PERANCANGAN INCUBATOR MODEL TRIPLE HELIX...
Eddi Indro Asmoro
13
ABSTRACT
Growth in Indonesias economy is supported by the small industries and medium enterprises SMEs. While the problems of SMEs categorized into external and internal problems, in general, is
the problem of knowledge. Even the role of government according to some researchers, in Indonesia in the development and empowerment of SMEs are less significant plus international commitments in
free trade are required to make rapid changes due to product life cycles are getting shorter.
Triple helix system, according to some researchers can enhance economic growth in a country. Where the triple helix system emphasizes continuous collaboration, with synergies that laid the
foundation problems in the function. Triple helix system is a collaboration between industry, universities and the government to lay the issues dealt with by the right theoretically. In fact
according to some researchers put the importance of open innovation paradigm on the product. The paradigm of open innovation breakthroughs that will give benefits to the collaboration system.
In the design of the mechanism is added as an incubator of technical means of learning the triple helix collaboration system. Litelatur-litelatur used an empirical study to support the triple helix
system design system.
Keywords : SMEs,
joint venture
,
knowledge transfer
,
technology transfer
,
and triple helix
system
1. PENDAHULUAN
Komitmen internasional dalam perdagangan bebas dan perkembangan sosial-ekonomi domestik menyebabkan kompleksitas tuntutan harus berubah cepat. Kebutuhan
knowledge
sangat penting dalam gerak perekonomian dengan siklus umur produk semakin cepatpendek. Disebabkan laju perekonomian sangat cepat, bagi mereka yang tidak belajar, beradaptasi dan
mengikuti perubahan dari waktu ke waktu akan tertinggal. Karena dengan
knowledge
yang baik, industri dapat memproduksi barang dan jasa berdasarkan keinginan pasar.
PERANCANGAN INCUBATOR MODEL TRIPLE HELIX UNTUK EFEKTIVITAS PROSES KNOWLEDGE TRANSFER SEBAGAI
STRATEGI PENGEMBANGAN IKM
Oleh Eddi Indro Asmoro Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Industri ITS
Email : asmoro_tiyahoo.com Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc.Staf Pengajar Teknik Industri ITS
H. Hari Supriyanto, Ir., MSIE Staf Pengajar Teknik Industri ITS
14
|
Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Perekonomian di Indonesia ditunjang oleh industri salah satunya industri kecil dan menengah IKM, karena IKM memiliki jumlah unit usaha sangat banyak, meyerap tenaga kerja
masyarakat sekitar, nilai ekspor tinggi, ragam produk sangat banyak, sumber pendapatan bagi masyarakat luas, keuntungan dapat digunakan langsung dan kebanyakan modal mandiri.
Tetapi kendala terbesar hampir dimiliki IKM pada semua lini permasalahan internal dan eksternal tentang keterbatasan yang mendasar, yaitu
knowledge
. Sehingga efektivitas proses
knowledge transfer
merupakan faktor kunci keberhasilan dalam peningkatan dan perkembangan industri di Indonesia. Industri membutuhkan
knowlede
salah satunya adalah industri kecil menengah IKM. Karena permasalahan dasar pada IKM terletak pada
penguasaan
knowledge,
sedangkan permasalahan IKM diklasifikasikan pada kondisi internal dan eksternal Deperindag 2006, 2007, 2008. Peran
knowledge
sangat penting dalam menjembatani proses perubahan tersebut, dan
knowledge
merupakan penghasil
innovation technology serta innovation technology
meningkatan pengembangan dan pertumbuhan industri
Martin Scott, 2000; Siegel Zervos, 2002 dalam D’Este, 2007. Peranan IKM sendiri di Indonesia memberikan kontribusi pada pemerintah bisa dilihat dari jumlah unit
IKM 3.554.760 yang dapat menyerapan tenaga kerja sebesar 7.763.768 orang dan memiliki nilai ekspor 10,5 miliar sekaligus mampu menciptaan lapangan kerja dan sumber pendapatan
masyarakat serta beberapa IKM pada kondisi krisis ekonomi tahun 1997 sangat kuat dan tahan banting Laporan pengembangan sektor industri Tahun 2008. Setiawan pada tahun
2004 melakukan penelitian tentang program pemberdayaan dan pembinaan IKM oleh pemerintah hasilnya program pemberdayaan dan pembinaannya tidak maksimal dan
merekomendasikan strategi pengembangan IKM, secara fleksibel dengan mempertimbangkan faktor kondisi alam, keunikan, potensi asli daerah dan keterkaitan antar daerah. Tambunan
pada tahun 2009 juga melakukan penelitian tentang
competitive advantage,
hasil dari program pemberdayaan dan pembinaan pada IKM yang telah dilakukan oleh pemerintah dan non
pemerintah hasilnya masih sangat lambat, karena IKM tidak memiliki kemampuan
competitive advantage.
Keterbatasan
knowledge
pada IKM bisa dijembatani oleh peran perguruan tinggi dan peran pemerintah. Sistem
triple helix
merupakan sinergi kolaborasi positif dalam tiga pihak tersebut. Secara teoritis bisa dilihat berdasarkan PT mempunyai peranan penting dalam
masyarakat sebagai produsen dan transmisi pengetahuan
knowledge transfer
. Kedua PT dapat mencakup ketiga misi pembangunan ekonomi pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat Mansfield, 1995; Branscomb
et. al.
, 1999; Etzkowitz Leydesdorff, 2000; Leydesdorff Meyer, 2003 dalam D’Este, 2007. Perancangan ini menekankan pada
efektivitas proses
knowledge transfer
yang kontinyu dengan
technology transfer
. Kontinyuitas yang dimaksud mendasarkan inisiatif strategi praktis pada model Bozeman 2000 untuk
menjadikan solusi pada IKM, PT dan visi dan misi pemerintah sebagai langkah terobosan
innovation technology
, dimana model meniurut Chesbrough 2008 adalah sebuah produk kebijakan pemerintah. Perancangan ini merupakan perancangan kualitatif karena
menggambarkan perilaku-perilaku sosial dalam masyarakat. Hasil harapan perancangan ini akan memberikan konsep model yang tepat dalam
efektivitas proses
knowledge transfer
yang kontinyu dengan sistem
triple helix
. Harapan lain
PERANCANGAN INCUBATOR MODEL TRIPLE HELIX...
Eddi Indro Asmoro
15
bila dilakukan penelitian lebih lanjut akan mengetahui faktor-faktor efektivitas proses
knowledge transfer
dalam sistem
triple helix
. Kesimpulan yang diharapkan dengan mengetahui konsep model
triple helix
akan menjadikan arahan dalam penentuan peningkatan perekonomian dalam strategi inisiatif
innovation technology
.
2. TUJUAN DAN MANFAAT