136
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
Gambar 3-6. Proses mastering
Gambar 3-7. Pemutar piringan hitam
Gambar 3-8. Tape recorder
bass yang terlalu over dll, pengaturan gain untuk mencapai gain yang maksimal tetapi tidak overcompression -12dB untuk pop, -10 dB
untuk rock dsb. Jika proses standarisasi tidak bisa tercapai karena bost dan cut pada proses mixing terlalu besar maka harus dilakukan
mixing ulang.
Proses yang terakhir adalah Mastering. Mastering merupakan proses secara keseluruhan meliputi peletakan track, penentuan
marker, penataan fade in fade out. Mastering juga
bertanggung jawab
perpindahan antar lagu agar diantara lagu yang
diproduksi terkesan satu produk. Hasil akhir dari
proses mastering adalah Master yang akan dikopi
dan
diproduksi secara
masal
3.2 Proses Perekaman
Saat ini, “Analog” merupakan satu-satunya jenis rekaman yang dilakukan kebanyakan musisi. Kemampuan yang luas dari alat rekam
DAT, Alesis ADAT 8 trek, Tascam DA-88 8 trek dan perekam hard disk seperti Emu Darwin, Akai dan Vestax telah merubah situasi ini.
Tetapi prosesnya sama meskipun ada perbedaan teknikal dan spesifikasi format.
3.2.1 Proses Perekaman Analog
Peralatan perekaman
analog menggunakan sebuah tape plastik yang
dilapisi dengan
partikel-partikel magnet bergerak melintasi head perekam magnet
dengan kecepatan yang konstan untuk merekam dan memutar ulang.
Selalu ada
sebuah head
penghapus, pada jalur tape, untuk menghapus dan mengatur kembali
partikel-partikel sebelum
menyentuh head rekam. Pada
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
137
Gambar 3-9. Studio rekaman digital
mesin dua head terdapat satu head untuk merekam maupun playback. Disain tiga head mempunyai satu head untuk merekam,
sinkronisasi sync head dan yang lain untuk playback. Mesin-mesin profesional mempunyai tiga head.
Ada keterbatasan banyaknya sinyal partikel tape dapat serap dan produksi ulang. Dua buah parameter berkaitan dengan
memaksimalkan kemampuan tape untuk merekam dan playback adalah kecepatan tape dan bias. Pada kecepatan yang lebih cepat,
lebih banyak sinyal yang diberikan, dengan kata lain lebih banyak partikel yang terekam. Kebanyakan perekam multitrack analog
profesional bekerja pada 30 ips inches per second inch per detik. Sinyal frekuensi tinggi, 100Khz atau lebih, jauh lebih tinggi dari yang
manusia sanggup dengar, ketika direkam bersama sinyal normal, partikel magnet bekerja lebih baik untuk menghasilkan frekuensi-
frekuensi yang lebih tinggi.
pada proses yang komplex banyak kemungkinan terjadi kesalahan. Mesin tape harus secara mekanis dan elektronik diatur
pada spesifikasi yg sangat akurat. Pertama, untuk memastikan bahwa secara fisik memungkinkan tape secara lembut berbalik shuttle,
rewind atau forward. Meskipun formula tape berkembang sangat pesat, problem mekanik dapat merusak tape karena meregang atau
mengusutkan. Tidak ada yang dapat memperbaiki kesalahan ini. Problem lain termasuk kehilangan partikel kaset, dinamakan
“shedding”penghancuran, fluktuasi cepat yang memproduksi “wow and flutter” dan kaset yang tidak layak untuk kontak dengan head.
Lebih jauh lagi, elektronik harus merekam sinyal input dan melakukan plyback dengan baik. Inilah mengapa tonefrekuensi pada
kaset master anda menjadi sangat penting. Frekuensi tone dibutuhkan untuk
mengatur secara
elektronik pada mesin tape sehingga ketika bekerja pada
studio yang berbeda, tape terdengar sama seperti yang
diingat.
Ketika semua
parameter diatur secara benar, dapat didengarkan kembali apa
yang telah
direkam sebelumnya.
3.2.2 Proses Perekaman Digital