Analisis keberhasilan studi mahasiswa program magister sekolah pascasarjana ipb

ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA
PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB

SITI KHOIRIYAH

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Keberhasilan
Studi Mahasiswa Program Magister Sekolah Pascasarjana IPB adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Siti Khoiriyah
NIM G14100092

ABSTRAK
SITI KHOIRIYAH. Analisis Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Magister
Sekolah Pascasarjana IPB. Dibimbing oleh HARI WIJAYANTO dan DAHRUL
SYAH.
Status penerimaan mahasiswa Magister Institut Pertanian Bogor (IPB) dibagi
menjadi dua, yaitu status percobaan dan status biasa. Hasil studi mahasiswa
Magister dievaluasi berdasarkan status penerimaan tersebut. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan karakteristik mahasiswa Magister, menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa Magister tahap evaluasi, dan
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan lulusan mahasiswa
Magister berdasarkan IPK dan masa studi. Analisis deskriptif digunakan untuk
mendapatkan gambaran umum karakteristik mahasiswa Magister berdasarkan
status penerimaan mahasiswa, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan mahasiswa baik tahap evaluasi maupun kelulusan dianalisis
menggunakan analisis CART (Classification and Regression Tree). Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa pada tahap evaluasi adalah pilihan

fakultas program studi S2, IPK S1, dan sumber biaya pendidikan. Mahasiswa yang
memilih program studi berasal Ilmu Formal memiliki persentase kegagalan
tertinggi dibandingkan yang memilih fakultas lainnya. Secara umum, faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan lulusan mahasiswa Magister adalah pilihan
fakultas program studi S2, IPK S1, status perguruan tinggi S1, akreditasi program
studi S1, letak perguruan tinggi S1, keserumpunan program studi, sumber biaya
pendidikan, profesi, dan status perkawinan.
Kata kunci: Classification and Regression Tree (CART), keberhasilan mahasiswa,
status biasa, status percobaan

ABSTRACT
SITI KHOIRIYAH. Analysis on Study Achivement of Master Program Student in
Bogor Agricultural University Graduate School. Advised by HARI WIJAYANTO
and DAHRUL SYAH.
The admission type of master student in Bogor Agricultural University (IPB)
is divided into two parts, there are trial type and common type. The study result
of master program student are evaluated by the admission type. This research aims
to describe the characteristic of magister student, analyze factors that influence the
achievement of master student on evaluation process, and assess factors that
influence the achievement of master student graduate based on Grade Point

Average (GPA) and study period. The descriptive analysis is used to get the general
description of master student characteristic based on admission type of master
student, meanwhile the factors that influence the achievement of student either
evaluation process or graduating process are analyzed by CART (Classification and
Regression Tree) analysis. The factors that influence the achievement of student on
evaluation step are the choice of master student faculty, the GPA of bachelor, and
the source of education fund. The students that choose the Formal Science as the

study program have the highest failure percentage. Generally, the factors that
influence the achievement of master student graduate are the choice of master study
program, the bachelor GPA, the type of university for bachelor, study program
accreditation, the location of university for bachelor, the source of education fund,
profession, and marriage identity.
Keyword: Classification and Regression Tree (CART), achievement of student,
common type, trial type

ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA
PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB

SITI KHOIRIYAH


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika pada
Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Magister Sekolah
Pascasarjana IPB
Nama
: Siti Khoiriyah
NIM
: G14100092

Disetujui oleh


Dr Ir Hari Wijayanto, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah
pascasarjana, dengan judul Analisis Keberhasilan Studi Mahasiswa Program
Magister Sekolah Pascasarjana IPB.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, MSi dan
Bapak Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir I Made
Sumertajaya, MSi selaku dosen penguji luar yang telah banyak memberi saran dan
masukan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Kementerian Agama yang telah membiayai pendidikan
penulis selama di IPB termasuk proses penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Mbak Fatma, Pak Aman, dan Pak Rohmad yang telah
membantu proses pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada almarhum bapak, ibuk, neng, paman, serta seluruh keluarga besar di
Pasuruan, atas segala doa dan kasih sayang yang tak pernah berujung. Tak lupa pula
ungkapan terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuang CSS MoRA IPB 47,
STK 47, Wisma Az-Zahra atas kebersamaan dan kekompakan selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014
Siti Khoiriyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian

1
1
2

METODOLOGI
Data

Metode Analisis Data

2
2
3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Karakteristik Mahasiswa Magister IPB
Analisis Pohon Klasifikasi Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa
Magister
Analisis Pohon Regresi IPK dan Masa Studi Mahasiswa
Magister
IPK dan Masa Studi Lulusan Mahasiswa Magister Status
Percobaan
IPK dan Masa Studi Lulusan Mahasiswa Magister Status
Biasa
Daftar Peubah Penjelas yang Berpengaruh terhadap IPK
dan Masa Studi Mahasiswa Program Magister
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran

6
6

17
19
19
19

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP


30

11
14
14
16

DAFTAR TABEL
1 Klasifikasi mahasiswa status percobaan berdasarkan evaluasi pada
akhir semester pertama
2 Tabulasi silang IPK dan masa studi mahasiswa status percobaan
3 Tabulasi silang IPK dan masa studi mahasiswa status biasa
4 Peubah penjelas yang berpengaruh terhadap IPK mahasiswa
Magister
5 Peubah penjelas yang berpengaruh terhadap masa studi
mahasiswa Magister

13
16
17

18
18

DAFTAR GAMBAR
1 Sebaran persentase mahasiswa Magister berdasarkan status
penerimaan pada (a) usia saat diterima (b) profesi saat diterima
7
2 Persentase mahasiswa Magister berdasarkan status penerimaan pada
(a) jenis kelamin (b) status perkawinan
7
3 Persentase mahasiswa Magister berdasarkan status penerimaan pada
(a) sumber biaya pendidikan (b) IPK S1
8
4 Persentase mahasiswa Magister berdasarkan status penerimaan pada
(a) status PT S1 (b) letak PT S1
9
5 Sebaran persentase akreditasi perguruan tinggi S1 mahasiswa
Magister berdasarkan status penerimaan
9
6 Persentase mahasiswa Magister berdasarkan status penerimaan pada
(a) latar belakang program studi S1 (b) keserumpunan program studi
S1-S2
10
7 Persentase fakultas program studi S2 mahasiswa Magister
berdasarkan status penerimaan
10
8 Pohon klasifikasi evaluasi tahap pertama (akhir semester pertama)
status percobaan
11
9 Pohon regresi IPK lulusan mahasiswa Magister status percobaan
15

DAFTAR LAMPIRAN
1 Peubah yang akan digunakan pada tahap evaluasi dan penentuan
keberhasilan mahasiswa Magister SPs-IPB
2 Latar belakang program studi (PS) S1 dan minat program studi S2
mahasiswa yang tidak serumpun
3 Diagram kotak garis IPK dan masa studi lulusan Program Magister
4 Klasifikasi mahasiswa status biasa berdasarkan evaluasi pada akhir
semester kedua
5 Klasifikasi evaluasi keberhasilan mahasiswa Magister
6 Klasifikasi keberhasilan mahasiswa lulusan status percobaan
7 Klasifikasi keberhasilan mahasiswa lulusan status biasa

21
22
23
24
25
27
28

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan pelopor pendidikan formal lanjut
di Indonesia. Sekolah Pascasarjana IPB (SPs-IPB) dirintis sejak tahun 1975 dengan
tujuh program studi Magister. Seiring perkembangannya saat ini Magister IPB
terdiri dari 9 fakultas dengan 67 program studi (IPB 2011).
Alasan penting sehingga memilih SPs-IPB antara lain : kualifikasi akademik
dan kompetensi dosen tinggi, standar akademik yang tinggi, dll. Alasan ini menjadi
daya tarik tersendiri bagi pelamar Magister IPB. Kualifikasi dan standar akademik
yang tinggi tentu output lulusan yang dihasilkan juga memiliki kompetensi yang
tinggi pula. Oleh karena itu, Magister IPB diminati banyak alumni S1 dari berbagai
universitas baik dari dalam maupun luar negeri.
Kualifikasi yang tinggi terlihat dari seleksi penerimaan mahasiswa Magister
IPB. Calon mahasiswa Magister IPB diseleksi berdasarkan beberapa penilaian
yaitu: transkrip S1, kesesuaian dengan program studi S1, akreditasi program studi
S1, pengalaman kerja dan penelitian, karya ilmiah pada jurnal ilmiah, nilai TOEFL,
nilai TPA, rekomendasi dari akademisi atau sejawat yang kompeten, ketersedian
biaya pendidikan, dan izin pimpinan institusi bagi calon mahasiswa yang bekerja.
Status mahasiswa yang diterima di Magister IPB dibedakan menjadi dua,
yaitu status biasa dan status percobaan. Syarat minimum untuk dapat
dipertimbangkan menjadi mahasiswa status biasa adalah memiliki gelar sarjana
baik dari dalam maupun luar negeri yang ijazahnya di sahkan oleh pemerintah dan
selama masa pendidikan sarjana memiliki IPK≥2.75 pada skala 0-4, atau IPK≥6.25
pada skala 0-10.
Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka akan diterima
dengan status percobaan. Dasar pertimbangannya adalah mempunyai kemampuan
yang baik di bidang pekerjaannya, memiliki karya ilmiah yang diterbitkan dalam
jurnal ilmiah terakreditasi atau memiliki nilai-nilai yang baik pada program
studi/mayor yang akan diikuti sehingga bagi yang memiliki IPKc, dengan c∈R dan c adalah nilai tengah antara dua nilai amatan
yang berurutan dan berbeda (Breiman at al. 1993). Akan tetapi, jika peubah
penjelas tersebut merupakan peubah berskala nominal, maka penyekat akan
dipilih dari semua kemungkinan kategori yang ada pada peubah penjelas tersebut
(Izenman 2008). Berikut tahapan pemilihan penyekat:
1.1 Menentukan semua kemungkinan penyekat (s) pada tiap peubah penjelas.
Jika peubah penjelas tersebut merupakan peubah numerik atau berskala
ordinal dengan r merupakan banyaknya nilai yang berbeda pada peubah x� ,
maka r-1 adalah banyaknya kemungkinan penyekat dari peubah xa . Jika
peubah penjelas merupakan peubah berskala nominal dengan M adalah

5
banyaknya kategori dari peubah tersebut, maka terdapat 2M-1 -1
kemungkinan penyekat yang ada pada peubah penjelas tersebut.
1.2 Menentukan penyekat terbaik yang dipilih berdasarkan penurunan tingkat
keheterogenan paling tinggi yang diukur berdasarkan nilai impuritas. Fungsi
impuritas yang digunakan pada penelitian ini adalah indeks Gini. Nilai
impuritas menggunakan indeks Gini pada simpul t, i(t), dapat ditulis sebagai
berikut :
i t =1- ∑ p2 (j|t)
j

dengan p(j|t) adalah peluang unit pengamatan dalam kelas ke-j dari simpul
t. Kebaikan dari penyekat s didefinisikan sebagai penurunan impuritas:
∆i s,t =i t - pL i tL -pR i tR
dengan ∆i s,t adalah penurunan impuritas, pL adalah peluang pengamatan
pada simpul kiri, i tL adalah nilai impuritas simpul ke-t kiri, pR adalah
peluang pengamatan pada simpul kanan, dan i tR nilai impuritas simpul
ke-t kanan.
2. Penentuan simpul terminal
Penentuan suatu simpul t akan menjadi simpul terminal jika jumlah
pengamatannya lebih kecil dari jumlah minimum atau batasan minimum n.
Biasanya jumlah amatan minimum pada simpul berjumlah 5.
3. Penandaan label kelas
Label kelas simpul akhir ditentukan berdasarkan aturan jumlah terbanyak, yaitu
ketika p(j0 |t)=maxj (p(j|t)) sehingga label kelas untuk terminal t adalah j0 .
4. Penentuan pohon optimum dengan V-fold cross validation
Metode validasi silang digunakan untuk ukuran data yang tidak terlalu besar. V
yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 (10-fold cross validation). Metode
validasi ini membagi data secara acak menjadi V bagian yang sama besar
sehingga membentuk L1, L2, L3, ... , Lv yang disebut test set untuk validasi.
Sedangkan L(V) adalah learning set yang digunakan untuk membangun pohon
keputusan, diperoleh dari L(V) = L - Lv, dengan v = 1, 2, 3, ..., V. Pohon optimum
jika memiliki tingkat kesalahan klasifikasi yang paling kecil.
Pohon Regresi
Terdapat tiga tahapan penting dalam penentuan pohon regresi (Breiman at al.
1993), yaitu pemilihan penyekat pada tiap simpul, penentuan simpul terminal, dan
penentuan nilai dugaan respon pada setiap simpul terminal.
1. Pemilihan penyekat pada pohon regresi ditentukan berdasarkan ukuran
kehomogenan simpul dengan cara mencari nilai jumlah kuadrat sisaan simpul t:

dengan y̅ t =

1
n(t)

R t = ∑ (yn -y̅ (t))2
xn ∈t

∑xn∈t yn , � � adalah banyaknya amatan pada simpul ke-t

dan yn merupakan nilai respon pada simpul t. Kebaikan penyekat (s) pada
simpul t dilihat dari fungsi kebaikan penyekat dengan cara membagi simpul
t menjadi tR dan tL dan perhitungannya sebagai berikut:
∆R s,t =R t -R tL -R(tR )

6
dengan R tL dan R(tR ) adalah jumlah kuadrat sisaan simpul kiri dan
simpul kanan. Penyekat terbaik adalah penyekat yang memiliki nilai
kebaikan penyekat terbesar:
∆R(s* ,t)=maxs∈S ∆R(s,t)
Tahapan yang sama juga dilakukan untuk pemilihan penyekat pada semua
simpul.
2. Penentuan simpul terminal pada pohon regresi sama seperti ketentuan yang
berlaku di pohon klasifikasi. Ukuran minimum amatan yang digunakan
biasanya 10% dari ukuran data learning (Timofeev 2004).
3. Penentuan nilai dugaan respon pada tiap simpul, yaitu nilai rataan dan
standar deviasi respon.
Kriteria pohon optimum diperoleh sama halnya dengan kriteria yang terdapat
pada pohon klasifikasi, yaitu pohon yang meminimumkan tingkat kesalahan
prediksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Karakteristik Mahasiswa Magister IPB
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik mahasiswa
Magister IPB. Gambar 1 menunjukkan usia dan profesi mahasiswa saat diterima di
Magister. Usia mahasiswa Magister berkisar antara 19-57 tahun dengan rataan usia
mahasiswa percobaan dan biasa berturut-turut 29.35 dan 27.61 tahun serta
simpangan baku masing-masing 6.59 dan 5.19.
Gambar 1(a) menunjukkan bahwa baik mahasiswa dengan status percobaan
maupun biasa keduanya didominasi oleh mahasiswa yang berusia kurang dari 25
tahun dengan persentase masing-masing yaitu 34.38% dan 38.84%. Artinya usia
mahasiswa Magister sebagian besar tergolong sangat muda. Urutan usia berikutnya
untuk status percobaan terdapat pada usia lebih besar sama dengan 32 tahun
(29.44%), diikuti dengan usia 25-28 tahun (19.91%), dan terakhir 29-31 tahun
(16.26%). Urutan usia berikutnya untuk mahasiswa biasa terdapat pada mahasiswa
yang berusia 25-28 tahun (25.68%), 29-31 tahun (18.16%), dan usia lebih besar
sama dengan 32 tahun (17.32%). Hal ini menunjukkan kesenjangan usia mahasiswa
percobaan, yaitu mahasiswa yang terbilang sangat muda dan cukup tua diperkuat
dengan nilai simpangan bakunya yang cukup besar.
Gambar 1(b) menunjukkan profesi mahasiswa saat mendaftar Program
Magister IPB. Sebagian besar mahasiswa Magister IPB berprofesi sebagai
dosen/pengajar, yaitu masing-masing untuk mahasiswa status percobaan dan biasa
36.68% dan 34.92%. Selain itu, fresh graduate berada diurutan kedua sebagai
profesi mahasiswa Magister, artinya sebagian besar mahasiswa Magister masih
banyak yang belum memiliki pekerjaan. Persentase mahasiswa yang berprofesi
sebagai peneliti maupun lainnya tidak terlalu berbeda jauh dan hanya sedikit
mahasiswa baik status biasa maupun percobaan yang berprofesi sebagai advanced
professional.
a)

(a)

Persentase usia (%)

100%
90%
80%
70%

usia

60%
50%

9 usia<

40%

5 usia< 9

30%

usia30.5 tahun memiliki persentase kegagalan lebih
tinggi (33.3%) dibandingkan mahasiswa yang berusia≤30.5 tahun (7.7%).
Simpul 6 (mahasiswa yang berprofesi sebagai dosen/pengajar, peneliti, dan
advanced professional) disekat oleh IPK S1. Mahasiswa yang memiliki IPK
S1 ≤2.89 juga memiliki persentase kegagalan yang lebih tinggi (15.8%)
dibandingkan mahasiswa yang memiliki IPK S1>2.89 (1.8%). Penandaan label
kelas berdasarkan aturan jumlah terbanyak dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan tabel klasifikasi tersebut, kelas 3 dan kelas 7 memiliki persentase
kegagalan tertinggi pada evaluasi tahap pertama (di akhir semester pertama)
mahasiswa status percobaan. Mahasiswa yang gagal di dalam kelas ke-3 sebagian
besar adalah mahasiswa yang tidak serumpun antara program studi S1 dengan S2,
serta akreditasi program studi S1 mahasiswa tersebut sebagian besar adalah B dan
C. Mahasiswa yang gagal dalam kelas ke-7, selain memiliki ciri-ciri seperti yang
terdapat dalam kelas ke-3, sebagian besar latar belakang program studi mahasiswa
tersebut adalah pendidikan. Persentase ketepatan klasifikasi secara umum adalah
93.20%. Pohon klasifikasi ini lebih tepat jika digunakan untuk menduga mahasiswa
yang berhasil di evaluasi tahap pertama mahasiswa status percobaan.

13
Tabel 1 Klasifikasi mahasiswa status percobaan berdasarkan evaluasi pada akhir
semester pertama
Kelas

N

Persentase
kegagalan (%)
4.80

1

1226

2

55

1.80

3

31

48.40

4

26

7.70

5

24

33.30

6

19

15.80

7

15

46.80

Peubah Penciri
Memilih program studi S2 yang berasal dari
FEM,
FAPERTA,
FPIK,
FAPET,
FAHUTAN, FATETA, IPA, FEMA, FKH.
Memilih program studi S2 yang berasal dari
fakultas Ilmu Formal, memperoleh
beasiswa, profesi sebagai dosen/pengajar,
peneliti, dan advanced professional,
memiliki IPK S1>2.89.
Memilih program studi S2 yang berasal dari
fakultas Ilmu Formal, tidak mendapatkan
beasiswa, memiliki IPK S1>3.00.
Memilih program studi S2 yang berasal dari
fakultas Ilmu Formal, tidak mendapatkan
beasiswa, memiliki IPK S1≤3.00, berusia
≤30.5 tahun.
Memilih program studi S2 yang berasal dari
fakultas Ilmu Formal, tidak mendapatkan
beasiswa, memiliki IPK S1≤3.00, berusia
>30.5 tahun.
Memilih program studi S2 yang berasal dari
fakultas Ilmu Formal, memperoleh
beasiswa, profesi sebagai dosen/pengajar,
peneliti, dan advanced professional, IPK
S1≤2.89
Memilih program studi S2 yang berasal dari
fakultas Ilmu Formal, memperoleh
beasiswa, profesi sebagai fresh graduate
dan profesi lainnya.

Pada evaluasi berikutnya kriteria keberhasilan hampir mahasiswa sama, yaitu
memiliki IPK≥3.00 untuk evaluasi di akhir semester kedua, sedangkan untuk
evaluasi di akhir masa studi mahasiswa dikatakan berhasil jika telah dinyatakan
lulus Program Magister. Berikut ini adalah hasil ringkasan evaluasi di akhir
semester kedua dan akhir masa studi untuk mahasiswa status percobaan dan biasa.
Terdapat 5 peubah yang berpengaruh terhadap hasil evaluasi mahasiswa
status biasa di akhir semester kedua, yaitu sumber biaya pendidikan, fakultas
program studi S2, status perguruan tinggi S1, IPK S1, dan jenis kelamin. Pada
evaluasi ini terlihat bahwa mahasiswa yang tidak mendapatkan beasiswa, berasal
dari perguruan tinggi negeri, berjenis kelamin laki-laki, memilih program studi S2
yang berasal dari FATETA dan Ilmu Formal memiliki persentase kegagalan
tertinggi (Lampiran 4).
Evaluasi di akhir semester kedua dan di akhir masa studi mahasiswa status
percobaan dan biasa tersedia pada Lampiran 5. Kelas yang memiliki kegagalan

14
tertinggi pada evaluasi di akhir semester kedua mahasiswa status percobaan
dicirikan oleh mahasiswa yang memilih program studi yang berasal dari Ilmu
Formal. Persentase kegagalan pada kelas tersebut sebesar 6.90% (Lampiran 5.1).
Berikutnya pada Lampiran 5.2 tersedia hasil evaluasi di akhir masa studi
mahasiswa Magister status biasa. Berdasarkan hasil klasifikasi tersebut terlihat
bahwa hasil evaluasi untuk mahasiswa status biasa kelas yang memiliki persentase
kegagalan tertinggi dicirikan oleh mahasiswa yang tidak mendapat beasiswa,
memilih program studi S2 yang berasal dari FKH, dan Ilmu Formal (13.2%). Di sisi
lain, hasil evaluasi mahasiswa status percobaan di akhir masa studi (Lampiran 5.3)
yang memiliki persentase kegagalan tertinggi dicirikan oleh mahasiswa yang
berjenis kelamin laki-laki, berprofesi sebagai advanced profesional, fresh graduate,
dan lainnya, memilih program studi S2 yang berasal dari FEM, FAPERTA,
FAHUTAN, dan Ilmu Formal (22.20%). Dalam hal ini Ilmu Formal berpengaruh
secara konsisten terhadap semua hasil evaluasi mahasiswa Magister IPB.

Analisis Pohon Regresi IPK dan Masa Studi Mahasiswa Magister
IPK dan Masa Studi Lulusan Mahasiswa Magister Status Percobaan
Pohon regresi IPK S2 mahasiswa status percobaan menghasilkan 11 simpul
dengan 6 simpul terminal (Gambar 9). Terdapat lima peubah penjelas yang
berpengaruh terhadap IPK yaitu: fakultas program studi S2, status perguruan tinggi
S1, akreditasi program studi S1, letak perguruan tinggi S1, dan profesi ketika
mendaftar di SPs-IPB. Peubah penjelas pertama yang berpengaruh adalah fakultas
program studi S2. FEM, FATETA, Ilmu Formal, IPA, FEMA terletak di simpul kiri
terpisah dengan FAPERTA, FPIK, FAPET, FAHUTAN, FKH yang terletak di
simpul kanan. Mahasiswa yang memilih fakultas program studi S2 dari simpul
kanan cenderung memiliki rataan IPK yang lebih tinggi dibandingkan yang
memilih fakultas yang terletak di simpul kiri.
Peubah kedua yang berpengaruh adalah status perguruan tinggi S1. Peubah
ini menyekat mahasiswa yang mengambil program studi S2 dari FEM, FATETA,
Ilmu Formal, IPA, dan FEMA. Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi
negeri (PTN) memiliki rataan IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang
berasal dari perguruan tinggi swasta (PTS).
Berikutnya peubah yang berpengaruh adalah akreditasi program studi S1.
Peubah ini menyekat mahasiswa yang mengambil program studi yang berasal dari
FAPERTA, FPIK, FAPET, FAHUTAN, dan FKH. Mahasiswa yang memiliki
program studi S1 dengan akreditasi A dan T cenderung memiliki rataan IPK lebih
tinggi daripada yang B dan C.
Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri disekat lagi oleh letak
perguruan tinggi S1. Mahasiswa yang perguruan tinggi S1-nya terletak di Jawa
memiliki rataan IPK lebih tinggi dibandingkan yang terletak di luar Jawa. Hal ini
dikarenakan pembangunan infrastruktur termasuk pendidikan di pulau Jawa lebih
maju dibandingkan di luar Jawa.
Profesi juga berpengaruh terhadap IPK mahasiswa status percobaan.
Mahasiswa yang berprofesi sebagai peneliti, fresh graduate, dan lainnya memiliki
rataan IPK lebih tinggi daripada mahasiswa yang berprofesi sebagai dosen/pengajar,
advaced professional. Hal ini dikarenakan mahasiswa fresh graduate yang diterima

15
di Program Magister sebagian besar adalah mahasiswa lulusan terbaik di perguruan
tingginya masing-masing.

Gambar 9 Pohon regresi IPK lulusan mahasiswa Magister status percobaan
Hasil pohon regresi berdasarkan IPK mahasiswa Magister status percobaan
menunjukkan bahwa IPK terendah terdapat pada kelas 4 dan 5 (Lampiran 6). IPK
terendah ini dicirikan oleh mahasiswa yang memilih program studi yang berasal
dari FEM, FATETA, Ilmu Formal, IPA, FEMA, yang berasal dari PTN di luar Jawa
atau berasal dari PTS. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki karakteristik
seperti kelas tersebut lebih diberi bobot rendah untuk terseleksi di Magister SPsIPB.
Terdapat 3 peubah yang berpengaruh terhadap masa studi mahasiswa status
percobaan yaitu IPK S1, fakultas program studi S2, dan status perkawinan. Rataan
masa studi terlama mahasiswa status percobaan terdapat pada kelas 3 dan 4
(Lampiran 6). Pada kedua kelas tersebut masa studi yang ditembuh lebih dari 4

16
semester. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki karakteristik seperti tertera
dalam kedua kelas tersebut harus lebih dikontrol oleh SPs-IPB.
Tabulasi silang IPK dan masa studi ditunjukkan oleh Tabel 2. Sebesar 5.94%
mahasiswa status percobaan memiliki IPK tertinggi dan masa studi tersingkat.
Mahasiswa tersebut sebagian besar adalah mahasiswa yang memilih program studi
dari FPIK. Sedangkan IPK terendah dan masa studi terlama sebesar 16.55%
didominasi oleh mahasiswa yang pengambil program studi dari FEM. Sebagian
besar mahasiswa status percobaan menempuh masa studi≥3 tahun (32.38%) dan
38.13% mahasiswa mendapatkan IPK