Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens)

FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK METANOL
BUAH SINYO NAKAL (Duranta repens)

RIZKI AMILIA

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Fraksi Nonpolar
Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013
Rizki Amilia
NIM G44080058

i

ABSTRAK
RIZKI AMILIA. Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta
repens). Dibimbing oleh PURWANTININGSIH SUGITA dan BUDI ARIFIN.
Simplisia kering-udara buah sinyo nakal asal Jombang, Jawa Timur
diekstraksi secara maserasi dengan pelarut n-heksana kemudian fraksi taktersabunkan diekstraksi kembali dengan pelarut metanol. Berdasarkan hasil uji
fitokimia, ekstrak n-heksana tak-tersabunkan hanya mengandung metabolit
sekunder steroid, sedangkan ekstrak metanol mengandung alkaloid, flavonoid,
tanin, dan steroid. Kromatogram gas-spektrum massa dari ekstrak n-heksana taktersabunkan didominasi oleh kelompok senyawa alkana dengan kelimpahan
tertinggi pada senyawa eikosana. Ekstrak metanol bebas-tanin menghasilkan 10
fraksi dengan menggunakan kromatografi cair vakum. Fraksi B difraksionasi lebih
lanjut menggunakan kromatografi radial dan menghasilkan 6 fraksi. Pemisahan
fraksi B2 dengan kromatografi lapis tipis preparatif mendapatkan fraksi B21 dan

B22 yang memiliki noda tunggal. Namun, kromatogram gas-spektrum massa
kedua fraksi tersebut masih menunjukkan banyak senyawa yang didominasi
berturut-turut oleh golongan asam karboksilat dan keton.
Kata kunci: Duranta repens, fraksionasi, nonpolar, sinyo nakal

ABSTRACT
RIZKI AMILIA. Nonpolar Fractions of Duranta repens Fruit’s Methanol Extract.
Supervised by PURWANTININGSIH SUGITA and BUDI ARIFIN.
Air-dried simplicia of Duranta repens from Jombang, East Java was
extracted by maceration with n-hexane followed by re-extraction of the
unsaponifialbe n-hexane ectract with methanol. Based on phytochemical test
results, the unsaponifiable n-hexane extract contained only steroids as the
secondary metabolite, wheres the methanol extract contained alkaloids,
flavonoids, tannins, and steroids. Gas chromatogram-mass spectrum of the
unsaponifiable n-hexane extract was dominated by alkanes with eicosane as the
most abundant compound. Tannin-free methanol extract resulted 10 fractions by
using vacuum liquid chromatography. Fraction B was further fractionated by
radial chromatography yielding 6 fractions. Fractionation of fraction B2 using
preparative thin layer chromatography obtained B21 and B22 fractions which
showed single spot. The gas chromatogram-mass spectrum, however, still showed

many compounds dominated by carboxylic acids and ketones, respectively.
Key words: Duranta repens, fractionation, nonpolar, sinyo nakal

FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK METANOL
BUAH SINYO NAKAL (Duranta repens)

RIZKI AMILIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Skripsi
Nama
NIM

: Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakai (Duranta
repens)
: Rizki Amilia
: 044080058

Disetujui oleh

"ta MS

Dr Eti Rohaeti, MS
PIn. Ketua Departemen

Tanggallulus:

0 2 OCT 2013


Budi Arifin, SSi, MSi
Pembimbing II

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta
repens)
: Rizki Amilia
: G44080058

Disetujui oleh

Prof Dr Purwantiningsih Sugita, MS
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Eti Rohaeti, MS

Plt. Ketua Departemen

Tanggal lulus:

Budi Arifin, SSi, MSi
Pembimbing II

PRAKATA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
“Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens)”. Karya
ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan April
2012 hingga Mei 2013 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia,
Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih atas semua bimbingan, dukungan, dan
kerja sama yang telah diberikan oleh Ibu Prof Dr Purwantiningsih Sugita, MS
selaku pembimbing I dan Bapak Budi Arifin, SSi, MSi selaku pembimbing II.
Terima kasih juga kepada Bapak Sabur dan Ibu Yenni Karmila atas bantuannya
selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu,

serta keluarga atas doa, nasihat, bantuan materi, dan kasih sayangnya. Ucapan
terima kasih pula kepada Indra Bayu, Sigit, Kartika, Amin, Taufik, Junaenah,
serta Rivai yang telah membantu memberi masukan, saran, kebersamaan,
dukungan, dan semangat kepada penulis selama menjalankan penelitian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013

Rizki Amilia

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air dan Hasil Ekstraksi
Kandungan Fitokimia Ekstrak

Hasil Isolasi Komponen Kimia
Identitas Komponen Kimia Berdasarkan Analisis GC-MS
Ekstrak n-heksana
Identitas Komponen Kimia Berdasarkan Analisis GC-MS
Fraksi B21 dan B22
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

ivii
ivii
ivii
1
2
2
2
4
4

5
6
10
11
12
12
12
12
24

DAFTAR TABEL
Kandungan fitokimia D. repens
Bobot fraksi hasil KCV ekstrak metanol bebas-tanin
Nilai Rf dan bobot fraksi hasil KR fraksi B
Komponen ekstrak fraksi tak-tersabunkan ekstrak n-heksana D. repens
dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur
5 Hasil GLC fraksi tak-tersabunkan seluruh bagian tanaman
D. repens dari Giza, Mesir

1

2
3
4

5
8
9
10
11

DAFTAR GAMBAR

1
2
3

Batang, daun, buah, dan bunga sinyo nakal
1
Reaksi penyabunan trigliserida dengan basa kuat
5

Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin dan endapan tanin
di bawah sinar UV (λ = 254 nm)
5
4 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin pada berbagai eluen
7
5 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin pada berbagai komposisi
eluen n-heksana-etil asetat
7
6 Kromatogram hasil KCV metanol bebas-tanin dalam eluen
n-heksana-etil asetat (7:3)
8
7 Kromatogram fraksi B dan C dengan eluen n-heksana-etil asetat (11:3) 8
8 Kromatogram fraksi B pada berbagai eluen
9
9 Kromatogram fraksi B setelah KR
9
10 Kromatogram fraksi B21 dan B22 dengan eluen aseton (A),
diklorometana (B), dan n-heksana (C)
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Diagram alir penelitian
Kadar air dan rendemen
Hasil uji fitokimia
Kromatogram GC-MS fraksi tak-tersabunkan ekstrak n-heksana
Kromatogram GC-MS fraksi B21
Kromatogram GC-MS fraksi B22

15
16
17
18
20
22

PENDAHULUAN
Sinyo nakal (Duranta repens) (Gambar 1) adalah sejenis tanaman hias
famili Verbenaceae yang biasa ditanam sebagai pagar hidup. Genus Duranta
terdiri atas 35 spesies, salah satunya adalah D. repens (sinonim: D. plumieri, D.
erecta, D. microphylla) (Wiart 2011 dan Andreu et al. 2010). Tanaman ini banyak
ditemukan di daerah tropis seperti wilayah barat India, Pakistan, tengah dan
selatan Amerika. D. repens dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dari dataran
rendah dekat pantai sampai pegunungan pada ketinggian 5–2000 m di atas
permukaan laut. Sinyo nakal dibudidayakan hampir di seluruh wilayah Indonesia
(Anonim tt).

Gambar 1 Batang, daun, buah, dan bunga sinyo nakal (Jacqueline 2007).
D. repens banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias di daerah tropis dan
subtropis di seluruh dunia (Ahmed et al. 2009). Buahnya secara tradisional
dimanfaatkan sebagai obat malaria dan cacingan (Whistler 2000, diacu dalam
Nikkon et al. 2008a), dan daunnya sebagai obat abses, penurun panas, diuretik,
malaria, dan cacingan (Jayalakshmi et al. 2011).
Penelitian untuk menguji khasiat dan komponen aktif yang terkandung
dalam D. repens telah banyak dilakukan. Beberapa khasiat yang telah dilaporkan
antara lain buah dan batang D. repens memiliki aktivitas antijamur, antibakteri,
sitotoksisitas, dan aktivitas larvasida terhadap larva Culex quinquefascitatus
(Nikkon et al. 2008b, 2009). Daun D. repens menunjukkan aktivitas antibakteri
(Jayalakshmi et al. 2011), antioksidan (Adu et al. 2010), larvasida terhadap larva
C. quinquefascitatus (Serena et al. 2010), dan sebagai inhibitor pertumbuhan
tanaman (Hiradate et al. 1999). Seluruh bagian tanaman ini juga memiliki
aktivitas antioksidan, antivirus (Abou-Setta et al. 2007), antipakan, aktivitas
insektisida melawan Aedes aegypti dan Attagenus piceus (Grainge dan Ahmad
1998, diacu dalam Ahmad et al. 2009), serta sebagai inhibitor enzim αglukosidase, trombin, dan prolil endopeptidase (Anis et al. 2001; Iqbal et al.
2004).
Beragam senyawa aktif telah diisolasi pada daun dan seluruh bagian
tanaman D. repens antara lain terpenoid dan steroid (Kuo et al. 1996; Ahmad et
al. 1998; Hiradate et al. 1999; Anis et al. 2002; Shahat et al. 2001, 2005; AbouSetta et al. 2007; Nikkon et al. 2008a, 2008b, 2009; Ahmed et al. 2009),
flavonoid (Anis et al. 2001, 2002; Iqbal et al. 2003; Abou-Setta et al. 2007;

2

Ahmed et al. 2009), iridiod glikosida (Takeda et al. 1995; Kuo et al. 1996),
kumarin dan kumarinolignoid (Anis et al. 2002; Ahmad et al. 2009), dan
feniletanoid glikosida (Ahmed et al. 2009).
Belum banyak penelitian mengenai komponen kimia dalam D. repens asal
Indonesia. Secara khusus, buah D. repens juga belum banyak diteliti. Oleh sebab
itu, penelitian ini dilakukan untuk mencirikan komponen kimia dalam buah D.
repens yang terdapat di Indonesia khususnya yang tumbuh di Kabupaten
Jombang, Jawa Timur. Isolasi dan pencirian senyawa kimia dilakukan pada fraksi
nonpolar dari ekstrak metanol buah.

BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain penguap putar, alat distilasi, kolom
untuk kromatografi cair vakum (KCV), alat kromatografi radial (KR), dan
kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS). Kromatografi gas GC-17A
(Shimadzu) ditandem dengan spektrometer massa MS QP 5050A yang
menggunakan metode ionisasi serangan elektron (EI).
Bahan-bahan yang dipakai adalah sampel buah sinyo nakal (D. repens) yang
berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur, metanol, etil asetat, dan n-heksana,
asam sulfat p.a, pereaksi Wagner, Mayer, Dragendorf, dan Lieberman-Buchard,
NaOH 10%, dan FeCl3 1%. Silika gel yang digunakan meliputi silika gel Merck
60 G, silika gel Merck 60 PF254, dan pelat kromatografi lapis tipis (KLT) Merck
60 Kiesel GF254.
Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri atas tahap preparasi sampel, ekstraksi maserasi dengan
pelarut metanol, uji fitokimia (Harborne 1987), serta isolasi (Hermawati 2009)
dan pencirian komponen kimia. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Preparasi Simplisia
Sampel buah D. repens sebanyak 2.278 kg dikeringudarakan kemudian
dihaluskan menggunakan blender. Simplisia dimaserasi dalam pelarut n-heksana
selama 24 jam sebanyak 3 kali ulangan. Filtrat (ekstrak n-heksana) disaponifikasi
dengan NaOH 0.5 N hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas (fraksi taktersabunkan) dipisahkan dan dipekatkan dengan penguap putar. Residu hasil
maserasi dengan n-heksana dimaserasi kembali dengan metanol selama 24 jam
sebanyak 3 kali ulangan. Filtrat (ekstrak metanol) dikumpulkan dan dipekatkan
dengan penguap putar.
Penentuan Kadar Air (AOAC 950.46 (B) 2007)
Simplisia ditimbang sebanyak 2 g kemudian dimasukkan ke dalam cawan
porselen yang telah dipanaskan sebelumnya di dalam oven bersuhu 105 oC selama
30 menit sampai bobotnya konstan. Cawan porselen berisi sampel kemudian

3
dipanaskan di dalam oven bersuhu 105 oC selama 3 jam, lalu didinginkan di
dalam eksikator dan ditimbang. Pemanasan kembali dilakukan di dalam oven
hingga diperoleh bobot konstan. Kadar air contoh ditentukan dengan persamaan
Kadar air (%) =

× 100%

Keterangan: A = bobot contoh basah (g)
B = bobot contoh kering (g)
Uji Fitokimia (Harborne 1987)
Uji alkaloid dilakukan dengan mencampurkan 0.25 g ekstrak dengan 2.5
mL kloroform-amonia kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah H2SO4
2 M beberapa tetes, kemudian dikocok hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan asam
(tidak berwarna) dibagi 3 ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan beberapa tetes
pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Uji positif alkaloid apabila berturutturut terbentuk endapan putih, cokelat, dan merah jingga.
Uji triterpenoid dan steroid dilakukan dengan mencampurkan 0.1 g
ekstrak dengan 5 mL etanol kemudian dipanaskan pada 50 °C dan disaring. Filtrat
diuapkan hingga kering kemudian dilarutkan dengan eter. Lapisan eter diteteskan
di atas pelat tetes, dikeringudarakan, lalu ditambahkan pereaksi LiebermanBuchard. Uji positif triterpenoid jika terbentuk warna merah, dan positif steroid
jika terbentuk warna hijau atau biru.
Uji saponin dan tanin dilakukan dengan mencampurkan 0.1 g ekstrak
dengan 10 mL akuades kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 5 menit.
Larutan disaring dan dibagi 2. Sebagian filtrat didinginkan, lalu dikocok hingga
berbusa. Hasil uji positif saponin jika busa tidak menghilang setelah 10 menit.
Sebagian lagi ditambahkan larutan FeCl3 1%. Hasil uji positif tanin ditandai
dengan terbentuknya warna biru tua atau hijau kehitaman.
Uji fenol dan flavonoid dilakukan dengan mencampurkan 0.1 g ekstrak
dengan 15 mL air, kemudian dididihkan selama 2 menit dan disaring. Untuk uji
fenol, 5 mL filtrat ditambahkan NaOH 10% beberapa tetes. Terbentuknya warna
merah menunjukkan adanya senyawa fenolik. Untuk uji flavonoid, 2 mL filtrat
ditambahkan 0.1 g serbuk Mg, 1 mL alkohol klorhidrat (campuran HCl 37% dan
etanol 95% dengan volume yang sama), dan 5 mL amil alkohol. Tabung dikocok
kuat. Hasil uji positif flavonoid ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah,
kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol. .
Pemisahan Komponen Kimia Ekstrak Metanol
Jumlah komponen dalam ekstrak metanol ditentukan dengan KLT,
menggunakan pelat silika gel G60F254 sebagai fase diam dan berbagai pelarut,
yaitu n-heksana, kloroform, etil asetat, metanol, dietil eter, dan aseton sebagai
eluen tunggal. Dua jenis eluen tunggal dengan noda terbanyak dicampur dengan
berbagai komposisi untuk menentukan komposisi eluen terbaik. Jumlah noda
terbanyak di antara komposisi eluen yang diujikan diasumsikan sebagai jumlah
komponen dalam ekstrak metanol dan eluen tersebut diasumsikan sebagai eluen
terbaik dalam pemisahan komponen kimia (Zulhipri et al. 2007).

4

Isolasi (Hermawati 2009)
Proses isolasi dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu fraksionasi dan pemurnian.
Ekstrak metanol ditambahkan pelarut aseton dan didiamkan sesaat. Endapan tanin
dipisahkan dengan cara dekantasi dan filtrat difraksionasi menggunakan metode
kromatografi cair vakum (KCV).
Sebelum difraksionasi dengan KCV, dilakukan dulu pencarian eluen terbaik
untuk KCV. Metodenya sama seperti penentuan jumlah komponen kimia, tetapi
eluen terbaik ditentukan dari campuran eluen yang menahan pergerakan sampel
dengan eluen yang menggerakkan sampel hingga mendekati garis batas pelarut.
Eluen yang terpilih untuk KCV adalah n-heksana-etil asetat yang ditingkatkan
kepolarannya dengan silika gel GF254 sebagai fase diam.
Pemurnian fraksi KCV lebih lanjut menggunakan kromatografi radial (KR).
Berdasarkan hasil pencarian eluen terbaik, eluen n-heksana digunakan untuk KR.
Fraksi terpilih dilarutkan dalam etil asetat, kemudian dielusi dengan n-heksana
sampai noda pertama terelusi semua. Noda berikutnya dielusi dengan
meningkatkan kepolaran eluen dengan menambahkan etil asetat.
Pencirian komponen kimia
Komponen kimia buah D. repens hasil fraksionasi dan pemurnian dianalisis
menggunakan GC-MS dengan kolom kapiler DB-5 ms (J&W) (silika 30 m × 250
µm × 0.25 µm) digunakan pada suhu kolom 50 °C (0 menit) hingga 290 °C
dengan laju 15 °C/menit menggunakan gas pembawa helium pada tekanan tetap
7.6411 psi. Pangkalan data MS yang digunakan adalah Wiley 9N tahun 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air dan Hasil Ekstraksi
Kadar air menunjukkan banyaknya air yang terkandung dalam suatu bahan,
dinyatakan dalam persen. Dalam analisis bahan, kadar air digunakan sebagai
faktor koreksi bobot dalam menghitung rendemen ekstrak dan untuk
memperkirakan ketahanan selama penyimpanan. Buah D. repens segar setelah
dikeringudarakan dan dihaluskan memiliki kadar air 11.97% (Lampiran 2).
Sampel diekstraksi dengan metode maserasi secara seri menggunakan 2
jenis pelarut yang berbeda kepolarannya, yaitu n-heksana dan metanol. Maserasi
dalam n-heksana digunakan untuk mengekstraksi senyawa nonpolar, sedangkan
pelarut metanol akan mengekstraksi senyawa polarnya. Ekstrak n-heksana dan
metanol diuapkan dengan penguap putar dan didapatkan ekstrak n-heksana pekat
berwarna kuning sebanyak 45.20 g dan ekstrak metanol pekat berwarna cokelat
sebanyak 465.7 g. Rendemen yang diperoleh berturut-turut adalah 2.25% dan
23.21% (Lampiran 2).
Ekstrak n-heksana seluruhnya disabunkan dengan NaOH untuk memisahkan
lipid tersabunkan sehingga pada ekstrak n-heksana hanya tersisa fraksi taktersabunkan. Larutan NaOH akan menghidrolisis trigliserida membentuk endapan
sabun (Gambar 2). Berdasarkan hasil penyabunan, bobot fraksi yang tidak
tersabunkan adalah 10.01 g.

5

Gambar 2 Reaksi penyabunan trigiserida dengan NaOH
Ekstrak metanol sebanyak 114 g dilarutkan dengan aseton untuk dipisahkan
taninnya. Tanin yang bersifat sangat polar akan mengendap dan menyisakan
fraksi bebas-tanin sebanyak 78.64 g. Ekstrak metanol bebas-tanin dan tanin
dianalisis profil KLT-nya dengan eluen n-heksana-etil asetat (7:3). Gambar 3
memperlihatkan bahwa tanin berhasil dipisahkan dari ekstrak metanol kasar (noda
B), tetapi ekstrak metanol bebas-tanin masih mengandung sisa tanin (noda A).

tanin

Gambar 3 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin (A) dan endapan tanin (B)
di bawah sinar UV (λ = 254 nm)
Kandungan Fitokimia Ekstrak
Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan senyawa metabolit
sekunder yang terkandung dalam ekstrak buah D. repens. Hasil uji fitokimia pada
Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol mengandung tanin, saponin,
alkaloid, flavonoid, dan steroid, sedangkan ekstrak n-heksana tak-tersabunkan
mengandung steroid. Banyaknya jenis metabolit sekunder yang dapat
diidentifikasi menunjukkan bahwa proses pengeringan sampel tidak merusak
metabolit sekunder dalam buah D. repens.
Tabel 1 Kandungan fitokimia D. repens
Ekstrak
Ekstrak
Metabolit Sekunder
n-Heksana TakMetanol
tersabunkan
Tanin
+
Saponin
+
Alkaloid
+
Flavonoid
+
Steroid
+
+
Triterpenoid
Keterangan: – : Hasil negatif
+ : Hasil positif

6

Senyawa steroid hampir semuanya bersifat nonpolar sehingga terekstraksi
oleh n-heksana. Ekstrak kasar metanol mengandung lebih banyak jenis metabolit
sekunder karena pelarut metanol dapat melarutkan hampir semua senyawa organik
baik polar maupun nonpolar. Metanol memiliki tetapan dielektrik yang tinggi dan
struktur molekulnya kecil sehingga mampu menembus jaringan tanaman dan
mengekstraksi senyawa organik. Gambar hasil uji fitokimia ditampilkan pada
Lampiran 3.
Uji fitokimia sebelumnya pernah dilakukan pada daun D. repens. Menurut
Jayalaksmi et al. (2011), terkandung tanin, saponin, flavonoid, steroid, dan
terpenoid, sedangkan menurut Serena et al. (2010), terkandung tanin, saponin,
alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. Senyawa terpenoid yang teridentifikasi pada
daun tidak ditemui pada buah D. repens. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
meratanya penyebaran metabolit sekunder pada setiap bagian tanaman D. repens.
Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk mengisolasi senyawa
metabolit sekunder dari seluruh bagian D. repens. Ahmad et al. (1998) telah
berhasil mengisolasi senyawa steroid (22E,24)-24-etil-3-oksokolesta-4,22(23)dien-25-ol dari ekstrak kloroform D. repens. Anis et al. (2002) berhasil
mengisolasi 5α,8α-epidioksiergosta-6,22-dien-3β-ol dan -6,9,22-trien-3β-ol dari
fraksi larut-kloroform ekstrak etanol seluruh bagian D. repens asal Pakistan.
Abou-Setta et al. (2007) mengisolasi β-sitosterol dari ekstrak metanol bagian
aerial tanaman D. repens dari Giza, Mesir, sementara Kuo et al. (1996)
mengisolasi turunnya, yaitu β-sitosterol-3-O--D-glukopiranosida.
Kelompok senyawa flavonoid yang diisolasi sebagian besar merupakan
golongan flavon dan flavonol. Ahmed et al. (2009) mengisolasi senyawa flavon
(akasetin, diosmetin, apigenin, luteolin) dan flavonol kuersetin pada daun D.
repens dari Giza, Mesir. Dari Pakistan, Anis et al. (2001) berhasil mengisolasi
flavonol terakilasi-C3,7,4'-trihidroksi-3'-(4-hidroksi-3-metilbutil)-5,6-dimetoksiflavon; 3,7-dihidroksi-3'-(4-hidroksi-3-metilbutil)-5,6,4’-trimetoksiflavon; dan
3,5,4’-trihidroksi-6,7-dimetoksiflavon pada seluruh bagian tanaman D. repens.
Penelitian lanjutan berhasil mengisolasi flavonoid terisoprenilasi, 5,7-dihidroksi3’-(2-hidroksi-3-metil-3-butenil)-3,6,4’-trimetoksiflavon;
3,7-dihidroksi-3’-(2hidroksi-3-metil-3-butenil)-5,6,4’trimetoksiflavon;
dan
5-hidroksi-3,6,7,4’tetrametoksiflavon (Anis et al. 2002). Peneliti yang lain juga melaporkan flavonol
glikosida, 7-O-α-D-glukopiranosil-3,4-dihidroksi-3’-(4”-asetoksil-3”-metilbutil)6,4’-dimetoksiflavon dan 5,6-dimetoksiflavon; serta flavonol aglikon 3,7,4’trihidroksi-3’-(8”-asetoksil-7”-metiloktil)-6,6-dimetoksiflavon (Iqbal et al. 2004).
Hanya satu flavanon telah diisolasi dari ekstrak metanol D. repens dari Giza
(Mesir), yaitu naringenin (Abou-Setta et al. 2007).
Hasil Isolasi Komponen Kimia
Proses isolasi dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu fraksionasi dan pemurnian.
Fraksionasi memisahkan senyawa berdasarkan kepolaran menjadi fraksi-fraksi
yang lebih sederhana. Pemurnian menghilangkan pengotor dalam fraksi untuk
mendapatkan senyawa murni. Ekstrak metanol bebas-tanin dipekatkan,
selanjutnya difraksionasi dengan sistem elusi gradien menggunakan KCV. Teknik
KCV menggunakan kolom pendek berdiameter lebar dan bantuan vakum untuk
memisahkan ekstrak secara kasar dan cepat.

7

Sebelum ekstrak metanol bebas-tanin difraksionasi dengan KCV, terlebih
dulu ditentukan campuran eluen yang akan digunakan. Kromatogram KLT pada
Gambar 4 menunjukkan bahwa eluen n-heksana dan kloroform tidak cukup polar
untuk menggerakkan komponen dalam sampel. Aseton menghasilkan noda yang
berekor dan hanya terelusi hingga setengah lintasan ke garis batas elusi,
sedangkan metanol menghasilkan noda yang berekor juga, tetapi noda terelusi
hingga garis batas elusi, yang menunjukkan bahwa metanol terlalu polar. Eluen
etil asetat dan dietil eter memberikan lebih banyak noda daripada eluen-eluen
sebelumnya. Eluen dietil eter memberikan 3 noda, etil asetat memberikan 4 noda
yang terpisah dengan baik.
Keterangan:
A: n-heksana
B: kloroform
C: dietil eter
D: etil asetat
E: aseton
F: metanol

Gambar 4 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin pada berbagai eluen
Dengan eluen etil asetat, masih terdapat noda yang belum memisah
sempurna, maka dibuat komposisi campuran etil asetat dengan eluen yang tidak
memisahkan komponen, yaitu n-heksana, hasilnya ditunjukkan pada Gambar 5.
Berdasarkan hasil tersebut, deret eluen heksana-etil asetat digunakan secara
gradien berundak (step gradient) mengikuti peningkatan kepolaran, yaitu 200 mL
n-heksana, 2×200 mL n-heksana-etil asetat 8:2, 2×200 mL 6:4, 4×200 mL 1:1,
2×200 mL 4:6, 2×200 mL 3:7, dan 2×200 mL etil asetat. Setelah dielusi dengan
etil asetat, pita yang belum terelusi dibilas dengan metanol. Pemilihan ini
didasarkan atas kemunculan noda yang terlihat jelas dan terpisah dengan cukup
baik dengan campuran eluen tersebut.
Keterangan:
A = n-heksana-etil asetat 9:1
B = n-heksana-etil asetat 8:2
C = n-heksana-etil asetat 7:3
D = n-heksana-etil asetat 6:4
E = n-heksana-etil asetat 5:5
F = n-heksana-etil asetat 4:6
G = n-heksana-etil asetat 3:7
H = n-heksana-etil asetat 2:8
I = n-heksana-etil asetat 1:9

G

H

I

Gambar 5 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin pada berbagai komposisi
perbandingan eluen n-heksana-etil asetat
Eluat KCV kemudian diperiksa pola pemisahannya dengan KLT
menggunakan eluen n-heksana-etil asetat 7:3. Berdasarkan kesamaan pola

8

pemisahan pada KLT (Gambar 6), didapatkan 10 fraksi hasil KCV. Bobot tiap
fraksi ditunjukkan pada Tabel 2.

Gambar 6 Kromatogram eluat hasil KCV ekstrak metanol bebas-tanin dalam
eluen n-heksana-etil asetat (7:3)
Tabel 2 Bobot fraksi hasil KCV ekstrak metanol bebas-tanin
Fraksi
Bobot (mg)
Jumlah Noda
A
2.70
1
B
283.4
2
C
181.6
3
D
114
2
E
209.6
1
F
431.3
2
G
409.6
3
H
359.8
2
I
220
2
J
11854
2
Pemilihan fraksi yang akan dimurnikan lebih lanjut didasarkan pada bobot
yang besar dengan noda paling sedikit dan kepolaran fraksi. Fraksi A memiliki
noda tunggal, tetapi bobotnya hanya 2.70 mg sehingga tidak dapat dianalisis lebih
lanjut. Fraksi B dan C cukup besar bobotnya dan dipilih untuk dianalisis.
Sementara fraksi D−J tidak dipilih karena bukan fraksi nonpolar.
Analisis fraksi B dan C dengan eluen n-heksana-etil asetat 11:3
menunjukkan 5 noda pada fraksi B dengan Rf berturut-turut 0.90, 0.78, 0.62, 0.55,
dan 0.19 serta 9 noda pada fraksi C (Gambar 7). Oleh karena fraksi B memiliki
jumlah noda lebih sedikit, fraksi ini dianalisis kembali dengan eluen n-heksanaetil asetat 7:3 dan terbentuk 3 noda dengan Rf berturut-turut 0.97, 0.91, dan 0.86.
Hal ini membuktikan bahwa fraksi B bersifat nonpolar.

Gambar 7 Kromatogram fraksi B dan C dengan eluen n-heksana-etil asetat (11:3)

9

Fraksionasi lanjutan fraksi B dilakukan dengan menggunakan kromatografi
radial (KR). Sebelumnya, eluen untuk KR ditentukan terlebih dahulu.
Berdasarkan Gambar 8, eluen n-heksana digunakan untuk KR karena memberikan
2 noda dengan pemisahan yang baik (Rf berturut-turut 0.64 dan 0.22). Eluen
diklorometana juga memberikan pemisahan yang baik, namun jarak antarnoda
terlalu dekat sehingga eluen ini tidak digunakan.
Keterangan:
A = n-heksana
B = kloroform
C = diklorometana
D = dietil eter
E = etil asetat
F = aseton
G = metanol
H = etanol

Gambar 8 Kromatogram fraksi B pada berbagai eluen
Fraksi B dilarutkan dalam etil asetat kemudian dielusi dengan n-heksana
sampai noda pertama terelusi semua. Noda kedua selanjutnya dielusi dengan
meningkatkan kepolaran eluen dengan menambahkan etil asetat, berturut-turut
3×30 mL n-heksana-etil asetat 7:0.5, 2×32 mL 7:1, 4×34 mL 7:1.5, 2×36 mL 7:2,
2×50 mL etil asetat, dan 2×50 mL metanol. Berdasarkan kesamaan pola
kromatogramnya (Gambar 9), diperoleh 6 fraksi KR. Nilai Rf dan bobot tiap fraksi
ditunjukan pada Tabel 3.

Gambar 9 Kromatogram fraksi B setelah KR
Tabel 3 Nilai Rf dan bobot fraksi hasil KR fraksi B
Fraksi
B1
B2
B3
B4
B5
B6

Rf
0.94
0.94
0.88
0.88
0.68
0.68
0.68
0.29

Bobot (mg)
27.5
59.8

Jumlah Noda
1
2

23.4

2

6.40
6.00
1.20

1
2
-

Fraksi B1 dan B2 memiliki bobot yang cukup besar sehingga dapat dianalisis
lebih lanjut. Noda pertama pada fraksi B2 memiliki Rf yang sama dengan noda
tunggal pada B1 maka diduga merupakan senyawa yang sama. Fraksi B2
difraksionasi kembali menggunakan KLT preparatif dengan eluen aseton untuk

10

memisahkan 2 noda yang berdekatan. Diperoleh 2 fraksi, yaitu B21 dan B22 (B21 =
13.5 mg dan B22 = 10.1 mg). Kedua fraksi tersebut kemudian diuji menggunakan
KLT dengan eluen tunggal, yaitu n-heksana, diklorometana, dan aseton
menghasilkan noda tunggal (Gambar 10) sehingga dapat dianalisis lebih lanjut
dengan GC-MS.
Keterangan:
1 = fraksi B21
2 = fraksi B22

Gambar 10

Kromatogram fraksi B21 dan B22 dengan eluen aseton (A),
diklorometana (B), n-heksana (C)

Identitas Komponen Kimia Berdasarkan Analisis GC-MS
Ekstrak n-Heksana
Ekstrak n-heksana tak-tersabunkan dianalisis menggunakan GC-MS dan
menghasilkan kromatogram pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil GC-MS, fraksi
tak-tersabunkan masih mengandung kelompok senyawa lipid (Tabel 4). Proses
penyabunan yang dilakukan tanpa pemanasan ternyata belum berjalan dengan
sempurna. Reaksi penyabunan berjalan lambat tanpa bantuan katalis atau kondisi
lingkungan seperti proses pemanasan (Destryana 2011).
Tabel 4

Komponen fraksi tak-tersabunkan ekstrak n-heksana D. repens dari
Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Nama senyawa
Tridekana
Tetradekana
Nonadekana
1-Oktadekena
Asam heksadekanoat
Asam 9,12-oktadekadienoat
Asam linoleat
7-Pentadekuna
2,6,10,15,19,23-Heksametil-2,6,10,14,18,22-tetrakosaheksaena
Vitamin E
Eikosana

tR
13.936
14.859
17.317
18.038
19.590
20.899
21.117
24.833
32.249
45.369
54.848

%Area
0.36
3.03
0.40
4.96
3.92
3.71
3.28
7.13
4.79
4.66
20.40

Senyawa-senyawa dalam fraksi tak-tersabunkan telah dilaporkan oleh AbouSetta et al. (2007) dari seluruh bagian tanaman D. repens asal Giza, Mesir.
Senyawa yang terisolasi merupakan senyawa nonpolar kelompok hidrokarbon
(Tabel 5). Hasil GC-MS ekstrak n-heksana tak-tersabunkan dari buah D. repens
yang diperoleh pada penelitian ini (Tabel 4) secara umum berbeda, tetapi terdapat
beberapa senyawa yang sama seperti nonadekana dan eikosana. Metabolit
sekunder yang berbeda dapat dihasilkan dari suatu tanaman yang berbeda tempat
tumbuhnya. Selain itu, metabolit sekunder mungkin tidak tersebar merata pada

11

seluruh bagian tanaman. Kondisi pengukuran GC-MS yang berbeda juga dapat
berpengaruh.
Tabel 5 Komponen fraksi tak-tersabunkan dari seluruh bagian tanaman D. repens
Giza, Mesir (Abou-Setta et al. 2007)
Nama senyawa
C15 n-Pentadekana
C16 n-Heksadekana
C17 n-Heptadekana
C18 n-Oktadekana
C19 n-Nonadekana
Tidak teridentifikasi
C20 n-Eikosana
C21 n-Unkosana
C22 n-Dodakosana
Tidak teridentifikasi
C23 n-Trikosana
C24 n-Tetrakosana
C25 n-Pentakosana
C26 n-Heksakosana
C27 n-Heptakosana

tR
8.703
9.270
11.027
11.614
13.117
14.097
14.699
16.255
18.232
19.365
20.079
21.000
21.894
22.792
23.863

%Area
3.817
2.598
2.990
6.469
7.640
2.536
5.637
3.198
10.995
3.133
4.934
5.346
10.737
25.926
2.633

Senyawa yang teridentifikasi oleh GCMS berasal dari golongan alkana dan
lipid. Senyawa yang memiliki kelimpahan terbesar ialah eikosana dengan
persentase area 20.40% dan waktu retensi 54.848 menit. Senyawa-senyawa yang
memiliki puncak dengan intensitas tinggi adalah tetradekana, oktadekana, asam
heksadekanoat, asam 9,12-oktadekadienoat, asam linoleat, 7-pentadekuna,
2,6,10,15,19,23-heksametil-2,6,10,14,18,22-tetrakosaheksaena, dan vitamin E.
Identitas Komponen Kimia Berdasarkan Analisis GC-MS
Fraksi B21 dan B22
Fraksi B21 dan B22 juga dianalisis dengan GC-MS dan didapati belum murni.
Pada fraksi B21 teridentifikasi 40 senyawa (Lampiran 5), sedangkan pada fraksi
B22 terdapat 13 senyawa (Lampiran 6).
Fraksi B21 didominasi oleh kelompok senyawa lipid, asam karboksilat, dan
ester dengan puncak tertinggi ialah mono(2-etilheksil)-1,2-benzenedikarboksilat
dengan persentase area 20.68% dan waktu retensi 20.968 menit. Senyawasenyawa lain yang memiliki puncak yang tinggi adalah asam 1,2benzenadikarboksilat dan asam bis(2-etilheksil) heksanoat dengan persentase area
berturut-turut 7.65% dan 11% dengan waktu retensi 14.671 menit dan 18.712
menit. Fraksi B22 didominasi oleh senyawa keton dengan puncak tertinggi berasal
dari 4-hidroksi-4-metil-2-pentanon dengan persentase area sebesar 37.09% dan
waktu retensi 6.081 menit. Senyawa-senyawa yang juga memiliki puncak yang
tinggi adalah 2,2'-oksibis-etanol dengan persentase area sebesar 22.58% dan
waktu retensi 6.778 menit.
Senyawa hasil isolasi dari ekstrak metanol dari daun, batang, dan seluruh
bagian D. repens pernah dilaporkan sebelumnya. Fraksi larut n-butanol dari
ekstrak metanol daun dan batang D. repens dari Prefektur Okinawa, Jepang
mengandung iridoid glukosida, meliputi duranterektosida A, B, C, dan D;
durantosida I dan II lamiida; lamiidosida; dan verbaskosida (Takeda et al. 1995).

12

Fraksi larut n-butanol dari ekstrak metanol daun D. repens dari Bangkok,
Thailand mengandung durantanin I−III (Hiradate et al. 1999). Fraksi larut CHCl3
dari ekstrak metanol dari Giza, Mesir mengandung β-sitoserol, sedangkan fraksi
larut etil asetat dari ekstrak metanol mengandung naringenin, lamiida, akteosida,
pseudo-ginsenosida-RT1. Fraksi larut etil asetat-metanol 1:1 mengandung
asetosida, fraksi larut kloroform-metanol 90:10 mengandung lamiida, dan fraksi
larut CHCl3-MeOH 80:20 mengandung sukrosa dan rafinosa (Abou-Setta et al.
2007).
Senyawa-senyawa yang telah diisolasi umumnya merupakan senyawa
terpenoid dan flavonoid, sedangkan hasil GC-MS fraksi B21 didominasi oleh
senyawa golongan asam karboksilat dan ester, sementara fraksi B22 didominasi
oleh senyawa keton, alkohol, dan ester. Tidak ditemukan senyawa kelompok
terpenoid dan flavonoid pada kedua fraksi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan
oleh perbedaan metabolit sekunder berdasarkan tempat tumbuh dan bagian
tanaman yang dianalisis. Senyawa-senyawa hasil GC-MS yang diperoleh pada
fraksi B21 dan B22 belum pernah dilaporkan sebelumnya sehingga tidak dapat
dibandingkan dengan literatur.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil uji fitokimia, ekstrak kasar buah D. repens mengandung
metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, steroid, dan tanin. Hasil analisis dengan
GC-MS menunjukkan bahwa ekstrak n-heksansa tak-tersabunkan didominasi
dengan senyawa alkana, terutama senyawa eikosana. Hasil GC-MS pada fraksi
B21 dan B22 hasil pemisahan ekstrak metanol bebas-tanin masih belum merupakan
senyawa murni dengan didominasi oleh senyawa asam karboksilat, ester, keton,
dan alkohol.
Saran
Perlu ditelusuri lebih lanjut eluen pengembang yang mampu memisahkan
senyawa-senyawa yang terdapat dalam setiap fraksi agar dapat diketahui secara
spesifik senyawa dalam buah D. repens yang bersifat bioaktif.

DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. tt. Duranta repens Auct. Non Jacq [Internet]. [diunduh 2012 Mar 26].
Tersedia pada: ftp://komo.padinet.com/free/v12/ artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku5/5-028.pdf
[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2007. Official Methods of
Analysis. Washington (US): AOAC Int.

13

Abou-Setta LM, Nazif NM, Shahat AA. 2007. Phytochemical investigation and
activity of Duranta repens. J Appl Sci Res. 3:1426-1433.
Adu F, Gbedema SY, Brown P, Annan K, Boamah VE. 2011. Antibacterial and
free radical scavenging activity of Duranta plumieri Linn. J Pharm Sci Res.
2:282-287.
Ahmad S, Nizami TA, Nawaz HR, Malik A, Afza N. 1998. A new steroid from
Duranta repens [abstrak]. Fitoterapia. 69:448-450.
Ahmad N, Zeb F, Ahmad I, Wang F. 2009. Repenins A–D, four new antioxidative
coumarinolignoids from Duranta repens Linn. Bioorg Med Chem Lett.
19:3521-3524.
Ahmed WS, Mohamed MA, El-Dib RA, Hamed MM. 2009. New triterpene
saponins from Duranta repens Linn. and their cytotoxic activity. Molecules.
14:1952-1965.
Andreu MG, Friedman MH, McKenzie M, Quintana HV, Northrop RJ. 2010.
Duranta erecta, Golden Dewdrop. Florida (US): University of Florida IFAS
Extension.
Anis I, Ahmed S, Malik A, Yasin A, Iqbal M. 2002. Enzyme inhibitory
constituents from Duranta repens. Chem Pharm Bull. 50:515-518.
Anis I, Anis E, Ahmed S, Mustafa G, Malik A, Amtul Z, Atta-ur-Rahman. 2001.
Thrombin inhibitory constituents from Duranta repens. Helv Chim Acta.
84:649-655.
Destryana RA. 2011. Optimasi kondisi ekstraksi saponifikasi satu tahap untuk
mendapatkan minyak kaya asam lemak tak jenuh majemuk kaya asam
lenoleat dan asam α-linolenat dari kedelai varietas unggul [skripsi]. Malang
(ID): Universitas Brawijaya.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah;
Niksolihin S, editor. Bandung (ID): ITB. Terjemahan dari: Phytochemical
Methods.
Hermawati E. 2009. Metabolit sekunder dari salah satu tumbuhan obat Indonesia:
daun Desmodium triquentrum Linn. (Fabaceae) [skripsi]. Bandung (ID):
Institut Teknologi Bandung.
Hiradate S, Yada H, Ishii T, Nakajima N, Ohnishi-Kameyama M, Sugie H,
Zungsontiporn S, Fujii Y. 1999. Three plant growth inhibiting saponins
from Duranta repens. Phytochemistry. 52: 1223-1228.
Iqbal K, Malik A, Mukhtar N, Anis I, Khan SN, Iqbal M. 2004. α-glucosidase
inhibitory constituents from Duranta repens. Chem Pharm Bull. 52:785789.
Jayalakshmi B, Raveesha KA, Amruthesh KN. 2011. Phytochemical
investigations and antibacterial activity of some medicinal plants againts
pathogenic bacteria. J Appl Pharm Sci. 1:124-128.
Jacqueline. 2007. Duranta erecta / repens ‘Sweet Memories’ – attracts butterflies,
bees and birds [Internet]. [diunduh 2012 Mar 10]. Tersedia pada:
http://www.jaycjayc.com/duranta-erecta-repens-sweet-memories/
Kuo YH, Chen ZS, Lin YL. 1996. Chemical compenents of the leaves of Duranta
repens Linn. Chem Pharm Bull. 44:429-436.
Nikkon F, Habib MR, Karim MR, Hossain MS, Mosaddik MA, Haque ME.
2008a. Antishigellosis and cytotoxic potency of crude extracts and isolated
constituents from Duranta repens. Mycobiology. 36:173-177.

14

Nikkon F, Hasan S, Rahman MH, Hoque MA, Mosaddik MA, Haque ME. 2008b.
Biochemical, hematological and histiphatological effects of Duranta repens
stem on rats. Asian J Biochem. 2:366-372.
Nikkon F, Saud ZA, Hossain K, Parvin MS, Haque ME. 2009. Larvicidal effects
of stem and fruits of Duranta repens against the mosquito Culex
quinquefasciatus. J Pharm Tech Res. 4:1709-1713.
Serena MM, Balasubraman M, Rajan K, Gerald IAJ. 2010. Evaluation of the
larvicidal activity of the leaf extracts of Duranta erecta Linn.
(Verbenaceae) on the larvae of Culex quinquefascitatus (Say)
(Culicidae). J Biopesticides. 3:582-585.
Shahat AA, Nazif NM, Abou-Setta LM, Ibrahim NA, Cos P, Miert SV, Pieter L,
Vlietinck AJ. 2005. Phytochemical investigation and antioxidant activity of
Duranta repens. Phytother Res. 19:1071-1073.
Takeda Y, Morimoto Y, Matsumoto T, Ogimi C, Hirata E, Takushi A,Otsuka H.
1995. Iridoid glucosides from the leaves and stems of Duranta erecta.
Phytochemistry. 39:829-833.
Wiart C. 2011. Medicinal Plants of Asia and The Pacific. Boca Raton (US):
Taylor & Francis.
Zulhipri, Kartika IR, Sumaji I. 2007. Uji fitokimia dan aktivitas antidiabetes
ekstrak biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan berbagai pelarut.
Ebers Papyrus. 13(3):89-9.

15
Lampiran 1 Diagram alir penelitian
Simplisia sampel kering
(2.278 kg)
Ektrak heksana
(45.20 g)

Maserasi dengan n-heksana (9L)
Maserasi dengan metanol (15 L)

Saponifikasi

Fraksi tak-tersabunkan (10.01 g)

Endapan

Ekstrak metanol kasar
(465.72 g)

Pencirian menggunakan GC-MS

diambil 114 g
Perendaman dengan aseton (2L)

Endapan tanin
Filtrat bebas-tanin (78.64 g)
Fraksionasi menggunakan
KCV (2 , @20 g filtrat bebas
tanin )
Fraksi A
2.7 mg

Fraksi C
181.6 mg

Fraksi B
283.4 mg

Fraksi E
209.6 mg
Fraksi D
114 mg

Fraksi G
409.6 mg
Fraksi F
431.3 mg

Fraksi I
220 mg

Fraksi H
359.8 mg

Fraksi J
11.854 g

Fraksionasi menggunakan KR

Fraksi B1
27.5 mg

Fraksi B2
59.8 mg

Fraksi B3
23.4 mg

Fraksi B4
6.4 mg

Fraksi B5
6 mg

Fraksi B6
0.2 mg

Fraksionasi menggunakan KLTP

Fraksi B21
13.5 mg

Fraksi B22
10.1 mg

Pencirian lebih lanjut menggunakan
GC-MS

16

Lampiran 2 Kadar air dan rendemen
 Kadar air
Bobot awal (g)
Ulangan
1
2
3

Bobot akhir sampel (g) Kadar air (%)

Cawan

Sampel

22.5850
19.3788
19.4953

2.0118
2.0003
2.0214
Rerata

1.8079
1.7921
1.7108

10.14
10.41
15.37
11.97 ± 2.94

Contoh perhitungan :
obot awal – obot akhir
100%
Kadar air (%) =
obot awal
2 0 8 g – 8079 g
=
100%
20 8g
= 10.14%
erata

SD = √∑

2

| -̅|
-

 Rendemen

Rendemen



( 04 –

2

97)

Bobot
sampel (kg)

n-heksana
metanol

2.2790

=

Bobot
ekstrak
(kg)
0.0452
0.4657

obot ekstrak
obot sam el (
0.4657

2.2790 (
= 23.21%

kadar air)

0. 97)

× 100%

2

97)

3-

Sampel

=

( 0 4–

× 100%

( 5 37–

Rendemen
(%)
2.25
23.21

2

97)

2.94

17

Lampiran 3 Hasil uji fitokimia
Uji alkaloid

n-heksana

Uji saponin

metanol

n-heksana

Uji terpenoid/steroid

n-heksana

metanol

Uji tannin

metanol

n-heksana

Uji flavonoid

n-heksana

metanol

metanol

18

Lampiran 4 Kromatogram GC-MS fraksi tak-tersabunkan ekstrak n-heksana
Kelimpahan
750000
54.847

700000
650000
600000

19.588

550000

24.830

14.856

500000
32.251

450000

42.170

400000
21.118
21.319
18.038
21.199
20.901
23.660
25.132

350000
300000
250000

45.371

20.712
23.497
22.483
17.646
17.671
20.533
19.066
26.081
19.358
33.956
17.730
17.812 22.373 26.506
16.491
15.652
18.090
30.909
20.603 24.619
19.401
20.457
14.224
17.563
13.99117.319
17.373
13.934
14.795
14.100

200000
150000
100000
50000
10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

43.043
47.764
56.397

40.00

45.00

50.00

55.00

Waktu

Pk#
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

RT
13.936
13.987
14.104
14.222
14.792
14.859
15.656
16.495
17.376
17.560
17.644
17.669
17.728
17.812
18.038
18.089
19.070
19.406
20.454

Qual
95
87
98
97
97
98
97
93
47
46
72
93
64
30
97
64
99
37
60

Library/ID
n-Tridekana
2,4-Dekadienal
5-(2-Propenil)-1,3-benzodioksol
2,4-Dekadienal
3-Tetradekena
Tetradekana
Asam 3-fenil-2-propenat
1-Heksadekena
2-Metil-5H-dibenz[b,f]azepin
Isomer nonilfenol
Asam 3-(p-metoksibenzoil)propionat
Isomer nonilfenol
2-Asetil-1-vinilpirola
2-Metil-6-(1,1,3,3-tetrametilbutil)fenol
1-Oktadekena
5,5-Dimetil-1,2-dipropil-1,3-siklopentadiena
Heksadekanoat
1,2,3,4-Tetrahidro-1,1,4,4,6-pentametil-5,7-dinitronaftalena
Nonadekana

19

lanjutan Lampiran 4
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

20.530
20.714
20.899
21.117
21.201
21.318
22.375
22.484
23.499
24.615
24.833
25.135

64
47
93
99
22
83
50
50
50
58
89
43

32
33
34
35

26.083
26.502
30.907
32.249

49
47
47
99

36
37
38
39
40
41

33.952
43.045
45.369
47.768
54.848
56.400

60
43
98
70
97
50

(Z)-8-Pentadeken-1-ol asetat
2-Metil-5H-dibenz[b,f]azepin
Asam 9,12-oktadekadienoat
Asam linoleat
1-Dokosena
4-Metoksi-3-(3-metoksifenil)-4-metilpentan-1-ol
2-Metil-5H-dibenz[b,f]azepin
13-Sianotrisiklo[7.4.1.0(2,8)]tetradeka-2,4,6,10,12-pentaena
Siklotrisiloksana
7-Pentadekuna
1-(1',2'-bis(1''-isopropil)etanilazo]-[1,2,3-tris(t-butil)-2siklopropena
Bis(2-etilheksil) ftalat
2-Metil-5H-dibenz[b,f]azepin
13-sianotrisiklo[7.4.1.0(2,8)]tetradeka-2,4,6,10,12-pentaena
2,6,10,15,19,23-Heksametil-2,6,10,14,18,22tetrakosaheksaena
1-Hidroksi-2-o-fluorofenil-4-nitroimidazol-3-oksida
2-Metil-5H-dibenz[b,f]azepin
Vitamin E
2-(p-Nitrofenil)-1,3,4-oksadiazol-5-on
Eikosana
N-etil-1,3-ditioisoindolina

20

Lampiran 5 Kromatogram GC-MS fraksi B21
Kelimpahan
12.959
12.998
13.050
13.147
13.315
14.124
14.373
14.674
14.853
15.442
15.650
15.778
16.543 18.716 20.967
15.846
14.070

95000
0
90000

25.433

14.622

0
85000
0
80000

17.257

12.878 14.987
16.674
12.529
20.809
13.497
18.087
6.663
15.958
20.287
11.988
0
16.408
65000 6.797 8.513
16.347
17.382
0
60000
15.123
11.591
19.939
12.724
9.572
0
18.424
19.580
55000
0
50000
0
75000
0
70000

0
45000
0
40000
0
35000
0
30000

10.893
11.306

0
25000
0
20000
0
15000
0
10000
10.00

0

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Waktu

No RT

Area Nama Senyawa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

1.29
3.26
0.87
1.02
0.54
0.67
0.79
1.01
1.05
0.73
1.14
1.24
1.25
1.75
1.89
4.66
1.03
1.29
2.58
1.42
2.20
7.65
0.94
1.46
1.61
2.33
1.91

6.660
6.799
8.514
9.568
10.892
11.310
11.589
11.989
12.529
12.721
12.877
12.956
12.999
13.052
13.147
13.313
13.496
14.071
14.123
14.619
14.671
14.854
14.985
15.124
15.447
15.647
15.777

2,2'-Oksibis-etanol
1,2,3-Propanatriol
2,3,3-Trimetil-2-butanol
Heksametilfosforamida
2-Tetradekena
2,6-bis(1,1-Dimetiletil)fenol
Asam dodekanoat
N,N-dietil-3-metilbenzamida
1-Pentadekena
Asam 3-(4-metoksifenil)-2-propenoat
N-(2,5-Dimetilfenil)asetamida
4-(2,2,3,3-Tetrametilbutil)fenol
4-Nonilfenol
Asam 2-profenil-1-adamantanakarbolsilat
Asam tetradekanoat
Isomer oktilfenol
3,5-Di-tert-butil-4-hidroksibenzaldehida
(E)-15-Heptadekanal
Asam ftalat
7,9-Di-tert-butil-1-oksapiro(4,5)deka-6,9-diena-2,8-dion
Asam n-Heksadekanoat
Asam 1,2-benzenadikarboksilat
Siklopentadekana
1-(Eteniloksi)-heksadekana
2,3-Dihidro-2-fenil-4H-1-Benzopiran-4-on
1-Oktadekena
Asam (Z,Z) 9,12-oktadekadienoat

Qual
83
83
47
97
96
64
99
95
95
97
49
87
86
68
94
87
96
99
90
99
99
95
84
51
98
99
99

21

lanjutan Lampiran 5
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

15.847
1.12
15.960
0.69
16.344
0.90
16.544
2.77
16.674
0.97
17.258
0.81
18.085
0.54
18.425
0.40
18.712 11.00
19.940
1.02
20.289
1.05
20.968 20.68
25.435 5.45

Asam 9,12,15-oktadekatrienoat
Asam 12-metiltetradekanoat
Fluorantena
(Z)-6-Etilidena-6H-dibenzo[b,d]tiopiran-5-oksida
2-Metil-9,10-antrasenadion
N ,N-Dimetilpalmitamida
2-Etilheksil 3-(4-metoksifenil)-2-Propenoat
4,8,12,16-Tetrametilheptadekan-4-olida
bis(2-etilheksil)-heksanadioat
Asam 9,10-dihidroksioktadekanoat
2-Hidroksi-1-(hidroksimetil)-heksadekanoat
mono(2-etilheksil)-1,2-benzenedikarboksilat
13-Dokosenamida

99
95
86
90
94
91
96
95
98
90
83
91
98

22

Lampiran 6 Kromatogram GC-MS fraksi B22
Kelimpahan

900000
800000
700000
600000
6.084
500000
400000
300000
200000

6.774
9.598

100000

7.139
7.290
7.043
6.00

8.00

15.503
13.777
15.604
13.971
14.416
12.030
13.360

20.979
20.894

10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00
Waktu

No

RT

Area%

Library/ID

1

6.081

37.09

4-Hidroksi-4-metil-2-pentanon

2
3
4
5
6

6.778
7.039
7.135
7.291
9.599

22.58
4.87
3.83
2.75
4.72

2,2'-Oksibis-etanol
Ribitol
1,1'-Oksibis-2-propanol
1-Propanol,2-(2-hidroksipropoksi)
Heksametilfosforamida

7
8
9
10

12.029
13.361
13.779
15.504

4.02
4.11
3.56
2.06

N,N-dietil-3-metilbenzamida
N-(1,1-dimetiletil)-3-metoksibenzamida
Asam heksadekanoat
2-[(tert-Butildimetilsilil)oksi]-1-isopropil-4metilbenzena

11
12

15.608
20.894

1.23
2.53

Asam 10-Oktadekanoat
(1S*,2R*,5R*,7S*)-2,4-Dimetil-7-etil-6,8dioksabisiklo[3.2.1]-okta-3-ena

56
42

13

20.981

2.55

1-Isotiosianat-3-metiladamantana

52

Qual
83
83
59
47
64
97
86
64
97
50

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjungpandan, pada tanggal 11 Juli 1991 dari pasangan
Drs. Haziarto dan Ernawati. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMAN) 2
Pangkalpinang tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 2008–2013
di Program Sarjana Departemen Kimia, IPB.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti
Magic Chemistry. Penulis melakukan praktik lapangan di Balai Besar Industri Agro
(BBIA) dengan judul la oran “Analisis Cemaran Logam (Pb,Cd, Sn) dalam Sampel
Kopi Gula Susu dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom” pada tahun
2011. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Kimia Organik Berbasis
Kompetensi Departemen Kimia IPB tahun ajaran 2010/2011 dan asisten praktikum
Kimia Bahan Alam Departemen Kimia IPB tahun ajaran 2011/2012.

Dokumen yang terkait

Aktivitas antimalaria ekstrak metanol dan fraksi kloroform buah Duranta repens L. pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei

1 21 11

Aktivitas Antimalaria Ekstrak Metanol Dan Fraksi Kloroform Buah Duranta Repens L. Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium Berghei

0 17 1

Aktivitas Antimalaria Ekstrak Metanol dan Fraksi Kloroform Buah Duranta Repens L. pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium Berghei

0 20 1

Metil-p-Hidroksibenzoat dari Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Daun Ketepeng (Cassia alata)

0 2 44

Komponen Kimia Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Daun Trengguli (Cassia fistula)

0 2 28

Komponen Kimia Fraksi Polar Ekstrak Metanol Buah Sinyo Nakal (Duranta repens)

0 6 30

AKTIVITAS BIOLARVASIDA FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL 96% BUAH Piper retrofractum Vahl. Aktivitas Biolarvasida Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol 96% Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromat

0 2 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN ANTIBIO

0 0 15

AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM FRAKSI NONPOLAREKSTRAK METANOL KULIT BATANG MIMBA (Azadirachta AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM FRAKSI NONPOLAR Aktivitas antiplasmodium fraksi nonpolar ekstrak metanol kulit batang mimba (Azadirachta indica A. Juss.) terhadap Plasmodium

0 1 16

Pemanfaatan Ekstrak Fraksi Nonpolar Daun

0 0 5