Manusia sebagai kholifah di bumi ini har

Tugas Manusia Di Muka Bumi
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Qs. Al-Baqarah;30)
Manusia sebagai kholifah di muka bumi ini haruslah dapat menjaga dan
memanfaatkan segala apa yang dianugrahkan oleh Allah. Tidaklah sesuka hati dalam
mengolah apa yang sudah dianugrahkan. Manusia diciptakan Allah dengan penuh
kesempurnaan dan kelebihan-kelebihan maka untuk mengembangkan segala potensi manusia
sudah sewajibnyalah dan sepantasnya melakukan segala daya upaya untuk mengembangkan
potensinya itu, antara lain mencari pengetahuan.
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna yang mana segala
kelebihan dan segala potensi dianugrahkan oleh Allah untuk hambanya. Nikmat dan anugrah
Allah sangat besar sekali kepada manusia bahkan siapa yang mau bersyukur atas nikmat dan
karuniaanya, maka Allah akan menambah kenikmatan dan karunia itu padanya.
Salah satu nikmat anugrah yang diberikan kepada manusia oleh Allah, di berinya
manusia akal untuk berfikir dengan akalnya dapat membedakan dengan makhluk yang lain
dan manusia juga yang menjadi khalifah di muka bumi ini, sebagai pemimpin di tuntut untuk
mencari ilmu dari sejak lahir sampai keliang lahat, tidak hanya ilmu saince saja yang dititik

beratkan kepada manusia, melainkan ilmu sari’at juga harus dikuasai, karena pada hakikatnya
keduanya penting bagi kehidupan manusia di dunia dan akherat, maka untuk itu keduanya
harus seimbang.
Manusia mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan serta memiliki
kemampuan untuk berkembang dan membentuk dirinya sendiri. Bukan saja dengan akal
manusia bisa dididik dan mendidik, akal juga mempunyai fungsi yang strategis yaitu
pengumpulan ilmu pengetahuan dan memecahkan persoalan-persoalan yang kita hadapi.
Dalam hubungan akal dengan fungsi-fungsi jiwa manusia tersebut, maka akal dapat
menghasilkan hal-hal yang bermanfaat yaitu:

1. Akal dapat menghasilkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat
manusia.
2. Akal dapat menuntun manusia dalam mencari jalan-jalan yang benar dan baik.
3. Akal dapat membentuk disiplin terhadap tenaga-tenaga kepribadian yang lebih rendah
(tenaga-tenaga jasmaniah, karsa dan rasa)
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut di atas, diharapkan potensi manusia
dapat tumbuh dan berkembang serta dapat merealisasikan pemahaman kepada Allah dalam
kehidupan manusia seoptimal mungkin, baik secara individual maupun secara sosial sehingga
manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tugas hidup manusia

Manusia sebagai kholifah dimuka bumi ini memiliki kewajiban menjaga segala yang
ada di dunia ini dengan sebaik mungkin dan tidak merusak apa yang telah dianugrahkan
kepada manusia. Fungsi keberadaan manusia di dunia adalah untuk melaksanakan tugas
yaitu membangun dan mengolah alam sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan kehendak
Tuhan itu tergambar dalam kitap suci yang diturunkan dan harus digali nilai-nilainya oleh
manusia agar dapat menyesuaikan perkembangan sosial budaya dengan nilai-nilai kitap suci
yang ada. Maka tugas manusia ini dibagai menjadi dua yaitu Abdullah dan Kholifah Allah.

1. Tugas manusia sebagai hamba Allah
Menilik peran dan tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah, dalam konteks Abdullah
ini manusia merupakan pengemban amanah dari Rabb-Nya dalam arti: memelihara beban,
tugas-tugas kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan sebaik
mungkin. Sesuai dengan tugas manusia sebagai Abdullah ialah hamba Allah.
Tugas hidup manusia sebagai ’abdullah bisa difahami dari firman Allah dalam Q.S.
Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”. Makna “mengabdi” dalam ayat Quran tersebut mengandung
kata perintah kepada manusia agar manusia selalu mengabdi kepada Rabb-Nya dengan
ketaqwaan dan keimanan. Maka sudah jelaslah makna Abdullah sebagai hamba Allah bahwa
manusia diciptakan untuk mengabdi kepada Rabb-Nya .


2. Manusia sebagai khalifah Allah.
Merujuk kepada diciptakannya Manusia sebagai khalifah Allah, sesuai dengan arti
dari firman Allah yang terdapat pada Q.S. al-Baqarah: 30: ”Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Manusia adalah makhluk yang termulia di antara makhluk-makhluk yang lain dan ia
telah dijadikan oleh Allah dalam sebaik-baik bentuk, baik fisik maupun psikhisnya (Q.S. alTin: 5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial akal dan potensi-potensi dasar (fitrah)
yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses
pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai
khalifah Allah di muka bumi.
Tugas-tugas kekhalifahan yang dianugrahkan Allah kepada manusia tersebut
menyangkut: tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri; tugas kekhalifahan dalam keluarga
atau rumah tangga; tugas kekhalifahan dalam masyarakat; dan tugas kekhalifahan terhadap
alam.
Dari berbagai uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manusia
sebagai makhluk Allah ialah harus mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu
menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi. Manusia sebagai makhluk Allah

mempunyai dua tugas utama, yaitu:
1. Sebagai ’abdullah, yakni hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala
aturan dan KehendakNya serta mengabdi hanya kepadaNya dengan ketaqwaan yang
sebenar-benarnya.
2. Sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan
terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, dalam masyarakat, dan tugas
kekhalifahan terhadap alam, memanfaatkan dan mengolah apa yang ada di dunia ini
dengan sebaik-baiknya dan tidak membuat kerusakan.