Diagnosis Bila kemasannya kembung, apakah makanan di dalamnya masih dapat digunakan

komplikasi dan efek samping yang mungkin terjadi sehingga pasien merasa lebih nyaman supportive care . Perawatan dengan obat-obatan antimikrobial tidak dianjurkan.

2. Diagnosis

Walaupun botulisme dapat didiagnosis dengan gejala klinis saja, penyakit ini mungkin sulit dibedakan dari penyakit-penyakit lainnya. Cara paling langsung dan efektif untuk memastikan diagnosis klinis botulisme di dalam labotarorium adalah dengan memeriksa adanya racun dalam serum atau kotoran pasien atau dalam makanan yang dikonsumsi oleh pasien. Saat ini, metode deteksi toksin yang paling sensitif dan digunakan secara luas adalah uji netralisasi tikus mouse neutralization test . Uji ini memerlukan waktu 48 jam. Pembiakan sample memerlukan waktu 5-7 hari. Botulisme pada bayi didiagnosis dengan memeriksa adanya racun botulinal dan C. botulinum di dalam kotoran bayi. C. MAKANAN YANG TERKAIT Makanan yang terlibat dalam kasus botulisme beragam, sesuai dengan cara pengawetan makanan dan kebiasaan makan di berbagai wilayah. Semua makanan yang mendukung pertumbuhan dan produksi racun, yang setelah pemrosesannya memungkinkan masih ada spora yang bertahan, dan sesudahnya tidak dipanaskan sebelum dikonsumsi, dapat menyebabkan botulisme. Hampir semua jenis makanan yang tidak asam pH di atas 4,6 dapat mendukung pertumbuhan dan produksi racun oleh C. botulinum . Racun botulinal telah dibuktikan ada pada berbagai jenis makanan, seperti jagung kaleng, merica, kacang hijau, sup, bit, asparagus, jamur, buah zaitun matang, bayam, ikan tuna, ayam, dan hati ayam dan pasta dari hati liver pate , dan daging olahan yang dimakan dingin luncheon meat , ham, sosis, terung isi, lobster, ikan asap, dan ikan asin. Kerusakan makanan kaleng dipengaruhi oleh jenis makanan yang terdapat di dalamnya dan mikroba perusak yang di alamnya. Pada dasarnya makanan kaleng dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan keasaman, yaitu: 1. Makanan kaleng berasam rendah pH4,6, misalnya produk-produk daging dan ikan,suws, beberapa sayuran jagung, buncis, dan masakan yang terdiri dari campuran daging dan sayuran lodeh, gudeg, opor, dan lain-lain.

2. Makanan kaleng asam pH 3,7-4,6, misalnya produk-produk tomat, pear, dan produk-produk lain.