaan Umum untuk mengetahui batas maksimum kemiringan yang

akan diberikan pada balok prestress.

3.

Proses stressing dilakukan dengan mengasumsikan balok dalam kondisi

datar.

4.

Analisis akan dilakukan melalui metode manual menggunakan Microsoft

Excel dan metode numeric menggunakan SAP 2000.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1.

Memberi referensi dalam menganalisis nilai gaya prategang yang harus

diberikan pada balok girder prestress.

2.

Memberi referensi dalam menganalisis jumlah kebutuhan tendon pada

balok, khususnya pada balok girder prestress.

3.

Memberi referensi dalam menganalisis jumlah tulangan pada balok,

khususnya pada balok girder prestress.

4.

Memberi referensi dalam menganalisis pengaruh kemiringan yang

diberikan kepada balok girder prestress terhadap gaya prategang girder.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Jembatan

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

melalui suatu rintangan yang lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain

berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa, lembah yang dalam, alur sungai

saluran irigasi dan pembuang (Veen, 1990).

B.

Pembebanan Jembatan

1.

Beban Mati

Beban mati adalah semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri

jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur

tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya

(RSNI T-02-2005). Dalam menentukan besarnya beban mati tersebut,

harus digunakan nilai berat isi untuk bahan

bahan bangunan tersebut

pada

Tabel 2.1

dibawah ini:


(15)

Tabel 2.1. Berat isi bahan

bahan bangunan

No.

Bahan

Berat/Satuan Isi

Kerapatan Massa

(kN/m

3

)

(kg/m

3

)

1

Campuran Aluminium

26,7

2720

2

Lapisan permukaan beraspal

22

2240

3

Besi Tuang

71

7200

4

Timbunan tanah dipadatkan

17,2

1760

5

Kerikil dipadatkan

18,8 - 22,7

1920

2320

6

Aspal beton

22

2240

7

Beton ringan

12,25 - 19,6

1250

2000

8

Beton

22 - 25

2240

2560

9

Beton prategang

25 - 26

2560

2640

10 Beton bertulang

23,5 - 25,5

2400

2600

11 Timbal

111

11400

12 Lempung lepas

12,5

1280

13 Batu pasangan

23,5

2400

14 Neoprin

11,3

1150

15 Pasir kering

15,7 - 17,2

1600

1760

16 Pasir basah

18 - 18,8

1840

1920

17 Pasir Lunak

17,2

1760

18 Baja

77

7850

19 Kayu (ringan)

7,8

800

20 Kayu (keras)

11

1120

21 Air murni

9,8

1000

22 Air garam

10

1025

23 Besi tempa

75,5

7680

2.

Beban Lalu Lintas

Beban lalu lintas merupakan seluruh beban hidup, arah vertikal dan

horisontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya

dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan.Beban

lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri atas beban lajur "D" dan

beban truk "T"(RSNI T-02-2005).


(16)

Beban lajur "D" bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan

menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen dengan suatu

iring

iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur "D"

yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri.

Beban “D” didasarkan pada karakteristik jembatan yang memiliki lajur

lalu lintas rencana dimana jumlah maksimum lajur lalu lintas untuk

berbagai lebar lalu lintas ditentukan pada

Tabel 2.2

.


(17)

Intensitas beban lajur “D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang

digabung dengan beban garis (BGT) seperti pada

Gambar 2

.

Gambar 2.1.

Intensitas beban lajur “D”

Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya

q tergantung pada panjang total yang dibebani L seperti berikut:

a)

Bila L ≤ 30 m; q = 9 kPa

b)

Bila L > 30 m; q = 9 (0,5 + (15/L)) kPa

dengan pengertian:

q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang

jembatan; L adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter).

Panjang yang dibebani L adalah panjang total BTR yang bekerja pada

jembatan. BTR harus dipecah menjadi panjang-panjang tertentu untuk

mendapatkan pengaruh maksimum pada jembatan menerus atau

bangunan khusus. Beban garis (BGT) dengan intensitas P kN/m harus

ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan.

Besarnya intensitas P adalah 49,0 kN/m.Untuk mendapatkan momen

lentur negatif maksimum pada jembatan menerus, BGT kedua yang


(18)

identik harus ditempatkan pada posisi dalam arah melintang jembatan

pada bentang lainnya.

Penyebaran beban "D" harus disusun pada arah melintang sedemikian

rupa sehingga menimbulkan momen maksimum. Penyusunan

komponen-komponen BTR dan BGT dari beban "D" pada arah melintang harus

sama. Penempatan beban ini dilakukan dengan ketentuan adalah sebagai

berikut :

a.

Bila lebar jalur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m,

maka beban "D" harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan

intensitas 100 % .

b.

Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5 m, beban "D" harus

ditempatkan pada jumlah lajur lalu lintas rencana (nl) yang

berdekatan, dengan intensitas 100 %. Hasilnya adalah beban garis

ekuivalen sebesar nl x 2,75 q kN/m dan beban terpusat ekuivalen

sebesar nl x 2,75 p kN, kedua

duanya bekerja berupa

strip

pada

jalur selebar nl x 2,75 m;

c.

Lajur lalu lintas rencana yang membentuk strip ini bisa ditempatkan

dimana saja pada jalur jembatan. Beban "D" tambahan harus

ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas

sebesar 50 %.

Beban truk "T" adalah satu kendaraan berat dengan 3 as yang

ditempatkan pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana. Tiap as

terdiri dari dua bidang kontak pembebanan yang dimaksud sebagai


(19)

simulasi pengaruh roda kendaraan berat. Ketentuan satu truk "T"

diterapkan per lajur lalu lintas rencana seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.2

.

Berat dari masing

masing as disebarkan menjadi 2 beban merata sama

besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan permukaan

lantai. Jarak antara 2 as tersebut bisa diubah-ubah antara 4,0 m sampai

9,0 m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada arah memanjang

jembatan.

Gambar 2.2.

Ketentuan beban “T”

pada jembatan jalan raya

3.

Gaya Rem

Pengaruh gaya

gaya dalam arah memanjang jembatan akibat gaya rem,

harus ditinjau. Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan pengaruh

gaya rem sebesar 5% dari beban “D” tanpa koefisien kejut yang

memenuhi semua jalur lalu lintas yang ada dan dalam satu jurusan.


(20)

Gaya rem tersebut dianggap berkerja horizontal dalam arah sumbu

jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,80 meter di atas permukaan

lantai kendaraan (Supriyadi, dkk., 2007).

4.

Beban Angin

Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.

Apabila suatu kendaraan sedang ada diatas jembatan, beban garis merata

tambahan arah horizontal harus diterapkan pada permukaan lantai seperti

diberikan dengan rumus :

Tew = 0,0012 x Cw x Vw

2

(kN/m)

………

... (2.1)

dengan :

Tew = beban garis akibat beban angin (kN/m)

Cw = koefisien seret

Vw = kecepatan rencana angin (m/s)

Untuk koefisien seret dan kecepatan rencana angin dapat dilihat pada

tabel berikut ini :


(21)

Tabel 2.4. Kecepatan rencana angin

5.

Beban Akibat Gempa Bumi

Pengaruh-pengaruh gempa bumi pada jembatan dihitung senilai dengan

pengaruh suatu gaya horizontal pada konstruksi yang ditinjau dan perlu

ditinjau pula gaya

gaya lain yang berpengaruh seperti gaya gesek pada

perletakan, tekanan hidro

dinamik akibat gempa, tekanan tanah akibat

gempa dan gaya angkat apabila pondasi yang direncanakan merupakan

pondasi terapung/pondasi langsung (Supriyadi, dkk., 2007).

6.

Beban terfaktor

Beban kerja yang merupakan yang telah dikalikan dengan factor beban

yang sesuai. (Perencanaan Struktur Beton Pratekan Untuk Jembatan)

C.

Stressing

(Pemberian Gaya Prategang)

Secara bahasa

stressing

berarti tekanan. Secara istilah

stressing

merupakan

proses yang dilakukan untuk menyambungkan

girder

yang terdiri dari

beberapa bagian/ segmen, menjadi satu kesatuan. Selain itu juga, inti dari

proses

stressing

adalah memberikan gaya prategang pada balok, sehingga

balok sudah memiliki tegangan sebelum mendapatkan beban. Pada literatur


(22)

lain juga dikatakan,

stressing

merupakan proses penarikan kabel tendon yang

ada di dalam girder untuk menjadikan girder sebagai beton prategang.

D.

Beton Bertulang

Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan

yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa

prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material

bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja (SNI

03-2847-2002).

Beton memiliki sifat utama yaitu kuat terhadap beban tekan, maka untuk

mengetahui mutu beton, pada umumnya ditinjau terhadap kuat beton tersebut.

E.

Girder

Girder merupakan balok yang terpasang pada jembatan. Balok yang

digunakan pada pembangunan jembatan dibangun sesuai kebutuhan jembatan

itu sendiri. Untuk jembatan yang memiliki panjang bentang maksimal 25 m,

biasanya hanya menggunakan balok bertulang biasa. Namun apabila panjang

bentang sudah melebihi dari 25 m, jembatan tersebut harus menggunakan

balok prategang atau balok prestress. Pada girder atau balok prestress itu ada

beberapa bahan yang terpasang di dalam dan di luar dari girder itu sendiri,

bahan-bahan itu adalah sebagai berikut :

1. Strand

Strand

merupakan kabel yang akan ditarik oleh

hiydraulic jack

pada proses


(23)

kawat.

Strand

yang dipakai biasanya memiliki nominal diameter sebesar

12,7 mm dan luas penampang efektif sebesar 100 mm

2

. Kuat tarik ultimate

dari

strands

jenis ini sebesar 1840 MPa dan tegangan putus sebesar 184 kN.

2. Anchor Head (Angker Hidup)

Bagian dari angker yang berfungsi untuk mengikat atau mengunci baja

strands setelah dilakukan stressing. Ukuran angker hidup ini bervariasi

sesuai dengan gaya yang ditahan, ukuran dan mutu baja strands yang

digunakan. Kombinasi lubang angker yaitu 7 dan 12 dengan ukuran 0.5’’

dan 0.6’’.

(Standar Bangunan Atas Jembatan, Dirjen Bina Marga)

3.

Wedges

Terdiri dari sepasang baji yang bentuknya hampir menyerupai seperti

bentuk kerucut dan bagian dalamnya bergerigi. Berfungsi sebagai penjepit

kabel

strand

yang sudah terlebih dahulu terpasang pada

wedges plate

, agar

kabel

strand

tidak mengalami pergerakan saat dilaksanakan

stressing

.

(Standar Bangunan Atas Jembatan, Dirjen Bina Marga)

4.

Casting

Bagian dari angker yang tertanam dalam beton. Permukaan luar casting

berfungsi untuk meneruskan gaya prategang kedalam beton. Sama halnya

dengan angker hidup, ukuran casting ini sesuai dengan besar gaya yang

ditahan. Pasangan anchor head dan casting biasa dikenal dengan sebutan

angker hidup. (Standar Bangunan Atas Jembatan, Dirjen Bina Marga)


(24)

5.

Bursting Steel

Berupa rangkaian tulangan besi dipasang dan tertanam di belakang

casting. Berfungsi sebagai perkuatan untuk menahan penyebaran gaya

arah radial yang terjadi akibat gaya prategang yang bekerja pada casting.

(Standar Bangunan Atas Jembatan, Dirjen Bina Marga)

6.

Duct/ Sheat (Kelongsong)

Berbentuk seperti pipa, berfungsi sebagai tempat kedudukan baja prestress

sehingga posisi sesuai dengan yang direncanakan setelah beton dicor, juga

untuk menjaga baja prestress agar bebas dari ikatan dengan beton.

Diameter duct yang biasa digunakan 51, 66, 84, dan 105 mm. (Standar

Bangunan Atas Jembatan, Dirjen Bina Marga)

7.

Grout Vent

Pipa untuk lubang memasukkan bahan grout atau dapat juga sebagai

lubang ventilasi pada saat pekerjaan grouting dilakukan. Biasanya

dipasang pada posisi tertinggi dan terendah. (Standar Bangunan Atas

Jembatan, Dirjen Bina Marga

8.

Dead End (Angkur Mati)

Berbeda dengan pasangan anchor head dan casting, bagian ini hanya

berfungsi untuk menahan gaya stressing dan bukan sebagai pengunci. Ada

beberapa jenis angker mati dan pemakaiannya disesuaikan dengan

keadaan dan posisi struktur yang ada. (Standar Bangunan Atas Jembatan,

Dirjen Bina Marga)


(25)

9.

Diafragma

Diafragma adalah balok yang berada diantara dua girder yang berfungsi

sebagai pengikat antar girder dan penyebaran beban hidup. Tebal

diafragma untuk semua bentang adalah 200 mm. Pada diafragma ini dapat

dipilih dengan menggunakan kabel atau tulangan saja yang detailnya bias

dilihat dalam gambar kerja. (Standar Bangunan Atas Jembatan, Dirjen

Bina Marga)

F.

Kuat tekan beton

Kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji

berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam

perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam satuan mpa. Bila nilai

f’c

di

dalam tanda akar, maka hanya nilai numerik dalam tanda akar saja yang

dipakai, dan hasilnya tetap mempunyai satuan

MPa (SNI-03-2847-2002).

Nilai f’c bi

sa didapat dengan rumus sebagai berikut :

f'c = 0,83 x K/10

………. (

2.2)

dengan:

f’c

= Kuat tekan beton sampel silinder (MPa)

K = Mutu beton sampel kubus (kg/cm

2

)


(26)

G.

Modulus Elastik Beton (Ec)

Rasio tegangan normal tarik atau tekan terhadap regangan yang timbul akibat

tegangan tersebut. Nilai rasio ini berlaku untuk tegangan di bawah batas

proporsional material (SNI-03-2847-2002).

Nilai modulus elastisitas bisa didapat dengan rumus sebagai berikut :

Ec = 4700 x

…………...………. (

2.3)

dengan:

Ec = Modulus elastik beton (MPa)

f’c

= Kuat tekan beton sampel silinder (MPa)

H.

Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok

n = Ec pelat / Ec balok prategang

………... (

2.4)

dengan:

Ec pelat = modulus elastik pelat (MPa)

Ec balok prategang = modulus elastik balok prategang (MPa)

I.

Tegangan izin

1.

Kuat Tekan Beton pada keadaan awal (saat transfer)

(fci’) :

fci’

= 0.80 x f’c

………

.. (2.5)

2.

Tegangan ijin beton saat penarikan :

Tegangan ijin tekan

= 0,6 x fci’

……….

(2.6)

Tegangan ijin tarik = 0,5 x

………

(2.7)

3.

Tegangan ijin beton pada keadaan akhir :

Tegangan ijin tekan

= 0,45 x f’c

………...

. (2.8)

Tegangan ijin tarik = 0,5 x

………

... (2.9)


(27)

dengan :

f’c

= kuat tekan beton (MPa)

fci’

= kuat tekan beton saat transfer (MPa)

(Sumber : SNI-03-2847-2002)

J.

Penentuan lebar efektif pelat (be)

Nilai lebar efektif didapat dari rumus- rumus berikut ini :

be

=

………...…

. (2.10)

be = S

………

.... (2.11)

be = 12 x ho

……….

.. (2.12)

Setelah didapat nilai dari masing- masing persamaan, nilai lebar efektif

diambil dari nilai yang terkecil.

dengan :

be = lebar efektif pelat (m)

L = panjang bentang balok (m)

S = jarak antar girder (m)

ho = tebal pelat (m)

K.

Modulus elastik balok beton prategang (Ec balok prategang)

Nilai modulus elastic untuk balok beton prategang bias didapat dari rumus

sebagai berikut :

Ec = 0.043 x wc

1.5

x

………...

(2.13)

dengan :

Ec = modulus elastik beton prategang (MPa)

wc = berat volume bahan beton prategang (kN/m

3

)

f’c

= kuat tekan beton (Mpa)


(28)

L.

Modulus Geser

G =

………..

(2.14)

dengan :

G = modulus geser (MPa)

Ec = modulus elastik beton (MPa)

υ = angka poisson

M.

Section properties

1.

Letak titik berat :

yb

= ∑A x y / ∑A ...

... (2.15)

ya = h

yb

………

... (2.16)

2.

Momen inersia terhadap alas balok (Ib) :

Ib

= ∑A x y

2

+ ∑ I

xo

………

... (2.17)

3.

Momen inersia terhadap titik berat balok (Ix) :

Ix = Ib

A x yb

2

………..

(2.18)

4.

Tahanan momen (W)

Tahanan momen sisi atas (Wa) :

Wa = Ix / ya

……….

(2.19)

Tahanan momen sisi bawah (Wb) :

Wb = Ix / yb

………

. (2.20)

dengan:

ya = jarak dari titik berat balok ke serat teratas balok (m)

yb = jarak dari titik berat balok ke serat terbawah balok (m)

h = tinggi balok (m)

Ib = momen inersia terhadap alas balok (m

4

)

Ixo = momen inersia penampang (m

4

)

Ix = momen inersia terhadap titik berat balok (m

4

)

Wa,Wb = tahanan momen (m

3

)


(29)

N.

Perhitungan pembebanan

Berat balok (Q):

W = A x L x wc

………

...

……. (

2.21)

Q = W / L

………

...

… (

2.22)

dengan :

W = berat balok (kN)

A = luas peampang balok (m

2

)

L = panjang balok (m)

wc = berat volume beton (kN/m

3

)

Q = berat balok permeter panjang (kN/m)

O.

Eksentrisitas tendon (es)

Nilai eksentrisitas bisa didapat dari rumus sebagai berikut :

es = yb

zo

……….

. (2.23)

dengan :

es = eksentrisitas tendon (m)

yb = jarak titik berat ke sisi bawah balok (m)

zo = jarak dari alas ke lintasan inti tendon pada tengah bentang 0,1375 (m)

P.

Gaya Momen dan Gaya Geser

M = 1/8 x Q x L

……….

(2.24)

V = ½ x Q x L

………

(2.25)

dengan :

M = Gaya momen (kNm)

V = Gaya geser (kN)

Q = berat benda permeter panjang (kN/m)

L = panjang balok (m)


(30)

Q.

Gaya prategang

1.

Gaya prategang awal (Pt)

Pt = Mbalok / (es - Wa/A)

…...………..

(2.26)

Pt = (0.6 x fci' x Wb + Mbalok) / (Wb / A + es)

………..

(2.27)

Dari dua persamaan diatas diambil nilai yang terkecil untuk

menentukan nilai gaya prategang awal yang dipakai.

dengan :

Pt = Gaya prategang awal (kN)

Mbalok = Momen maksimum akibat beban balok (kNm)

es = eksentrisitas tendon (m)

Wa,Wb = tahanan momen (m

3

)

A = luas penampang balok (m

2

)

2.

Gaya prategang saat jacking (Pj)

Untuk gaya prategang saat jacking, secara umum nilainya bisa kita

dapatkan dari urutan rumus-rumus berikut ini :

Pj = Pt / 0,85

……….

(2.28)

Pj = 0,8 x Pb1 x nt

……….………..

(2.29)

Kemudian dari persamaan kedua rumus diatas didapat jumlah tendon

dan jumlah strand:

nt = Pt / (0,85 x 0,8 x Pb1)

………..

(2.30)

ns = Pt / (0,85 x 0,8 x Pbs)

………..

(2.31)

Persentase tegangan leleh:

po = Pt / ( 0,85 x ns x Pbs) x 100%

………

(2.32)

Gaya prategang yang terjadi akibat jacking:


(31)

dengan :

Pt = gaya prategang awal (kN)

Pj = gaya prategang saat jacking (kN)

po = persentase tegangan leleh yang timbul pada baja (%)

nt = jumlah tendon

ns = jumlah strand

Pbs = beban putus minimal satu strand (kN)

Pb1 = beban putus satu tendon (kN)

R.

Penulangan Balok

As

= π/4 x D

2

………

... (2.34)

As total = 0,5 % x A

………

... (2.35)

Jumlah tulangan =

………

. (2.36)

dengan :

As = luas penampang satu tulangan (m

2

)

As total = luas tulangan total yang dibutuhkan (m

2

)

S.

Perhitungan posisi tendon

1. Posisi tendon di tengah bentang

Jarak 22ertical antara as ke as tendon:

Yd= ns total x (zo

a) / ns

…...

... (2.37)

dengan :

yd = jarak vertikal antara as ke as tendon (m)

ns total = jumlah strand seluruh

zo = jarak dari alas ke lintasan inti tendon pada tengah bentang (m)

a

= jarak dari alas balok ke as baris tendon ke 1 pada bagian tengah

bentang balok (m)

2. Posisi tendon di tumpuan


(32)

ye = yb - a'

………

...

(2.39)

yd’

= ye / (ye / yd')

………

... (2.40)

zo = a' + ye = yb ... (2.41)

dengan :

ye = letak titik berat girder terhadap pusat tendon terbawah (m)

yb = jarak dari titik berat balok ke serat atas terbawah balok (m)

yd’

= jarak as ke as tendon pada bagian tumpuan (m)

ns = jumlah kawat untaian strand yang diperlukan (m)

a’

= jarak dari alas balok ke baris tendon ke 4 pada bagian tumpuan (m)

zo = jarak dari alas ke lintasan inti tendon pada tengah bentang (m)

3. Eksentrisitas masing-masing tendon

zi = a’ + yd’

………

(2.42)

dengan :

zi

= jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap barisnya pada

bagian tengah bentang (m)

a’

= jarak dari alas balok ke baris tendon ke 4 pada bagian tumpuan (m)

yd’

= jarak as ke as tendon pada bagian tumpuan (m)

Perhitungan nilai xi :

xi

= zi’ –

zi

………

...

.. (2.43)

dengan :

xi = selisih antara jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap

barisnya pada bagian tumpuan dan bagian tengah bentang (m)

zi’

= jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap barisnya pada bagian

tumpuan (m)

zi = jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap barisnya pada

bagian tengah bentang (m)

4. Lintasan inti tendon

Y = 4 x es x X / L

2

x (L - X)

………

(2.44)

dengan :

Y = lintasan inti tendon (m)

es = eksentrisitas tendon (m)

X = jarak dari tumpuan menuju ketengah bentang (m)

L = panjang balok (m)


(33)

Sudut lintasan inti tendon :

L/2 + xo

……….

(2.45)

es + eo

………..

.. (2.46)

θ

=

………

(2.47)

dengan :

L = panjang balok (m)

es = eksentrisitas tendon (m)

eo = jarak antara pusat angkur ke pusat titik berat balok (m)

xo = jarak horizontal dari posisi angkur ke titik pertemuan antara titik berat

balok dan lintasan inti tendon (m)

θ

= sudut lintasan tendon dari ujung ke tengah

5. Sudut angkur masing-masing tendon

dY/dX = 4 x xi /L

………...

... (2.48)

θ

= ATAN (dY/dX)

………

... (2.49)

dengan:

xi = selisih antara jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap barisnya

pada bagian tumpuan dan bagian tengah bentang (m)

L = panjang balok (m)

θ

= sudut masing-masing angkur

6. Posisi masing masing tendon

zi = zi' - 4 x xi x X / L^2 x (L - X)

………

.. (2.50)

dengan :

zi = jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap barisnya pada bagian

tengah bentang (m)

zi’

= jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap barisnya pada bagian

tumpuan (m)

xi = selisih antara jarak alas ke as masing-masing tendon di setiap

barisnya pada bagian tumpuan dan bagian tengah bentang (m)

X = jarak dari tumpuan menuju ketengah bentang (m)

L = panjang balok (m)


(34)

T.

Loss of prestress (kehilangan gaya prategang)

Secara umum kehilangan gaya prategang pada balok terbagi menjadi dua,

yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

1.

Loss of prestress jangka pendek

a.

Akibat gesekan angkur (Anchorage Friction)

Dalam penelitian ini, kehilangan gaya akibat gesekan angkur

diperhitungkan sebesar 3 % dari gaya prategang akibat jacking.

Po = 97 % x Pj

………

(2.51)

dengan :

Po = Gaya prategang akibat gesekan angkur (kN)

Pj = Gaya prategang saat jacking (kN)

b.

Akibat gesekan kabel saat jacking (Jack Friction)

Loss of prestress akibat gesekan kabel saat jacking bisa didapat

dari rumus berikut ini :

Px = Po x e

(-μ x (θ+β x Lx))

………...

(2.52)

dengan :

Px = Gaya prategang akibat gesekan saat jacking (kN)

Po = Gaya prategang akibat gesekan angkur (kN)

e = bilangan natural (2,7183)

μ

= koefisien gesek (NAASRA Bridge Design Spesification)

θ

= sudut lintasan tendon (rad)

β

= koefisien wobble (NAASRA Bridge Design Spesification)

Lx = Panjang bentang balok (m)

c.

Akibat Pemendekan Elastis (Elastic Shortening)

Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik dengan

memperhitungkan pengaruh berat sendiri :


(35)

dengan :

Δpe

= kehilangan tegangan akibat pemendekan elastic (kN)

Δ pe

= Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik

tanpa pengaruh berat sendiri (kPa)

At = luas tampang tendon baja prategang (m

2

)

d.

Akibat pengangkuran (Anchoring)

Nilai akhir gaya prategang akibat pengangkuran bisa didapat dari

rumus berikut ini :

P max = P' max

Δpe

……….

(2.54)

dengan :

P max = gaya prategang akibat pengangkuran (kN)

P’ max

= nilai hitungan sebelumnya (kN)

Δpe

= kehilangan tegangan akibat pemendekan elastic (kN)

2.

Loss of prestress jangka panjang

a.

Pengaruh susut (Shrinkage)

Loss of prestress akibat pengaruh susut bisa didapat dengan rumus

sebagai berikut :

sh = Δ su x Es

………...

.... (2.55)

dengan :

sh

= tegangan akibat susut (kPa)

Δ su

=

b x kb x ke x kp

(koefisien pengali)

Es = Modulus elastis baja prategang (kPa)

b.

Pengaruh rangkak (creep)

Loss of prestress akibat pengaruh rangkak bisa didapat dengan

rumus sebagai berikut :

pi = Pi /At

………

(2.56)

dengan :

pi

= tegangan akibat rangkak (kPa)

Pi = P initial saat transfer (kN)


(36)

U.

Tegangan yang terjadi pada balok

1.

Tegangan Yang Terjadi Pada Penampang Balok

a.

Keadaan Awal (Saat Transfer)

Tegangan yang terjadi pada keadaan awal saat transfer bisa

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

fc = - Pt / A + Pt x es / W - Mbalok / W

………

(2.57)

dengan :

fc = tegangan pada kondisi awal saat transfer (kPa)

Pt = prategang awal saat transfer (kN)

A = luas penampang balok (m

2

)

es = eksentrisitas tendon (m)

W = tahanan momen (m

3

)

M

balok

= momen maksimum akibat beban balok (kNm)

b.

Keadaan Setelah Loss Of Prestress

Tegangan yang terjadi setelah loss of prestress dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

f = - Peff / A + Peff x es / W + Mbalok / W

……….

(2.58)

dengan :

f = tegangan setelah loss of prestress (kPa)

Peff = prategang efektif (kN)

A = luas penampang balok (m

2

)

es = eksentrisitas tendon (m)

W = tahanan momen (m

3

)

Mbalok = momen maksimum akibat beban balok (kNm)

c.

Keadaan Setelah Plat Lantai Selesai Dicor

Tegangan yang terjadi setelah plat lantai selesai dicor dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :


(37)

dengan :

f = tegangan setelah pelat lantai selesai dicor (kPa)

Peff = prategang efektif (kN)

A = luas penampang balok (m

2

)

es = eksentrisitas tendon (m)

W = tahanan momen (m

3

)

M

balok+pelat

= momen maksimum akibat beban balok dan beba pelat

(kNm)

d.

Keadaan Setelah Plat Dan Balok Menjadi Komposit

Tegangan yang terjadi setelah plat dan balok menjadi komposit

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

f = - Peff / Ac + Peff x es / Wc + Mbalok+pelat / Wc

…...

... (2.60)

dengan :

f = tegangan setelah pelat lantai selesai dicor (kPa)

Peff = prategang efektif (kN)

Ac = luas penampang balok komposit (m

2

)

es = eksentrisitas tendon (m)

Wc = tahanan momen komposit (m

3

)

Mbalok+pelat = momen maksimum akibat beban balok dan beba pelat

(kNm)

2.

Tegangan Yang Terjadi Pada Balok Komposit

Tegangan akibat pembebanan pada balok secara umum dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

f = ± M / Wc

……….

(2.61)

dengan :

f = tegangan akibat pembebanan (kPa)

M = Momen akibat beban (kNm)


(38)

3.

Tegangan akibat susut dan rangkak beton

a.

Tegangan Akibat Susut Beton (Shrinkage)

Tegangan akibat susut beton dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

fc = Ps / Ac - Ps x e' / Wc

………...

(2.62)

dengan :

fc = tegangan akibat susut beton (kPa)

Ps = gaya internal yang timbul akibat susut (kN)

e’

= eksentrisitas tendon (m)

Ac = luas penampang komposit (m

2

)

Wc = tahanan momen penampang komposit (m

3

)

b.

Tegangan Akibat Rangkak Beton (Creep)

Tegangan sebelum loss of prestress :

fa = - Pi / Ac + Pi x e's / Wc + Mbalok+pelat / Wc

……….

(2.63)

Tegangan sebelum loss of prestress :

fa = - Peff / Ac + Peff x e's / Wc + M

balok+pelat

/ Wc

………..

(2.64)

dengan :

fa = tegangan akibat rangkak (kPa)

Pi = prategang initial (kN)

Peff = prategang efektif (kN)

e’s

= eksentrisitas (m)

Ac = luas penampang komposit (m

2

)

Wc = tahanan momen penampang komposit (m

3

)

4.

Tegangan Akibat Prategang (PR)

Nilai tegangan akibat prategang dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :


(39)

dengan :

fc = tegangan akibat prategang (kPa)

Peff = prategang efektif (kN)

e’s

= eksentrisitas (m)

Ac = luas penampang komposit (m

2

)

Wc = tahanan momen penampang komposit (m

3

)

V.

Lendutan

Nilai lendutan bisa didapatkan dengan rumus sebagai berikut :

δ = 5/384 x Q x (L

4

/ (Ebalok x Ixc))

……….

(2.66)

dengan :

δ

= lendutan balok (m)

Q = beban merata per meter pada balok (kN/m)

L = panjang balok (m)

E

balok

= Modulus elastisitas balok (kPa)

Ixc

= inersia penampang komposit (m

4

)

W.

Gaya Jacking

Gaya sementara yang ditimbulkan oleh alat yang mengakibatkan terjadinya

tarik pada tendon di dalam beto prategang. (Perencanaan Struktur Beton

Pratekan Untuk Jembatan)

X.

Prategang Efektif

Tegangan yang masih bekerja pada tendon setelah semua kehilangan tegangan

terjadi, diluar pengaruh beban mati dan beban tambahan. (Perencanaan

Struktur Beton Pratekan Untuk Jembatan)


(40)

Y.

Transfer

Proses penyaluran tegangan dalam tendon prategang dari jack atau perangkat

angkur pasca tarik kepada komponen struktur beton. (Perencanaan Struktur

Beton Pratekan Untuk Jembatan)


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini akan dibahas metode-metode yang terkait dengan analisis yang

akan dilakukan yaitu metode pengujian manual menggunakan Microsoft Excel

dan metode numerik dengan menggunakan SAP 2000.

Pada metode pengujian manual menggunakan Microsoft Excel, akan dihitung

terlebih dahulu pembebanan yang bekerja pada balok yang berada pada posisi

kemiringan 0 %, dengan variasi panjang bentang balok masing-masing 30 m, 35

m, dan 40 m. Pada akhirnya menghitung gaya prategang, jumlah tendon, dan

kebutuhan tulangan menggunakan pembebanan yang telah dihitung sebelumnya

dari setiap variasi panjang bentang. Setelah itu baru menghitung pengaruh

kemiringan yang diberikan sebesar 2,5 %, 5 %, dan 7,5 % terhadap gaya

prategang melalui kontrol tegangan.

Pada metode numerik dengan menggunakan SAP 2000, dilakukan modeling

dengan perlakuan yang sama pada jembatan (khusus balok girder prestress) yaitu

sesudah diberi pembebanan. Dan didapatkan hasil berupa gaya-gaya dalam,

defleksi, dan lain-lain.


(42)

Setelah didapatkan hasil dari masing-masing metode, membandingkan hasil dari

masing-masing metode. Hasil yang dibandingkan lebih dikhususkan pada

gaya-gaya dalam balok jembatan terhadap beban.

A.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan agar proses analisis pengaruh kemiringan

jembatan prestress terhadap gaya prategang girder dapat dilakukan. Data yang

digunakan dalam analisis berupa data sekunder. Data sekunder diambil dari

hasil analisis jembatan suatu proyek, penelitian tentang balok prestress,

peraturan terkait jembatan dll. Pada penelitian ini akan dibahas

metode-metode yang terkait dengan analisis.

B.

Deskripsi Metode Pengujian Manual

Pada pengujian manual yang dilakukan sebagai berikut:

1.

Penentuan data umum jembatan seperti panjang balok prategang, jarak

antar balok prategang, tebal plat dll.

2.

Menentukan specific gravity bahan.

3.

Menentukan dimensi balok yang akan dihitung.

4.

Menentukan mutu beton prategang, strand, dan baja tulangan yang akan

dipakai.

5.

Penentuan lebar plat efektif lantai.

6.

Menghitung section properties balok prategang.


(43)

8.

Menghitung pembebanan yang diterima oleh balok prategang.

9.

Meresume kembali gaya geser dan gaya momen yang terjadi pada balok

prategang.

10.

Menghitung kebutuhan tulangan, gaya prategang, eksentrisitas, dan

jumlah tendon.

11.

Menghitung kehilangan gaya prategang (loss of prestress).

12.

Kontrol tegangan akibat balok yang dimiringkan.

C.

Deskripsi Metode Pengujian Numerik

Pada metode numerik dengan SAP 2000 dilakukan sebagai berikut:

1.

Pendefinisian struktur jembatan.

2.

Menentukan pembebanan sesuai perhitungan pada pengujian manual

berdasarkan RSNI T-02-2005 tentang pembebanan untuk jembatan.

3.

Proses analisis.

4.

Membahas hasil analisis berupa gaya-gaya dalam yaitu gaya momen dan

gaya normal.

D.

Analisis Hasil Penelitian

Analisis hasil dari penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil

gaya-gaya dalam terutama defleksi menggunakan metode manual dan metode

numerik SAP 2000, kemudian menganalisisnya.


(44)

E. Diagram Alir Penelitian

Diagram Alir Proses Analisis Penelitian :

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

ANALISIS

MANUAL

(Ms. Excel)

PROGRAM

(SAP 2000)

GAYA-GAYA DALAM

PEMBAHASAN DAN

KESIMPULAN

PERHITUNGAN

STRUKTUR GIRDER

MULAI

GAYA-GAYA DALAM


(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Dari penelitian

ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN JEMBATAN

PRESTRESS TERHADAP GAYA PRATEGANG GIRDER

” yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.

Hasil perhitungan lendutan masing-masing bentang sebagai berikut :

a.

Bentang 30 m

No

Kondisi

Lendutan (δ)

M

1

Awal keadaan transfer

-0,0314

2

Setelah loss of prestress

-0,0242

3

Setelah plat selesai dicor

-0,0106

4

Setelah balok menjadi komposit

-0,0170

b.

Bentang 35 m

No

Kondisi

Lendutan (δ)

M

1

Awal keadaan transfer

-0,0345

2

Setelah loss of prestress

-0,0288

3

Setelah plat selesai dicor

-0,0141

4

Setelah balok menjadi komposit

-0,0205


(46)

c.

Bentang 40 m

No

Kondisi

Lendutan (δ)

M

1

Awal keadaan transfer

-0,0411

2

Setelah loss of prestress

-0,0343

3

Setelah plat selesai dicor

-0,0147

4

Setelah balok menjadi komposit

-0,0251

2.

Gaya prategang efektif masing-masing bentang sebagai berikut :

a.

Bentang 30 m → Peff

= 6091,8035 kN

b.

Bentang 35 m → Peff

= 7172,5224 kN

c.

Bentang 40 m → Peff

= 7860,2638 kN

3.

Kemiringan Maksimum yang didapatkan dari masing- masing bentang

adalah sebagai berikut :

a.

Bentang 30 m →

49, 3562 %

b.

Bentang 35 m →

57,8581 %

c.

Bentang 40 m → 68,5936 %

4.

Jika ditinjau dari tegangan yang terjadi akibat momen saja, nilai

kemiringan yang didapatkan pada setiap bentang melebihi nilai

kemiringan standar 5 %.


(47)

B.

Saran

Dari penelitian

ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN JEMBATAN

PRESTRESS TERHADAP GAYA PRATEGANG GIRDER

” yang telah

dilakukan, dapat diberikan saran sebagai berikut :

1.

Dapat dilakukan penelitian serupa pada PC-U girder maupun Box girder.

2.

Dapat dilakukan penelitian serupa dengan penerapan metode yang

berbeda, seperti yang diterapkan T.Y. Lien dll.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002. ”Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

(SNI 03-2847-

2002)”. Badan Standarisasi Nasional.

Anonim, 2005. ”Pembebanan Un

tuk Jembatan (RSNI T-02-

2005)”.

Badan

Standarisasi Nasional.

Anonim, 1989.

”Spesifikasi Konstruksi Jembatan Tipe Balok T Untuk BM

100”.Departemen Pekerjaan Umum

Anonim,

1993. “Standar

Bangunan

Atas

Jembatan

Gelagar

Beton

Pratekan

”.Departemen Pekerjaan Umum

Supriyadi, B., dan Muntohar, A.S..

2007. “Jembatan”. Edisi pertama.

Penerbit: Beta

Offset

Struyk, H.J., and Van Der Veen.

1990. ”

Jembatan

”.

PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Anonim, 2002. ”Desain Geometrik dan Bangunan Atas (Survey dan Desain

Jembatan)”. Departemen Pekerjaan Umum

Anonim, 2011. ”Perencanaan Struktur Beton Pratekan Untuk Jembatan”.Jakarta.

Direktorat Jendral Bina Marga

Ilham, M. Noer. 2008. ”Perhitungan Balok Prategang (PC

-

I Girder)”.Yogyakarta.

Universitas Lampung. 201

2. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas


(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

Microsoft

Page 5 of 56

Table: Element Forces - Frames, Part 2 of 2

Frame Station OutputCase M3 FrameElem ElemStation

m KN-m m

1 0.00000 Brt. Balok 1.819E-12 1-1 0.00000

1 0.50000 Brt. Balok 124.2134 1-1 0.50000

1 1.00000 Brt. Balok 244.2163 1-1 1.00000

1 1.50000 Brt. Balok 360.0084 1-1 1.50000

1 2.00000 Brt. Balok 471.5900 1-1 2.00000

1 2.50000 Brt. Balok 578.9609 1-1 2.50000

1 3.00000 Brt. Balok 682.1213 1-1 3.00000

1 3.50000 Brt. Balok 781.0709 1-1 3.50000

1 4.00000 Brt. Balok 875.8100 1-1 4.00000

1 4.50000 Brt. Balok 966.3384 1-1 4.50000

1 5.00000 Brt. Balok 1052.6563 1-1 5.00000

2 0.00000 Brt. Balok 1052.6563 2-1 0.00000

2 0.50000 Brt. Balok 1134.7634 2-1 0.50000

2 1.00000 Brt. Balok 1212.6600 2-1 1.00000

2 1.50000 Brt. Balok 1286.3459 2-1 1.50000

2 2.00000 Brt. Balok 1355.8213 2-1 2.00000

2 2.50000 Brt. Balok 1421.0859 2-1 2.50000

2 3.00000 Brt. Balok 1482.1400 2-1 3.00000

2 3.50000 Brt. Balok 1538.9834 2-1 3.50000

2 4.00000 Brt. Balok 1591.6163 2-1 4.00000

2 4.50000 Brt. Balok 1640.0384 2-1 4.50000

2 5.00000 Brt. Balok 1684.2500 2-1 5.00000

3 0.00000 Brt. Balok 1684.2500 3-1 0.00000

3 0.50000 Brt. Balok 1724.2509 3-1 0.50000

3 1.00000 Brt. Balok 1760.0413 3-1 1.00000

3 1.50000 Brt. Balok 1791.6209 3-1 1.50000

3 2.00000 Brt. Balok 1818.9900 3-1 2.00000

3 2.50000 Brt. Balok 1842.1484 3-1 2.50000

3 3.00000 Brt. Balok 1861.0963 3-1 3.00000

3 3.50000 Brt. Balok 1875.8334 3-1 3.50000

3 4.00000 Brt. Balok 1886.3600 3-1 4.00000

3 4.50000 Brt. Balok 1892.6759 3-1 4.50000

3 5.00000 Brt. Balok 1894.7813 3-1 5.00000

4 0.00000 Brt. Balok 1894.7813 4-1 0.00000

4 0.50000 Brt. Balok 1892.6759 4-1 0.50000

4 1.00000 Brt. Balok 1886.3600 4-1 1.00000

4 1.50000 Brt. Balok 1875.8334 4-1 1.50000

4 2.00000 Brt. Balok 1861.0963 4-1 2.00000

4 2.50000 Brt. Balok 1842.1484 4-1 2.50000

4 3.00000 Brt. Balok 1818.9900 4-1 3.00000

4 3.50000 Brt. Balok 1791.6209 4-1 3.50000

4 4.00000 Brt. Balok 1760.0413 4-1 4.00000

4 4.50000 Brt. Balok 1724.2509 4-1 4.50000

4 5.00000 Brt. Balok 1684.2500 4-1 5.00000

5 0.00000 Brt. Balok 1684.2500 5-1 0.00000

5 0.50000 Brt. Balok 1640.0384 5-1 0.50000

5 1.00000 Brt. Balok 1591.6163 5-1 1.00000

5 1.50000 Brt. Balok 1538.9834 5-1 1.50000

5 2.00000 Brt. Balok 1482.1400 5-1 2.00000

5 2.50000 Brt. Balok 1421.0859 5-1 2.50000

5 3.00000 Brt. Balok 1355.8213 5-1 3.00000

5 3.50000 Brt. Balok 1286.3459 5-1 3.50000


(54)

Microsoft

Page 6 of 56

Frame Station OutputCase M3 FrameElem ElemStation

m KN-m m

5 4.50000 Brt. Balok 1134.7634 5-1 4.50000

5 5.00000 Brt. Balok 1052.6563 5-1 5.00000

6 0.00000 Brt. Balok 1052.6563 6-1 0.00000

6 0.50000 Brt. Balok 966.3384 6-1 0.50000

6 1.00000 Brt. Balok 875.8100 6-1 1.00000

6 1.50000 Brt. Balok 781.0709 6-1 1.50000

6 2.00000 Brt. Balok 682.1213 6-1 2.00000

6 2.50000 Brt. Balok 578.9609 6-1 2.50000

6 3.00000 Brt. Balok 471.5900 6-1 3.00000

6 3.50000 Brt. Balok 360.0084 6-1 3.50000

6 4.00000 Brt. Balok 244.2163 6-1 4.00000

6 4.50000 Brt. Balok 124.2134 6-1 4.50000

6 5.00000 Brt. Balok -2.078E-12 6-1 5.00000

7 0.00000 Brt. Balok 0.0000 7-1 0.00000

7 0.50000 Brt. Balok 124.2134 7-1 0.50000

7 1.00000 Brt. Balok 244.2163 7-1 1.00000

7 1.50000 Brt. Balok 360.0084 7-1 1.50000

7 2.00000 Brt. Balok 471.5900 7-1 2.00000

7 2.50000 Brt. Balok 578.9609 7-1 2.50000

7 3.00000 Brt. Balok 682.1213 7-1 3.00000

7 3.50000 Brt. Balok 781.0709 7-1 3.50000

7 4.00000 Brt. Balok 875.8100 7-1 4.00000

7 4.50000 Brt. Balok 966.3384 7-1 4.50000

7 5.00000 Brt. Balok 1052.6563 7-1 5.00000

8 0.00000 Brt. Balok 1052.6563 8-1 0.00000

8 0.50000 Brt. Balok 1134.7634 8-1 0.50000

8 1.00000 Brt. Balok 1212.6600 8-1 1.00000

8 1.50000 Brt. Balok 1286.3459 8-1 1.50000

8 2.00000 Brt. Balok 1355.8213 8-1 2.00000

8 2.50000 Brt. Balok 1421.0859 8-1 2.50000

8 3.00000 Brt. Balok 1482.1400 8-1 3.00000

8 3.50000 Brt. Balok 1538.9834 8-1 3.50000

8 4.00000 Brt. Balok 1591.6163 8-1 4.00000

8 4.50000 Brt. Balok 1640.0384 8-1 4.50000

8 5.00000 Brt. Balok 1684.2500 8-1 5.00000

9 0.00000 Brt. Balok 1684.2500 9-1 0.00000

9 0.50000 Brt. Balok 1724.2509 9-1 0.50000

9 1.00000 Brt. Balok 1760.0413 9-1 1.00000

9 1.50000 Brt. Balok 1791.6209 9-1 1.50000

9 2.00000 Brt. Balok 1818.9900 9-1 2.00000

9 2.50000 Brt. Balok 1842.1484 9-1 2.50000

9 3.00000 Brt. Balok 1861.0963 9-1 3.00000

9 3.50000 Brt. Balok 1875.8334 9-1 3.50000

9 4.00000 Brt. Balok 1886.3600 9-1 4.00000

9 4.50000 Brt. Balok 1892.6759 9-1 4.50000

9 5.00000 Brt. Balok 1894.7813 9-1 5.00000

10 0.00000 Brt. Balok 1894.7813 10-1 0.00000

10 0.50000 Brt. Balok 1892.6759 10-1 0.50000

10 1.00000 Brt. Balok 1886.3600 10-1 1.00000

10 1.50000 Brt. Balok 1875.8334 10-1 1.50000

10 2.00000 Brt. Balok 1861.0963 10-1 2.00000

10 2.50000 Brt. Balok 1842.1484 10-1 2.50000

10 3.00000 Brt. Balok 1818.9900 10-1 3.00000


(55)

Microsoft

Page 7 of 56

Frame Station OutputCase M3 FrameElem ElemStation

m KN-m m

10 4.00000 Brt. Balok 1760.0413 10-1 4.00000

10 4.50000 Brt. Balok 1724.2509 10-1 4.50000

10 5.00000 Brt. Balok 1684.2500 10-1 5.00000

11 0.00000 Brt. Balok 1684.2500 11-1 0.00000

11 0.50000 Brt. Balok 1640.0384 11-1 0.50000

11 1.00000 Brt. Balok 1591.6163 11-1 1.00000

11 1.50000 Brt. Balok 1538.9834 11-1 1.50000

11 2.00000 Brt. Balok 1482.1400 11-1 2.00000

11 2.50000 Brt. Balok 1421.0859 11-1 2.50000

11 3.00000 Brt. Balok 1355.8213 11-1 3.00000

11 3.50000 Brt. Balok 1286.3459 11-1 3.50000

11 4.00000 Brt. Balok 1212.6600 11-1 4.00000

11 4.50000 Brt. Balok 1134.7634 11-1 4.50000

11 5.00000 Brt. Balok 1052.6563 11-1 5.00000

12 0.00000 Brt. Balok 1052.6563 12-1 0.00000

12 0.50000 Brt. Balok 966.3384 12-1 0.50000

12 1.00000 Brt. Balok 875.8100 12-1 1.00000

12 1.50000 Brt. Balok 781.0709 12-1 1.50000

12 2.00000 Brt. Balok 682.1213 12-1 2.00000

12 2.50000 Brt. Balok 578.9609 12-1 2.50000

12 3.00000 Brt. Balok 471.5900 12-1 3.00000

12 3.50000 Brt. Balok 360.0084 12-1 3.50000

12 4.00000 Brt. Balok 244.2163 12-1 4.00000

12 4.50000 Brt. Balok 124.2134 12-1 4.50000

12 5.00000 Brt. Balok 3.379E-12 12-1 5.00000

13 0.00000 Brt. Balok 3.638E-12 13-1 0.00000

13 0.50000 Brt. Balok 124.2134 13-1 0.50000

13 1.00000 Brt. Balok 244.2163 13-1 1.00000

13 1.50000 Brt. Balok 360.0084 13-1 1.50000

13 2.00000 Brt. Balok 471.5900 13-1 2.00000

13 2.50000 Brt. Balok 578.9609 13-1 2.50000

13 3.00000 Brt. Balok 682.1213 13-1 3.00000

13 3.50000 Brt. Balok 781.0709 13-1 3.50000

13 4.00000 Brt. Balok 875.8100 13-1 4.00000

13 4.50000 Brt. Balok 966.3384 13-1 4.50000

13 5.00000 Brt. Balok 1052.6563 13-1 5.00000

14 0.00000 Brt. Balok 1052.6563 14-1 0.00000

14 0.50000 Brt. Balok 1134.7634 14-1 0.50000

14 1.00000 Brt. Balok 1212.6600 14-1 1.00000

14 1.50000 Brt. Balok 1286.3459 14-1 1.50000

14 2.00000 Brt. Balok 1355.8213 14-1 2.00000

14 2.50000 Brt. Balok 1421.0859 14-1 2.50000

14 3.00000 Brt. Balok 1482.1400 14-1 3.00000

14 3.50000 Brt. Balok 1538.9834 14-1 3.50000

14 4.00000 Brt. Balok 1591.6163 14-1 4.00000

14 4.50000 Brt. Balok 1640.0384 14-1 4.50000

14 5.00000 Brt. Balok 1684.2500 14-1 5.00000

15 0.00000 Brt. Balok 1684.2500 15-1 0.00000

15 0.50000 Brt. Balok 1724.2509 15-1 0.50000

15 1.00000 Brt. Balok 1760.0413 15-1 1.00000

15 1.50000 Brt. Balok 1791.6209 15-1 1.50000

15 2.00000 Brt. Balok 1818.9900 15-1 2.00000

15 2.50000 Brt. Balok 1842.1484 15-1 2.50000


(56)

Microsoft

Page 8 of 56

Frame Station OutputCase M3 FrameElem ElemStation

m KN-m m

15 3.50000 Brt. Balok 1875.8334 15-1 3.50000

15 4.00000 Brt. Balok 1886.3600 15-1 4.00000

15 4.50000 Brt. Balok 1892.6759 15-1 4.50000

15 5.00000 Brt. Balok 1894.7813 15-1 5.00000

16 0.00000 Brt. Balok 1894.7813 16-1 0.00000

16 0.50000 Brt. Balok 1892.6759 16-1 0.50000

16 1.00000 Brt. Balok 1886.3600 16-1 1.00000

16 1.50000 Brt. Balok 1875.8334 16-1 1.50000

16 2.00000 Brt. Balok 1861.0963 16-1 2.00000

16 2.50000 Brt. Balok 1842.1484 16-1 2.50000

16 3.00000 Brt. Balok 1818.9900 16-1 3.00000

16 3.50000 Brt. Balok 1791.6209 16-1 3.50000

16 4.00000 Brt. Balok 1760.0413 16-1 4.00000

16 4.50000 Brt. Balok 1724.2509 16-1 4.50000

16 5.00000 Brt. Balok 1684.2500 16-1 5.00000

17 0.00000 Brt. Balok 1684.2500 17-1 0.00000

17 0.50000 Brt. Balok 1640.0384 17-1 0.50000

17 1.00000 Brt. Balok 1591.6163 17-1 1.00000

17 1.50000 Brt. Balok 1538.9834 17-1 1.50000

17 2.00000 Brt. Balok 1482.1400 17-1 2.00000

17 2.50000 Brt. Balok 1421.0859 17-1 2.50000

17 3.00000 Brt. Balok 1355.8213 17-1 3.00000

17 3.50000 Brt. Balok 1286.3459 17-1 3.50000

17 4.00000 Brt. Balok 1212.6600 17-1 4.00000

17 4.50000 Brt. Balok 1134.7634 17-1 4.50000

17 5.00000 Brt. Balok 1052.6563 17-1 5.00000

18 0.00000 Brt. Balok 1052.6563 18-1 0.00000

18 0.50000 Brt. Balok 966.3384 18-1 0.50000

18 1.00000 Brt. Balok 875.8100 18-1 1.00000

18 1.50000 Brt. Balok 781.0709 18-1 1.50000

18 2.00000 Brt. Balok 682.1213 18-1 2.00000

18 2.50000 Brt. Balok 578.9609 18-1 2.50000

18 3.00000 Brt. Balok 471.5900 18-1 3.00000

18 3.50000 Brt. Balok 360.0084 18-1 3.50000

18 4.00000 Brt. Balok 244.2163 18-1 4.00000

18 4.50000 Brt. Balok 124.2134 18-1 4.50000

18 5.00000 Brt. Balok -2.593E-13 18-1 5.00000

19 0.00000 Brt. Balok 0.0000 19-1 0.00000

19 0.46000 Brt. Balok 0.0000 19-1 0.46000

19 0.92000 Brt. Balok 0.0000 19-1 0.92000

19 1.38000 Brt. Balok 0.0000 19-1 1.38000

19 1.84000 Brt. Balok 0.0000 19-1 1.84000

19 2.30000 Brt. Balok 0.0000 19-1 2.30000

20 0.00000 Brt. Balok 0.0000 20-1 0.00000

20 0.46000 Brt. Balok 0.0000 20-1 0.46000

20 0.92000 Brt. Balok 0.0000 20-1 0.92000

20 1.38000 Brt. Balok 0.0000 20-1 1.38000

20 1.84000 Brt. Balok 0.0000 20-1 1.84000

20 2.30000 Brt. Balok 0.0000 20-1 2.30000

21 0.00000 Brt. Balok 2.728E-12 21-1 0.00000

21 0.46000 Brt. Balok 1.892E-12 21-1 0.46000

21 0.92000 Brt. Balok 1.055E-12 21-1 0.92000

21 1.38000 Brt. Balok 2.183E-13 21-1 1.38000


(1)

30 m (0%).SDB

SAP2000 v14.0.0 - License #

Error! No text of specified style in document.

24 January 2014

Microsoft

Page 51 of 56

KEMIRINGAN 30 %

M M

Balok Pelat Kombinasi Balok Pelat Kombinasi

0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

1 233.5615 153.0960 386.6575 280.2738 183.7152 463.9890

2 450.2805 295.1520 745.4325 540.3366 354.1824 894.5190

3 650.1570 426.1680 1076.3250 780.1885 511.4015 1291.5900

4 833.1911 546.1439 1379.3350 999.8293 655.3727 1655.2020

5 999.3826 655.0799 1654.4625 1199.2591 786.0959 1985.3550

6 1148.7316 752.9759 1901.7075 1378.4779 903.5711 2282.0490

7 1281.2381 839.8319 2121.0700 1537.4857 1007.7983 2545.2840

8 1396.9021 915.6479 2312.5500 1676.2826 1098.7775 2775.0600

9 1495.7236 980.4239 2476.1475 1794.8684 1176.5086 2971.3770

10 1577.7027 1034.1599 2611.8625 1893.2432 1240.9918 3134.2350 11 1642.8392 1076.8558 2719.6950 1971.4070 1292.2270 3263.6340 12 1691.1332 1108.5118 2799.6450 2029.3598 1330.2142 3359.5740 13 1722.5847 1129.1278 2851.7125 2067.1017 1354.9534 3422.0550 14 1737.1937 1138.7038 2875.8975 2084.6325 1366.4446 3451.0770 14.3674 1738.3304 1139.4489 2877.7792 2085.9965 1367.3386 3453.3351 15 1734.9602 1137.2398 2872.2000 2081.9523 1364.6877 3446.6400

N N

Balok Pelat Kombinasi Balok Pelat Kombinasi

0 145.1893 95.1693 240.3586 174.2271 114.2032 288.4303

1 135.5100 88.8247 224.3347 162.6120 106.5896 269.2016

2 125.8307 82.4801 208.3108 150.9968 98.9761 249.9729

3 116.1514 76.1355 192.2869 139.3817 91.3626 230.7442

4 106.4721 69.7908 176.2630 127.7665 83.7490 211.5156

5 96.7928 63.4462 160.2391 116.1514 76.1355 192.2869

6 87.1136 57.1016 144.2151 104.5363 68.5219 173.0582

7 77.4343 50.7570 128.1912 92.9211 60.9084 153.8295

8 67.7550 44.4124 112.1673 81.3060 53.2948 134.6008

9 58.0757 38.0677 96.1434 69.6908 45.6813 115.3721

10 48.3964 31.7231 80.1195 58.0757 38.0677 96.1434

11 38.7171 25.3785 64.0956 46.4606 30.4542 76.9147

12 29.0379 19.0339 48.0717 34.8454 22.8406 57.6861

13 19.3586 12.6892 32.0478 23.2303 15.2271 38.4574

14 9.6793 6.3446 16.0239 11.6151 7.6135 19.2287

14.3674 6.1231 4.0136 10.1367 7.3477 4.8163 12.1641

15 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

Ptotal Ptotal z0 yb ybc es e's Ac Wac W'ac Wbc

Layan Ultimate Serat atas pelat Serat atas balok Serat bawah balok Serat atas pelat Serat atas balok Serat bawah balok

0 6391.3467 6631.7053 6679.7770 0.8126 0.8126 1.1251 0.0000 0.3125 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -3215.1561 -4122.5647 -11833.7760 -3238.4620 -4152.4483 -11919.5564

1 6391.3467 6615.6814 6660.5483 0.7256 0.8126 1.1251 0.0870 0.3995 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2886.7844 -3874.7537 -12270.5741 -3033.0955 -3995.0531 -12169.8244

2 6391.3467 6599.6575 6641.3196 0.6446 0.8126 1.1251 0.1680 0.4805 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2583.0270 -3645.2036 -12671.6416 -2844.2538 -3849.9174 -12396.1048

3 6391.3467 6583.6336 6622.0909 0.5696 0.8126 1.1251 0.2430 0.5555 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2303.3946 -3433.5514 -13037.6891 -2671.3497 -3716.6055 -12599.2501

4 6391.3467 6567.6097 6602.8623 0.5006 0.8126 1.1251 0.3120 0.6245 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2047.3978 -3239.4341 -13369.4269 -2513.7959 -3594.6818 -12780.1126

5 6391.3467 6551.5858 6583.6336 0.4375 0.8126 1.1251 0.3751 0.6876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1814.5473 -3062.4885 -13667.5652 -2371.0052 -3483.7106 -12939.5447

6 6391.3467 6535.5618 6564.4049 0.3805 0.8126 1.1251 0.4321 0.7446 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1604.3536 -2902.3518 -13932.8145 -2242.3904 -3383.2562 -13078.3990

7 6391.3467 6519.5379 6545.1762 0.3295 0.8126 1.1251 0.4831 0.7956 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1416.3275 -2758.6607 -14165.8852 -2127.3643 -3292.8830 -13197.5278

8 6391.3467 6503.5140 6525.9475 0.2845 0.8126 1.1251 0.5281 0.8406 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1249.9796 -2631.0523 -14367.4875 -2025.3397 -3212.1554 -13297.7835

9 6391.3467 6487.4901 6506.7188 0.2455 0.8126 1.1251 0.5671 0.8796 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1104.8205 -2519.1635 -14538.3318 -1935.7292 -3140.6376 -13380.0186

10 6391.3467 6471.4662 6487.4901 0.2125 0.8126 1.1251 0.6001 0.9126 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -980.3608 -2422.6313 -14679.1285 -1857.9457 -3077.8941 -13445.0855

11 6391.3467 6455.4423 6468.2614 0.1855 0.8126 1.1251 0.6271 0.9396 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -876.1113 -2341.0926 -14790.5879 -1791.4020 -3023.4891 -13493.8366

12 6391.3467 6439.4184 6449.0328 0.1645 0.8126 1.1251 0.6481 0.9606 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -791.5825 -2274.1844 -14873.4205 -1735.5108 -2976.9871 -13527.1243

13 6391.3467 6423.3945 6429.8041 0.1495 0.8126 1.1251 0.6631 0.9756 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -726.2852 -2221.5437 -14928.3364 -1689.6849 -2937.9524 -13545.8011

14 6391.3467 6407.3706 6410.5754 0.1405 0.8126 1.1251 0.6721 0.9846 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -679.7299 -2182.8074 -14956.0462 -1653.3372 -2905.9493 -13550.7194

14.3674 6391.3467 6401.4834 6403.5108 0.1375 0.8126 1.1251 0.6751 0.9876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -654.1973 -2162.3229 -14978.4612 -1629.2043 -2886.1948 -13568.1729

15 6391.3467 6391.3467 6391.3467 0.1375 0.8126 1.1251 0.6751 0.9876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -651.4273 -2157.6124 -14957.2601 -1625.8802 -2880.5422 -13542.7317

x M Layan (kNm) M Ultimate (kNm)

x

x Peff Tegangan (kPa) Layan Tegangan (kPa) Ultimate


(2)

30 m (0%).SDB

SAP2000 v14.0.0 - License #

Error! No text of specified style in document.

24 January 2014

KEMIRINGAN 40 %

M M

Balok Pelat Kombinasi Balok Pelat Kombinasi

0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

1 226.1274 148.2230 374.3504 271.3529 177.8676 449.2205

2 435.4123 285.4061 720.8184 522.4948 342.4873 864.9821

3 627.8547 411.5491 1039.4038 753.4257 493.8589 1247.2846

4 803.4546 526.6522 1330.1068 964.1455 631.9826 1596.1281

5 962.2120 630.7152 1592.9272 1154.6544 756.8582 1911.5127

6 1104.1269 723.7382 1827.8652 1324.9523 868.4859 2193.4382

7 1229.1993 805.7213 2034.9206 1475.0392 966.8655 2441.9047

8 1337.4292 876.6643 2214.0936 1604.9151 1051.9972 2656.9123

9 1428.8166 936.5674 2365.3840 1714.5800 1123.8808 2838.4608

10 1503.3616 985.4304 2488.7920 1804.0339 1182.5165 2986.5503

11 1561.0640 1023.2534 2584.3174 1873.2767 1227.9041 3101.1809 12 1601.9239 1050.0365 2651.9603 1922.3086 1260.0438 3182.3524 13 1625.9413 1065.7795 2691.7208 1951.1295 1278.9354 3230.0649 13.926 1633.1623 1070.5128 2703.6751 1959.7947 1284.6153 3244.4101 14 1633.1162 1070.4826 2703.5987 1959.7394 1284.5791 3244.3185 15 1623.4486 1064.1456 2687.5942 1948.1383 1276.9747 3225.1130

N N

Balok Pelat Kombinasi Balok Pelat Kombinasi

0 187.6086 122.9746 310.5832 225.1303 147.5695 372.6998

1 175.1014 114.7763 289.8776 210.1216 137.7315 347.8531

2 162.5941 106.5780 269.1721 195.1130 127.8935 323.0065

3 150.0869 98.3796 248.4665 180.1043 118.0556 298.1598

4 137.5796 90.1813 227.7610 165.0956 108.2176 273.3132

5 125.0724 81.9830 207.0554 150.0869 98.3796 248.4665

6 112.5652 73.7847 186.3499 135.0782 88.5417 223.6199

7 100.0579 65.5864 165.6444 120.0695 78.7037 198.7732

8 87.5507 57.3881 144.9388 105.0608 68.8658 173.9266

9 75.0434 49.1898 124.2333 90.0521 59.0278 149.0799

10 62.5362 40.9915 103.5277 75.0434 49.1898 124.2333

11 50.0290 32.7932 82.8222 60.0348 39.3519 99.3866

12 37.5217 24.5949 62.1166 45.0261 29.5139 74.5400

13 25.0145 16.3966 41.4111 30.0174 19.6759 49.6933

13.926 13.4328 8.8050 22.2378 16.1193 10.5660 26.6853

14 12.5072 8.1983 20.7055 15.0087 9.8380 24.8467

15 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

Ptotal Ptotal z0 yb ybc es e's Ac Wac W'ac Wbc

Layan Ultimate Serat atas pelat Serat atas balok Serat bawah balok Serat atas pelat Serat atas balok Serat bawah balok

0 6391.3467 6701.9299 6764.0465 0.8126 0.8126 1.1251 0.0000 0.3125 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -3249.2020 -4166.2195 -11959.0865 -3279.3172 -4204.8340 -12069.9289

1 6391.3467 6681.2243 6739.1998 0.7256 0.8126 1.1251 0.0870 0.3995 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2888.0090 -3892.8324 -12431.8796 -3034.5651 -4016.7476 -12363.3910

2 6391.3467 6660.5188 6714.3532 0.6446 0.8126 1.1251 0.1680 0.4805 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2553.4320 -3639.1913 -12866.0367 -2808.7397 -3842.7026 -12629.3788

3 6391.3467 6639.8132 6689.5065 0.5696 0.8126 1.1251 0.2430 0.5555 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2244.8385 -3404.8270 -13262.4756 -2601.0823 -3682.1361 -12868.9939

4 6391.3467 6619.1077 6664.6599 0.5006 0.8126 1.1251 0.3120 0.6245 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1961.5963 -3189.2703 -13622.1143 -2410.8341 -3534.4852 -13083.3375

5 6391.3467 6598.4021 6639.8132 0.4375 0.8126 1.1251 0.3751 0.6876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1703.0731 -2992.0522 -13945.8707 -2237.2361 -3399.1869 -13273.5113

6 6391.3467 6577.6966 6614.9666 0.3805 0.8126 1.1251 0.4321 0.7446 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1468.6364 -2812.7035 -14234.6626 -2079.5298 -3275.6783 -13440.6167

7 6391.3467 6556.9911 6590.1199 0.3295 0.8126 1.1251 0.4831 0.7956 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1257.6541 -2650.7551 -14489.4080 -1936.9562 -3163.3964 -13585.7551

8 6391.3467 6536.2855 6565.2733 0.2845 0.8126 1.1251 0.5281 0.8406 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1069.4937 -2505.7380 -14711.0247 -1808.7566 -3061.7783 -13710.0281

9 6391.3467 6515.5800 6540.4266 0.2455 0.8126 1.1251 0.5671 0.8796 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -903.5230 -2377.1830 -14900.4306 -1694.1722 -2970.2610 -13814.5372

10 6391.3467 6494.8744 6515.5800 0.2125 0.8126 1.1251 0.6001 0.9126 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -759.1096 -2264.6210 -15058.5437 -1592.4442 -2888.2817 -13900.3837

11 6391.3467 6474.1689 6490.7333 0.1855 0.8126 1.1251 0.6271 0.9396 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -635.6211 -2167.5829 -15186.2818 -1502.8138 -2815.2775 -13968.6692

12 6391.3467 6453.4633 6465.8867 0.1645 0.8126 1.1251 0.6481 0.9606 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -532.4254 -2085.5995 -15284.5628 -1424.5222 -2750.6852 -14020.4951

13 6391.3467 6432.7578 6441.0400 0.1495 0.8126 1.1251 0.6631 0.9756 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -448.8899 -2018.2018 -15354.3047 -1356.8106 -2693.9421 -14056.9630

13.926 6391.3467 6413.5845 6418.0320 0.1495 0.8126 1.1251 0.6721 0.9846 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -383.5079 -1964.6732 -15401.5072 -1297.8707 -2644.1883 -14085.2726

14 6391.3467 6412.0522 6416.1934 0.1405 0.8126 1.1251 0.6751 0.9876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -351.7461 -1940.7083 -15443.8005 -1266.2628 -2620.2572 -14126.5802

15 6391.3467 6391.3467 6391.3467 0.1375 0.8126 1.1251 0.6751 0.9876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -338.2706 -1925.2869 -15411.8424 -1250.0922 -2601.7516 -14088.2304

x N Layan (kN) N Ultimate (kN)

x Peff

x M Layan (kNm) M Ultimate (kNm)


(3)

30 m (0%).SDB

SAP2000 v14.0.0 - License #

Error! No text of specified style in document.

24 January 2014

Microsoft

Page 53 of 56

KEMIRINGAN 50 %

M M

Balok Pelat Kombinasi Balok Pelat Kombinasi

0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

1 217.5446 142.5971 360.1417 261.0535 171.1165 432.1700

2 418.2466 274.1542 692.4008 501.8959 328.9851 830.8810

3 602.1062 394.6713 996.7775 722.5274 473.6056 1196.1330

4 769.1232 504.1484 1273.2716 922.9478 604.9781 1527.9260

5 919.2978 602.5856 1521.8833 1103.1573 723.1027 1826.2600

6 1052.6298 689.9827 1742.6125 1263.1558 827.9792 2091.1350

7 1169.1194 766.3398 1935.4591 1402.9432 919.6077 2322.5510

8 1268.7664 831.6569 2100.4233 1522.5197 997.9883 2520.5080

9 1351.5710 885.9340 2237.5050 1621.8852 1063.1208 2685.0060

10 1417.5330 929.1711 2346.7041 1701.0396 1115.0053 2816.0449

11 1466.6526 961.3682 2428.0208 1759.9831 1153.6419 2913.6249

12 1498.9296 982.5253 2481.4549 1798.7155 1179.0304 2977.7459

13 1514.3642 992.6424 2507.0066 1817.2370 1191.1709 3008.4079

13.4164 1515.8244 993.5996 2509.4239 1818.9892 1192.3195 3011.3087

14 1512.9562 991.7196 2504.6758 1815.5475 1190.0635 3005.6109

15 1494.7058 979.7567 2474.4624 1793.6469 1175.7080 2969.3549

N N

Balok Pelat Kombinasi Balok Pelat Kombinasi

0 225.9650 148.1166 374.0817 271.1581 177.7399 448.8980

1 210.9007 138.2422 349.1429 253.0808 165.8906 418.9715

2 195.8364 128.3677 324.2041 235.0036 154.0413 389.0449

3 180.7720 118.4933 299.2653 216.9264 142.1919 359.1184

4 165.7077 108.6189 274.3265 198.8492 130.3426 329.1919

5 150.6434 98.7444 249.3878 180.7720 118.4933 299.2653

6 135.5790 88.8700 224.4490 162.6948 106.6440 269.3388

7 120.5147 78.9955 199.5102 144.6176 94.7946 239.4123

8 105.4504 69.1211 174.5714 126.5404 82.9453 209.4857

9 90.3860 59.2466 149.6327 108.4632 71.0960 179.5592

10 75.3217 49.3722 124.6939 90.3860 59.2466 149.6327

11 60.2573 39.4978 99.7551 72.3088 47.3973 119.7061

12 45.1930 29.6233 74.8163 54.2316 35.5480 89.7796

13 30.1287 19.7489 49.8776 36.1544 23.6987 59.8531

13.4164 23.8559 15.6372 39.4930 28.6271 18.7646 47.3917

14 15.0643 9.8744 24.9388 18.0772 11.8493 29.9265

15 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

Ptotal Ptotal z0 yb ybc es e's Ac Wac W'ac Wbc

Layan Ultimate Serat atas pelat Serat atas balok Serat bawah balok Serat atas pelat Serat atas balok Serat bawah balok

0 6391.3467 6765.4284 6840.2447 0.8126 0.8126 1.1251 0.0000 0.3125 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -3279.9871 -4205.6930 -12072.3947 -3316.2593 -4252.2022 -12205.8988

1 6391.3467 6740.4896 6810.3182 0.7256 0.8126 1.1251 0.0870 0.3995 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2883.8908 -3905.3028 -12585.3209 -3029.6232 -4031.7120 -12547.5206

2 6391.3467 6715.5508 6780.3916 0.6446 0.8126 1.1251 0.1680 0.4805 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2516.2203 -3626.0013 -13056.9837 -2764.0857 -3826.8746 -12858.5153

3 6391.3467 6690.6120 6750.4651 0.5696 0.8126 1.1251 0.2430 0.5555 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -2176.2140 -3367.2233 -13488.4888 -2518.7330 -3637.0118 -13140.2096

4 6391.3467 6665.6732 6720.5386 0.5006 0.8126 1.1251 0.3120 0.6245 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1863.1104 -3128.4040 -13880.9416 -2292.6510 -3461.4457 -13393.9303

5 6391.3467 6640.7345 6690.6120 0.4375 0.8126 1.1251 0.3751 0.6876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1576.1478 -2908.9782 -14235.4479 -2084.9258 -3299.4982 -13621.0039

6 6391.3467 6615.7957 6660.6855 0.3805 0.8126 1.1251 0.4321 0.7446 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1314.5646 -2708.3810 -14553.1131 -1894.6436 -3150.4913 -13822.7572

7 6391.3467 6590.8569 6630.7590 0.3295 0.8126 1.1251 0.4831 0.7956 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -1077.5992 -2526.0473 -14835.0427 -1720.8903 -3013.7469 -14000.5168

8 6391.3467 6565.9181 6600.8324 0.2845 0.8126 1.1251 0.5281 0.8406 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -864.4900 -2361.4121 -15082.3424 -1562.7521 -2888.5871 -14155.6094

9 6391.3467 6540.9794 6570.9059 0.2455 0.8126 1.1251 0.5671 0.8796 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -674.4753 -2213.9103 -15296.1177 -1419.3150 -2774.3338 -14289.3616

10 6391.3467 6516.0406 6540.9794 0.2125 0.8126 1.1251 0.6001 0.9126 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -506.7937 -2082.9771 -15477.4741 -1289.6652 -2670.3090 -14403.1002

11 6391.3467 6491.1018 6511.0528 0.1855 0.8126 1.1251 0.6271 0.9396 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -360.6834 -1968.0472 -15627.5172 -1172.8886 -2575.8347 -14498.1517

12 6391.3467 6466.1630 6481.1263 0.1645 0.8126 1.1251 0.6481 0.9606 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -235.3829 -1868.5558 -15747.3527 -1068.0713 -2490.2328 -14575.8429

13 6391.3467 6441.2243 6451.1998 0.1495 0.8126 1.1251 0.6631 0.9756 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -130.1306 -1783.9377 -15838.0859 -974.2994 -2412.8253 -14637.5005

13.4164 6391.3467 6430.8397 6438.7384 0.1495 0.8126 1.1251 0.6631 0.9756 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -140.8777 -1789.1904 -15796.6466 -987.1960 -2419.1285 -14587.7734

14 6391.3467 6416.2855 6421.2732 0.1405 0.8126 1.1251 0.6721 0.9846 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 -44.1648 -1713.6280 -15900.8225 -890.6591 -2342.9341 -14684.4510

15 6391.3467 6391.3467 6391.3467 0.1375 0.8126 1.1251 0.6751 0.9876 0.9853 0.5895 0.7946 0.4061 23.2760 -1657.0617 -15936.6681 -816.2363 -2279.8813 -14718.0213

Tegangan (kPa) Ultimate

x N Layan (kN) N Ultimate (kN)

x Peff

x M Layan (kNm) M Ultimate (kNm)


(4)

30 m (0%).SDB

SAP2000 v14.0.0 - Lice


(5)

30 m (0%).SDB

SAP2000 v14.0.0 - Licens

Error! No text of specified style in document.

24 January 20

Microsoft

Page 55 of

POSISI TENDON PADA BENTANG 30 M

Gambar 1. Ilustrasi posisi tendon pada tumpuan (0.0 m dari tumpuan)


(6)

30 m (0%).SDB

SAP2000 v14.0.0 - Licens

Error! No text of specified style in document.

24 January 20