Analisis keterkaitan dan dampak investasi sektor jasa terhadap perekonomian DKI Jakarta (Tabel input output dari sisi permintaan)
ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK INVESTASI SEKTOR
JASA TERHADAP PEREKONOMIAN DKI JAKARTA
(TABEL INPUT OUTPUT DARI SISI PERMINTAAN)
OLEH :
RIO HARONI
H 14103123
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
N O HARONI. Analisis Keterkaitan dan Dampak Investasi Sektor Jasa terhadap
Perekonomian DKI Jakarta. (Tabel Input-Output dari Sisi Permintaan).
(dibimbing oleh DEW1 ULFAH WARDANI)
Struktur Perekonomian sebuah kota yang relatif maju ditandai dengan
semakin besarnya peran sektor jasa dalam menopang perekonomian kota tersebut,
sehingga diharapkan peran sektor tersebut akan terus mendominasi dalam
memberikan kontribusi nilai tambah terhadap perekonomian. DKI Jakarta, sebagai
kota terbesar di Indonesia direncanakan akan dijadikan "kota jasa", kebijakan ini
dilakukan sejak dimulainya otonomi daerah pada tahun 2001. Selain itu ha1 ini
sesuai dengan Visi dan Misi Kota Jakarta yang mengusung prinsip sebagai kota
jasa (sewice city). Kontribusi sektor jasa terhadap perekonomian di DKI Jakarta
dapat dilihat dari PDRB dan penyerapan tenaga kerja (70 %).
Kontribusi tersebut menjadi penting bagi sektor jasa dalam perkembangan
perekonomian DKI Jakarta. Peranan sektor jasa yang begitu besar akan
memberikan pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya. Hal ini dapat dlihat melalui
analisis keterkaitan, dampak penyebaran, dan dampak multiplier. Untuk
mempertahankan sektor jasa dala~nperkembangan perekonomian DKI Jakarta,
maka diperlukan invetasi.
Ada beberapa ha1 yang menjadi tujuan penelitian ini, diantaranya : (1)
Mengetahui keterkaitan sektor jasa dengan sektor-sektor lainnya di DKI Jakarta,
(2) Mengetahui berapa besar dampak penyebaran sektor jasa di DKI Jakarta, (3)
Mengetahui berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor jasa,
ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output, pendapatan, dan gnaga kerja, (4)
Mengetahui besarnya Dampak dana Investasi Sektor Jasa terhadap sektor-sektor
lainnya dalam Perekonomian DKI Jakarta.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
dengan menggunakan tabel Input Output DKI Jakarta tahun 2000 dengan matriks
berukuran 89x89 sektor yang selanjutnya di aggregasi menjadi matriks berukuran
19x19 sektor dan data tenaga kerja DKI Jakarta 2000, serta data investasi sektoral
DKI Jakarta tahun 2003-2007. Penggunaan Tabel I 0 2000 karena Tabel I 0
tersebut merupakan Tabel I 0 terakhir. Data ini diperoleh dari BPS Pusat, Pemda
DKI Jakarta, Bappeda DKI Jakarta, BPS Kota Jakarta, BKPMD (Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah) DKI Jakarta dan beberapa sumber lain
yang terkait seperti internet dan surat kabar harian..
Hasil analisis berdasarkan kontribusi, maka sektor jasa memegang peranan
penting dalam perekonomian DKI Jakarta. Pada struktur output dan struktur
konsumsi, sektor jasa masuk dalam urutan peringkat ke-3 besar. Untuk struktur
permintaan antara memegang peranan utama, sedangkan permintaan akhir pada
urutan ke-2. Lalu untuk struktur investasi pada urutan ke-4. Untuk analisis
keterkaitan ke depan dan kepekaan penyebaran sektor jasa menempati urutan
kedua.
Penvujudan DKI Jakarta sebagai kota jasa terlihat dari kontribusi yang
besar dalam perekonomian DKI Jakarta. Output sektor jasa mempunyai
keterkaitan yang tinggi untuk digunakan dalam rangka mengembangkan sektorsektor lain di dalam perekonomian DKI Jakarta.
Berdasarkan ntultipliev, sektor jasa mulai berada pada vrutan ke-10. Hal
ini berarti pengembangan sektor jasa tidak memberikan dampak terhadap output,
pendapatan, kesempatan kerja, dibandingkan dengan sektor lain dalam
perekonomian DKI Jakarta.
Investasi sektor jasa selama Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJMD) selama 2003-2007, sebesar Rp 140,5 trilyun memberikan
dampak terhadap output sebesar Rp 245,3 trilyun, pendapatan sebesar 57,3
trilyun, penyerapan tenaga kerja 2,8 juta orang.
Adapun saran yang dapat dihasilkan dalam penelitian ini yaito, kontribusi
sektor jasa yang tinggi dalam perekonomian DKI Jakarta terdiri dari sektor jasa
perdagangan, jasa perbankan, jasa hotel dan restoran, serta jasa lainnya
(pemerintah,dll), untuk itu perlu pengembangan lebih lanjut untuk sektor tersebut.
Sektor perdagangan perlu dikembangkan karena memiliki keterkaitan ke
depan dan kepekaan penyebaran terbesar untuk selanjutnya mengembangkan
sektor-sektor yang lain.
Dampak nzzrltiplier yaug rendah dari sektor jasa harus diimbangi dengan
pemberian dana investasi ke sektor jasa yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk
mengembangkan sektor jasa agar dapat memberikan hasil terhadap output,
pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja tinggi di DKI Jakarta.
ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK INVESTASI SEKTOR
JASA TERHADAP PEREKONOMIAN DKI JAKARTA
(TABEL INPUT OUTPUT DARI SISI PERMINTAAN)
OLEH :
N O HARONI
H 14103123
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleli gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa
: Rio Haroni
Nomor Pokok
: HI4103123
Departemen
: llmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Analisis Keterkaitan dan Dampak Investasi
Sektor Jasa terhadap Perekonomian DKI
Jakarta (Tabel Input Output dari Sisi
Permintaan)
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Illnu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, lnstitt~tPertanian
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
d
M.Si.
Ir. Dewi ~ 1 k Wardani.
NIP. 131 878 941
Tanggal Kelulusan :
0 1 FEE 2C08
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN1 ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN
SEBAGAI SKlUPSl ATAU KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TMGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Bogor, Januari 2008
Rio Haroni
HI4103123
RIWAYAT HIDUP
Penulis bemama Rio Haroni lahir pada tanggal 09 September 1984 di
Jakarta, sebuah kota yang menjadi pusat ibukota. Penulis merupakan anak ketiga
dari lima bersaudara dari pasangan Waluyo dan Sri Sulistyani. Jenjang pendidikan
penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan Sekolah Dasar pada SDN
Cisalak I tahun 1996, kernudian melanjutkan ke SLTPN 1 Cimanggis dan lulus
pada tahun 1999. kemudian penulis melanjutkan ke SMUN 99 Jakarta dan lulus
pada tahun 2002.
Setelah tahun kelulusan 2002, penulis pernah melanjutkan pendidikan ke
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan mengambil jurusan teknik grafika selama
satu tahun.
Pada tahun 2003 penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi untuk
meraih gelar sarjana. Institut Pertanian Bogor (IPB) dipilih penulis karena
pertimbangan IPB merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan
jaraknya tidak jauh dari kediaman penulis. Penulis masuk IPB melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen
(FEM). Selama lnenjadi mahasiswa, penutis aktif di berbagai organisasi intra
kampus seperti Hipotesa dan BEM-H serta berbagai kepanitiaan yang dilakukan
dalam organisasi tersebut.
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat ,menyelesaikan skripsi ini. Judul dalam
skripsi ini adaiah "Analisis Keterkaitan dan Dampak Investasi Sektor Jasa
terlladap Perekonomian DKI Jakarta (Tabel Input-Output dari Sisi
Permintaan)". Skripsi ini menganalisis tentang keterkaitan sektor jasa dengan
sektor-sektor lainnya dalam perekonomian DKI Jakarta, dalam ha1 ini
menggunakan analisis Keterkaitan, Dampak penyebaran, dan Nilai Multiplier.
Selanjutnya diiihat dampak investasi sektor jasa terhadap sektor-sektor lainnya
dalam perekonomian DKI Jakarta, baik dari sisi Output, Pendapatan, maupun
penyerapan Tenaga Kerja. Di samping ha1 tersebut, skripsi ini juga merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Ihnu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan skrisi ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesamya kepada:
1. Ayahanda Waluyo dan Ibunda Sri Sulistyani yang telah memberikan
motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Dewi Ulfah Wardani, M S . , selaku pembimbing skripsi yang telah
~nencurahkanwaktunya dan telah memberikan bimbingan dan pengarahan
serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
3. Ir. Parulian Hutagaol, M.S., Ph.D. dan Muhammad Findi, S.E., M.Si.
selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi
saran-saran dan ilmu yang bennanfaat.
4. Elly Erosa yang selalu senantiasa menemani dalam pencarian data dan
perhitungan serta gambaran rnengenai seluk beluk skripsi serta
memberikan perhatian dan semangat kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala BPS DKI Jakarta, Bpk Dody yang telah mernberikan pengarahan
dan data seputar kondisi DKI Jakarta.
6. Bpk Haji Sugeng, Bpk Azim, Bpk Budi selaku bagian promosi di Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah DKI Jakarta (BKPMD) yang telah
memberikan keterangan mengenai data investasi sektoral di DKI Jakarta.
7. Bu Andri, Bpk Nazaruddin, Bpk Ian, selaku bagian fasilitas di Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah DKI Jakarta (BKPMD) dalam
urusan investasi sektoral di DKI Jakarta yang telah memberikan data
mengenai investasi sektor jasa di DKI jakarta.
8. Bu Maya dan Bu Rita selaku bagian Pengolahan Data dan Informasi
BKPM Pusat yang telah memberikan infonnasi mengenai kondisi investasi
di DKI Jakarta.
9. Saudara-Saudara penulis (Mas Indra, Mas Ius, Ina, Dini) yang telah
rnemberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-Teman satu PS : Fajar, Wisnu, Oppie, yang telah rnemberikan
semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
11. Telnan-Teman satu Kost'n (l3ulaner's): Rico, Belmond, Aldo, Andi, Iman,
Akim, Aldy, JW yang telah rnembantu dan memberi semangat pantang
menyerah kepada penulis.
12. My Best Friend : Mimi, Rico, Heri, Aji, Weni, Nur, Amel, Aldy, Wida,
atas supportnya.
13. Reni Jo, Mimi, Jun, Sri, dan Teman-Teman yang mengerjakan skripsi
tentang I 0 sehingga penulis bisa sharing dan belajar banyak mengenai
analisis Input Output.
14. Teman-teman seperjuangan, Angga, Ria, Ryan, Dio, Desy, Yogi, dan All
IE'ers 40 yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan skripsi ini.
15. Departemen Ilmu Ekonomi, Mas Anto, Mbak Ati, Mas Rian, Pak Cecep,
Mas Anwar, Mas Dede, dan semuanya yang telah rnembantu penulis
dalam ha1 administrasi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.
Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pen~~lis
maupun semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Bogor, Januari 2008
Rio Haroni
HI4103123
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
vii
I
.
PENDARULUAN .........................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2. Pentlnusan Masalah .................................................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................................
5
5
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................
.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................
;...................................................
6
I1 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
8
2.1. Kerangka Teoritis ....................................................................................
8
2.1.1. Model Input-Output ........................................................................
8
2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Input Output .......................9
2.1.3. Struktur Dasar Tabel Input Output ..........................................
10
13
2.1.4. Fungsi Produksi dalain Tabel Input Output ..................................
17
2.1.5. Asumsi-Asumsi Pada Tabel Input Output ....................................
2.2. Analisis Input Output dari Sisi Penawaran dan Permintaan .................. 18
2.3. Analisis Input-Output ............................................................................
19
2.3.1. Analisis Keterkaitan......................................................................
19
2.3.2. Analisis Dampak Penyebaran .......................................................
20
2.3.3. Analisis Angka Pengganda ...........................................................
20
..
2.4.1. Output ...........................................................................................
22
2.4.2. Transaksi Antara ...........................................................................
22
2.4.3. Permintaan Akhir ........................................................................
23
2.4.4. Input Primer .................................................................................. 24
2.4. Konsep dan Definlsl...............................................................................
22
2.4.5. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Pembeli ................................. 25
2.4.6. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Produsen ...............................25
2.5. Penelitian Terdahulu ..............................................................................
26
2.6. Kerangka Pemikiran ..............................................................................
27
1II.METODE PENELITIAN ...........................................................................
29
29
3.1. Lokasi Penelitian ....................................................................................
3.2. Jenis dan Sumber Data ...........................................................................29
3.3. Metode Analisis .....................................................................................
30
3.4. Koefisien Input ......................................................................................
31
3.5. Analisis Keterkaitan............................................................................. 32
3.5.1. Keterkaitan ke Belakang (BackwardLinkage) ............................. 32
33
3.5.2. Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage)....................................
3.6. Analisis Dampak Penyebaran ...............................................................
35
35
3.6.1. Indeks Koefisien Penyebaran........................................................
3.6.2. lndeks Kepekaan Penyebaran .......................................................
36
3.7. Analisis Pengganda (Multiplier) ............................................................36
3.7.1. Analisis Pengganda (Multiplier) Output Tipe I (Biasa)................
37
3.7.2. Analisis Pengganda (Multiplier) Output Tipe 11 (Total) ...............
38
3.7.3. Analisis Pengganda (Multiplier) Pendapatan Tipe 1 (Biasa) ........38
3.7.4. Analisis Pengganda (Multiplier) Pendapatan Tipe 11 (Total) .......39
3.7.5. Analisis Pengganda (Multiplier) Tenaga Kerja Tipe I (Biasa) .....40
3.7.6. Analisis Pengganda (Multiplier) Tenaga Kerja Tipe I1 (Total) ....41
41
3.8. Koefisien Pendapatan ............................................................................
3.9. Koefisien Tenaga Kerja
........................................................................
42
..............................................
42
IV.GAMBARAN UMUlM WILAYAH ...........................................................
43
4.1. Letak Geografis ......................................................................................
45
4.1.1. Geografi .................................................................................... 45
45
4.1.2. Iklim ..............................................................................................
4.1.3. Batas Wilayah ............................................................................... 45
4.2. Gambaran Umum Ekonomi DKI Jakarta............................................... 46
3.10. Analisis Dampak Investasi Sektor Jasa
.
V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................48
5.1 Peranan Sektor Jasa terhadap Struktur Perekonomian DKI Jakarta .......48
49
5.1 .1. Struktur Output Sektoral ...............................................................
51
5.1.2. Struktur Permintaan ....................................................................
5.1.3. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah ...52
54
5.1.4. Struktur Investasi ..........................................................................
55
5.2. Analisis Keterkaitan...............................................................................
5.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan (Forward Linkage) ................... 55
5.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang (Bachvard Linkage) ............56
58
5.3. Analisis Dampak Penyebaran ................................................................
5.3.1. Koefisien Penyebaran ...................................................................
59
5.3.2. Kepekaan Penyebaran ...................................................................
59
60
5.4. Analisis Multiplier .................................................................................
5.4.1. Multiplier Output ..........................................................................
61
5.4.2. Multiplier Pendapatan...................................................................
64
5.4.3. Multiplier Tenaga Kerja ................................................................
66
5.5. Investasi Sektor Jasa di DKI Jakarta......................................................
69
5.6. Dampak Investasi Sektor Jasa terhadap Perekonomian DKI Jakarta ....71
.
V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 74
6.1. Kesimpulan ............................................................................................
74
.....................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 76
6.2. Saran
LAMPIRAN ......................................................................................................
77
,
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
.............................
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di DKI Jakarta ...................
Persentase Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di DKI Jakarta .............
Bentuk Umum Tabel Input-Output dengan Dua Sektor Produksi ........
1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Jasa dan Non Jasa
3
1.2.
3
1.3.
2.1.
3
12
2.2. Nilai Multiplier Output, Pendapatan. dan Tenaga Kerja Tipe I
dan Tipe I1..............................................................................................26
4.1. Nilai Persentase PDRB Propinsi-Propinsi Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2000-2002 ....................................................................................
46
4.2. Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas Dasar Harga
Konstan 2000 tahun 2002-2005 (Juta Rupiah) ....................................... 47
5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2002-2005 (Juta Rupiah) ........................
49
5.2. Struktur Output Sektoral Perekonomian DKI Jakarta Tahun 2000 (Juta
Rupiah) ...................................................................................................50
5.3 Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor
Perekonomian DKI Jakarta Klasifikasi 19 Sektor (Juta Rupiah) ............ 52
5.4. Struktur Konsumsi Masyarakat dan Konsumsi Pemerintah terhadap
Sektor Perekonomian di DKI Jakarta Tahun 2000 Klasifikasi 19
Sektor (Juta Rupiah) ...............................................................................
53
5.5. Struktur Investasi Sektor Perekonomian DKI Jakarta Tahun 2000 ........
54
5.6. Nilai Keterkaitan Langsung ke Depan dan Keterkaitan Langsung
ke Belakang ............................................................................................57
5.7. Nilai Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran ......................... 60
5.8. Nilai Multiplier Output. Pendapatan. dan Tenaga Kerja Tipe I & I1 ......
61
5.9. Nilai PMDN Sektor Jasa dalaln Perekonomian DKI Jakarta .................
69
...................
70
5.10. Nilai PMA Sektor Jasa dalam Perekonomian DKI Jakarta
5.1 1.Dampak Investasi Sektor Jasa Terhadap Output (Juta Rupiah).
Pendapatan (Juta Rupiah). dan Tenaga Kerja (Orang) .........................
71
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.1. PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2002-2006 ........
1
2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................28
4.1. Peta DKI Jakarta .....................................................................................
44
5.1. Diagram Multiplier Output .....................................................................64
5.2. Diagram Multiplier Pendapatan .......................................................
66
5.3. Diagram Multiplier Tenaga Kerja ....................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Tabel Klasifikasi 89 Sektor dan 19 Sektor ............................................. 80
2.
Tabel Input Output DKI Jakarta Tahun 2000 Transaksi Total Atas
Dasar Harga Produsen .............................................................................
84
3.
Matriks Koefisen Teknis .........................................................................
87
4.
Matriks Kebalikan Leontief Terbuka ......................................................89
5
Matriks Kebalikan Leontief Terhttup ..............................................
.
91
1.1. Latar Belakang
Struktur Perekonomian sebuah kota yang relatif maju ditandai dengan
semakin besarnya peran sektor jasa dalam menopang perekonomian kota tersebut,
sehingga diharapkan peran sektor tersebut akan terns mendominasi dalam
memberikan kontribusi nilai tambah terhadap perekonomian.
DKI Jakarta, sebagai kota terbesar di Indonesia direncanakan akan
dijadikan "kota jasa", kebijakan ini dilakukan sejak dimuiainya otonomi daerah
pada tahun 2001. Selain itu ha1 ini sesuai dengan Visi dan Misi Kota Jakarta yang
mengusung prinsip sebagai kota jasa (service cify). Berdasarkan PDRB kota
Jakarta, dapat dilihat orientasi sektor yang memegang perekonomian DKI Jakarta
adalah sektor jasa khususnya sektor jasa keuangan dan sektor jasa perdagangan,
hotel, dan restoran. (perhatikan Gambar 1).
-+-lndustri Pengolahan
+Bangunan dan Konsbuksi
+Jasa Pengangkutandan Komunikasi
-
Perlambangan dan Galian
-x-
Lishik. Gas, dan Air Minum
-4- JaPa Perdagangan, Hotel, dan Restoran
-a- Jasa Keuanoan, Penewaan dan
Jasa Perusahaan
Gambar 1.1
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Warga Konstan Menurut
Lapangan Usaha : 2000-2006 (Juta Rupiah)
Untuk mendukung fungsi Propinsi DKI Jakarta sebagai Kota Jasa (service
city), pembangunan yang dilakukan harus dapat mendukung fungsi-fungsi
pelayanan kota baik untuk kepentingan lokal, nasional maupun internasional.
Penjabaran sebagai Kota Jasa (service city) adalah menjadikan Propinsi DKI
Jakarta sebagai:
1. Pusat Pelayanan Masyarakat
2. Pusat Perdagangan dan Distribusi
3. Pusat Keuangan
4. Pusat Pariwisata
5. Pusat Pelatihan dan Informasi
Guna menyamakan persepsi tentang arah dan kebijakan umum
pembangunan, perlu dirumuskan visi dan misi pembangunan Propinsi DKI
Jakarta, sehingga terbangun komitmen yang kuat dari pemerintah, sektor swasta
dan warga Jakarta untuk bersama membangun kotanya. Di sisi lain visi dan misi
ini juga menjadi acuan dalam merumuskan program-program pembangunan.
Tabel 1.1 menunjukkan nilai dan persentase dari penyerapan tenaga kerja
sektor jasa dan non jasa. Jumlah penyerapan tenaga kerja di wilayah DKI Jakarta
ternyata lebih banyak didominasi oleh sektor jasa jika dibandingkan dengan sektor
non jasa dan jumlahnya selalu mengalami peningkatan dari tahun 2002 - 2006.
peningkatan yang signifikan ke tahun berikutnya mengindikasikan bahwa sektor
jasa memegang peranan penting dalam perekonomian DKI Jakarta.
Tabel 1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Jasa dan Sektor Non Jasa
sumber :Badan Pusat Statistik, 2007
Sektor jasa yang terdapat pada DKI Jakarta terdiri dari jasa perdagangan,
hotel, dan restoran, jasa pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan serta jasa - jasa lainnya. Sedangkan sektor non jasa terdiri
dari sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri, sektor listrik, gas, dan
air minum, dan sektor bangunan dan konstruksi.
Pada Tabel 1.2 memperlihatkan sektor jasa yang paling memegang
peranan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu jasa perdagangan. Nilai penyerapan
tenaga kerja pada sektor ini selalu mengalami peningkatan rata-rata pertahun
sebesar 37,13 persen. Selanjutnya sektor jasa-jasa lainnya merupakan sektor
kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja dala~nperekonomian DKI Jakarta.
Tabel 1.2. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di DKI Jakarta
7
8
9
dan ~estoran
Jasa Angkutan dan
Komunikasi
Jasa Keuangan Asuransi
Jasa-Jasa Lainnya
Jumlah
283,471
316,058
310,616
318.239
308,821
183,008
774,183
3,290,806
205,966
768,360
3,379,202
216,363
805.999
3,497,359
234.502
792,485
3,485,819
285,060
916.263
3,812,590
sumber :Badan Pusat Statistik, 2007
Posisi sektor jasa yang penting dalam perekonomian DKI Jakarta tentu
memberikan dampak terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Pentingnya
sektor jasa terlihat dari kontribusinya terhadap PDRB dan penyerapan Tenaga
Kerja sehingga ha1 ini sesuai dengan visi misi DKI Jakarta dalam mewujudkan
Kota Jasa dan untuk selanjutnya perlu diketahui keterkaitan sektor jasa terhadap
sektor jasa itu sendiri maupun terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya di
DKI Jakarta. Keterkaitan yang kuat, menunjukkan peran yang besar dari sektor
jasa tersebut dan berkembangnya sektor jasa akan mendorong berkembangnya
sektor-sektor perekonomian lainnya termasuk sektor jasa itu sendiri.
Hal inilah yang selanjutnya mendasarkan peneliti untuk melakukan
penelitian tentang "Keterkaitan dan Dampak Investasi Sektor Jasa Terhadap
Sektor-Sektor Lain dalam Perekonomian DKI Jakarta.
1.2. Permasalahan
DKI Jakarta memiliki visi dan misi sebagai kota jasa. Perwujudan sebagai
kota jasa dilaksanakan setelah otonomi DKI Jakarta tahun 2001. Sektor jasa
merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi
Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari share sektor jasa terhadap PDRB DKI Jakarta.
Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan
dengan sektor yang lainnya. Pengembangan sektor jasa tentu tidak lepas dari
pengembangan sektor-sektor lainnya dalam ha1 ini dapat dilihat dengan analisis
keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang, serta analisis dampak
penyebaran. Selanjutnya pembangunan sektor jasa akan memberikan dampak
mztlplier.
Berdasarkan keadaan di atas maka dapat diambil suatu permasalahan
dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut diantaranya :
1. Bagaimanakah keterkaitan sektor jasa dengan sektor-sektor lainnya di DKI
Jakarta? .
2. Berapa besar dampak penyebaran sektor jasa di DKI Jakarta?
3. Berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor jasa, ditinjau
berdasarkan multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja?
4. Seberapa Besar dampak dana investasi sektor jasa terhadap sektor-sektor lain
dalam perekonomian DKI Jakarta?
1.3. Tujuan
.
Ada beberapa ha1 yang menjadi tujuan penelitian ini, diantaranya :
1. Mengetahui keterkaitan sektor jasa dengan sektor-sektor lainnya di DKI
Jakarta.
2. Mengetahui berapa besar dampak penyebaran sektor jasa di DKI Jakarta.
3. Mengetahui berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor jasa,
ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja.
4. Mengetahui besarnya Dampak dana Investasi Sektor Jasa terhadap sektorsektor lainnya dalam Perekonomian DKI Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai media pembelajaran dalam menerapkan teori-teori ekonomi
yang dipelajari selama kuliah.
2. Bahan referensi atau bahan acuan bagi penulis lain dalam mengembangkan
penelitian lebih lanjut.
3. Pemerintah @usat dan daerah), selaku pembuat kebi,jakan dan pengambil
keputusan dalam ~nerencanakanarah dan strategi pembangunan kota Jakarta.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus penelitian ini adalah ~nelihatketerkaitan dan melihat besarnya
dampak investasi sektor jasa terhadap sektor-sektor lainnya dalam perekonomian
DKI Jakarta, dengan menggunakan tabel Input Output DKI Jakarta tahun 2000
dengan matriks berukuran 89x89 sektor yang selanjutnya di aggregasi menjadi
matriks berukuran 19x19 sektor. Data yang digunakan adalah data Tabel
Transaksi Total Atas Harga Produsen DKI Jakarta tahun 2000.
Sektor jasa dalam penelitian ini meliputi sektor jasa perdagangan, sektor
jasa hotel dan restoran, sektor jasa pengangkutan dan komunikasi, sektor
perbankan, real estate, kawasan industri, dan perkantoran, dan sektor jasa lainnya.
Sedangkan sektor non jasa terdiri dari sektor pertanian, sektor
pertambangan dan galian, sektor industri makanan, sektor industri tekstil, sektor
industri kayu, sektor industri kertas, sektor industri kimia dasar, sektor industri
barang karet & barang plastik, sektor industri mineral non logam, sektor industri
logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik, sektor industri alat angkutan &
transportasi lainnya, sektor industri lainnya, sektor listrik, gas, dan air minum, dan
sektor bangunan & konstruksi.
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan dampak investasi sektor
jasa. perhitungan berdasarkan total investasi (PMA dan PMDN) rata-rata per
tahun, yakni tahun 2003-2007. Pengambilan tahun tersebut didasarkan saat mulai
dilaksanakannya visi dan misi DKI Jakarta sebagai kota jasa yaitu selama
Rencana Pembangunan Jangka Menengall Daerah DKI Jakarta (RPJMD).
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Model Input-Output
Tabel Input Output (1-0) pertama kali diperkenalkan oleh W. Leontief
pada tahun 1930-an. Menurut BPS (2000), Tabel Input Output merupakan tabel
yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa antarsektor ekonomi
dalam bentuk penyajian berupa matriks. Isian sepanjang baris menyajikan
informasi penjualan dari sebuah sektor ke berbagai sektor lainnya. Sedangkan
isian sepanjang kolom menyajikan informasi tentang jumlah pembelian input
(input antara atau input primer ) dari sektor lainnya.
Adapun tujuan dari penyusunan Tabel 1-0 adalah (Widodo, 2006):
1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai
tambah masing-masing sektor.
2. Berfungsi sebagai kerangka model dalam studi kuantitatif seperti analisis
dampak dan keterkaitan antar sektor, prediksi perekonomian, dan
ketenagakerjaan.
3. Mampu menggambarkan perubahan/perekonomian suatu daerah.
4. Menyediakan informasi lengkap dan menyeluruh tentang struktur
penggunaan barang dan jasa pada masing-masing sektor serta poia
distribusi yang dihasilkan.
Menurut BPS (2000), terdapat beberapa kegunaan dalam analisis 1-0,
diantaranya yaitu:
1. Memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah,
impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor
produksi.
2. Mengetahui sektor-sektor yang berpengaruh paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap peltuinbuhan
perekonomian.
3. Menganalisis perubahan harga, yaitu dengan melihat pengaruh langsung
dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap output.
4. Menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi
karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.
2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Analisis 1-0
Menurut Widodo (2006), terdapat beberapa keunggulan dan kelernahan di
dalam analisis input output.
Adapun keunggulan analisis input output yaitu:
1. Kemampuannya untuk melihat sektor demi sektor dalam perekonomian
secara rinci sehingga membuat analisis 1-0 cocok bagi proses
perencanaan.
2. Kemampuan menganalisis keterkaitan dan hubungan antar sektor dalam
suatu perekonomian.
Sedangkan kelemahan analisis input output yaitu:
1 . Terkait dengan analisis kuantitatif input output memiliki keterbatasan
bahwa koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap (konstan)
selama periode analisis atau proyeksi. Dengan demikian teknologi yang
digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalarn proses produksi pun
dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan
selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output.
2.1.3. Struktur Dasar Tabel Input Output
Di setiap perekonomian, output yang diproduksi oleh suatu sektor
ekonomi yang didistribusikan kepada dua macam pemakai, yaitu sektor produksi
serta konsumen akhir. Pemakai pertama merupakan tipe pengguna output yang
menjadikan output dari sektor produksi lain menjadi input dalam proses
produksinya, sedangkan pemakai kedua merupakan jenis pemakai output yang
output sektor tersebut sebagai permintaan akhirnya.
Dalam input antara dapat terjadi arus perpindahan barang antar sektor.
Misalnya dari sektor i ke sektor j dapat dapat pula terjadi perpindahan dalam
sektor itu sendiri (perpindahan intrasektor), perpindahan terjadi dari sektor i ke
sektorjjika i=j.
Misalnya nilai arus barang dari sektor i ke sektor j diberi notasi Zij, total
output sektor i diberi notasi Xi dan total permintaan akhir sektor i diberi notasi Y ; .
Dengan demikian dapat dituliskan :
X,= Zj, + Zi2+ ...+ Zin + yi
......................
,......................................... (2.1)
Persamaan di atas menunjukkan distribusi dari output sektor i. Ouput
sektor i (Xi) dapat didistribusikan ke sektor produksi lain (Zi,) maupun
dialokasikan kepada pemakai akhir (Yi). Pemakai akhir terdiri dari rumah tangga,
perusahaan, pemerintah dan pihak luar negeri. Permintaan akhir yang dilakukan
oleh rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga, permintaan akhir yang
dilakukan oleh perusahaan adalah investasi, pennintaan akhir yang dilakukan oleh
pemerintah merupakan pengeluaran pemerintah, dan permintaan akhir dari luar
negeri disebut ekspor.
Persamaan tersebut diatas juga menunjukkan bahwa terdapat n sektor di
dalam perekonomian, dengan demikian terdapat n persamaan untuk seluruh
perekonomian.
Jika dinotasikan dalarn tabel matriks, untuk setiap kolom dapat dituliskan
satu vektor kolom berisikan.
Koefisen ZII mencerminkan jumlah input yang diperlukan oleh sektor 1
yang berasal dari sektor 1 itu sendiri dan
221
adalah jumlah input sektor 1 yang
berasal dari sektor 2. vektor kolom di atas menunjukkan struktur input sektor 1.
vektor tersebut menunjukkan besarnya input sektor 1 dari sektor-sektor lain dan
juga berasal dari sektor I itu sendiri. Input seperti ini dinamakan input antara.
Selain input antara, dalam proses produksi juga membutuhkan input
primer, antara lain, tenaga kerja, modal, tanah dan lainnya. Dengan mengg~~nakan
faktor produksi tersebut maka ada balas jasa yang akan diterima. Balas jasa yang
diterima oleh faktor produksi tersebut dinamakan nilai tambah dari proses
produksi.
Tabel 2.1. BentukUmum Tabel Transaksi Tabel Input Output dengan Dua
Sektor Produksi
Sektor Produks'
Permintaan Akhir
N
NI
N2
Nc
NI
NG
NE
N
Impor
M
MI
M2
Mc
MI
MG
ME
M
Total Input
X
XI
X2
C
I
G
E
X
Sumber: Miller dan Blair, 1985
Tabel 2.1 menunjukkan transaksi antar komponen suatu perekonomian
pada suatu waktu. Diasumsikan bahwa dalam perekonomian hanya terdapat dua
sektor produksi, yaitu sektor 1 dan 2, terdapat empat komponen permintaan akhir,
yaitu kousumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I),
pengeluaran
pemerintah (G) dan ekspor luar negeri (E), dua faktor produksi yaitu tenaga kerja
dengan balas jasa upah (L) dan kapital dengan balas jasa sewa (N). Disamping itu
sektor-sektor produksi maupun pengguna akhir juga dapat membeli barang dari
luar negeri dalam bentuk impor (M), dalam tabel diatas terjadi suatu
keseirnbangan dimana total input sama dengan total output.
Dari transaksi input output yang ada dapat dibentuk inatrik input antara
dan matriks input primer.
Mahiks input antara :
Mahiks input primer:
Bentuk matriks permintaan akhir dari masing-masing sektor perekonomian
tersebut adalah:
2.1.4. Fuugsi Produksi dalam Model Input Output
Dalam model 1-0 terdapat asumsi dasar dimana aliran interindustri
mengalir dari sektor industri i ke sektor industrij. Berikut ini merupakan analisis
model 1-0, z, merupakan aliran barang dari sektor i ke sektor j, dan X, adalah
total output sektor j, dari kedua rasio tersebut akan diperoleh suatu koefisien
teknologi yang dinotasikan dengan ai,sebagai berikut:
Persamaan di atas menunjukkan bahwa seluruh sektor koefisien a,
mencerminkan hubungan antara output sektor j dengan input-nya yang berasal
dari sektor i dan hubungan keduanya bersifat tetap. Koefisien a,
ini
menunjukkan jumlah input sektor i yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit
output sektorj. Jika terdapat n sektor dalam perekonomian, maka akan diperoleh
sebanyak n x n koefisien .
Seluruh koefisien ai,tersebut jika dinyatakan dalam matriks akan menjadi
matriks teknologi.
Matriks A ini sering pula disebut dengan matriks teknologi. Disebut
demikian karena kalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, setiap kolom kei matriks A ini menunjukkan komposisi input antara atau komposisi bahan baku
yang digunakan oleh setiap sektor i. Struktur input tersebut tidak lain
menunjukkan teknologi yang digunakan oleh sektor i yang bersangkutan.
Dengan menggunakan definisi dari koefisien teknologi maka kita akan
mendapatkan model Leontif sebagai berikut:
Metode produksi untuk sektor i tersebut juga ditunjukkan oleh kolom ke-i
di dalam matriks A. Matriks A hanya memuat komposisi atau struktur input
antara, tanpa ada komposisi atau struktur penggunaan input primer. Untuk
mendapatkan struktur input primer dari setiap sektor, harus dilihat elemen-elemen
di dalam matriks input primernya. Dengan diketahuinya koefisien teknologi
maka kita dapat menuliskan:
aij
Dengan menggeser seluruh elemen ke kiri, kecuali Yi, didapat bentuk:
Persamaan tersebut dapat disederhanakan dengan cara menggabungkan X i
sehingga menjadi:
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dibuat dalam bentuk matriks
seperti di bawah ini:
Sistem persamaan di atas dapat dituliskan dalam notasi matriks yang lebih
sederhana sebagai berikut:
Jika terdapat perubahan dalam permintaan akhir, maka persamaan matriks dapat
dituliskan:
Matriks (LA)-' biasa disebut dengan matriks kebalikan Leontief. Elemen
matriks ini dinotasikan dengan aij, dan mencerminkan efek langsung dan tidak
langsung dari perubahan pemintaan akhir terhadap output sektor-sektor di dalam
perekonomian.
Di dalam matrik Tabel Input-Output terdapat empat kuadran, yaitu
kuadran I, 11, 111, IV. Menurut Tarigan (2002), definisi empat kuadran tersebut
adalah:
a. Kuadran I (Intermediate Quadrant)
Pada kuadran I, setiap sel yang terdapat di dalamnya merupakan transaksi
antar barang dan jasa yang digunakan dala proses produksi. Hal ini
mengindikasikan adanya saling ketergantungan antar sektor. Matrik yang terdapat
pada kuadran satu ini bersifat endogen. Sedangkan di luar kaudran I ini bersifat
eksogen. Endogen disini berarti tidak dapat berubah kecuali terjadi perubahan
pada variabel eksogennya.
b. Kuadran I1 (Final Demand Quadran)
Pada kuadran ini terjadi penjualan barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu perekonomian tertentu dengan tujuan untuk memenuhi permintaan akhir.
Permintaan akhir disini terdiri dari rumah tangga, pemerintah, pembentukan
modal tetaplinvestasi, serta ekspor.
c. Kuadran 111 (Primary Input Quadrant)
Menunjukkan input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektorsektor dalam kuadran antara. Komponen dalam kuadran ini terdiri dari pendapatan
rumah tangga (upahtgaji), pajak tidak langsung, surplus usaha, penyusutan,
jumlah seluruh nilai tambah ini akan menghasilkan PDRB wilayah tersebut.
d. Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadrant)
Kuadran ini merupakan input primer pem~intaanakhir yang menunjukkan
transaksi langsung antara kuadran input primer dengan kuadran permintaan akhir
tanpa adanya sisteln produksi atau kuadran antara.
2.1.5. Asumsi-asumsi Pada Model Input-Output
Pada model input output terdapat beberapa asumsi yang digunakan, yaitu:
1. Keseragaman (Homogenity)
Masing-masing sektor memproduksi suatu input melalui satu cara dengan
struktur input tertentu serta tidak ada substitusi diantara masing-masing
input atau output tersebut.
2. Keseimbangan (Proportionality)
Input antara bagi suatu sektor merupakan fungsi linear terhadap tingkat
output yang bersangkutan. Yaitu jumlah input yang digunakan oleh suatu
sektor akan meningkat atau berkurang secara proporsional linier terhadap
kenaikan atau penurunan output sektor yang bersangkutan.
3. Penambahan (Additivity)
Dampak total dari pelaksanaan produksi berbagai sektor dihasilkan oleh
masing-masing sektor secara terpisah.
2.2. Analisis Input-Output dari Sisi Penawaran dan Sisi Permintaan
Terdapat perbedaan antara analisis Input-Output dari sisi penawaran
dengan analisis input output dari sisi permintaan dalam ha1 faktor eksogennya.
Analisis Input Output sisi permintaan menggunakan permintaan akhir sebagai
faktor eksogennya. Sedangkan analisis Input Output sisi penawaran menggunakan
faktor input primer sebagai faktor eksogennya. Sedangkan faktor endogen adalah
sama yaitu sebagai output dalam analisis Input-Output sisi permintaan dan sisi
penawaran. Dalam Penelitian ini penulis membatasi kajian analisis pada sisi
pennintaan. adapun komponen yang terdapat dalam permintaan akhir terdiri dari
konsumsi, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan
ekspor.
Konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh
rumah tangga untuk pembelian barang dan jasa. Konsumsi pemerintah mencakup
pengeluaran barang dan jasa untuk pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pertahanan baik yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Konsumsi pemerintah meliputi belanja pegawai, pembangunan infrastruktur, dan
peralatan perang.
Pembentukan modal tetap meliputi pengadaan, pembelian barang-barang
modal barn baik dari dalam negeri maupun impor. Pembentukan modal tetap yang
dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri
(domestik). Perubahan stok merupakan selisih antara nilai stok barang pada akhir
tahun dengan nilai stok pada awal tahun. Yang terakhir adalah ekspor yaitu
transfer barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor tertentu ke sektor yang
lain. Ekspor terbagi menjadi dua yaitu ekspor dalaln negeri dan luar negeri (BPS,
2000)
2.3 Analisis Input-Output
2.3.1. Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan merupakan dasar rumusan strategi pembangunan
ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian dalam
suatu perekonomian. Terdapat dua jenis keterkaitan yaitu keterkaitan ke depan
(forward linkage) yang berarti peningkatan output suatu sektor tertentu akibat
permintaan akhir yang selanjutnya output tersebut akan didistribusikan ke sektorsektor lainnya. Sedangkan keterkaitan ke belakang (backward lingkage)
menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri terhadap total pembelian input
yang digunakan untuk proses produksi.
Keterkaitan langsung antar sektor perkonomian dalam pembelian dan
penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien teknis langsung. Sedangkan
keterkaitan langsung dan tidak langsung ditunjukkan oleh matriks kebalikan
Leontief. Matriks Kebalikan Leontief ( a ) disebut koefisien keterkaitan karena
lnengandung informasi yang penting tentang struktur perekonomian yang
dipelajari dengan menggunakan tingkat keterkaitan antar sektor.
Keterkaitan ke belakang dan ke depan dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam:
1. Keterkaitan Langsung ke Depan, akibat suatu sektor tertentu yang
dikarenakan penggunaan sebagian output sektor tertentu tersebut secara
langsung.
2. Keterkaitan Langsung ke Belakang, akibat suatu sektor tertentu yang
dikarenakan penyediaan input dari sektor lain secara langsung.
3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan, akibat suatu sektor
tertentu yang dikarenakan penggunaan sebagian output sektor tertentu
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang, akibat suatu
sektor tertentu yang dikarenakan penyediaan input dari sektor lain baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2.3.2 Analisis Dampak Penyebaran
Analisis dampak penyebaran ini terbagi menjadi dua yaitu koefisien
penyebaran dan kepekaan penyebaran. Koefisien penyebaran menunjukkan
kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor hulunya.
Koefisien penyebaran ini disebut juga indeks daya penyebaran ke belakang.
Sedangkan kepekaan penyebaran menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk
mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Kepekaan penyebaran ini disebut indeks
daya penyebaran ke depan.
2.3.3. Analisis Angka Pengganda (Mt~ltiplier)
Analisis multiplier dapat dibagi menjadi tiga, yaitu multiplier output tipe I
dan tipe 11, multiplier pendapatan tipe I dan tipe I1 dan multiplier tenaga kerja tipe
I dan tipe I1 (Nazara, 2005).
a. Multiplier Output Tipe I (Biasa)
Analisis multiplier output tipe I digunakan untuk menganalisis bagaimana
pengaruh permintaan akhir terhadap output baik secara langsung dan tidak
langsung dalam perekonomian suatu wilayah.
b. Multiplier Output Tipe I1 (Total)
Analisis multiplier output tipe I1 digunakan untuk menganalisis bagaimana
pengaruh permintaan akhir terhadap output baik secara langsung dan tidak
langsung dengan menambahkan efek induksi rumah tangga dalam perekonomian
suatu wilayah.
c. Multipler Pendapatan Tipe I (Biasa)
Analisis multiplier pendapatan tipe I digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap peningkatan pendapatan seluruh
sektor baik secara langsung dan tidak langsung dalam perekonomian suatu
wilayah.
d. Multipler Pendapatan Tipe 11 (Total)
Analisis multiplier pendapatan tipe I1 digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap peningkatan pendapatan seluruh
sektor baik secara langsung dan tidak langsung dengan menambahkan efek
induksi rumah tangga dalam perekonomian suatu wilayah.
e. Multiplier Tenaga Kerja Tipe I (Biasa)
Analisis multiplier tenaga kerja tipe I digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap perubahan kesempatan kerja yang
terjadi di seluruh sektor baik secara langsung dan tidak langsung dalam
f. Multiplier Tenaga Kerja Tipe I1 (Total)
Analisis multiplier tenaga kerja tipe I1 digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap perubahan kesempatan kerja yang
terjadi di seluruh sektor baik secara langsung dan tidak langsung dalam
perekonomian suatu wilayah dengan menambahkan efek induksi rumah tangga
dalam perekonomian suatu wilayah.
2.4. Konsep dan Definisi
Berdasarkan tabel 1-0 DKI Jakarta tahun 2000 terdapat beberapa konsep
dan definisi dari analisis Input-Output yang dijadikan dasar penelitian.
2.4.1. Output
Pengertian output dalam tabel 1-0 merupakan output domestik, yaitu nilai
dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi di dalam negeri
atau domestik tanpa membedakan asal-usul pelaku produksinya. Pelaku
merupakan perusahaan dan perorangan dalam negeri atau perusahaan atau
perorangan asing. Jika unit usaha yang produksinya berupa barang, maka output
merupakan hasil perkalian kuantitas produksi barang yang bersangkutan dengan
harga produsen per unit barang tersebut. Namun, jika usaha yang bergerak
dibidang jasa, maka ouput merupakan nilai yang diterima dari jasa tersebut.
2.4.2. Transaksi Antara
Transaksi antara adalah transaksi yang terjadi antara sektor yang berperan
sebagai konsumen dan produsen. Isian sepanjang baris dalam transaksi antara
memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan input
sektor-sektor lain untuk keperluan produksi, yang kita sebut sebagai permintaan
antara. Pada isian sepanjang kolom menunjukkan input barang dan jasa yang
digunakan dalam proses produksi suatu sektor, yang disebut sebagai input antara.
2.4.3. Permintaan Akhir
Permintaan akhir merupakan permintaan atas barang dan jasa untuk
keperluan konsumsi, bukan untuk proses produksi. Yang termasuk dalarn
permintam akhir adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan
ekspor.
a). Pengeluaran Rumah Tangga
Merupakan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga untuk semua barang
tahan lama dan tidak tahan lama kecuali pembelian rumah tempat tinggal.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup konsumsi yang dilakukan di
luar negeri maupun di dalanl negeri.
b). Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup semua pengeluaran barang dan
jasa untuk pelaksanaan kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan,
baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pengeluaran pemerintah dapat berupa belanja pegawai, pembelian peralatan
militer dan juga pengeluaran untuk pembangunan.
c). Pembentukan Modal Tetap
Meliputi pengadaan, pembuatan atau pelnbelian barang-barang modal baru
baik ekspor maupun impor,
JASA TERHADAP PEREKONOMIAN DKI JAKARTA
(TABEL INPUT OUTPUT DARI SISI PERMINTAAN)
OLEH :
RIO HARONI
H 14103123
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
N O HARONI. Analisis Keterkaitan dan Dampak Investasi Sektor Jasa terhadap
Perekonomian DKI Jakarta. (Tabel Input-Output dari Sisi Permintaan).
(dibimbing oleh DEW1 ULFAH WARDANI)
Struktur Perekonomian sebuah kota yang relatif maju ditandai dengan
semakin besarnya peran sektor jasa dalam menopang perekonomian kota tersebut,
sehingga diharapkan peran sektor tersebut akan terus mendominasi dalam
memberikan kontribusi nilai tambah terhadap perekonomian. DKI Jakarta, sebagai
kota terbesar di Indonesia direncanakan akan dijadikan "kota jasa", kebijakan ini
dilakukan sejak dimulainya otonomi daerah pada tahun 2001. Selain itu ha1 ini
sesuai dengan Visi dan Misi Kota Jakarta yang mengusung prinsip sebagai kota
jasa (sewice city). Kontribusi sektor jasa terhadap perekonomian di DKI Jakarta
dapat dilihat dari PDRB dan penyerapan tenaga kerja (70 %).
Kontribusi tersebut menjadi penting bagi sektor jasa dalam perkembangan
perekonomian DKI Jakarta. Peranan sektor jasa yang begitu besar akan
memberikan pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya. Hal ini dapat dlihat melalui
analisis keterkaitan, dampak penyebaran, dan dampak multiplier. Untuk
mempertahankan sektor jasa dala~nperkembangan perekonomian DKI Jakarta,
maka diperlukan invetasi.
Ada beberapa ha1 yang menjadi tujuan penelitian ini, diantaranya : (1)
Mengetahui keterkaitan sektor jasa dengan sektor-sektor lainnya di DKI Jakarta,
(2) Mengetahui berapa besar dampak penyebaran sektor jasa di DKI Jakarta, (3)
Mengetahui berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor jasa,
ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output, pendapatan, dan gnaga kerja, (4)
Mengetahui besarnya Dampak dana Investasi Sektor Jasa terhadap sektor-sektor
lainnya dalam Perekonomian DKI Jakarta.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
dengan menggunakan tabel Input Output DKI Jakarta tahun 2000 dengan matriks
berukuran 89x89 sektor yang selanjutnya di aggregasi menjadi matriks berukuran
19x19 sektor dan data tenaga kerja DKI Jakarta 2000, serta data investasi sektoral
DKI Jakarta tahun 2003-2007. Penggunaan Tabel I 0 2000 karena Tabel I 0
tersebut merupakan Tabel I 0 terakhir. Data ini diperoleh dari BPS Pusat, Pemda
DKI Jakarta, Bappeda DKI Jakarta, BPS Kota Jakarta, BKPMD (Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah) DKI Jakarta dan beberapa sumber lain
yang terkait seperti internet dan surat kabar harian..
Hasil analisis berdasarkan kontribusi, maka sektor jasa memegang peranan
penting dalam perekonomian DKI Jakarta. Pada struktur output dan struktur
konsumsi, sektor jasa masuk dalam urutan peringkat ke-3 besar. Untuk struktur
permintaan antara memegang peranan utama, sedangkan permintaan akhir pada
urutan ke-2. Lalu untuk struktur investasi pada urutan ke-4. Untuk analisis
keterkaitan ke depan dan kepekaan penyebaran sektor jasa menempati urutan
kedua.
Penvujudan DKI Jakarta sebagai kota jasa terlihat dari kontribusi yang
besar dalam perekonomian DKI Jakarta. Output sektor jasa mempunyai
keterkaitan yang tinggi untuk digunakan dalam rangka mengembangkan sektorsektor lain di dalam perekonomian DKI Jakarta.
Berdasarkan ntultipliev, sektor jasa mulai berada pada vrutan ke-10. Hal
ini berarti pengembangan sektor jasa tidak memberikan dampak terhadap output,
pendapatan, kesempatan kerja, dibandingkan dengan sektor lain dalam
perekonomian DKI Jakarta.
Investasi sektor jasa selama Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJMD) selama 2003-2007, sebesar Rp 140,5 trilyun memberikan
dampak terhadap output sebesar Rp 245,3 trilyun, pendapatan sebesar 57,3
trilyun, penyerapan tenaga kerja 2,8 juta orang.
Adapun saran yang dapat dihasilkan dalam penelitian ini yaito, kontribusi
sektor jasa yang tinggi dalam perekonomian DKI Jakarta terdiri dari sektor jasa
perdagangan, jasa perbankan, jasa hotel dan restoran, serta jasa lainnya
(pemerintah,dll), untuk itu perlu pengembangan lebih lanjut untuk sektor tersebut.
Sektor perdagangan perlu dikembangkan karena memiliki keterkaitan ke
depan dan kepekaan penyebaran terbesar untuk selanjutnya mengembangkan
sektor-sektor yang lain.
Dampak nzzrltiplier yaug rendah dari sektor jasa harus diimbangi dengan
pemberian dana investasi ke sektor jasa yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk
mengembangkan sektor jasa agar dapat memberikan hasil terhadap output,
pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja tinggi di DKI Jakarta.
ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK INVESTASI SEKTOR
JASA TERHADAP PEREKONOMIAN DKI JAKARTA
(TABEL INPUT OUTPUT DARI SISI PERMINTAAN)
OLEH :
N O HARONI
H 14103123
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleli gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa
: Rio Haroni
Nomor Pokok
: HI4103123
Departemen
: llmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Analisis Keterkaitan dan Dampak Investasi
Sektor Jasa terhadap Perekonomian DKI
Jakarta (Tabel Input Output dari Sisi
Permintaan)
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Illnu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, lnstitt~tPertanian
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
d
M.Si.
Ir. Dewi ~ 1 k Wardani.
NIP. 131 878 941
Tanggal Kelulusan :
0 1 FEE 2C08
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN1 ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN
SEBAGAI SKlUPSl ATAU KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TMGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Bogor, Januari 2008
Rio Haroni
HI4103123
RIWAYAT HIDUP
Penulis bemama Rio Haroni lahir pada tanggal 09 September 1984 di
Jakarta, sebuah kota yang menjadi pusat ibukota. Penulis merupakan anak ketiga
dari lima bersaudara dari pasangan Waluyo dan Sri Sulistyani. Jenjang pendidikan
penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan Sekolah Dasar pada SDN
Cisalak I tahun 1996, kernudian melanjutkan ke SLTPN 1 Cimanggis dan lulus
pada tahun 1999. kemudian penulis melanjutkan ke SMUN 99 Jakarta dan lulus
pada tahun 2002.
Setelah tahun kelulusan 2002, penulis pernah melanjutkan pendidikan ke
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan mengambil jurusan teknik grafika selama
satu tahun.
Pada tahun 2003 penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi untuk
meraih gelar sarjana. Institut Pertanian Bogor (IPB) dipilih penulis karena
pertimbangan IPB merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan
jaraknya tidak jauh dari kediaman penulis. Penulis masuk IPB melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen
(FEM). Selama lnenjadi mahasiswa, penutis aktif di berbagai organisasi intra
kampus seperti Hipotesa dan BEM-H serta berbagai kepanitiaan yang dilakukan
dalam organisasi tersebut.
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat ,menyelesaikan skripsi ini. Judul dalam
skripsi ini adaiah "Analisis Keterkaitan dan Dampak Investasi Sektor Jasa
terlladap Perekonomian DKI Jakarta (Tabel Input-Output dari Sisi
Permintaan)". Skripsi ini menganalisis tentang keterkaitan sektor jasa dengan
sektor-sektor lainnya dalam perekonomian DKI Jakarta, dalam ha1 ini
menggunakan analisis Keterkaitan, Dampak penyebaran, dan Nilai Multiplier.
Selanjutnya diiihat dampak investasi sektor jasa terhadap sektor-sektor lainnya
dalam perekonomian DKI Jakarta, baik dari sisi Output, Pendapatan, maupun
penyerapan Tenaga Kerja. Di samping ha1 tersebut, skripsi ini juga merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Ihnu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan skrisi ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesamya kepada:
1. Ayahanda Waluyo dan Ibunda Sri Sulistyani yang telah memberikan
motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Dewi Ulfah Wardani, M S . , selaku pembimbing skripsi yang telah
~nencurahkanwaktunya dan telah memberikan bimbingan dan pengarahan
serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
3. Ir. Parulian Hutagaol, M.S., Ph.D. dan Muhammad Findi, S.E., M.Si.
selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi
saran-saran dan ilmu yang bennanfaat.
4. Elly Erosa yang selalu senantiasa menemani dalam pencarian data dan
perhitungan serta gambaran rnengenai seluk beluk skripsi serta
memberikan perhatian dan semangat kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala BPS DKI Jakarta, Bpk Dody yang telah mernberikan pengarahan
dan data seputar kondisi DKI Jakarta.
6. Bpk Haji Sugeng, Bpk Azim, Bpk Budi selaku bagian promosi di Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah DKI Jakarta (BKPMD) yang telah
memberikan keterangan mengenai data investasi sektoral di DKI Jakarta.
7. Bu Andri, Bpk Nazaruddin, Bpk Ian, selaku bagian fasilitas di Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah DKI Jakarta (BKPMD) dalam
urusan investasi sektoral di DKI Jakarta yang telah memberikan data
mengenai investasi sektor jasa di DKI jakarta.
8. Bu Maya dan Bu Rita selaku bagian Pengolahan Data dan Informasi
BKPM Pusat yang telah memberikan infonnasi mengenai kondisi investasi
di DKI Jakarta.
9. Saudara-Saudara penulis (Mas Indra, Mas Ius, Ina, Dini) yang telah
rnemberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-Teman satu PS : Fajar, Wisnu, Oppie, yang telah rnemberikan
semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
11. Telnan-Teman satu Kost'n (l3ulaner's): Rico, Belmond, Aldo, Andi, Iman,
Akim, Aldy, JW yang telah rnembantu dan memberi semangat pantang
menyerah kepada penulis.
12. My Best Friend : Mimi, Rico, Heri, Aji, Weni, Nur, Amel, Aldy, Wida,
atas supportnya.
13. Reni Jo, Mimi, Jun, Sri, dan Teman-Teman yang mengerjakan skripsi
tentang I 0 sehingga penulis bisa sharing dan belajar banyak mengenai
analisis Input Output.
14. Teman-teman seperjuangan, Angga, Ria, Ryan, Dio, Desy, Yogi, dan All
IE'ers 40 yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan skripsi ini.
15. Departemen Ilmu Ekonomi, Mas Anto, Mbak Ati, Mas Rian, Pak Cecep,
Mas Anwar, Mas Dede, dan semuanya yang telah rnembantu penulis
dalam ha1 administrasi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.
Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pen~~lis
maupun semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Bogor, Januari 2008
Rio Haroni
HI4103123
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
vii
I
.
PENDARULUAN .........................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2. Pentlnusan Masalah .................................................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................................
5
5
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................
.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................
;...................................................
6
I1 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
8
2.1. Kerangka Teoritis ....................................................................................
8
2.1.1. Model Input-Output ........................................................................
8
2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Input Output .......................9
2.1.3. Struktur Dasar Tabel Input Output ..........................................
10
13
2.1.4. Fungsi Produksi dalain Tabel Input Output ..................................
17
2.1.5. Asumsi-Asumsi Pada Tabel Input Output ....................................
2.2. Analisis Input Output dari Sisi Penawaran dan Permintaan .................. 18
2.3. Analisis Input-Output ............................................................................
19
2.3.1. Analisis Keterkaitan......................................................................
19
2.3.2. Analisis Dampak Penyebaran .......................................................
20
2.3.3. Analisis Angka Pengganda ...........................................................
20
..
2.4.1. Output ...........................................................................................
22
2.4.2. Transaksi Antara ...........................................................................
22
2.4.3. Permintaan Akhir ........................................................................
23
2.4.4. Input Primer .................................................................................. 24
2.4. Konsep dan Definlsl...............................................................................
22
2.4.5. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Pembeli ................................. 25
2.4.6. Tabel Transaksi Atas Dasar Harga Produsen ...............................25
2.5. Penelitian Terdahulu ..............................................................................
26
2.6. Kerangka Pemikiran ..............................................................................
27
1II.METODE PENELITIAN ...........................................................................
29
29
3.1. Lokasi Penelitian ....................................................................................
3.2. Jenis dan Sumber Data ...........................................................................29
3.3. Metode Analisis .....................................................................................
30
3.4. Koefisien Input ......................................................................................
31
3.5. Analisis Keterkaitan............................................................................. 32
3.5.1. Keterkaitan ke Belakang (BackwardLinkage) ............................. 32
33
3.5.2. Keterkaitan ke Depan (Forward Linkage)....................................
3.6. Analisis Dampak Penyebaran ...............................................................
35
35
3.6.1. Indeks Koefisien Penyebaran........................................................
3.6.2. lndeks Kepekaan Penyebaran .......................................................
36
3.7. Analisis Pengganda (Multiplier) ............................................................36
3.7.1. Analisis Pengganda (Multiplier) Output Tipe I (Biasa)................
37
3.7.2. Analisis Pengganda (Multiplier) Output Tipe 11 (Total) ...............
38
3.7.3. Analisis Pengganda (Multiplier) Pendapatan Tipe 1 (Biasa) ........38
3.7.4. Analisis Pengganda (Multiplier) Pendapatan Tipe 11 (Total) .......39
3.7.5. Analisis Pengganda (Multiplier) Tenaga Kerja Tipe I (Biasa) .....40
3.7.6. Analisis Pengganda (Multiplier) Tenaga Kerja Tipe I1 (Total) ....41
41
3.8. Koefisien Pendapatan ............................................................................
3.9. Koefisien Tenaga Kerja
........................................................................
42
..............................................
42
IV.GAMBARAN UMUlM WILAYAH ...........................................................
43
4.1. Letak Geografis ......................................................................................
45
4.1.1. Geografi .................................................................................... 45
45
4.1.2. Iklim ..............................................................................................
4.1.3. Batas Wilayah ............................................................................... 45
4.2. Gambaran Umum Ekonomi DKI Jakarta............................................... 46
3.10. Analisis Dampak Investasi Sektor Jasa
.
V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................48
5.1 Peranan Sektor Jasa terhadap Struktur Perekonomian DKI Jakarta .......48
49
5.1 .1. Struktur Output Sektoral ...............................................................
51
5.1.2. Struktur Permintaan ....................................................................
5.1.3. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah ...52
54
5.1.4. Struktur Investasi ..........................................................................
55
5.2. Analisis Keterkaitan...............................................................................
5.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan (Forward Linkage) ................... 55
5.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang (Bachvard Linkage) ............56
58
5.3. Analisis Dampak Penyebaran ................................................................
5.3.1. Koefisien Penyebaran ...................................................................
59
5.3.2. Kepekaan Penyebaran ...................................................................
59
60
5.4. Analisis Multiplier .................................................................................
5.4.1. Multiplier Output ..........................................................................
61
5.4.2. Multiplier Pendapatan...................................................................
64
5.4.3. Multiplier Tenaga Kerja ................................................................
66
5.5. Investasi Sektor Jasa di DKI Jakarta......................................................
69
5.6. Dampak Investasi Sektor Jasa terhadap Perekonomian DKI Jakarta ....71
.
V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 74
6.1. Kesimpulan ............................................................................................
74
.....................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 76
6.2. Saran
LAMPIRAN ......................................................................................................
77
,
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
.............................
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di DKI Jakarta ...................
Persentase Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di DKI Jakarta .............
Bentuk Umum Tabel Input-Output dengan Dua Sektor Produksi ........
1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Jasa dan Non Jasa
3
1.2.
3
1.3.
2.1.
3
12
2.2. Nilai Multiplier Output, Pendapatan. dan Tenaga Kerja Tipe I
dan Tipe I1..............................................................................................26
4.1. Nilai Persentase PDRB Propinsi-Propinsi Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2000-2002 ....................................................................................
46
4.2. Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas Dasar Harga
Konstan 2000 tahun 2002-2005 (Juta Rupiah) ....................................... 47
5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2002-2005 (Juta Rupiah) ........................
49
5.2. Struktur Output Sektoral Perekonomian DKI Jakarta Tahun 2000 (Juta
Rupiah) ...................................................................................................50
5.3 Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor
Perekonomian DKI Jakarta Klasifikasi 19 Sektor (Juta Rupiah) ............ 52
5.4. Struktur Konsumsi Masyarakat dan Konsumsi Pemerintah terhadap
Sektor Perekonomian di DKI Jakarta Tahun 2000 Klasifikasi 19
Sektor (Juta Rupiah) ...............................................................................
53
5.5. Struktur Investasi Sektor Perekonomian DKI Jakarta Tahun 2000 ........
54
5.6. Nilai Keterkaitan Langsung ke Depan dan Keterkaitan Langsung
ke Belakang ............................................................................................57
5.7. Nilai Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran ......................... 60
5.8. Nilai Multiplier Output. Pendapatan. dan Tenaga Kerja Tipe I & I1 ......
61
5.9. Nilai PMDN Sektor Jasa dalaln Perekonomian DKI Jakarta .................
69
...................
70
5.10. Nilai PMA Sektor Jasa dalam Perekonomian DKI Jakarta
5.1 1.Dampak Investasi Sektor Jasa Terhadap Output (Juta Rupiah).
Pendapatan (Juta Rupiah). dan Tenaga Kerja (Orang) .........................
71
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.1. PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2002-2006 ........
1
2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................28
4.1. Peta DKI Jakarta .....................................................................................
44
5.1. Diagram Multiplier Output .....................................................................64
5.2. Diagram Multiplier Pendapatan .......................................................
66
5.3. Diagram Multiplier Tenaga Kerja ....................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Tabel Klasifikasi 89 Sektor dan 19 Sektor ............................................. 80
2.
Tabel Input Output DKI Jakarta Tahun 2000 Transaksi Total Atas
Dasar Harga Produsen .............................................................................
84
3.
Matriks Koefisen Teknis .........................................................................
87
4.
Matriks Kebalikan Leontief Terbuka ......................................................89
5
Matriks Kebalikan Leontief Terhttup ..............................................
.
91
1.1. Latar Belakang
Struktur Perekonomian sebuah kota yang relatif maju ditandai dengan
semakin besarnya peran sektor jasa dalam menopang perekonomian kota tersebut,
sehingga diharapkan peran sektor tersebut akan terns mendominasi dalam
memberikan kontribusi nilai tambah terhadap perekonomian.
DKI Jakarta, sebagai kota terbesar di Indonesia direncanakan akan
dijadikan "kota jasa", kebijakan ini dilakukan sejak dimuiainya otonomi daerah
pada tahun 2001. Selain itu ha1 ini sesuai dengan Visi dan Misi Kota Jakarta yang
mengusung prinsip sebagai kota jasa (service cify). Berdasarkan PDRB kota
Jakarta, dapat dilihat orientasi sektor yang memegang perekonomian DKI Jakarta
adalah sektor jasa khususnya sektor jasa keuangan dan sektor jasa perdagangan,
hotel, dan restoran. (perhatikan Gambar 1).
-+-lndustri Pengolahan
+Bangunan dan Konsbuksi
+Jasa Pengangkutandan Komunikasi
-
Perlambangan dan Galian
-x-
Lishik. Gas, dan Air Minum
-4- JaPa Perdagangan, Hotel, dan Restoran
-a- Jasa Keuanoan, Penewaan dan
Jasa Perusahaan
Gambar 1.1
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Warga Konstan Menurut
Lapangan Usaha : 2000-2006 (Juta Rupiah)
Untuk mendukung fungsi Propinsi DKI Jakarta sebagai Kota Jasa (service
city), pembangunan yang dilakukan harus dapat mendukung fungsi-fungsi
pelayanan kota baik untuk kepentingan lokal, nasional maupun internasional.
Penjabaran sebagai Kota Jasa (service city) adalah menjadikan Propinsi DKI
Jakarta sebagai:
1. Pusat Pelayanan Masyarakat
2. Pusat Perdagangan dan Distribusi
3. Pusat Keuangan
4. Pusat Pariwisata
5. Pusat Pelatihan dan Informasi
Guna menyamakan persepsi tentang arah dan kebijakan umum
pembangunan, perlu dirumuskan visi dan misi pembangunan Propinsi DKI
Jakarta, sehingga terbangun komitmen yang kuat dari pemerintah, sektor swasta
dan warga Jakarta untuk bersama membangun kotanya. Di sisi lain visi dan misi
ini juga menjadi acuan dalam merumuskan program-program pembangunan.
Tabel 1.1 menunjukkan nilai dan persentase dari penyerapan tenaga kerja
sektor jasa dan non jasa. Jumlah penyerapan tenaga kerja di wilayah DKI Jakarta
ternyata lebih banyak didominasi oleh sektor jasa jika dibandingkan dengan sektor
non jasa dan jumlahnya selalu mengalami peningkatan dari tahun 2002 - 2006.
peningkatan yang signifikan ke tahun berikutnya mengindikasikan bahwa sektor
jasa memegang peranan penting dalam perekonomian DKI Jakarta.
Tabel 1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Jasa dan Sektor Non Jasa
sumber :Badan Pusat Statistik, 2007
Sektor jasa yang terdapat pada DKI Jakarta terdiri dari jasa perdagangan,
hotel, dan restoran, jasa pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan serta jasa - jasa lainnya. Sedangkan sektor non jasa terdiri
dari sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri, sektor listrik, gas, dan
air minum, dan sektor bangunan dan konstruksi.
Pada Tabel 1.2 memperlihatkan sektor jasa yang paling memegang
peranan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu jasa perdagangan. Nilai penyerapan
tenaga kerja pada sektor ini selalu mengalami peningkatan rata-rata pertahun
sebesar 37,13 persen. Selanjutnya sektor jasa-jasa lainnya merupakan sektor
kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja dala~nperekonomian DKI Jakarta.
Tabel 1.2. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di DKI Jakarta
7
8
9
dan ~estoran
Jasa Angkutan dan
Komunikasi
Jasa Keuangan Asuransi
Jasa-Jasa Lainnya
Jumlah
283,471
316,058
310,616
318.239
308,821
183,008
774,183
3,290,806
205,966
768,360
3,379,202
216,363
805.999
3,497,359
234.502
792,485
3,485,819
285,060
916.263
3,812,590
sumber :Badan Pusat Statistik, 2007
Posisi sektor jasa yang penting dalam perekonomian DKI Jakarta tentu
memberikan dampak terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Pentingnya
sektor jasa terlihat dari kontribusinya terhadap PDRB dan penyerapan Tenaga
Kerja sehingga ha1 ini sesuai dengan visi misi DKI Jakarta dalam mewujudkan
Kota Jasa dan untuk selanjutnya perlu diketahui keterkaitan sektor jasa terhadap
sektor jasa itu sendiri maupun terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya di
DKI Jakarta. Keterkaitan yang kuat, menunjukkan peran yang besar dari sektor
jasa tersebut dan berkembangnya sektor jasa akan mendorong berkembangnya
sektor-sektor perekonomian lainnya termasuk sektor jasa itu sendiri.
Hal inilah yang selanjutnya mendasarkan peneliti untuk melakukan
penelitian tentang "Keterkaitan dan Dampak Investasi Sektor Jasa Terhadap
Sektor-Sektor Lain dalam Perekonomian DKI Jakarta.
1.2. Permasalahan
DKI Jakarta memiliki visi dan misi sebagai kota jasa. Perwujudan sebagai
kota jasa dilaksanakan setelah otonomi DKI Jakarta tahun 2001. Sektor jasa
merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi
Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari share sektor jasa terhadap PDRB DKI Jakarta.
Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan
dengan sektor yang lainnya. Pengembangan sektor jasa tentu tidak lepas dari
pengembangan sektor-sektor lainnya dalam ha1 ini dapat dilihat dengan analisis
keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang, serta analisis dampak
penyebaran. Selanjutnya pembangunan sektor jasa akan memberikan dampak
mztlplier.
Berdasarkan keadaan di atas maka dapat diambil suatu permasalahan
dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut diantaranya :
1. Bagaimanakah keterkaitan sektor jasa dengan sektor-sektor lainnya di DKI
Jakarta? .
2. Berapa besar dampak penyebaran sektor jasa di DKI Jakarta?
3. Berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor jasa, ditinjau
berdasarkan multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja?
4. Seberapa Besar dampak dana investasi sektor jasa terhadap sektor-sektor lain
dalam perekonomian DKI Jakarta?
1.3. Tujuan
.
Ada beberapa ha1 yang menjadi tujuan penelitian ini, diantaranya :
1. Mengetahui keterkaitan sektor jasa dengan sektor-sektor lainnya di DKI
Jakarta.
2. Mengetahui berapa besar dampak penyebaran sektor jasa di DKI Jakarta.
3. Mengetahui berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor jasa,
ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja.
4. Mengetahui besarnya Dampak dana Investasi Sektor Jasa terhadap sektorsektor lainnya dalam Perekonomian DKI Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai media pembelajaran dalam menerapkan teori-teori ekonomi
yang dipelajari selama kuliah.
2. Bahan referensi atau bahan acuan bagi penulis lain dalam mengembangkan
penelitian lebih lanjut.
3. Pemerintah @usat dan daerah), selaku pembuat kebi,jakan dan pengambil
keputusan dalam ~nerencanakanarah dan strategi pembangunan kota Jakarta.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus penelitian ini adalah ~nelihatketerkaitan dan melihat besarnya
dampak investasi sektor jasa terhadap sektor-sektor lainnya dalam perekonomian
DKI Jakarta, dengan menggunakan tabel Input Output DKI Jakarta tahun 2000
dengan matriks berukuran 89x89 sektor yang selanjutnya di aggregasi menjadi
matriks berukuran 19x19 sektor. Data yang digunakan adalah data Tabel
Transaksi Total Atas Harga Produsen DKI Jakarta tahun 2000.
Sektor jasa dalam penelitian ini meliputi sektor jasa perdagangan, sektor
jasa hotel dan restoran, sektor jasa pengangkutan dan komunikasi, sektor
perbankan, real estate, kawasan industri, dan perkantoran, dan sektor jasa lainnya.
Sedangkan sektor non jasa terdiri dari sektor pertanian, sektor
pertambangan dan galian, sektor industri makanan, sektor industri tekstil, sektor
industri kayu, sektor industri kertas, sektor industri kimia dasar, sektor industri
barang karet & barang plastik, sektor industri mineral non logam, sektor industri
logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik, sektor industri alat angkutan &
transportasi lainnya, sektor industri lainnya, sektor listrik, gas, dan air minum, dan
sektor bangunan & konstruksi.
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan dampak investasi sektor
jasa. perhitungan berdasarkan total investasi (PMA dan PMDN) rata-rata per
tahun, yakni tahun 2003-2007. Pengambilan tahun tersebut didasarkan saat mulai
dilaksanakannya visi dan misi DKI Jakarta sebagai kota jasa yaitu selama
Rencana Pembangunan Jangka Menengall Daerah DKI Jakarta (RPJMD).
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Model Input-Output
Tabel Input Output (1-0) pertama kali diperkenalkan oleh W. Leontief
pada tahun 1930-an. Menurut BPS (2000), Tabel Input Output merupakan tabel
yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa antarsektor ekonomi
dalam bentuk penyajian berupa matriks. Isian sepanjang baris menyajikan
informasi penjualan dari sebuah sektor ke berbagai sektor lainnya. Sedangkan
isian sepanjang kolom menyajikan informasi tentang jumlah pembelian input
(input antara atau input primer ) dari sektor lainnya.
Adapun tujuan dari penyusunan Tabel 1-0 adalah (Widodo, 2006):
1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai
tambah masing-masing sektor.
2. Berfungsi sebagai kerangka model dalam studi kuantitatif seperti analisis
dampak dan keterkaitan antar sektor, prediksi perekonomian, dan
ketenagakerjaan.
3. Mampu menggambarkan perubahan/perekonomian suatu daerah.
4. Menyediakan informasi lengkap dan menyeluruh tentang struktur
penggunaan barang dan jasa pada masing-masing sektor serta poia
distribusi yang dihasilkan.
Menurut BPS (2000), terdapat beberapa kegunaan dalam analisis 1-0,
diantaranya yaitu:
1. Memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah,
impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor
produksi.
2. Mengetahui sektor-sektor yang berpengaruh paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap peltuinbuhan
perekonomian.
3. Menganalisis perubahan harga, yaitu dengan melihat pengaruh langsung
dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap output.
4. Menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi
karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.
2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Analisis 1-0
Menurut Widodo (2006), terdapat beberapa keunggulan dan kelernahan di
dalam analisis input output.
Adapun keunggulan analisis input output yaitu:
1. Kemampuannya untuk melihat sektor demi sektor dalam perekonomian
secara rinci sehingga membuat analisis 1-0 cocok bagi proses
perencanaan.
2. Kemampuan menganalisis keterkaitan dan hubungan antar sektor dalam
suatu perekonomian.
Sedangkan kelemahan analisis input output yaitu:
1 . Terkait dengan analisis kuantitatif input output memiliki keterbatasan
bahwa koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap (konstan)
selama periode analisis atau proyeksi. Dengan demikian teknologi yang
digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalarn proses produksi pun
dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan
selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output.
2.1.3. Struktur Dasar Tabel Input Output
Di setiap perekonomian, output yang diproduksi oleh suatu sektor
ekonomi yang didistribusikan kepada dua macam pemakai, yaitu sektor produksi
serta konsumen akhir. Pemakai pertama merupakan tipe pengguna output yang
menjadikan output dari sektor produksi lain menjadi input dalam proses
produksinya, sedangkan pemakai kedua merupakan jenis pemakai output yang
output sektor tersebut sebagai permintaan akhirnya.
Dalam input antara dapat terjadi arus perpindahan barang antar sektor.
Misalnya dari sektor i ke sektor j dapat dapat pula terjadi perpindahan dalam
sektor itu sendiri (perpindahan intrasektor), perpindahan terjadi dari sektor i ke
sektorjjika i=j.
Misalnya nilai arus barang dari sektor i ke sektor j diberi notasi Zij, total
output sektor i diberi notasi Xi dan total permintaan akhir sektor i diberi notasi Y ; .
Dengan demikian dapat dituliskan :
X,= Zj, + Zi2+ ...+ Zin + yi
......................
,......................................... (2.1)
Persamaan di atas menunjukkan distribusi dari output sektor i. Ouput
sektor i (Xi) dapat didistribusikan ke sektor produksi lain (Zi,) maupun
dialokasikan kepada pemakai akhir (Yi). Pemakai akhir terdiri dari rumah tangga,
perusahaan, pemerintah dan pihak luar negeri. Permintaan akhir yang dilakukan
oleh rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga, permintaan akhir yang
dilakukan oleh perusahaan adalah investasi, pennintaan akhir yang dilakukan oleh
pemerintah merupakan pengeluaran pemerintah, dan permintaan akhir dari luar
negeri disebut ekspor.
Persamaan tersebut diatas juga menunjukkan bahwa terdapat n sektor di
dalam perekonomian, dengan demikian terdapat n persamaan untuk seluruh
perekonomian.
Jika dinotasikan dalarn tabel matriks, untuk setiap kolom dapat dituliskan
satu vektor kolom berisikan.
Koefisen ZII mencerminkan jumlah input yang diperlukan oleh sektor 1
yang berasal dari sektor 1 itu sendiri dan
221
adalah jumlah input sektor 1 yang
berasal dari sektor 2. vektor kolom di atas menunjukkan struktur input sektor 1.
vektor tersebut menunjukkan besarnya input sektor 1 dari sektor-sektor lain dan
juga berasal dari sektor I itu sendiri. Input seperti ini dinamakan input antara.
Selain input antara, dalam proses produksi juga membutuhkan input
primer, antara lain, tenaga kerja, modal, tanah dan lainnya. Dengan mengg~~nakan
faktor produksi tersebut maka ada balas jasa yang akan diterima. Balas jasa yang
diterima oleh faktor produksi tersebut dinamakan nilai tambah dari proses
produksi.
Tabel 2.1. BentukUmum Tabel Transaksi Tabel Input Output dengan Dua
Sektor Produksi
Sektor Produks'
Permintaan Akhir
N
NI
N2
Nc
NI
NG
NE
N
Impor
M
MI
M2
Mc
MI
MG
ME
M
Total Input
X
XI
X2
C
I
G
E
X
Sumber: Miller dan Blair, 1985
Tabel 2.1 menunjukkan transaksi antar komponen suatu perekonomian
pada suatu waktu. Diasumsikan bahwa dalam perekonomian hanya terdapat dua
sektor produksi, yaitu sektor 1 dan 2, terdapat empat komponen permintaan akhir,
yaitu kousumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I),
pengeluaran
pemerintah (G) dan ekspor luar negeri (E), dua faktor produksi yaitu tenaga kerja
dengan balas jasa upah (L) dan kapital dengan balas jasa sewa (N). Disamping itu
sektor-sektor produksi maupun pengguna akhir juga dapat membeli barang dari
luar negeri dalam bentuk impor (M), dalam tabel diatas terjadi suatu
keseirnbangan dimana total input sama dengan total output.
Dari transaksi input output yang ada dapat dibentuk inatrik input antara
dan matriks input primer.
Mahiks input antara :
Mahiks input primer:
Bentuk matriks permintaan akhir dari masing-masing sektor perekonomian
tersebut adalah:
2.1.4. Fuugsi Produksi dalam Model Input Output
Dalam model 1-0 terdapat asumsi dasar dimana aliran interindustri
mengalir dari sektor industri i ke sektor industrij. Berikut ini merupakan analisis
model 1-0, z, merupakan aliran barang dari sektor i ke sektor j, dan X, adalah
total output sektor j, dari kedua rasio tersebut akan diperoleh suatu koefisien
teknologi yang dinotasikan dengan ai,sebagai berikut:
Persamaan di atas menunjukkan bahwa seluruh sektor koefisien a,
mencerminkan hubungan antara output sektor j dengan input-nya yang berasal
dari sektor i dan hubungan keduanya bersifat tetap. Koefisien a,
ini
menunjukkan jumlah input sektor i yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit
output sektorj. Jika terdapat n sektor dalam perekonomian, maka akan diperoleh
sebanyak n x n koefisien .
Seluruh koefisien ai,tersebut jika dinyatakan dalam matriks akan menjadi
matriks teknologi.
Matriks A ini sering pula disebut dengan matriks teknologi. Disebut
demikian karena kalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, setiap kolom kei matriks A ini menunjukkan komposisi input antara atau komposisi bahan baku
yang digunakan oleh setiap sektor i. Struktur input tersebut tidak lain
menunjukkan teknologi yang digunakan oleh sektor i yang bersangkutan.
Dengan menggunakan definisi dari koefisien teknologi maka kita akan
mendapatkan model Leontif sebagai berikut:
Metode produksi untuk sektor i tersebut juga ditunjukkan oleh kolom ke-i
di dalam matriks A. Matriks A hanya memuat komposisi atau struktur input
antara, tanpa ada komposisi atau struktur penggunaan input primer. Untuk
mendapatkan struktur input primer dari setiap sektor, harus dilihat elemen-elemen
di dalam matriks input primernya. Dengan diketahuinya koefisien teknologi
maka kita dapat menuliskan:
aij
Dengan menggeser seluruh elemen ke kiri, kecuali Yi, didapat bentuk:
Persamaan tersebut dapat disederhanakan dengan cara menggabungkan X i
sehingga menjadi:
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dibuat dalam bentuk matriks
seperti di bawah ini:
Sistem persamaan di atas dapat dituliskan dalam notasi matriks yang lebih
sederhana sebagai berikut:
Jika terdapat perubahan dalam permintaan akhir, maka persamaan matriks dapat
dituliskan:
Matriks (LA)-' biasa disebut dengan matriks kebalikan Leontief. Elemen
matriks ini dinotasikan dengan aij, dan mencerminkan efek langsung dan tidak
langsung dari perubahan pemintaan akhir terhadap output sektor-sektor di dalam
perekonomian.
Di dalam matrik Tabel Input-Output terdapat empat kuadran, yaitu
kuadran I, 11, 111, IV. Menurut Tarigan (2002), definisi empat kuadran tersebut
adalah:
a. Kuadran I (Intermediate Quadrant)
Pada kuadran I, setiap sel yang terdapat di dalamnya merupakan transaksi
antar barang dan jasa yang digunakan dala proses produksi. Hal ini
mengindikasikan adanya saling ketergantungan antar sektor. Matrik yang terdapat
pada kuadran satu ini bersifat endogen. Sedangkan di luar kaudran I ini bersifat
eksogen. Endogen disini berarti tidak dapat berubah kecuali terjadi perubahan
pada variabel eksogennya.
b. Kuadran I1 (Final Demand Quadran)
Pada kuadran ini terjadi penjualan barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu perekonomian tertentu dengan tujuan untuk memenuhi permintaan akhir.
Permintaan akhir disini terdiri dari rumah tangga, pemerintah, pembentukan
modal tetaplinvestasi, serta ekspor.
c. Kuadran 111 (Primary Input Quadrant)
Menunjukkan input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektorsektor dalam kuadran antara. Komponen dalam kuadran ini terdiri dari pendapatan
rumah tangga (upahtgaji), pajak tidak langsung, surplus usaha, penyusutan,
jumlah seluruh nilai tambah ini akan menghasilkan PDRB wilayah tersebut.
d. Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadrant)
Kuadran ini merupakan input primer pem~intaanakhir yang menunjukkan
transaksi langsung antara kuadran input primer dengan kuadran permintaan akhir
tanpa adanya sisteln produksi atau kuadran antara.
2.1.5. Asumsi-asumsi Pada Model Input-Output
Pada model input output terdapat beberapa asumsi yang digunakan, yaitu:
1. Keseragaman (Homogenity)
Masing-masing sektor memproduksi suatu input melalui satu cara dengan
struktur input tertentu serta tidak ada substitusi diantara masing-masing
input atau output tersebut.
2. Keseimbangan (Proportionality)
Input antara bagi suatu sektor merupakan fungsi linear terhadap tingkat
output yang bersangkutan. Yaitu jumlah input yang digunakan oleh suatu
sektor akan meningkat atau berkurang secara proporsional linier terhadap
kenaikan atau penurunan output sektor yang bersangkutan.
3. Penambahan (Additivity)
Dampak total dari pelaksanaan produksi berbagai sektor dihasilkan oleh
masing-masing sektor secara terpisah.
2.2. Analisis Input-Output dari Sisi Penawaran dan Sisi Permintaan
Terdapat perbedaan antara analisis Input-Output dari sisi penawaran
dengan analisis input output dari sisi permintaan dalam ha1 faktor eksogennya.
Analisis Input Output sisi permintaan menggunakan permintaan akhir sebagai
faktor eksogennya. Sedangkan analisis Input Output sisi penawaran menggunakan
faktor input primer sebagai faktor eksogennya. Sedangkan faktor endogen adalah
sama yaitu sebagai output dalam analisis Input-Output sisi permintaan dan sisi
penawaran. Dalam Penelitian ini penulis membatasi kajian analisis pada sisi
pennintaan. adapun komponen yang terdapat dalam permintaan akhir terdiri dari
konsumsi, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan
ekspor.
Konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh
rumah tangga untuk pembelian barang dan jasa. Konsumsi pemerintah mencakup
pengeluaran barang dan jasa untuk pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pertahanan baik yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Konsumsi pemerintah meliputi belanja pegawai, pembangunan infrastruktur, dan
peralatan perang.
Pembentukan modal tetap meliputi pengadaan, pembelian barang-barang
modal barn baik dari dalam negeri maupun impor. Pembentukan modal tetap yang
dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri
(domestik). Perubahan stok merupakan selisih antara nilai stok barang pada akhir
tahun dengan nilai stok pada awal tahun. Yang terakhir adalah ekspor yaitu
transfer barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor tertentu ke sektor yang
lain. Ekspor terbagi menjadi dua yaitu ekspor dalaln negeri dan luar negeri (BPS,
2000)
2.3 Analisis Input-Output
2.3.1. Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan merupakan dasar rumusan strategi pembangunan
ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian dalam
suatu perekonomian. Terdapat dua jenis keterkaitan yaitu keterkaitan ke depan
(forward linkage) yang berarti peningkatan output suatu sektor tertentu akibat
permintaan akhir yang selanjutnya output tersebut akan didistribusikan ke sektorsektor lainnya. Sedangkan keterkaitan ke belakang (backward lingkage)
menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri terhadap total pembelian input
yang digunakan untuk proses produksi.
Keterkaitan langsung antar sektor perkonomian dalam pembelian dan
penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien teknis langsung. Sedangkan
keterkaitan langsung dan tidak langsung ditunjukkan oleh matriks kebalikan
Leontief. Matriks Kebalikan Leontief ( a ) disebut koefisien keterkaitan karena
lnengandung informasi yang penting tentang struktur perekonomian yang
dipelajari dengan menggunakan tingkat keterkaitan antar sektor.
Keterkaitan ke belakang dan ke depan dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam:
1. Keterkaitan Langsung ke Depan, akibat suatu sektor tertentu yang
dikarenakan penggunaan sebagian output sektor tertentu tersebut secara
langsung.
2. Keterkaitan Langsung ke Belakang, akibat suatu sektor tertentu yang
dikarenakan penyediaan input dari sektor lain secara langsung.
3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan, akibat suatu sektor
tertentu yang dikarenakan penggunaan sebagian output sektor tertentu
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang, akibat suatu
sektor tertentu yang dikarenakan penyediaan input dari sektor lain baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2.3.2 Analisis Dampak Penyebaran
Analisis dampak penyebaran ini terbagi menjadi dua yaitu koefisien
penyebaran dan kepekaan penyebaran. Koefisien penyebaran menunjukkan
kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor hulunya.
Koefisien penyebaran ini disebut juga indeks daya penyebaran ke belakang.
Sedangkan kepekaan penyebaran menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk
mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Kepekaan penyebaran ini disebut indeks
daya penyebaran ke depan.
2.3.3. Analisis Angka Pengganda (Mt~ltiplier)
Analisis multiplier dapat dibagi menjadi tiga, yaitu multiplier output tipe I
dan tipe 11, multiplier pendapatan tipe I dan tipe I1 dan multiplier tenaga kerja tipe
I dan tipe I1 (Nazara, 2005).
a. Multiplier Output Tipe I (Biasa)
Analisis multiplier output tipe I digunakan untuk menganalisis bagaimana
pengaruh permintaan akhir terhadap output baik secara langsung dan tidak
langsung dalam perekonomian suatu wilayah.
b. Multiplier Output Tipe I1 (Total)
Analisis multiplier output tipe I1 digunakan untuk menganalisis bagaimana
pengaruh permintaan akhir terhadap output baik secara langsung dan tidak
langsung dengan menambahkan efek induksi rumah tangga dalam perekonomian
suatu wilayah.
c. Multipler Pendapatan Tipe I (Biasa)
Analisis multiplier pendapatan tipe I digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap peningkatan pendapatan seluruh
sektor baik secara langsung dan tidak langsung dalam perekonomian suatu
wilayah.
d. Multipler Pendapatan Tipe 11 (Total)
Analisis multiplier pendapatan tipe I1 digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap peningkatan pendapatan seluruh
sektor baik secara langsung dan tidak langsung dengan menambahkan efek
induksi rumah tangga dalam perekonomian suatu wilayah.
e. Multiplier Tenaga Kerja Tipe I (Biasa)
Analisis multiplier tenaga kerja tipe I digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap perubahan kesempatan kerja yang
terjadi di seluruh sektor baik secara langsung dan tidak langsung dalam
f. Multiplier Tenaga Kerja Tipe I1 (Total)
Analisis multiplier tenaga kerja tipe I1 digunakan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh permintaan akhir terhadap perubahan kesempatan kerja yang
terjadi di seluruh sektor baik secara langsung dan tidak langsung dalam
perekonomian suatu wilayah dengan menambahkan efek induksi rumah tangga
dalam perekonomian suatu wilayah.
2.4. Konsep dan Definisi
Berdasarkan tabel 1-0 DKI Jakarta tahun 2000 terdapat beberapa konsep
dan definisi dari analisis Input-Output yang dijadikan dasar penelitian.
2.4.1. Output
Pengertian output dalam tabel 1-0 merupakan output domestik, yaitu nilai
dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi di dalam negeri
atau domestik tanpa membedakan asal-usul pelaku produksinya. Pelaku
merupakan perusahaan dan perorangan dalam negeri atau perusahaan atau
perorangan asing. Jika unit usaha yang produksinya berupa barang, maka output
merupakan hasil perkalian kuantitas produksi barang yang bersangkutan dengan
harga produsen per unit barang tersebut. Namun, jika usaha yang bergerak
dibidang jasa, maka ouput merupakan nilai yang diterima dari jasa tersebut.
2.4.2. Transaksi Antara
Transaksi antara adalah transaksi yang terjadi antara sektor yang berperan
sebagai konsumen dan produsen. Isian sepanjang baris dalam transaksi antara
memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan input
sektor-sektor lain untuk keperluan produksi, yang kita sebut sebagai permintaan
antara. Pada isian sepanjang kolom menunjukkan input barang dan jasa yang
digunakan dalam proses produksi suatu sektor, yang disebut sebagai input antara.
2.4.3. Permintaan Akhir
Permintaan akhir merupakan permintaan atas barang dan jasa untuk
keperluan konsumsi, bukan untuk proses produksi. Yang termasuk dalarn
permintam akhir adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan
ekspor.
a). Pengeluaran Rumah Tangga
Merupakan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga untuk semua barang
tahan lama dan tidak tahan lama kecuali pembelian rumah tempat tinggal.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup konsumsi yang dilakukan di
luar negeri maupun di dalanl negeri.
b). Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup semua pengeluaran barang dan
jasa untuk pelaksanaan kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan,
baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pengeluaran pemerintah dapat berupa belanja pegawai, pembelian peralatan
militer dan juga pengeluaran untuk pembangunan.
c). Pembentukan Modal Tetap
Meliputi pengadaan, pembuatan atau pelnbelian barang-barang modal baru
baik ekspor maupun impor,