Performa Pertumbuhan dan Daya Tahan Ikan Nila Oreochromis niloticus F1 Hasil Seleksi Berbasis Marka MHC I terhadap Penyakit Streptococcosis

PERFORMA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN IKAN
NILA Oreochromis niloticus F1 HASIL SELEKSI BERBASIS
MARKA MHC I TERHADAP PENYAKIT Streptococcosis

LILIS NURJANAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Performa
Pertumbuhan dan Daya Tahan Ikan Nila Oreochromis niloticus F1 Hasil Seleksi
Berbasis Marka MHC I terhadap Penyakit Streptococcosis” adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Lilis Nurjanah
NIM C14110027

ABSTRAK
LILIS NURJANAH. Performa Pertumbuhan dan Daya Tahan Ikan Nila
Oreochromis niloticus F1 Hasil Seleksi Berbasis Marka MHC I terhadap Penyakit
Streptococcosis. Dibimbing oleh ALIMUDDIN dan SRI NURYATI.
Penyakit Streptococcosis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
agalactiae merupakan jenis penyakit yang sering ditemukan pada budidaya ikan
nila. MHC I merupakan molekul yang terlibat dalam sistem imun hewan bertulang
belakang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pewarisan marka
MHC I, menguji performa pertumbuhan dan ketahanan ikan nila F1 hasil seleksi
berbasis marka MHC I terhadap penyakit yang disebabkan oleh S. agalactiae.
Keturunan F1 dibuat dengan melakukan persilangan, yaitu: induk betina positif
MHC I dengan jantan positif MHC I, induk betina negatif MHC I dengan jantan
positif MHC I, induk betina positif MHC I dengan jantan negatif MHC I, dan
induk betina negatif MHC I dengan jantan negatif MHC I. Ikan nila F1 memiliki
marka MHC I diidentifikasi menggunakan metode PCR. Uji tantang bakteri S.

agalactiae dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 mL (107 CFU/mL) secara
intraperitoneal, selama 14 hari. Pewarisan marka MHC I pada ikan nila keturunan
pertama memberikan hasil yang relatif tinggi, berkisar 78,3-93,0%. Persilangan
induk betina negatif MHC I dan jantan negatif MHC I memberikan kelangsungan
hidup pascatantang paling tinggi, sebesar 85,0%.
Kata kunci: MHC I, Streptococcus agalactiae, Ikan nila, marka molekular

ABSTRACT
LILIS NURJANAH. Growth Performance and Streptococcosis Disease
Resistance of Nile Tilapia Oreochromis niloticus First Generation Selected by
MHC I Marker. Supervised by ALIMUDDIN and SRI NURYATI.
Streptococcosis, caused by the bacteria Streptococcus agalactiae, is a type
of diseases that is often found in Nile tilapia farming. MHC I molecules are
involved in immune system of vertebrate. This study was performed to evaluate
the inheritance of the MHC I marker, the growth response and disease resistance
of the first generation of Nile tilapia selected using marker assisted selection
method and infected by S. agalactiae bacteria. First generation (F1) were
produced by performing crossbreeds, namely: female and male having MHC I,
female without MHC I x male having MHC I, female having MHC I x male
having MHC I, and female and male without MHC I. MHC I marker inheritance

in the progenies were identified, and challenged test was conducted by
interperitoneally injecting of 0.1 mL S. agalactiae (107 CFU/mL) for 14 days. The
inheritance of MHC I marker in F1 fish was relatively high level, ranging from
78.3-93.0%. Crossbreed of female and male without MHC I has 85.0% survival,
highest than other treatments.
Keywords: MHC I, Streptococcus agalactiae, Nile tilapia, molecular marker

PERFORMA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN IKAN
NILA Oreochromis niloticus F1 HASIL SELEKSI BERBASIS
MARKA MHC I TERHADAP PENYAKIT Streptococcosis

LILIS NURJANAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Performa Pertumbuhan dan Daya
Tahan Ikan Nila Oreochromis niloticus F1 Hasil Seleksi Berbasis Marka MHC I
terhadap Penyakit Streptococcosis” berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan
mulai tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan 3 Februari 2015 di Balai Pengembangan
Budidaya Ikan Nila dan Mas (BPBINM Wanayasa), Laboratorium Reproduksi
dan Genetika Organisme Akuatik, serta Laboratorium Kesehatan Ikan,
Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Ayahanda Opik, S.Pi., M.P dan ibunda Ernawati, serta kakak Neng Irma
Purnama N, A.Md, kakak Defi Novianto, S.E., M.M dan adik Muhammad
Zaelani Siddiq atas kasih sayang, doa, nasihat dan dukungan yang tak
terhingga.
2. Prof. Dr. Komar Sumantadinata, M.Sc (alm) atas segala bimbingan dalam
penyusunan proposal dan nasihat yang telah diberikan.
3. Dr. Alimuddin, S.Pi., M.Sc dan Dr. Sri Nuryati, S.Pi., M.Si selaku dosen

pembimbing atas segala bimbingan, motivasi, dan bantuan yang telah
diberikan.
4. Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si selaku Dosen Penguji Tamu dan Dr. Dinamella
Wahjuningrum, S.Si., M.Si selaku Wakil Komisi Pendidikan, Departemen
Budidaya Perairan.
5. Dr. Ir. Sukenda, M.Sc selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan
6. Deden Daelami As, S.P., M.M selaku ketua BPBINM Wanayasa, Arief
Maulana Syam, A.Md., Biki Hasbi Asidiqi, S.Pi dan tim pengujian
BPBINM Wanayasa, serta tim Laboratorium Genetik BBPBAT Sukabumi.
7. Dendi Hidayatullah, S.Pi., Rangga Garnama, S.Pi., Kurdianto, S.Pi., Yodi
Husen, Nurul Wulandari, Hasan Nasrullah, Pak Ranta, Mbak Lina dan
Kang Dedi yang telah membantu selama penelitian.
8. Pak Marjanta, Bu Yuli Rohmalia, Bu Suriani dan semua pegawai serta staf
TU BDP, atas doa dan bantuannya.
9. Keluarga DUGA (Nenek Yulya Aryani, Tante Ayu Kharisma, Mbok
Oktarina Nur Widyanti, Kutir Tiara Widiati, Komplang Afifia, Mpok
Anna Nurkhasanah) atas semangat yang telah diberikan.
10. Rekan-rekan BDP 48 dan pihak-pihak yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya skripsi ini.


Bogor, April 2015
Lilis Nurjanah

xi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL......................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................
Latar Belakang...................................................................................
Tujuan Penelitian................................................................................
METODE...................................................................................................
Rancangan Penelitian.........................................................................
Prosedur Penelitian.............................................................................
Parameter Penelitian dan Analisis Data.............................................
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
Hasil...................................................................................................
Pembahasan........................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................

Kesimpulan.........................................................................................
Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................
RIWAYAT HIDUP....................................................................................

xi
xi
xi
1
1
2
2
2
3
5
6
6
10
12

12
12
13
17
22

xi

DAFTAR TABEL
1 Rancangan perlakuan persilangan................................................................
2 Pertumbuhan panjang, bobot, laju pertumbuhan harian (LPH) dan
kelangsungan hidup (KH) ikan selama pemeliharaan..................................
3 Jumlah sel darah putih (SDP), sel darah merah (SDM), hematokrit dan
hemoglobin ikan nila keturunan pertama......................................................
4 Persentase limfosit, netrofil dan monosit pada ikan nila keturunan
pertama..........................................................................................................
5 Kualitas air media pemeliharaan ikan...........................................................

3
6

7
8
9

DAFTAR GAMBAR
1 Persentase pewarisan marka MHC pada ikan nila F1 (A), dan produk
PCR dalam identifikasi ikan nila F1 yang membawa marka MHC I
(B)................................................................................................................. 7
2 Kelangsungan
hidup
(%)
ikan
nila
keturunan
pertama
pascatantang.................................................................................................. 9
3 Gejala klinis pada ikan nila yang terinfeksi bakteri Streptococcus
agalactiae pascatantang................................................................................ 9
4 Identifikasi induk ikan nila Nirwana yang membawa marka MHC
I..................................................................................................................... 17


DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Hasil identifikasi marka MHC I pada induk ikan nila Nirwana...................
Prosedur pengukuran parameter gambaran darah.........................................
Analisis statistik pertumbuhan bobot ikan nila keturunan pertama..............
Analisis statistik laju pertumbuhan harian ikan nila keuturunan
pertama..........................................................................................................
Analisis statistik gambaran darah; sel darah putih ikan nila keturunan
pertama .........................................................................................................
Analisis statistik gambaran darah; hemoglobin ikan nila keturunan
pertama..........................................................................................................

Analisis statistik diferensial leukosit; limfosit ikan nila keturunan
pertama..........................................................................................................
Analisis statistik kelangsungan hidup ikan nila keturunan pertama
pascatantang..................................................................................................

17
17
18
19
19
20
20
21

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila Oreochromis niloticus merupakan salah satu jenis ikan konsumsi
yang memiliki nilai ekonomis penting di dunia (Wardoyo 2005). Ikan nila
Nirwana merupakan salah satu jenis ikan nila yang budidayanya sedang
berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahun 2011 dalam kurun
waktu pengerjaan selama 5 tahun semenjak ikan nila Nirwana dirilis pada tahun
2006, Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas (BPBINM) Wanayasa
kembali merilis dengan nama ikan nila Nirwana II. Berdasarkan parameter genetic
gain, perbaikan pertumbuhan ikan nila Nirwana F6 (Nirwana II) dibandingkan F3
(Nirwana I) adalah 15,08 %.
Penyakit merupakan salah satu masalah serius yang selalu dihadapi oleh
pembudidaya ikan (Supriyadi dan Lila 2010). Budidaya secara intensif akan
menyebabkan ikan rentan mengalami stres dan terserang penyakit (Poonsawat et
al. 2009). Jenis penyakit yang sering ditemukan pada pembudidaya ikan nila di
Indonesia terutama di Jawa Barat, yaitu Streptococcosis yang disebabkan oleh
Streptococcus agalactiae (Taukhid 2009). S. agalactiae merupakan bakteri yang
termasuk golongan Gram positif, tidak motil, positif fermentatif dan katalase
negatif (Hardi et al. 2008) yang dapat menginfeksi ikan air tawar dan ikan air laut,
baik pada spesies liar maupun yang dibudidayakan, terutama apabila lingkungan
dalam keadaan suhu tinggi dapat menyebabkan tingkat kematian yang tinggi (Yi
et al. 2014). Penyakit yang disebabkan oleh S. agalactiae dapat menyerang organ
otak dan mata dengan sangat cepat (Musa et al. 2009) serta organ lain yang
umumnya mengandung cairan (Evans et al. 2002). Sheehan et al. (2009)
mengelompokkan S. agalactiae dalam dua tipe yaitu tipe 1 (β-hemolitik) dan tipe
2 (non-hemolitik). Bakteri S. agalactiae tipe 2 lebih ganas dibandingkan dengan
tipe 1 dengan kemampuan untuk menyebabkan kematian lebih tinggi. Selain itu,
penyebaran bakteri tipe 2 lebih luas dan hampir ditemukan di beberapa wilayah di
Asia seperti Cina, Indonesia, Vietnam dan Filipina, dan juga di wilayah Amerika
Latin seperti Ekuador, Honduras, Mexico dan Brazil (Hardi et al. 2011).
Pengendalian penyakit Streptococcosis sering dilakukan dengan metode
vaksinasi (Ra et al. 2010). Menurut Hidayatullah (2013) pemberian vaksin S.
agalactiae terhadap ikan nila, memberikan kelangsungan hidup lebih tinggi
sebesar 76,67% dibandingkan dengan ikan yang tidak diberi vaksin (36,7%)
setelah 20 hari diinjeksi dengan bakteri S. agalactiae. Namun demikian, vaksin
belum banyak terdapat di pasaran dan memiliki harga yang relatif tinggi. Selain
itu, vaksin bekerja secara spesifik, artinya hanya bekerja pada patogen tertentu
(Nunia dan Henky 2015) serta tidak diwariskan pada keturunannya. Metode
alternatif untuk mencegah penyakit yaitu dengan meningkatkan kapasitas
kekebalan tubuh ikan menggunakan metode seleksi genetik marker assisted
selection (MAS) untuk menghasilkan ikan yang resisten terhadap penyakit (Pang
et al. 2013).
Major histocompatibility complex (MHC) merupakan genom terbesar yang
dapat ditemukan pada vertebrata yang mengkode molekul MHC yang berperan
penting dalam sistem kekebalan tubuh (Zhou et al. 2013). Molekul MHC terlibat
dalam interaksi antara benda asing dengan sistem pertahanan tubuh ikan.

2

Berdasarkan fungsi dan susunan kimianya, gen MHC dibagi menjadi dua, yaitu
MHC class I dan MHC class II (Pang et al. 2013). Karena kedua MHC tersebut
berperan penting dalam respons terhadap penyakit dan vaksin, gen MHC telah
dipelajari secara intensif pada kelompok vertebrata termasuk chondrichthyes
(Bartl dan Weissman 1994), teleost (Stet et al. 1998), amfibi (Liu et al. 2002),
reptil (Grossberger dan Parham, 1992), burung (Burri et al. 2008), dan mamalia
(Gao et al. 2009). Gen MHC class I (MHC I) dan class II (MHC II) yang
ditemukan dalam teleost berbeda, tidak seperti mamalia dan kelompok vertebrata
lainnya (Stet et al. 2003). Gen MHC I dan MHC II pada ikan terdapat dalam
kromosom yang berbeda dan dipisahkan secara bebas (Sato et al. 2000), yang
memungkinkan untuk dipelajari keterkaitan antara keduanya atau hanya gen MHC
I atau II saja dengan ketahanan terhadap penyakit (Stet et al. 2003).
MHC I merupakan molekul yang terlibat dalam presentasi antigen peptida
pada permukaan sel yang dikenali oleh reseptor T sel sitotoksik (TCR) dari
limfosit T CD8+ (Germain 1994). Molekul MHC I merupakan rantai besar α
transmembran heterodimer (45 kDa) yang berasosiasi non-kovalen dengan rantai
pendek (12 kDa) β2-mikroglobulin (Rakus 2008). Masing-masing rantai besar
disandikan oleh gen polimorfik yang berisi peptida leader, tiga domain
ekstraseluler (α1, α2, α3) dan transmembran serta sitoplasma (Cuesta et al. 2007).
MHC I berperan penting dalam sistem utama kekebalan tubuh (Zhou et al. 2013).
Gen MHC merupakan kandidat gen untuk ketahanan terhadap penyakit
karena gen MHC memiliki elemen penting dalam penyesuaian sistem imun
(Rakus 2008). MHC telah digunakan dalam seleksi ikan mas (Alimuddin et al.
2011). Gen MHC I memiliki kemungkinan sebagai kandidat marka gen yang
berasosiasi dengan ketahanan terhadap penyakit yang disebabkan oleh S.
agalactiae. Menurut Poonsawat et al. (2009), ikan nila yang memiliki gen MHC I
dengan alel Orni*a dan Orni*j menunjukkan tingkat ketahanan yang tinggi
terhadap S. agalactiae. Penelitian ini dilakukan untuk menguji performa
pertumbuhan dan ketahanan ikan nila keturunan pertama hasil seleksi berbasis
MAS terhadap penyakit yang disebabkan oleh S. agalactiae, dan mengevaluasi
pewarisan marka.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pewarisan marka MHC I,
menguji performa pertumbuhan dan ketahanan ikan nila keturunan pertama hasil
seleksi berbasis marker assisted selection (MAS) terhadap penyakit yang
disebabkan oleh S. agalactiae.

METODE
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan dua ulangan.

3

Perlakuan yang digunakan adalah persilangan antara induk ikan nila Nirwana
dengan dan atau tanpa marka gen MHC I (Tabel 1).
Tabel 1 Rancangan perlakuan persilangan
Perlakuan
Betina (♀)
I
+
II
III
+
IV
-

Jantan (♂)
+
+
-

Simbol
Bp x Jp
Bn x Jp
Bp x Jn
Bn x Jn

Keterangan : (+)= Induk ikan nila Nirwana yang membawa marka MHC I , (-)= induk ikan nila
Nirwana yang tidak membawa marka MHC I , Bp= ikan nila betina yang membawa
marka MHC I, Bn= ikan nila betina yang tidak membawa marka MHC I, Jp= ikan
nila jantan yang membawa marka MHC I, Jn= ikan nila jantan yang tidak membawa
marka MHC I.

Prosedur Penelitian
Identifikasi Marka MHC I pada Induk Ikan Nila Nirwana
Tahap pertama dalam identifikasi marka gen MHC I adalah isolasi DNA.
Isolasi DNA genom dilakukan menggunakan kit Isolasi DNA (Qiagen). Sampel
yang digunakan berupa bagian sirip ekor ikan dengan bobot 25-30 mg dan
dimasukkan ke dalam tabung mikro 1,5 mL, ditambahkan sebanyak 200 µL cell
lysis solution dan 1,5 µL proteinase K kemudian dihomogenasi menggunakan
vortex. Inkubasi dilakukan menggunakan dry thermo unit pada suhu 55 °C selama
1 malam (overnight). Hasil lisis dibiarkan dalam suhu ruang selama 10-15 menit,
ditambahkan 2 µL RNase (4 mg/mL), dan diaduk secara pelan-pelan dengan
membolak-balik tabung mikro. Setelah dilakukan spin-down, diinkubasi pada
suhu 37 °C selama 60 menit dan disimpan dalam es (on ice) selama 5 menit.
Reaksi ditambahkan sebanyak 200 µL protein precipitation solution, kemudian
disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 15 menit. Supernatan
dipindahkan ke dalam tabung mikro 1,5 mL baru yang diisi dengan 300 µ L
isopropanol, lalu diaduk dengan membolak-balik tabung mikro sebanyak 50 kali.
Setelah itu, tabung mikro disentrifugasi kembali dengan kecepatan 12.000 rpm
selama 15 menit. Supernatan yang dihasilkan dibuang, pelet DNA dibilas dengan
300 µL etanol 70% dingin, disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 15
menit, supernatan dibuang, kemudian pelet DNA dikeringudarakan. DNA
dilarutkan 50 µL ion exchange water, kemudian disimpan di dalam lemari beku
(suhu -20 °C) hingga akan digunakan.
Tahap kedua dalam identifikasi marka gen MHC I, yaitu amplifikasi DNA
dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Primer forward dan reverse
diperoleh dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
yang dimodifikasi dari Poonsawat et al. (2009). Panjang sekuen nukleotida target
adalah 567-576 bp. Reaksi PCR yang digunakan bervolume 10 µL yang
mengandung 3,95 µL ion exchange water, 1 µL LA Buffer, 1 µL dNTPs mix, 1
µL MgCl2, 1 µL (10 pmol) primer forward dan reverse, 0,05 µ L LA Taq
polymerase (Takara Bio, Japan) dan 1 µL larutan DNA. Program PCR untuk
amplifikasi DNA, yaitu pre-denaturasi pada suhu 95 °C selama 5 menit,
denaturasi pada suhu 95 °C selama 30 detik, annealing pada suhu 61 °C selama

4

30 detik, ekstensi pada suhu 72 °C selama 30 detik, dan final ekstensi pada suhu
72 °C selama 5 menit, dengan jumlah siklus amplifikasi yaitu 30 siklus.
Produk PCR diseparasi menggunakan elektroforesis dalam gel agarose 1%.
Sebanyak 1,5 µL produk PCR dan 0,5 µL loading buffer dicampur dan
dimasukkan ke dalam sumur gel. Elektroforesis dilakukan pada tegangan 200 Volt
dan kuat arus 70 mA selama 30 menit. DNA divisualisasi menggunakan uvilluminator.
Pemijahan Induk Ikan Nila Nirwana
Induk ikan nila strain Nirwana diperoleh dari Balai Pengembangan
Budidaya Ikan Nila dan Mas (BPBINM) Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat yang
sudah diidentifikasi keberadaan marka MHC I (Lampiran 1). Total induk yang
digunakan adalah 24 ekor dengan ukuran rata-rata bobot induk betina
330,31±37,27 gram, dan induk jantan 517,40±114,29 gram. Pemijahan induk
dilakukan di dalam hapa dengan ukuran 2x1x1 m3 dengan mata jaring 1 mm2.
Induk ikan dipasangkan sesuai dengan rancangan persilangan pada Tabel 1. Pada
satu hapa pemijahan diisi 1 ekor induk ikan jantan dan 1 ekor induk ikan betina.
Selama proses pemijahan, ikan diberi pakan komersial (kadar protein 28%) 3 kali
sehari sebanyak 1% dari bobot tubuh.
Pendederan Benih Ikan F1
Larva ikan keturunan pertama dari persilangan (F1) yang dihasilkan dari
proses persilangan kemudian dipelihara selama 120 hari dalam hapa dengan
ukuran 4,5x2x1,5 m3 dengan mata jaring 20 mm2 sesuai dengan perlakuan dan
ulangannya. Hapa dipasang di kolam berukuran 782,6 m2 dengan debit air
berkisar 50–150 liter/detik, dan tidak menggunakan aerasi. Setiap hapa berisi 200
ekor ikan nila keturunan pertama hasil persilangan. Selama proses pendederan,
ikan diberi pakan komersial serbuk (kadar protein 40%) secara at satiation dengan
frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari.
Identifikasi Pewarisan Marka MHC I pada F1
Identifikasi marka MHC I dilakukan dengan tujuan untuk menghitung
persentase pewarisan marka MHC I F1 sesuai dengan perlakuan persilangan.
Identifikasi dilakukan menggunakan metode PCR yang sama dengan identifikasi
marka MHC I pada induk. Ikan yang diidentifikasi merupakan ikan nila keturunan
pertama baik ikan hidup maupun ikan mati pascatantang.
Sampling
Sampling bobot dan panjang tubuh ikan F1 dilakuan setiap 30 hari, dengan
menimbang bobot dan mengukur panjang tubuh ikan pada setiap hapa. Pada
masing-masing hapa diambil secara acak 20 ekor ikan, kemudian bobot ikan
ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram dan
panjangnya diukur dengan menggunakan penggaris dan kertas milimeter block.
Sampling dilakukan sebanyak 5 kali, dimulai dari bulan Agustus sampai dengan
Desember 2014. Perhitungan kelangsungan hidup ikan dilakukan pada akhir
pemeliharaan.

5

Penyediaan Suspensi Bakteri Streptococcus agalactiae
Bakteri S. agalactiae tipe 2 (non-hemolitik) strain NK1 yang digunakan
merupakan golongan bakteri Gram positif, tidak motil, positif fermentatif dan
katalase negatif yang diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Pemulihan virulensi bakteri dilakukan dengan uji Postulat Koch dengan
menyuntikkan 0,1 mL suspensi S. agalactiae kepadatan 105 CFU/mL secara
intraperitoneal pada ikan nila yang sehat. Ikan yang telah diinjeksi bakteri diamati
gejala klinis yang menunjukkan adanya infeksi S. agalactiae.
Bakteri kemudian diisolasi dari bagian otak ikan yang sakit yang selanjutnya
ditumbuhkan dengan metode gores cawan pada media brain heart infusion agar
(BHIA) dan diinkubasi pada suhu 29 °C selama 24 jam. Selanjutnya, sebanyak
satu Ose biakan S. agalactiae dikultur dalam 10 mL media brain heart infusion
broth (BHIB) selama 24 jam. Setelah itu, hasil kultur bakteri diambil sebanyak 1
mL untuk dikultur kembali dalam 24 mL media BHIB selama 24 jam. Kepadatan
bakteri S. agalactiae setelah dikultur yaitu 109 CFU/mL.
Uji Tantang
Ikan nila Nirwana (F1) dengan bobot tubuh sebesar 6,97±2,78 gram diuji
tantang selama 14 hari dengan menyuntikkan biakan bakteri S. agalactiae. Jumlah
ikan yang digunakan yaitu 10 ekor per ulangan perlakuan. Ikan diuji tantang
dalam akuarium dengan ukuran 40x40x30 m3 dengan volume air 10 liter per
akuarium. Ikan disuntik secara intraperitoneal dengan dosis 107 CFU/mL
sebanyak 0,1 mL/ekor. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat selama 14 hari.

Parameter Penelitian dan Analisis Data
Parameter Uji
Parameter uji meliputi kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, bobot
rerata, panjang rerata, kualitas air (suhu, pH dan oksigen terlarut) selama
pemeliharaan ikan di kolam, gambaran darah, dan gejala klinis.
1) Kelangsungan hidup:

Keterangan :
KH
= Kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor)
No
= Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor)
2) Laju pertumbuhan harian menggunakan rumus dari Huisman (1987), yaitu:
LPH

[√

]

Keterangan:
LPH = Laju pertumbuhan harian (%)
Wt
= Bobot akhir rata-rata ikan uji (gram)
Wo
= Bobot awal rata-rata ikan uji (gram)
t
= Lama waktu pemeliharaan (hari)

6

Parameter gambaran darah yang diamati meliputi perhitungan jumlah sel
darah merah, sel darah putih, hemoglobin, hematokrit, dan diferensial leukosit
(Lampiran 2). Parameter gejala klinis yang diamati meliputi perubahan tingkah
laku ikan seperti perubahan pola renang, tingkah laku makan, serta perubahan
anatomi organ luar dan organ dalam secara mikroskopis.
Analisis Data
Data bobot rerata, panjang rerata, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan
harian, parameter gambaran darah, kelangsungan hidup ikan uji pascatantang
dianalisis secara kuantitatif menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi
22.0 untuk uji analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan
95%. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antara perlakuan
dilakukan uji lanjut Duncan. Data pewarisan marka MHC I, gejala klinis dan
kualitas air dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Data pertumbuhan panjang dan bobot mutlak serta kelangsungan hidup ikan
pada saat pemeliharaan disajikan dalam Tabel 2. Hasil menunjukkan bahwa
pertumbuhan panjang mutlak, dan kelangsungan hidup antar perlakuan adalah
tidak berbeda nyata (p>0,05). Sementara itu, pertumbuhan bobot mutlak
(Lampiran 3) dan laju pertumbuhan harian (Lampiran 4) pada perlakuan BpxJp
dan BnxJp adalah lebih tinggi dan berbeda nyata (p