MELUASKAN JARINGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH

WAWASAN MUHAMMADIYAH

MELUASKAN JARINGAN
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH
DR AHMAD SAHIDAH
Staf Peneliti di Universitas Sains Malaysia

w.

pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang sudah meluaskan
jaringannya ke berbagai wilayah.


D

Vi
sit

htt
p:/
/w
w

Muhammadiyah dikenal sebagai
lembaga amal yang bergerak dalam
bidang pendidikan, kesehatan dan
kemasyarakatan. Perannya selama
satu abad lebih telah menyinari
kehidupan pelbagai lapisan khalayak.
Organisasi yang didirikan KH Ahmad
Dahlan ini tidak hanya dikenal di
pelosok negeri, namun juga di

seantero dunia. Dukungan dari
pelbagai pihak mengalir, baik moral
maupun material. Tidak terelakkan,
organisasi ini mempunyai gedung
yang cukup megah dan fasilitas yang
memadai, seperti bangunan rumah
sakit dan perguruan tinggi.

52

De
mo
(

emikian pula, ide dan gagasan berkait dengan
isu masyarakat sipil berkembang subur, termasuk
dinamika pemikiran tentang pembaruan yang
terus menguat sejalan keterbukaan yang dipelopori para
intelektual dan elit yang mengabdi dan bergiat di
dalamnya.

Bagaimanapun, kehadiran perguruan tinggi
mempunyai kedudukan strategis dalam pengembangan
kehidupan sosial, budaya dan politik. Karena di sinilah
pelbagai isu dan pendekatan dibicarakan secara terbuka
dan ilmiah. Adalah tidak keliru, jika amal usaha organisasi
ini dalam jenjang pendidikan tinggi mendapatkan perhatian
yang sungguh-sungguh. Siapa pun mengakui bahwa
tingkat pendidikan tinggi di bawah naungan organisasi
berlambang matahari ini menyediakan fasilitas dan lulusan
yang menjadi kebutuhan banyak lembaga dan orang
ramai. Namun demikian, tidak semua perguruan tinggi
Muhammadiyah mempunyai sarana yang sama, baik
fisik, jaringan maupun sumber daya. Boleh dikatakan
pengajian tinggi, sebutan Malaysia, yang besar dan
berlimpah fasilitas sebagian besar berada di Pulau Jawa.
25 MUHARAM - 9 SHAFAR 1432 H

Untuk itu, perguruan tinggi Muhammadiyah yang
berada di luar Jawa perlu berinisiatif untuk berdiri sejajar
dan maju. Sebagaimana diketahui umum, keberhasilan

sebuah lembaga pendidikan tinggi itu juga bergantung
pada perluasan jaringan. Tidak hanya secara internal, ia
juga harus menjalin kerjasama dengan luar agar
pertukaran pengalaman itu dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya saing. Apa yang dilakukan Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan Universitas Sains
Malaysia dalam menyelenggarakan bersama Seminar
Internasional Wacana Ilmiah Muslim se-ASEAN II adalah
ikhtiar untuk menyuburkan jejaring yang dimaksud.
Perhelatan yang digelar di Auditorium al-Amin pada
tanggal 29 Maret-2 April 2010 tidak saja menggagas
banyak ide tentang dunia kesarjanaan Muslim Melayu
Nusantara. Tetapi juga, membuka diri untuk mengajak
para peserta dari negara tetangga untuk melawat
beberapa perguruan tinggi di Makassar dan mengunjungi
tempat-tempat bersejarah. KH Mustari Busra, sebagai
ketua panitia tuan rumah dan Abdul Halim Dinaa, MA,
ketua dari negeri seberang, telah berusaha dengan sekuat

WAWASAN MUHAMMADIYAH


litm
erg
er.
co
m)

“Universitas yang didirikan pada
tahun 1969 menyatakan diri sebagai
pendidikan tinggi yang bertransformasi untuk kelestarian untuk hari
esok (Transforming Higher Education for a sustainable tomorrow).
Selain digelontorkan banyak dana
oleh pemerintah sebagai
Universitas APEX (Accelerated
Programme for Excellence),
ia diganjar sebagai universitas
penelitian terbaik di Malaysia”.

pd


fsp

universitas melarang kantin untuk menggunakan sedotan
dan tas plastik. Demikian juga, penggunaan styrofoam
untuk pembungkus makanan tidak diperbolehkan sama
sekali karena berbahaya bagi kesehatan dan tidak bisa
didaur-ulang. Apatah lagi, universitas yang didirikan pada
tahun 1969 menyatakan diri sebagai pendidikan tinggi
yang bertransformasi untuk kelestarian untuk hari esok
(Transforming Higher Education for a sustainable
tomorrow). Selain digelontorkan banyak dana oleh
pemerintah sebagai Universitas APEX (Accelerated
Programme for Excellence), ia diganjar sebagai
universitas penelitian terbaik di Malaysia.
Tentu, kerjasama semacam ini patut dikembangkan
oleh lembaga perguruan tinggi yang lain, seperti
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jakarta, dan
Surabaya yang kebetulan kotanya mempunyai rute
penerbangan langsung ke Kuala Lumpur. Mungkin,
Universitas Muhammadiyah Riau bisa menjalin kerjasama

dengan Universitas Malaya mengingat kedekatan jarak
dan sejarah kemelayuan. Apalagi, maskapai Air Asia cukup
membantu untuk mempererat silaturahim karena harga
tiket yang murah, apatah lagi di kampus Semenanjung
belum banyak dosen Muhammadiyah yang melanjutkan
studi lanjutnya di sana.
Dengan ikhtiar Universitas Muhammadiyah Makassar
untuk membuka peluang tenaga pengajarnya belajar di
USM, yang dengan sendirinya bisa diikuti perguruan
tinggi yang lain, mengingat biaya untuk jenjang PhD di
sana jauh lebih murah dibandingkan dengan di Indonesia,
apalagi Amerika dan Eropa, maka berkah yang diraih itu
berlimpah. Tidak hanya hubungan ini menjadi pengikat
kerjasama serumpun, tetapi ia juga mengingatkan kembali
sejarah kedekatan masa silam untuk perbaikan kedua
negara pada masa depan melalui jenjang pendidikan
tinggi. Semoga!l

De
mo

(

Vi
sit

htt
p:/
/w
w

w.

tenaga agar ikhtiar ini tidak hanya sebatas penyelenggaraan seminar, tetapi sekaligus melestarikan kerjasama
yang berkelanjutan. Selain mendekatkan peserta serumpun dengan sejarah ‘Melayu’ di Makassar, cara lain adalah
melalui usaha menerbitkan bersama hasil seminar selama
tiga hari tersebut.
DR. Irwan Akib, M Pd, sebagai orang nomor satu
di UMM, turut mendukung kegiatan ini dan mengundang
peserta rombongan dari dua negara untuk makan malam
di Restoran Wong Solo. Di sana pula, kedua belah pihak

memeterai dan mematangkan nota kesepahaman (memorandum of understanding).
Seperti diberitakan koran lokal hari itu juga,
Fajar, ada sejumlah dosen UMM akan
melanjutkan studi di Malaysia. Hal yang
serupa juga dimuat dalam koran Tribun Timur.
Tentu, keberhasilan panitia melibatkan media
lokal tidak saja memberitahu masyarakat luas
tentang sebuah kegiatan, tetapi juga mengokohkan keberadaan universitas tersebut dalam
merawat kepercayaan masyarakat.
Kehadiran para civitas academica pelbagai
Universitas Malaysia dan Thailand tidak hanya
ditraktir oleh keluarga Pak Mustari, tetapi juga
Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan. Bahkan,
mobil angkutan yang digunakan untuk
mengantar rombongan juga berasal dari dinas
tersebut. Dengan kendaraan inilah segenap
rombongan menziarahi makam Syekh Yusuf,
dan mereka melakukan tahlilan. Selain itu, para
peserta seminar juga mengunjungi Benteng
Rotterdam, Musium Balla Lompoa, Masjid

tertua yang di depannya terletak makam
keturunan raja-raja Goa, dan menunaikan shalat di Masjid
terbesar di Kawasan Timur, Markaz al-Islami. Pendek kata,
UMM juga berhasil menjadikan kerjasama ini sebagai usaha
serampang dua mata, memajukan pariwisata negeri Angin
Mamiri ini.
Nah, mengingat dalam waktu dekat pihak UMM akan
melakukan kunjungan balasan. Maka pihak pemangku
kepentingan (stakeholders) berusaha semaksimal mungkin
untuk menindalanjuti persepahaman mengenai kerjasama
keduabelah pihak. Pada waktu yang sama, mereka bisa
melakukan perbandingan pengelolaan kampus, pengajaran,
dan perpustakaan. Selain itu, mereka juga bisa melihat
dari dekat bagaimana kampus USM yang menggelari
dirinya kampus dalam taman memelihara lingkungan
sekitar dan penataan ruang agar terwujud keselarasan
antara manusia dan alam. Boleh dikatakan, UMM belum
sepenuhnya memerhatikan hal ini.
Sejauh ini, menurut pengalaman penulis, universitas
yang berlokasi di Pulau Mutiara ini, Pulau Pinang,

berusaha untuk memperhatikan keseimbangan lingkungan
melalui peraturan dan kebijakan konkret. Misalnya, pihak

SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 96 | 1 - 15 JANUARI 2011

53