Komponen Kimia Fraksi Polar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens)

KOMPONEN KIMIA FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOL
BUAH SINYO NAKAL (Duranta repens)

SIGIT EKO JANUAR

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komponen Kimia
Fraksi Polar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens) adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013
Sigit Eko Januar
NIM G44090081

ABSTRAK
SIGIT EKO JANUAR. Komponen Kimia Fraksi Polar Ekstrak Metanol Buah
Sinyo Nakal (Duranta repens). Dibimbing oleh PURWANTININGSIH SUGITA
dan BUDI ARIFIN.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan jenis komponen
bioaktif yang terkandung dalam daun dan kayu tanaman sinyo nakal (D. repens),
tetapi penelitian secara khusus pada ekstrak buah belum banyak dilakukan. Hasil
uji fitokimia pada ekstrak metanol bebas˗lipid buah D. repens asal Jawa Timur,
Indonesia menunjukkan kandungan flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid.
Serangkaian fraksionasi dilakukan terhadap ekstrak metanol tersebut dengan
metode kromatografi cair vakum, kromatografi kolom gravitasi, dan kromatografi
radial. Dua fraksi hasil pemisahan, yakni fraksi Hfg1 dan Hi dianalisis
menggunakan spektrofotometer Resonans Magnet Inti (NMR). Hasil analisis
NMR 1H, 13C, dan korelasi 2D menunjukkan bahwa fraksi Hfg1 merupakan

senyawa asam trans-sinamat, sedangkan struktur molekul dalam fraksi Hi belum
dapat ditentukan karena masih berupa campuran.
Kata kunci: asam trans-sinamat, Duranta repens, fraksionasi, sinyo nakal

ABSTRACT
SIGIT EKO JANUAR. Chemical Components in Polar Fraction of Sinyo Nakal
(Duranta repens)’s Fruit Methanol Extract. Supervised by PURWANTININGSIH
SUGITA and BUDI ARIFIN.
Various studies have been conducted to identify the bioactive components
in leaves and bark of sinyo nakal (D. repens), but only few studies focusing on
fruit extract. Phytochemical investigations on lipid-free fruit methanol extract
showed the presence of flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, and steroid.
Fractionations of the methanol extract have been conducted through series of
chromatographic separations including vacuum liquid chromatography, gravity
column chromatography, and radial chromatography. Two fractions namely Hfg1
and Hi were analyzed with nuclear magnetic resonance (NMR) spectrophotometer.
The 1H, 13C, and 2D correlation NMR analysis showed that Hfg1 fraction was
trans-cinnamic acid, whereas the molecular structure in Hi fraction has not been
elucidated yet because it still contained mixture of compounds.
Key words: trans-cinnamic acid, Duranta repens, fractionation, sinyo nakal


KOMPONEN KIMIA FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOL
BUAH SINYO NAKAL (Duranta repens)

SIGIT EKO JANUAR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi


: Komponen Kimia Fraksi Polar Ekstrak Metanol Buah Sinyo
Nakal (Duranta repens)
: Sigit Eko Januar
: G44090081

Nama
NIM

Disetujui Oleh
Pembimbing I

Pembimbing II

Prof Dr Purwantiningsih Sugita, MS
Pembimbing I

Budi Arifin, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh


Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang
berjudul “Komponen Kimia Fraksi Polar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal
(Duranta repens)”. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Februari hinggal Juli 2013 di Laboratorium Kimia
Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini didanai oleh
program Penelitian Unggulan Lintas Fakultas tahun 2013 sesuai kontrak nomor
243/IT3.41.2/L2/SPK/2013.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan,
dukungan, dan kerja sama yang telah diberikan oleh Ibu Prof Dr Purwantiningsih
Sugita, MS selaku pembimbing I dan Bapak Budi Arifin, MSi selaku pembimbing
II. Rasa terima kasih ini juga dihaturkan kepada Bapak M Farid, MSi, Bapak
Sabur, Ibu Yenni Karmila, dan Mbak Nia atas bimbingan dan bantuannya selama

penelitian. Karya sekaligus ungkapan terima kasih ini dipersembahkan kepada
Ayah, Ibu, serta keluarga yang senantiasa memberikan dorongan moral dan materi
demi terlaksananya penelitian ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada
Kak Rizki Amilia, Kak Ami, Nisfiyah, Febrina, dan terkhususkan kepada ketiga
sahabat seperjuanganku Wahyu, Ichsan, dan Selvi yang telah membantu, memberi
masukan dan semangat, saran, kebersamaan, dan kenangan yang tidak tergantikan
kepada penulis selama menjalankan penelitian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Sigit Eko Januar

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan

Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air dan Ekstraksi
Fitokimia Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol
Komponen Kimia dalam Ekstrak Metanol
Struktur Metabolit Sekunder dalam Fraksi Hfg1 Hasil Isolasi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
vii
1
2
2
2
3

3
4
4
7
9
9
9
11
21

DAFTAR TABEL
1 Fitokimia ekstrak n-heksana tak-tersabunkan dan ekstrak metanol
2 Fraksi-fraksi KCV ekstrak metanol bebas-tanin
3 Hasil pemisahan KKG dari fraksi H bebas-tanin

4
5
6

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5

Profil KLT eluat 1–24 hasil KCV dengan eluen n-heksana˗etil asetat 4:6
Profil KLT fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom fraksi H bebas-tanin
Unit alkena disubstitusi dengan kopling trans
Struktur senyawa asam trans-sinamat
Senyawa durantosida I pada D. erecta

5
6
7
8
8

DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagan alir penelitian

2 Metode uji fitokimia
3 Hasil analisis kadar air
4 Profil KLT ekstrak metanol bebas-tanin D. repens.
5 Spektrum 1H-NMR fraksi Hi
6 Spektrum 13C-NMR fraksi Hfg1
7 Spektrum 1H-NMR fraksi Hfg1
8 Spektrum TOCSY fraksi Hfg1
9 Spektrum HSQC fraksi Hfg1
10 Spektrum HMBC fraksi Hfg1

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20


1

PENDAHULUAN
Duranta repens merupakan salah satu dari 35 spesies Duranta yang tersebar
di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia (Ahmed et al. 2009). D. repens
banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias di wilayah barat India, Pakistan,
tengah dan selatan Amerika. Tanaman ini umum dikenal di Indonesia sebagai
sinyo nakal. Buahnya secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat malaria dan
cacingan, sedangkan daunnya digunakan sebagai obat abses, penurun panas,
diuretik, dan antimalaria (Jayalakshmi et al. 2011).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan komponen bioaktif
yang terkandung dalam D. repens. Hiradate et al. (1999) berhasil mengisolasi
senyawa terpenoid dari ekstrak metanol daun, yaitu durantanin I‒III. Senyawa
terpenoid dengan struktur yang mirip, yaitu durantanin IV dan V juga telah
diisolasi oleh Ahmed et al. (2009). Ekstrak tanaman sinyo nakal juga diketahui
mengandung terpenoid (Anis et al. 2002) steroid (Kuo et al. 1995; Ahmad et al.
1998; Shahat et al. 2005; Abou-Setta et al. 2007), flavonoid (Anis et al. 2001;
Iqbal et al. 2004; Ahmed et al. 2009;), iridoid glikosida (Takeda et al. 1995),
kumarin dan kumarinolignoid (Ahmad et al. 2009), serta feniletanoid glikosida
(Ahmed et al. 2009).
Pengujian komponen aktif dalam daun dan batang D. repens menunjukkan
beberapa aktivitas farmakologis. Nikkon et al. (2008b, 2009) menyatakan bahwa
ekstrak batang dan buah memiliki aktivitas antijamur, antibakteri, serta bersifat
larvasida terhadap larva Culex quinquefasciatus. Ekstrak air dan metanol daun
memiliki aktivitas larvasida terhadap larva Culex quinquefasciatus, tetapi efek
larvasida ekstrak metanol lebih besar (Serena et al. 2010). Ekstrak daun
menunjukkan aktivitas antibakteri (Jayalakshmi et al. 2011), antioksidan (Adu et
al. 2010), dan mengandung saponin yang berperan dalam aktivitas alelopati
tanaman (Hiradate et al. 1999). Namun demikian, proses pengujian tersebut
umumnya dilakukan pada ekstrak kasar daun, batang, atau ekstrak seluruh bagian
tanaman D. repens.
Penelitian secara khusus pada ekstrak buah D. repens belum banyak
dilakukan meskipun buah tanaman tersebut sejak lama telah digunakan sebagai
obat tradisional. Selain itu, perbedaan tempat tumbuh tanaman D. repens akan
berpengaruh pada jenis serta jumlah senyawa metabolit sekunder sehingga
mungkin ditemukan komponen baru yang memiliki aktivitas farmakologis serupa
atau lebih baik. Hal tersebut mendasari dilakukannya penelitian ini untuk
mencirikan komponen fraksi polar dalam ekstrak buah sinyo nakal. Pencirian
dilakukan pada ekstrak metanol dari buah sinyo nakal yang tumbuh di Indonesia.

2

BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan selama penelitian ini antara lain seperangkat alat
kaca, radas kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom gravitasi (KKG),
kromatografi radial (KR), dan penguap putar, serta spektrofotometer resonans
magnet inti (NMR) Agilent 500 MHz (1H) dan 125 MHz (13C) di Institut
Teknologi Bandung (ITB). Bahan yang digunakan adalah sampel buah D. repens
yang dikumpulkan dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur, metanol, etil asetat, nheksana, diklorometana, pereaksi Wagner, Mayer, Dragendorf, dan LiebermannBuchard, NaOH 10%, FeCl3 1%, asam sulfat p.a, silika gel KCV Merck 60 G,
silika gel KR Merck 60 PF254, silika gel Merck 60 untuk impregnasi sampel KCV,
dan pelat silika gel Merck 60 Kiesel GF254 untuk kromatografi lapis tipis (KLT).
Metode Penelitian
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi penyiapan sampel,
ekstraksi maserasi, uji fitokimia (Harborne 1987), isolasi (Hermawati 2009), dan
pencirian komponen fraksi polar. Bagan alir penelitian ditunjukkan pada
Lampiran 1.
Preparasi dan Ekstraksi
Sebanyak 2.279 kg simplisia kering giling buah sinyo nakal dimaserasi
menggunakan n˗heksana selama 24 jam. Filtrat hasil maserasi disabunkan dengan
NaOH 0.5 N hingga terbentuk 2 lapisan. Ekstrak n˗heksana yang tidak
tersabunkan dipisahkan dan dipekatkan. Residu dimaserasi kembali dalam
metanol sebanyak 6 L selama 24 jam. Maserasi dilakukan 3 kali ulangan. Ekstrak
metanol yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Penentuan Kadar Air (AOAC 950.46 (B) 2005)
Sebanyak 2 g simplisia dimasukkan dalam cawan porselen yang telah
dipanaskan sebelumnya dalam oven bersuhu 105 oC selama 30 menit hingga
bobotnya konstan. Cawan berisi sampel dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC
selama 3 jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pemanasan
kembali dilakukan hingga diperoleh bobot sampel yang konstan. Kadar air contoh
ditentukan dengan persamaan

Keterangan :

A: bobot sampel basah (g)
B: bobot sampel kering (g)

Uji Fitokimia
Uji fitokimia ekstrak n˗heksana yang tidak tersabunkan dan ekstrak metanol
dilakukan untuk mengetahui keberadaan metabolit sekunder seperti alkaloid,
flavonoid, terpenoid, tanin, dan steroid. Pengujian mengikuti prosedur standar dari
Harborne (1987) (Lampiran 2).

3

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder
Proses isolasi terdiri atas 2 tahap, yaitu fraksionasi dan pemurnian. Tahap
fraksionasi diawali dengan pemisahan komponen tanin dalam ekstrak metanol.
Sejumlah tertentu ekstrak dilarutkan dalam sedikit metanol, kemudian
ditambahkan 100 mL aseton. Endapan tanin yang terbentuk dipisahkan dengan
cara disaring. Penambahan aseton diulangi hingga tidak terbentuk endapan tanin
dalam larutan. Ekstrak metanol kemudian dipekatkan dan diperoleh ekstrak
metanol bebas-tanin (BT).
Ekstrak BT difraksionasi kasar menggunakan metode KCV. Eluen KCV
ditentukan dengan cara menguji pola pemisahan kromatografi lapis tipis (KLT)
ekstrak BT menggunakan eluen tunggal yang meliputi n˗heksana, kloroform, etil
asetat, aseton, dan metanol. Eluen yang menahan pergerakan noda dan eluen yang
menggerakkan noda hingga mendekati garis batas pelarut digabungkan menjadi
sistem eluen gradien untuk KCV. Ekstrak metanol BT yang telah diimpregnasi
kemudian dielusi secara gradien (peningkatan kepolaran) dengan sistem eluen
tersebut. Eluat hasil pemisahan dengan KCV diuji pola pemisahannya
menggunakan sistem eluen terbaik, yaitu kombinasi 2 eluen KCV yang
menghasilkan jumlah noda terbanyak dan pola pemisahan terbaik. Eluat dengan
pola pemisahan KLT yang sama digabungkan menjadi 1 fraksi.
Fraksionasi lanjutan fraksi hasil KCV dilakukan menggunakan metode
KKG. Sejumlah tertentu fraksi dipisahkan dengan sistem elusi gradien. Pemilihan
sistem eluen gradien untuk KKG dan eluen terbaik untuk pengujian eluat
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada KCV. Fraksi-fraksi hasil KKG
yang telah murni dapat langsung dianalisis menggunakan spektrofotometer NMR
dan dielusidasi struktur kimianya. Pemurnian lebih lanjut dilakukan pada fraksi
yang masih berupa campuran dengan menggunakan metode KR. Tahap ini diawali
dengan penentuan eluen terbaik dari beberapa kombinasi eluen, lalu sejumlah
tertentu fraksi campuran dimurnikan dengan sistem elusi isokratik memakai eluen
terbaik tersebut. Fraksi akhir yang telah murni juga dielusidasi menggunakan
spektrofotometer NMR.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air dan Ekstraksi
Kadar air penting ditentukan sebagai faktor koreksi untuk bobot sampel
yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis, kadar air dalam sampel kering buah D.
repens sebesar 11.97% (Lampiran 3). Ekstraksi diawali dengan maserasi 2.279 kg
sampel menggunakan n˗heksana selama 24 jam. Proses ekstraksi ini bertujuan
memisahkan lipid dan komponen nonpolar lainnya. Sebanyak 45.20 g ekstrak
n˗heksana disabunkan dan diperoleh fraksi n˗heksana yang tidak tersabunkan
sebanyak 10.01 g. Residu maserasi n˗heksana kemudian dimaserasi kembali
dalam metanol sebanyak 3×, masing-masing selama 24 jam. Dihasilkan ekstrak
metanol sebanyak 465.72 g dengan persentase rendemen berdasarkan bobot
kering sebesar 23.22%.

4

Fitokimia Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol
Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak n-heksana yang tidak tersabunkan dan
ekstrak metanol untuk mendapatkan gambaran umum mengenai golongan
senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak. Hasil uji (Tabel 1) menunjukkan
bahwa ekstrak n-heksana mengandung steroid. Senyawa steroid relatif bersifat
nonpolar sehingga akan terekstraksi dalam pelarut n-heksana. Sementara ekstrak
metanol mengandung beberapa jenis senyawa kimia seperti tanin, saponin,
alkaloid, flavonoid, dan steroid. Hasil ini menunjukkan bahwa komponen kimia
yang berhasil diekstraksi dengan metanol jauh lebih banyak dibandingkan dengan
n-heksana.
Tabel 1 Fitokimia ekstrak n-heksana tak-tersabunkan dan ekstrak metanol
Hasil Uji Kualitatif (+/-)
Kelompok Senyawa
Ekstrak n˗heksana
Metabolit Sekunder
Ekstrak Metanol
Tak-Tersabunkan
Tanin
+
Saponin
+
Alkaloid
+
Flavonoid
+
Steroid
+
+
Triterpenoid
Komponen Kimia dalam Ekstrak Metanol
Proses isolasi komponen kimia dalam ekstrak metanol diawali dengan tahap
pemisahan tanin. Sebanyak 49.0543 g ekstrak metanol kasar dilarutkan dalam 8
mL metanol, kemudian ditambahkan 100 mL aseton. Tanin yang mengendap
dipisahkan dengan cara disaring. Filtrat hasil penyaringan ditambahkan 100 mL
aseton kembali. Proses ini diulangi beberapa kali hingga tidak terbentuk lagi
endapan tanin. Kumpulan filtrat hasil pemisahan tanin diuapkan menggunakan
penguap putar dan dihasilkan ekstrak metanol bebas˗tanin (BT) sebanyak 28.1478
g atau 57.38%.
Ekstrak metanol BT diuji pola pemisahan KLT-nya dengan beberapa jenis
eluen tunggal (Lampiran 4). Eluen n˗heksana menahan pergerakan noda,
sedangkan eluen etil asetat menggerakkan noda hingga mendekati garis batas
pelarut. Campuran kedua eluen ini digunakan sebagai sistem eluen gradien
bertahap (step gradient) untuk fraksionasi kasar dengan metode KCV. Sebanyak
20.0015 g ekstrak metanol BT difraksionasi berturut-turut dengan eluen n˗heksana
100% (1× elusi); n˗heksana˗etil asetat dengan nisbah berturut-turut 8:2 (2× elusi),
6:4 (2× elusi), 5:5 (4× elusi), 4:6 (2× elusi), dan 3:7 (2× elusi); etil asetat 100%
(2× elusi); dan metanol 100% (10× elusi). Tahap pemisahan ini menghasilkan 24
botol eluat, masing-masing diuji pola pemisahannya dengan eluen terbaik
(Gambar 1). Eluen terbaik ialah campuran eluen n-heksana dengan etil asetat yang
menghasilkan jumlah noda terbanyak dan pola pemisahan terbaik, yaitu nheksana˗etil asetat 4:6 (Lampiran 4). Eluat-eluat dengan pola pemisahan KLT

5

yang relatif sama digabungkan menjadi 1 fraksi. Secara keseluruhan, diperoleh 9
fraksi dengan bobot dan rendemen yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 1 Profil KLT eluat 1–24 hasil KCV dengan eluen n-heksana˗etil asetat
4:6
Tabel 2 Fraksi-fraksi KCV ekstrak metanol bebas-tanin
Fraksi
Bobot (g)
Rendemen (%)
Asal Fraksi
A
0.0105
0.05
Eluat 1
B
0.1130
0.57
Eluat 2‒3
C
0.1936
0.97
Eluat 4–5
D
0.2886
1.44
Eluat 6‒8
E
0.0888
0.44
Eluat 9–10
F
0.1146
0.57
Eluat 11‒12
G
0.2244
1.12
Eluat 13–14
H
12.4855
62.42
Eluat 15‒16
I
4.8163
24.06
Eluat 17–24
Fraksi H yang memiliki rendemen tertinggi merupakan fraksi hasil elusi
KCV dengan pelarut metanol. Diduga masih terkandung tanin dalam fraksi
tersebut, sebab tanin larut dalam metanol. Oleh karena itu, sebanyak 12.4855 g
fraksi H kembali dipisahkan taninnya dan dihasilkan 6.4464 g fraksi H
bebas˗tanin (fraksi HBT). Fraksi HBT kemudian diuji pola pemisahan KLT˗nya
dan diperoleh komposisi eluen terbaik adalah n˗heksana˗etil asetat (4:9).
Sebanyak 3.9525 g fraksi HBT difraksionasi lebih lanjut menggunakan
kromatografi kolom gravitasi (KKG) dengan sistem elusi gradien (peningkatan
kepolaran) dari n˗heksana 100%; n˗heksana˗etil asetat dengan nisbah berturutturut 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, hingga etil asetat 100%. Tahap
pemisahan ini menghasilkan 15 fraksi (Tabel 3), berdasarkan pola pemisahan
KLT dalam eluen terbaik (Gambar 2).

6

Gambar 2 Profil KLT fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom fraksi H bebas-tanin
dengan eluen n˗heksana˗etil asetat 4:9
Tabel 3 Hasil pemisahan KKG pada fraksi H bebas-tanin
Bobot Fraksi
Rendemen
Fraksi
(mg)
KKG (%)
Ha
23.2
0.59
Hb
2.3
0.06
Hc
1.8
0.05
Hd
1.1
0.03
He
2.4
0.06
Hf
1.7
0.04
Hg
60.2
1.52
Hh
5.7
0.14
Hi
13.3
0.34
Hj
22.1
0.56
Hk
12.5
0.32
Hl
8.6
0.22
Hm
19.1
0.48
Hn
7.8
0.20
Ho
6.5
0.16
Terdapat 2 fraksi yang diduga mengandung komponen tunggal, yakni fraksi
Hf dan Hi. Namun, bobot fraksi Hf tidak mencukupi, maka fraksi Hi yang
kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometer NMR. Fraksi Hg yang
jumlahnya cukup banyak diduga hanya mengandung 2 komponen. Fraksi tersebut
diuji pola pemisahannya dalam beberapa kombinasi eluen KLT dan diperoleh
kombinasi eluen terbaik untuk pemurnian adalah diklorometana-etil asetat (3:7).
Pemurnian 51.05 mg fraksi Hg dilakukan dengan metode KR dengan sistem eluen
isokratik. Diperoleh fraksi Hg1 dengan bobot 11.4 mg yang menghasilkan 1 noda
KLT dengan nilai Rf sama dengan fraksi Hf. Oleh karena itu, fraksi Hf dan Hg1
kemudian digabungkan (fraksi Hfg1) dan dianalisis menggunakan spektrofotometer
NMR.

7

Struktur Metabolit Sekunder dalam Fraksi Hfg1 Hasil Isolasi
Di antara fraksi Hfg1 dan Hi, hanya fraksi Hfg1 yang dapat ditentukan struktur
molekulnya. Spektrum NMR menunjukkan bahwa fraksi Hi masih berupa
campuran (Lampiran 5). Struktur senyawa metabolit sekunder dalam fraksi Hfg1
(6.3 mg) yang berbentuk kristal putih kekuningan ditentukan berdasarkan
spektrum NMR 1H, 13C, koherensi kuantum tunggal heterointi (HSQC), koherensi
ikatan rangkap heterointi (HMBC), dan spektroskopi korelasi total (TOCSY).
Spektrum 13C-NMR (Lampiran 6) menunjukkan 7 sinyal karbon dari 9 atom
karbon. Sinyal pada δC 171.7 ppm menunjukkan gugus karbonil dari asam
karboksilat. Dua sinyal di δC 117.2 dan 146.9 ppm merupakan sinyal karbon sp2
dengan kondisi lingkungan kimia yang berbeda. Cincin aromatik benzena
dibuktikan dengan munculnya 4 sinyal pada δC 128.3, 128.9, 130.7, dan 134.0
ppm. Dua sinyal di δC 128.3 dan 128.9 ppm memiliki intensitas 2 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan 2 sinyal lainnya. Setiap sinyal tersebut dihasilkan oleh 2
atom karbon yang ekuivalen. Pola geseran kimia keempat sinyal aromatik tersebut
menunjukkan struktur benzena monosubstitusi dengan substituen penarik-elektron.
Spektrum 1H-NMR (Lampiran 7) menunjukkan sinyal pada δH 6.4 ppm (1H,
d) dan 7.8 ppm (1H, d). Dua sinyal tersebut menunjukkan gugus alkena yang
saling trans dengan tetapan kopling 16 Hz (Gambar 3). Hal ini semakin diperkuat
oleh spektrum TOCSY 1D (Lampiran 8) yang menunjukkan bahwa ketika
hidrogen pada δH 6.4 ppm diradiasi, hanya puncak serapan pada δH 7.8 ppm yang
muncul, menunjukkan korelasi langsung (berdekatan) di antara kedua proton ini.
Sinyal salah satu proton (δH 7.8 ppm) lebih ke medan bawah disebabkan oleh efek
resonans dari gugus asam karboksilat yang mengakibatkan proton Cβ lebih
terawaperisai dan memiliki nilai geseran kimia lebih besar. Proton aromatik
ditunjukkan oleh puncak serapan pada δH 7.4 ppm (3H, t) dan 7.6 ppm (2H, q).
Kedua sinyal tersebut memperkuat dugaan struktur benzena monosubstitusi.
Sinyal proton dapat‒tukar dari OH asam karboksilat tidak muncul pada spektrum
1
H˗NMR, kemungkinan karena proton tersebut berikatan hidrogen dengan
molekul air yang dapat masuk selama proses penyiapan sampel.
Data spektrum HSQC (Lampiran 9) menunjukkan beberapa korelasi antara
proton dan karbon melalui 1 ikatan. Korelasi sinyal δC 117.2 ppm dan δH 6.4 ppm
serta δC 146.9 ppm dan δH 7.8 ppm membuktikan keberadaan unit alkena yang
setiap atom karbonnya tersubstitusi oleh satu gugus lain (Gambar 3). Dua proton
pada δH 7.6 ppm berkorelasi dengan 2 karbon pada δC 128.3 ppm, sedangkan 2
proton pada δH 7.4 ppm terikat pada 2 karbon dengan δC 128.9 ppm, sedangkan 1
proton sisa pada δH 7.4 ppm terikat pada atom karbon dengan δC 130.7 ppm. Fakta
lain yang diperoleh adalah sinyal karbon pada δC 134.0 ppm merupakan sinyal
karbon kuaterner karena tidak berkorelasi dengan salah satu sinyal pada 1H-NMR.

Gambar 3 Unit alkena disubstitusi dengan kopling trans

8

Spektrum HMBC (Lampiran 10) menunjukkan korelasi antara proton dan
karbon yang dihubungkan melalui 2 atau 3 ikatan. Berdasarkan spektrum tersebut,
posisi substituen karboksilat dapat ditentukan terkonjugasi dengan ikatan rangkap
karena terdapat korelasi sinyal karbonil (δC 171.7 ppm) dengan 2 sinyal proton
pada δH 6.4 dan δH 7.8 ppm, tetapi tidak berkorelasi dengan proton aromatik.
Atom karbon yang terikat langsung pada gugus asam karboksilat (C2) dapat
dibedakan dengan atom C3 berdasarkan pola korelasinya. Atom C2 (δC 117.2 ppm)
berkorelasi dengan sinyal proton C3 (7.8 ppm), tetapi tidak berkorelasi 3 ikatan
dengan proton aromatik. Hal ini membuktikan bahwa atom C3 yang berikatan
langsung dengan unit benzena. Berdasarkan serangkaian hasil analisis di atas,
dapat diidentifikasi bahwa struktur senyawa yang berhasil diisolasi adalah asam
trans-sinamat (Gambar 4).

Gambar 4 Struktur senyawa asam trans-sinamat
Prediksi tersebut diperkuat dengan adanya korelasi sinyal atom C3 (δC 146.9
ppm) dengan sinyal proton aromatik (δH 7.5 ppm). Analisis spektrum HMBC juga
menunjukkan bahwa sinyal pada δC 128.3, 128.9, 134.0, dan 146.9 ppm berturutturut merupakan sinyal atom C4 (karbon kuaterner benzena), C5 dan C9, C6 dan C8,
serta C7. Sebagian bentuk korelasi pada HMBC tersebut dapat diilustrasikan pada
Gambar 4
Kandungan senyawa asam trans˗sinamat dan asam trans˗p˗metoksi sinamat
pada ekstrak etanol daun D. repens yang berasal dari Taiwan telah dilaporkan oleh
Kuo et al. (1995). Bentuk ester dari asam sinamat diketahui merupakan unit
substituen dalam senyawa golongan iridoid glukosida, durantosida I (Gambar 5)
yang berhasil diisolasi dari daun tanaman D. erecta (Takeda et al. 1994).

Gambar 5 Senyawa durantosida I pada D. erecta (Takeda et at. 1994).

9

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil uji fitokimia ekstrak metanol buah sinyo nakal menunjukkan
kandungan senyawa steroid, flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Dua fraksi
polar diperoleh dari serangkaian pemisahan, yakni fraksi Hfg1 dan Hi. Komponen
fraksi Hi belum dapat ditentukan struktur molekulnya karena masih berupa
campuran senyawa, sedangkan fraksi Hfg1 merupakan asam trans-sinamat
berdasarkan analisis NMR.
Saran
Penelitian ini sangat baik untuk dilanjutkan agar dapat diperoleh suatu
kajian fitokimia yang lebih lengkap dari buah tanaman sinyo nakal asal Indonesia.
Perbanyakan bobot fraksi-fraksi hasil pemisahan KKG diperlukan agar dapat
dimurnikan lebih lanjut dan struktur komponen kimia di dalamnya dapat
ditentukan. Telaah lanjutan terkait potensi bioaktivitas senyawa murni hasil isolasi
maupun fraksi hasil pemisahan juga perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Abou-Setta LM, Nazif NM, Shahat AA. 2007. Phytochemical investigation and
activity of Duranta repens. J Appl Sci Res. 3:1426-1433.
Adu F, Gbedema S Y, Brown P, Annan K, Boamah VE. 2011. Antibacterial and
free radical scavenging activity of Duranta plumieri Linn. J Pharm Sci Res.
2:282-287.
Ahmad N, Zeb F, Ahmad I, Wang F. 2009. Repenins A–D, four new antioxidative
coumarinolignoids from Duranta repens Linn. Bioorg Med Chem Lett.
19:3521-3524.
Ahmad S, Nizami TA, Nawaz HR, Malik A, Afza N. 1998. A new steroid from
Duranta repens [abstrak]. Fitoterapia. 69:448-450.
Ahmed WS, Mohamed MA, El-Dib RA, Hamed MM. 2009. New triterpene
saponins from Duranta repens Linn. and their cytotoxic activity. Molecules.
14:1952-1965.
Anis I, Anis E, Ahmed S, Mustafa G, Malik A, Amtul Z, Rahman A. 2001.
Thrombin inhibitory constituents from Duranta repens. Helv Chim Acta.
84:649-655.
Anis I, Ahmed S, Malik A, Yasin A, Choudary MI. 2002. Enzyme inhibitory
constituents from Duranta repens. Chem Pharm Bull. 50:515-518.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.
Terjemahan dari: Phytochemical Methods. Bandung (ID) : Penerbit ITB

10

Hermawati E. 2009. Metabolit sekunder dari salah satu tumbuhan obat Indonesia:
daun Desmodium triquentrum Linn. (Farbaceae) [skripsi]. Bandung (ID):
Institut Teknologi Bandung.
Hiradate S, Yada H, Ishii T, Nakajima N, Kameyama MO, Sugie H,
Zungsontiporn S, Fujii Y. 1999. Three plant growth inhibiting saponins
from Duranta repens. Phytochemistry. 52:1223-1228.
Iqbal K, Malik A, Mukhtar N, Anis I, Khan SN, Choudhary MI. 2004. αGlucosidase inhibitory constituents from Duranta repens. Chem Pharm Bull.
52:785-789.
Jayalakshmi B, Raveesha KA, Amruthesh KN. 2011. Phytochemical
investigations and antibacterial activity of some medicinal plants againts
pathogenic bacteria. J Appl Pharm Sci. 1:124-128.
Kuo YH, Chen ZS, Lin YL. 1995. Chemical components of the leaves of Duranta
repens Linn. Chem Pharm Bull. 44:429-436.
Nikkon F, Hasan S, Rahman MH, Hoque MA, Mosaddik A, Haque MA . 2008a.
Antishigellosis and cytotoxic potency of crude extracts and isolated
constituents from Duranta repens. Mycobiology. 36:173-177.
Nikkon F, Habib, MR, KArim MR, Hossain MS, Mosaddik MA, Haque ME.
2008b. Biochemical, hematological and histiphatological effects of
Duranta repens stem on rats. Asian J Biochem. 2:366-372.
Nikkon F, Saud ZA, Hossain K, Parvin MS, Haque ME. 2009. Larvicidal effects
of stem and fruits of Duranta repens against the mosquito Culex
quinquefasciatatus. J Pharm Tech Res. 4:1709-1713.
Serena MM, Balasubraman M, Rajan K, Gerald IAJ. 2010. Evaluation of the
larvicidal activity of the leaf extracts of Duranta erecta Linn. (Verbenaceae)
on the larvae of Culex quinquefascitatus (Say) (Culicidae). J Biopesticides.
3:582-585.
Shahat AA, Nazif NM, Abousetta LM, Ibrahim NA, Cos P, Miert SV, Pieter L,
Vlietinck AJ. 2005. Phytochemical investigation and antioxidant activity of
Duranta repens. Phytother Res. 19:1071-1073.
Takeda Y, Morimoto Y, Matsumoto T, Ogimi C, Hirata E, Takushi A, Otsuka H.
1994. Iridoid glucosides from the leaves and stems of Duranta erecta.
Phytochemistry. 39:829-833.

11

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

12

Lampiran 2 Metode uji fitokimia (Harborne 1987)
1. Uji alkaloid
Sebanyak 2 g ekstrak dilarutkan dalam kloroform, kemudian ditambahkan 10
mL kloroform-amonia dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditetesi dengan
H2SO4 2 M, kemudian dikocok hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan asam
(tidak berwarna) dipipet ke dalam tabung reaksi, kemudian dibagi 3 untuk
diuji dengan beberapa tetes reagen Dragendorf, Mayer, dan Wagner. Uji
positif alkaloid berturut-turut ditunjukkan dengan munculnya endapan jingga,
putih kekuningan, dan cokelat.
2. Uji triterpenoid dan steroid
Sebanyak 2 g ekstrak ditambah 25 mL etanol kemudian dipanaskan dan
disaring. Filtrat diuapkan, lalu residu ditambah dengan dietil eter. Larutan eter
dipipet dan diuji pada pelat tetes. Jika contoh berubah warna menjadi
merah/ungu setelah penambahan 3 tetes pereaksi Lieberman-Buchard, maka
contoh positif mengandung triterpenoid. Jika terbentuk warna hijau, maka
contoh positif mengandung steroid.
3. Uji flavonoid dan fenol
Sebanyak 2 g ekstrak diekstraksi dengan beberapa mL metanol hingga
terendam, lalu dipanaskan hingga mendidih dan disaring. Filtrat dibagi
menjadi 2 bagian. Bagian pertama ditambahkan NaOH 10% dan bagian kedua
ditambahkan H2SO4 pekat. Bila setelah penambahan NaOH 10% terbentuk
warna merah, berarti terdapat senyawa fenol hidrokuinon. Sementara bila
penambahan H2SO4 pekat menghasilkan warna merah muda, berarti ekstrak
mengandung senyawa turunan resorsinol dan floroglusinol.
4. Uji saponin dan tanin
Sebanyak 2‒4 g ekstrak ditambahkan akuades panas kemudian dipanaskan
sampai mendidih dan disaring. Filtrat dibagi ke dalam 2 tabung reaksi. Uji
saponin dilakukan dengan cara larutan didinginkan terlebih dahulu kemudian
dikocok tegak. Timbulnya busa yang stabil setinggi lebih kurang 1 cm selama
10 menit menandakan keberadaan saponin. Filtrat pada tabung kedua
ditambahkan FeCl3 1% dan bila dihasilkan warna biru atau hitam kehijauan,
berarti terdapat tanin.

13

Lampiran 3 Hasil analisis kadar air (AOAC 950.46 (B) 2005)
Bobot awal (g)
Ulangan

Cawan

Sampel

Bobot akhir (g) Kadar air (%)

1
22.5850 2.0118
1.8079
10.14
2
19.3788 2.0003
1.7921
10.41
3
19.4953 2.0214
1.7108
15.37
Rerata
11.97 ± 2.94
Keterangan: Bobot awal = Bobot sampel kering udara
Bobot akhir = Bobot konstan sampel setelah dikeringkan
Contoh perhitungan :
100%

Kadar air (%) =
=

100%

= 10.14%

SD =

2.94

14

Lampiran 4 Profil KLT ekstrak metanol bebas-tanin D. repens
Pengujian dengan sistem eluen tunggal:

C BT

C BT

n-Heksana

C BT

Kloroform

C BT

Etil asetat

C

Aseton

BT

Metanol

Keterangan: C= ekstrak kasar metanol; BT= ekstrak metanol bebas tanin

Pengujian dengan sistem 2 eluen:

a

b

c

d

Keterangan : a: n-heksana‒etil asetat 1:9
b: n-heksana‒etil asetat 2:8
c: n-heksana‒etil asetat 3:7
d: n-heksana‒etil asetat 4:6

e

f

g

h

e: n-heksana‒etil asetat 5:5
f: n-heksana‒etil asetat 6:4
g: n-heksana‒etil asetat 7:3
h: n-heksana‒etil asetat 8:2

15

Lampiran 5 Spektrum 1H-NMR fraksi Hi

15

16

Lampiran 6 Spektrum 13C-NMR fraksi Hfg1

16

17

Lampiran 7 Spektrum 1H-NMR fraksi Hfg1

17

18

Lampiran 8 Spektrum TOCSY fraksi Hfg1

18

19

Lampiran 9 Spektrum HSQC fraksi Hfg1

19

20

Lampiran 10 Spektrum HMBC fraksi Hfg1

20

21

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mojokerto, 22 Januari 1991 dari pasangan Harianto dan
Suparti. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis menyelesaikan
pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Puri Mojokerto tahun
2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Departemen
Kimia, Institut Pertanian Bogor tahun 2009‒2013.
Selama menempuh pendidikan, penulis aktif dalam beberapa organisasi di
dalam kampus maupun di luar kampus. Selama periode 2009‒2011, penulis aktif
sebagai anggota Korps Sukarelawan Remaja (KSR) IPB tahun 2009‒2010, anggota
KMNU IPB (Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama IPB). Selama 3 tahun, penulis
dipercaya sebagai Koordinator Mata Ajaran Kimia Dasar TPB pada Bimbingan
Belajar Real Education Center (REC) dan akhirnya diamanahkan menjadi Bendahara
REC pada periode 2012‒2013. Pada tahun 2011, penulis menjadi salah satu anggota
Tim Khusus yang bertugas membuat soal olimpiade kimia tingkat SMA pada acara
Pesta Sains Nasional IPB dan kembali dipercaya untuk menjadi Koordinator Tim
Khusus pada tahun berikutnya (2012).
Di sela-sela kesibukan kuliah, penulis meluangkan waktu untuk mengikuti
beberapa kompetisi, di antaranya Kompetisi Kuliner Daerah dalam acara Gebyar
Nusantara IPB tahun 2011 dan berhasil mendapatkan Juara I, kontingen IPB dalam
Olimpiade Nasional MIPA Perguruan Tinggi (2013), serta Program Kreativitas
Mahasiswa Penelitian (PKMP) yang berjudul “Analisis Potensi Tanaman Mata Lele
(Lemna sp.) sebagai Adsorben Logam Berat Cr dan Pb”. Selain itu, penulis juga aktif
sebagai asisten praktikum Kimia Biologis (2012), asisten praktikum Kimia Organik
D3 IPB (2013), asisten praktikum Kimia Bahan Alam (2013), dan asisten praktikum
Kimia Dasar TPB (2013). Penulis melakukan praktik lapangan di Balai Penelitian
Tanah dan Agroklimat tahun 2012 dengan judul laporan “Analisis Tekstur, Kapasitas
Tukar Kation, dan Bahan Organik Tanah”.

21

Dokumen yang terkait

Aktivitas antimalaria ekstrak metanol dan fraksi kloroform buah Duranta repens L. pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei

1 21 11

Aktivitas Antimalaria Ekstrak Metanol Dan Fraksi Kloroform Buah Duranta Repens L. Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium Berghei

0 17 1

Aktivitas Antimalaria Ekstrak Metanol dan Fraksi Kloroform Buah Duranta Repens L. pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium Berghei

0 20 1

Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens)

2 16 35

Komponen Kimia Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Daun Trengguli (Cassia fistula)

0 2 28

Dugaan 4’-Hidroksi-6-C-xilofuranosil Flavanon dari Fraksi Polar Ekstrak Metanol Daun Ketepeng (Cassia alata)

0 3 30

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) Aktivitas Antibakteri Fraksi Polar Ekstrak Etanol Daging Buah Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Pseudomonas aeroginosa, Shigella sonnei, Dan Staphylococcus aure

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN

0 2 18

UJI SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOLKULIT BATANG KAMBONG ( UJI SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 1 10

Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol, Fraksi Heksan dan Fraksi Eter Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) terhadap Pertumbuhan Jamur Microsporum Gypseum dan Skrining Kandungan Kimia - Ubaya Repository

1 1 1