Strategi Keunggulan Bersaing Melalui Orientasi Pasar Dan Jiwa Kewirausahaan Pada Sentra Industri Kaos Suci Bandung

(1)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar

2.1.1.1 Pengertian Orientasi Pasar

(Kotler dan Armstorng, 2009) Orientasi pasar ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran lebih efektif dan efisien dari pada pesaing untuk menentukan pemenuhan tujuan perusahaan.

Kohli dan Jaworski (1990) seperti dikutip Alam (2013) mendefinisikan orientasi pasar sebagai pengumpulan secara luas intelejen pasar yang berkaitan dengan kebutuhan pelanggan sekarang atau masa mendatang, penyebarluasan intelejen diantara departemen-departemen, respon dan organisasi terhadap. intelejen tersebut

Francine K. Schlosser and Rod B. McNaughton (2004) menyatakan bahwa; Orientasi pasar merupakan isu penting dan substansial dalam literatur pemasaran. Sebagian besar peneliti pemasaran mendukung pandangan bahwa orientasi pasar secara positif terkait dengan kinerja perusahaan. Pasar orientasi jelas memberikan kontribusi keuntungan kompetitif perusahaan.

Kotler (2005) mendefinisikan pasar merupakan proses manajerial untuk mengembangkan dan memelihara antara tujuan organisasi,keahlian dan sumber daya serta perubahan-perubahan dalam kesempatan pasar.


(2)

Craven and Piercy, (2009) Orientasi pasar adalah perspektif komersial yang membuat pelanggan sebagai titik fokus dari total operasi perusahaan.

Dari berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa orientasi Pasar adalah strategi perusahaan untuk masuk kedalam pasar tertentu yang mana didalamnya terdapat kegiatan kegiatan yang tergantung pada tujuan perusahaan itu sendiri.

2.1.1.2 Indikator Orientasi Pasar

Menurut Craven and Piercy, (2009) Orientasi pasar diantaranya membutuhkan:

a. Orientasi pelanggan

Pemahaman perusahaan terhadap target buyer sehingga dapat menciptakan superior value kepada mereka secara terus menerus. Untuk itu dibutuhkan pemahaman pemasar terhadap keseluruhan rantai nilai konsumen, tidak hanya saat ini tetapi juga dalam perkembangannya seiring dinamika kondisi internal pasar. Melalui orientasi pelanggan perusahaan berusaha memahami pelanggannya sekarang maupun pelanggan potensial di masa depan serta apa yang dapat ditawarkan untuk memuaskan keinginan tersebut sekarang atau di masa depan.

b. Orientasi pesaing

sebagai pemahaman akan kekuatan dan kelemahan jangka pendek serta kapabilitas dan strategi jangka panjang dari para pesaing yang ada maupun pesaing potensial. Penerapan orientasi pesaing mempunyai dua tujuan,


(3)

yaitu dalam jangka pendek perusahaan berusaha memahami kekuatan dan kelemahan baik dari pesaing sekarang atau pesaing yang potensial dimasa mendatang. Sedangkan dalam jangka panjang perusahaan harus mengerti kapabilitas dan strategi apa yang mereka gunakan. Melalui orientasi pasar ini perusahaan berusaha untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu siapa saja pesaing perusahaan, teknologi seperti apakah yang dipakai oleh pesaing, dan apakah pesaing mewakili sebuah alternatif yang menarik dari sudut pandang target costumer.

c. Koordinasi antar fungsi

merefleksikan pendayagunaan secara terkoordinasi dari seluruh sumber daya yang ada dalam perusahaan dalam rangka menciptakan superior costumer value bagi pembeli sasaran.Untuk dapat memberikan respon yang tepat kepada pelanggan dibutuhkan adanya koordinasi pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan antar berbagai departemen, koordinasi dalam rangka integrasi sumber daya tersebut terkait erat dengan orientasi pelanggan dan pesaing.

2.1.1.3 Karakteristik Strategi Orientasi Pasar

Cravens Dan Piercy (2006: 7) Mengidentifikasi karakteristik strategi berbasis pasar atau strategi berdasarkan pasar mencakup menjadi berorientasi pasar:

a. Meningkatkan kemampuan khas


(4)

c. Mencapai kinerja yang unggul

2.1.2 Jiwa Kewirausahaan

Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3) wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul.

Suryana (2003) Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif.

Longenecker (2001) dalam Dalimunthe (2002) wirausaha adalah sebagai kemampuan untuk melihat adanya suatu peluang dengan keberanian tertentu untuk merubahnya menjadi suatu yang bernilai dengan cara pengarahan ide yang kreatif dan inovatif serta berani menangung resiko.

Dari berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Jiwa kewirausahaan adalah jiwa kewirausahaan mempuyai jiwa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan mempuyai ide-ide yang wawasan lebih luas untuk menjadikan perusahaan yang unggul.

2.1.2.1 Indikator Jiwa Kewirausahaan

Adapun aspek-aspek kejiwaan yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha adalah sebagai berikut yang penulis kutip dan


(5)

bahas berdasarkan pendapat Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :

a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)

Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.

b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)

Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.

c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan) Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur


(6)

menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.

d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan)

Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.

Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.

e. Suka tantangan

Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Apa yang menyebabkan mereka hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer? Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat


(7)

mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ? “Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausah ?” Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.

2.1.2.2 Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan 1. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha

Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anak-anak yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa seseorang menjadi pengusaha karena memang bapakibunya, kakek-neneknya, dan sebagian besar keluarganya adlah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini menurut hemat penulis merupakan pemikiran yang keliru.

Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang lahir dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha. Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia


(8)

wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:

a. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan

b. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita

c. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan

d. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita. Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha.


(9)

2.1.3 Keunggulan bersaing

Kotler dan Armstrong (2003) mendefinisikan keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi.

Porter (2004) keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa adanya perluasan dan kemakmuran yang hebat mengakibatkan banyak perusahaan kehilangan pandangan mengenai keunggulan bersaing dalam upaya perjuangan untuk lebih berkembang dalam mengejar diversifikasi.

Best (2000: 143) mendefinsikan keunggulan bersaing sebagai keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan lebih besar, melalui harga lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan dengan penetapan harga yang Iebih tinggi.

Keunggulan bersaing merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan Bharadwaj et al dalam Sensi Tribuana Dewi (2005;133). Sedangkan menurut Porter (1994) dalam Suparyadi (2003: 146) “keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan cara memandang sebuah perusahaan sebagai suatu keseluruhan, tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu, yaitu berbagai aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya.


(10)

Dari berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Keunggulan bersaing adalah suatu strategi melalui keunggulan bersaingyang mempunyai kualitas dan harga dengan menyampaikan pelanggan atau pesaing di perusahan.

2.1.3.1 Indikator Keunggulan Bersaing

Dalam penelitian yang telah dilakukan Droge dan Vickery (1994) dalam Sensi Tribuana Dewi (2006 : 27) ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing yang dikemukakan oleh Droge dan Vickery (1994) dalam Sensi Tribuana Dewi (2006 : 27), yaitu :

1. Keunikan produk

Adalah keunikan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan perusahaan sehingga membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran. Sebagai sebuah terobosan yang dihasilkan perusahaan dalam menuangkan hasil ide-ide atau gagasan sehingga menciptakan sesuatu yang berbeda atau unik dari yang lain (pesaing) sehingga mampu memiliki daya tarik bagi pelanggan.

2. Kualitas produk

Adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan. Pintar dalam memilih bahan baku yang bermutu tinggi, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas atau lebih dibandingkan pesaing. 3. Harga bersaing

Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing di pasaran. Dengan terciptanya suatu produk yang


(11)

unik dan berkualitas, perusahaan harus bisa menyesuaikan harga supaya harga tersebut sesuai dengan daya beli pelanggan (terjangkau) dalam kata lain tidak membebankan pelanggan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Tahun Sumber Jurnal

Nama

Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 2012 Jurnal Orasi

Bisnis Edisi ke-VIII, November 2012 ISSN: 2085-1375 12 Heri Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Teknologi Dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Songket Skala Kecil Di Kota Palembang Variabel orientasi pasar dan inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing 1. sama-sama menggunakan variable Inovasi Produk dengan Keunggulan Bersaing 1.Tempat penelitian 2.Populasi dan Sampel 3.Variabel

2 2012 JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012 Perminas Pangeran Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan Dan Kinerja Keuangan Peng Embangan Produk Baru Usaha Mikro Kecil Dan Menengah menunjukkan bahwa orientasi pemasaran berpengaruh positif 1. sama-sama menggunakan variable 1.Tempat penelitian 2.Populasi dan Sampel 3.Variabel

3 2010 Volume 6. No. 2 Januari 2010 Jurnal Administrasi Bisnis Suratna Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Inkubator Bisnis

Oleh karena itu mempertegas pentingnya incubator bisnis dalam menge mbangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa.

Sama–sama menggunakan variabel jiwa kewirausahaan sebagai variabel independennya Model Inkubator bisnis

memiliki efek positif yang signifikan terhadap jiwa kewirausahaan. 4 2013 Jurnal

Manajemen Agribisnis Vol.1, No. 2, Oktober NLP. RIA NURLIN A, 1.N.SUP ARTA Lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, dan Rahasia Variable Jiwa kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap

Sama – sama menggunakan Jiwa Kewirausahaan sebagai salah Tidak menggunakan variabel dependen


(12)

2013 ISSN: 2355 -0759 2.N.SUTJ IPTA Jiwa Kewirausahaan sebagai Landasan Strategi Diferensiasi, serta Pengaruhnya terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Tanaman Hias di Kota Denpasar keberhasilan dikabupaten tabanan satu variabel independen dalam penelitian

5 2014 Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407 -6171 1. Delli Maria 2.Taufik Peningkatan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa Melalui Pendekatan Sosiodemografi, Sikap Dan Kondisi Kontekstual Mahasiswa Pts Di Kota Bandar Lampung Variable Jiwa kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap pendekatan Sama sama menggunakan varibale independen Jiwa kewirausahaan Mengunakan peningkatan jiwa kewirausahaan sebagai variable dependen

6 2014 Vol.2 No.3 ISSN 2303 -1174 1.Cynthia Vanessa Djodjobo 2.Hendra N. Tawas Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk, Dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning Di Kota Manado

Variabel orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing Sama-sama Menggunakan variable Inovasi produk dan keunggulan bersaing

Menggunakan variabel dependen.

7 2012 Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 94–100 ISSN 2303 -1001 drianty, H. Djabir Hamzah, Indrianty Sudirman Pengelolaan Modal Intelektual Dalam Rangka Peningkatan Keunggulan Bersaing Pada Pt.Telkomsel Regional Ix Makassar Variabelnya positif langsung dan tidak langsung

Sama–sama menggunakan independen dan dependen

8 2012 Jurnal teknik dan

Menejemen industri volume 7 No. 1 Juni

Trifandi Lasalewo Faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing industri di gorontalo Urutan variable penting tersebut variable competitive priorities keunggulan bersaing harus diperhatikan menggunakan variabel konstruk dominan 1 tempat penelitian 2 variabel


(13)

2.2 Kerangka Pemikiran

Perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai dasar dalam penyusunan strategi bagi masing – masing unit bisnis dalam organisasi, dan menentukan keberhasilan perusahaan.

Dengan dimilikinya Seseorang jiwa kewirausahaan yang telah memutuskan untuk menjadi pelaku usaha meskipun dalam skala kecil dapat disebut sebagai wirausahawan. Sebagai seorang pelaku usaha atau wirausahawan, maka ia perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menyaksikan seorang wirausahawan terjadi dengan sendirinya dan kemudian sukses yang baik dari pelaku bisnis, maka perusahaan tersebut dianggap mampu berkembang.

Untuk mencapai strategi keunggulan bersaing yang lebih efektif maka Perusahaan harus meraih keunggulan bersaing dengan perusahaan lain yang menawarkan produk, pesaingnya akan menimbulkan nilai negatif pada produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan sehingga pelanggan akan beralih ke produk perusahaan terhadap pihak lain yang mana peneliti mengambil tempat penelitian di Sentra industri kaos di kawasan suci bandung.

2.2.1 Hubungan Orientasi pasar dengan keunggulan bersaing

Bahwa orientasi pasar merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan sejalan dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan dalam kebutuhan pelanggan dimana perusahaan menyadari bahwa mereka harus selalu dekat dengan pasarnya. Oreintasi pasar merupakan budaya bisnis di mana organisasi


(14)

mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Uncles (2000) mengartikan orientasi pasar sebagai suatu proses dan aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan dan pemuasan pelanggan dengan cara terus menilai kebutuhan dan keinginan pelangan. Hasil tersebut memperluas kajian yang dikemukakan oleh Dewi (2006) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing. Zhou, et al (2009) menunjukkan bahwa semakin besar orientasi pelanggan, semakin banyak perusahaan yang mampu mengembangkan keunggulan kompetitif berdasarkan inovasi dan diferensiasi pasar. Suhendri (2009) menunjukan bahwa orientasi pasar, kualitas sumber daya manusia dan manajemen wilayah pemasaran dapat menciptakan keunggulan kompetitif.

2.2.2 Hubungan Jiwa Kewirausah dengan Keeunggulan bersaing

Gomez,et al., (2007) merupakan penelitian eksplorasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif), sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang mengkaji keterkaitan rahasia jiwa kewirausahaan dengan keunggulan bersaing.

Dalam kajian lebih lanjut, tidak adanya pengaruh rahasia jiwa kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing mungkin disebabkan upaya inovatif, kreatif dan keberanian belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh pengusaha tanaman hias. Hal ini terbukti dari hasil wawancara yang diperoleh bahwa umumnya inovasi dan kreativitas yang dilakukan pengusaha cenderung mengikuti produk tanaman hias pesaing yang paling laku terjual. Kondisi ini akan memfokuskan pengusaha untuk berupaya menghasilkan beraneka ragam varietas


(15)

tanaman hias yang sama dengan pesaing, dan upaya-upaya dilakukan pengusaha ini cenderung mengabaikan kualitas yang merupakan unsur paling penting dalam keunggulan kompetitif. Selain itu,upaya-upaya yang dilakukan menandakan kurang beraninya pengusaha tanaman hias untuk menerima tantangan dan risiko dalam kegiatan usahanya.

Dari berbagai hubungan antar variabel diatas, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Orientasi Pasar  orientasi

pelanggan  Orientasi Pesaing  koordinasi antar

fungsi Craven and Piercy, (2009)

Keunggulan bersaing  Keunikan Produk  Kualitas Produk  Harga Saing

Bharadwaj et al dalam Sensi Tribuana Dewi (2005;133). Jiwa Kewirausahaan

 Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)

 Berinisiatif (energik dan percaya diri)

 Memiliki motif berprestasi  Memiliki jiwa

kepemimpinan  Suka tantangan Suryana( 2003)


(16)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Adapun hipotesis yang peneliti simpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Orientasi pasar sentra industri kaos Suci Bandung belum tepat 2. Jiwa Kewirausahaan Sentra Industri kaos Suci Bandung sudah kuat 3. Strategi keunggulan bersaing di Sentra Industri Bandung kuat

4. Strategi keunggulan bersaing dipengaruhi oleh Orientasi pasar dan Jiwa Kewirausahan


(17)

29 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2006:13) mendefinisikan objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).”

Sedangkan menurut I Made Wirartha (2006:39) pengertian objek penelitan adalah : “Objek penelitian (variabel penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah semua hal yang yang dapat menunjang untuk menentukan sasaran yang ingin dicapai yang berupa data yang digunakan untuk suatu hal tertentu.

Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari penelitian ini adalah sentra industri kaos suci bandung. Objek penelitian yang digunakan penulis dalam memenuhi tugas akhir ini adalah Strategi keunggulan bersaing melalui Orientasi Pasar dan Jiwa kewirausahaan. Penelitian ini dilakukan di sentra industri kaos suci bandung.

Alasan penulis memilih sentra industri kaos suci bandung adalah untuk mengetahui strategi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain, serta


(18)

untuk menilai Strategi keunggulan bersaing melalui Orientasi Pasar dan Jiwa kewirausahaan dan di sentra industri kaos suci Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang akan diteliti penulis dalam menyelesaikan sebuah penelitian.

Pengertian objek penelitian menurut I Made Wirartha (2006:39) adalah “Objek penelitian (variable penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.” .

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah semua hal yang yang dapat menunjang untuk menentukan semua hal yang dibutuhkan oleh penulis tentang permasalahan yang menyangkut variabel dalam menunjang penulis dalam menyelesaikan suatu penelitian. Dan yang menjadi objek penelitian yang digunakan penulis adalah Orientasi Pasar sebagai variabel independent (X1) dan Jiwa kewirausahaan sebagai variabel independent (X2) serta

Keunggulan bersaing sebagai variabel dependent (Y)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.


(19)

Penjelasan proses penelitian menurut Sugiyono (2006:18), dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survei awal pada perusahaan, yang menjadi sumber masalah adalah. Orientasi pasar dan Jiwa Kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi


(20)

pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode


(21)

penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif.

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Pada penelitian ini untuk menguji adanya pengaruh Orientasi Pasar, dan Jiwa kewirausahaan (variabel X) terhadap Keunggulan bersaing (variabel Y) digunakan korelasi Rank Spearman.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(22)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian

Metode yang

digunakan Unit Analisis

Time Horizon

T – 1 Descriptive Descriptive dan Survey

Sentra Industri kaos suci Bandung

Cross Sectional

T – 2 Descriptive Descriptive dan Survey

Sentra Industri kaos suci Bandung

Cross Sectional

T – 3 Descriptive Descriptive dan Survey

Sentra Industri kaos suci Bandung

Cross Sectional

T – 4-5 Descriptive & Verifikatif

Descriptive dan eksplanatory Survey

Sentra Industri kaos suci Bandung

Cross Sectional

(Sumber: Umi Narimawati, 2008)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian penulis yaitu Strategi keunggulan bersaing melalui Orientasi Pasar dan Jiwa Kewirausahaan,dengan variabel-variabel yang diteliti dapat menjadi 2, yaitu :

1. Variabel bebas/Independent ( Variabel X )

Sugiyono (2008: 39) mendefinisikan tentang variabel bebas sebagai berikut :

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”. Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah, Orientasi Pasar dan Jiwa kewirausahaan.

2. Variabel tidak bebas/dependent ( Variabel Y )

Sugiyono (2008: 40) mendefinisikan variabel terikat sebagai berikut: “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam hal ini


(23)

variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah ???.

Selengkapnya dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel operasionalisasi variabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator Ukuran No

Kuesioner Skala Orientasi pasar (X2) Craven and Piercy, (2009) Orientasi pasar adalah perspektif komersial yang membuat pelanggan sebagai titik fokus dari total operasi perusahaan  Orientasi Pelanggan  Tingkat pelanggan untuk memuaskan keinginan 1 Ordinal  Orientasi Pesaing

 Tingkat kekuatan pesaing dan strategi yang dikembangkan

2

 koordinasi antar fungsi

 Tingkat

koordinasimenca pai tujuan dalam menciptakan nilai pelanggan 3 Jiwa Kewirausahaan (X2) Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses Suryana( 2003)

 Percaya diri - Keyakinan

 Tingkat percaya diri untuk mencapai target

4

Ordinal  Berinisiatif

- Ide baru

 Tingkat Inisiatif tinggi

5  Motif berprestasi

-Kepuasan produk

 Tingkat motif berprestasi dalam bentuk

melakukan sesuatu

6

 Memiliki jiwa kepemimpinan -Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan  Tingkat keberanian pemilik usaha dalam menghadapi sesuatu walaupun penuh resiko 7


(24)

 Suka tantangan - Kualitas

 Tingkat variasi pekerjaan dan perubahan 8 Keunggulan Bersaing (Y) Keunggulan bersaing merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Bharadwaj et al dalam Sensi Tribuana Dewi (2005;133).

 Keunikan Produk  Tingkat ke-khas-an Produk

9

Ordinal  Kualitas Produk  Tingkat bahan

yang digunakan

10

 Harga Saing - Harga

 Tingkat harga yang kesesuaian

11

Sumber : data yang diolah 2015

3.2.3 Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekumpulan objek yang bukan hanya orang tetapi juga benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek.

Definisi populasi menurut Nazir adalah :

“Kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri yang telah ditetapkan” (Nazir ,1998 :32).


(25)

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemilik usahanya Sentra Industri kaos Suci di Bandung sebanyak 457 Pemilik usaha.

3.2.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Adapun definisi sampel menurut Sugiyono adalah :

”Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi, meskipun jumlah sampel relatif kecil tetapi harus dapat mewakili ciri-ciri dan sifat-sifat keseluruhan populasi”.(Sugiyono ,2003 : 74)

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah metode sampling, yaitu suatu metode yang memilih sebagian dari populasi untuk dijadikan data yang akan diolah untuk penelitian.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mengetahui populasinya, maka digunakan teknik sampling simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pengambilan

sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Rumus yang digunakan adalah pendapat Slovin yang dikutip dari Drs.HuseinUmar ( 2003:146 )yaitu:


(26)

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

e = Persentase kelonggaran

Dari jumlah populasi ( N ) yang terdiri dari 457 orang, maka jumlah sampel penelitian (n) atau responden yang harus diambil berdasarkan dengan tingkat persentase kelonggaran sebesar 5% adalah sebagai berikut :

457

Jadi untuk menghindari kebiasan dalam penyebaran angket, maka dipilih 82 orang untuk menjadi responden.

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan oleh peneliti ada dua jenis, yaitu :

1. Data primer, yaitu merupakan data informasi yang diperoleh pengamatan langsung pada pelanggan yang menjadi objek penelitian.

2. Data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, buku-buku, laporan-laporan ilmiah.

2

1

N n

Ne

 

n=

1 + (457 x0,01)2


(27)

3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah : 1. Studi Pustaka ( Library Research )

Yaitu mengumpulkan data dan mempelajari atau membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh landasan teori – teori yang dapat menunjang penelitian. Sehingga penelitian yang dilaksanakan mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang.

2. Studi Lapangan ( Field Research )

Dalam teknik ini peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang diperlukan. Adapun studi lapangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan langsung terhadap objek penelitian dengan mengunjungi perusahaan. Data atau informasi yang diperoleh didapat secara langsung dari sumber–sumber tertulis yang diberikan perusahaan.Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk melengkapi data yang diperlukan serta membandingkan keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan ketepatan data yang ada diperusahaan.


(28)

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang dalam bidang yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sehingga memperoleh data – data yang diperlukan. c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan dan menganalisa data – data penting tentang orientasi pasar, jiwa kewirausahaan, dan strategi keunggulan bersaing

3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis

Pada dasarnya rancangan analisis data yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006:13), data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Sementara untuk data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring). Analisis kualitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah satu, dua dan tiga, yaitu mengenai Orientasi Pasar, dan Jiwa Kewirausahaan serta Keunggulan Bersaing dengan cara mengelompokan data, ditabulasikan, kemudian diberikan penjelasan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang keempat, yaitu untuk mengetahui seberapa besar Strategi keunggulan bersaing melalui Orientasi Pasar dan Jiwa Kewirausahaan Sentra Industri Kaos suci di kawasan bandung.

Untuk mengungkap aspek-aspek atau variabel-variabel yang diteliti, diperlukan suatu alat ukur atau skala tes yang valid dan dapat diandalkan, agar kesimpulan penelitian tidak akan keliru dan memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Suatu instrumen ukur yang tidak


(29)

valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes tersebut. Untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat ukur penelitian ini, yaitu kuesioner.

Sugiyono (2004:110) menyatakan bahwa dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

3.2.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya.

Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah “Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extend that a test measures what the

researcher actually wishes to measure”.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.


(30)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi person product moment.

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2009:134), item yang mempunyai korelasi yang positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan item tersebut mempunyi validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3

Berdasarkan dari pernyataan tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan kuesioner mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300

apabila alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria :

 r hitung< r kritis maka tidak valid  r hitung> r kritis maka valid

peneliti. Berikut hasil uji validitas dari tiap variabel dalam penelitian ini

3.2.5.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Pasar

Berikut adalah hasil uji validitas mengenai variabel orientasi pasar dalam penelitian ini.


(31)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Pasar

Sumber: Data Diolah 2015

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh nilai Cronbach Alpha If Item Deleted variabel orientasi pasar melebihi titik rkritis yaitu sebesar 0,300. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan kuesioner dalam variabel ini valid.

3.2.5.1.2 Hasil Uji Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan

Berikut adalah hasil uji validitas mengenai variabel jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan


(32)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh nilai Cronbach Alpha If Item Deleted variabel jiwa kewirausahaan melebihi titik rkritis yaitu sebesar 0,300. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan kuesioner dalam variabel ini valid.

3.2.5.1.3 Hasil Uji Validitas Variabel Keunggulan Bersaing

Berikut adalah hasil uji validitas mengenai variabel keunggulan bersaing dalam penelitian ini

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Keunggulan Bersaing Item total Statistics

Scale Mean if item Deleted

Scele Variance if item deleted

Corrected item-Total Correlation

Cronbach’s Alpha if item Deleted VAR00001 17.5976 10.935 .393 .858 VAR00001 17.4634 9.807 .571 .827 VAR00001 17.4268 9.359 . .687 .803 VAR00001 17.5122 9.586 .702 .801 VAR00001 17.4268 9.359 .687 .803 VAR00001 17.5122 9.586 .702 .801

Sumber: Data Diolah 2015

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh nilai Cronbach Alpha If Item Deleted variabel keunggulan bersaing melebihi titik rkritis yaitu sebesar 0,300. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan kuesioner dalam variabel ini valid.

3.2.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Saifuddin Azwar (1999:158), tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (alpha cronbach). Walaupun secara teori besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara


(33)

pernah dicapai dalam suatu pengukuran karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial.

Koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), tetapi dalam pengukuran reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien reliabilitas yang positif. Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach :

Dimana :

α = koefisien reliabilitas

r = rata-rata korelasi antara faktor pembentuk sub variabel k = jumlah faktor yang membentuk sub variabel

Untuk menghitungnya menggunakan bantuan SPSS 21 for windows, bila koefisien reliabilitas telah dihitung, setelah itu dibuat hipotesis :

Ho : Instrument penelitian tidak reliabel Ha : Instrument penelitian reliabel

Dengan ketentuan : Jika r Alpha > r tabel maka Ho ditolak Jika r Alpha < r tabel maka Ho diterima. 3.2.5.2.1 Hasil Uji Reliabilitas

Berikut adalah hasil uji realibilitas yang dilhitung dengan software SPSS dari setiap variabel dalam penelitian ini.


(34)

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha rkritis

Orientasi Pasar (X1) 0,700

Jiwa Kewirausahaan (X2) 0,700

Keunggulan Bersaing (Y) 0,700

Sumber : Data Diolah 2015

3.2.6 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis 3.2.6.1 Rancangan Analisis

3.2.6.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif

Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.


(35)

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.

Sumber: Umi Narimawati (2007:84)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.5 sebagai berikut

Tabel 3.7

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik 2 36.01 - 52.00 Kurang Baik 3 52.01 - 68.00 Cukup 4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

Skor actual

% Skor = x 100%


(36)

3.2.6.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui

Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan

analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval


(37)

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1

Untuk mengetahui Strategi keunggulan bersaing melalui antara Orientasi Pasar dan Jiwa Kewirausahaan dalam hal ini adalah karyawan di digunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).

2. Analisis Regresi

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:

Dimana :

Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen Α = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor


(38)

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Orientsi Pasar (X1) dan Jiwa kewirausahaan (X2), sedangkan variabel dependen adalah Keunggulan Bersaing (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya.

Y = α + β1X1 + β 2X2 + e Dimana:

Y = Keunggulan Bersaing

α = Konstanta dari persamaan regresi

β1 = Koefisien regresi dari variable X1, Orientasi Pasar β2 = Koefisien regresi dari variable X2, Jiwa kewirausahaan X1 = Orientasi Pasar

X2 = Jiwa Kewirausahaan

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya

pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression)


(39)

sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi.Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

b. Uji Multikolinier

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak

terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar, yang mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance


(40)

Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003: 362), jika nilai VIF

nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya


(41)

autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W). Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

a. jika D-W < dLatau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi.

b. Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi.

c. Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤dU atau 4 –dU ≤ D-W ≤ 4-dL.

Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test.

4. Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:49) pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

Dimana: -1 ≤ r ≤ +1 r = koefisien korelasi

x = Orientasi Pasar , Jiwa Kewirausahaan y = Keunggulan Bersaing

n = jumlah responden


(42)

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel 3.6 dibawah ini.

Tabel 3.8

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan) 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.80 Cukup tinggi 0.81 – 1 Korelasi tinggi

Sumber: Syahri Alhusin, 2003 : 157

5. Analisis Koefisien Determinasi

Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2).Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot .

% 100

2

x r Kd Dimana:

d : Koefisien determinasi r : Koefisien Korelasi


(43)

3.2.6.2 Pengujian Hipotesis

H1 :< 68 : Orientasi pasar Sentra Industri kaos suci Bandung belum tepat H2 :> 68 : Jiwa Kewirausahaan Sentra industri kaos suci Bandung sudah kuat H3 :>68 : Strategi keunggulan bersaing di sentra industri kaos suci Bandunng

sudah kuat

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah Orientasi Pasar dan Jiwa Kewirausahaan terhadap Sentra Industri kaos suci di kawasan Bandung . Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

thitung(x_1,2 )=b_1,2/se(b_1,2 )

thitung diperoleh dari nilai koefisien regresi dibagi dengan nilai standar errornya.

b. Hipotesis

H01. β= 0, Tidak terdapat Pengaruh Orientasi terhadap Keunggulan bersaing karyawan di Sentral Industri Kaos .

H11. β ≠ 0, Terdapat Pengaruh Orentasi Pasar terhadap Keunggulan bersaing Sentral Industri Kaos.


(44)

H02. β = 0, Tidak terdapat Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keunggulan bersaing Sentral Industri Kaos.

H12. β ≠ 0,Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Sentral Industri Kaos.

c. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel( α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya diantara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1 :

Sumber: Sugiyono (2009:185) Gambar 3.1

Daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah peneriman H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

ttabel


(45)

118 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan dari bab sebelumnya, serta pembahasan yang disertai dengan teori dan konsep yang mendukung mengenai penelitian ini yang berjudul pengaruh orientasi pasar dan jiwa kewirausahaan terhadap keungulan bersaing pada sentra kaos suci Bandung, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut

1. Orientasi pasar yang didalamnya diukur melalui 3 indikator, yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi telah baik dilakukan oleh para pemilik usaha di sentra kaos suci Bandung. Dari ketiga indikator tersebut terdapat indikator dengan skor tanggapan responden yang tertinggi yaitu koordinasi antar fungsi. Hal tersebut berarti para pemilik usaha yang dijadikan responden telah baik dalam hal koordinasi dengan seluruh anggota organisasi, baik itu sesama pengusaha maupun karyawan yang bekerja dalam usahanya .Disamping itu adapula indikator yang memiliki skor terendah dalam variabel ini yaitu orientasi pelanggan, hal tersebut menjelaskan para pengusaha di sentra kaos suci Bandung belum maksimal dalam hal pengamatan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

2. Jiwa Kewirausahaan yang didalamnya diukur melalui 4 indikator, yaitu percaya diri, inisiatif, jiwa kepemimpinan dan suka tantangan telah


(46)

dimiliki oleh para pemilik usaha di sentra kaos suci Bandung. Dari keempat indikator tersebut terdapat indikator dengan skor tanggapan responden yang tertinggi yaitu suka tantangan. Hal tersebut berarti para pemilik usaha yang dijadikan responden telah memiliki jiwa yang suka tantangan untuk memperluas usahanya lebih lanjut .Disamping itu adapula indikator yang memiliki skor terendah dalam variabel ini yaitu percaya diri, hal tersebut menindikasikan para pengusaha di sentra kaos suci Bandung perlu lebih memaksimalkan kembali rasa percaya diri untuk memasarkan dan menjual produknya.

3. Keunggulan bersaing yang didalamnya diukur melalui 3 indikator, yaitu keunikan produk, kualitas produk dan harga besaing memiliki oleh para pemilik usaha di sentra kaos suci Bandung. Dari ketiga indikator tersebut terdapat indikator dengan skor tanggapan responden yang tertinggi yaitu harga yang bersaing. Hal tersebut berarti para pemilik usaha yang dijadikan responden berupaya terus menekan harga yang lebih rendah dibanding perusahaan lain agar dapat terus bersaing. Disamping itu adapula indikator yang memiliki skor terendah dalam variabel ini yaitu keunikan produk, hal tersebut menindikasikan para pengusaha di sentra kaos suci Bandung perlu lebih menciptakan kembali produk yang memiliki keunikan tersendiri yang tidak atau belum dimiliki oleh perusahaan lain.

4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa orientasi pasar dan jiwa kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan


(47)

bersaing. Hal ini didasarkan pada hasil uji verifikatif yang menunjukkan bahwa terdapat hunungan antara kedua variabel independen yaitu orientasi pasar dan jiwa kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing di sentra kaos Suci Bandung. Berdasarkan hasil uji kolerasi dapat dikatakan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap keunggulan bersaing jika dibandingkan dengan jiwa kewirausahaan dikarenakan keunggulan bersaing di sentra kaos Suci Bandung kebanyakan dibentuk oleh faktor – faktor pasar secara menyeluruh.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yang berjudul Pengaruh Orientasi Pasar dan Jiwa Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing di Sentra industri kaos suci Bandung, maka penulis memberikan sedikit masukan agar dapat diterima , yang antara lain adalah sebagai berikut :

1. Penerapan orientasi pasar di sentra kaos suci Bandung terbilang sudah baik, namun terlebih lagi hal yang disarankan untuk ditingkatkan oleh para pemilik usaha di sentra kaos suci Bandung adalah dengan peningkatan orientasi pelanggan yang dalam artian terus menganalisa bagaimana perubahan keinginan dan kebutuhan konsumen secara menyeluruh, sehingga mampu menaikan tingkat keunggulan bersaing perusahaan

2. Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh para pengusaha di sentra kaos suci Bandung terbilang sudah baik, namun terlebih lagi hal yang disarankan untuk ditingkatkan oleh para pemilik usaha di sentra kaos suci Bandung


(48)

adalah dengan peningkatan kepercayaan diri dalam memasarkan produknya kepada konsumen, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan

3. Keunggulan bersaing usaha di sentra kaos suci Bandung terbilang sudah baik, namun terlebih lagi hal yang disarankan untuk ditingkatkan oleh para pemilik usaha di sentra kaos suci Bandung adalah dengan peningkatan keunikan produk agar dapat menarik minat beli konsumen lebih banyak lagi terhadap produk yang dihasilkan

4. Pengaruh antara ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap keunggulan bersaing dan orientasi pasar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keunggulan bersaing, pada saat inilah para pemilik toko disentra kaos suci Bandung lebih dapat membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan agar keunggulan bersaing usaha dapat terus tinggi dan maksimal

Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut lagi untuk melihat hasil – hasil lain yang mempengaruhi keunggulan bersaing pada sentra kaos suci Bandung.


(49)

ORIENTATION AND SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP IN THE INDUSTRIAL CENTERS OF THE SACRED SHIRT BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Manajemen

Oleh :

Nova Dharmala

NIM : 21211038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(50)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... xiv DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR LAMPIRAN ... xxi BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 8 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8 1.2.2 Rumusan Masalah ... 9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9 1.3.1 Maksud Penelitian ... 9 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9 1.4 Kegunaan Penelitian... 10 1.4.1 Kegunaan Akademis ... 10


(51)

x

1.4.2 Kegunaan Praktisi ... 11 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11 1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11 1.5.2 Waktu Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13 2.1.1 Orientasi Pasar ... 13 2.1.1.1 Pengertian Orientasi Pasar ... 13

2.1.1.2 Indikator Orientasi Pasar ... 14 2.1.1.3 Karakteristik Strategi Orientasi Pasar ... 15 2.1.2 Jiwa Kewirausahaan ... 16 2.1.2.1 Indikator Jiwa kewirausan ... 16 2.1.2.2 Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan... 19 2.1.3 Keunggulan Bersaing ... 21 2.1.3.1 Indikator Keunggulan Bersaing ... 22 2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 23 2.2 Kerangka Pemikiran ... 25 2.2.1 Hubungan antara Orientasi Pasar dengan Keunggulan Bersaing... 25 2.2.2 Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dan Keunggulan Bersaing ... 26 2.3 Hipotesis ... 28


(52)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 29 3.2 Metode Penelitian... 30 3.2.1 Desain Penelitian ... 30 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 34 3.2.3 Metode Dan Penarikan Sampel ... 36 3.2.3.1 Populasi ... 36 3.2.3.2 Sampel ... 37 3.2.4 Jenis Dan Metode Pengumpulan Data ... 38 3.2.4.1 Jenis Data ... 38 3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 39 3.2.5 Metode Analisis Dan Perancangan Hipotesis ... 40 3.2.5.1 Uji Validitas ... 41 3.2.5.1.1Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Pasar ... 42 3.2.5.1.2Hasil Uji Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 43 3.2.5.1.3Hasil Uji Validitas Variabel Keunggulan Bersaing ... 44 3.2.5.2 Uji Reliabilitas ... 44

3.2.5.2.1 Hasil Uji Reliabilitas ... 45 3.2.6 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 46 3.2.6.1 Rancangan Analisis ... 46 3.2.6.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif ... 46 3.2.6.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 48 3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... 55


(53)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Perusahaan ... 58 4.1.1 Profil Perusahaan ... 58 4.1.2 Job Description Sentra Kaos Suci ... 60 4.1.3 Aktivitas ... 61 4.2 Karakteristik Responden ... 61 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62 4.3 Analisis Deskriptif ... 64 4.3.1 Hasil Orientasi Pasar ... 64 4.3.1.1Rekapitulasi Skor Variabel Orientasi Pasar ... 65 4.3.1.2Orientasi Pelanggan ... 66 4.3.1.3Orientasi Pesaing ... 70 4.3.1.4Koorinasi Antar Fungsi ... 74 4.3.2 Hasil Analisis Jiwa Kewirausahaan ... 78 4.3.2.1Rekapitulasi Skor Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 78 4.3.2.2Percaya Diri ... 79 4.3.2.3Inisiatif ... 83 4.3.2.4Jiwa Kepemimpinan ... 86 4.3.2.5Suka Tantangan ... 89 4.3.3 Hasil Analisis Keunggulan Bersaing ... 93 4.3.3.1 Rekapitulasi Skor Variabel Keunggulan Bersaing ... 93 4.3.3.2 Keunikan Produk ... 95


(54)

xiii

4.3.3.3 Kualitas Produk ... 98 4.3.3.4 Harga Yang Bersaing ... 101 4.4 Analisis Verifikatif ... 104 4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 105 4.4.1.1 Uji Normalitas ... 105 4.4.1.2 Uji Multikolinearitas ... 106 4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas... 107 4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 108 4.4.2.1 Analisis Korelasi ... 110 4.4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 111 4.4.3 Pengujian Hipotesis ... 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 118 5.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN


(55)

Lila Fitria Sari. 2013. Pengaruh Orientasi pasar dan kreativitas terhadap Kinerja Pemasaran pedagang pakaian jadi di pasar kliwon Kabupaten Kudus, Management Analysis Journal2(1).

Hartelina. 2013. Analisis tingkat Orientasi Pasar, Inovasi organisasi, pangsa Pasar dan Profitabilitas UKM di Kalimatan Tengah, ISSN : 1693-4474 Gusti Ruzayda Eka Hapsar, Djumilah Hadiwidjojo, Armanu. 2014. Pengaruh

pembelajaran Organisasional, Orientasi pasar dsn Inovasi Organisasi terhadap keunggulan bersaing (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Malang Raya, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 12, no 1.

Lisnawati. 2011. Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Distinctive Capabilty dan Implikasinya pada keunggulan bersaing UMKM Kota Bandung sebagai Industri Kreatif (Survei Pada empat Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung), Volume 10, Nomor 19.

Delli Maria, Taufik. 2014. Peningkatan Jiwa berwirausaha mahasiswa melalui pendekatan sosiodemografi, sikap dan kondisi kontekstual mahasiswa PTS di Kota Bandar Lampung, Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171.

Suratna. 2010. Pengembangan Jiwa kewirausahaan Mahasiswa melalui Inkubator bisnis , Volume 6. No. 2.

NLP. Ria Nurlina, N. Suparta, 2013. Lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, dan Rahasia Jiwa Kewirausahaan sebagai Landasan Strategi Diferensiasi, serta Pengaruhnya terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Tanaman Hias di Kota Denpasar.

Heri Setiawan. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Teknologi dan Inovasi Produk terhadap keunggulan bersaing usaha songket Skala kecil di kota Palembang.

Perminas Pangeran. 2012. Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keungan Pengembangan produk baru Usaha Mikro kecil dan menengah. JRMB, Volume 7, No.1.

Trifandi Lasalewo. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Bersaing Industri di Provinsi Gorontalo, Jurnal Teknik dan menejemen industri vol 7 no1.


(56)

Dyne V.L and Graham, J. W . 2008. “Organizational Citizenship Behavior” Construct Redention Measurement and Validation” Academy Management Journal

Kharisma Perdana.2011.Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Kinerja.Jurnal Bisnis No.3 Vol.3

Rahmi Yuliana.2013.Analisis Strategi Pemasaran Pada Produk Sepeda Motor Matik Berupa Segmentasi, Targeting, dan Positioning Serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Semarang.Jurnal STIE Semarang Vol.5 No.2

Maya Aryanti.2006.Manajemen Hubungan Pelanggan Guna Memperoleh Loyalitas Pelanggan Suatu Konsep.Jurnal Bisnis,Manajemen

Lamb, et . al. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT.Prehallindo

Wahyudiono.2010.Pengaruh Orientasi Pelanggan Dan Orientasi Pesaing Terhadap Inovasi Pasar Dan Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Di Surabaya.Ekuitas No.110

Luthfi.2013.Karakteristik Produk Rem Blok etalik Untuk Kereta Api Pada Industri Kecil.Jurnal Foundry Vol.3 No.2

Zhou J.S., Pillidge C.J., Gopal P.K., Gill H.S. 2005. Antibiotic susceptibilityprofiles of new probiotic Lactobacillus and Bifidobacterium strains.International Journal of Food Microbiology

Ferdinand,Augusty, 2003. Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Stratejik .Semarang. Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Iskandar, Alex. 2009. Pengaruh Keterampilan Mengajar Dalam Menjelaskan Dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Efektivitas Proses Belajar Mengajar: Studi Kasus Deskriptif Analisis terhadap Guru SMK Negeri 3 Bandung,

Mastuti & Aswi. 2008. 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.

Toto Tasmara.2004.Membudayakan Etos kerja Islami,Bandung : Gema Insani Harsono, Jusuf and Santoso, Slamet .2006. ETOS KERJA PENGUSAHA MUSLIM

PERKOTAAN DI KOTA PONOROGO (SPIRIT OF URBAN MOSLEM ENTREPRENEURS IN PONOROGO). humaniora, Edisi (Juni). pp. 115-125. ISSN 1411-5190


(57)

suksesEdisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat

Ade Gunawan, 2001. Menempatkan Posisi Dalam Persaingan. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Rachman, Soviadi Nor. 2006. Analisis Pengaruh Keunggulan Produk, Reputasi Perusahaan Dan Asosiasi Merek Terhadap Kesuksesan Produk Baru Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Kasus pada Outlet Penjualan Produk Telkomflexi di Semarang). Semarang : Magister Manajemen, Universitas Diponegoro

Latifa Dini Archam.2013. INTEGRASI KANSEI ENGINEERING DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK SHAMPO (Studi Kasus: Lusmas Fresh Milk Shampo) . Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Dyah Kusuma Wardani.2012. STRATEGI PENINGKATAN KuALITAS uNTuK PASAR INTERNASIONAL MELALuI PENERAPAN MANAJEMEN KuALITAS TOTAL: PEMBELAJARAN DARI PRODuK EDAMAME BEKU. Novita A.P. Silalahi.2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelanggan Berbelanja Produk Fresh Food di Tiara Dewata Denpasar. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol.1 No.2

Muhammad Robin.2012.Sikap Konsumen Terhadap Sepeda Motor Yamaha Mio Pada PT.Sabang Raya Motor Kota Jambi.Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

Bagas Prakoso. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi Pembelajaran mempengaruhi Kinerja Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi Vol.2 No.1

Porter, M. & Kramer, M. 2004. The Competitive advantage of corporate philanthropy, Harvard Business review, Vol.80/12, No.11, 56-58


(58)

(59)

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada kita sebagai hamba-Nya. Atas segala rahmat, karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini

Usulan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang SI pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia, dengan judul : “STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING MELALUI ORIENTASI PASAR DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN”.

Penulis menyadari dari perkembangan ilmu yang dinamis terus berkembang sehingga mengahasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini. Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam Usulan penelitian ini. Untuk itu, koreksi dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian kesempurnaan Usulan Penelitian ini.

Dalam penyusunan Usulan penelitian ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(60)

vii

4. Dr. Raeny Dwi santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Selaku Dosen Penguji I.

5. Trustorini Handayani, SE.,MSi selaku selaku Dosen Penguji II.

6. Dra. Rahma Wahdiniwayt., M.Si selaku dosen wali Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Teh maya dan teh hana selalu memberikan info penting kepada mahasiswa nya.

8. Kepala Badan kesatuan bangsa dan pemberdayaan masyarakat Kota Bandung dan Dinas Koperasi UKM dan perindustrian perdagangan sebagai pimpinan perusahaan yang telah memberikan pengarahan kepada penulis.

9. Papah, Mamah dan adik tercinta kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan dan dorongan yang telah diberikan akan mendapat balasan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah S.W.T.

10.Astri, Merisha, Boni, Tiara, Fadila sabahat yang selalu memberikan semangat dan memberikan dorongan. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh Allah SWT


(61)

viii

12.Mutiara N.M, Anif wahyuni temen seperjuangan di MN-2 dalam menyusun Skripsi saling membantu dan memberikan semangat.

Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Februari 2016 Penulis


(62)

COMPETITIVE ADVANTAGE STRATEGY THROUGH MARKET ORIENTATION AND SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP IN THE INDUSTRIAL

CENTERS OF THE SACRED SHIRT BANDUNG

NOVA DHARMALA

Universitas Komputer Indonesia www.Unikom.ac.id

ABSTRACT

The emergence of competition in the business world is unavoidable. With the competition, the company faced with the opportunities that come from outside or from within the country, for each company is required to always know and understand what is happening in the market and what the consumer desires are constantly changing. moreover, the company engaged in the sale of clothing in large quantities, then the assessment component of the market or market orientation, supported by an entrepreneurial spirit will enhance the company's competitive advantage of the company.

This research aims to determine the company's response regarding market orientation, entrepreneurship, competitive advantage and how big the influence of market orientation and entrepreneurial spirit to competitive advantage at the center of the Suci’s shirt Bandung as simultaneously or Persia.

The results of research show that the market orientation and entrepreneurship affect the competitive advantage. This is evident from the results of the analysis of verification in the form of multiple regression analysis, correlation, and determination. The orientation market and entrepreneurship increases, So the competitive advantage will decrease. The results indicate that the hypothesis of market orientation and entrepreneurship spirit affect the competitive advantage of both partial.

Keywords: market orientation, entrepreneurial spirit, a competitive advantage

I.Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era pertumbuhan saat ini, ekonomi kreatif semakin berkembang pesat, dilihat dari banyaknya permintaan masyarakat akan kebutuhan hidup. Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka perusahan dihadapkan pada berbagai peluang yang berasal dari luar maupun dari dalam negri, Untuk setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di pasar dan apa yang menjadi keingginan konsumen yang terus berubah.


(63)

memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan.

Seperti yang terjadi pada salah satu sentra UKM yang ada dikota Bandung yaitu sentra indutri kaos yang berada dikawasan Suci Bandung. Sentra UKM yang telah berdiri selama kurang lebih 20 tahun ini memiliki beragam UKM yang memproduksi kaos untuk dipasarkan kedalam maupun keluar Kota Bandung. Salah satu tujuan pasar dari Sentra Industri Kaos Suci yaitu beberapa kota di Jawabarat dan beberapa kota dari provinsi yang lain. Terletak di Jalan Surapati dan Jalan PHH. Mustofa, kecamatan Cibeunying Kidul, Bandung. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai macam jenis sablon kaos.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Orientasi Pasar di Sentra Industri Kaos Suci Bandung. 2. Bagaimana Jiwa Kewirausahaan di Sentra Industri Kaos Suci Bandung. 3. Bagaimana Strategi Keunggulan Bersaing di Sentra Kaos Suci Bandung. 4. Seberapa besar Strategi Keunggulan bersaing dipengaruhi oleh Orientasi

Pasar dan Jiwa kewirausahaan di sentra industri kaos Suci Bandung.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Dari penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama ini ke dalam dunia kerja, khususnya dalam Strategi Keunggulan bersaing melalui Orientasi Pasar dan Jiwa kewirausahaan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mengenai Orientasi Pasar di Sentra Industri Kaos Suci Bandung

2. Untuk mengetahui Jiwa Kewirausahaan di Sentra Industri Kaos Suci Bandung

3. Untuk mengetahui Strategi Keunggulan Bersaing di Sentra Industri Kaos Suci Bandung

4. Untuk mengetahui besarnya Strategi Keunggulan bersaing dipengaruhi oleh Orientasi pasar dan Jiwa Kewirausahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan bagi peneliti dan perusahaan.


(1)

19 Ferdinand,Augusty, 2003. Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Stratejik .Semarang. Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro Gusti Ruzayda Eka Hapsar, Djumilah Hadiwidjojo, Armanu. 2014. Pengaruh pembelajaran Organisasional, Orientasi pasar dsn Inovasi Organisasi terhadap keunggulan bersaing (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Malang Raya, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 12, no 1.

Hartelina. 2013. Analisis tingkat Orientasi Pasar, Inovasi organisasi, pangsa Pasar dan Profitabilitas UKM di Kalimatan Tengah, ISSN : 1693-4474

Heri Setiawan. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Teknologi dan Inovasi Produk terhadap keunggulan bersaing usaha songket Skala kecil di kota Palembang.

Harsono, Jusuf and Santoso, Slamet .2006. ETOS KERJA PENGUSAHA MUSLIM PERKOTAAN DI KOTA PONOROGO (SPIRIT OF URBAN MOSLEM ENTREPRENEURS IN PONOROGO). humaniora, Edisi (Juni). pp. 115-125. ISSN 1411-5190

Iskandar, Alex. 2009. Pengaruh Keterampilan Mengajar Dalam Menjelaskan Dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Efektivitas Proses Belajar Mengajar: Studi Kasus Deskriptif Analisis terhadap Guru SMK Negeri 3 Bandung,

Kharisma Perdana.2011.Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Kinerja.Jurnal Bisnis No.3 Vol.3

Lila Fitria Sari. 2013. Pengaruh Orientasi pasar dan kreativitas terhadap Kinerja Pemasaran pedagang pakaian jadi di pasar kliwon Kabupaten Kudus, Management Analysis Journal2(1).

Lisnawati. 2011. Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Distinctive Capabilty dan Implikasinya pada keunggulan bersaing UMKM Kota Bandung sebagai Industri Kreatif (Survei Pada empat Sentra UMKM Unggulan Kota Bandung), Volume 10, Nomor 19.

Luthfi.2013.Karakteristik Produk Rem Blok etalik Untuk Kereta Api Pada Industri Kecil.Jurnal Foundry Vol.3 No.2

Lamb, et . al. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT.Prehallindo

Latifa Dini Archam.2013. INTEGRASI KANSEI ENGINEERING DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK SHAMPO (Studi Kasus: Lusmas Fresh Milk Shampo) . Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


(2)

20 Mastuti & Aswi. 2008. 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.

Maya Aryanti.2006.Manajemen Hubungan Pelanggan Guna Memperoleh Loyalitas Pelanggan Suatu Konsep.Jurnal Bisnis,Manajemen

Muhammad Robin.2012.Sikap Konsumen Terhadap Sepeda Motor Yamaha Mio Pada PT.Sabang Raya Motor Kota Jambi.Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

NLP. Ria Nurlina, N. Suparta, 2013. Lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, dan Rahasia Jiwa Kewirausahaan sebagai Landasan Strategi Diferensiasi, serta Pengaruhnya terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Tanaman Hias di Kota Denpasar.

Novita A.P. Silalahi.2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelanggan Berbelanja Produk Fresh Food di Tiara Dewata Denpasar. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol.1 No.2

Perminas Pangeran. 2012. Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keungan Pengembangan produk baru Usaha Mikro kecil dan menengah. JRMB, Volume 7, No.1.

Porter, M. & Kramer, M. 2004. The Competitive advantage of corporate philanthropy, Harvard Business review, Vol.80/12, No.11, 56-58

Rahmi Yuliana.2013.Analisis Strategi Pemasaran Pada Produk Sepeda Motor Matik Berupa Segmentasi, Targeting, dan Positioning Serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Semarang.Jurnal STIE Semarang Vol.5 No.2

Rachman, Soviadi Nor. 2006. Analisis Pengaruh Keunggulan Produk, Reputasi Perusahaan Dan Asosiasi Merek Terhadap Kesuksesan Produk Baru Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Kasus pada Outlet Penjualan Produk Telkomflexi di Semarang). Semarang : Magister Manajemen, Universitas Diponegoro

Suratna. 2010. Pengembangan Jiwa kewirausahaan Mahasiswa melalui Inkubator bisnis , Volume 6. No. 2.

Suryana. 2003. Kewirausahan: Pedoman praktis, kiat dan proses menuju suksesEdisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat

Trifandi Lasalewo. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Bersaing Industri di Provinsi Gorontalo, Jurnal Teknik dan menejemen industri vol 7 no1.


(3)

21

Wahyudiono.2010.Pengaruh Orientasi Pelanggan Dan Orientasi Pesaing Terhadap Inovasi Pasar Dan Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Di Surabaya.Ekuitas No.110

Zhou J.S., Pillidge C.J., Gopal P.K., Gill H.S. 2005. Antibiotic susceptibilityprofiles of new probiotic Lactobacillus and Bifidobacterium strains.International Journal of Food Microbiology


(4)

(5)

(6)

115

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Nova Dharmala

Alamat : Indramayu, Jatibarang jl lili no 07

Tempat/tanggal lahir : Cirebon, 16 juni 1993

Agama : Islam

Telepon : 087821263416

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1999 : SD N 1 Tambi

Tahun 2005 : SMP Negri 1 Jatibarang

Tahun 2008 : SMA Negri 1 Sliyeg