Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Menggunakan Mini Purse Seine Di Ppp Lempasing, Provinsi Lampung
PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN MENGGUNAKAN
MINI PURSE SEINE DI PPP LEMPASING,
PROVINSI LAMPUNG
YULIA ESTMIRAR TANJOV
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan menggunakan Mini Purse Seine di PPP Lempasing,
Provinsi Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi
Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 21 September 2016
Yulia Estmirar Tanjov
NIM C451140221
RINGKASAN
YULIA ESTMIRAR TANJOV. Pemanfaatan Sumberdaya Ikan menggunakan
Mini Purse Seine di PPP Lempasing, Provinsi Lampung. Dibimbing oleh ROZA
YUSFIANDAYANI dan MUSTARUDDIN.
Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Bandar Lampung
adalah PPP (Pangkalan Pendaratan Pantai) Lempasing. Alat tangkap yang
digunakan di PPP Lempasing bervariasi, mulai dari skala besar sampai skala kecil
sehingga hasil tangkapan bervariasi. Salah satu alat tangkap yang banyak
dioperasikan nelayan PPP Lempasing adalah mini purse seine. Mini purse seine
dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya. Jenis teknologi yang
diterapkan tergolong modern namun jangkauan operasi masih terkonsentrasi di
perairan pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem
one-day trip dari basis perikanan terdekat. Kegiatan perikanan mini purse seine di
Perairan Teluk Lampung dan PPP Lempasing belum berjalan sesuai dengan
kondisi perairan di sekitarnya, terutama untuk mewujudkan usaha perikanan
tangkap yang bertanggung jawab.
Penelitian ini dilakukan di Perairan Teluk Lampung dan PPP (Pangkalan
Pendaratan Pantai) Lempasing, Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan, 2) mengetahui kelayakan teknis,
biologi, ekonomi, dan sosial perikanan, 3) mengetahui kelayakan pengembangan
usaha perikanan dengan menggunakan mini purse seine di PPP Lempasing.
Beberapa metode analisis digunakan pada penelitian ini, untuk mengetahui status
pemanfaatan sumberdaya ikan digunakan analisis surplus produksi seperti fishing
power indeks (FPI), catch per unit effort (CPUE) dan, maximum sustainable yield
(MSY), untuk mengetahui kelayakan teknis, biologi, ekonomi, dan sosial
perikanan digunakan metode analisis skoring. Kelayakan usaha dilakukan untuk
mengkaji keuntungan (profitability) atau kerugian dari suatu usaha, analisis yang
digunakan yaitu: analisis keuntungan ( , Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), dan Payback Period (PP).
Hasil penelitian menunjukkan tangkapan mini purse seine di PPP
Lempasing mengalami penurunan dari tahun 2010-2014 untuk kapal mini purse
seine < 5 GT, 6-10 GT, 11-15 GT, dan pola penurunan produksi perikanan yang
tinggi terjadi pada kapal mini purse seine < 5 GT. Hasil analisis dari skala
prioritas dari penilaian teknis, biologi, ekonomi, dan sosial didapat bahwa kapal
mini purse seine dengan ukuran 6-10 GT layak untuk kegiatan penangkapan ikan.
Hasil yang didapat dari analisis kelayakan usaha adalah kapal mini purse seine
ukuran 6-10 GT dan kapal mini purse seine ukuran 11-15 GT layak untuk
dikembangkan, karena secara ekonomi layak dan memiliki nilai NPV > 0, Net
B/C > 1, IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, serta payback period kurang
dari delapan tahun. Jenis ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap adalah ikan
selar (Selaroides sp.), ikan kembung (Rastrelliger sp.), dan ikan kwee
(Carangoides chrysophrys).
Kata Kunci : Hasil Tangkapan, Lempasing, Mini purse seine.
SUMMARY
YULIA ESTMIRAR TANJOV. Fisheries Resource Utilization using Mini Purse
Seine, in Lempasing Coastal Fishing Port, Lampung Province. Supervised by
ROZA YUSFIANDAYANI dan MUSTARUDDIN.
Lempasing is a Coastal Fishing Port (CFP) which located in Bandar
Lampung. It is one of the centers of fisheries activities in the city. There are
various fishing gears operating in Lempasing, ranging from small to large scale of
fishing gear resulting to various types of catch. One of the fishing gear which
operated by most of fishermen in Lempasing is mini purse seine. The operation is
by utilizing the light to form a fishing area. This type of technology is relatively
modern but the fishing ground still concentrated in coastal waters because of oneday fishing trip from the nearest fishery basis. Mini purse seine fishing activities
in the Lampung Bay Area and Lempasing CFP is not in accordance with the
conditions of the surrounding waters area, especially to create a responsible
fisheries business.
The research was conducted in the Lampung Bay Area and Lempasing
CFP, Lampung. This study aims to : 1) determine the status of fisheries resources
utilization, 2) determine the feasibility of technical, biological, economic and
social, 3) determine the feasibility of fisheries development by using mini purse
seine in Lempasing CFP. Several analysis methods were used in this study
namely: 1) Analysis of surplus production such as Fishing Power Index (FPI),
Catch Per Unit Effort (CPUE) and Maximum Sustainable Yield (MSY) to
determine the status of fisheries resource utilization, 2) Scoring analysis method
to determine the technical feasibility, biology, economics and social, 3) Feasibility
analysis such as analysis of profits (π), Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), and Payback Period (PP) to determine profit or loss of a business.
The result showed that mini purse seine catch in Lempasing CFP tended to
decrease in 2010-2014 for < 5 GT, 6-10 GT, 11-15 GT boat, and the biggest
decreasing pattern of production was found in < 5 GT mini purse seine.Scoring
analysis method obtained that mini purse seine vessel with the size of 6-10 GT is
reasonable for fishing activities. Feasibility analysis showed that mini purse seine
vessel with the size of 6-10 GT and 11-15 GT were worthy to be developed due to
the economic feasibility with the value of NPV> 0, Net B / C> 1, IRR > valid
interest rate, as well as the payback period (PP) of < 8 years. The dominant small
pelagic fishes caught were scad fish (Selaroides sp.), mackerel fish (Rastrelliger
sp.), longnose trevally fish (Carangoides chrysophrys).
Keywords: Lempasing, Mini purse seine, Total Catch
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
1
PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN MENGGUNAKAN
MINI PURSE SEINE DI PPP LEMPASING,
PROVINSI LAMPUNG
YULIA ESTMIRAR TANJOV
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Perikanan Laut
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Ronny Irawan Wahyu, MPhil
PRAKATA
Kegiatan perikanan mini purse seine di Perairan Teluk Lampung dan PPP
Lempasing belum berjalan sesuai dengan kondisi perairan disekitarnya, terutama
untuk mewujudkan usaha perikanan tangkap yang bertanggung jawab. Penulis
mencoba untuk mengatasi permasalahan di atas dengan cara menganalisis
pemanfaatan sumberdaya ikan menggunakan mini purse seine yang dilihat dari
aspek pemanfaatan sumberdaya ikan, aspek teknis penangkapan ikan, dan aspek
kelayakan usaha, sehingga kegiatan perikanan mini purse seine di PPP Lempasing
Lampung layak untuk dikembangkan.
Tesis yang dibuat berdasarkan hasil penelitian ini merupakan salah satu
syarat untuk meraih gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi
Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Roza Yusfiandayani,
S.Pi selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Mustaruddin, STP selaku anggota
pembimbing yang telah mengarahkan dan mengajarkan banyak hal kepada
penulis. Penyusunan tesis ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Teknologi Perikanan Laut;
2. Bapak Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc selaku Ketua Departemen PSP – FPIK;
3. Bapak Dr. Ir. Ronny Irawan Wahyu, M.Phil selaku Penguji Luar Komisi;
4. Dosen dan staf pegawai Program Studi Teknologi Perikanan Laut yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga kepada penulis selama
menempuh pendidikan di IPB;
5. Papa, Ibu, dan adik saya (Delvieri Estmiral Tanjov), serta keluarga besar di
Lampung atas motivasi yang diberikan selama ini;
6. Teman-teman seperjuangan TPL 2014 atas kebersamaan yang terjalin erat
selama ini; dan
7. Staf pegawai dan pengelola UPTD PP Lempasing, serta bapak/ibu nelayan
yang membantu saya dalam kegiatan observasi selama di lapangan.
Penulis berharap tesis ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi para
pembaca. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan isi tesis. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, 21 September 2016
Yulia Estmirar Tanjov
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRA
x
DAFTAR ISTILAH
xi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan
3
Manfaat
3
Hipotesis Penelitian
3
Kerangka Pemikiran
4
METODE PENELITIAN
6
Waktu dan Tempat
6
Metode Pengambilan Data
6
Metode Analisis Data
7
Aspek Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
7
Aspek Teknis Penangkapan Ikan
9
Aspek Kelayakan Usaha
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Kondisi Umum PPP Lempasing
15
Produksi Perikanan di PPP Lempasing
15
Daerah Penangkapan Kapal Mini purse seine
19
Mini Purse Seine di PPP Lempasing
20
Alat Bantu Cahaya
21
Armada dan Teknis Penangkapan
23
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
24
Upaya Pemanfaatan
25
Upaya Lestari
27
Teknis Penangkapan Ikan
29
Penilaian Teknis
29
Penilaian Biologi
31
Penilaian Ekonomi
32
Penilaian Sosial
32
Gabungam Penilaian Aspek teknis, biologi, ekonomi, dan sosial 33
Kelayakan Usaha
35
Usaha Perikanan Mini Purse Seine
35
Analisis Kelayakan Usaha
37
KESIMPULAN DAN SARAN
41
Kesimpulan
41
Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
48
RIWAYAT HIDUP
74
viii
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Hasil Tangkapan dan Nilai Produksi Ikan
Jarak Operasi Penangkapan
Standarisasi alat tangkap mini purse seine dan payang
Standarisasi alat tangkap mini purse seine
Nilai Produksi, Upaya, dan CPUE standar
Nilai Upaya Maksimum Lestari Kapal Mini Purse Seine
Penilaian Teknis
Standarisasi Penilaian Teknis
Penilaian Biologi
Standarisasi Penilaian Biologi
Penilaian Ekonomi
Standarisasi Penilaian Ekonomi
Penilaian Sosial
Standarisasi Penilaian Sosial
Gabungan Penilian Teknis, Biologi, Ekonomi, dan Sosial
Standarisasi Hasil Penilaian Gabungan
Biaya investasi usaha perikanan mini purse seine 6-10 GT
Biaya investasi usaha perikanan mini purse seine 11-15 GT
Biaya operasional usaha perikanan mini purse seine 6-10 GT
Biaya operasional usaha perikanan mini purse seine 11-15 GT
Nilai analisis kelayakan usaha kapal mini purse seine
16
19
25
26
27
27
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
36
36
37
37
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kerangka penelitian
Data hasil tangkapan mini purse seine tahun 2014
Hasil tangkapan berdasarkan panjang ikan
Hasil tangkapan ikan berdasarkan bobot ikan
Daerah penangkapan ikan untuk mini purse seine
Mini Purse Seine yang digunakan nelayan PPP Lempasing
Alat bantu cahaya dalam pengoperasian penangkapan ikan
Perkembangan produksi dari kapal mini purse seine
Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing
Kurva produksi lestari dan upaya penangkapan di PPP Lempasing
ix
5
17
18
18
20
21
22
24
25
28
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Standarisasi upaya penangkapan perikanan mini purse seine
Hasil analisi regresi kapal mini purse seine < 5 GT
Hasil analisi regresi kapal mini purse seine 6-10 GT
Hasil analisi regresi kapal mini purse seine 11-15 GT
Nilai rata-rata penilaian teknis
Nilai rata-rata penilaian biologi
Nilai rata-rata penilaian ekonomi
Nilai rata-rata penilaian sosial
Sampel ikan yang didapat pada saat operasi penangkapan ikan
Ikan hasil tangkapan Kapal Sri Dunung
Ikan hasil tangkapan Kapal Sumber Rejeki
Ikan hasil tangkapan Kapal Putra Agung
Cash Flow untuk kapal mini purse seine 6-10 GT
Cash Flow untuk kapal mini purse seine 11-15 GT
Fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di PPP Lempasing
Pengoperasian mini purse seine Sri Dunung
Pengoperasian mini purse seine Sumber Rejeki
Pengoperasian mini purse seine Putra Agung
x
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
65
68
71
DAFTAR ISTILAH
Alat Penangkapan Ikan
:
Benefit-cost ratio (B/C Ratio)
:
Biaya investasi
:
Biaya tetap
:
Biaya variabel
:
Cash Flow
:
Fishing power index (FPI)
:
Hasil tangkapan per satuan unit :
upaya (Catch Per Unit EffortCPUE)
Internal Rate of Return (IRR)
:
Kapal Penangkap Ikan
:
Kapal Pengangkut Ikan
:
Kapal Perikanan
:
Maximum Sustainable Yield :
(MSY)
Metode Produksi Surplus (MPS) :
Sarana dan perlengkapan atau benda-benda
lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan
(Nomor 2/PERMEN-KP/2015, pasal 1).
Rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi selama umur investasi
(Kasmir dan Jakfar 2003).
Biaya untuk penanaman modal dalam suatu
kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif
panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan
Jakfar 2003).
Biaya yang relatif tetap jumlahnya dan harus
dikeluarkan walaupun produk yang dihasilkan
banyak atau sedikit (Soekartawi 1995).
Biaya tidak tetap yang sifatnya berubah-ubah
tergantung dari besar kecilnya produksi yang
dihasilkan (Soekartawi 1995).
Arus kas atau aliran kas yang ada di suatu kegiatan
usaha dalam suatu periode tertentu (Kasmir dan
Jakfar 2003).
Perbandingan kemampuan tangkap antar unit alat
tangkap yang selanjutnya dinyatakan dalam indek
(Gulland 1983).
Suatu metode yang digunakan untuk menentukan
hasil jumlah produksi perikanan laut yang dirataratakan dalam tahunan (Gulland 1983).
Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil
intern (Kasmir dan Jakfar 2003).
Kapal yang digunakan untuk menangkap ikan,
termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan,
dan mengawetkan ikan (Nomor 57/PERMENKP/2014, pasal 1).
Kapal yang memiliki palkah dan/atau secara
khusus digunakan untuk mengangkut, memuat,
menampung,
mengumpulkan,
menyimpan,
mendinginkan, dan mengawetkan ikan (Nomor
57/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
Kapal, perahu, dan alat apung lainnya yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan
ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan
ikan,
pengangkutan
ikan,
pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian/eksplorasi
perikanan
(Nomor
17/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
Hasil tangkapan maksimum sumberdaya ikan yang
berkelanjutan (Zulbainarni 2015).
Metode yang digunakan untuk menghitung potensi
lestari (MSY) dan model MPS dibangun dengan
asumsi bahwa sumberdaya ikan berada pada steady
state or equilibrium condition dan constant
xi
Mini
purse
seine
(Alat :
penangkapan ikan pukat cincin
pelagis kecil)
Over Fishing
:
Net Present Value (NPV)
:
Payback Period (PP)
:
Pelabuhan Perikanan
:
Penangkapan Ikan
:
Perikanan
:
Perikanan Tangkap
:
Pukat Cincin (purse seine)
:
catchability (Zulbainarni 2015).
Alat tangkap purse seine yang memiliki panjang
kurang dari 600 meter, berkembang di laut dangkal
(Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh)
atau disepanjang perairan pantai pada umumnya
coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah ikan
pelagis kecil, seperti : ikan layang, ikan tembang,
lemuru, dan kembung (Nomor 42/PERMENKP/2014).
Penangkapan ikan yang melebihi kapasitas stok
atau sumberdaya (daya dukung) sehingga
kemampuan sumberdaya untuk memproduksi pada
tingkat maximum sustainable yield (MSY)
menurun (Zulbainarni 2015).
Nilai
bersih
sekarang
yang
merupakan
perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed)
dengan PV investasi (capital outlays) selama umur
investasi (Kasmir dan Jakfar 2003).
Teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha
(Kasmir dan Jakfar 2003).
Tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistim
bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat
kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau
bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang perikanan (Nomor 17/PERMENKP/2014, pasal 1).
Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat
atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,
dan mengawetkannya (Nomor 48/PERMEN
KP/2014, pasal 1).
Semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan
dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran
yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan (Nomor 9/PERMEN-KP/2015).
Kegiatan ekonomi yang mencakup penangkapan /
pengumpulan hewan dan tanaman air yang hidup
di laut/perairan umum secara bebas (Monintja
2001).
Alat penangkapan ikan yang digunakan untuk
menangkap ikan pelagis yang membentuk
gerombolan dan termasuk kedalam kelompok
teknologi penangkapan ikan yang menerapkan
metode penangkapan ikan dengan surrounding nets
(Brandt 1984).
xii
Schooling
:
Sumberdaya Ikan
:
Sumberdaya Perikanan
:
Unit Penangkapan Ikan
:
Upaya Penangkapan (effort)
:
Usaha Perikanan
:
Usaha Perikanan Tangkap
:
Gerombolan beberapa ikan yang berkelompok
(Zulbainarni 2015).
Potensi semua jenis ikan, sedangkan lingkungan
sumberdaya ikan adalah perairan tempat kehidupan
sumberdaya ikan, termasuk biota dan faktor
alamiah sekitarnya (UU No. 31-2004).
Barang publik (public goods), yaitu rezim
kepemilikan
bersifat
common
property
(kepemilikan bersama) dan rezim akses yang
bersifat open access (siapa saja boleh
memanfaatkan sumberdaya tersebut tanpa izin dari
siapapun) (Zulbainarni 2015).
Satu kesatuan teknis dalam suatu operasi
penangkapan ikan yang terdiri dari kapal
perikanan, alat tangkap, dan nelayan (Monintja
2001).
Upaya penangkapan nominal (nominal fishing
effort) yang diukur dari jumlah hari melaut atau
trip (Zulbainarni 2015).
Kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem bisnis
perikanan yang meliputi praproduksi, produksi,
pengolahan,
dan
pemasaran
((Nomor
17/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
Usaha perikanan yang berbasis pada kegiatan
penangkapan ikan dan/atau kegiatan pengangkutan
ikan (Nomor 57/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
xiii
1
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu bidang yang diharapkan mampu menjadi
penopang peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sumberdaya ikan di Indonesia
memiliki potensi yang besar, baik dalam hal jumlah maupun keragamannya.
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable
resources) sehingga dengan pengelolaan yang bijaksana, dapat terus dinikmati
manfaatnya oleh rakyat Indonesia.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut (tangkap)
sampai saat ini masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat yang umumnya
memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang sederhana,
jangkauan penangkapan yang terbatas di sekitar pantai, dan produktivitas yang relatif
masih rendah. Menurut Barus dan Badrudin (1991), produktivitas nelayan yang
rendah umumnya diakibatkan oleh rendahnya keterampilan dan pengetahuan serta
penggunaan alat penangkapan maupun perahu yang masih sederhana sehingga
efektifitas dan efisiensi alat tangkap dan penggunaan faktor-faktor produksi lainnya
belum optimal. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima
oleh nelayan dan pada akhirnya mempengaruhi pula tingkat kesejahteraannya.
Tingkat kesejahteraan yang diperoleh oleh nelayan berbeda-beda berdasarkan alat
tangkap yang digunakan dalam proses penangkapan ikan.
Salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Indonesia
adalah purse seine. Purse seine (pukat cincin) adalah jaring yang umumnya
berbentuk empat persegi panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap
gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Purse seine adalah suatu alat
penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar (surrounding
nets) (Martasuganda et al. 2004). Pengoperasian purse seine dilakukan dengan
melingkari gerombolan ikan sehingga membentuk sebuah dinding besar yang
selanjutnya jaring akan ditarik dari bagian bawah dan membentuk seperti sebuah
kolam (Sainsbury 1996). Purse seine banyak digunakan oleh nelayan di Indonesia,
salah satu diantaranya adalah nelayan Kota Bandar Lampung.
Kota Bandar Lampung memiliki sektor perikanan tangkap yang memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah setempat, terutama kegiatan
perikanan tangkap yang dilakukan di laut. Salah satu ukuran sentra kegiatan
perikanan tangkap di kota Bandar Lampung adalah PPP Lempasing. Usaha perikanan
tangkap yang ada di PPP Lempasing adalah rampus, pancing, payang. dogol, mini
purse seine (PPP Lempasing 2014). Salah satu alat tangkap yang mendominasi
digunakan oleh nelayan PPP Lempasing adalah mini purse seine. Mini purse seine
dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya, jenis teknologi yang diterapkan
tergolong modern namun dengan jangkauan operasi yang terkonsentrasi di perairan
pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem one-day trip
dari fishing base. Jenis ikan yang ditangkap menggunakan mini purse seine
merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting.
2
Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing mengalami penurunan
dari tahun ke tahunnya, pada tahun 2010 mencapai 257,379 ton mengalami
penurunan yang tinggi di tahun 2013 mencapai 152,790 ton, dan terus mengalami
penurunan kembali pada tahun 2014 mencapai 104,941 ton (PPP Lempasing 2014).
Beberapa jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan kembung (Rastrelliger
spp), ikan kwee (Carangoides chrysophrys), dan ikan alu-alu (Sphyraena genie),
serta hasil sampingan (bycatch) yang tertangkap adalah cumi-cumi (Loligo Pealei).
Jenis ikan hasil tangkapan dari mini purse seine juga mengalami penurunan yang
tinggi, seperti : ikan kembung (Rastrelliger spp) pada tahun 2013 mencapai 32,616
ton mengalami penurunan pada tahun 2014 mencapai 14,70, untuk ikan kwee
(Carangoides chrysophrys) pada tahun 2013 mencapai 25,394 ton mengalami
penurunan pada tahun 2014 mencapai 18,57 ton, dan ikan selar (Selaroides sp.) pada
tahun 2013 mencapai 25,059 ton mengalami penurunan pada tahun 2014 mencapai
16,12 ton (PPP Lempasing 2014). Hariyanto et al. (2008) produksi ikan di Teluk
Lampung mengalami penurunan sehingga diindikasikan terjadi penurunan biomassa
atau sumberdaya. Nilai produksi hasil tangkapan yang cenderung berfluktuasi diduga
karena komposisi hasil tangkapan ekonomis yang berbeda-beda.
Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing memperlihatkan
sumberdaya perikanan yang terus menurun, melihat kondisi ini perlu dilakukan
penelitian yang mengkaji dari aspek biologi, teknik, dan ekonomi untuk mini purse
seine di PPP Lempasing dengan ukuran kapal < 5 GT, 6-10 GT dan 11-15 GT. Sejauh
ini, penelitian mengenai mini purse seine telah dilakukan di beberapa daerah, yaitu
variabilitas hasil tangkapan dalam hubungannya dengan faktor lingkungan (Nelwan
2001), kajian perikanan Mini purse seine di desa Sathean Kabupaten Maluku
Tenggara (Tanjaya 2011), dan teknologi dan manajemen perikanan tuna berbasis
rumpon yang berkelanjutan di Prigi, Jawa Timur (Nurdin 2011).
Perumusan Masalah
PPP Lempasing mempunyai peranan yang sangat strategis dalam usaha
perikanan tangkap yaitu sebagai pusat atau sentra kegiatan terutama yang berada di
perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. Jenis ikan hasil tangkapan mini purse
seine yang didaratkan di PPP lempasing adalah ikan-ikan pelagis kecil yang
mempunyai nilai ekonomis penting. Produksi perikanan mini purse seine di PPP
lempasing terus mengalami penurunan dari tahun 2010 – 2014 (PPP Lempasing
2014). Penurunan hasil produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya alat tangkap yang digunakan, ukuran kapal, modal, keterbatasan
sumberdaya ikan, dan lain-lain.
Faktor-faktor ini berpengaruh terhadap penurunan produksi perikanan yang
akan berdampak terhadap berkurangnya sumberdaya ikan dan pendapatan nelayan,
sehingga faktor yang berperan penting dalam peningkatan produksi perlu
dioptimalkan pemanfaataannya. Beberapa masalah yang harus dikaji agar dapat
memperbaiki kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan menggunakan mini purse
seine, yaitu :
3
1. Apakah hasil tangkapan dengan ukuran kapal yang berbeda menghasilkan hasil
tangkapan yang berbeda?
2. Apakah ukuran mini purse seine yang berbeda menghasilkan usaha perikanan
mini purse seine yang berbeda ditinjau dari aspek teknis, biologi, dan ekonomi?
3. Apakah ukuran kapal yang berbeda menghasilkan kelayakan pengembangan
usaha perikanan mini purse seine yang berbeda?
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis hasil tangkapan mini purse seine dengan ukuran kapal yang berbeda
di PPP Lempasing, Provinsi Lampung.
2. Menganalisis usaha perikanan mini purse seine yang paling baik secara teknis,
biologi, dan ekonomi untuk dikembangkan di PPP Lempasing, Provinsi
Lampung.
3. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha perikanan mini purse seine di PPP
Lempasing, Provinsi Lampung.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh informasi tentang prospek pengembangan perikanan mini purse
seine;
2. Menambah wawasan pengetahuan tentang potensi sumberdaya ikan yang ada di
lokasi penelitian; dan
3. Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan perikanan di Perairan Lampung,
terutama yang menyangkut kelanjutan penggunaan alat tangkap mini purse seine
di masa yang akan datang.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Hasil tangkapan mini purse seine mengalami penurunan dengan pola yang
berbeda untuk setiap ukuran kapal yang digunakan.
2. Usaha perikanan mini purse seine yang lebih besar akan lebih baik untuk
dikembangkan di PPP Lempasing secara teknis, biologi, dan ekonomi.
3. Usaha perikanan mini purse seine banyak yang belum layak secara finansial untuk
dikembangkan di PPP Lempasing.
4
Kerangka Pemikiran
Produksi perikanan mini purse seine di PPP lempasing mengalami penurunan
sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 (PPP Lempasing 2014). Penurunan hasil
produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya alat tangkap yang
digunakan, ukuran kapal, modal, keterbatasan sumberdaya ikan, dan lain-lain. Jenis
ikan hasil tangkapan mini purse seine yang didaratkan di PPP lempasing adalah ikanikan pelagis kecil yang mempunyai nilai ekonomis penting. Alat tangkap mini purse
seine yang digunakan di PPP Lempasing menggunakan ukuran kapal < 5 GT, 6-10
GT, dan 11- 15 GT. Hasil tangkapan mini purse seine dari beberapa ukuran kapal
menghasilkan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga
permasalahan dari penurunan hasil produksi harus diatasi agar pemanfaatan
sumberdaya ikan dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan
nelayan.
Beberapa aspek yang dilihat untuk mengetahui pemanfaatan sumberdaya ikan
menggunakan mini purse seine adalah dari segi aspek pemanfaatan sumberdaya ikan
yang akan menghasilkan tentang kelayakan sumberdaya ikan yang bisa dipakai terus
menerus dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya bagi nelayan PPP
Lempasing, dari segi aspek teknis penangkapan ikan yang akan menghasilkan tentang
kelayakan unit penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan PPP Lempasing
sesuai untuk lingkungan perairan PPP Lempasing, dan dari segi aspek kelayakan
usaha yang akan menghasilkan tentang kelayakan usaha yang sesuai digunakan
nelayan PPP Lempasing untuk meningkatkan pendapatan nelayan, hal ini dijelaskan
secara ringkas dikerangka penelitian pada Gambar 1.
5
Produksi perikanan mini purse seine di PPP
Lempasing mengalami penurunan
Sumberdaya ikan
pelagis kecil
Aspek Pemanfaatan
Sumber Daya Ikan
Alat tangkap mini purse seine dengan
ukuran kapal yang berbeda
Aspek Teknis
Penangkapan Ikan
Permasalahan
Aspek Kelayakan
Usaha
Input
1.
2.
3.
FPI
CPUE
MSY
1.
2.
3.
4.
Analisis Skoring :
Teknis : Kesesuaian dengan mesin, alat tangkap, palka, dan alat
bantu.
Biologi : Selektivitas alat tangkap, by- catch, dan hasil tangkapan.
Ekonomi : Pendapatan, investasi, dan kemandirian dalam
perawatan.
Sosial : Intensitas nelayan, masyarakat, dan pemerintah.
1.
2.
3.
4.
5.
Keuntungan
NPV
IRR
B/C Ratio
Payback Period
Proses
Kelayakan
Sumberdaya Ikan
Kelayakan Unit
Penangkapan Ikan
Kelayakan
Usaha
Output
Pemanfaatan sumberdaya ikan menggunakan mini purse seine di PPP Lempasing
Gambar 1 Kerangka Penelitian
6
II.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian meliputi pengamatan lapangan dan pengumpulan data,
yang dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai dengan Maret 2016. Tempat penelitian
adalah Pangkalan Pendaratan Pantai (PPP) Lempasing, yang merupakan daerah
fishing base dari nelayan mini purse seine, Provinsi Lampung.
Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu
kelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya (Ghaffar 2006). Data yang
dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer survei dengan mengikuti kapal yang berukuran 6
GT, 9 GT, 13 GT yang dilaksanakan pada bulan November 2015. Kegiatan survei
menggunakan mini purse seine dilakukan dari jam 16.00 sampai dengan 07.00 (one
day trip). Data primer yang didapat mencakup jenis ikan hasil tangkapan,
pengoperasian mini purse seine, fishing base, dan fishing ground. Ikan hasil
tangkapan berasal dari Perairan Teluk Lampung yang didaratkan di PPP Lempasing
dan penangkapan ikan menggunakan mini purse seine dilakukan oleh nelayan PPP
Lempasing. Teknologi penangkapan ikan tidak mengalami perubahan yang signifikan
dari tahun 2010-2014. Pengukuran biologi dilakukan pada saat operasi penangkapan
terhadap jenis ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Lempasing. Sampel ikan
yang diukur hanya dari bobot dan ukuran panjang ikan (Total Length = TL), ukuran
besar dan kecil ikan yang ditangkap mengikuti referensi yang ada di
www.fishbase.org. Kondisi perairan di sekitar PPP Lempasing yang kurang baik pada
bulan November dan desember menyebabkan hasil tangkapan yang diperoleh tidak
banyak dan menyebabkan beberapa nelayan tidak melaut, karena pengaruh ombak
yang besar.
Pengambilan responden untuk diwawancara yang digunakan dalam penelitian
ini dengan metode purposive sampling, yaitu dengan wawancara pada lokasi dengan
intensitas kegiatan penangkapan ikan pelagis yang dominan dengan menggunakan
alat penangkapan mini purse seine, dengan mengisi kuisioner yang telah disiapkan.
Menurut Sugiyono (2009), purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan non probability sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Jumlah unit penangkapan mini purse seine yang ada di PPP
Lempasing pada tahun 2015 adalah sebanyak 19 kapal mini purse seine. Berdasarkan
hal ini, maka responden yang diambil dalam penelitian adalah 17 kapal mini purse
seine dan 2 kapal mini purse seine tidak melaut pada saat penelitian. Kapal mini purse
seine yang di wawancara adalah kapal mini purse seine < 5 GT sebanyak 3 nelayan,
7
kapal mini purse seine 6-10 GT sebanyak 8 nelayan, dan kapal mini purse seine 1115 GT sebanyak 6 nelayan. Data primer diperoleh dengan mengadakan observasi
langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara dengan pemilik mini purse
seine, yaitu nakhoda (fishing master) dan anak buah kapal (ABK) dengan
menggunakan kuisioner. Satuan penelitian adalah unit penangkapan mini purse seine.
Data primer ini mencakup data unit penangkapan, fishing base, fishing ground,
metode penangkapan ikan, data produksi, faktor-faktor produksi mini purse seine,
dan harga ikan hasil tangkapan.
Data sekunder yang diperlukan adalah data berkala (time series) hasil
tangkapan dan upaya penangkapan mini purse seine di PPP Lempasing selama 5
(lima) tahun terakhir, yaitu pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Pengumpulan data
sekunder dilakukan melalui studi literatur, internet, jurnal serta data dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Lampung dan PPP Lempasing dengan permasalahan
yang relevan dengan topik penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data ukuran
kapal, jenis-jenis ikan, jumlah dan ukuran alat tangkap mini purse seine, jumlah
tenaga kerja, dan hasil trip per tahun.
Metode Analisis Data
Aspek Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Analisis untuk mengetahui status penangkapan ikan dengan mini purse seine
di PPP Lempasing, Lampung dilakukan dengan menggunakan analisis surplus
produksi (Sparre and Venema 1999) secara umum, analisis tersebut mencakup :
1. Fishing power index (FPI) adalah perbandingan kemampuan tangkap antar unit
alat tangkap yang selanjutnya dinyatakan dalam indek dan digunakan untuk
standarisasi alat tangkap (Gulland 1983), alat tangkap yang digunakan sebagai
standar adalah alat tangkap yang memiliki produktivitas tertinggi dan memiliki
nilai FPI sama dengan satu. Dalam penelitian alat tangkap yang digunakan adalah
mini purse seine dengan ukuran kapal dibawah 5 GT, mini purse seine dengan
ukuran kapal antara 6- 10 GT, dan mini purse seine dengan ukuran kapal antara
11- 15 GT.
……………………………. (1)
…………………….……… (2)
……………………………. (3)
Keterangan :
SE
= Upaya penangkapan (effort) hasil standarisasi tahun ke-i
FPIi = Daya tangkap unit penangkapan yang distandarisasi pada tahun ke-i
8
FEi
= Upaya penangkapan yang akan distandarisasi tahun ke-i
FPIs
= Daya tangkap unit penangkapan standar pada tahun ke-i
CPUEs = Seluruh jenis ikan hasil tangkapan per satuan upaya unit standar tahun
ke-i
2. Tingkat upaya pemanfaatan dilakukan berdasarkan Model Produksi Surplus.
Catch Per Unit Effort (CPUE) adalah suatu metode yang digunakan untuk
menentukan hasil jumlah produksi perikanan laut yang dirata-ratakan dalam
tahunan (Gulland 1983). Analisis Catch Per Unit Effort (CPUE) digunakan untuk
mengetahui kelimpahan dan tingkat pemanfaatan yang didasari atas pembagian
antara total hasil tangkapan (Catch) dengan upaya penangkapan (Effort) dengan
persamaan menurut Sparre and Venema (1999) sebagai berikut:
CPUE =
Keterangan :
Catch (C)
Effort (E)
CPUE
…………………….…..… (4)
= Total hasil tangkapan (kg)
= Total upaya penangkapan (unit)
= Hasil tangkapan per upaya (kg / unit)
3. Nilai CPUE dari total hasil tangkapan (C) dapat digunakan untuk pendugaan stok
MSY (Maximum Sustainable Yield) secara sederhana dengan menggunakan
analisis regresi antara CPUE dengan jumlah upaya yang nantinya akan
membentuk persamaan :
y = a – bx, dimana :
................................ (5)
Setelah a dan b di peroleh, selanjutnya dimasukkan dalam rumus Schaefer,
sehingga diperoleh potensi lestari sumberdaya ikan/Maximum Sustainable Yield
(MSY) dan f MSY sebagai berikut :
Model Schaefer (Sparre and Venema 1999) yang digunakan pada penelitian
ini adalah produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh dengan mensubsitusi nilai
upaya optimum. Model Schaefer merupakan persamaan parabola yang mempunyai
nilai maksimum dari Y (i), MSY, pada suatu tahap upaya :
…………….………..……… (6)
Adapun hasil tangkapan pada tahapan upaya optimal dimana akan dicapai
suatu keadaan MSY dapat dihitung melalui rumus :
9
……………………………. (7)
Keterangan :
MSY = Maximum Sustainable Yield (Hasil tangkapan maksimal lestari)
Paremeter intersep (a) dan slope (b) secara matematis diperoleh dari persamaan
regresi linier sederhana, y = a - bx. Persamaan surplus production models hanya
berlaku bila parameter b (slope) bernilai negatif dan a (intersep) bernilai positif,
artinya penambahan upaya penangkapan akan menyebabkan penurunan CPUE.
Aspek Teknis Penangkapan Ikan
Tujuan penentuan teknologi alat tangkap pilihan adalah untuk mendapatkan
jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaan (performance) yang baik ditinjau
dari aspek biologi, teknis, ekonomi, dan sosial sehingga merupakan alat yang cocok
untuk dikembangkan. Haluan dan Nurani (1988) mengemukakan bahwa untuk
menentukan unit usaha perikanan tangkap pilihan digunakan metode skoring,
penilaian mencakup analisis terhadap aspek-aspek berikut ini :
1. Penilaian biologi, untuk mengevaluasi selektifitas unit penangkapan berdasarkan
ukuran dan jenis ikan yang tertangkap.
2. Penilaian teknis, untuk mengevaluasi hasil tangkapan menurut jenis dan ukuran
kapal yang meliputi produksi/tahun, produksi/trip dan produksi/tenaga kerja.
3. Penilaian ekonomi, untuk mengevaluasi keuntungan atau pendapatan/tahun dan
pendapatan per trip.
4. Penilaian sosial, untuk mengevaluasi sejauh mana tanggapan nelayan yang
melakukan operasi penangkapan pada daerah penangkapan yang sama, ada
tidaknya konflik sosial diantara nelayan dan penggunaan bahan peledak/racun
dalam kegiatan penangkapan.
Penentuan kriteria dalam setiap penilaian sebaiknya berhubungan erat dengan
pengkajian masing-masing penilaian, yaitu (1) dari penilaian biologi tidak
mengganggu atau merusak kelestarian sumberdaya, (2) dari penilaian teknis efektif
digunakan, (3) dari penilaian sosial dapat diterima masyarakat nelayan, dan
pemerintah (4) dari penilaian ekonomi menguntungkan. Metode skoring dapat
digunakan untuk penilaian kriteria yang mempunyai satuan berbeda. Skoring
diberikan dengan nilai terendah sampai nilai tertinggi. Masing-masing aspek (biologi,
teknis, ekonomi dan sosial) ditetapkan suatu kriteria penilaian, penilaian dilakukan
secara subjektif dengan menggunakan skor. Untuk menilai semua kriteria atau aspek
digunakan nilai tukar, sehingga semua nilai mempunyai standar yang sama. Unit
usaha yang memperoleh nilai tertinggi berarti lebih baik daripada yang lain. Untuk
menghindari pertukaran yang terlalu banyak, maka digunakan fungsi nilai yang
menggambarkan preferensi pengambil keputusan dalam menghadapi kriteria
majemuk. Standarisasi dengan fungsi nilai dapat dilakukan dengan mengacu kepada
Mangkusubroto dan Trisnadi (1985), dengan rumus :
10
.....…………….. (8)
…………..……. (9)
Keterangan :
V(X)
Xi
X0
X1
V (A)
V1(X1)
i
= Fungsi nilai dari parameter X
= Nilai parameter X yang ke-i
= Nilai terendah untuk parameter X
= Nilai tertinggi untuk parameter X
= Fungsi nilai dari alternatif A
= Fungsi nilai dari alternatif pada kriteria ke-i
= 1,2,3......, n (penilaian biologi, penilaian teknis, penilaian ekonomi,
dan penilaian sosial)
V adalah fungsi nilai yang mencerminkan preferensi pengambil keputusan
maka alternatif yang terbaik adalah alternatif yang memberikan nilai V (X) tertinggi
merupakan alat tangkap ikan yang terpilih untuk dikembangkan di Perairan Teluk
Lampung.
Analisis skoring digunakan untuk menentukan unit penangkapan ikan yang
tepat berdasarkan teknis penangkapan ikan di Perairan Teluk Lampung. Data dapat
dikumpulkan menggunakan metode survei atau studi literatur. Penelitian ini
dilakukan penilaian biologi, penilaian teknis, penilaian ekonomi, dan penilaian sosial
yang diukur dari :
1. Penilaian teknis :
a. Kesesuaian kapal dengan mesin, dinilai dari ukuran kapal dengan mesin
yang dipakai.
b. Efektifitas alat tangkap, dinilai dari jumlah hasil tangkapan dibagi dengan
ukuran panjang mini purse seine yang dipakai.
c. Kapasitas palka, dinilai dari hasil tangkapan yang didapat dalam satu trip
penangkapan dibagi dengan ukuran palka yang digunakan kapal tersebut.
d. Kelengkapan alat pendukung, dinilai dari ada atau tidaknya alat
pendukung seperti : GPS, alat bantu penangkapan ikan (cahaya, rumpon,
fish finder), dan mesin penarik jaring (gardan), dengan nilai skor :
1 = Tidak lengkap
3 = Lengkap
2 = Kurang lengkap
4 = Sangat lengkap
2. Penilaian biologi :
a. Selektifitas alat tangkap (mini purse seine) dilihat dari jumlah jenis ikan
dominan tertangkap, dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and
Preikshot 2001, Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak selektif, jika jumlah jenis ikan dominan tertangkap > 6 jenis.
2 = Kurang selektif, jika jumlah ikan dominan tertangkap 5-6 jenis.
3 = Selektif, jika jumlah ikan dominan tertangkap 3-4 jenis.
4 = Sangat selektif, jika jumlah ikan dominan tertangkap 1-2 jenis.
11
b. Bycatch rendah, dinilai dari hasil bycatch tertangkap (kg) dibagi dengan
jumlah trip yang dilakukan.
c. Dampak pada hasil tangkapan, dilihat dari kerusakan pada ikan hasil
tangkapan, dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and Preikshot 2001,
Tesfamichael and Pitcher 2006, Irnawati et al. 2011):
1 = Menyebabkan kerusakan pada semua hasil tangkapan.
2 = Menyebabkan kerusakan pada sebagian hasil tangkapan.
3 = Tidak adanya kerusakan pada hasil tangkapan.
4 = Aman bagi pemakaian alat tangkap mini purse seine.
3. Penilaian ekonomi :
a. Tingkat pendapatan dinilai dari pendapatan yang didapatkan oleh nelayan,
dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and Preikshot 2001,
Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak ada pendapatan.
3 = Mendapat keuntungan.
2 = Tidak mendapatkan keuntungan.
4 = Sangat mendapat keuntungan.
b. Tingkat investasi dinilai dari pentingnya investasi dalam usaha perikanan
mini purse seine, dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and Preikshot
2001, Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak adanya investasi.
3 = Pentingnya investasi.
2 = Sedikit pentingnya investasi.
4 = Sangat pentingnya investasi.
c. Kemandirian dalam perawatan dinilai dari ada atau tidaknya perawatan
untuk kapal, jaring mini purse seine, mesin, dan alat bantu penangkapan.
Nilai skor yang digunakan (modifikasi dari Pitcher and Preikshot 2001,
Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak ada perawatan.
3 = Perawatan.
2 = Sedikit perawatan.
4 = Sangat perawatan.
4. Penilaian sosial :
Dinilai dari konflik yang ada pada nelayan, masyarakat, dan pemerintah
dengan nilai skor :
1 = Konflik yang ada sangat tinggi.
3 = Konflik yang ada sangat rendah.
2 = Adanya konflik.
4 = Tidak adanya konflik.
Aspek Kelayakan Usaha
Kelayakan usaha dilakukan untuk mengkaji keuntungan (profitability) atau
kerugian dari suatu usaha. Ada dua macam analisis yang digunakan yaitu analisis
usaha (pendapatan usaha, payback period, dan analisis berimbang antara penerimaan
dan biaya) (Djamin 1984), dan analisis kriteria investasi (net present value, internal
rate of return, dan benefit cost – rasio) (Kadariah et al. 1999).
1. Analisis pendapatan usaha (π)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan dan mengetahui besarnya
keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha (Djamin 1984).
π = TR – TC ………….…………….. (10)
12
Keterangan :
π = Keuntungan
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Kriteria :
Jika TR > TC, maka usaha mendapatkan keuntungan (π > 0).
Jika TR = TC, maka usaha berada dalam titik impas (π = 0).
Jika TR < TC, maka usaha mengalami kerugian (π < 0).
2. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah manfaat bersih yang diperoleh selama umur
ekonomis proyek. NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat
dengan nilai sekarang dari pengeluaran tingkat bunga tertentu, yang dinyatakan
dengan rumus (Gittinger 1986) :
……………………. (11)
Keterangan :
Bt = Pendapatan kotor unit usaha pada tahun t
Ct = Biaya kotor unit usaha pada tahun t
n = Umur ekonomis
i = Tingkat bunga
t = 1,2,3….n
Kriteria :
NPV > 0, berarti usaha layak/menguntungkan
NPV = 0, berarti usaha mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan
NPV < 0, berarti usaha tidak layak atau rugi
3. IRR (Internal Rate of Return)
Menurut Dahlan (2011), IRR adalah merupakan tingkat bunga yang akan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari produk sama dengan jumlah nilai sekarang
dari pengeluaran modal. Nilai IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(Gittinger 1986), sebagai berikut :
……………………. (12)
Keterangan :
: tingkat bunga ke-1
: tingkat bunga ke-2
NPV1 : NPV pada tingkat bunga
NPV2 : NPV pada tingkat bunga
13
Usaha dikatakan layak jika, IRR > suku bunga (interest rate), sedangkan
usaha dikatakan tidak layak jika IRR < suku bunga (interest rate). IRR sama dengan
suku bunga yang berlaku maka NPV usaha perikanan mini purse seine tersebut sama
dengan nol. IRR < dari suku bunga yang berlaku maka nilai NPV lebih kecil dari 0,
berarti usaha perikanan mini purse seine tersebut tidak layak dilaksanakan dan ini
menjadi pertimbangan negatif.
Usaha perikanan mini purse seine yang dilakukan oleh nelayan di Perairan
Teluk Lampung dapat dikatakan layak untuk dapat dikembangkan lanjut, jika usaha
perikanan mini purse seine tersebut mempunyai NPV > 0 dan IRR lebih besar dari
suku bunga (interest rate) yang berlaku. Interest rate (i) bank yang digunakan dalam
analisis ini mengacu kepada Bank Indonesia (2015) yaitu 12%.
4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) merupakan perbandingan dimana present value
sebagai pembilang terdiri atas total dari manfaat bersih investasi usaha perikanan
mini purse seine yang bersifat positif, sedangkan sebagai penyebut terdiri atas
present value total yang bernilai negatif atau pada keadaan biaya kotor lebih besar
daripada manfaat kotor usaha perikanan mini purse seine tersebut. Perhitungan
Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) menggunakan rumus (Gittinger 1986), sebagai
berikut :
B/C Ratio =
………………. (13)
Keterangan:
B = Benefit
C = Cost
i = Discount rate
t = Periode
Bt = Benefit pada periode tertentu
Ct = Cost pada periode tertentu
Pada rumus tersebut terlihat bahwa nilai B/C ratio akan terhitung bila terdapat
paling sedikit satu nilai Bt-Ct yang bernilai positif. Bila B/C ratio > 1, maka
kondisi ini menunjukkan investasi usaha perikanan mini purse seine
menguntungkan (NPV > 0). Terkait dengan ini, maka bila B/C ratio > 1 berarti
investasi usaha perikanan mini purse seine tersebut layak sehingga menjadi
pertimbangan positif untuk pengembangannya, jika B/C ratio < 1 berarti investasi
usaha perikanan mini purse seine tersebut tidak layak dilaksanakan sehingga
menjadi pertimbangan negatif bagi dukungan lembaga keuangan.
14
5. Analisis payback period (PP)
Payback period merupakan investasi suatu proyek yang didasarkan pada
pelunasan biaya investasi oleh keuntungan bersih dari proyek (Djamin 1984).
Payback period dimaksudkan untuk mengetahui perkiraan jangka waktu
pengembalian modal atau investasi suatu usaha, dalam hal ini usaha perikanan
mini purse seine di lokasi penelitian. Payback period dihitung menggunakan
rumus (Kasmir dan Jakfar 2003), sebagai berikut :
……….………………. (14)
Keterangan :
I = Investasi
B = Benefit
PP = Payback Period
Asumsi :
1. Umur usaha atau bisnis perikanan mini purse seine selama 8 tahun.
2. Lama operasi penangkapan dalam 1 tahun dilakukan selama 10 bulan.
3. Jumlah trip yang dilakukan nelayan mini purse seine selama 1 bulan adalah 20
hari.
4. Suku bunga (interest rate) yang dipakai menurut Bank Indonesia adalah 12 %.
5. Biaya retribusi yang dikenakan setiap 1 kali trip adalah 2.5%.
6. Sistem bagi hasil untuk Nahkoda dan ABK adalah 50 : 50.
15
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum PPP Lempasing
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing dibangun dengan lahan seluas
4,5 Ha dan luas kolam pelabuhan 2,75 Ha. PPP Lempasing berada pada posisi
koordinat 105015’12.5”BT dan 05029’15”LS, yang secara administrasi masuk
wilayah Desa Lempasing, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung,
Provinsi Lampung. PPP Lempasing mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
usaha pengembangan usaha perikanan tangkap yaitu sebagai pusat atau sentra
kegiatan terutama yang berada di Perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. PPP
Lempasing berada dalam koordinasi Wilayah Barat Dinas Kelautan Perikanan,
Provinsi Lampung.
Hasil perikanan dari PPP Lempasing berupa produk ikan segar, seperti :
ikan tongkol (Auxis thazard), ikan kembung (Rastrelliger spp), ikan selar bentong
(Selar crumenophthalmus), ikan cucut malam (Carcharias macloti), ikan parangparang (Chirocentrus dorab), ikan japuh (Dussumeiria acuta), ikan layang
(Decaptrus ruselli), ikan layur (Trichiuras savala), ikan manyung (Aurius
thallassinus), ikan selar hijau (Selaroides leptolepis), ikan talang-talang (Chorinemus
tala), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan teri (Stolepharus commersonii), ikan
alu-alu (Sphyraena genie), ikan tenggiri (Scomberromo commersoni), ikan kwee
(Carangoides chrysophrys), ikan selar tetengkek (Selar megalaspis), cumi-cumi
(Loligo Pealei), dan ikan lainnya (PPP Lempasing 2014).
Fasilitas yang terdapat di PPP Lempasing terdiri dari fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang. Fasilitas pokok, yaitu : dermaga, kolam pelabuhan, jalan
komplek, drainase, lahan, dan turap (revetment). Fasilitas penunjang, yaitu : mess
operator, tempat peribadatan, fasilitas mandi cuci kakus (MCM), pertokoan, pos jaga.
Fungsi PPP lempasing sendiri adalah sebagai tempat pemasaran dan distribusi ikan,
pelayanan tambat dan labuh perikanan, pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan
hasil perikanan, pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan, tempat
pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan, pelaksanaan
kegiatan operasional kapal perikanan, tempat pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian su
MINI PURSE SEINE DI PPP LEMPASING,
PROVINSI LAMPUNG
YULIA ESTMIRAR TANJOV
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan menggunakan Mini Purse Seine di PPP Lempasing,
Provinsi Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi
Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 21 September 2016
Yulia Estmirar Tanjov
NIM C451140221
RINGKASAN
YULIA ESTMIRAR TANJOV. Pemanfaatan Sumberdaya Ikan menggunakan
Mini Purse Seine di PPP Lempasing, Provinsi Lampung. Dibimbing oleh ROZA
YUSFIANDAYANI dan MUSTARUDDIN.
Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Bandar Lampung
adalah PPP (Pangkalan Pendaratan Pantai) Lempasing. Alat tangkap yang
digunakan di PPP Lempasing bervariasi, mulai dari skala besar sampai skala kecil
sehingga hasil tangkapan bervariasi. Salah satu alat tangkap yang banyak
dioperasikan nelayan PPP Lempasing adalah mini purse seine. Mini purse seine
dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya. Jenis teknologi yang
diterapkan tergolong modern namun jangkauan operasi masih terkonsentrasi di
perairan pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem
one-day trip dari basis perikanan terdekat. Kegiatan perikanan mini purse seine di
Perairan Teluk Lampung dan PPP Lempasing belum berjalan sesuai dengan
kondisi perairan di sekitarnya, terutama untuk mewujudkan usaha perikanan
tangkap yang bertanggung jawab.
Penelitian ini dilakukan di Perairan Teluk Lampung dan PPP (Pangkalan
Pendaratan Pantai) Lempasing, Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan, 2) mengetahui kelayakan teknis,
biologi, ekonomi, dan sosial perikanan, 3) mengetahui kelayakan pengembangan
usaha perikanan dengan menggunakan mini purse seine di PPP Lempasing.
Beberapa metode analisis digunakan pada penelitian ini, untuk mengetahui status
pemanfaatan sumberdaya ikan digunakan analisis surplus produksi seperti fishing
power indeks (FPI), catch per unit effort (CPUE) dan, maximum sustainable yield
(MSY), untuk mengetahui kelayakan teknis, biologi, ekonomi, dan sosial
perikanan digunakan metode analisis skoring. Kelayakan usaha dilakukan untuk
mengkaji keuntungan (profitability) atau kerugian dari suatu usaha, analisis yang
digunakan yaitu: analisis keuntungan ( , Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), dan Payback Period (PP).
Hasil penelitian menunjukkan tangkapan mini purse seine di PPP
Lempasing mengalami penurunan dari tahun 2010-2014 untuk kapal mini purse
seine < 5 GT, 6-10 GT, 11-15 GT, dan pola penurunan produksi perikanan yang
tinggi terjadi pada kapal mini purse seine < 5 GT. Hasil analisis dari skala
prioritas dari penilaian teknis, biologi, ekonomi, dan sosial didapat bahwa kapal
mini purse seine dengan ukuran 6-10 GT layak untuk kegiatan penangkapan ikan.
Hasil yang didapat dari analisis kelayakan usaha adalah kapal mini purse seine
ukuran 6-10 GT dan kapal mini purse seine ukuran 11-15 GT layak untuk
dikembangkan, karena secara ekonomi layak dan memiliki nilai NPV > 0, Net
B/C > 1, IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, serta payback period kurang
dari delapan tahun. Jenis ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap adalah ikan
selar (Selaroides sp.), ikan kembung (Rastrelliger sp.), dan ikan kwee
(Carangoides chrysophrys).
Kata Kunci : Hasil Tangkapan, Lempasing, Mini purse seine.
SUMMARY
YULIA ESTMIRAR TANJOV. Fisheries Resource Utilization using Mini Purse
Seine, in Lempasing Coastal Fishing Port, Lampung Province. Supervised by
ROZA YUSFIANDAYANI dan MUSTARUDDIN.
Lempasing is a Coastal Fishing Port (CFP) which located in Bandar
Lampung. It is one of the centers of fisheries activities in the city. There are
various fishing gears operating in Lempasing, ranging from small to large scale of
fishing gear resulting to various types of catch. One of the fishing gear which
operated by most of fishermen in Lempasing is mini purse seine. The operation is
by utilizing the light to form a fishing area. This type of technology is relatively
modern but the fishing ground still concentrated in coastal waters because of oneday fishing trip from the nearest fishery basis. Mini purse seine fishing activities
in the Lampung Bay Area and Lempasing CFP is not in accordance with the
conditions of the surrounding waters area, especially to create a responsible
fisheries business.
The research was conducted in the Lampung Bay Area and Lempasing
CFP, Lampung. This study aims to : 1) determine the status of fisheries resources
utilization, 2) determine the feasibility of technical, biological, economic and
social, 3) determine the feasibility of fisheries development by using mini purse
seine in Lempasing CFP. Several analysis methods were used in this study
namely: 1) Analysis of surplus production such as Fishing Power Index (FPI),
Catch Per Unit Effort (CPUE) and Maximum Sustainable Yield (MSY) to
determine the status of fisheries resource utilization, 2) Scoring analysis method
to determine the technical feasibility, biology, economics and social, 3) Feasibility
analysis such as analysis of profits (π), Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), and Payback Period (PP) to determine profit or loss of a business.
The result showed that mini purse seine catch in Lempasing CFP tended to
decrease in 2010-2014 for < 5 GT, 6-10 GT, 11-15 GT boat, and the biggest
decreasing pattern of production was found in < 5 GT mini purse seine.Scoring
analysis method obtained that mini purse seine vessel with the size of 6-10 GT is
reasonable for fishing activities. Feasibility analysis showed that mini purse seine
vessel with the size of 6-10 GT and 11-15 GT were worthy to be developed due to
the economic feasibility with the value of NPV> 0, Net B / C> 1, IRR > valid
interest rate, as well as the payback period (PP) of < 8 years. The dominant small
pelagic fishes caught were scad fish (Selaroides sp.), mackerel fish (Rastrelliger
sp.), longnose trevally fish (Carangoides chrysophrys).
Keywords: Lempasing, Mini purse seine, Total Catch
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
1
PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN MENGGUNAKAN
MINI PURSE SEINE DI PPP LEMPASING,
PROVINSI LAMPUNG
YULIA ESTMIRAR TANJOV
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Perikanan Laut
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Ronny Irawan Wahyu, MPhil
PRAKATA
Kegiatan perikanan mini purse seine di Perairan Teluk Lampung dan PPP
Lempasing belum berjalan sesuai dengan kondisi perairan disekitarnya, terutama
untuk mewujudkan usaha perikanan tangkap yang bertanggung jawab. Penulis
mencoba untuk mengatasi permasalahan di atas dengan cara menganalisis
pemanfaatan sumberdaya ikan menggunakan mini purse seine yang dilihat dari
aspek pemanfaatan sumberdaya ikan, aspek teknis penangkapan ikan, dan aspek
kelayakan usaha, sehingga kegiatan perikanan mini purse seine di PPP Lempasing
Lampung layak untuk dikembangkan.
Tesis yang dibuat berdasarkan hasil penelitian ini merupakan salah satu
syarat untuk meraih gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi
Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Roza Yusfiandayani,
S.Pi selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Mustaruddin, STP selaku anggota
pembimbing yang telah mengarahkan dan mengajarkan banyak hal kepada
penulis. Penyusunan tesis ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Teknologi Perikanan Laut;
2. Bapak Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc selaku Ketua Departemen PSP – FPIK;
3. Bapak Dr. Ir. Ronny Irawan Wahyu, M.Phil selaku Penguji Luar Komisi;
4. Dosen dan staf pegawai Program Studi Teknologi Perikanan Laut yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga kepada penulis selama
menempuh pendidikan di IPB;
5. Papa, Ibu, dan adik saya (Delvieri Estmiral Tanjov), serta keluarga besar di
Lampung atas motivasi yang diberikan selama ini;
6. Teman-teman seperjuangan TPL 2014 atas kebersamaan yang terjalin erat
selama ini; dan
7. Staf pegawai dan pengelola UPTD PP Lempasing, serta bapak/ibu nelayan
yang membantu saya dalam kegiatan observasi selama di lapangan.
Penulis berharap tesis ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi para
pembaca. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan isi tesis. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, 21 September 2016
Yulia Estmirar Tanjov
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRA
x
DAFTAR ISTILAH
xi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan
3
Manfaat
3
Hipotesis Penelitian
3
Kerangka Pemikiran
4
METODE PENELITIAN
6
Waktu dan Tempat
6
Metode Pengambilan Data
6
Metode Analisis Data
7
Aspek Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
7
Aspek Teknis Penangkapan Ikan
9
Aspek Kelayakan Usaha
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Kondisi Umum PPP Lempasing
15
Produksi Perikanan di PPP Lempasing
15
Daerah Penangkapan Kapal Mini purse seine
19
Mini Purse Seine di PPP Lempasing
20
Alat Bantu Cahaya
21
Armada dan Teknis Penangkapan
23
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
24
Upaya Pemanfaatan
25
Upaya Lestari
27
Teknis Penangkapan Ikan
29
Penilaian Teknis
29
Penilaian Biologi
31
Penilaian Ekonomi
32
Penilaian Sosial
32
Gabungam Penilaian Aspek teknis, biologi, ekonomi, dan sosial 33
Kelayakan Usaha
35
Usaha Perikanan Mini Purse Seine
35
Analisis Kelayakan Usaha
37
KESIMPULAN DAN SARAN
41
Kesimpulan
41
Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
48
RIWAYAT HIDUP
74
viii
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Hasil Tangkapan dan Nilai Produksi Ikan
Jarak Operasi Penangkapan
Standarisasi alat tangkap mini purse seine dan payang
Standarisasi alat tangkap mini purse seine
Nilai Produksi, Upaya, dan CPUE standar
Nilai Upaya Maksimum Lestari Kapal Mini Purse Seine
Penilaian Teknis
Standarisasi Penilaian Teknis
Penilaian Biologi
Standarisasi Penilaian Biologi
Penilaian Ekonomi
Standarisasi Penilaian Ekonomi
Penilaian Sosial
Standarisasi Penilaian Sosial
Gabungan Penilian Teknis, Biologi, Ekonomi, dan Sosial
Standarisasi Hasil Penilaian Gabungan
Biaya investasi usaha perikanan mini purse seine 6-10 GT
Biaya investasi usaha perikanan mini purse seine 11-15 GT
Biaya operasional usaha perikanan mini purse seine 6-10 GT
Biaya operasional usaha perikanan mini purse seine 11-15 GT
Nilai analisis kelayakan usaha kapal mini purse seine
16
19
25
26
27
27
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
36
36
37
37
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kerangka penelitian
Data hasil tangkapan mini purse seine tahun 2014
Hasil tangkapan berdasarkan panjang ikan
Hasil tangkapan ikan berdasarkan bobot ikan
Daerah penangkapan ikan untuk mini purse seine
Mini Purse Seine yang digunakan nelayan PPP Lempasing
Alat bantu cahaya dalam pengoperasian penangkapan ikan
Perkembangan produksi dari kapal mini purse seine
Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing
Kurva produksi lestari dan upaya penangkapan di PPP Lempasing
ix
5
17
18
18
20
21
22
24
25
28
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Standarisasi upaya penangkapan perikanan mini purse seine
Hasil analisi regresi kapal mini purse seine < 5 GT
Hasil analisi regresi kapal mini purse seine 6-10 GT
Hasil analisi regresi kapal mini purse seine 11-15 GT
Nilai rata-rata penilaian teknis
Nilai rata-rata penilaian biologi
Nilai rata-rata penilaian ekonomi
Nilai rata-rata penilaian sosial
Sampel ikan yang didapat pada saat operasi penangkapan ikan
Ikan hasil tangkapan Kapal Sri Dunung
Ikan hasil tangkapan Kapal Sumber Rejeki
Ikan hasil tangkapan Kapal Putra Agung
Cash Flow untuk kapal mini purse seine 6-10 GT
Cash Flow untuk kapal mini purse seine 11-15 GT
Fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di PPP Lempasing
Pengoperasian mini purse seine Sri Dunung
Pengoperasian mini purse seine Sumber Rejeki
Pengoperasian mini purse seine Putra Agung
x
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
65
68
71
DAFTAR ISTILAH
Alat Penangkapan Ikan
:
Benefit-cost ratio (B/C Ratio)
:
Biaya investasi
:
Biaya tetap
:
Biaya variabel
:
Cash Flow
:
Fishing power index (FPI)
:
Hasil tangkapan per satuan unit :
upaya (Catch Per Unit EffortCPUE)
Internal Rate of Return (IRR)
:
Kapal Penangkap Ikan
:
Kapal Pengangkut Ikan
:
Kapal Perikanan
:
Maximum Sustainable Yield :
(MSY)
Metode Produksi Surplus (MPS) :
Sarana dan perlengkapan atau benda-benda
lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan
(Nomor 2/PERMEN-KP/2015, pasal 1).
Rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi selama umur investasi
(Kasmir dan Jakfar 2003).
Biaya untuk penanaman modal dalam suatu
kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif
panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan
Jakfar 2003).
Biaya yang relatif tetap jumlahnya dan harus
dikeluarkan walaupun produk yang dihasilkan
banyak atau sedikit (Soekartawi 1995).
Biaya tidak tetap yang sifatnya berubah-ubah
tergantung dari besar kecilnya produksi yang
dihasilkan (Soekartawi 1995).
Arus kas atau aliran kas yang ada di suatu kegiatan
usaha dalam suatu periode tertentu (Kasmir dan
Jakfar 2003).
Perbandingan kemampuan tangkap antar unit alat
tangkap yang selanjutnya dinyatakan dalam indek
(Gulland 1983).
Suatu metode yang digunakan untuk menentukan
hasil jumlah produksi perikanan laut yang dirataratakan dalam tahunan (Gulland 1983).
Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil
intern (Kasmir dan Jakfar 2003).
Kapal yang digunakan untuk menangkap ikan,
termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan,
dan mengawetkan ikan (Nomor 57/PERMENKP/2014, pasal 1).
Kapal yang memiliki palkah dan/atau secara
khusus digunakan untuk mengangkut, memuat,
menampung,
mengumpulkan,
menyimpan,
mendinginkan, dan mengawetkan ikan (Nomor
57/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
Kapal, perahu, dan alat apung lainnya yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan
ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan
ikan,
pengangkutan
ikan,
pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian/eksplorasi
perikanan
(Nomor
17/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
Hasil tangkapan maksimum sumberdaya ikan yang
berkelanjutan (Zulbainarni 2015).
Metode yang digunakan untuk menghitung potensi
lestari (MSY) dan model MPS dibangun dengan
asumsi bahwa sumberdaya ikan berada pada steady
state or equilibrium condition dan constant
xi
Mini
purse
seine
(Alat :
penangkapan ikan pukat cincin
pelagis kecil)
Over Fishing
:
Net Present Value (NPV)
:
Payback Period (PP)
:
Pelabuhan Perikanan
:
Penangkapan Ikan
:
Perikanan
:
Perikanan Tangkap
:
Pukat Cincin (purse seine)
:
catchability (Zulbainarni 2015).
Alat tangkap purse seine yang memiliki panjang
kurang dari 600 meter, berkembang di laut dangkal
(Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh)
atau disepanjang perairan pantai pada umumnya
coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah ikan
pelagis kecil, seperti : ikan layang, ikan tembang,
lemuru, dan kembung (Nomor 42/PERMENKP/2014).
Penangkapan ikan yang melebihi kapasitas stok
atau sumberdaya (daya dukung) sehingga
kemampuan sumberdaya untuk memproduksi pada
tingkat maximum sustainable yield (MSY)
menurun (Zulbainarni 2015).
Nilai
bersih
sekarang
yang
merupakan
perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed)
dengan PV investasi (capital outlays) selama umur
investasi (Kasmir dan Jakfar 2003).
Teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha
(Kasmir dan Jakfar 2003).
Tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistim
bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat
kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau
bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang perikanan (Nomor 17/PERMENKP/2014, pasal 1).
Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat
atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,
dan mengawetkannya (Nomor 48/PERMEN
KP/2014, pasal 1).
Semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan
dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran
yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan (Nomor 9/PERMEN-KP/2015).
Kegiatan ekonomi yang mencakup penangkapan /
pengumpulan hewan dan tanaman air yang hidup
di laut/perairan umum secara bebas (Monintja
2001).
Alat penangkapan ikan yang digunakan untuk
menangkap ikan pelagis yang membentuk
gerombolan dan termasuk kedalam kelompok
teknologi penangkapan ikan yang menerapkan
metode penangkapan ikan dengan surrounding nets
(Brandt 1984).
xii
Schooling
:
Sumberdaya Ikan
:
Sumberdaya Perikanan
:
Unit Penangkapan Ikan
:
Upaya Penangkapan (effort)
:
Usaha Perikanan
:
Usaha Perikanan Tangkap
:
Gerombolan beberapa ikan yang berkelompok
(Zulbainarni 2015).
Potensi semua jenis ikan, sedangkan lingkungan
sumberdaya ikan adalah perairan tempat kehidupan
sumberdaya ikan, termasuk biota dan faktor
alamiah sekitarnya (UU No. 31-2004).
Barang publik (public goods), yaitu rezim
kepemilikan
bersifat
common
property
(kepemilikan bersama) dan rezim akses yang
bersifat open access (siapa saja boleh
memanfaatkan sumberdaya tersebut tanpa izin dari
siapapun) (Zulbainarni 2015).
Satu kesatuan teknis dalam suatu operasi
penangkapan ikan yang terdiri dari kapal
perikanan, alat tangkap, dan nelayan (Monintja
2001).
Upaya penangkapan nominal (nominal fishing
effort) yang diukur dari jumlah hari melaut atau
trip (Zulbainarni 2015).
Kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem bisnis
perikanan yang meliputi praproduksi, produksi,
pengolahan,
dan
pemasaran
((Nomor
17/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
Usaha perikanan yang berbasis pada kegiatan
penangkapan ikan dan/atau kegiatan pengangkutan
ikan (Nomor 57/PERMEN-KP/2014, pasal 1).
xiii
1
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu bidang yang diharapkan mampu menjadi
penopang peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sumberdaya ikan di Indonesia
memiliki potensi yang besar, baik dalam hal jumlah maupun keragamannya.
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable
resources) sehingga dengan pengelolaan yang bijaksana, dapat terus dinikmati
manfaatnya oleh rakyat Indonesia.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut (tangkap)
sampai saat ini masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat yang umumnya
memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang sederhana,
jangkauan penangkapan yang terbatas di sekitar pantai, dan produktivitas yang relatif
masih rendah. Menurut Barus dan Badrudin (1991), produktivitas nelayan yang
rendah umumnya diakibatkan oleh rendahnya keterampilan dan pengetahuan serta
penggunaan alat penangkapan maupun perahu yang masih sederhana sehingga
efektifitas dan efisiensi alat tangkap dan penggunaan faktor-faktor produksi lainnya
belum optimal. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima
oleh nelayan dan pada akhirnya mempengaruhi pula tingkat kesejahteraannya.
Tingkat kesejahteraan yang diperoleh oleh nelayan berbeda-beda berdasarkan alat
tangkap yang digunakan dalam proses penangkapan ikan.
Salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Indonesia
adalah purse seine. Purse seine (pukat cincin) adalah jaring yang umumnya
berbentuk empat persegi panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap
gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Purse seine adalah suatu alat
penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar (surrounding
nets) (Martasuganda et al. 2004). Pengoperasian purse seine dilakukan dengan
melingkari gerombolan ikan sehingga membentuk sebuah dinding besar yang
selanjutnya jaring akan ditarik dari bagian bawah dan membentuk seperti sebuah
kolam (Sainsbury 1996). Purse seine banyak digunakan oleh nelayan di Indonesia,
salah satu diantaranya adalah nelayan Kota Bandar Lampung.
Kota Bandar Lampung memiliki sektor perikanan tangkap yang memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah setempat, terutama kegiatan
perikanan tangkap yang dilakukan di laut. Salah satu ukuran sentra kegiatan
perikanan tangkap di kota Bandar Lampung adalah PPP Lempasing. Usaha perikanan
tangkap yang ada di PPP Lempasing adalah rampus, pancing, payang. dogol, mini
purse seine (PPP Lempasing 2014). Salah satu alat tangkap yang mendominasi
digunakan oleh nelayan PPP Lempasing adalah mini purse seine. Mini purse seine
dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya, jenis teknologi yang diterapkan
tergolong modern namun dengan jangkauan operasi yang terkonsentrasi di perairan
pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem one-day trip
dari fishing base. Jenis ikan yang ditangkap menggunakan mini purse seine
merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting.
2
Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing mengalami penurunan
dari tahun ke tahunnya, pada tahun 2010 mencapai 257,379 ton mengalami
penurunan yang tinggi di tahun 2013 mencapai 152,790 ton, dan terus mengalami
penurunan kembali pada tahun 2014 mencapai 104,941 ton (PPP Lempasing 2014).
Beberapa jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan kembung (Rastrelliger
spp), ikan kwee (Carangoides chrysophrys), dan ikan alu-alu (Sphyraena genie),
serta hasil sampingan (bycatch) yang tertangkap adalah cumi-cumi (Loligo Pealei).
Jenis ikan hasil tangkapan dari mini purse seine juga mengalami penurunan yang
tinggi, seperti : ikan kembung (Rastrelliger spp) pada tahun 2013 mencapai 32,616
ton mengalami penurunan pada tahun 2014 mencapai 14,70, untuk ikan kwee
(Carangoides chrysophrys) pada tahun 2013 mencapai 25,394 ton mengalami
penurunan pada tahun 2014 mencapai 18,57 ton, dan ikan selar (Selaroides sp.) pada
tahun 2013 mencapai 25,059 ton mengalami penurunan pada tahun 2014 mencapai
16,12 ton (PPP Lempasing 2014). Hariyanto et al. (2008) produksi ikan di Teluk
Lampung mengalami penurunan sehingga diindikasikan terjadi penurunan biomassa
atau sumberdaya. Nilai produksi hasil tangkapan yang cenderung berfluktuasi diduga
karena komposisi hasil tangkapan ekonomis yang berbeda-beda.
Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing memperlihatkan
sumberdaya perikanan yang terus menurun, melihat kondisi ini perlu dilakukan
penelitian yang mengkaji dari aspek biologi, teknik, dan ekonomi untuk mini purse
seine di PPP Lempasing dengan ukuran kapal < 5 GT, 6-10 GT dan 11-15 GT. Sejauh
ini, penelitian mengenai mini purse seine telah dilakukan di beberapa daerah, yaitu
variabilitas hasil tangkapan dalam hubungannya dengan faktor lingkungan (Nelwan
2001), kajian perikanan Mini purse seine di desa Sathean Kabupaten Maluku
Tenggara (Tanjaya 2011), dan teknologi dan manajemen perikanan tuna berbasis
rumpon yang berkelanjutan di Prigi, Jawa Timur (Nurdin 2011).
Perumusan Masalah
PPP Lempasing mempunyai peranan yang sangat strategis dalam usaha
perikanan tangkap yaitu sebagai pusat atau sentra kegiatan terutama yang berada di
perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. Jenis ikan hasil tangkapan mini purse
seine yang didaratkan di PPP lempasing adalah ikan-ikan pelagis kecil yang
mempunyai nilai ekonomis penting. Produksi perikanan mini purse seine di PPP
lempasing terus mengalami penurunan dari tahun 2010 – 2014 (PPP Lempasing
2014). Penurunan hasil produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya alat tangkap yang digunakan, ukuran kapal, modal, keterbatasan
sumberdaya ikan, dan lain-lain.
Faktor-faktor ini berpengaruh terhadap penurunan produksi perikanan yang
akan berdampak terhadap berkurangnya sumberdaya ikan dan pendapatan nelayan,
sehingga faktor yang berperan penting dalam peningkatan produksi perlu
dioptimalkan pemanfaataannya. Beberapa masalah yang harus dikaji agar dapat
memperbaiki kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan menggunakan mini purse
seine, yaitu :
3
1. Apakah hasil tangkapan dengan ukuran kapal yang berbeda menghasilkan hasil
tangkapan yang berbeda?
2. Apakah ukuran mini purse seine yang berbeda menghasilkan usaha perikanan
mini purse seine yang berbeda ditinjau dari aspek teknis, biologi, dan ekonomi?
3. Apakah ukuran kapal yang berbeda menghasilkan kelayakan pengembangan
usaha perikanan mini purse seine yang berbeda?
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis hasil tangkapan mini purse seine dengan ukuran kapal yang berbeda
di PPP Lempasing, Provinsi Lampung.
2. Menganalisis usaha perikanan mini purse seine yang paling baik secara teknis,
biologi, dan ekonomi untuk dikembangkan di PPP Lempasing, Provinsi
Lampung.
3. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha perikanan mini purse seine di PPP
Lempasing, Provinsi Lampung.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh informasi tentang prospek pengembangan perikanan mini purse
seine;
2. Menambah wawasan pengetahuan tentang potensi sumberdaya ikan yang ada di
lokasi penelitian; dan
3. Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan perikanan di Perairan Lampung,
terutama yang menyangkut kelanjutan penggunaan alat tangkap mini purse seine
di masa yang akan datang.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Hasil tangkapan mini purse seine mengalami penurunan dengan pola yang
berbeda untuk setiap ukuran kapal yang digunakan.
2. Usaha perikanan mini purse seine yang lebih besar akan lebih baik untuk
dikembangkan di PPP Lempasing secara teknis, biologi, dan ekonomi.
3. Usaha perikanan mini purse seine banyak yang belum layak secara finansial untuk
dikembangkan di PPP Lempasing.
4
Kerangka Pemikiran
Produksi perikanan mini purse seine di PPP lempasing mengalami penurunan
sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 (PPP Lempasing 2014). Penurunan hasil
produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya alat tangkap yang
digunakan, ukuran kapal, modal, keterbatasan sumberdaya ikan, dan lain-lain. Jenis
ikan hasil tangkapan mini purse seine yang didaratkan di PPP lempasing adalah ikanikan pelagis kecil yang mempunyai nilai ekonomis penting. Alat tangkap mini purse
seine yang digunakan di PPP Lempasing menggunakan ukuran kapal < 5 GT, 6-10
GT, dan 11- 15 GT. Hasil tangkapan mini purse seine dari beberapa ukuran kapal
menghasilkan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga
permasalahan dari penurunan hasil produksi harus diatasi agar pemanfaatan
sumberdaya ikan dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan
nelayan.
Beberapa aspek yang dilihat untuk mengetahui pemanfaatan sumberdaya ikan
menggunakan mini purse seine adalah dari segi aspek pemanfaatan sumberdaya ikan
yang akan menghasilkan tentang kelayakan sumberdaya ikan yang bisa dipakai terus
menerus dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya bagi nelayan PPP
Lempasing, dari segi aspek teknis penangkapan ikan yang akan menghasilkan tentang
kelayakan unit penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan PPP Lempasing
sesuai untuk lingkungan perairan PPP Lempasing, dan dari segi aspek kelayakan
usaha yang akan menghasilkan tentang kelayakan usaha yang sesuai digunakan
nelayan PPP Lempasing untuk meningkatkan pendapatan nelayan, hal ini dijelaskan
secara ringkas dikerangka penelitian pada Gambar 1.
5
Produksi perikanan mini purse seine di PPP
Lempasing mengalami penurunan
Sumberdaya ikan
pelagis kecil
Aspek Pemanfaatan
Sumber Daya Ikan
Alat tangkap mini purse seine dengan
ukuran kapal yang berbeda
Aspek Teknis
Penangkapan Ikan
Permasalahan
Aspek Kelayakan
Usaha
Input
1.
2.
3.
FPI
CPUE
MSY
1.
2.
3.
4.
Analisis Skoring :
Teknis : Kesesuaian dengan mesin, alat tangkap, palka, dan alat
bantu.
Biologi : Selektivitas alat tangkap, by- catch, dan hasil tangkapan.
Ekonomi : Pendapatan, investasi, dan kemandirian dalam
perawatan.
Sosial : Intensitas nelayan, masyarakat, dan pemerintah.
1.
2.
3.
4.
5.
Keuntungan
NPV
IRR
B/C Ratio
Payback Period
Proses
Kelayakan
Sumberdaya Ikan
Kelayakan Unit
Penangkapan Ikan
Kelayakan
Usaha
Output
Pemanfaatan sumberdaya ikan menggunakan mini purse seine di PPP Lempasing
Gambar 1 Kerangka Penelitian
6
II.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian meliputi pengamatan lapangan dan pengumpulan data,
yang dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai dengan Maret 2016. Tempat penelitian
adalah Pangkalan Pendaratan Pantai (PPP) Lempasing, yang merupakan daerah
fishing base dari nelayan mini purse seine, Provinsi Lampung.
Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu
kelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya (Ghaffar 2006). Data yang
dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer survei dengan mengikuti kapal yang berukuran 6
GT, 9 GT, 13 GT yang dilaksanakan pada bulan November 2015. Kegiatan survei
menggunakan mini purse seine dilakukan dari jam 16.00 sampai dengan 07.00 (one
day trip). Data primer yang didapat mencakup jenis ikan hasil tangkapan,
pengoperasian mini purse seine, fishing base, dan fishing ground. Ikan hasil
tangkapan berasal dari Perairan Teluk Lampung yang didaratkan di PPP Lempasing
dan penangkapan ikan menggunakan mini purse seine dilakukan oleh nelayan PPP
Lempasing. Teknologi penangkapan ikan tidak mengalami perubahan yang signifikan
dari tahun 2010-2014. Pengukuran biologi dilakukan pada saat operasi penangkapan
terhadap jenis ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Lempasing. Sampel ikan
yang diukur hanya dari bobot dan ukuran panjang ikan (Total Length = TL), ukuran
besar dan kecil ikan yang ditangkap mengikuti referensi yang ada di
www.fishbase.org. Kondisi perairan di sekitar PPP Lempasing yang kurang baik pada
bulan November dan desember menyebabkan hasil tangkapan yang diperoleh tidak
banyak dan menyebabkan beberapa nelayan tidak melaut, karena pengaruh ombak
yang besar.
Pengambilan responden untuk diwawancara yang digunakan dalam penelitian
ini dengan metode purposive sampling, yaitu dengan wawancara pada lokasi dengan
intensitas kegiatan penangkapan ikan pelagis yang dominan dengan menggunakan
alat penangkapan mini purse seine, dengan mengisi kuisioner yang telah disiapkan.
Menurut Sugiyono (2009), purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan non probability sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Jumlah unit penangkapan mini purse seine yang ada di PPP
Lempasing pada tahun 2015 adalah sebanyak 19 kapal mini purse seine. Berdasarkan
hal ini, maka responden yang diambil dalam penelitian adalah 17 kapal mini purse
seine dan 2 kapal mini purse seine tidak melaut pada saat penelitian. Kapal mini purse
seine yang di wawancara adalah kapal mini purse seine < 5 GT sebanyak 3 nelayan,
7
kapal mini purse seine 6-10 GT sebanyak 8 nelayan, dan kapal mini purse seine 1115 GT sebanyak 6 nelayan. Data primer diperoleh dengan mengadakan observasi
langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara dengan pemilik mini purse
seine, yaitu nakhoda (fishing master) dan anak buah kapal (ABK) dengan
menggunakan kuisioner. Satuan penelitian adalah unit penangkapan mini purse seine.
Data primer ini mencakup data unit penangkapan, fishing base, fishing ground,
metode penangkapan ikan, data produksi, faktor-faktor produksi mini purse seine,
dan harga ikan hasil tangkapan.
Data sekunder yang diperlukan adalah data berkala (time series) hasil
tangkapan dan upaya penangkapan mini purse seine di PPP Lempasing selama 5
(lima) tahun terakhir, yaitu pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Pengumpulan data
sekunder dilakukan melalui studi literatur, internet, jurnal serta data dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Lampung dan PPP Lempasing dengan permasalahan
yang relevan dengan topik penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data ukuran
kapal, jenis-jenis ikan, jumlah dan ukuran alat tangkap mini purse seine, jumlah
tenaga kerja, dan hasil trip per tahun.
Metode Analisis Data
Aspek Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Analisis untuk mengetahui status penangkapan ikan dengan mini purse seine
di PPP Lempasing, Lampung dilakukan dengan menggunakan analisis surplus
produksi (Sparre and Venema 1999) secara umum, analisis tersebut mencakup :
1. Fishing power index (FPI) adalah perbandingan kemampuan tangkap antar unit
alat tangkap yang selanjutnya dinyatakan dalam indek dan digunakan untuk
standarisasi alat tangkap (Gulland 1983), alat tangkap yang digunakan sebagai
standar adalah alat tangkap yang memiliki produktivitas tertinggi dan memiliki
nilai FPI sama dengan satu. Dalam penelitian alat tangkap yang digunakan adalah
mini purse seine dengan ukuran kapal dibawah 5 GT, mini purse seine dengan
ukuran kapal antara 6- 10 GT, dan mini purse seine dengan ukuran kapal antara
11- 15 GT.
……………………………. (1)
…………………….……… (2)
……………………………. (3)
Keterangan :
SE
= Upaya penangkapan (effort) hasil standarisasi tahun ke-i
FPIi = Daya tangkap unit penangkapan yang distandarisasi pada tahun ke-i
8
FEi
= Upaya penangkapan yang akan distandarisasi tahun ke-i
FPIs
= Daya tangkap unit penangkapan standar pada tahun ke-i
CPUEs = Seluruh jenis ikan hasil tangkapan per satuan upaya unit standar tahun
ke-i
2. Tingkat upaya pemanfaatan dilakukan berdasarkan Model Produksi Surplus.
Catch Per Unit Effort (CPUE) adalah suatu metode yang digunakan untuk
menentukan hasil jumlah produksi perikanan laut yang dirata-ratakan dalam
tahunan (Gulland 1983). Analisis Catch Per Unit Effort (CPUE) digunakan untuk
mengetahui kelimpahan dan tingkat pemanfaatan yang didasari atas pembagian
antara total hasil tangkapan (Catch) dengan upaya penangkapan (Effort) dengan
persamaan menurut Sparre and Venema (1999) sebagai berikut:
CPUE =
Keterangan :
Catch (C)
Effort (E)
CPUE
…………………….…..… (4)
= Total hasil tangkapan (kg)
= Total upaya penangkapan (unit)
= Hasil tangkapan per upaya (kg / unit)
3. Nilai CPUE dari total hasil tangkapan (C) dapat digunakan untuk pendugaan stok
MSY (Maximum Sustainable Yield) secara sederhana dengan menggunakan
analisis regresi antara CPUE dengan jumlah upaya yang nantinya akan
membentuk persamaan :
y = a – bx, dimana :
................................ (5)
Setelah a dan b di peroleh, selanjutnya dimasukkan dalam rumus Schaefer,
sehingga diperoleh potensi lestari sumberdaya ikan/Maximum Sustainable Yield
(MSY) dan f MSY sebagai berikut :
Model Schaefer (Sparre and Venema 1999) yang digunakan pada penelitian
ini adalah produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh dengan mensubsitusi nilai
upaya optimum. Model Schaefer merupakan persamaan parabola yang mempunyai
nilai maksimum dari Y (i), MSY, pada suatu tahap upaya :
…………….………..……… (6)
Adapun hasil tangkapan pada tahapan upaya optimal dimana akan dicapai
suatu keadaan MSY dapat dihitung melalui rumus :
9
……………………………. (7)
Keterangan :
MSY = Maximum Sustainable Yield (Hasil tangkapan maksimal lestari)
Paremeter intersep (a) dan slope (b) secara matematis diperoleh dari persamaan
regresi linier sederhana, y = a - bx. Persamaan surplus production models hanya
berlaku bila parameter b (slope) bernilai negatif dan a (intersep) bernilai positif,
artinya penambahan upaya penangkapan akan menyebabkan penurunan CPUE.
Aspek Teknis Penangkapan Ikan
Tujuan penentuan teknologi alat tangkap pilihan adalah untuk mendapatkan
jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaan (performance) yang baik ditinjau
dari aspek biologi, teknis, ekonomi, dan sosial sehingga merupakan alat yang cocok
untuk dikembangkan. Haluan dan Nurani (1988) mengemukakan bahwa untuk
menentukan unit usaha perikanan tangkap pilihan digunakan metode skoring,
penilaian mencakup analisis terhadap aspek-aspek berikut ini :
1. Penilaian biologi, untuk mengevaluasi selektifitas unit penangkapan berdasarkan
ukuran dan jenis ikan yang tertangkap.
2. Penilaian teknis, untuk mengevaluasi hasil tangkapan menurut jenis dan ukuran
kapal yang meliputi produksi/tahun, produksi/trip dan produksi/tenaga kerja.
3. Penilaian ekonomi, untuk mengevaluasi keuntungan atau pendapatan/tahun dan
pendapatan per trip.
4. Penilaian sosial, untuk mengevaluasi sejauh mana tanggapan nelayan yang
melakukan operasi penangkapan pada daerah penangkapan yang sama, ada
tidaknya konflik sosial diantara nelayan dan penggunaan bahan peledak/racun
dalam kegiatan penangkapan.
Penentuan kriteria dalam setiap penilaian sebaiknya berhubungan erat dengan
pengkajian masing-masing penilaian, yaitu (1) dari penilaian biologi tidak
mengganggu atau merusak kelestarian sumberdaya, (2) dari penilaian teknis efektif
digunakan, (3) dari penilaian sosial dapat diterima masyarakat nelayan, dan
pemerintah (4) dari penilaian ekonomi menguntungkan. Metode skoring dapat
digunakan untuk penilaian kriteria yang mempunyai satuan berbeda. Skoring
diberikan dengan nilai terendah sampai nilai tertinggi. Masing-masing aspek (biologi,
teknis, ekonomi dan sosial) ditetapkan suatu kriteria penilaian, penilaian dilakukan
secara subjektif dengan menggunakan skor. Untuk menilai semua kriteria atau aspek
digunakan nilai tukar, sehingga semua nilai mempunyai standar yang sama. Unit
usaha yang memperoleh nilai tertinggi berarti lebih baik daripada yang lain. Untuk
menghindari pertukaran yang terlalu banyak, maka digunakan fungsi nilai yang
menggambarkan preferensi pengambil keputusan dalam menghadapi kriteria
majemuk. Standarisasi dengan fungsi nilai dapat dilakukan dengan mengacu kepada
Mangkusubroto dan Trisnadi (1985), dengan rumus :
10
.....…………….. (8)
…………..……. (9)
Keterangan :
V(X)
Xi
X0
X1
V (A)
V1(X1)
i
= Fungsi nilai dari parameter X
= Nilai parameter X yang ke-i
= Nilai terendah untuk parameter X
= Nilai tertinggi untuk parameter X
= Fungsi nilai dari alternatif A
= Fungsi nilai dari alternatif pada kriteria ke-i
= 1,2,3......, n (penilaian biologi, penilaian teknis, penilaian ekonomi,
dan penilaian sosial)
V adalah fungsi nilai yang mencerminkan preferensi pengambil keputusan
maka alternatif yang terbaik adalah alternatif yang memberikan nilai V (X) tertinggi
merupakan alat tangkap ikan yang terpilih untuk dikembangkan di Perairan Teluk
Lampung.
Analisis skoring digunakan untuk menentukan unit penangkapan ikan yang
tepat berdasarkan teknis penangkapan ikan di Perairan Teluk Lampung. Data dapat
dikumpulkan menggunakan metode survei atau studi literatur. Penelitian ini
dilakukan penilaian biologi, penilaian teknis, penilaian ekonomi, dan penilaian sosial
yang diukur dari :
1. Penilaian teknis :
a. Kesesuaian kapal dengan mesin, dinilai dari ukuran kapal dengan mesin
yang dipakai.
b. Efektifitas alat tangkap, dinilai dari jumlah hasil tangkapan dibagi dengan
ukuran panjang mini purse seine yang dipakai.
c. Kapasitas palka, dinilai dari hasil tangkapan yang didapat dalam satu trip
penangkapan dibagi dengan ukuran palka yang digunakan kapal tersebut.
d. Kelengkapan alat pendukung, dinilai dari ada atau tidaknya alat
pendukung seperti : GPS, alat bantu penangkapan ikan (cahaya, rumpon,
fish finder), dan mesin penarik jaring (gardan), dengan nilai skor :
1 = Tidak lengkap
3 = Lengkap
2 = Kurang lengkap
4 = Sangat lengkap
2. Penilaian biologi :
a. Selektifitas alat tangkap (mini purse seine) dilihat dari jumlah jenis ikan
dominan tertangkap, dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and
Preikshot 2001, Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak selektif, jika jumlah jenis ikan dominan tertangkap > 6 jenis.
2 = Kurang selektif, jika jumlah ikan dominan tertangkap 5-6 jenis.
3 = Selektif, jika jumlah ikan dominan tertangkap 3-4 jenis.
4 = Sangat selektif, jika jumlah ikan dominan tertangkap 1-2 jenis.
11
b. Bycatch rendah, dinilai dari hasil bycatch tertangkap (kg) dibagi dengan
jumlah trip yang dilakukan.
c. Dampak pada hasil tangkapan, dilihat dari kerusakan pada ikan hasil
tangkapan, dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and Preikshot 2001,
Tesfamichael and Pitcher 2006, Irnawati et al. 2011):
1 = Menyebabkan kerusakan pada semua hasil tangkapan.
2 = Menyebabkan kerusakan pada sebagian hasil tangkapan.
3 = Tidak adanya kerusakan pada hasil tangkapan.
4 = Aman bagi pemakaian alat tangkap mini purse seine.
3. Penilaian ekonomi :
a. Tingkat pendapatan dinilai dari pendapatan yang didapatkan oleh nelayan,
dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and Preikshot 2001,
Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak ada pendapatan.
3 = Mendapat keuntungan.
2 = Tidak mendapatkan keuntungan.
4 = Sangat mendapat keuntungan.
b. Tingkat investasi dinilai dari pentingnya investasi dalam usaha perikanan
mini purse seine, dengan nilai skor (modifikasi dari Pitcher and Preikshot
2001, Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak adanya investasi.
3 = Pentingnya investasi.
2 = Sedikit pentingnya investasi.
4 = Sangat pentingnya investasi.
c. Kemandirian dalam perawatan dinilai dari ada atau tidaknya perawatan
untuk kapal, jaring mini purse seine, mesin, dan alat bantu penangkapan.
Nilai skor yang digunakan (modifikasi dari Pitcher and Preikshot 2001,
Tesfamichael and Pitcher 2006, Ramadhani et al. 2015) :
1 = Tidak ada perawatan.
3 = Perawatan.
2 = Sedikit perawatan.
4 = Sangat perawatan.
4. Penilaian sosial :
Dinilai dari konflik yang ada pada nelayan, masyarakat, dan pemerintah
dengan nilai skor :
1 = Konflik yang ada sangat tinggi.
3 = Konflik yang ada sangat rendah.
2 = Adanya konflik.
4 = Tidak adanya konflik.
Aspek Kelayakan Usaha
Kelayakan usaha dilakukan untuk mengkaji keuntungan (profitability) atau
kerugian dari suatu usaha. Ada dua macam analisis yang digunakan yaitu analisis
usaha (pendapatan usaha, payback period, dan analisis berimbang antara penerimaan
dan biaya) (Djamin 1984), dan analisis kriteria investasi (net present value, internal
rate of return, dan benefit cost – rasio) (Kadariah et al. 1999).
1. Analisis pendapatan usaha (π)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan dan mengetahui besarnya
keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha (Djamin 1984).
π = TR – TC ………….…………….. (10)
12
Keterangan :
π = Keuntungan
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Kriteria :
Jika TR > TC, maka usaha mendapatkan keuntungan (π > 0).
Jika TR = TC, maka usaha berada dalam titik impas (π = 0).
Jika TR < TC, maka usaha mengalami kerugian (π < 0).
2. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah manfaat bersih yang diperoleh selama umur
ekonomis proyek. NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat
dengan nilai sekarang dari pengeluaran tingkat bunga tertentu, yang dinyatakan
dengan rumus (Gittinger 1986) :
……………………. (11)
Keterangan :
Bt = Pendapatan kotor unit usaha pada tahun t
Ct = Biaya kotor unit usaha pada tahun t
n = Umur ekonomis
i = Tingkat bunga
t = 1,2,3….n
Kriteria :
NPV > 0, berarti usaha layak/menguntungkan
NPV = 0, berarti usaha mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan
NPV < 0, berarti usaha tidak layak atau rugi
3. IRR (Internal Rate of Return)
Menurut Dahlan (2011), IRR adalah merupakan tingkat bunga yang akan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari produk sama dengan jumlah nilai sekarang
dari pengeluaran modal. Nilai IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(Gittinger 1986), sebagai berikut :
……………………. (12)
Keterangan :
: tingkat bunga ke-1
: tingkat bunga ke-2
NPV1 : NPV pada tingkat bunga
NPV2 : NPV pada tingkat bunga
13
Usaha dikatakan layak jika, IRR > suku bunga (interest rate), sedangkan
usaha dikatakan tidak layak jika IRR < suku bunga (interest rate). IRR sama dengan
suku bunga yang berlaku maka NPV usaha perikanan mini purse seine tersebut sama
dengan nol. IRR < dari suku bunga yang berlaku maka nilai NPV lebih kecil dari 0,
berarti usaha perikanan mini purse seine tersebut tidak layak dilaksanakan dan ini
menjadi pertimbangan negatif.
Usaha perikanan mini purse seine yang dilakukan oleh nelayan di Perairan
Teluk Lampung dapat dikatakan layak untuk dapat dikembangkan lanjut, jika usaha
perikanan mini purse seine tersebut mempunyai NPV > 0 dan IRR lebih besar dari
suku bunga (interest rate) yang berlaku. Interest rate (i) bank yang digunakan dalam
analisis ini mengacu kepada Bank Indonesia (2015) yaitu 12%.
4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) merupakan perbandingan dimana present value
sebagai pembilang terdiri atas total dari manfaat bersih investasi usaha perikanan
mini purse seine yang bersifat positif, sedangkan sebagai penyebut terdiri atas
present value total yang bernilai negatif atau pada keadaan biaya kotor lebih besar
daripada manfaat kotor usaha perikanan mini purse seine tersebut. Perhitungan
Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) menggunakan rumus (Gittinger 1986), sebagai
berikut :
B/C Ratio =
………………. (13)
Keterangan:
B = Benefit
C = Cost
i = Discount rate
t = Periode
Bt = Benefit pada periode tertentu
Ct = Cost pada periode tertentu
Pada rumus tersebut terlihat bahwa nilai B/C ratio akan terhitung bila terdapat
paling sedikit satu nilai Bt-Ct yang bernilai positif. Bila B/C ratio > 1, maka
kondisi ini menunjukkan investasi usaha perikanan mini purse seine
menguntungkan (NPV > 0). Terkait dengan ini, maka bila B/C ratio > 1 berarti
investasi usaha perikanan mini purse seine tersebut layak sehingga menjadi
pertimbangan positif untuk pengembangannya, jika B/C ratio < 1 berarti investasi
usaha perikanan mini purse seine tersebut tidak layak dilaksanakan sehingga
menjadi pertimbangan negatif bagi dukungan lembaga keuangan.
14
5. Analisis payback period (PP)
Payback period merupakan investasi suatu proyek yang didasarkan pada
pelunasan biaya investasi oleh keuntungan bersih dari proyek (Djamin 1984).
Payback period dimaksudkan untuk mengetahui perkiraan jangka waktu
pengembalian modal atau investasi suatu usaha, dalam hal ini usaha perikanan
mini purse seine di lokasi penelitian. Payback period dihitung menggunakan
rumus (Kasmir dan Jakfar 2003), sebagai berikut :
……….………………. (14)
Keterangan :
I = Investasi
B = Benefit
PP = Payback Period
Asumsi :
1. Umur usaha atau bisnis perikanan mini purse seine selama 8 tahun.
2. Lama operasi penangkapan dalam 1 tahun dilakukan selama 10 bulan.
3. Jumlah trip yang dilakukan nelayan mini purse seine selama 1 bulan adalah 20
hari.
4. Suku bunga (interest rate) yang dipakai menurut Bank Indonesia adalah 12 %.
5. Biaya retribusi yang dikenakan setiap 1 kali trip adalah 2.5%.
6. Sistem bagi hasil untuk Nahkoda dan ABK adalah 50 : 50.
15
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum PPP Lempasing
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing dibangun dengan lahan seluas
4,5 Ha dan luas kolam pelabuhan 2,75 Ha. PPP Lempasing berada pada posisi
koordinat 105015’12.5”BT dan 05029’15”LS, yang secara administrasi masuk
wilayah Desa Lempasing, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung,
Provinsi Lampung. PPP Lempasing mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
usaha pengembangan usaha perikanan tangkap yaitu sebagai pusat atau sentra
kegiatan terutama yang berada di Perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. PPP
Lempasing berada dalam koordinasi Wilayah Barat Dinas Kelautan Perikanan,
Provinsi Lampung.
Hasil perikanan dari PPP Lempasing berupa produk ikan segar, seperti :
ikan tongkol (Auxis thazard), ikan kembung (Rastrelliger spp), ikan selar bentong
(Selar crumenophthalmus), ikan cucut malam (Carcharias macloti), ikan parangparang (Chirocentrus dorab), ikan japuh (Dussumeiria acuta), ikan layang
(Decaptrus ruselli), ikan layur (Trichiuras savala), ikan manyung (Aurius
thallassinus), ikan selar hijau (Selaroides leptolepis), ikan talang-talang (Chorinemus
tala), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan teri (Stolepharus commersonii), ikan
alu-alu (Sphyraena genie), ikan tenggiri (Scomberromo commersoni), ikan kwee
(Carangoides chrysophrys), ikan selar tetengkek (Selar megalaspis), cumi-cumi
(Loligo Pealei), dan ikan lainnya (PPP Lempasing 2014).
Fasilitas yang terdapat di PPP Lempasing terdiri dari fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang. Fasilitas pokok, yaitu : dermaga, kolam pelabuhan, jalan
komplek, drainase, lahan, dan turap (revetment). Fasilitas penunjang, yaitu : mess
operator, tempat peribadatan, fasilitas mandi cuci kakus (MCM), pertokoan, pos jaga.
Fungsi PPP lempasing sendiri adalah sebagai tempat pemasaran dan distribusi ikan,
pelayanan tambat dan labuh perikanan, pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan
hasil perikanan, pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan, tempat
pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan, pelaksanaan
kegiatan operasional kapal perikanan, tempat pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian su