13 Keterbukaan  diri  cenderung  bersifat  timbal  balik  dan  menjadi  semakin
mendalam selama hubungan komunikasi berlangsung. Hubungan yang baik dapat terbina  bila  seseorang  mau  mengungkapkan  reaksi  terhadap  kejadian  yang
dialami. Orang lain akan mengenal diri seseorang bila orang tersebut mau terbuka. Menurut Johnson dalam Supratiknya, 1995 menyatakan bahwa keterbukaan
diri  adalah  mengungkapkan  reaksi  atau  tanggapan  terhadap  sesuatu  yang  sedang dihadapi  serta  memberikan  informasi  tentang  masa  lalu  yang  relevan  atau  yang
berguna untuk memahami tanggapan dimasa kini. Menurut Mulyana, keterbukaan diri juga diartikan membeberkan informasi tentang diri sendiri dalam Nurmawati,
2005.  Sedangkan  menurut  DeVito  1997  pengungkapan  diri  adalah  jenis komunikasi dimana kita  mengungkapkan  informasi tentang diri kita sendiri  yang
biasanya kita sembunyikan.
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  keterbukaan  diri  menurut  DeVito  1997 adalah sebagai berikut :
a. Besar Kelompok
Pengungkapan diri  lebih  banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang dalam  kelompok  besar.  Diad  kelompok  yang  terdiri  atas  dua  orang
merupakan  lingkungan  yang  paling  cocok  untuk  pengungkapan  diri. Dengan  satu  pendengar,  pihak  yang  melakukan  pengungkapan  diri  dapat
meresapi  tanggapan  dengan  cermat.  Dengan  dukungan  atas  ketiadaan dukungan  ini,  orang  dapat  memantau  pengungkapan  diri  ini,
meneruskannya  jika  situasinya  mendukung  dan  menghentikannya  jika situasi  tidak  mendukung.  Bila  ada  lebih  dari  satu  orang  pendengar,
pemantauan seperti ini menjadi sulit, karena tanggapan yang muncul pasti berbeda dari pendengar yang berbeda.
b. Perasaan menyukai
Kita  membuka  diri  kepada  orang-orang  yang  kita  sukai  atau  cintai,  dan kita tidak akan membuka diri kepada orang yang tidak kita sukai Derlega
14 dkk.,  1987.  Ini  tidak  mengherankan,  karena  orang  yang  kita  sukai  dan
barangkali  menyukai  kita  akan  bersikap  mendukung  dan  positif.  Periset pengungkapan  diri  John  Berg  dan  Richard  Archer  1983  melaporkan
bahwa  tidak  saja  kita  membuka  diri  kepada  mereka  yang  kita  sukai,  kita juga  tampaknya  menjadi  suka  kepada  mereka  terhadap  siapa  kita
membuka  diri.  Kita  juga  membuka  diri  lebih  banyak  kepada  orang  yang kita percayai Wheeles dan Grotz, 1977.
c. Efek diadik
Kita  melakukan  pengungkapan  diri  bila  orang  yang  bersama  kita  juga melakukan  pengungkapan  diri.  Efek  diadik  ini  barangkali  membuat  kita
merasa lebih aman dan, nyatanya, memperkuat perilaku pengungkapan diri kita  sendiri.  Berg  dan  Archer  1983  melaporkan  bahwa  pengungkapan
diri  menjadi  lebih  akrab  bila  itu  dilakukan  sebagai  tanggapan  atas pengungkapan diri orang lain.
d. Kompetensi
Orang  yang kompeten  lebih  banyak  melakukan dalam pengungkapan diri ketimbang  orang  yang  kurang  kompeten.  “Sangat  mungkin,”  kata  James
McCroskey  dan  Lawrence  Wheeles  1976,  “bahwa  mereka  yang  lebih kompeten  juga  merasa  diri  mereka  memang  lebih  kompeten,  dan
karenanya  mempunyai  rasa  percaya  diri  yang  diperlukan  untuk  lebih memanfaatkan  pengungkapan  diri.  Atau,  lebih  mungkin  lagi,  orang  yang
kompeten barangkali memiliki lebih banyak hal positif tentang diri mereka sendiri untuk diungkapkan ketimbang orang-
orang yang tidak kompeten.” e.
Kepribadian Orang-orang  yang  pandai  bergaul  sociable  dan  ekstrovert  melakukan
pengungkapan  diri  lebih  banyak  ketimbang  mereka  yang  kurang  pandai bergaul  dan  lebih  introvert.  Perasaan  gelisah  juga  mempengaruhi  derajat
pengungkapan diri. Rasa gelisah adakalanya meningkatkan pengungkapan diri kita dan kali lain menguranginya sampai batas minimum. Orang yang
kurang  berani  bicara  pada  umumnya  juga  kurang  mengungkapkan  diri ketimbang mereka yang merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi.
f. Topik
Kita lebih cenderung membuka diri tentang topik tertentu ketimbang topik yang  lain. Sebagai  contoh, kita  lebih  mungkin  mengungkapkan  informasi
diri  tentang  pekerjaan  atau  hobi  kita  ketimbang  tentang  kehidupan  seks atau  situasi  keuangan  kita  Jourard,  1968,  1971a.  Kita  juga
mengungkapkan  informasi  yang  bagus  lebih  cepat  ketimbang  informasi yang  kurang  baik.  Umumnya,  makin  pribadi  dan  makin  negatif  suatu
topik, makin kecil kemungkinan kita mengungkapkannya.
g. Jenis kelamin
Faktor  terpenting  yang  mempengaruhi  pengungkapan  diri  adalah  jenis kelamin.  Umumnya,  pria  lebih  kurang  terbuka  ketimbang  wanita.  Judy
Pearson  1980  berpendapat  bahwa  peran  seks-lah  sex  role  dan  bukan jenis kelamin dalam arti biologis yang menyebabkan perbedaan dalam hal
pengungkapan  diri  ini.  “Wanita  yang  maskulin,”  misalnya  kurang
15 membuka  diri  ketimbang  wanita  yang  nilai  dalam  skala  maskulinitasnya
renda h.  Selanjutnya,  “pria  feminin”  membuka  dirinya  lebih  besar
ketimbang  pria  yang  nilai  dalam  skala  femininitasnya  lebih  rendah.  Pria dan wanita juag mengemukakan alasan yang berbeda untuk penghindaran
mereka terhadap pengungkapan diri.
Dalam keterbukaan diri terdapat dua aspek  yaitu  keterbukaan  seeorang pada orang  yang  diajak  berinteraksi.  Hal  ini  bukan  berarti  seseorang  harus
menceritakan  semua  latar  belakang  kehidupannya.  Tetapi  yang  penting  adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum. Dari sini orang lain
akan  mengetahui  pendapat,  pikiran  dan  gagasan.  Aspek  kedua  dari  keterbukaan diri  menunjuk  pada  kemauan  serta  memberikan  tanggapan  terhadap  orang  lain
dengan  jujur  dan  terus  terang  terhadap  segala  sesuatu  yang  dikatakan.  Semikian pula  sebaliknya,  jika  orang  lain  memberi  tanggapan  terhadap  orang  lain  dengan
jujur  dan  terus  terang  terhadap  segala  sesuatu  yang  dikatakan.  Demikian  pula sebaliknya,  jika  orang  lain  memberikan  tanggapan  secara  jujur  dan  terbuka
tentang  segala  sesuatu  yang  dikatakan  maka  seseorang  harus  bisa  menerimanya. Disini  keterbukaan  diri  diperlihatkan  dengan  cara  memberikan  tanggapan  secara
spontan dan reaksi terhadap komunikasi dan umpan balik orang lain.
2.2.3 Karakterisik Individu Yang Mampu Mengungkapkan Diri