Zawawi Imron Pukau Jamaah Tarawih UMM

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Zawawi Imron Pukau Jamaah Tarawih UMM
Tanggal: 2013-07-27

Budayawan kondang asal Madura, D Zawawi
Imron .

Ratusan jamaah solat tarawih masjid AR Fahruddin Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM) memadati halaman atas masjid kampus terbesar itu, Jumat (26/7). Usai
tarawih mereka menyaksikan pagelaran seni Islami yang diselenggarakan panitia Syiar
Ramadhan UMM.
Bintang utama pagelaran adalah budayawan kondang asal Madura, D Zawawi
Imron. Pentas juga didukung penampilan seni macopat Joko Susilo, serta launching
album karya Azhar Muttaqin, keduanya dosen UMM. Bintang tamu lainnya adalah
penampilan hadrah Jamaah Manah Aji, Malang.
Kolaborasi seni dari aliran yang berbeda ini nampak harmonis. Penonton nampak
terpukau oleh penampilan puisi Zawawi yang dikenal kocak namun berisi ini. “Ini adalah
penampilan kedua saya di UMM,” kata Zawawi.

Dalam puisinya, Zawawi mengritik pengelolaan alam Indonesia oleh orang yang tak
berbudi. Akibatnya, banyak kerusakan alam dan moral yang tak terkendali. Padahal,
Indonesia adalah tanah air dimana kita bersujud. “Di tanah air ini kita minum, di tanah air
ini kita makan, di tanah air ini kita bersujud, di tanah air ini kita dikuburkan, didekap oleh
bumi Indonesia,” tukasnya. Tanah air ini harus diurus oleh akhlakul karimah.
Al-qur’an, kata Zawawi, diciptakan dengan bahasa yang begitu indah, sehingga
terlalu rendah untuk disebut sebagai puisi. “Allah senantiasa berbicara secara sopan
pada kita semua makhluk ciptaanya,” ungkapnya. Oleh karena itu tidak salah jika
Al-qur’an diturunkan pada bulan Suci Ramadhan.
Tentang puasa, Zawawi mengatakan, berlapar-lapar, haus dan tarawih kita meniru
cara rasulullah. “Maka dari itu, kita me-Muhammadkan diri dan hati untuk menyambut
turunnya Al-qur’an,” ucapnya.
Asisten Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Dr Nurhakim mengatakan
beberapa seni dan budaya merupakan karya dan sebagai jalan dakwah. Sejak dulu
pendahulu kita memanfaatkan seni untuk menyebarkan agama dan menyentuh hati umat.
Melalui mocopat, hadrah dan puisi, diharapkan dapat membuka hati sanubari dan rohani.
“Seni dapat dijadikan sebagai media untuk mengekspresikan pesan-pesan yang bersifat
rohaniah, humanis, keindahan yang dapat menyatukan hubungan-hubungan yang retak,”
harap Nurhakim.
Lebih lanjut dikatakannya, UMM akan mengagendakan pagelaran seni Islam ini

secara rutin pada bulan Ramadhan. Tak hanya puisi, lagu, macopat dan hadrah, pihaknya
juga akan menjajagi kemungkinan mengusung seni kentrung, wayang, terbangan, dan
sebagainya. (mal/nes/nas)

page 1 / 1