ANALISIS PERILAKU GIRDER BETON PRATEGANG BERDASARKAN PELAKSANAAN PEMASANGAN GIRDER JEMBATAN

(1)

ANALISIS PERILAKU

GIRDER

BETON PRATEGANG

BERDASARKAN PELAKSANAAN PEMASANGAN

GIRDER

JEMBATAN

(Skripsi)

Oleh :

DEDY DWI PUJIYANTO

1015011005

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU

GIRDER

BETON PRATEGANG

BERDASARKAN PELAKSANAAN PEMASANGAN

GIRDER

JEMBATAN

Oleh

DEDY DWI PUJIYANTO

Konstruksi beton prategang umum digunakan sebagai girder jembatan. Berbagai sistem pelaksanaan pemasangan (erection) girder jembatan mempengaruhi perilaku struktur girder. Dalam penelitian ini ada dua sistem erection girder

jembatan yang akan ditinjau, yaitu sistem full span dan balanced cantilever. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan perilaku struktur girder

berdasarkan kedua sistem erection tersebut. Objek penelitian yang dilakukan analisis struktur yaitu PCI girder dan box girder.

Analisis struktur girder yang dilakukan yaitu menghitung gaya prategang awal, menentukan lintasan tendon prategang, menghitung kehilangan prategang, serta kontrol tegangan yang terjadi pada penampang girder.

Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan perbedaan perilaku struktur girder

yaitu pada lintasan inti tendon prategang. Pada sistem full span, posisi inti tendon sebagian besar terletak di bawah garis netral penampang, sedangkan pada sistem

balanced cantilever, posisi inti tendon selain di bawah garis netral penampang

juga terdapat di atas garis netral. Perbedaan lintasan inti tendon diakibatkan perbedaan posisi inti tendon pada tiap titik yang dipengaruhi oleh momen yang terjadi pada struktur girder. Pada sistem full span, konstruksi girder jembatan didesain dalam satu bentang dengan tumpuan sendi – rol. Sedangkan pada sistem

balanced cantilever, konstruksi girder jembatan didesain sebagai bentang

menerus. Sehingga dari perbedaan desain konstruksi tersebut mengakibatkan perbedaan momen yang terjadi pada struktur girder.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF BEHAVIOR GIRDER PRESTRESSED

CONCRETE BY SET IMPLEMENTATION GIRDER OF

BRIDGE

By

DEDY DWI PUJIYANTO

The Construction of prestressed concrete general used as girder of bridge. Some system of set implementation (erection) girder of bridge influence of behavior structure girder. In this examination are two system erection girder of bridge that will observation, there are system full span and balanced cantilever. The purpose of this examination is for know difference of behavior structure girder by both that system. Object of examination that do analysis structure that are PCI girder and box girder.

Analysis structure girder that do them are calculated of the beginning force prestressed, determined of line of prestressed tendon, calculated lose of prestressed, and control of pressure that occured at longitudinal section of girder. From output of analysis that do it, be found difference of behavior structure girder that is at the center line of prestressed tendon. At system full span, the position of center tendon dominant under neutral line of longitudinal section, and for system balanced cantilever, the position of tendon beside under neutral line of longitudinal section too be found on neutral line. The difference of center line of tendon consequenced by difference of position center tendon at each point that influenced by moment that occured at structure girder. At system full span, the construction of girder of bridge designed as one span with shoring joint – roll. And for system balanced cantilever, the construction of girder of bridge designed as continue span. So, from difference of construction design consequence for difference moment that occured at structure girder.


(4)

ANALISIS PERILAKU

GIRDER

BETON PRATEGANG

BERDASARKAN PELAKSANAAN PEMASANGAN

GIRDER

JEMBATAN

Oleh :

DEDY DWI PUJIYANTO

1015011005

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 22 September 1993, sebagai anak kedua dari Bapak Untung Sutrisno dan Ibu Sri Bandi Wati. Penulis memiliki satu saudara laki-laki bernama Pujo Prastiyo.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 2 Madukoro diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 6 Kotabumi diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 2 Kotabumi diselesaikan pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiwa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unila melalui jalur PMKA/ PKAB. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten Dosen mata kuliah Struktur Kayu dan aktif dalam organisasi FOSSI FT Unila serta HIMATEKS Unila. Pada tahun 2013, penulis melakukan kerja praktik di proyek pembangunan fly over Jl. Gajah Mada – Jl. Hi. Juanda, Bandar Lampung, serta melakukan Kerja Kuliah Nyata (KKN) di Desa Rata Agung Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat.


(9)

Persembahan

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas karunia dan rahmatnya sehingga aku

sampai juga pada titik ini

Hasil kerja kerasku ini tidak terlepas dari orang-orang disekitarku

Kupersembahkan karya ini

Untuk orang yang selalu tidak lelah menyemangatiku, kedua orang tuaku

Bapak Untung Sutrisno dan Ibu Sri Bandi Wati serta saudaraku Pujo Prastiyo

Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya baik secara moril maupun

materil

Teman-teman dekatku Rifki Ananda Saputro, Dian Setiawan, Fransiskus Afrie

Adi Saputra, Fernando Nainggolan, Aldharin Rizky Akbar

Terima kasih atas segala masukan dan semangatnya

Kemudian untuk teman-teman seperjuangan Teknik Sipil Unila 2010 yang

tidak dapat tersebutkan namanya

Terima kasih banyak untuk semuanya

Teknik Sipil Jaya!


(10)

SANWACANA

Puji syukur mutlak milik Allah swt. karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERILAKU

GIRDER BETON PRATEGANG BERDASARKAN PELAKSANAAN

PEMASANGAN GIRDER JEMBATAN sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Teknik Sipil di Universitas Lampung.

Pada penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak. Prof. Dr. Suharno, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Penguji Kerja Praktik.

3. Bapak Suyadi, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ir. Eddy Purwantu, M.T. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

5. Bapak Bayzoni, S.T., M.T. selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah membimbing dan

memberikan ilmu yang bermanfaat.

8. Kedua orang tuaku Bapak Untung Sutrisno dan Ibu Sri Bandi Wati tercinta dan adikku Pujo Prastiyo yang sudah menjadi charger dalam mengisi semangatku.

9. Teman-teman Teknik Sipil khususnya angkatan 2010 yang sudah banyak membantu dan memberi semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun di kemudian hari. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis,


(12)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...i

DAFTAR TABEL ...iii

DAFTAR GAMBAR ...vi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...2

C. Batasan Masalah ...2

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Beton Prategang ...4

B. Konsep Beton Prategang ...4

C. Keuntungan Dan Kekurangan Beton Prategang ...7

D. Material Beton Prategang. ...7

E. Concrete Girder ...11

F. Sistem Pelaksanaan Pemasangan Girder Jembatan ...14

G. Tahap Pembebanan ...20

H. Perhitungan Struktur Beton Prategang ...21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ...33


(13)

ii

B. Lokasi Penelitian ...33

C. Data Penelitian ...33

D. Prosedur Penelitian ...38

E. Kerangka Penelitian ...39

BAB III. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data ...40

B. Pengolahan Data ...44

C. Analisis Struktur ...65

D. Pembahasan ...133

BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ...139

B. Penutup ...140

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kawat-kawat untuk beton prategang...8

Tabel 2.2 Strand standar 7 kawat untuk beton prategang ...8

Tabel 2.3 Spesifikasi strand 7 kawat ...10

Tabel 2.4 Nilai��ℎ untuk komponen struktur post tension ...27

Tabel 2.5 Nilai Kre dan J ...28

Tabel 2.6 Nilai C ...28

Tabel 2.7 Koefisien wobble dan kelengkungan ...29

Tabel 3.1 Tata letak tendon PCI girder ...35

Tabel 3.2 Tata letak tendon box girder ...37

Tabel 4.1 Jumlahdanposisi tendon padaPCI girder ...41

Tabel 4.2 Jumlahdanposisi tendon padabox girder ...42

Tabel 4.3 Perhitungan karakteristik penampang PCI girder ...45

Tabel 4.4 Perhitungan karakteristik penampang box girder ...47

Tabel 4.5 Perhitungan berat sendiri struktur PCI girder...49

Tabel 4.6 Perhitungan beban mati tambahan PCI girder ...49

Tabel 4.7 Perhitungan kombinasi beban PCI girder ...56

Tabel 4.8 Perhitungan berat sendiri struktur box girder ...57

Tabel 4.9 Perhitungan beban mati tambahan box girder ...57


(15)

iv

Tabel 4.11 Perhitungan lintasan inti tendon PCI girder sistem full span ...67

Tabel 4.12 Perhitungan posisi inti tendon pada PCI girdersistem full span ...68

Tabel 4.13 Perhitungan karakteristik penampang komposit PCI girder...79

Tabel 4.14 Hasil perhitungan momen kantilever PCI girder ...84

Tabel 4.15 Perhitungan gaya prategang awal pada tendon kantilever ...84

Tabel 4.16 Perhitungan kebutuhan tendon kantilever PCI girder ...86

Tabel 4.17 Perhitungan daerah batas eksentrisitas tendon PCI girder ...88

Tabel 4.18 Perhitungan posisi tendon pada PCI girder sistem balanced cantilever ...89

Tabel 4.19 Perhitungan tegangan pada PCI girder tahap kantilever ...95

Tabel 4.20 Data tendon kantilever box girder ...100

Tabel 4.21 Perhitungan lintasan inti tendon box girder sistem balanced cantilever ...101

Tabel 4.22 Perhitungan posisi tendon pada box girder sistem balanced cantilever ...102

Tabel 4.23 Kebutuhan profil baja konstruksi tumpuan sementara ...107

Tabel 4.24 Perhitungan momen kantilever box girder pada tumpuan pier tengah ...109

Tabel 4.25 Perhitungan momen kantilever box girder pada tumpuan sementara ...110

Tabel 4.26 Perhitungan gaya prategang awal tendon kantilever box girder pada tumpuan pier tengah ...110

Tabel 4.27 Perhitungan gaya prategang awal tendon kantilever box girder pada tumpuan sementara...111


(16)

v

Tabel 4.28 Perhitungan tegangan pada box girder tahap kantilever pada tumpuan

pier tengah ...120

Tabel 4.29 Perhitungan tegangan pada box girder tahap kantilever pada tumpuan sementara...120

Tabel 4.30 Perhitungan daerah batas eksentrisitas tendon box girder ...125

Tabel 4.31 Perhitungan posisi inti tendon box girder sistem full span ...126

Tabel 4.32 Posisi inti tendon PCI girder ...134


(17)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Metode pemberian prategang pratarik...5

Gambar 2.2 Metode pemberian prategang pascatarik ...6

Gambar 2.3 Jenis-jenis baja yang dipakai untuk beton prategang ...9

Gambar 2.4 Strand 7 kawat ...10

Gambar 2.5 Temporary tendon ...11

Gambar 2.6 PC Voided slab ...11

Gambar 2.7 Box girder ...12

Gambar 2.8 PCI girder ...13

Gambar 2.9 PCU girder ...13

Gambar 2.10 Portal hoise ...15

Gambar 2.11 Mobile crane ...15

Gambar 2.12 Launcer truss ...16

Gambar 2.13 Launching gantry ...18

Gambar 2.14 Lifting frame ...19

Gambar 2.15 Crane ...19

Gambar 2.16 Form traveler ...20

Gambar 2.17 Distribusi tegangan pada penampang ...22

Gambar 2.18 Daerah batas tendon pada saat transfer ...32


(18)

vii

Gambar 3.1 Data PCI girder ...34

Gambar 3.2 Data box girder...36

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian ...39

Gambar 4.1 Penampang PCI girder ...40

Gambar 4.2 Penampang box girder ...42

Gambar 4.3 Pembagian penampang PCI girder ...44

Gambar 4.4 Pembagian penampang box girder ...46

Gambar 4.5 Detail diafragma PCI girder ...48

Gambar 4.6 Beban truk “TT” pada PCI girder ...51

Gambar 4.7 Kerja gaya rem pada PCI girder ...52

Gambar 4.8 Kerja gaya angin pada PCI girder...53

Gambar 4.9 Grafik respon spektrum wilayah gempa 5...52

Gambar 4.10 Detail sandaran dan median box girder...57

Gambar 4.11 Penyebaran pembeban lajur arah melintang...58

Gambar 4.12 Beban truk pada box girder ...59

Gambar 4.13 Kerja gaya rem pada box girder ...60

Gambar 4.14 Kerja gaya angin pada box girder ...61

Gambar 4.15 Grafik respon spektrum wilayah gempa 4...63

Gambar 4.16 Konstruksi PCI girder sistem full span ...66

Gambar 4.17 Lintasan inti tendon PCI girder sistem full span ...69

Gambar 4.18 Penampang komposit PCI girder ...76

Gambar 4.19 Pembagian penampang komposit PCI girder ...78

Gambar 4.20 Bidang momen PCI girder sistem full span ...80


(19)

viii

Gambar 4.22 Ilustrasi erection PCI girder sistem balanced cantilever...82

Gambar 4.23 Segmen PCI girder...83

Gambar 4.24 Bidang momen PCI girder tahap kantilever ...84

Gambar 4.25 Bidang momen PCI girder sistem balanced cantilever ...86

Gambar 4.26 Lintasan inti tendon PCI girder sistem balanced cantilever...90

Gambar 4.27 Konstruksi box girder sistem balanced cantilever ...96

Gambar 4.28 Segmen box girder ...99

Gambar 4.29 Lintasan inti tendon box girder sistem balanced cantilever ...104

Gambar 4.30 Ilustrasi erection box girder sitem balanced cantilever ...106

Gambar 4.31Desain konstruksi tumpuan sementara ...106

Gambar 4.32 Analisis kebutuhan profil rangka baja konstruksi tumpuan sementara ...107

Gambar 4.33 Bidang momen box girder tahap kantilever pada tumpuan pier tengah ...109

Gambar 4.34 Bidang momen box girder tahap kantilever pada tumpuan sementara ...110

Gambar 4.35 Bidang momen box girder sistem balanced cantilever ...122

Gambar 4.36 Konstruksi box girder sistem full span ...123

Gambar 4.37 Bidang momen box girder sistem full span ...124

Gambar 4.38 Lintasan inti tendon box girder sistem full span ...127

Gambar 4.39 Lintasan inti tendon PCI girder ...135


(20)

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur yang merupakan bidang sipil umumnya menggunakan berbagai konstruksi seperti beton bertulang, baja, kayu, dan bahan lainnya. Umumnya bangunan-bangunan besar membutuhkan dimensi konstruksi yang besar agar mengimbangi beban yang diterima. Dengan dimensi yang besar tentunya konstruksi sudah harus memikul beban yang cukup besar hanya akibat beban sendiri.

Kehadiran beton prategang menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Dalam konstruksi bangunan beton prategang memiliki kelebihan dibandingkan beton bertulang biasa. Dilihat dari segi dimensi, untuk bentang yang sama penampang beton prategang lebih kecil dibanding beton bertulang biasa. Hal ini mempengaruhi dalam hal penghematan bahan beton. Salah satu contoh, pada konstruksi bangunan jembatan untuk beton bertulang biasa sebagai girder

jembatan dibatasi pada panjang bentang tertentu. Dengan menggunakan girder

jembatan dari beton prategang maka dapat digunakan pada jembatan bentang panjang.

Dalam pelaksanaan pemasangan (erection) girder jembatan terdapat beberapa metode pelaksanaan pemasangan. Pada pelaksanaannya, terdapat dua sistem pada


(21)

2

erection girder jembatan yang umum digunakan. Sistem yang pertama, erection

girder jembatan dilakukan langsung satu bentang penuh pada tumpuan, atau biasa

disebut dengan sistem full span. Sistem yang kedua, erection girder jembatan dilakukan tiap segmen langsung pada tumpuan, dimana penggabungan antar segmen girder dilakukan di atas sehingga membentuk sistem kantilever, dan biasa disebut dengan sistem balanced cantilever.

Beberapa perlakuan sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan tersebut tentunya menimbulkan perbedaan perilaku struktur. Oleh karena itu, akan dilakukan analisis struktur girder jembatan berdasarkan tiap sistem pelaksanaan pemasangan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dilihat permasalahan yang akan dicoba untuk diselesaikan yaitu terkait adanya beberapa sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan sehingga menimbulkan perilaku struktur yang berbeda.

C. Batasan Masalah

Dalam hal ini masalah dibatasi pada hal-hal berikut.

1. Analisis perilaku girder jembatan akibat 2 sistem pelaksanaan pemasangan yaitu sistem full span dan sistem balanced cantilever.

2. Analisisstruktur girder jembatan dilakukan pada PCI girder dan box girder.

3. Menentukan lintasan tendon akibat perbedaan pelaksanaan pemasangan. 4. Menghitung tegangan yang terjadi pada girder jembatan.


(22)

3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan.

2. Menghitung tegangan pada penampang girder.

3. Menentukan lintasan tendon akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan.

2. Untuk mengetahui distribusi tegangan pada penampang girder.

3. Untuk mengetahui lintasan tendon akibat pelaksanaan pemasangan girder

jembatan.

4. Dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan pelaksanaan pemasangan girder jembatan.


(23)

33

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, karena hasil penelitian yang dilakukan berupa angka atau bilangan yaitu merupakan hasil analisis perilaku struktur suatu girder beton prategang. Peneliti menggunakan pendekatan tersebut dikarenakan akan melakukan perbandingan terhadap hasil penelitian, sehingga dengan angka atau bilangan lebih mudah.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya penelitian. Dalam hal ini, penelitian dilakukan di daerah Bandar Lampung.

C. Data Penelitian

Data penelitian menjelaskan mengenai objek yang akan diteliti. Objek dari penelitian ini yaitu PCI girder dan box girder. Untuk data PCI girder yang digunakan diambil dari proyek fly over Jl. Gajah Mada – Jl. Hi. Juanda, Bandar Lampung. Sedangkan untuk data box girder yang digunakan diambil dari proyek


(24)

34


(25)

35

Tabel 3.1 Tata letak tendon PCI girder

No. Tendon

No PC Strand Dia. 12,7 mm

Camble Coor

Profil (mm) Anchor Angle

Distance From Beam Edge (mm)

Edge Middle 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 15300

1 12 X 1400 200 8,71 1125 868 652 479 347 257 209 200

2 12 Y 1100 100 7,27 871 656 477 332 222 147 107 100

X 0 -150 0 0 0 0 0 -41 -82 -123 -150

3 12 Y 800 100 -36,66 724 561 424 310 221 156 116 103

X 0 150 0 0 0 0 41 82 123 150

4 12 X 250 100 -14,04 234 199 169 145 126 112 103 101


(26)

36

Gambar 3.2 Data box girder

T7 T8

POTONGAN ~ 4

SKALA 1 : 50 6.30 0.35

1.69 1.25 2.05 5.35

0.20 1.40

0.200.200.300.300.200.20 1.80 0.25 0.50 0.25 0.25 0.20 0.15

CL BOX GIRDER 17.00 2.0 % 2.0 %

W2 W1 T6

POTONGAN ~ 5

SKALA 1 : 50 6.30 0.35

1.69 1.25 2.05 5.35

0.25 0.25

0.251.060.70

W2 W1 W2 W1 T1 T2 T3 T5 T4 T6

W1 W2 0.44 T6 0.25 B6 0.250.25 B4 B3 0.20 B4 B3 B6 B6 B8 0.20 0.05 B6 B8 T8 T8 45,00 45,00

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B5 B4 B3 B2 B1 B7 B8 B9 B10 B11 B11 B10 B9 B8 B7

11 25 325 589 2050 13 36 15 50 17 00 325 15 0 300

18,00 27,00 27,00 18,00

15 0 300 11 25 325 150 1500 2500 1500 1500 1500 5000 5000 1500 1500 1500 2500 1500

T6 T5 T4 T3 T2+T8 T1+T7 700 10 60

1 2 3 4

5

SKEMATIK TENDON

CL BOX GIRDER 0.50 0.25

3.50 3.50

1.00

3.50 3.50

17.00 2.0 % 2.0 %

W1 W2

POTONGAN ~ 1

SKALA 1 : 50 6.30 0.35

1.69 1.25 2.05 5.35

W1 W2 1.12 0.32 0.25 0.47 0.50

CL BOX GIRDER

2.0 % 2.0 %

B1 B2 W1 W2

POTONGAN ~ 2

SKALA 1 : 50 6.30 0.35

1.69 1.25 2.05 5.35

0.72 0.56 0.79 0.25 B5 0.25 0.25 0.25 B1B2 B5 0.15 0.40 0.25 0.30 0.31

CL BOX GIRDER 17.00 2.0 % 2.0 %

B1 B2 B3 B4 B5 B7

W2 W1

0.50

POTONGAN ~ 3

SKALA 1 : 50 6.30 0.35

1.69 1.25 2.05 5.35

B1B2 B3 B4 B5 B7 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.15 0.15 W2 W1 0.25 0.25 0.25 0.50

CL BOX GIRDER 17.00 2.0 % 2.0 %

0.50

W2 W1T1 T2 T3 T5 T4 T6 T7 T8


(27)

37

Tabel 3.2 Tata letak tendon box girder

No. Tendon

Jumlah strand dia.15,2 mm

Jarak dari tepi (mm) 0 18000 45000

W1 44 1450 300 2050

W2 44 1125 150 1900

B1 44 - 150 -

B2 44 - 150 -

B3 44 - 150 -

B4 44 - 150 -

B5 44 - 150 -

B6 44 - 150 -

B7 44 - 150 -

B8 44 - 150 -

T1 44 - - 2050

T2 44 - - 2050

T3 44 - - 2050

T4 44 - - 2050

T5 44 - - 2050

T6 44 - - 2050

T7 44 - - 2050


(28)

38

D. Prosedur Penelitian

Berikut prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini : 1. Menyiapkan data penelitian.

2. Melakukan studi literatur.

3. Mengolah data penelitian untuk digunakan pada perhitungan, diantaranya : a. Menghitung pembebanan.

b. Menghitung titik berat penampang, luas penampang, dan inersia penampang girder.

4. Melakukan analisis struktur girder beton prategang pada PCI girder dan box

girder akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan :

a. Menentukan lintasan tendon. b. Menghitung gaya prategang. c. Menghitung kehilangan prategang.

d. Menghitung tegangan pada penampang girder.

5. Menyimpulkan bagaimana perbedaan perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan.


(29)

39

E. Kerangka Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada flow chart

berikut:

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian Mulai

Penyiapan data

Analisis struktur Menentukan lintasan tendon Menghitung gaya prategang Menghitung tegangan

Sistem full span

(PCI girder dan box girder)

Sistem balanced cantilever

(PCI girder dan box girder)

Perbandingan perilaku girder

Perbedaan lintasan tendon

Pembahasan

Selesai Studi literatur


(30)

139

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan yaitu pada lintasan inti tendon. 2. Pada sistem full span, posisi inti tendon sebagian besar terletak di bawah garis

netral penampang, sedangkan pada sistem balanced cantilever, posisi inti tendon selain di bawah garis netral penampang juga terdapat di atas garis netral.

3. Perbedaan lintasan inti tendon diakibatkan perbedaan posisi inti tendon pada tiap titik yang dipengaruhi oleh momen yang terjadi pada struktur girder. 4. Pada sistem full span, konstruksi girder jembatan didesain dalam satu

bentang dengan tumpuan sendi – rol, sedangkan pada sistem balanced

cantilever, konstruksi girder jembatan didesain sebagai bentang menerus.

Sehingga dari perbedaan desain konstruksi tersebut mengakibatkan perbedaan momen yang terjadi pada struktur girder.

5. Pada sistem balanced cantilever, pemberian prategang yaitu pada dua tahap, tahap kantilever dan tahap menerus. Pada tahap kantilever pemberian prategang dilakukan terhadap temporary tendon, dan pada tahap menerus terhadap tendon utama.


(31)

140

6. Secara analisis struktur kedua sistem pelaksanaan pemasangan girder

jembatan tersebut aman untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis bahwa tegangan maksimum yang terjadi pada penampang girder baik saat transfer ataupun saat layan lebih kecil dari tegangan izin.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan analisis perhitungan terhadap struktur girder sebelum dilakukannya erection sebagai kontrol tegangan yang terjadi pada penampang

girder baik saat transfer maupun saat layan.

2. Dalam hal penentuan sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan yang efektif sebaiknya tidak hanya dilihat dari segi analisis struktur, tetapi juga dapat dianalisis dari segi pelaksanaan, pemakaian alat, biaya, waktu, dan sebagainya.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. PERENCANAAN JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI MENGGUNAKAN

BOX GIRDER PRATEKAN DENGAN BENTANG TIDAK SIMETRIS.

(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27397-3107100703-Paper.pdf) Hardwiyono, S., dkk. 2013. Perencanaan Ulang Struktur Atas Jembatan Gajah

Wong Yogyakarta dengan Menggunakan Box Girder. Semesta Teknika.

Yogyakarta.

Ilham, Noer. 2008. PERHITUNGAN BALOK PRATEGANG (PCI – GIRDER) JEMBATAN SRANDAKAN KULON PROGO D.I. YOGYAKARTA. MNI-EC. Yogyakarta

Ilham, Noer. 2008. PERHITUNGAN BOX GIRDER BETON PRESTRESS

GEJAYAN FLY OVER, YOGYAKARTA. MNI-EC. Yogyakarta

Lin, T. Y. & Burns, Ned. H. 2000. DESAIN STRUKTUR BETON PRATEGANG.

Binarupa Aksara. Jakarta.

Masnul, Cut Retno. 2009. ANALISA PRESTRESS (POST-TENSION) PADA

PRECAST CONCRETE U GIRDER “Studi Kasus Pada Jembatan Flyover

Amplas”. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil USU. Sumatra Utara

Nawy, Edward G; alih bahasa, Bambang Suryoatmono. 2001. BETON

PRATEGANG SUATU PENDEKATAN MENDASAR. Erlangga. Jakarta

Sebayang, Surya. 2000. Diktat Ajar Beton Prategang. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sholeh, M Nur. 2013.

Sistem Kantilever (Balance Cantilever) Pada

Jembatan. (

http://nursholeh-sipil.blogspot.com/2013/10/sistem-kantilever-balance-cantilever.html

)

Standard Nasional Indonbesia (SNI). 2005. Standar Pembebanan untuk Jembatan

(RSNI T-02-2005). Puslitbang Prasarana Transpoortasi.

(

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/135815074?e

xtension=pdf&ft=1406698618&lt=1406702228&user_id=249575


(33)

Standard Nasional Indonbesia (SNI). 2009. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton

untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Cetakan kedua.

ITSPRESS. Surabaya.

Sutarja, Nyoman. 2008. PENGARUH RANGKAK, SUSUT, DAN RELAKSASI BAJA TERHADAP LENDUTAN BALOK JEMBATAN KOMPOSIT

BETON PRATEGANG. Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana.

Denpasar.

Universitas Lampung. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas


(1)

D. Prosedur Penelitian

Berikut prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini : 1. Menyiapkan data penelitian.

2. Melakukan studi literatur.

3. Mengolah data penelitian untuk digunakan pada perhitungan, diantaranya : a. Menghitung pembebanan.

b. Menghitung titik berat penampang, luas penampang, dan inersia penampang girder.

4. Melakukan analisis struktur girder beton prategang pada PCI girder dan box girder akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan :

a. Menentukan lintasan tendon. b. Menghitung gaya prategang. c. Menghitung kehilangan prategang.

d. Menghitung tegangan pada penampang girder.

5. Menyimpulkan bagaimana perbedaan perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan.


(2)

39

E. Kerangka Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada flow chart berikut:

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian Mulai

Penyiapan data

Analisis struktur Menentukan lintasan tendon Menghitung gaya prategang Menghitung tegangan

Sistem full span (PCI girder dan box girder)

Sistem balanced cantilever (PCI girder dan box girder)

Perbandingan perilaku girder Perbedaan lintasan tendon

Pembahasan

Selesai Studi literatur


(3)

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan yaitu pada lintasan inti tendon. 2. Pada sistem full span, posisi inti tendon sebagian besar terletak di bawah garis

netral penampang, sedangkan pada sistem balanced cantilever, posisi inti tendon selain di bawah garis netral penampang juga terdapat di atas garis netral.

3. Perbedaan lintasan inti tendon diakibatkan perbedaan posisi inti tendon pada tiap titik yang dipengaruhi oleh momen yang terjadi pada struktur girder. 4. Pada sistem full span, konstruksi girder jembatan didesain dalam satu

bentang dengan tumpuan sendi – rol, sedangkan pada sistem balanced cantilever, konstruksi girder jembatan didesain sebagai bentang menerus. Sehingga dari perbedaan desain konstruksi tersebut mengakibatkan perbedaan momen yang terjadi pada struktur girder.

5. Pada sistem balanced cantilever, pemberian prategang yaitu pada dua tahap, tahap kantilever dan tahap menerus. Pada tahap kantilever pemberian prategang dilakukan terhadap temporary tendon, dan pada tahap menerus terhadap tendon utama.


(4)

140

6. Secara analisis struktur kedua sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan tersebut aman untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis bahwa tegangan maksimum yang terjadi pada penampang girder baik saat transfer ataupun saat layan lebih kecil dari tegangan izin.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan analisis perhitungan terhadap struktur girder sebelum dilakukannya erection sebagai kontrol tegangan yang terjadi pada penampang girder baik saat transfer maupun saat layan.

2. Dalam hal penentuan sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan yang efektif sebaiknya tidak hanya dilihat dari segi analisis struktur, tetapi juga dapat dianalisis dari segi pelaksanaan, pemakaian alat, biaya, waktu, dan sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. PERENCANAAN JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI MENGGUNAKAN BOX GIRDER PRATEKAN DENGAN BENTANG TIDAK SIMETRIS. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27397-3107100703-Paper.pdf) Hardwiyono, S., dkk. 2013. Perencanaan Ulang Struktur Atas Jembatan Gajah

Wong Yogyakarta dengan Menggunakan Box Girder. Semesta Teknika. Yogyakarta.

Ilham, Noer. 2008. PERHITUNGAN BALOK PRATEGANG (PCI – GIRDER) JEMBATAN SRANDAKAN KULON PROGO D.I. YOGYAKARTA. MNI-EC. Yogyakarta

Ilham, Noer. 2008. PERHITUNGAN BOX GIRDER BETON PRESTRESS GEJAYAN FLY OVER, YOGYAKARTA. MNI-EC. Yogyakarta

Lin, T. Y. & Burns, Ned. H. 2000. DESAIN STRUKTUR BETON PRATEGANG. Binarupa Aksara. Jakarta.

Masnul, Cut Retno. 2009. ANALISA PRESTRESS (POST-TENSION) PADA PRECAST CONCRETE U GIRDER “Studi Kasus Pada Jembatan Flyover

Amplas”. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil USU. Sumatra Utara

Nawy, Edward G; alih bahasa, Bambang Suryoatmono. 2001. BETON PRATEGANG SUATU PENDEKATAN MENDASAR. Erlangga. Jakarta Sebayang, Surya. 2000. Diktat Ajar Beton Prategang. Jurusan Teknik Sipil

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sholeh, M Nur. 2013.

Sistem Kantilever (Balance Cantilever) Pada

Jembatan.

(http://nursholeh-sipil.blogspot.com/2013/10/sistem-kantilever-balance-cantilever.html)

Standard Nasional Indonbesia (SNI). 2005. Standar Pembebanan untuk Jembatan (RSNI T-02-2005). Puslitbang Prasarana Transpoortasi. (http://www.scribd.com/document_downloads/direct/135815074?e

xtension=pdf&ft=1406698618&lt=1406702228&user_id=249575

230&uahk=VSeOsCUHNUYSMLdURDtc3XrSOGw)


(6)

Standard Nasional Indonbesia (SNI). 2009. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Cetakan kedua. ITSPRESS. Surabaya.

Sutarja, Nyoman. 2008. PENGARUH RANGKAK, SUSUT, DAN RELAKSASI BAJA TERHADAP LENDUTAN BALOK JEMBATAN KOMPOSIT BETON PRATEGANG. Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana. Denpasar.

Universitas Lampung. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Unila Offset. Bandar Lampung.