Analisis Pengaruh Periode Hari Bulan Terhadap Hasil Tangkapan Dan Pendapatan Usaha Mini Purse Seine Di Ppp Morodemak, Demak.

ANALISIS PENGARUH PERIODE HARI BULAN TERHADAP
HASIL TANGKAPAN DAN PENDAPATAN USAHA MINI
PURSE SEINE DI PPP MORODEMAK, DEMAK

GRAITA GAIETY JATMIKO

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Pengaruh Periode
Hari Bulan Terhadap Hasil Tangkapan dan Pendapatan Usaha Mini Purse Seine di
PPP Morodemak, Demak adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.


Bogor, Januari 2015

Graita Gaiety Jatmiko
NIM C44110029

ABSTRAK
GRAITA GAIETY JATMIKO. Analisis Pengaruh Periode Hari Bulan Terhadap
Hasil Tangkapan dan Pendapatan Usaha Mini Purse Seine di PPP Morodemak,
Demak. Dibimbing oleh EKO SRI WIYONO dan RONNY IRAWAN WAHJU.
Mini Purse Seine merupakan alat tangkap yang pengoperasiannya dengan
melingkarkan jaring dan menggunakan alat bantu lampu. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh periode hari bulan terhadap keragaman jenis hasil
tangkapan dan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan serta tingkat pendapatan
usaha mini purse seine PPP Morodemak. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan
pelagis (24 291.3 kg). Hasil tangkapan dikelompokkan berdasarkan periode hari
bulan. Berdasarkan uji statistik, hasil total tangkapan tidak dipengaruhi secara
signifikan oleh fase periode hari bulan tetapi tujuh dari sembilan spesies hasil
tangkapan dipengaruhi oleh fase periode hari bulan. Selanjutnya perbandingan
pendapatan nelayan berdasarkan periode hari bulan berdasarkan statistik berbeda

secara signifikan (p TC, maka usaha mendapat keuntungan

2.

Apabila TR < TC, maka usaha mengalami kerugian

3.

Apabila TR = TC, maka usaha mengalami titik impas

b. Analisis Revenue Cost (R/C)
R/C = Total Penerimaan (TR)
Total Biaya (TC)
Keterangan :
1.

Bila R/C > 1, maka usaha dikatakan sangat layak

2.


Bila R/C < 1, maka usaha dikatakan tidak layak

3.

Bila R/C = 1, maka usaha dikatakan layak

Analisis Statistik
Statistika deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna tanpa
menarik inferensia atau kesimpulan (Walpole 1997). Untuk mengetahui
perbedaan bobot hasil tangkapan, komposisi, dan pendapatan pengaruh periode
hari bulan, maka analisis statistik yang digunakan adalah rancangan percobaan
acak lengkap dengan perlakuan yang diperhatikan yaitu
a. Perlakuan 1 (a1)

: bulan gelap

b. Perlakuan 2 (a2)

: bulan sabit pertama


c. Perlakuan 3 (a3)

: bulan terang

d. Perlakuan 4 (a4)

: bulan sabit terakhir

Struktur data pengamatan untuk RAL yang terdiri dari t perlakuan dan r ulangan
disajikan sebagai berikut.
Tabel 3 struktur data RAL
Kapal
1
2
.
.
.
Xn
Total

Nilai tengah (rata-rata)

a1
Ya11
Ya12
.
.
.
Y1n
Y1
y1

Perlakuan Hari Bulan
a2
a3
a4
Ya21
Ya31
Ya41
Ya22

Ya32
Ya42
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Y2n
...
Y4n
Y2
...
Y4
y2
...
y4


Total

Y...
Y...
Y

8

Model persamaan liniernya adalah sebagai berikut

Dimana
Y0

: hasil pengamatan pada perlakuan hari bulan ke-i, pengulangan ke-j
: rata-rata populasi
: error pada perlakuan ke-i, pengulangan ke-j

ANOVA (Analysis of Variance)
Tabel 4 ANOVA

Sumber Keragaman
Perlakuan (hari bulan)
Galat
Total

Db
a–1
a (n -1)
ab – 1

JK
JKP
JKG
JKT

KT
KTP
KTG
-


Fhitung
KTP/KTG

Ftabel
5%

-

-

Hipotesis yang diuji untuk model tetap adalah :
H0 : ai = 0 (tidak ada pengaruh faktor hari bulan yang diujicobakan)
H1: ai ≠ 0 (ada pengaruh faktor hari bulan yang diujicobakan)
Kaidah keputusannya adalah jika Fhitung > Ftabel atau Pvalue, dengan α =
5%, yaitu apabila Fhitung > Ftabel, maka tolak H0 dan jika Fhitung 2.95 Ftabel (lampiran tabel ke-5) yang berarti periode hari
bulan memberikan pengaruh terhadap keragaman jenis hasil tangkapan yang
didapatkan. Keragaman jenis hasil tangkapan pada bulan terang tidak berbeda
nyata dengan keragaman jenis ikan pada saat periode bulan semi terang pertama.
Sedangkan kedua periode bulan tersebut memberikan perbedaan yang signifikan
dengan keragaman hasil tangkapan pada saat periode bulan gelap dan semi terang

kedua.
2%

10%

1% 2%

2%

6%
12%

42%

4%

9%
9%

10%


53%
16%

22%

a) Bulan Terang

b) Bulan Gelap

2%1%
3% 6%

4% 6%
6%

11%
9%

2%
28%

5%
52%

9%

16%
10%

c) Semi Terang I

30%

d) Semi Terang II

Gambar 4 Diagram Komposisi Keragaman Hasil Tangkapan Alat Tangkap Mini
Purse Seine di PPP Morodemak Berdasarkan Periode Hari Bulan

17

Perbedaan keragaman tersebut dapat dikarenakan pada saat bulan terang
terjadi pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah,
akibatnya gravitasi bulan menarik air laut lebih kuat daripada bumi sehingga air
laut menggembung dan mengakibatkan kurang efektifnya kegiatan penangkapan
karena pembiasan cahaya kurang sempurna (Subani dan Barus 1989). Posisi
relatif bulan terhadap bumi menimbulkan pengaruh berupa pasang surut
permukaan air laut dan pencahayaan alami di laut yang mengakibatkan adanya
dinamika alami perilaku binatang laut (Sidjabat 1970) sehingga keragaman
spesies hasil tangkapan dipengaruhi oleh periode bulan.
Jenis Hasil Tangkapan
Berpengaruhnya hasil tangkapan dikarenakan struktur retina mata ikan
yang berisi reseptor dan indra penglihatan sangat bervariasi untuk setiap jenis ikan
dan mempengaruhi respon ikan terhadap intensitas cahaya. Ikan teleostei memiliki
jenis retina duplek, bahwa dalam retina tersebut terdapat dua jenis reseptor (rod
dan cone). Pada umumnya terjadi distribusi yang berbeda dari kedua jenis reseptor
tersebut. Jenis ikan pelagis memiliki pengkonsentrasian kon yang sangat padat
area antara ventro-temporal dibatasi oleh area temporalis (Gunarso 1985).
Berpengaruhnya periode hari bulan dikarenakan ikan pelagis tergolong hewan laut
bersifat fototaksis positif yang tertarik terhadap cahaya dengan intensitas 10-100
lux (Tupamahu dan Baskoro 2004). Tujuh dari sembilan spesies hasil tangkapan
berdasarkan uji statistik dipengaruhi oleh periode hari bulan (tabel 11).
Tabel 11 Hasil uji statistik anova per-spesies hasil tangkapan
JENIS IKAN
Kembung

F hit

Ftab

Keterangan

3.96

Berpengaruh signifikan

Tembang

9.32

Berpengaruh signifikan

cumi-cumi

14.66

Berpengaruh signifikan

Udang

6.88

Berpengaruh signifikan

Tongkol

4.95

Tenggiri

15.25

Berpengaruh signifikan

Selar

4.12

Berpengaruh signifikan

Layur

0.93

Tidak Berpengaruh Signifikan

Kakap

1.13

Tidak Berpengaruh Signifikan

2.95

*) perhitungan terdapat pada lampiran tabel ke-4

Berpengaruh signifikan

18

Ikan Kembung
Ikan kembung cenderung berenang mendekati permukaan air pada waktu
malam hari dan pada siang hari turun ke lapisan yang lebih dalam. Gerakan
vertikal ini dipengaruhi oleh gerakan harian plankton dan mengikuti perubahan
suhu, faktor hidrografis, dan salinitas (Damanhuri 1980).
Pada pengamatan hasil tangkapan, ikan kembung memperoleh bobot
tertinggi dengan jumlah total 14188.8 kg dengan periode bulan gelap yang
mendominasi bobot hasil tangkapan pada ikan kembung. Hal ini menerangkan
bahwa hasil tangkapan ikan kembung berpengaruh nyata dengan perlakuan pada
periode bulan pada hasil perhitungan uji anova memberikan kesimpulan tolak Ho
dengan Fhitung 3.96 > Ftabel 2.95. Sedangkan perlakuan per-periode hari bulan,
hasil tangkapan pada periode semi terang kedua tidak berbeda nyata dengan
perlakuan periode bulan terang, periode kedua hari bulan tersebut tetapi berbeda
nyata dengan periode bulan semi terang pertama. Perlakuan periode hari bulan
juga memberikan hasil yang berbeda signifikan antara periode hari bulan semi
terang pertama, kedua, maupun pada bulan gelap.
Ikan Tembang
Hasil tangkapan pada pengamatan ikan tembang periode hari bulan
memperoleh bobot total 6425 kg. Uji statistik hasil tangkapan ikan tembang
memiliki kesimpulan tolak Ho yang berarti periode hari bulan memberikan
pengaruh pada hasil tangkapan ikan tembang dengan Fhitung 9.32 > Ftabel 2.95.
Sedangkan untuk hasil perlakuan setiap periode hari bulan pada ikan tembang
untuk bulan terang memberikan hasil yang tidak berbeda signifikan dengan
perlakuan bulan semi terang pertama. Sedangkan perlakuan periode bulan gelap
memberikan hasil yang berbeda nyata dengan perlakuan kedua bulan tersebut,
tetapi tidak berbeda signifikan dengan hasil perlakuan pada periode hari bulan
semi terang kedua.
Cumi-cumi
Cumi-cumi

merupakan

hasil

tangkapan

terbanyak

ketiga

dalam

pengamatan pengaruh periode hari bulan dengan hasil tangkapan bobot total
delapan unit mini purse seine sebesar 2946.5 kg. Perhitungan uji anova

19

menghasilkan nilai Fhitung 14.66 > Ftabel 2.95, menerangkan bahwa periode hari
bulan memberikan pengaruh perbedaan pada hasil tangkapan. Sedangkan
pengaruh perlakuan per-periode hari bulan memberikan hasil tidak adanya
perbedaan yang nyata antara periode bulan semi terang pertama dan periode bulan
semi terang kedua. Sedangkan perlakuan kedua periode bulan tersebut
menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan periode bulan terang.
Sama halnya pula dengan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan periode bulan
gelap yang menghasilkan perbedaan nyata terhadap bulan terang, semi terang
pertama, maupun semi terang kedua.
Udang
Udang tergolong hasil tangkapan jenis demersal. Pada saat pengamatan,
jumlah bobot udang yang tertangkap sebesar 2732.2 kg. Hasil perlakuan periode
hari bulan pada hasil tangkapan udang ini, memberikan kesimpulan bahwa
perlakuan periode hari bulan memberikan pengaruh pada hasil tangkapan dengan
perhitungan uji anova yang menghasilkan tolak Ho dengan Fhitung 6.87 > Ftabel
2.95. Pengaruh perlakuan periode hari bulan setiap periode hari bulannya
menghasilkan kesimpulan bahwa hasil tangkapan pada periode bulan terang
berbeda signifikan dengan hasil tangkapan ketiga periode hari bulan lainnya.
Hasil tangkapan pada periode semi terang pertama tidak berbeda signifikan pada
hasil tangkapan periode hari bulan semi terang kedua, dan pada perlakuan periode
bulan gelap.
Ikan Tongkol
Hasil tangkapan jenis pelagis lainnya adalah ikan tongkol, memperoleh
hasil tangkapan sebanyak 1443.2 kg dengan hasil tangkapan terbanyak terdapat
pada periode bulan gelap, yaitu sebanyak 776 kg. Perlakuan dalam pegamatan
memberikan hasil yang berpengaruh signifikan karena hasil uji anova,
menyimpulkan tolak Ho, nilai uji statistik Fhitung 4.95 > 2.95 Ftabel. Perlakuan
pada periode bulan terang dan semi terang pertama memberikan hasil yang tidak
berbeda signifikan pada hasil tangkapan tongkol, tetapi berbeda nyata dengan
hasil tangkapan pada perlakuan periode bulan gelap. Hasil tangkapan periode
semi terang kedua berbeda signifikan dengan ketiga periode bulan lainnya.

20

Ikan Tenggiri
Ikan tenggiri pada pengamatan menghasilkan bobot total 1277.3 kg.
Pengaruh periode hari bulan menghasilkan nilai uji anova tolak Ho dengan
Fhitung 15.25 > Ftabel 2.95. Hasil uji lanjut menerangkan bahwa perlakuan
periode hari bulan tidak memberikan hasil yang signifikan pada perlakuan periode
bulan semi terang pertama dan bulan gelap tetapi menghasilkan kesimpulan
bahwa kedua periode bulan tersebut memberikan hasil yang berbeda nyata dengan
perlakuan periode bulan terang. Periode bulan gelap dan semi terang pertama
memberikan hasil yang berbeda signifikan pula dengan periode bulan semi terang
kedua.
Ikan Selar
Ikan selar tergolong jenis ikan pelagis yang menghasilkan bobot total pada
pengamatan hasil tangkapan sebesar 957 kg. Uji anova pada perhitungan hasil
tangkapan ikan selar memperoleh kesimpulan tolak Ho dengan nilai Fhitung
sebesar 4.12 > Ftabel 2.95 yang berarti perlakuan periode hari bulan memberikan
pengaruh pada jumlah hasil tangkapan ikan selar. Jumlah bobot hasil tangkapan
ikan selar pada perlakuan periode bulan gelap tidak berbeda signifikan dengan
pengaruh periode bulan terang dan semi terang pertama. Sedangkan pada bulan
semi terang kedua memberikan hasil yang berbeda signifikan apabila
dibandingkan dengan ketiga perlakuan periode bulan lainnya.
Ikan Layur
layur merupakan jenis ikan demersal, hal ini menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan perlakuan periode hari bulan tidak berpengaruh nyata pada
hasil tangkapan ikan layur pada saat pengamatan. Bobot total yang dihasilkan
selama pengamatan berjumlah 1113.2 kg dengan hasil tangkapan pada perlakuan
periode bulan semi terang kedua mendominasi sebesar 367 kg. Uji anova
menunjukan bahwa perlakuan periode bulan tidak mempengaruhi bobot hasil
tangkapan ikan layur, yakni gagal tolak Ho dengan nilai Fhitung 0.93 < Ftabel
2.95.

21

Kakap Merah
Hasil tangkapan ikan kakap pada pengamatan ini tidak dipengaruhi oleh
perlakuan periode hari bulan. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan uji anova
yang menghasilkan perhitungan gagal tolak Ho dengan Fhitung 1.13 < Ftabel
2.95. Tidak berpengaruhnya perlakuan periode hari bulan pada ikan kakap
memberikan kesimpulan bahwa setiap perlakuan periode hari bulan tidak
memberikan perbedaan yang signifikan pada hasil bobot tangkapan yang
diperoleh. Hal ini dapat dikarenakan jenis ikan kakap yang tergolong ikan
demersal dan merupakan hasil tangkapan sampingan sehingga rangsangan
terhadap cahaya tidak memberikan pengaruh hasil tangkapan pada ikan kakap.
Bila ditelaah kembali kesembilan spesies hasil tangkapan pada delapan
sampel unit mini purse seine tersebut terdapat perbedaan bobot hasil tangkapan
total terhadap hari bulan. Pada kondisi bulan terang hasil tangkapan total
jumlahnya sangat sedikit, jumlah tangkapan pada saat bulan terang secara statistik
memang berbeda nyata dengan kondisi pada saat bulan gelap maupun semi terang.
Penyebab perbedaannya hasil tangkapan pada kondisi terang salah satu sebabnya
adalah kondisi cahaya bulan menyebar secara luas diperairan, hal ini diperkuat
dengan data kemunculan bulan selama bulan terang yang mencapai 8-12 jam per
hari. Selain itu, kondisi purnama juga akan mengakibatkan pasang surut yang
tinggi. Pasang yang terjadi pada saat bulan purnama biasanya disebut dengan
pasang purnama dimana pada saat pasang purnama, air laut naik dengan tinggi
yang optimum dibandingkan hari-hari sebelum dan setelah purnama. Kondisi
pasang surut air laut juga diduga mempengaruhi hasil tangkapan selama penelitian
(Lee 2010).
Hasil penelitian menunjukan bahwa total tangkapan pada kondisi bulan
gelap dan semi terang kedua secara statistik tidak berbeda nyata, namun
berdasarkan rata-rata hasil tangkapan jumlah ikan yang tertangkap pada kedua
perlakuan ini cukup mendominasi. Keadaan ini dipengaruhi oleh kondisi perairan,
dimana perairan setelah purnama (semi terang dan gelap) masih dipengaruhi oleh
fenomena pasang surut yang tinggi sehinga penyebaran ikan lebih banyak
dipermukaan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkah laku ikan dalam
mencari makan dan tingkah laku ikan dalam ruaya harian. Pengaruh periode bulan

22

dan penggunaan alat bantu cahaya pada alat tangkap mini purse seine
mengakibatkan ikan beradaptasi dengan berbagai intensitas cahaya, perubahan
fungsional antara struktur cone dan rod dilakukan melalui pergeseran posisi sel
visual yang sesuai dengan intensitas cahaya. Rod sangat sensitif dengan intensitas
cahaya rendah, sedangkan cone memiliki sensitivitas terhadap intensitas cahaya
yang tinggi (Anthony 1981). Hal ini mengakibatkan periode bulan mempengaruhi
hasil tangkapan ikan pelagis. Reaksi optomotor mengacu pada fenomena bahwa
ikan mempertahankan posisi yang relatif tetap pada respon gambaran visualnya.
Rangsangan selama proses penangkapan ikan memberikan pengaruh yang
signifikan terutama dengan intensitas cahaya disekitarnya (Shaw 1965). Sejalan
dengan penelitian (Baskoro 1999) yang menyebutkan tingkat adaptasi ikan
terhadap cahaya seperti ikan kembung, tembang, layang akan beradaptasi penuh
terhadap cahaya sesudah tengah malam, akan tetapi waktu sebelum tengah malam
belum beradaptasi penuh dengan cahaya (Baskoro et al 1999; Tupahamu et al
2001; Sudirman 2003)
Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil di Kabupaten Demak antara pemilik kapal (juragan) mini purse
seine dengan ABK, tertera pada skema dibawah ini
Hasil Tangkapan
Lelang
Nilai Jual
Biaya operasional dan retribusi
Pendapatan bersih
Juragan/Pemilik 50%

Juru mudi 2 bagian

Nelayan 50%

Juru mesin 1 bagian

Gambar 5 Skema perhitungan hasil bagi pendapatan usaha mini purse seine
di Kabupaten Demak

ABK 20 bagian

23

Sistem bagi hasil yang diterapkan di PPP Morodemak adalah 50:50 % setelah
memperhitungkan biaya operasional dan retribusi. Biaya perawatan dan operasi
menjadi tanggungan juragan/pemilik kapal.
Analisis Usaha Perikanan Mini Purse Seine

Analisis usaha dihitung dari beberapa faktor, yaitu biaya investasi, biaya
tetap dan biaya tidak tetap (Tabel 12) jumlah trip serta jumlah tenaga kerja (ABK)
mempengaruhi pula perhitungan analisis usaha. Biaya investasi meliputi biaya
pembelian kapal, mesin, alat tangkap, lampu pemikat ikan, dan peralatan
tambahan lainnya. Biaya tidak tetap meliputi biaya perbekalan dan biaya retribusi.
Biaya tidak tetap tersebut memiliki nilai yang berbeda setiap periode bulannya,
hal ini dikarenakan hasil produksi tiap periode hari bulan mengalami perbedaan
jumlah maupun jenis spesies sehingga mempengaruhi harga jual hasil tangkapan
yang mengakibatkan biaya retribusi pada saat pelelangan mengalami perbedaan
sesuai jumlah dan jenis spesies hasil tangkapan yang diperoleh.
Sedangkan biaya tetap meliputi biaya pemeliharaan, biaya penyusutan dan
biaya perizinan. Biaya tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah trip yang dilakukan.
Biaya perawatan dipengaruhi oleh frekuensi perbaikan kapal, alat tangkap, dan
mesin dalam satu tahun. Biaya perizinan dipengaruhi oleh besarnya GT dari kapal
yang digunakan.
Tabel 12 Pengeluaran Nelayan Berdasar Periode Bulan
Pengeluaran
Nelayan

Min
(rupiah)

Max
(rupiah)

Biaya Investasi
Biaya Tetap
Biaya Tidak Tetap
Semi Terang I
Bulan Terang
Semi Terang II
Bulan Gelap

473 000 000
1 558 000

527 000 000
1 975 000

493 325 000
1 744 600

16 780 580
153 850

3 461 600
3 050 250
3 736 600
4 025 900

5 688 700
3 767 000
7 505 150
8 396 800

4 664 300
3 391 900
5 466 700
7 093 800

831 000
262 900
1 414 600
1 531 500

Sumber : data primer 2014 (diolah)

Rata-Rata
(rupiah)

Std.
Deviasi (S)

24

Tabel 13 Penerimaan Nelayan (Harga Jual Produksi Hasil Tangkapan)
Penerimaan
Semi Terang I
Bulan Terang
Semi Terang II
Bulan Gelap

Min
(rupiah)

Max
(rupiah)

rata-rata
(rupiah)

Std. Deviasi (S)

9 026 000
3 163 000
14 103 000
22 525 000

20 980 000
7 548 000
21 669 000
31 936 000

14 341 000
4 747 875
18 013 125
26 234 625

4 345 378
1 528 392
2 561 455
4 248 811

Sumber : data primer 2014 (diolah)

Penerimaan nelayan di atas didapatkan dari hasil pelelangan hasil tangkapan
yang digolongkan berdasarkan periode bulan, adanya perbedaan penerimaan
setiap periode bulan tersebut dikarenakan jumlah hasil tangkapan yang didapatkan
mengalami perbedaan jumlah dan jenis spesies hasil tangkapan sehingga
mempengaruhi harga jual hasil tangkapan.

Pendapatan per Periode Hari Bulan
Pendapatan nelayan untuk setiap periode hari bulan didapatkan melalui
hasil penerimaan nelayan yang telah dikurang oleh biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Dalam perhitungan tersebut diperoleh rata-rata pendapatan nelayan mini
purse seine pada periode bulan gelap sebesar Rp18 511 100. Pada saat bulan gelap
ini merupakan kondisi pendapatan terbaik bagi nelayan setempat apabila
dibandingkan pada saat bulan semi terang pertama maupun kedua, yang masingmasing memperoleh keuntungan rata-rata Rp7 932 200 dan Rp10 898 200. Ketiga
periode bulan tersebut tergolong usaha yang menguntungkan karena nilai
penerimaan yang diperoleh nelayan lebih besar daripada total biaya yang
dikeluarkan. Hal ini dikarenakan hasil tangkapan yang diperoleh pada saat bulan
gelap dan semi terang kedua mendapatkan jenis spesies hasil tangkapan terbanyak
sehingga akan mempengaruhi nilai jual produksinya.
Pada periode bulan terang, nelayan mini purse seine di Kabupaten Demak
rata-rata mengalami kerugian sebesar Rp399 300. Periode bulan terang ini
merupakan fase yang kurang efektif untuk melakukan usaha penangkapan
dikarenakan hasil tangkapan yang diperoleh kurang optimum, baik dari segi jenis
spesies maupun bobotnya sehingga mempengaruhi nilai jual produksi pada saat

25

pelelangan. Pada tabel 14 diperoleh data mengenai hasil pendapatan delapan kapal
unit sampel mini purse seine selama pengamatan
Tabel 14 Pendapatan bersih nelayan per-periode hari bulan
Periode Bulan
Semi Terang I
Bulan Terang
Semi Terang II
Bulan Gelap

Min
(rupiah)

Max
(rupiah)

Rata-Rata
(rupiah)

Std.deviasi

1 961 900
- 2 109 700
5 040 037
12 348 750

14 676 000
2 015 200
16 037 737
23 531 637

7 932 200
-399 300
10 898 200
18 511 100

4522257
1381133.268
3291786.788
3580341.814

Sumber : data primer 2014 (diolah)

Usaha penangkapan mini purse seine di PPP Morodemak layak dilakukan
karena memiliki rata-rata nilai revenue cost (R/C) sebesar 2.42 (lampiran tabel ke9) yang berarti nilai R/C > 1 sehingga usaha penangkapan layak untuk dilakukan.
Nilai R/C terkecil dari delapan unit sampel mini purse seine yaitu 1.95 dan nilai
R/C t