KONFLIK PILKADA DI TUBAN (Studi pada KPUD dan Panwaslu Kabupaten Tuban)
KONFLIK PILKADA DI TUBAN (Studi pada KPUD dan Panwaslu
Kabupaten Tuban)
Oleh: Emi Kholifah ( 02230060 )
Goverment science
Dibuat: 2009-11-11 , dengan 2 file(s).
Keywords: konflik, pilkada
ABSTRAKSI
Pelaksanaan Pilkada langsung merupakan salah satu bentuk pelaksanaan otonomi daerah dimana
daerah selain diberikan hak untuk mengatur wilayahnya sendiri, rakyat juga dibebaskan
menentukan pimpinan mereka. Sayangnya tidak seterusnya Pilkada dilaksanakan sesuai dengan
koridor hukum dan keadilan. Hal tersebut memicu adanya konflik antara elemen masyarakat dan
Pemerintah, sebagaimana yang terjadi pada Pilkada di Tuban tahun 2006. Massa yang tidak
menerima kemenangan incumbent Haeny Relawati bertindak anarkhis dan merusak berbagai
sarana dan properti milik Haeny Relawati sebagai bentuk protes dan ketidak setujuan atas
kepemimpinannya. Penulis di sini tertarik untuk mengungkap dampak pro dan kontra Pilkada
Langsung terhadap masyarakat Kabupaten Tuban dan sekitarnya serta upaya resolusi konflik
yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat pasca Pilkada di Kabupaten Tuban.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu
pendekatan yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai
variabel. Dalam pengumpulan data, disini penulis menggunakan metode observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisa data kualitatif. Penetapan
analisis dengan metode analisis data kualitatif ini mengandung pengertian yaitu data–data yang
diperoleh kemudian diadakan pengolahan data tersebut, sehingga akan tersusun dalam bentuk
penjelasan, gambaran, dan pengaplikasian serta dapat ditarik suatu kesimpulan terhadap
masalah–masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat diketahui bahwa Dampak konflik yang terjadi di
Kabupaten Tuban pada Pilkada 2006 adalah kerusakan berbagai sarana yang digunakan oleh
masyarakat akibat konflik fisik. Kemudian timbul kecemasan pada masyarakat akibat kerusuhan
yang terjadi pada konflik pemilihan Kepala Daerah. Konflik tersebut juga menyebabkan
timbulnya keraguan masyarakat pada individu yang terpilih sebagai Kepala Daerah. Akibat
keraguan masyarakat tersebut, posisi politik dari Kepala Daerah terpilih juga akan melemah
karena kurangnya dukungan masyarakat. Resolusi konflik yang dilaksanakan pada konflik akibat
Pilkada di Tuban sebenarnya dilangsungkan secara damai. Akan tetapi pada upaya damai ini
tidak kunjung timbul kesepakatan, sehingga dilaksanakan penyelesaian secara hukum.
Permasalahan dalam pemilihan Kepala Daerah secara langsung di Kabupaten Tuban diselesaikan
melalui adalah melalui Pengadilan Negeri Tuban. Tetapi PDI Perjuangan beserta pasangan Noor
Nahar Hussein dan Go Tjong Ping tidak menyetujui keputusan yang ditetapkan pengadilan
karena gugatannya ditolak dan pada akhirnya KPUD-lah yang memenangkannya. Oleh karena
permasalahan ini berlarut-larut, Gubernur kemudian menengahi dengan langsung memberikan
Keputusan mengenai Kepala Daerah terpilih di Kabupaten Tuban
ABSTRAC
The implementation of regional election is one of the regional authonomy implementation where
the region also given right to arrange their own region, people also free to decide their own
leader. Unfortunately the regional election was not always done as the law and justice corridor. It
trigerred a conflict among people and government elements, just as what happened in 2006
Regional Element. People who rejected the win of incumbent Haeny Relawati did anarchy and
destroyed all properties owed by Haeny Relawaty as the protest and disagreement on her
leadership.
The writer here interested to reveal the effect of direct regional election pro and contra to the
Tuban residence society and the conflict resolution effort which was done by government and
society post-regional election in Tuban residence.
In this research, the writer used descriptive approach, the approach described, summarized all
condition, situation, or variables. In data collection, the writer used observation, interview, and
documentation method. In this research, the writer used qualitative data analysis. Qualitative data
research means that the data found processed, so that there would be explanation, description,
and application which concluded the researchd problems.
According to the writer research, there could be found that the effect of 2006 regional election’s
pro and contra was various destruction caused by physical conflict. In the society, there was
anxiousnes caused by the conflict. The conflict also doubted the society to the individual chosen
as Regional Chief. Because of people doubt, the political position also got weaker. Conflict
resolution actually was done in peace. But in this effort, there was no agreement, so that Law
action was taken. The problem in Regional Election in Tuban was resolved in Tuban State of
Court. Because of PDI Perjuangan Party was still disagree, Governor took a direct conclusion
about Regional Election in Tuban Residence.
Kabupaten Tuban)
Oleh: Emi Kholifah ( 02230060 )
Goverment science
Dibuat: 2009-11-11 , dengan 2 file(s).
Keywords: konflik, pilkada
ABSTRAKSI
Pelaksanaan Pilkada langsung merupakan salah satu bentuk pelaksanaan otonomi daerah dimana
daerah selain diberikan hak untuk mengatur wilayahnya sendiri, rakyat juga dibebaskan
menentukan pimpinan mereka. Sayangnya tidak seterusnya Pilkada dilaksanakan sesuai dengan
koridor hukum dan keadilan. Hal tersebut memicu adanya konflik antara elemen masyarakat dan
Pemerintah, sebagaimana yang terjadi pada Pilkada di Tuban tahun 2006. Massa yang tidak
menerima kemenangan incumbent Haeny Relawati bertindak anarkhis dan merusak berbagai
sarana dan properti milik Haeny Relawati sebagai bentuk protes dan ketidak setujuan atas
kepemimpinannya. Penulis di sini tertarik untuk mengungkap dampak pro dan kontra Pilkada
Langsung terhadap masyarakat Kabupaten Tuban dan sekitarnya serta upaya resolusi konflik
yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat pasca Pilkada di Kabupaten Tuban.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu
pendekatan yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai
variabel. Dalam pengumpulan data, disini penulis menggunakan metode observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisa data kualitatif. Penetapan
analisis dengan metode analisis data kualitatif ini mengandung pengertian yaitu data–data yang
diperoleh kemudian diadakan pengolahan data tersebut, sehingga akan tersusun dalam bentuk
penjelasan, gambaran, dan pengaplikasian serta dapat ditarik suatu kesimpulan terhadap
masalah–masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat diketahui bahwa Dampak konflik yang terjadi di
Kabupaten Tuban pada Pilkada 2006 adalah kerusakan berbagai sarana yang digunakan oleh
masyarakat akibat konflik fisik. Kemudian timbul kecemasan pada masyarakat akibat kerusuhan
yang terjadi pada konflik pemilihan Kepala Daerah. Konflik tersebut juga menyebabkan
timbulnya keraguan masyarakat pada individu yang terpilih sebagai Kepala Daerah. Akibat
keraguan masyarakat tersebut, posisi politik dari Kepala Daerah terpilih juga akan melemah
karena kurangnya dukungan masyarakat. Resolusi konflik yang dilaksanakan pada konflik akibat
Pilkada di Tuban sebenarnya dilangsungkan secara damai. Akan tetapi pada upaya damai ini
tidak kunjung timbul kesepakatan, sehingga dilaksanakan penyelesaian secara hukum.
Permasalahan dalam pemilihan Kepala Daerah secara langsung di Kabupaten Tuban diselesaikan
melalui adalah melalui Pengadilan Negeri Tuban. Tetapi PDI Perjuangan beserta pasangan Noor
Nahar Hussein dan Go Tjong Ping tidak menyetujui keputusan yang ditetapkan pengadilan
karena gugatannya ditolak dan pada akhirnya KPUD-lah yang memenangkannya. Oleh karena
permasalahan ini berlarut-larut, Gubernur kemudian menengahi dengan langsung memberikan
Keputusan mengenai Kepala Daerah terpilih di Kabupaten Tuban
ABSTRAC
The implementation of regional election is one of the regional authonomy implementation where
the region also given right to arrange their own region, people also free to decide their own
leader. Unfortunately the regional election was not always done as the law and justice corridor. It
trigerred a conflict among people and government elements, just as what happened in 2006
Regional Element. People who rejected the win of incumbent Haeny Relawati did anarchy and
destroyed all properties owed by Haeny Relawaty as the protest and disagreement on her
leadership.
The writer here interested to reveal the effect of direct regional election pro and contra to the
Tuban residence society and the conflict resolution effort which was done by government and
society post-regional election in Tuban residence.
In this research, the writer used descriptive approach, the approach described, summarized all
condition, situation, or variables. In data collection, the writer used observation, interview, and
documentation method. In this research, the writer used qualitative data analysis. Qualitative data
research means that the data found processed, so that there would be explanation, description,
and application which concluded the researchd problems.
According to the writer research, there could be found that the effect of 2006 regional election’s
pro and contra was various destruction caused by physical conflict. In the society, there was
anxiousnes caused by the conflict. The conflict also doubted the society to the individual chosen
as Regional Chief. Because of people doubt, the political position also got weaker. Conflict
resolution actually was done in peace. But in this effort, there was no agreement, so that Law
action was taken. The problem in Regional Election in Tuban was resolved in Tuban State of
Court. Because of PDI Perjuangan Party was still disagree, Governor took a direct conclusion
about Regional Election in Tuban Residence.