Pembuatan Pupuk Potassium dari Proses Pemurnian Gliserol Hasil Samping Industri Biodiesel
!
KonferensiNasional2007 - Pemanfaalan Hasil Samping I n d d Eiodlesel dm lndustri Etanol
serla PeiuangPengembangan lndusbi lntegratednya
Jakarta, I3 Maret PO07
PEMBUATAN PUPUK POTASSIUM DARl PROSES PEMURNIAN GLISEROL
HASlL SAMPING INDUSTRI BlODlESEL
Dwi Setyaningsih, Eriiza Hambali d a n Obie Farobie*
*Surfadant and Bioenergy Research Centre (SBRC), LPPM - IPB,
e-mail: [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Perkernbangan industri biodiesel di lndonesia yang semakin pesat akan
menyebabkan rnelirnpahnya produk sarnping berupa gliserol, yaitu sebesar 10% dari
biodiesel yang dihasilkan. Pada tahun 2009, gliserol yang dihasilkan oleh industri
biodiesel lndonesia diperkirakan mencapai 72 juta liter per tahun dan menjadi tidak
bernilai jual. Konversi gliserol menjadi produk lain perlu dilakukan untuk menghindari
tirnbulnya masalah lingkungan akibat buangan gliserol, selain juga meningkatkan
etisiensi industri biodiesel. Pupuk kalium rnerupakan salah satu produk yang bermanfaat
yang diperoleh dari limbah penlurnian gliserol kasar.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan penb
iuatan
pupuk kalium dari limbah
pemurnian gliserol kasar sebagai hasil samping pembuatan biodiesel. Pada penelitian ini
pupuk kaliurn diperoleh dengan cara mereaksikan larutan hasil samping pemumian
gliserol dengan asam sulfat. Analisis yang dilakukan di antaranya adalah penentuan
kandungan kalium dengan AAS dan titik leleh.
A. Latar Belakang
Gliserol r n e ~ p a k a nsenyawa penyusun minyak atau lernak nabati dan
hewani. Gliserol dihasilkan sebagai produk sarnping pernbuatan sabun rnelalui
saponifikasi rninyak atau lernak (Kem 1966). Gliserol juga rnerupakan hasil
sarnping pernbuatan biodiesel yang berasal dan reaksi rninyak nabati dengan
alkohol. Perkernbangan industri biociiesel di lndonesia yang semakin pesat akan
rnenyebabkan rnelirnpahnya produk sarnping berupa gliserol. Menurut Tyson
(2003), peningkatan produksi biodiesel dapat meningkatkan produksi gliserol
sebesar 114%. Di tahun 2010. harga gliserol dapat turun dari $ 0.5llb rnenjadi $
0.351lb. Penurunan harga dan peningkatan jurnlah produksi tersebut akan
rnenjadikan gliserol sebagai bahan kimia dasar yang penting.
Konversi gliserol menjadi produk lain periu dilakukan untuk rnenghindari
tirnbulnya rnasalah lingkungan akibat buangan gliserol, selain juga meningkatkan
efisiensi industri biodiesel. Pupuk potasiurn rnerupakan salah satu produk yang
berrnanfaat yang diperoleh dari lirnbah pernurnian gliserol kasar. Dengan
penambahan asarn sulfat, gliserol kasar akan berubah rnenjadi gliserol rnumi dan
dihasilkan lirnbah. Lirnbah pernurnian ini yang akhimya dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk potasiurn.
KonferensiNasional2007 - Pemanfaalan Hasil Samping I n d d Eiodlesel dm lndustri Etanol
serla PeiuangPengembangan lndusbi lntegratednya
Jakarta, I3 Maret PO07
PEMBUATAN PUPUK POTASSIUM DARl PROSES PEMURNIAN GLISEROL
HASlL SAMPING INDUSTRI BlODlESEL
Dwi Setyaningsih, Eriiza Hambali d a n Obie Farobie*
*Surfadant and Bioenergy Research Centre (SBRC), LPPM - IPB,
e-mail: [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Perkernbangan industri biodiesel di lndonesia yang semakin pesat akan
menyebabkan rnelirnpahnya produk sarnping berupa gliserol, yaitu sebesar 10% dari
biodiesel yang dihasilkan. Pada tahun 2009, gliserol yang dihasilkan oleh industri
biodiesel lndonesia diperkirakan mencapai 72 juta liter per tahun dan menjadi tidak
bernilai jual. Konversi gliserol menjadi produk lain perlu dilakukan untuk menghindari
tirnbulnya masalah lingkungan akibat buangan gliserol, selain juga meningkatkan
etisiensi industri biodiesel. Pupuk kalium rnerupakan salah satu produk yang bermanfaat
yang diperoleh dari limbah penlurnian gliserol kasar.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan penb
iuatan
pupuk kalium dari limbah
pemurnian gliserol kasar sebagai hasil samping pembuatan biodiesel. Pada penelitian ini
pupuk kaliurn diperoleh dengan cara mereaksikan larutan hasil samping pemumian
gliserol dengan asam sulfat. Analisis yang dilakukan di antaranya adalah penentuan
kandungan kalium dengan AAS dan titik leleh.
A. Latar Belakang
Gliserol r n e ~ p a k a nsenyawa penyusun minyak atau lernak nabati dan
hewani. Gliserol dihasilkan sebagai produk sarnping pernbuatan sabun rnelalui
saponifikasi rninyak atau lernak (Kem 1966). Gliserol juga rnerupakan hasil
sarnping pernbuatan biodiesel yang berasal dan reaksi rninyak nabati dengan
alkohol. Perkernbangan industri biociiesel di lndonesia yang semakin pesat akan
rnenyebabkan rnelirnpahnya produk sarnping berupa gliserol. Menurut Tyson
(2003), peningkatan produksi biodiesel dapat meningkatkan produksi gliserol
sebesar 114%. Di tahun 2010. harga gliserol dapat turun dari $ 0.5llb rnenjadi $
0.351lb. Penurunan harga dan peningkatan jurnlah produksi tersebut akan
rnenjadikan gliserol sebagai bahan kimia dasar yang penting.
Konversi gliserol menjadi produk lain periu dilakukan untuk rnenghindari
tirnbulnya rnasalah lingkungan akibat buangan gliserol, selain juga meningkatkan
efisiensi industri biodiesel. Pupuk potasiurn rnerupakan salah satu produk yang
berrnanfaat yang diperoleh dari lirnbah pernurnian gliserol kasar. Dengan
penambahan asarn sulfat, gliserol kasar akan berubah rnenjadi gliserol rnumi dan
dihasilkan lirnbah. Lirnbah pernurnian ini yang akhimya dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk potasiurn.