PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR-BALI Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan

(1)

PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA

DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI

SESETAN DENPASAR-BALI

Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah MalangCCCCCCCCCC Sebagai persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-I)

NAFILAH NIM: 07220048

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : NAFILAH

NIM : 07220048

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nafilah

NIM : 07220048

Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Selasa

Tanggal : 09 Agustus 2011 Tempat : GKB I Ruang 607

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

Dr. Muslimin Machmud M.Si Penguji I ( )

Nasrullah, S.sos, M.Si Penguji II ( )

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Penguji III ( )


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nafilah

Tempat, tanggal lahir : Batu, 21 April 1989 Nomor Induk Mahasiswa : 07220048

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja

Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 18 juli 2011

Yang Menyatakan,


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Nafilah

NIM : 07220048

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan).

Pembimbing : 1. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si 2. Dr. Tri Sulistiyaningsih, M.Si Kronologi Bimbingan

Tanggal Pembimbing I Pembimbing II Keterangan

24 Mei 2011 ACC Judul

3 Juni 2011 Seminar Proposal

10 Juni 2011 ACC Proposal

12 Juni 2011 ACC Bab I

20 Juni 2011 ACC Bab II

14 Juli 2011 ACC Bab III

14 Juli 2011 ACC Bab VI

18 Juli 2011 ACC Seluruh Naskah

Malang, 18 Juli 2011 Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan orang-orang disekeliling penulis yang sangat penulis sayangi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Rasa terima kasih yang besar ingin penulis sampaikan kepada keluarga. Kedua orang tua, yang telah mendidik, membesarkan, membantu dan mendukung penulis, senantiasa mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan, terima kasih atas nasihat-nasihatnya mengenai dunia kerja. Tiada hal seindah selain menjadi anak kalian.

Kepada keluarga besar penulis, saudara-saudara penulis di Malang, terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Buat kak Ema, Kak Ija, Kak Han, Kak Suzan, Wildan n Nadim.

Kepada guru yang telah mengajar dan mendidik penulis mulai dari guru SD sampai SMU. Kepada Dosen pengajar di fakultas Ilmu Sosial dan politik semua, khususnya Bapak/Ibu Dosen pengajar Juruan Ilmu Komunikasi ; ibu Frida, Bu Tri , dan Pak Nurdin atas bimbingannya, dan semua dosen pengajar yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Buat teman-teman komunikasi 2007, Nandya, Nilam, Novy, Nafilah, Lifa, Dira.

Tak ada kata yang lebih baik dari terima kasih untuk semua teman-teman penulis di Fakultas Komunikasi angkatan 2007, baik yang sudah disebutkan maupun yang luput untuk disebutkan. Tiada maksud untuk melupakan. Kalian semua yang pernah berarti bagi jalan hidup penulis, penulis ucapkan terima kasih banyak.

The Last is Big Thank You For my Mother…

Malang, 18 Juli 2011


(7)

ABSTRAKSI

Nafilah, 07220048

PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR – BALI Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan

(69 Halaman + 5 Lampiran) Bibilografi : 16 Buku + 4 Website Dosen Pembimbing :

1. Dra. Frida Kusumastuti M.Si 2. Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Kata Kunci : Proses Komunikasi, Budaya Med-Medan

Penelitian ini didasarkan budaya Med-medan yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat luar Bali dikarenakan budaya tersebut telah ditinggalkan. Satu-satunya daerah dipulau Bali yang masih melestarikan budaya tersebut adalah Banjar Kaja Sesetan. Walaupun dalam budaya ini ada kegiatan berciuman yang dianggap kurang baik dan tidak sesuai dengan moral bangsa Indonesia yang sopan dan santun dan beberapa orang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat dikatakan sebagai pornografi, masyarakat Banjar kaja menolak tudingan image yang menuduh bahwa budaya Med-medan ini sebagai arena untuk bercium-ciuman didepan masyarakat umum. Hal ini perlu dipahami bahwa masyarakat asli Bali, tidak mungkin berciuman di depan umum, kegiatan ini hanya luapan- luapan kebahagiaan para truna-truni pada saat mereka melaksanakan Med-Medan di hari Ngembak geni. Maka Peneliti tertarik untuk meneliti Analisis komunikasi yang diterapkan oleh kelian sebagai ketua adat di Banjar Kaja Sesetan dalam rangka melestarikan budaya Med-Medan.

Komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. Unsur-unsur dalam proses komunikasi yang dikembangkan oleh Philip Kotler meliputi Sender, Encoding, Message/Media, Decoding, Receiver, Respon, Noise, Feedback.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara terstruktur. Penelitian ini dilakukan di Banjar Kaja Sesetan Denpasar-Bali pada tanggal 25 Mei sampai dengan 5 Juni 2011. Sedangkan teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kelian Adat Banjar Kaja Sesetan ditunjuk sebagai komunikator komunikasi yang menyampaikan pesan berupa makna, nilai, keterkaitan dengan agama dan cara pelaksanaan budaya Med-medan. Penyampaian pesan tersebut memanfaatkan pertemuan anggota Sekaa Truna-truni dengan menggunakan bahasa halus daerah Bali. Dalam pelaksanaannya tidak mendapatkan hambatan dari berbagai pihak karena semua


(8)

pihak yang terlibat maupun warga Banjar Kaja Sesetan menerima dan mendukung budaya ini. Sehingga seluruh warga Banjar Kaja Sesetan justru ikut terlibat dan berpartisipasi dalam perayaan budaya Med-medan

Peneliti,

Nafilah

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(9)

ABSTRACT Nafilah,07220048

COMMUNICATION PROCESS Kelian ADAT BANJAR Kaja Sustaining

CULTURE IN MED-FIELD IN DENPASAR-BALI Sesetan Study On Kelian Adat Banjar Kaja Denpasar Sesetan Village South (69 + 4 page appendix)

Bibilografi: 16 Books + 5 Website Supervisor:

1. Dra. Frida Kusumastuti M. Si 2. Dr. Tri Sulistiyaningsih M. Si

Keywords: Process Communication, Culture Med-Medan

The study was based Med-field culture that is not widely known by people outside of Bali because the culture has been abandoned. The only area of this island of Bali that still preserve that culture is the Banjar Kaja Sesetan. Although in this culture there are activities that are considered unfavorable kissing and not in accordance with the nation's moral Indonesia polite and courteous and some people claim that this activity can be regarded as pornography, Banjar kaja society image reject accusations alleging that Med-culture of this field as an arena for the kissing-kissing in front of the general public. This needs to be understood that the indigenous people of Bali, it may not kissing in public, these activities are only surge-the surge of happiness-truni truna when they perform on the day Med-Medan Ngembak geni. So researchers interested in studying communication analysis applied by kelian as chairman of the peoples in Banjar Kaja Sesetan in order to preserve the culture of Med-Medan.

Communication is a process by which the components are interrelated, and komunikatornya act and react as one and whole. Elements in the communication process developed by Philip Kotler include Sender, Encoding, Message / Media, Decoding, Receiver, Response, Noise, Feedback.

This type of research is qualitative by using descriptive type. Data collection techniques by using a structured interview. The research was conducted in Banjar Kaja Denpasar-Bali Sesetan on May 25 until June 5, 2011. As for technique determination of informants in this study using purposive sampling. The results of this study indicate that the Kelian Adat Banjar Kaja Sesetan designated as a communicator of communication that conveys a message of meaning, value, relation to religion and way of implementation of Med-field culture. Delivery of messages utilizing a meeting of members Sekaa Truna-truni using subtle language of Bali. In the implementation is not running into resistance from various parties since all parties involved and the citizens of Banjar Kaja Sesetan accept and support this culture. So that all citizens of Banjar Kaja Sesetan actually get involved and participate in cultural celebrations Med-Medan


(10)

Approved by,

Advisor I Advisor II

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Assigned by

Dean of Faculty of Social and Political Science University of Muhammadiyah Malang


(11)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dengan PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR-BALI (Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan). Penelitian ini di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada banyak pihak yang turut membantu dan mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku rektor UMM

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku Pembantu Dekan III.

4. Ibu Frida Kusumastuti,M.Si,selaku dosen pembimbing I yang telah membantu memberikan pedoman yang baik dan benar dalam menyusun naskah skripsi, dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

5. Ibu Tri Sulistiyaningsih, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang banyak memberikan arahan secara mendalam dan teliti dalam menyusun naskah skripsi.

6. Bapak Nurudin, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.

7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi.

8. Bapak Manyun sebagai Kelian Adat di Banjar Sesetan Denpasar Bali yang membantu melengkapi data yang peneliti tentang budaya Med-medan,serta pembimbing lapangan selama proses penelitian berlangsung

9. Mas Bayu, selaku ketua Sekaa Truna-Truni yang membantu kelancaran penelitian dan serta memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. 10. Bapak Wahyu, selaku Pemuka agama Hindu yang telah memberi nasehat

yang telah memberikan pengarahan yang dibutuhkan peneliti.

11. Seluruh warga Banjar Kaja Sesetan yang telah memberikan kemudahan serta membantu dalam proses penelitian ini.


(12)

12. Orang tua, yang setia mendukung dan mendoakan penulis untuk meraih cita-cita sebagai seorang sarjana yang berakhlak mulia.

13. Orang yang saya sayangi, kakak ku senantiasa menjadi sumber motivasi, mendukung, saya dalam penyusunan skripsi.

14. Wulan, Nandya, Nilam, Novy, Lifa, Dira Serta sahabat dan kerabat di Jurusan Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan 2007 yang banyak memberikan saran dan bantuan kepada penulis untuk menyusun skripsi. 15. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang

telah berperan sangat besar dalam penulisan skripsi ini.

Semoga apa yang penulis tuangkan dalam hasil penelitian skripsi ini banyak memberikan manfaat di bidang Ilmu Komunikasi. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan kepada pembaca guna menyempurnakan hasil penelitian yang telah disusun.

Malang, 18 Juli 2011


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAKSI ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

D1. Manfaat Akademik ... 5

D2. Manfaat Praktis ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 5

E1. Pemahaman Tentang Komunikasi ... 5

E.2 Pemahaman Tentang Budaya ... 10

E.3 Pemahaman Tentang Komunikasi AntarBudaya ... 12

E.4 Pemahaman Tentang Med-Medan ... 13

F. Batasan Konseptual ... 14

F1. Komunikasi ... 14


(14)

F3. Komunikasi AntarBudaya... 15

F4. Med-Medan ... 16

G. Metode Penelitian ... 15

G1. Tipe dan Jenis Penelitian ... 15

G2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

G3. Instrumen Penelitian ... 16

G4. Teknik Penentuan Informan ... 16

G5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

G6. Teknik Analisa Data ... 17

G7. Teknik Keabsahan Data ... 17

BAB II DESKRIPSI TRADISI MED-MEDAN A. Sejarah Tradisi Med-Medan ... 19

B. Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar ... 21

B1. Keadaan Geografis ... 21

B2. Keadaan Penduduk ... 24

B3. Struktur Sosial ... 25

B4. Pendidikan ... 30

B5. Mata Pencaharian ... 30

C. Tradisi Med-Medan ... 31

C1. Perubahan Pelaksanaan hari Med-medan ... 32

C2. Proses Terjadinya Acara Med-Medan ... 33

C3. Alternatif Spiritual ... 34

C4. Penataan dan Pelaksanaan Med-Medan ... 36

D. Pelaksanaan Med-Medan ... 38

E. Makna Med-Medan ... 47

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Informan ... 49

B. Sender Komunikasi dalam Melestarikan Budaya Med-medan di Sesetan Bali ... 51 C. Encoding Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan


(15)

di Sesetan Bali ... 52 D. Message Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 55 E. Decoding Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 60 F. Noise Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 62 G. Receiver Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 63 H. Respon Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 64 I. Feed Back Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 66

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR BAGAN


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sistem Pemerintahan di Kelurahan/ Desa Sesetan ... 26 Gambar 1.2 Struktur Prejuru Adat Banjar Kaja, Desa Sesetan Denpasar Selatan,


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nama kelompok-kelompok (Banjar) yang mendiami teritorial Kelurahan Sesetan ... 22 Tabel 1.2 Jumlah penduduk asli yang berada di Banjar Kaja, Sesetan .... 24 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Pendatang Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan 24


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi.2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Devito, Joseph A.1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books.

Effendy, Onong Uchajana.2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Munggah, I Made. 2008. Med-Medan Tradisi Unik dari Sesetan. Denpasar : PT Offset BP

Putra, Ny. I G.A. Mas Mt.1998.Panca Yajna. Surabaya: Paramita

Sudarsana, I.B. Putu. 2001. Ajaran Agama Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma Acarya

Sugiyono.2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumerta, I Made. 2003. Jurnal penelitian Sejarah dan Nilai Traditional.

Denpasar: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Surayin, Ida Ayu Putu. 1995. Melangkah Kearah Persiapan Upakara. Denpasar: PT. Upada Sastra

Titib, I Made. 1993. Pedoman Pelaksanaan Hari Raya Nyepi. Denpasar: PT. Upada Sastra

Wiana, I Ketut.2002. Memelihara Tradisi Veda. Denpasar : PT. Bali Post. Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.


(20)

Non Buku

http://liputanku.com. 2011. indonesia-peringkat-ke-5-tujuan-wisata-halal. 7 April 2011 20:32 WIB.

http://antarnews.com.2011.Histeria-ciuman-tradisi-omedmedan.22 Mei2011 20:32 WIB

http://www.balimusicanddance.com. 2011. Tradisi med-medan. 10 juni 2011 08:09 PM

http://www.sungaikuantan.com. 2011. omed-omedan-tradisi-cium-ciuman-di-bali.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi dan keindahan alam. Banyak objek wisata Indonesia yang sangat menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan domestic maupun wisatasan mancanegara. Baberapa lokasi wisata Indonesia yang telah banyak dikenal, khususnya di kancah Internasional diantaranya Jogyakarta, Bali, dan Lombok.

Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata diketahui jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dalam periode 2004 – 2008 mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 6.234.497 atau meningkat 13,24% dari tahun 2007 dan merupakan kondisi tertinggi selama 15 tahun, yaitu dari 1994 – 2008. Selama periode 2004 – 2008 kunjungan wistawan mancanegara mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4,41%, yaitu dari 5.321.165 pada tahun 2004 menjadi 6.234.497 pada tahun 2008. Selama periode ini, berdasarkan negara asal atau kebangsaan, rata-rata kontribusi wisatawan mancanegara dari Asia adalah sebesar 70,42%, yang didominasi oleh warga Singapura dan Malaysia. Kontribusi terbesar kedua adalah wisatawan mancanegara Eropa dengan rata-rata sebesar 16,24%, yang didominasi oleh wisatawan Inggris dan Jerman. Data statistik Mentri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia juga menyebutkan terdapat sekitar 122.312.000 wisatawan lokal di


(22)

tahun 2010 dan 7.002.944 wisatawan mancanegara yang datang ke seluruh wilayah di Indonesia.

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat ini pertumbuhannya masih sangat lambat. Seperti halnya di Negara Indonesia, sektor pariwisata merupakan sumber devisa. Dapat dikatakan juga bahwa pariwisata Indonesia turut menopang kegiatan ekonomi dan sebagai sumber dana pembangunan.

Pulau Bali merupakan salah satu daerah wisata Indonesia yang banyak dikenal wisatawan, khususnya mancanegara. Pulau Bali menduduki peringkat kedua setelah Jogyakarta yang menjadi sasaran wisatawan mancanegara. Terdapat banyak lokasi wisata Bali yang menyuguhkan keindahan alam. Diantaranya Pura Besakih Candi Dasa, Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran, Kintamani, Pantai Kuta, Nusa Dua, Sangeh, Pantai Sanur, Tanah Lot, Istana Tampaksiring, Tenganan, Ubud, Legian dan Uluwatu. Selain menyuguhkan keindahan alamnya, Pulau Bali juga memiliki keanekaragaman budaya yang masih di jaga ke aslian serta kesuciannya oleh masyarakat Bali. Terbukti dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Bali. Para wisatawan mengunjungi Bali tidak hanya didasarkan pada rasa ketertarikannya terhadapat pantai Kuta dan pantai Sanur, melainkan keinginannya melihat kebudayaan bali yang unik dan berbeda dengan kebudayaan yang ada di negara mereka, sehingga Bali juga dikenal sebagai pariwisata budaya. Kebudayaan merupakan hasil dari cipta, karsa dan rasa, kebudayaan merupakan sesuatu yang bersangkutan dengan budi dan akal


(23)

(Koentjaraningrat, 1981:5) Beberapa budaya Bali yang juga dijadikan sebagai komoditi untuk meningkatkan pariwisata adalah Ngaben, yaitu prosesi pembakaran mayat dan Med-medan yang berlangsung satu hari setelah Nyepi atau disebut hari Ngembak Geni menyambut tahun baru Saka.

Budaya Med-medan dilakukan oleh orang Banjar Kaja, desa Sesetan, Denpasar Selatan-Bali. Med-medan adalah saling tarik menarik satu sama lain. Terdapat dua kelompok truna-truni dengan persyaratan yang telah dewasa dan belum menikah, kelompok laki-laki berada di utara sedangkan perempuan berada di bagian selatan, saat mereka sudah saling berhadapan mereka menunjuk salah satu orang untuk dipertemukan dengan di dorong hingga saling mendekat, kemudian saling berciuman dan ketika telah disirami dengan air maka pertanda dua pasangan tersebut dipisahkan. Sehari sebelum dilaksanakannya kegiatan Med-Medan tidak diperbolehkan menyalakan api, tidak diperbolehkan adanya aktivitas, tidak berpergian, serta tidak bersenang-senang. Dalam acara ini yang dapat ikut serta adalah truna-truni yang berasal dari Banjar Kaja, desa Sesetan Denpasar Selatan-Bali. Med-Medan adalah suatu mitologi yang diterima sebagai warisan masyarakat Banjar Kaja Sesetan secara turun-temurun, karena itu budaya Med-Medan kedengaran dan kelihatan unik serta langka, karena tidak ada ditempat lain. Terdapat beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Med-Medan seperti nilai religious (hubungan manusia dengan Tuhan), nilai integrasi (untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan), nilai etika (pengetahuan tentang kesusialaan), nilai sosial (dapat menataan perilaku kehidupan masyarakat), nilai estetika (keindahan yang terwujud dalam prosesi tradisi)


(24)

Budaya Med-Medan tidak banyak dikenal oleh masyarakat luar pulau Bali dikarenakan budaya tersebut telah ditinggalkan. Satu-satunya daerah dipulau Bali yang masih melestarikan budaya tersebut adalah Banjar Kaja Sesetan. Walaupun dalam budaya ini ada kegiatan berciuman yang dianggap kurang baik dan tidak sesuai dengan moral bangsa Indonesia yang sopan dan santun dan beberapa orang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat dikatakan sebagai pornografi, masyarakat Banjar kaja menolak tudingan image yang menuduh bahwa budaya Med-medan ini sebagai arena untuk bercium-ciuman didepan masyarakat umum. Hal ini perlu dipahami bahwa masyarakat asli Bali, tidak mungkin berciuman di depan umum, kegiatan ini hanya luapan- luapan kebahagiaan para truna-truni pada saat mereka melaksanakan Med-Medan di hari Ngembak geni.

Peneliti sebagai akademisi Ilmu Komunikasi tertarik untuk meneliti Analisis komunikasi yang diterapkan oleh kelian sebagai ketua adat di Banjar Kaja Sesetan dalam rangka melestarikan budaya Med-Medan.

Maka peneliti mengambil judul penelitian “Analisis Komunikasi Kelian Adat dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar- Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka peneliti merumuskan permasalah : Bagaimana komunikasi yang diterapkan kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya Med-Medan?


(25)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya Med-Medan.

D. Manfaat Penelitian D1. Manfaat Akademik

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada program Studi Ilmu Komunikasi tentang analisis komunikasi kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya med-medan

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang analisis komunikasi kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya med-medan.

D2. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai saran kepada kelian atau masyarakat Banjar Kaja Sesetan dalam mengembangkan komunikasi untuk melestarikan budaya Med-Medan

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang budaya Med-Medan

E. Tinjauan Pustaka

E1. Pemahaman Tentang Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication berasal dari kata latin


(26)

sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif , yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain (Onong, 2007:9)

Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which To Whom With What Effect. Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur : Komunikator, Pesan (message), Media (channel, media), Komunikan, Efek (effect). Jadi menurut Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Dani, 2004: 5)

Joseph A. Devito (1996), mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan

Dalam buku (Ashadi,1987),Wilbur Schramm seorang ahli komunikasi, menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schramm menguraikan :

”Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness)

dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah


(27)

komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadapat pesan tertentu” (Tommy,2006: 4)

Dari uraian Schramm dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber (source) dengan penerimaan (audiens-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audiens menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai pesan.

Terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi yang dikemukakan John R. Wenburg dan William W Wilmot

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Komunikasi mengisyaratkan penyampain pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melaluui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah menurut Michael Burgoon disebut sebagai ”definisi berorientasi-sumber” (source-oriented definition) yang mendefinisikan komunikasi sebagai kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseoarang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Dalam hal ini komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenhi kebutuhan komunikator, seperti membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu.


(28)

2. Komunikasi interaksi

Komunikasi dalam hal ini merupakan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Proses tersebut terjadi saat seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal, penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukan kepala, kemudian penyampai pesan bereaksi lagi menerima respon atau umpan balik dari orang penerima pesan dan begiru seterusnya. Salah satu hal yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi ini adalah uman balik (feed back)

3. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi merupakan proses personal karena makna atau pemahaman yang diperoleh bersifat pribadi. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap berlangsung saat seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain baik verbal maupun nonverbal. Kelebihan komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang diamati seperti, berdiam diri, mengabaikan orang lain, meninggalkan ruangan semua adalah bentuk-bentuk komunikasi yang mengirimkan pesan. Gaya pakaian,rambut, ekspresi wajah,nada suara, kata-kata yang digunakan, semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan, yang dapat dinilai seseorang.

Sehingga dari ketiga pemahaman diatas komunikasi sebagai transaksi dianggap lebih dinamis karena mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam pemahaman ini orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai


(29)

komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan, setiap pihak dianggap sumber sekaligus penerima pesan, karena setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan pesan nonverbal

Proses komunikasi terbagi atas dua tahap yakni ; 1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampain pikiran atau perasaan kepada orang lain menggunakan lambang (symbol) sebagai media.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang debagai media pertama.

Adapun model komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Harold Laswell

Bagan 1.1 : Unsur-unsur dalam proses Komunikasi

Sender Encoding Decoding

M essage Receiver

Noise


(30)

Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsur yaitu :

1. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang

2. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang

3. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator

4. Media : saluran komunikasi tempat berlakunya pesan dari komunikator kepada komunikan

5. Decoding : pengawasandian yaitu, proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya 6. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator

7. Response :tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan

8. Feedback : umpan balik yakni, tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan komunikator

9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. (Onong, 2007:18-19)

E.2 Pemahaman Tentang Budaya

Kebudayaan berasal dari kata ”budaya”, budaya diserap dari kata bahasa sanskerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari ”buddhi” yang berarti budi atau


(31)

akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Seringkali kebudayaan diartikan secara sempit, seperti kebudayaan adalah hasil seni, keindahan, tari-tarian (Koentjaraningrat,1990:181)

Kebudayaan menurut Taylor, kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Basrowi,2005: 71)

Koentjaraningrat (1990:193) dalam buku pengantar ilmu antropologi menggunakan perspektif antropologi, mengartikan kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.

Roucek dan Warren mengatakan, bahwa kebudayaan itu bukan saja merupakan seni dalam hidup, tetapi juga benda-benda yang terdapat di sekeliling manusia yang dibuat oleh manusia. Itulha sebabnya kemudian ia mendefinisikan kebudayaan sebagai cara hidup yang dikembangakan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk dapat bertahan hidup, meneruskan keturunan dan mengatur pengalaman sosialnya. Roucek dan Warren menganggap bahwa kebudayaan adalah sebagai sumbangan manusia kepada alam lingkungannya (Basrowi,2005:72)

Dapat disimpulkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat, kemungkinan kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia dapat mempertahahnkan kehidupannya.


(32)

Koentjaraningrat, dalam buku pengantar sosiologi Basrowi (2005:75) kemudian mengemukakan ketujuh aspek kebudayaan tersebut dengan susunan sebagai berikut:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan 3. Sistem pengetahuan

4. Bahasa 5. Kesenian

6. Sistem mata pencaharian hidup 7. Sistem teknologi dan peralatan

Adapun fungsi kebudayaan bagi masyarakat adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Khususnya dalam mengatur hubungan antarmanusia, kebudayaan dinamakan pula struktur normatif atau menurut istilah Ralp Linton sebagai desigs for living ( garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Artinya, kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku atau blueprint for behavior yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang, dan lain sebagainya.

Unsur-unsur normatif yang merupakan bagian dari kebudayaan:

1. Unsur-unsur yang menyangkut penilaian membahas tentang apa yang baik dan yang buruk, apa yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, apa yang sesuai keinginan dan apa yang tidak sesuai dengan keinginan.


(33)

2. Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya, tentang bagaimana orang harus berlaku

3. Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan, menyangkut pengadaan acara adat pada saat kelahiran, pertunangan, perkawinan, dan lain-lain (Basrowi,2005:77)

E.3 Pemahaman Tentang Med-Medan

Budaya Med-Medan telah berlangsung berpuluh-puluh tahun, bahkan ratusan tahun budaya ini telah berlangsung secara tradisional dan tidak diketahui kapan mulainya. Med-Medan merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada hari Ngembak Geni yang jatuh sehari setalah hari Nyepi. Budaya Med-medan dilakukan oleh orang Banjar Kaja, desa Sesetan, Denpasar Selatan-Bali. Med-medan adalah saling tarik menarik satu sama lain. Setelah itu mereka saling berciuman jika telah disirami dengan air maka pertanda mereka harus dipisahkan. Budaya Med-medan ini sering dikenal juga dengan Festival ciuman. Masyarakat Banjar Kaja di Sesetan Bali menyakini bila acara ini tidak diselenggarakan maka akan sulit mendapatkan berkah Sang Dewata serta akan terjadi peristiwa buruk. Sebelum dilaksanakan kegiatan Med-medan ini terlebih dahulu dilakukan persembahyangan bersama untuk meminta keselamatan. Namun masyarakat setempat tidak menggagap bahwa kegiatan itu pornografi. Aa Mayun kelian adat menyatakan bahwa tradisi ini sacral serta telah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang lain. Dari keramaian dan kebahagian yang diciptakan diharapkan dapat menghindarkan dari musibah.


(34)

F. Batasan Konseptual F1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Dani, 2004: 5)

Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which To Whom With What Effect.

Komunikasi itu terikat oleh budaya, cara berkomunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan dan perilaku nonverbal itu semua dipengaruhi oleh budaya.

F2. Budaya

Budaya adalah cara hidup yang berkembang yang dan dimiliki oleh sebuah kelompok yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari beberapa unsur yaitu, sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya yang turut menetukan perilaku komunikatif.

Hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal balik, keduanya saling mempengaruhi, apa yang kita bicarakan, apa yang kita lihat, perhatikan, bagaimana kita berfikir semuanya dipengaruhi oleh budaya. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi dan komunikasi takkan hidup tanpa budaya (Dedy,2005:24-25)


(35)

Budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Basrowi, 2005:71)

Kebudayaan menurut R. Linton, Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya (Elly,2009:28)

F3. Med-Medan

Med-Medan dalam bahasa daerah Bali disebut ”omed” artinya tarik dan Omedan” artinya saling tarik-menarik. Tetapi dalam tradisi ”Omed-Omedan” adalah para truna-truni yang saling berpelukan dan berciuman. Tradisi ini dilaksanakan pada hari Ngembak Geni yang jatuh sehari setalah hari Nyepi.

G. Metode Penelitian

G1. Tipe dan Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengklasifikasikan mengenai suatu fenomena atau kegiatan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti secara sistematis dan faktual dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, data – data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka – angka.


(36)

G2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Bali Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Mei s/d 05 Juni 2011.

G3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti sekaligus bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitianya.

Ciri – ciri umum manusia sebagai instrument yang mencakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan megihtisarkan, dan memanfaatkan kesimpulan untuk mencari respons yang tidak lazim atau indiosntronik.(Moleong. 2007 : 168).

G4. Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball yaitu mengikuti alur penelitian dilapangan dengan berpedoman pada data yang diambil dari key infroman yaitu klien adat. Selanjutnya data tersebut akan dikembangkan sesuai dengan data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan key informan yaitu klien adat.

G5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam


(37)

suatu topik tertentu. ( Esterberg : 2002 ). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data – data tentang komunikasi yang dilakukan Kelian Banjar dalam melestarikan budaya Med-Medan.

2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan pada catatan peristiwa yang sudah berlalu, berbentuk catatan, tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. ( Sugiyono, 2009: 82 ). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari metode wawancara untuk mengumpulkan data tentang budaya tersebut.

G6. Teknik Analisa Data

Dalam hal ini peneliti menganalisa data dengan metode kualitatif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekan pada angka (Sugiyono, 2009:9). Serta menggunakan tipe diskriptif. Tujuan dari analisa data ini adalah menyerhanakan data agar mudah dipahami. Penyajian data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada prinsipnya berproses dalam bentuk induksi, yakni kumpulan data, pemberian interpretasi terhadap kumpulan data dan akhirnya menciptakan konsep (konseptualisasi). Induksi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ketika peneliti mengumpulkan dan menyajikan “tumpukan data”, sebagai tahap awal (Hamidi, 2010:65-66).

G7. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data digunakan untuk mengetahui ketepatan data dengan menggunakan kecakapan referensi dan triangulasi. Kecakapan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. (


(38)

Sugiyono, 2009: 128 ). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiono, 2009:127). Teknik ini dilakukan melalui wawancara untuk membuktikan kebenaran data.


(1)

2. Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya, tentang bagaimana orang harus berlaku

3. Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan, menyangkut pengadaan acara adat pada saat kelahiran, pertunangan, perkawinan, dan lain-lain (Basrowi,2005:77)

E.3 Pemahaman Tentang Med-Medan

Budaya Med-Medan telah berlangsung berpuluh-puluh tahun, bahkan ratusan tahun budaya ini telah berlangsung secara tradisional dan tidak diketahui kapan mulainya. Med-Medan merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada hari Ngembak Geni yang jatuh sehari setalah hari Nyepi. Budaya Med-medan dilakukan oleh orang Banjar Kaja, desa Sesetan, Denpasar Selatan-Bali. Med-medan adalah saling tarik menarik satu sama lain. Setelah itu mereka saling berciuman jika telah disirami dengan air maka pertanda mereka harus dipisahkan. Budaya Med-medan ini sering dikenal juga dengan Festival ciuman. Masyarakat Banjar Kaja di Sesetan Bali menyakini bila acara ini tidak diselenggarakan maka akan sulit mendapatkan berkah Sang Dewata serta akan terjadi peristiwa buruk. Sebelum dilaksanakan kegiatan Med-medan ini terlebih dahulu dilakukan persembahyangan bersama untuk meminta keselamatan. Namun masyarakat setempat tidak menggagap bahwa kegiatan itu pornografi. Aa Mayun kelian adat menyatakan bahwa tradisi ini sacral serta telah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang lain. Dari keramaian dan kebahagian yang diciptakan diharapkan dapat menghindarkan dari musibah.


(2)

F. Batasan Konseptual F1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Dani, 2004: 5)

Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which To Whom With What Effect.

Komunikasi itu terikat oleh budaya, cara berkomunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan dan perilaku nonverbal itu semua dipengaruhi oleh budaya.

F2. Budaya

Budaya adalah cara hidup yang berkembang yang dan dimiliki oleh sebuah kelompok yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari beberapa unsur yaitu, sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya yang turut menetukan perilaku komunikatif.

Hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal balik, keduanya saling mempengaruhi, apa yang kita bicarakan, apa yang kita lihat, perhatikan, bagaimana kita berfikir semuanya dipengaruhi oleh budaya. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi dan komunikasi takkan hidup tanpa budaya (Dedy,2005:24-25)


(3)

Budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Basrowi, 2005:71)

Kebudayaan menurut R. Linton, Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya (Elly,2009:28)

F3. Med-Medan

Med-Medan dalam bahasa daerah Bali disebut ”omed” artinya tarik dan Omedan” artinya saling tarik-menarik. Tetapi dalam tradisi ”Omed-Omedan” adalah para truna-truni yang saling berpelukan dan berciuman. Tradisi ini dilaksanakan pada hari Ngembak Geni yang jatuh sehari setalah hari Nyepi.

G. Metode Penelitian

G1. Tipe dan Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengklasifikasikan mengenai suatu fenomena atau kegiatan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti secara sistematis dan faktual dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, data – data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka – angka.


(4)

G2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Bali Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Mei s/d 05 Juni 2011.

G3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti sekaligus bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitianya.

Ciri – ciri umum manusia sebagai instrument yang mencakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan megihtisarkan, dan memanfaatkan kesimpulan untuk mencari respons yang tidak lazim atau indiosntronik.(Moleong. 2007 : 168).

G4. Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball yaitu mengikuti alur penelitian dilapangan dengan berpedoman pada data yang diambil dari key infroman yaitu klien adat. Selanjutnya data tersebut akan dikembangkan sesuai dengan data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan key informan yaitu klien adat.

G5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai berikut:


(5)

suatu topik tertentu. ( Esterberg : 2002 ). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data – data tentang komunikasi yang dilakukan Kelian Banjar dalam melestarikan budaya Med-Medan.

2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan pada catatan peristiwa yang sudah berlalu, berbentuk catatan, tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. ( Sugiyono, 2009: 82 ). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari metode wawancara untuk mengumpulkan data tentang budaya tersebut.

G6. Teknik Analisa Data

Dalam hal ini peneliti menganalisa data dengan metode kualitatif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekan pada angka (Sugiyono, 2009:9). Serta menggunakan tipe diskriptif. Tujuan dari analisa data ini adalah menyerhanakan data agar mudah dipahami. Penyajian data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada prinsipnya berproses dalam bentuk induksi, yakni kumpulan data, pemberian interpretasi terhadap kumpulan data dan akhirnya menciptakan konsep (konseptualisasi). Induksi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ketika peneliti mengumpulkan dan menyajikan “tumpukan data”, sebagai tahap awal (Hamidi, 2010:65-66).

G7. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data digunakan untuk mengetahui ketepatan data dengan menggunakan kecakapan referensi dan triangulasi. Kecakapan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. (


(6)

Sugiyono, 2009: 128 ). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiono, 2009:127). Teknik ini dilakukan melalui wawancara untuk membuktikan kebenaran data.


Dokumen yang terkait

BUDAYA OMED-OMEDAN SEBAGAI IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT BANJAR KAJA, KELURAHAN SESETAN, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

7 32 42

Eksistensi Kulkul Sebagai Media Komunikasi Tradisional (Studi Pada Kelian Adat Banjar Batu Bintang Kelurahan Dauh Puri Kelod Denpasar Barat)

3 22 41

Peluang Bekerja dan Berusaha Bagi Suki Bali dan Migran Lapisan Bawah di Desa yang Sedang Mengalami Proses Urbanisasi (Kasus Banjar Pembungan, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denapsar Selatan, Kotamadya Denpasar, Provinsi Bali)

0 9 127

ARSITEKTUR ‘BALE BANJAR’ ADAT SEBAGAI REPRESENTASI ARSITEKTUR PERTAHANAN MASYARAKAT DENPASAR DI BALI.

0 6 10

Gamelan Palegongan di Banjar Binoh Kaja Denpasar Utara

0 0 4

TRADISI OMED-OMEDAN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI TERUNA-TERUNI BANJAR KAJA DALAM RANGKAIAN HARI RAYA NYEPI DI KELURAHAN DENPASAR SELATAN

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGl\, PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN EFlKASI DIRI DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA AKHIR DI BANJAR KAJA KELURAHAN SESETAN KECAMATAN DENPASAR SELATAN

0 0 17

BABI PENDAHULUAN - Hubungan antara persepsi dukungan sosial keluarga, persepsi dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri dengan konformitas pada remaja akhir di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan - Widya Mandala Catholic Universi

0 0 10

Hubungan antara persepsi dukungan sosial keluarga, persepsi dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri dengan konformitas pada remaja akhir di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Reposit

0 0 16

Hubungan antara persepsi dukungan sosial keluarga, persepsi dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri dengan konformitas pada remaja akhir di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Reposit

0 0 45