Keragaan Unit Penangkapan Mini Purse Seine di PPP Lempasing, Bandar Lampung

KERAGAAN UNIT PENANGKAPAN MINI PURSE SEINE
DI PPP LEMPASING, BANDAR LAMPUNG

RIVINIA ARINDINA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keragaan Unit
Penangkapan Mini Purse Seine di PPP Lempasing, Bandar Lampung adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Rivinia Arindina
NIM C44100051

ABSTRAK
RIVINIA ARINDINA. Keragaan Unit Penangkapan Mini Purse Seine di PPP
Lempasing, Bandar Lampung. Dibimbing oleh WAWAN OKTARIZA dan
ZULKARNAIN.
PPP Lempasing merupakan salah satu pelabuhan yang berada di perairan
Teluk Lampung. Purse seine merupakan alat tangkap yang menghasilkan
tangkapan terbesar di PPP Lempasing. Volume produksi hasil tangkapan
mengalami penurunan setiap tahunnya (2007-2013). Hal ini diduga karena sumber
daya ikan yang semakin menurun. Pengkajian keragaan unit penangkapan mini
purse seine di PPP Lempasing dilakukan untuk mengetahui keoptimalan usaha
penangkapannya. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pendekatan
deskriptif. Kapal mini purse seine yang digunakan di PPP Lempasing berukuran
3-23 GT dengan panjang alat tangkap 200-450 m dan beroperasi di perairan Teluk
Lampung dengan jumlah ABK sebanyak 12-20 orang. Komposisi hasil tangkapan
mini purse seine tergolong fluktuatif dengan hasil tangkapan dominan di tahun

2013 yaitu ikan kembung (15,50%), tongkol (8,71%) dan cumi-cumi (8,34%).
Trend produktivitas alat tangkap ini mengalami penurunan sebesar 63,0 kg/trip
setiap tahunnya. Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai NPV≥0, net B/C≥1
dan IRR≥20% sehingga usaha perikanan mini purse seine di PPP Lempasing
layak untuk dikembangkan.
Kata kunci: analisis finansial, Lempasing, mini purse seine, produktivitas

ABSTRACT
RIVINIA ARINDINA. The Physical Matter of Mini Purse Seine in PPP
Lempasing, Bandar Lampung. Supervised by WAWAN OKTARIZA and
ZULKARNAIN.
PPP Lempasing is a port which is located in Lampung bay. Purse seine is a
fishing gear that produces the largest catches in PPP Lempasing. The volume of
catches production in PPP Lempasing has been decreased every year (2007-2013).
it is predicted because the diminishing of fish resources. So it can be seen the
variability of mini purse seine fishing unit and calculate the value of productivity
as well as to analyze the feasibility of mini purse seine in PPP Lempasing. The
research used a descriptive survey method. Mini purse seiner’s size in PPP
Lempasing were 3-23 GT with 200-450 m fishing gear and operating in Lampung
bay with 12-20 crewsare. The composition of mini purse seine’s catches were

fluctuating with dominant catches in the year 2013 are mackerel (15.50%), cob
(8.71%) and squid (8.34%). Trend productivity of fishing gear decreased by 63.0
kg/trip every year. Financial analysis resulted NPV≥0, net B/C≥1 and IRR≥20%,
so mini purse seine fisheries industry in PPP Lempasing feasible to develop.
Keywords: financial analysis, Lempasing, mini purse seine, productivity

KERAGAAN UNIT PENANGKAPAN MINI PURSE SEINE
DI PPP LEMPASING, BANDAR LAMPUNG

RIVINIA ARINDINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peerikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Keragaan Unit Penangkapan Mini Purse Seine di PPP Lempasing,
Bandar Lampung
Nama
: Rivinia Arindina
NIM
: C44100051
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Ir Wawan Oktariza, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Zulkarnain, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ini adalah Keragaan Unit Penangkapan Mini Purse Seine
di PPP Lempasing, Bandar Lampung
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Wawan Oktariza, MSi dan Dr Ir
Zulkarnain, MSi selaku pembimbing. Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr
Ir Ernani Lubis, DEA selaku penguji dan Dr Yopi Novita, SPi MSi selaku komisi
pendidikan sekaligus pembimbing akedemik. Selain itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada semua pihak DKP Provinsi Lampung, UPT PPP Lempasing
dan nelayan mini purse seine yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu, Kakak (Yucca), Adik-adik
(Rino, Raina, Dzaky) dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya
serta kepada teman-teman PSP 47 dan 48 yang telah memberikan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014
Rivinia Arindina

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE


2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Alat dan Bahan

3

Metode Penelitian

3

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3

Analisis Data


5

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Unit Penangkapan Mini Purse Seine

10

Alat Bantu Penangkapan

15

Daerah Penangkapan Ikan

15

Metode Pengoperasian Mini Purse Seine


16

Hasil Tangkapan Mini Purse Seine

18

Produktivitas

19

Musim penangkapan

20

Konflik Alat Tangkap

22

Kelayakan Usaha Perikanan Mini Purse Seine


22

KESIMPULAN DAN SARAN

24

Kesimpulan

24

Saran

25

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

28

RIWAYAT HIDUP

51

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jenis data, teknik pengambilan dan sumber data penelitian
Jenis data berdasarkan tujuan penelitian
Analisis data berdasarkan tujuan penelitian
Jumlah kapal mini purse seine di PPP Lempasing
Spesifikasi kapal mini purse seine 8 GT dan kapal penganak 3 GT di
PPP Lempasing
Spesifikasi alat tangkap mini purse seine di PPP Lempasing
Jenis dan jumlah hasil tangkapan mini purse seine di PPP Lempasing
tahun 2013
Perkembangan produktivitas mini purse seine di PPP Lempasing
Biaya investasi dan biaya usaha per tahun pada mini purse seine di
Lempasing
Kelayakan usaha pada unit penangkapan mini purse seine di Lempasing
tahun 2013
Nilai kriteria investasi mini purse seine di Lempasing, tahun 2013

4
4
5
11
11
12
18
19
22
23
24

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Kapal mini purse seine dan kapal penganak
Desain jaring mini purse seine di PPP Lempasing
Diagram sistem bagi hasil nelayan mini purse seine di PPP Lempasing
Lampu rakit sebagai alat bantu penangkapan
Peta daerah penangkapan ikan
Perbandingan hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan
pada alat tangkap mini purse seine
7 Perkembangan produktivitas unit penangkapan mini purse seine di PPP
Lempasing tahun 2007-2013
8 Grafik indeks musim penangkapan ikan kembung, tongkol dan cumicumi di Teluk Lampung

10
13
14
15
16
19
19
21

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Dokumentasi penelitian di PPP Lempasing
Volume dan nilai produksi alat tangkap purse seine di PPP Lempasing
Perhitungan indeks musim penangkapan ikan
Musim penangkapan ikan di Lempasing tahun 2007-2013
Perhitungan analisis usaha mini purse seine di PPP Lempasing
Contoh perhitungan analisis usaha mni purse seine di PPP Lempasing
Perhitungan cashflow unit penangkapan mini purse seine di PPP
Lempasing

28
29
30
31
32
41
42

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teluk Lampung merupakan perairan yang memiliki potensi perikanan
cukup besar untuk melakukan operasi penangkapan ikan (Surini 2013). PPP
Lempasing merupakan salah satu pelabuhan yang digunakan untuk mendaratkan
ikan-ikan yang telah ditangkap dari perairan tersebut. Budi (2013) menjelaskan
PPP Lempasing merupakan salah satu pusat penyedia kebutuhan ikan untuk
wilayah Bandar Lampung dan kabupaten lain di sekitarnya. Berbagai alat tangkap
digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan di PPP Lempasing, jenis alat
tangkap yang dominan digunakan yaitu purse seine dan payang (Anggara 2013).
Purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang menghasilkan nilai produksi
tinggi. Pattikayhatu dan Nanlohy (2012) mengungkapkan purse seine merupakan
alat tangkap ikan yang cukup produktif dan tergolong alat tangkap aktif.
Purse seine merupakan alat tangkap yang memiliki hasil tangkapan
terbesar yang didaratkan di PPP Lempasing. Kontribusi hasil tangkapan rata-rata
purse seine mencapai 38,31% dari total keseluruhan hasil tangkapan (Lampiran
2). Rata-rata volume produksi hasil tangkapan purse seine selama 7 tahun terakhir
dari tahun 2007 sampai tahun 2013 yaitu sebesar 351.822 kg dengan nilai
produksi rata-rata sebesar Rp 3.300.329.429 (UPTD PPP Lempasing 2014).
Volume produksi hasil tangkapan purse seine yang tercatat dari tahun 2007
sampai 2012 setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup signifikan,
kecuali pada tahun 2013 volume produksi kembali meningkat. Hal ini diduga
sumber daya ikan yang semakin berkurang. Hariyanto et al. (2008) menjelaskan
produktivitas di Teluk Lampung mengalami penurunan sehingga diindikasikan
terjadi penurunan biomassa atau sumber daya. Nilai produksi hasil tangkapan
yang cenderung berfluktuasi diduga karena komposisi hasil tangkapan ekonomis
yang berbeda-beda.
Volume dan nilai produksi yang menurun dipastikan akan mempengaruhi
pendapatan nelayan pemilik yang berinvestasi di PPP Lempasing. Informasi
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi permasalahan tersebut
sangat diperlukan agar usaha penangkapan berjalan optimal, sehingga hal tersebut
mendorong penulis untuk mendeskripsikan keragaan unit penangkapan purse
seine di PPP Lempasing. Kajian terhadap keragaan ini meliputi aspek teknik,
biologi, sosial dan finansial.

Perumusan Masalah
Operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap purse seine
merupakan jenis kegiatan usaha perikanan yang umumnya dilakukan oleh para
nelayan perikanan, salah satunya di PPP Lempasing. PPP Lempasing memiliki
berbagai aktivitas yang berkaitan dengan usaha di bidang perikanan, khususnya
usaha penangkapan ikan. Salah satu alat tangkap yang digunakan dalam usaha
penangkapan di Lempasing yaitu purse seine. Setiap tahunnya usaha penangkapan
alat tangkap purse seine mengalami penurunan volume dan nilai produksi hasil

2

tangkapan, sehingga diduga akan berpengaruh terhadap penerimaan nelayan
pemilik yang berinvestasi di PPP Lempasing. Permasalahan tersebut diperlukan
suatu pengkajian mengenai kondisi perikanan purse seine baik dalam aspek
biologi, teknis, dan sosial, selain itu diperlukan pula perhitungan nilai
produktivitas dan analisis finansial untuk dapat memberikan strategi terbaik dalam
usaha perikanan purse seine di PPP Lempasing. Permasalahan dalam perikanan
purse seine dapat dirumuskan antara lain:
1. Bagaimana gambaran keragaan unit penangkapan purse seine di PPP
Lempasing?
2. Bagaimana produktivitas purse seine di PPP Lempasing?
3. Bagaimana tigkat kelayakan usaha perikanan purse seine di PPP Lempasing?

Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan keragaan unit penangkapan mini purse seine di PPP
Lempasing.
2. Menghitung produktivitas mini purse seine di PPP Lempasing.
3. Menganalisis kelayakan usaha unit penangkapan mini purse seine di PPP
Lempasing.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
instansi terkait khususnya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Institut
Pertanian Bogor, memberikan informasi tentang perikanan mini purse seine di
PPP Lempasing kepada pengusaha dibidang perikanan tangkap, serta sebagai
bahan masukan kepada Pemerintah Daerah (PEMDA), Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) serta pihak-pihak terkait dalam penentuan kebijakan selanjutnya.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2014. Lokasi
penelitian di PPP Lempasing, Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan dalam
tiga tahap. Tahap pertama adalah studi literatur, survei lokasi penelitian dan
pembuatan usulan penelitian yang dilakukan bulan Januari–Februari 2014. Tahap
kedua adalah pelaksanaan penelitian dan pengambilan data di lokasi penelitian
yang dilakukan bulan Februari 2014. Tahap ketiga yaitu pengolahan data pada
bulan Maret–Mei 2014.

3

Alat dan Bahan
1. Kuesioner untuk pengumpulan data
2. Alat tulis, alat pengukur (penggaris), kamera, notebook
3. Unit penangkapan mini purse seine yang menjadi sampel penelitian

Metode Penelitian
Metode yang digunakan berupa metode penelitian survei yang termasuk
kedalam metode deskriptif. Metode penelitian survei dilakukan dengan meneliti
keadaan suatu kelompok individu atau populasi untuk mendapatkan gambaran
objek yang diteliti. Nazir (1983) menjelaskan metode survei yaitu penyelidikan
yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang sosial, ekonomi, atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Albar (2012) menjelaskan
penggunaan metode survei dalam penelitian ini sangat tepat karena kajian tentang
pengembangan usaha perikanan membutuhkan tinjauan langsung atau pengamatan
langsung mengenai keadaan aktual di lapangan dari berbagai pelaku
(stakeholders) yang terlibat dalam sistem bisnis perikanan.
Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena (Nazir 1983).

Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Metode
pengambilan contoh (sampling) unit penangkapan menggunakan sampel purposif
(purposive sampling) yang termasuk kedalam teknik penarikan sampel
nonprobabilitas. Sampel purposif yaitu sampel yang diambil didasarkan pada
pertimbangan tertentu dari peneliti (Eriyanto 2007). Metode sampel purposif
dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan, yaitu responden bersedia
diwawancara serta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian secara
terbuka. Responden yang dijadikan tujuan objek penelitian sebayak 30 orang
diantaranya yaitu 6 orang nelayan pemilik usaha mini purse seine setempat, 2
orang nahkoda dan 22 orang ABK yang bersedia diwawancarai dan mampu
menjawab pertanyaan secara terbuka. Responden yang diambil dari 6 sampel
kapal yang berukuran 6 GT (2 unit), 8 GT (1 unit), 16 GT (1 unit) dan 21 GT (2
unit). Jenis data yang diambil dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1 dan
Tabel 2.

4

Tabel 1 Jenis data, teknik pengambilan dan sumber data penelitian
Data
Primer

Jenis Data
1. Diskripsi unit penangkapan
(ukuran kapal, mesin, alat
tangkap, dan lainnya)
2. Daerah penangkapan ikan
3. Metode pengoperasian
4. Biaya operesi penangkapan ikan
dan biaya pengelolaan
5. Sistem bagi hasil

Data
Sekunder

6. Tingkat pendidikan dan konflik
nelayan
1. Jumlah unit mini purse seine
2. Diskripsi unit penangkapan
(ukuran kapal, mesin, alat
tangkap, dan lainnya)
3. Volume produksi mini purse
seine/tahun
4. Jumlah trip mini purse
seine/tahun
5. Harga dan jenis hasil tangkapan
mini purse seine
6. Penerimaan nelayan mini purse
seine

Teknik Pengambilan
Wawancara dan
kuisioner

Sumber data
Nelayan

Wawancara dan
kuisioner
Wawancara dan
kuisioner
Wawancara dan
kuisioner
Wawancara dan
kuisioner
Wawancara dan
kuisioner
Studi literatur

Nelayan

Studi literatur
Studi literatur
Studi literatur
Studi literatur
Studi literatur

Nelayan
Nelayan
Nelayan
Nelayan
PPP
Lempasing
PPP
Lempasing
PPP
Lempasing
PPP
Lempasing
PPP
Lempasing
PPP
Lempasing

Tabel 2 Jenis data berdasarkan tujuan penelitian
No
1

2
3

Tujuan
Keragaan unit penangkapan mini purse seine
Produktivitas mini purse seine
Kelayakan usaha unit penangkapan
mini purse seine

Jenis Data
Deskripsi unit penangkapan
Daerah penangkapan ikan
Metode pengoperasian
Sistem bagi hasil
Jumlah unit penangkapan
Harga dan jenis hasil tangkapan
Tingkat pendidikan dan konflik nelayan
Volume produksi / tahun
Jumlah trip/tahun
Sistem bagi hasil
Biaya operasi penangkapan ikan dan
biaya pengelolaan
- Penerimaan nalayan selama 1 tahun

5

Analisis Data
Analisis data yang digunakan berdasarkan tujuan dan jenis data dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Analisis data berdasarkan tujuan penelitian
Tujuan
1. Keragaan unit
penangkapan mini purse
seine

Jenis Data
- Deskripsi unit penangkapan
- Daerah penangkapan ikan
-

2. Produktivitas mini purse
seine

3. Kelayakan usaha unit
penangkapan mini purse
seine

-

Metode pengoperasian
Sistem bagi hasil
Jumlah unit penangkapan
Harga dan jenis hasil
tangkapan
Tingkat pendidikan dan konflik
nelayan
Volume produksi / tahun
Jumlah trip/tahun
Sistem bagi hasil
Biaya operasi penangkapan
ikan dan biaya pengelolaan
Penerimaan nalayan selama
satu tahun

Analisis Data
Analisis aspek teknis
Analisis aspek teknis
dan sosial
Analisis aspek teknis
Analisis aspek teknis
Analisis aspek teknis
Analisis aspek biologi
Analisis aspek sosial
Produktivitas
Produktivitas
Analisis finansial
Analisis finansial
Analisis finansial

Analisis Aspek Teknis
Aspek teknis menurut Nurmalina et al.(2010) merupakan suatu aspek
yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan
pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Aspek teknis pada
penelitian ini dilakukan dengan menganalisis secara deskriptif spesifikasi unit
penangkapan mini purse seine berupa armada penangkapan, alat tangkap, alat
bantu penangkapan dan nelayan. Selain itu, aspek teknis juga meliputi daerah
penangkapan dan metode pengoperasian mini purse seine.
Analisis Aspek Biologi
Analisis aspek biologi yang meliputi musim penangkapan dan komposisi
hasil tangkapan selama satu tahun terakhir. Aspek biologi ini dianalisis
menggunakan aplikasi microsoft excel sebagai alat analisis.
Pola musim penangkapan yaitu menggunakan teknik analisis deret waktu
terhadap hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan bulanan ikan selama
tujuh tahun terakhir (2007-2013). Penentuannya menggunakan metode rasio ratarata bergerak (moving average). Langkah perhitungannya menurut Dajan (1983)
yang dimodifikasi Wiyono (2001):
1. Menyusun data deret waktu CPUE bulan Januari 2007–Desember 2013, yaitu :
� =
..................................................................... (1)
i = 1, 2, 3, ..., n
Yi = CPUE ke-i

6

2. Menyusun rata-rata bergerak CPUE 12 bulanan (RG) :


1
=
12

+5

=1−6



.......................................... (2)

i = 7, 8, ..., n-5
3. Menyusun rata-rata bergerak CPUE terpusat (RGP) :


1
=
2

+1

=1



......................................... (3)
i = 7, 8, ..., n-6
4. Menghitung rasio rata-rata untuk tiap bulan (Rb) :

� =

......................................... (4)
i = bulan 1, 2, 3, ..., 12
5. Menyusun nilai rata-rata dalam satu matrik berukuran j*i yang disusun untuk
setiap bulan dimulai bulan Juli-Juni, kemudian menghitung rata-rata/variasi
musim dan selanjutnya menghitung indeks musim penangkapan.
(i) Rasio rata-rata untuk bulan ke-i (RRB) :
1
�� =

=1

.......................................... (5)

j = 1, 2, 3, ..., n
(ii) Jumlah ratio rata-rata bulanan (JRRB) :
12

�� =

=1

��

.......................................... (6)
i = 1, 2, 3, ..., 12
(iii) Indeks musim penangkapan (IMP):
Nilai JRBB idealnya sebesar 1200, namun banyak faktor yang
menyebabkan nilai JRRB tidak selalu sama dengan 1200, oleh karena itu
nilai rasio rata-rata bulanan harus dikoreksi dengan suatu nilai koreksi
yang disebut nilai faktor koreksi (FK) :
1200
=
��
.......................................... (7)
Kemudian indeks musim penangkapan (IMP) dihitung dengan persamaan :
= �� ×
................................... (8)
i = 1, 2, 3, ..., 12
Zulkarnain et al. (2012) menjelaskan penggolongan musim penangkapan
berdasarkan nilai indeks musim penangkapan sebagai berikut:
1. IMP < 50%
: musim paceklik
2. 50% ≤ IMP < 100%
: musim sedang
3. IMP ≥ 100%
: musim puncak

7

Analisis Aspek Sosial
Fauzi dan Anna (2005) menjelaskan bahwa salah satu atribut dari aspek
sosial dalam perikanan dan kelautan yaitu tingkat pendidikan nelayan. Selain itu
konflik sosial antarkelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan sumber
daya perikanan juga merupakan salah satu persoalan konkret yang sedang
berlangsung di berbagai daerah pesisir (Kusnadi 2002). Permasalahan utama
usaha perikanan adalah sifat common property sumberdaya ikan yang berpotensi
menimbulkan konflik sosial antara nelayan dalam pemilihan teknologi
penangkapan ikan. Oleh karena itu hendaknya dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat setempat (Albar 2012).
Produktivitas
Herjanto (2006) menjelaskan secara umum, produktivitas dinyatakan
sebagai rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang dipakai. Bentuk
persamaan ditulis sebagai berikut:

� �

=
........................(9)
=








Zulbainarni (2012) menjelaskan bahwa yang menjadi hasil (output)
dalam kegiatan usaha penangkapan yaitu hasil tangkapan per satuan waktu,
sedangkan yang menjadi masukan (input) dalam kegiatan penangkapan ikan di
suatu perairan adalah upaya penangkapan (effort). Fauzi (2010) mendifinisikan
bahwa effort merupakan pengukuran keragaan perikanan sebagai alat ukur
produktivitas. Berdasarkan Koeshendrajana dan Priyatna (2008) jumlah upaya
penangkapan yang dapat digunakan berupa jumlah unit penangkapan, jumlah trip
dan jumlah hari yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan. Dalam
penelitian ini menggunakan data jumlah trip dalam satu tahun sebagai effort dan
volume produksi hasil tangkapan per tahun sebagai hasil/produksi. Hal ini
menjelaskan bahwa untuk menghitung produktivitas perikanan mini purse seine
adalah dengan menghitung nilai catch per unit effort (CPUE) dari alat tangkap.
Analisis Finansial
A. Analisis usaha
Analisis usaha merupakan pemeriksaan keuangan pada suatu usaha
selama usaha itu telah berjalan. Analisis usaha untuk mengetahui tingkat
keuntungan atau keberhasilan dari usaha perikanan yang telah dijalankan selama
ini. Analisis ini meliputi analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan
dan biaya (revenuecost ratio), analisis waktu balik modal (payback period) dan
analisis return of investement (ROI). Pengukuran analisis usaha meliputi :
1. Pendapatan usaha (π)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang
dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisis ini dapat juga digunakan
untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh. Keuntungan maksimum
dicapai dari selisih antara penghasilan total dan pembiayaan total pada suatu
kegiatan. Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut (Hanafiah dan Saefuddin
2006) :
�= �−
........................................... (10)

8

Keterangan :
π : Keuntungan
TR : Total revenue/total penghasilan
TC : Total cost/ total biaya
Kriteria :
TR > TC, usaha mendapat keuntungan;
TR = TC, usaha dalam titik impas;
TR < TC, usaha merugi.
2. Imbangan penerimaan dan biaya (revenue cost ratio)
Menurut Nurmalina et al. (2010) analisis ini digunakan untuk
mengetahui hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu
menguntungkan atau tidak. Rumus R/C yang digunakan adalah :
�/ = �/
........................................ (11)
Keterangan :
R/C : Revenue cost ratio
TR : Total revenue/penerimaan total
TC : Total cost/biaya total
Kriteria :
R/C : > 1, usaha layak untuk dilanjutkan;
R/C : = 1, usaha dalam titik impas;
R/C : < 1, usaha rugi dan tidak layak untuk dilanjutkan.

3. Waktu balik modal (payback period)
Payback period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Payback
period dapat juga diartikan sebagai ratio antara pengeluaran investasi dengan cash
inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu, selanjutnya nilai rasio
dibandingkan dengan maksimum payback period yang dapat diterima (Nurmalina
et al. 2010). Rumus yang digunakan adalah :
............................................. (12)

=

Keterangan:
I : Besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab: Keuntungan bersih yang diperoleh pada setiap tahunnya
Kriteria: Jika payback period lebih pendek waktunya dari maksimum payback
period maka usaha tersebut dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan.
4. Return of investment (ROI)
Return of investment (ROI) adalah kemampuan suatu usaha untuk
menghasilkan keuntungan. Perhitungan terhadap ROI dilakukan untuk
mengetahui besarnya perolehan keuntungan dibandingkan dengan besar investasi
yang ditanamkan (Nurmalina et al 2010). Rumus yang digunakan adalah :


=



× 100% ..................................... (13)

9

B. Analisis kriteria investasi
Kriteria investasi kelayakan usaha dapat dipakai sebagai pertimbangan
dalam menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Untuk
menentukan layak atau tidaknya usaha maka digunakan metoda discounted cash
flow yang umumnya digunakan. Kriteria investasi yang digunakan adalah net
present value (NPV), net benefit cost ratio (Net B/C) dan internal rate of return
(IRR).
1. Net present value (NPV)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nilai keuntungan bersih yang
diperoleh selama umur usaha. Net present value (NPV) merupakan selisih antara
nilai sekarang (present value) dari keuntungan dan nilai sekarang dari biaya,
dinyatakan dalam rumus (Nurmalina et al 2010) :

=
(1 + )
=0

........................................ (14)

Keterangan:
NPV
: Net present value
Bt
: Manfaat pada tahun ke-t
Ct
: Biaya pada tahun ke-t
t
: Tahun kegiatan proyek (t = 0,1,2,3,..., n tahun)
i
: Tingkat suku bunga
n
: Umur ekonomis usaha
Kriteria:
Jika NPV ≥ 0, maka usaha menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan
Jika NPV < 0, maka usaha merugi dan tidak layak untuk dilanjutkan
2. Net benefit cost ratio (Net B/C)
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih
yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian
dari bisnis tersebut yang dinyatakan dalam rumus berikut (Nurmalina et al. 2010):

=



(1+ )


.........(Bt – Ct) > 0
.........(Bt – Ct) < 0

=0 (1+ )

............................ (15)

Kriteria:
Jika Net B/C ≥1, maka usaha layak dijalankan
Jika Net B/C < 1, maka usaha tidak layak dijalankan
3. Internal rate of return (IRR)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengembalian
usaha terhadap investasi yang ditanamkan. Menghitung tingkat IRR umumnya
dengan menggunakan interpolasi di antara tingkat suku bunga yang lebih rendah
(menghasilkan NPV positif) dengan yang lebih tinggi (menghasilkan NPV
negatif) (Nurmalina et al. 2010). Berikut rumus IRR:

10

�� =

1

+

1
1 −

×
2

2



1

........................... (16)

Keterangan:
i1
: Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i2
: Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 : NPV positif
NPV2 : NPV negatif
Kriteria:
IRR ≥ tingkat suku bunga berlaku, maka usaha layak dijalankan
IRR < tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tidak layak dijalankan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Unit Penangkapan Mini Purse Seine
Kapal
Kapal mini purse seine dilengkapi dengan mesin gardan yang dirakit
sendiri oleh nelayan untuk membantu nelayan dalam menarik tali kolor (purse
line). Kegiatan penangkapan biasanya dibantu dengan kapal lain yang disebut
kapal penganak. Kapal penganak bertugas sebagai kapal lampu yang ikut serta
dalam membantu kapal mini purse seine mengumpulkan ikan di laut dan sebagai
kapal pengangkut untuk mengangkut sebagian hasil tangkapan ke pelabuhan.
Kapal mini purse seine dan kapal penganak dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kapal mini purse seine (kiri) dan kapal penganak (kanan)
Kapal mini purse seine di Lempasing dilihat dari segi ukuran dan
teknologi yang digunakan sangat berbeda dengan kapal-kapal purse seine yang
beroperasi di pantai utara Jawa. Kapal-kapal mini purse seine di Lempasing
merupakan kapal yang tidak dilengkapi dengan GPS (global positioning system)
untuk membantu dalam penentuan daerah penangkapan ikan. Nelayan hanya
memanfaatkan pengalaman nahkoda untuk menentukan daerah penangkapan ikan.
Kegiatan pengoperasian mini purse seine menggunakan alat bantu lampu rakit
sebanyak 2–4 unit yang bertujuan untuk mengumpulkan gerombolan ikan di laut.

11

Tabel 4 Jumlah kapal mini purse seine di PPP Lempasing
Ukuran kapal (GT)