Entrepreneurship
ORGANISASI
DAN KERJASAMA TIM
NEXT
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
Organisasi
Tiga Unsur Utama Organisasi
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
QUIT
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
Langkah-langkah Proses Pengorganisasian
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
Struktur Organisasi
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
Membentuk Struktur Organisasi
Menetapkan Hirarki Pengambilan Keputusan
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
Jenis Struktur Organisasi Perusahaan
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
Tim
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
Keuntungan Kerjasama Tim
Kerugian Kerjasama Tim
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
Peran Anggota Tim
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
Karakteristik Tim Yang Efektif
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
Pertemuan Tim Yang Produktif
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
1. ORGANISASI
Pengelompokkan orang
secara terstruktur yang
bekerja bersama untuk
mencapai suatu tujuan.
BACK
TIGA UNSUR UTAMA ORGANISASI
1.
2.
3.
Interaksi Manusia
Aktifitas yang Di Arahkan oleh
Tujuan
Struktur
BACK
2. LANGKAH LANGKAH PROSES PENGORGANISASIAN
BACK
3. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
organisasi
merupakan
spesifikasi
pekerjaan
yang
harus
dilakukan didalam organisasi beserta
cara-cara mengaitkan suatu pekerjaan
dengan pekerjaan lainnya.
Struktur Organisasi Ditentukan Oleh:
Tujuan, Misi, dan Strategi Organisasi.
BACK
a. MEMBENTUK STRUKTUR ORGANISASI
SPESIALISASI
– Spesialisasi (spesialisasi
pekerjaan),
DEPARTEMENTALISASI
BACK
2
SPESIALISASI
SPESIALISASI
BACK
Pekerjaan-pekerjaan khusus yang
harus dilakukan dan siapa yang akan
melakukannya menghasilkan
spesialisasi pekerjaan (job
specialization).
Spesialisasi pekerjaan merupakan
kebutuhan organisasi dalam rangka
efisiensi kerja dan memberi
keuntungan bagi pertumbuhan
organisasi, juga memudahkan dalam
pergantian karyawan.
3
DEPARTEMENTALISASI
DEPARTEMENTALISASI
Untuk membagi kegiatan kedalam unit-unit
yang logis, dilakukan departementalisasi.
Hal ini bertujuan memudahkan pimpinan
perusahaan dalam melakukan pengawasan
dan koordinasi.
Departementalisasi dapat dibedakan atas
lini pelanggan, produk, fungsi, proses atau
geografis.
BACK
4
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi Konsumen, berdasarkan jenis konsumen yang membeli produk
tertentu.
Contohnya, Toserba Metro mendepartementalisasi lantai-1 dengan keperluan wanita,
lantai-2 keperluan pria, lantai-3 keperluan anak-anak, lantai-4 alat rumah tangga.
Departementalisasi Produk, berdasarkan barang dan jasa yang ada. Contohnya,
Toyota dengan departemen produk berdasarkan merek : Cygnus, Camry, Corolla, Kijang.
Departementalisasi Fungsional, berdasarkan fungsi atau aktivitas. Contohnya, PT.
INTI memiliki departemen produksi, departemen pemasaran, departemen keuangan,
departemen SDM.
Departementalisasi Proses, berdasarkan proses produksi yang digunakan dalam
membuat barang atau jasa. Contohnya, Mobil BMW dibuat melalui proses pembentukan
material, permesinan, pengecatan, dan perakitan.
Departementalisasi Geografis, berdasarkan wilayah yang dilayani perusahaan.
Contohnya, PT. Pembangunan Perumahan Wilayah-1 untuk Sumatera Utara dan Aceh,
Wilayah-2 untuk Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi, Wilayah-3 untuk
Jakarta, Wilayah-4 Jawa Barat, dst.
BACK
5
MODEL DEPARTEMENTALISASI
BACK
b. MENETAPKAN HIERARKI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TUJUAN
– Menetapkan hierarki
pengambilan keputusan,
TAHAPAN
BACK
2
TUJUAN
TUJUAN
BACK
Tujuannya adalah untuk
menetapkan hubungan pelaporan
yang membedakan antara
tanggung jawab, wewenang,
delegasi, dan akuntabilitas, serta
membedakan antara organisasi
sentralisasi dan desentralisasi.
3
TAHAPAN
TAHAPAN
Menetapkan Tugas: Tanggung Jawab dan
Wewenang.
Melaksanakan Tugas: Delegasi dan
Akuntabilitasi.
Mendistribusikan Wewenang: Sentralisasi
dan Desentralisasi
BACK
4
b.1. MENETAPKAN TUGAS
Menetapkan siapa yang dapat membuat keputusan dan
membuat perincian bagaimana seharusnya tugas itu
dilaksanakan.
Tanggung
jawab
(responsibility)
adalah
kewajiban
melaksanakan tugas yang diberikan. Makin kompleks tugas
yang diemban seseorang, makin besar tanggung jawab yang
diembannya. Direktur Pemasaran bertanggung jawab kepada
CEO atas jumlah produk atau jasa yang terjual dipasar.
Wewenang (authority) adalah kekuasaan membuat
keputusan atas suatu tugas. Makin tinggi kedudukan
seseorang, makin besar pula wewenang yang dimilikinya.
Makin rendah kedudukan seseorang, makin kecil pula
wewenangnya. CEO memiliki wewenang paling besar dalam
membuat keputusan strategis atas suatu perusahaan.
BACK
5
b.2. MELAKSANAKAN TUGAS
Merupakan proses implementasi atas keputusan yang telah
diambil. Tanggung jawab dan wewenang harus secara jelas
dijabarkan oleh pimpinan kepada bawahannya.
Delegasi (delegation), adalah pemberian tugas, tanggung
jawab atau wewenang dari pimpinan kepada bawahannya. Hal
ini dilakukan antara lain karena tidak semua pekerjaan dapat
dilakukan pimpinan sendiri, beban kerja yang terlalu tinggi,
keterbatasan waktu, dan keinginan melatih karyawan dalam
bertanggungjawab.
Akuntabilitas (accountability), adalah kemampuan bawahan
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
pimpinan. Melalui pelatihan, pendidikan, seminar. lokakarya
maupun pengalamannya, seorang karyawan diharapkan
memiliki kemampuan menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
BACK
6
b.3. MENDISTRIBUSIKAN WEWENANG
Setiap perusahaan memiliki pola kebijakan masing-masing
dalam operasionalisasi perusahaan, ada yang menggunakan
pola sentralisasi dan ada juga yang desentralisasi atau
perpaduan keduanya.
Organisasi Tersentralisasi (centralized organization), adalah
organisasi yang proses pengambilan keputusannya dipegang
oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.
Organisasi Terdesentralisasi (decentralized organization),
adalah organisasi yang wewenang pengambilan keputusannya
sebagian besar didelegasikan ke tingkatan manajemen dibawah
manajemen puncak.
BACK
4. JENIS-JENIS STRUKTUR ORGANISASI
(1) ORGANISASI LINI
Merupakan struktur organisasi tertua dan paling sederhana,
menentukan suatu aliran wewenang langsung dari CEO hingga ke
para bawahannya. Organisasi lini menunjukkan suatu rantai
komando (chain of command), yaitu sekumpulan hubungan yang
menunjukkan siapa yang mengarahkan aktivitas dan siapa yang
memberi laporan kepada siapa. Pengaturan ini membantu
mencegah terjadinya penolakan-penolakan karena para manajer
memiliki wewenang untuk mengendalikan tindakan bawahannya.
Kelemahan organisasi lini adalah manajer harus bertanggung
jawab penuh atas beberapa aktivitas yang dilakukannya, padahal
tidak mungkin semua aktivitas tersebut dapat ditanganinya.
Departemen lini adalah departemen yang langsung berkaitan
dengan produksi (penanganan material, pembuatan, perakitan)
dan penjualan (termasuk distribusi) produk-produk tertentu dan
sangat berperan penting bagi keberhasilan organisasi.
BACK
2
(2) ORGANISASI STAFF
Merupakan struktur organisasi yang didasarkan pada keahlian
khusus dan biasanya berupa tugas memberikan penyuluhan
dan nasihat kepada para manajer lini. Anggota staf terdiri
atas para pakar (penasihat dan penyuluh) dalam bidangbidang tertentu yang membantu departemen lini dalam
mengambil keputusan tetapi tidak memiliki wewenang untuk
membuat keputusan akhir. Contoh dari departemen staf
adalah hubungan ketenagakerjaan, penasihat hukum,
akuntansi, teknik, teknologi informasi, dan sumber daya
manusia.
BACK
3
(3) ORGANISASI LINI dan STAF
Merupakan struktur organisasi yang menggabungkan aliran wewenang
langsung dari organisasi lini dengan organisasi staf. Struktur ini
merupakan struktur yang efektif karena mengkombinasikan
kemampuan pengambilan keputusan yang cepat dari organisasi lini dan
komunikasi pengetahuan langsung dari organisasi staf.
Departemen lini memberikan partisipasi langsung dalam keputusankeputusan yang mempengaruhi operasi inti organisasi, sedangkan
departemen staf memberikan dukungan teknis khusus.
Wewenang manajer lini dan manajer staf sangat berbeda. Manajer lini
menjadi bagian dari lini wewenang utama yang mengalir keseluruh
organisasi, dan ia berinteraksi langsung dengan fungsi produksi,
pendanaan, atau pemasaran. Manajer staf memberi informasi, saran,
atau bantuan yang bersifat teknis guna membantu manajer teknis, dan
tidak berwenang memberi perintah diluar departemen mereka atau
meminta manajer lini melakukan suatu tindakan.
Organisasi lini dan staf biasanya terdapat pada perusahaan berskala
sedang dan besar.
BACK
4
(4) ORGANISASI KOMITE atau KELOMPOK
Merupakan struktur organisasi yang menempatkan wewenang
dan tanggung jawab secara bersama-sama ditangan
sekelompok individu daripada ditangan seorang manajer.
Suatu komite dalam pengembangan produk baru dapat terdiri
dari manajer-manajer yang berasal dari beberapa bidang utama
seperti akuntansi, teknik, produksi, keuangan, riset, pemasaran,
sehingga meningkatkan perencanaan serta moral karyawan
karena keputusan yang diambil mencerminkan berbagai sudut
pandang.
Kelemahannya, komite cenderung bertindak lambat dan
konservatif, dan mengambil keputusan karena kompromi
berbagai kepentingan, bukan memilih alternative terbaik.
BACK
5
(5) ORGANISASI MATRIKS
Struktur organisasi matriks atau struktur manajemen proyek
dibentuk dengan melibatkan karyawan dari berbagai bagian
organisasi untuk bekerja bersama-sama pada proyek-proyek
tertentu. Karyawan tersebut tetap mempertahankan ikatannya pada
struktur lini dan staf, tapi juga menjadi bagian dari team proyek.
Setelah proyek selesai, karyawan akan kembali ke pekerjaan rutin
mereka.
Dalam struktur matriks, setiap karyawan akan memberikan laporan
kepada dua orang manajer : satu manajer lini dan satu manajer
proyek.
Keuntungan utama organisasi matriks adalah fleksibilitasnya dalam
beradaptasi dengan cepat pada perubahan yang terjadi pada
lingkungan, dan kemampuannya memfokuskan sumber daya pada
masalah-masalah atau produk-produk utama.
Struktur matriks populer di perusahaan-perusahaan teknologi tinggi
dan multinasional, rumah sakit, atau perusahaan konsultan.
BACK
5. KERJASAMA TIM
Tim adalah suatu unit dari dua atau lebih
orang-orang yang mengemban misi dan
tanggung jawab kolektif ketika mereka
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
BACK
6. TIPE-TIPE KERJASAMA TIM
Bentuk Umum Dari Kerjasama Tim
Tim Pemecahan Masalah (Problem-solving Teams)
Kerjasama tim pemecah masalah dibentuk untuk menentukan cara meningkatkan mutu, membuat
efisiensi kerja, atau menata lingkungan kerja yang lebih baik.
Tim Swakelola (Self-managed Teams)
Kerjasama tim di mana para anggota bertanggung jawab atas seluruh proses atau operasi. Tim ini
mengatur aktivitas mereka sendiri dan memerlukan pengawasan minimum. Pada umumnya, mereka
mengendalikan langkah dari pekerjaan dan penentuan tugas pekerjaan.
Tim Fungsional (Functional Teams)
Kerjasama tim fungsional, atau kerjasama tim komando (command teams), dibentuk sesuai struktur
organisasi vertikal suatu perusahaan. Anggota timnya berasal dari suatu departemen fungsional yang
didasarkan pada struktur organisasi vertikal perusahaan tersebut.
Tim Lintas Fungsional (Cross-functional Teams)
Kerjasama tim fungsional silang, atau kerjasama tim horisontal, dibentuk oleh karyawan dari berbagai
bidang-bidang dan keahlian fungsional. Tim-tim ini dapat memudahkan pertukaran informasi,
memperbaiki koordinasi antar departemen-departemen, mendorong solusi-solusi baru untuk
permasalahan masalah organisasi, dan membantu pengembangan atas kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur organisasi yang baru. Gugus tugas (task force) tim ini dibentuk untuk bekerja pada
suatu kegiatan yang spesifik dengan batas waktu yang spesifik.
Tim Virtual (Virtual teams)
Kerjasama tim yang menggunakan teknologi komunikasi untuk menyertakan karyawan yang secara
geografis jauh untuk bersama-sama mencapai sasaran. Kelebihan utama tim-tim ini adalah peluang
untuk menyertakan ahli-ahli dari wilayah mana saja, untuk bekerja bersama-sama.
BACK
2
KEUNTUNGAN KERJASAMA TIM
Keputusan yang Berkualitas Tinggi (Higher-quality decisions).
Banyak bisnis menantang memerlukan masukan dari orang-orang dengan pengalamanpengalaman dan pengetahuan mendalam yang mereka miliki. Kerjasama tim bisa
merupakan cara yang efektif untuk membawa perspektif-perspektif ganda bersamasama.
Meningkatkan Komitmen untuk Penyelesaian dan Perubahan (Increased
commitment to solutions and changes)
Karyawan yang merasakan mereka pasti mempunyai satu peran aktif di dalam membuat
suatu keputusan lebih mungkin akan mendukung keputusan dan mendorong yang lain
untuk menerimanya.
Menurunkan tingkat Stres dan Kompetisi Internal Yang Merusak (Lower levels
of stress and destructive internal competition)
Ketika orang-orang bekerja sama terhadap suatu tujuan umum, dibanding bersaing untuk
pengenalan yang bersifat individu, usaha-usaha dan energi-energi mereka cenderung
untuk berfokus kepada kebaikan umum.
Memperbaiki Fleksibilitas dan Respon (Improved flexibility and responsiveness)
Karena mereka tidak mempunyai derajat tingkatan yang sama dari ketetapan sebagai
departemen-departemen formal dan unsur-unsur struktural lain, banyak tim bersifat lebih
mudah untuk merumuskan kembali sebagai jawaban atas perubahan kebutuhan bisnis.
BACK
2
KERUGIAN KERJASAMA TIM
Pemborosan (Inefficiency).
Potensi ketidakefisienan terjadi jika terdapat internal politik, terlalu banyak penekanan pada
konsensus, dan sosialisasi yang berlebihan di antara anggota tim.
Berpikir kelompok (Groupthink)
Seperti struktur sosial, bisnis tim besar dapat menghasilkan tekanan untuk mengikuti
norma-norma yang dapat diterima. Yang terjadi saat ini bisa menyebabkan tekanan pada
individu anggota tim untuk bertentangan pendapat secara tidak populer. Hasilnya dapat
berupa keputusan yang lebih buruk, tidak lebih baik - dibandingkan dengan yang telah
dibuat secara individual.
Mengurangi Motivasi individu (Diminished individual motivation).
Keseimbangan kebutuhan untuk harmonisasi tim harus selaras dengan motivasi individu
dalam tim. Ini bisa menjadi perhatian terutama pada divisi seperti penjualan atau
pengembangan software, di mana kontribusi yang terbaik setiap individu bisa jauh melebihi
rata-rata grup. Tanpa pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja individu, kinerja yang
tinggi dari individu akan menurun.
Gangguan struktural (Structural disruption).
Tim dapat menjadi begitu berpengaruh dalam sebuah organisasi sehingga dapat
mempengaruhi atau mengganggu struktural/ rantai komando.
Beban kerja berlebihan (Excessive workloads).
Waktu dan energi yang diperlukan untuk bekerja pada tim tidak bebas, dan ketika kerja tim
berupa tanggung jawab pekerjaan berlapis melebihi kerja individu, beban kerja menjadi
berlebihan
BACK
7. PERAN ANGGOTA TIM
Anggota tim
mengambil
satu dari
empat peran
ini. Anggota
yang
mengambil
peran ganda
sering
membuat
kepemimpina
n yang efektif
BACK
Peran Anggota Tim
8. KARAKTERISTIK TIM YANG EFEKTIF
Tim yang
efektif
mengikuti garis
besar ini untuk
memastikan
penyelesaian
yang sukses
dari misi
mereka.
•Dirasa jelas tujuannya (Clear sense of purpose)
Anggota tim memahami dengan jelas tugas yang ada, apa yang
diharapkan dari mereka, dan peran mereka masing-masing di tim.
•Komunikasi terbuka dan jujur (Open and honest
communication).
Kultur tim mendorong diskusi dan debat. Anggota tim berbicara
secara terbuka dan dengan jujur, tanpa ancaman, kemarahan, atau
ganti rugi/balas jasa. Mereka mendengarkan dan menghargai umpan
balik dari anggota tim lainnya. Sebagai hasilnya, semua anggota tim
berperan serta dalam kerjasama tim tersebut.
•Pemikiran kreatif (Creative thinking).
Kerjasama tim efektif mendorong pemikiran asli, mempertimbangkan
opsi di luar yang umum.
•Fokus (Focus)
Anggota tim dapat langsung ke inti masalah dan tetap fokus pada
hal-hal penting.
•Keputusan oleh Konsensus (Decision by consensus).
Semua keputusan yang dihasilkan berdasarkan konsensus.
BACK
9. LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN TIM
Tim yang
efektif harus
dikembangkan
secara
berkelanjutan
dan berubah
sesuai
perubahan
waktu.
Pembentukan (forming),
Tahap ini adalah masa orientasi, anggota mengenal satu sama lain,
menentukan jenis perilaku yang sesuai dengan grup, mengidentifikasi apa yang
diharapkan dari mereka, dan saling berkenalan satu sama lain.
Peributan (storming)
Tahap ini menampilkan beberapa anggota dengan kepribadian mereka dan
menjadi lebih assertive dalam membangun peran nya dalam tim. Konflik dan
perselisihan sering timbul selama tahap ini untuk merebut posisi atau bentuk
koalisi untuk mempromosikan persepsi masing-masing kelompok misi.
Penormalan (norming)
Selama tahap ini, konflik diselesaikan, dan tim mengembangkan
harmonisasinya. Anggota datang untuk memahami dan menerima satu sama
lain, mencapai konsensus mengenai siapa pemimpinnya, dan mencapai
kesepakatan mengenai apa peran masing-masing anggota.
melaksanakan/ kinerjanya (performing), dan
Dalam melaksanakan tahap ini, anggota benar-benar berkomitmen pada tujuan
tim. Masalah dipecahkan, dan perbedaan pendapat didasarkan pada
kepentingan penyelesaian tugas.
Penangguhan (adjourning)
Akhirnya, jika memiliki tim khusus untuk melakukan tugas, ia akan melakukan
penangguhan setelah tugas sudah selesai. Pada tahap ini, isu-isu yang dikemas
dan tim dibubarkan.
BACK
Next
a. PERTEMUAN TIM YANG PRODUKTIF
Banyak
pertemuan
yang kurang
produktif
karena
perencanaan
yang kurang
baik.
BACK
Untuk membuat meeting lebih baik dan
menggunakan waktu yang berharga,
dapat dilakukan melalui langkah
berikut:
•Jelaskan Kriteria tujuan pertemuan.
•Pilih peserta secara berakhati-hati.
•Buat agenda yang jelas.
•Ikuti dan sepakati peraturan yang ada.
•Dorong partisipasi aktif peserta.
•Tutup dengan efektif
10. MERGER
Banyak
pertemuan
yang kurang
produktif
karena
perencanaan
yang kurang
baik.
Merger adalah upaya suatu institusi bisnis
untuk menggabungkan dua atau lebih
perusahaan kedalam satu perusahaan baru.
Merger dapat bersifat ofensif atau defensive
sesuai tujuan organisasi.
Motivasi merger dari beberapa perusahaan
antara lain untuk kebutuhan bertahan
hidup, melindungi diri dari perusahaan yang
lebih kuat, diversifikasi, atau memperoleh
keuntungan dalam posisi pasar, keunggulan
teknologi, kekuatan keuangan, ataupun
dalam talenta manjemen.
BACK
Next
MOTIVASI MERGER
Motivasi merger
dari beberapa
perusahaan
antara lain untuk
kebutuhan
bertahan hidup,
melindungi diri
dari perusahaan
yang lebih kuat,
diversifikasi, atau
memperoleh
keuntungan
dalam posisi
pasar,
keunggulan
teknologi,
kekuatan
keuangan,
ataupun dalam
talenta
manjemen.
BACK
Motivasi Merger
11. PERENCANAAN SUKSESI
Untuk menjaga
kelangsungan
perusahaan
perlu
direncanakan
proses suksesi.
BACK
Agar berjalan dengan baik maka proses suksesi dapat
mengikuti perencanaan suksesi berikut.
ETIKA BISNIS
NEXT
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
ETIKA
Hal-hal Berkaitan Dengan Etika
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
QUIT
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
Perilaku Etika Seseorang Dalam Menjalankan Bisnis
a. Perbedaan Budaya
b. Pengetahuan
c. Perilaku Organisasi
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
Etika Lingkungan Kerja
a. Etika Terhadap Karyawan
b. Etika Terhadap Organisasi
c. Etika Terhadap Agen-agen Ekonomi
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
Membuat Keputusan Etis
a. Pengumpulan Data
b. Analisis
c. Penilaian
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
Perilaku Etika
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
CSR
- Konsumen
- Karyawan
- Investor
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
Perspektif
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
Kedermawanan
BACK
1. ETIKA
Etika adalah keyakinan akan
tindakan yang benar dan yang
salah atau tindakan yang baik
dan yang buruk yang dapat
berpengaruh pada aktivitas
lainnya.
BACK
Hal-hal Berkaitan Dengan Etika
Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan normanorma sosial yang diterima secara umum terkait dengan
tindakan yang benar atau yang baik.
Perilaku tidak etis adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum
terkait dengan tindakan yang salah atau yang buruk.
Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang
dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau
perwakilan suatu perusahaan.
Etika manajerial adalah standar perilaku yang memandu
para manajer dalam pekerjaan mereka.
BACK
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan
orang Rusia, Amerika Serikat, Afrika Selatan, ataupun orang
India. Hal yang sama, orang Sunda berbeda perilaku bisnisnya
dengan orang Batak, Madura, atau Jawa. Semua ini disebabkan
oleh adanya perbedaan budaya.
BACK
2
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik
seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula
kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang
etis. Pemimpin bisnis harus memiliki pemecahan masalah dan
secara aktif mencari informasi terkait isu-isu potensial masalah
etika, dan bertindak secara efektif dan tepat waktu.
Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam
pandangan hukum, termasuk masalah etika.
BACK
3
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi
standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul
perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait
perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk
memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang
permasalahan etika. Perusahaan dengan praktek-praktek etika
yang kuat menetapkan suatu contoh yang baik untuk
karyawan. Untuk menghindari pelanggaran etika, banyak
perusahaan secara proaktif mengembangkan programprogram yang merupakan kombinasi dari pelatihan,
komunikasi, dan variasi beberapa sumber, yang dirancang
untuk memperbaiki perilaku etika karyawan.
BACK
3. ETIKA DILINGKUNGAN KERJA
Lingkungan kerja adalah lingkungan
yang terkait dengan adanya karyawan,
organisasi, dan agen ekonomi lainnya.
BACK
a. Etika Terhadap Karyawan
Etika terhadap
– Proses perekrutan dan pemecatan
karyawan meliputi
terhadap seorang karyawan secara etis
perilaku dalam
dan hukum harus didasarkan atas
proses perekrutan,
kinerjanya, apakah kinerjanya baik
pemecatan, upah,
atau buruk. Manajer Bank yang hanya
kondisi kerja,
mau menerima karyawan dari etnis
privasi,
dan respek.
tertentu menunjukkan perilaku tidak
etis dan melawan hukum. Demikian
juga pemberian upah yang berbeda
terhadap dua karyawan dengan kinerja
yang sama merupakan perilaku tidak
etis dan ilegal.
BACK
2
b. Etika Terhadap Organisasi
ETIKA ORGANISASI
BACK
Baik karyawan apalagi manajer dalam
suatu perusahaan harus menjaga etika
organisasi dengan berperilaku jujur, tidak
menyalahgunakan aset perusahaan untuk
kepentingan pribadi, tidak menjerumuskan
perusahaan pada usaha-usaha yang
beresiko, menghindari konflik kepentingan,
dan menjaga rahasia perusahaan. Kasuskasus tidak etis dan melawan hukum
antara lain meliputi perilaku melakukan
markup keuangan, menggelapkan uang
nasabah, pemakaian telepon untuk
interlokal pribadi, atau manipulasi jam
kerja.
3
c. Etika Terhadap Agen-agen Ekonomi
Agen ekonomi,
meliputi
pemegang saham,
pemasok, penyalur,
pelanggan,
pesaing,
dan serikat buruh.
BACK
Perilaku tidak etis dan melanggar
hukum yang perlu dihindari adalah
terkait kasus suap, aktivitas
pemesanan dan pembelian, tawarmenawar, keterbukaan dan
kejujuran, laporan keuangan,
perundingan, dan periklanan.
4. MEMBUAT KEPUTUSAN ETIS
a. Pengumpulan Data
Mengumpulkan
informasi faktual
yang relevan
terkait tindakan
atau kebijakan,
berdasarkan
norma etika :
BACK
Kegunaan (utility), yakni
mengoptimalkan kepuasan seluruh pihak
Hak (rights), yakni menghargai hak dan
kewajiban orang yang terlibat
Keadilan (justice), yakni konsisten
dengan apa yang kita anggap adil
Kepedulian (caring), yakni konsisten
dengan tanggung jawab masing-masing
pihak kepada pihak lainnya
2
b. Analisis
Melakukan analisa terhadap seluruh kriteria atau fakta-fakta
terkait nilai-nilai moral yang paling tepat.
c. Penilaian
Setelah di analisa kemudian dilakukan penilaian apakah
tindakan atau kebijakan tersebut etis atau tidak etis.
BACK
5. MEMIMPIN DENGAN PERILAKU ETIKA
Memimpin
dengan perilaku
etika
diwujudkan
dalam tindakan
sehari-hari
dalam
perusahaan,
dengan cara :
a. Memimpin dengan Keteladanan.
Tidak ada yang lebih penting dari
memimpin dengan keteladanan dengan
menunjukkan komitmen yang tinggi
terhadap perilaku etis dalam berorganisasi.
b. Tidak Mentolerir Perilaku Tidak Etis.
Tunjukkan kepada karyawan bahwa
tindakan yang tidak etis tidak akan diterima
didalam organisasi.
c. Ilhami dengan Nyata.
Sampaikan ke karyawan bagaimana
mereka akan mendapatkan manfaat atas
tindakan etis yang ditunjukkannya.
BACK
2
d. Mengakui Kenyataan dan Kesalahan.
Membahas apa itu benar, apa itu salah, dan bagaimana
perusahaan dapat belajar dari kesalahan.
e. Berkomunikasi.
Etika diperlukan dalam setiap berkomunikasi, tidak pada saat
sesi-sesi pelatihan atau krisis saja.
f. Jujurlah
Sampaikan ke karyawan apa yang anda tahu serta apa yang
anda tidak tahu. Berbicara secara terbuka tentang masalah
etika dan mau menerima umpan balik.
g. Tempatkan Orang Baik.
Jangan menempatkan orang yang tidak memiliki karakter
moral yang baik didalam organisasi karena ia dapat merusak
etika-etika organisasi, tidak peduli berapa banyak aturan yang
Anda tulis.
BACK
6. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR adalah suatu moral yang baik dan sangat
penting bagi dunia usaha serta baik bagi masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
komitmen bisnis perusahaan terhadap kelompok dan
individu dalam lingkungannya, yang meliputi
konsumen, karyawan, investor, pemasok, dan
komunitas lokal.
BACK
2
KONSUMEN
Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen, terkait dengan :
Hak-hak Konsumen
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
BACK
atas produk yang aman
mengetahui seluruh aspek produk
untuk di dengar
memilih produk yang disukai
memperoleh informasi pembelian yang benar
memperoleh pelayanan yang baik
2
KONSUMEN
Penetapan Harga Yang Tidak Wajar
Perusahaan harus menetapkan harga yang wajar pada setiap
produknya. Kolusi atau kesepakatan ilegal dari dua atau lebih
perusahaan untuk bekerjasama dalam tindakan yang salah pada
penetapan harga suatu produk dapat dikenakan sanksi hukum.
Menimbun BBM misalnya, untuk dijual kembali dengan harga yang lebih
mahal merupakan tindakan ilegal dan melanggar hukum.
Etika dalam Beriklan
Perusahaan harus memperhatikan kode etik dalam beriklan maupun
dalam informasi produk, juga menghindari potensi salah interpretasi
atas kata atau ungkapan. Harus dihindari iklan yang menyesatkan, bias,
tidak pada tempatnya, untuk orang dewasa, berbau pornografi, atau
mempertontonkan kekerasan.
BACK
KARYAWAN
Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan, terkait dengan :
Komitmen Hukum dan Sosial
Tanggung jawab hukum dan sosial perusahaan terhadap karyawan
adalah dengan memberi kesempatan yang sama tanpa memandang
jenis kelamin, suku, dan faktor lain yang tidak releven. Perusahaan
wajib memberikan perlindungan hukum terhadap karyawannya
terutama dalam kaitan dengan tugas yang dijalankannya.
Komitmen Etis
Manajemen harus dapat menerima dan melakukan perbaikan kedalam
apabila ada karyawan yang melaporkan ke level manajemen yang lebih
tinggi perihal praktek-praktek ilegal, tidak etis, atau tidak bertanggung
jawab yang dilakukannya, bukan malah memecat, memutasi, atau
menurunkan pangkat karyawan tersebut.
BACK
PENANAM MODAL
Penanam modal atau pemegang saham adalah pemilik perusahaan
yang berhak mengetahui dan memperoleh pendapatan atau dividen
atas penghasilan perusahaan tersebut.
Tanggung jawab perusahaan terhadap para penanam modal adalah
menghindari terjadinya :
Manajemen Financial yang Tidak Wajar
Memberi gaji terlalu besar kepada para manajer, liburan ke luar negeri
dengan fasilitas hotel mahal, keanggotaan pada klub-klub mewah,
bonus yang diluar kewajaran, dan penyimpangan manajemen keuangan
lainnya.
BACK
2
Insider Trading
Merupakan cara memperoleh keuntungan pribadi dengan cara memberi
informasi rahasia dalam pembelian atau penjualan saham perusahaan
kepada pihak lain. Misalnya, saham perusahaan Rp. 10.000/lembar. Bila
perusahaan tersebut dibeli oleh perusahaan yang lebih besar atau
pemilik modal yang kuat, maka harga sahamnya akan laku
Rp.15.000/saham. Nah, manajer atau orang-orang inti perusahaan
yang mengetahui hal ini akan memanfaatkan dengan menjual Rp.
10.000/saham untuk memperoleh keuntungan Rp. 5.000/saham.
Penyimpangan Laporan Keuangan
Adanya laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya, seperti melaporkan laba jauh diatas pendapatan, atau
menutupi kerugian dalam pembukuannya. Dalam hal ini status
keuangan perusahaan harus sesuai prinsip legal akuntansi.
Cek Kosong
Merupakan tindakan ilegal karena menuliskan cek kosong padahal
dananya belum tersedia di Bank yang dituju saat ek tersebut dicairkan.
BACK
7. PERSPEKTIF CSR
Pendekatan ke
CSR dapat
digolongkan ke
dalam empat
perspektif, yakni
: minimalis,
sinis, bertahan,
dan berhati-hati.
Perusahaanperusahaan yang
menggunakan
CSR dapat
mengikuti baik
generik filantropi
maupun strategi
CSR.
BACK
Perspektif CSR
8. KEDERMAWANAN VERSUS STRATEGI CSR
Kedermawan
an (filantropi)
melibatkan
sumbangan
uang, waktu
karyawan, atau
sumber daya
lain kepada
berbagai
penyebab,
tanpa
memandang
manfaat
langsung bagi
perusahaan.
BACK
•Berbeda dengan kedermawanan, Strategi CSR (oleh Michael Porter
dan Mark Kramer), mencakup kontribusi sosial yang secara langsung
melibatkan strategi bisnis perusahaan secara menyeluruh. Dengan
kata lain, perusahaan membantu diri sendiri dan membantu
masyarakat pada waktu yang sama. Strategi CSR lebih masuk akal
dibanding kedermawanan.
Keterkaitan Bisnis dan CSR
ENTERPRENEURSHIP
BOBOT : 3 SKS
PENILAIAN :
1. KEHADIRAN = 5 % (≥ 80%)
2. TUGAS
= 45 %
3. PROPOSAL BISNIS = 50 %
1
MENGAPA
ENTREPRENEURSHIP ?
PEKERJAAN MULIA
MENYENANGKAN
DIKENAL ORANG
PEMBANGUN BANGSA
PERLU 2% ENTREPRENEUR DARI 220 JUTA = 4,4 JUTA
YANG ADA = 0.18% ATAU 400.000 ENTREPRENEUR
KEMISKINAN 2009 = 33.713.000 ORANG
ATASI PENGANGGURAN (PT MENGANGGUR = 740.206)
MENGHASILKAN JOB CREATOR, BUKAN JOB SEEKER
2
ENTERPRENEURSHIP
Usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah,
memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya
berguna bagi orang lain.
Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa
kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun,
mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaannya
unggul.
Enterpreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha
atau berwirausaha
Intrapreneurship atau Corporate Entrepreneurship
adalah kewirausahaan yang dibangun didalam diri karyawan
perusahaan untuk menghasilkan atau mengembangkan produkproduk sesuai keinginan pasar.
3
HAKEKAT / ESENSI
ORANG-ORANG YANG MEMILIKI KEMAMPUAN
MELIHAT DAN MENILAI KESEMPATANKESEMPATAN BISNIS; MENGUMPULKAN
SUMBER DAYA-SUMBER DAYA YANG
DIBUTUHKAN UNTUK MENGAMBIL TINDAKAN
YANG TEPAT, MENGAMBIL KEUNTUNGAN
SERTA MEMILIKI SIFAT, WATAK DAN
KEMAUAN UNTUK MEWUJUDKAN GAGASAN
INOVATIF KEDALAM DUNIA NYATA SECARA
KREATIF DALAM RANGKA MERAIH SUKSES.
4
HAKEKAT ENTREPRENEURSHIP
Suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan
hasil bisnis.
Suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif)
yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
Usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui
cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
5
SIAPA ENTERPRENEUR ?
INTRA-CORPORATE ENTERPRENEUR (INTRAPRENEUR ). Anggota perusahaan yg memilih
melakukan inovasi dlm perusahaan tempatnya
bekerja.
INDEPENDENT ENTERPRENEUR : Mereka yg
memilih utk menciptakan nilai melalui usaha
kreatif dgn mendirikan perusahaan/lembaga
sendiri.
SOCIAL ENTERPRENEUR : Mereka yg menciptakan
nilai/manfaat bg masyarakat melalui inovasi
sosial.
TECHNOPRENEUR : Mereka yg menciptakan
nilai/manfaat bg masyarakat melalui inovasi
teknologi.
6
SOSOK ENTERPRENEUR ?
Pada dasarnya adlh seorang inovator.
Inovasi: memikirkan & melakukan sesuatu yg
baru yg menciptakan atau menambah nilai/
manfaat bagi masyarakat.
Hasil inovasi: Berupa hal2 yg tangible spt
produk, namun ada juga yg intangible seperti
kebijakan, lembaga, peraturan, yg membawa
manfaat bagi masyarakat.
7
CIRI DAN SIFAT
Percaya Diri
Berorientasi tugas dan hasil.
Pengambil Resiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
8
SIKAP ENTREPRENEUR
DISIPLIN .
KOMITMEN TINGGI.
JUJUR.
KREATIF DAN INOVATIF.
MANDIRI.
REALISTIS.
9
KEMAMPUAN ENTREPRENEUR
SELF KNOWLEDGE,
IMAGINATION,
PRACTICAL KNOWLEDGE,
SEARCH SKILL,
FORESIGHT,
COMPUTATION SKILL,
COMMUNICATION SKILL,
10
KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KNOWING YOUR BUSINESS,
HAVING THE PROPER ATTITUDE,
HAVING ADEQUATE CAPITAL,
FINANCIAL COMPETENCE,
MANAGING TIME EFFICIENTLY,
MANAGING PEOPLE,
SATISFYING CUSTOMER BY PROVIDING HIGH
QUALITY PRODUCT,
KNOWING HOW TO COMPETE,
TECHNICAL COMPETENCE,
MARKETING COMPETENCE,
11
FAKTOR PADA ENTREPRENEUR
1.
2.
3.
4.
CREATIVITY ,
COMMITMEN ,
RISK TAKER,
REWARD,
12
PERTANYAAN-DISKUSI
1. Bagaimana cara Anda memperoleh PENGHASILAN saat
ini?
2. Berapa sampai saat ini nilai ASSET anda yang sudah
memberikan PASIVE INCOME ?
3. Seandainya saja anda inginkan CASHFLOW sebesar Rp. 5
juta per bulan, artinya anda mesti membangun ASSET
senilai Rp. 500 juta yang anda simpan di DEPOSITO dgn
asumsi bunga 1 % per bulan.
Mungkinkah hal tersebut bisa anda capai dalam kurun
waktu 5 tahun dengan aktivitas anda saat ini ?
(Berikan jawaban, dan alasan terhadap jawaban tsb.)
13
AKTIVITAS BISNIS
1
BISNIS
2
Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau perusahaan dalam bentuk jasa atau barang untuk
memperoleh laba.
Bisnis menciptakan banyak peluang berdasarkan kreativitas
dan inovasi yang ditampilkan.
Bisnis bisa dilakukan dengan cara manual maupun
memanfaatkan teknologi canggih sebagai sarana produksi
dengan melibatkan aspek-aspek manajemen, financial,
marketing, human resources.
Bisnis yang berhasil dan baik akan berkontribusi positif bagi
peningkatan kualitas dan standar hidup masyarakat, terlibat
dalam kegiatan amal, menghasilkan pemimpin bagi masyarakat
dan menjadi contoh bagi bisnis-bisnis lainnya.
EVOLUSI BISNIS
Proses terjadinya aktivitas bisnis dari masa ke
masa sesuai kondisi dan perkembangan
teknologi, ekonomi, sosial dan budaya saat itu.
TAPAN EVOLUSI BISNIS
ERA KOLONIAL (abad ke-17)
REVOLUSI INDUSTRI (thn 1760 – 1850)
ERA KEWIRAUSAHAAN (akhir 1800-an)
ERA PRODUKSI (sebelum 1920-an)
ERA PEMASARAN (sejak 1950-an)
ERA GLOBAL (thn 1980-an)
ERA INFORMASI (thn 1990-an)
3
SUMBER DAYA
4
Sumber daya atau faktor produksi, sering
disingkat sebagai 5 M yakni : Man, Money,
Machine, Material, Managerial.
Seorang entrepreneur harus jeli dan piawai
dalam menggerakkan dan memberdayakan
sumber daya yang ada secara optimal untuk
menghasilkan barang atau jasa sesuai sasaran
perusahaan.
SISTEM EKONOMI
5
SISTEM EKONOMI TERPIMPIN; sistem ekonomi
dimana faktor produksi, keputusan produksi dan
alokasinya ditentukan dan dikontrol oleh
pemerintah.
SISTEM EKONOMI PASAR; sistem ekonomi
dimana faktor produksi, keputusan produksi dan
alokasinya ditentukan dan dikontrol oleh
individu-individu. Pembeli dan penjual
melaksanakan transaksi berdasarkan hukum
penawaran dan permintaan.
SIKLUS EKONOMI PASAR
6
PERSAINGAN USAHA
7
Sistem ekonomi pasar menciptakan
terjadinya persaingan usaha antar
perusahaan. Persaingan akan mendorong
perusahaan untuk menghasilkan produk
berkualitas dan terjangkau oleh pasar.
Bentuk persaingan pasar dikategorikan atas
empat macam : Monopoli, Oligopoli,
Persaingan Monopolistik dan Persaingan
Sempurna.
PERSAINGAN USAHA
Karakteristik
Oligopoli
Persaingan
Monopolistik
Persaingan
Sempurna
Jumlah Pesaing
Tidak ada
Sedikit
Banyak
Sangat
banyak
Kesamaan
barang/jasa
Tidak ada
Bisa serupa
atau berbeda
Sama
Identik
Pengendalian harga
oleh
perusahaan
Cukup besar
Beberapa
Beberapa
Tidak ada
Kemudahan
memasuki
Industri
Diatur oleh
Pemerintah
Sukar
Relatif mudah
Mudah
PT Kereta Api
Indonesia
Industri
mobil
Toko alat tulis
Petani lokal
Contoh
8
Monopoli
LINGKUNGAN USAHA
ORGANISASI BISNIS BERADA DALAM
SUATU LINGKUNGAN USAHA YANG
MEMPENGARUHI AKTIVITAS USAHANYA,
YANG TERDIRI ATAS LINGKUNGAN
EKONOMI, TEKNOLOGI, HUKUM, SOSIALBUDAYA, POLITIK
9
LINGKUNGAN USAHA
10
Kuliah ke-3
MEMULAI BISNIS
1/14/2010
1
IDE BISNIS
• Membangun suatu usaha atau bisnis
•
dimulai dari pemikiran atau ide tentang
bagaimana, apa, dimana dan cara
memulai bisnis tersebut.
Suatu bisnis dimulai dari munculnya ideide cemerlang dalam benak seseorang
tentang keinginan membangun usaha dan
harapan akan keberhasilan usaha tersebut
1/14/2010
2
IDE-IDE BISNIS
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
HOBI
MENGAMATI
MEMBANTU ORANG
IDE LAMA
IDE ORANG LAIN
KOLABORASI
TERBITKAN
CATAT SECARA HUKUM
ADAKAN PERTUNJUKAN
NASEHAT KE ORANG LAIN
KONSUMSI MASYARAKAT
1/14/2010
3
PELUANG BISNIS
• Titik fokus pertama dalam Entrepreneur-
•
ship adalah apakah seseorang melihat
adanya peluang bisnis di sekitarnya atau
tidak
Peluang bisnis merupakan kesempatan
bagi seseorang untuk membuka usaha
sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan
atau pengalaman yang dimiliki.
1/14/2010
4
FAKTOR² PELUANG BISNIS
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PERUBAHAN TEKNOLOGI
PERUBAHAN POLITIK & KEBIJAKAN
PERUBAHAN DEMOGRAFI
INSTITUSI PENDIDIKAN
AKSES INFORMASI
VARIASI PENGALAMAN HIDUP
IKATAN SOSIAL
KEPRIBADIAN
MOTIVASI
EVALUASI DIRI
KARAKTERISTIK KOGNITIF
1/14/2010
5
KATEGORI BISNIS
1/14/2010
6
USAHA KECIL
• Usaha kecil (small business) adalah usaha
yang dikelola secara mandiri, tidak mendominasi
pasar dan memenuhi standar ukuran tertentu
dari sisi laba dan jumlah karyawan
• Usaha kecil menyediakan mayoritas lapangan
kerja dibidang-bidang perdagangan grosir,
perdagangan ritel, jasa, pertanian, perikanan,
industri konstruksi, usaha makanan dan
minuman
1/14/2010
7
Berbagai Usaha Kecil
1/14/2010
8
Usaha Kecil & Alasan Pendirian
1/14/2010
9
Keunggulan Usaha Kecil
1/14/2010
10
Kelemahan Usaha Kecil
• MANAJEMEN
• DANA
• PERATURAN PEMERINTAH
1/14/2010
11
KREDIT KORPORASI & UMKM
1/14/2010
12
MIND SET BISNIS
1/14/2010
13
MEMULAI BISNIS
• Menyusun Rencana Bisnis
• Awal Memulai Bisnis
• Yang Harus Diperhatikan
• Modal Diri
• Kunci Sukses
• Penunjang Keberhasilan
1/14/2010
14
Menyusun Rencana Bisnis
Rencana bisnis (business plan) adalah dokumen tertulis
yang berisi tujuan usaha, rencana penjualan, rencana
keuangan dan sasaran yang ingin dicapai dari usaha
tersebut. Rencana usaha merupakan pedoman bagi
entrepreneur, karyawan, rekanan, kreditor dan pihakpihak lain dalam mengimplementasikan usaha tersebut
• Menetapkan Tujuan & Sasaran
• Peramalan Penjualan
• Rencana Keuangan
1/14/2010
15
Awal Memulai Bisnis
• Siapa pelanggan kita
• Lokasi pelanggan
• Kemampuan daya beli pelanggan
• Jumlah produk yang dapat dibeli
•
•
pelanggan
Siapa pesaing kita
Beda produk kita dengan pesaing
1/14/2010
16
Yang Harus Diperhatikan
• Tekad Kuat, Kerja keras dan Dedikasi
• Kompetensi Manajerial
• Permintaan Pasar
• Kontrol Yang Ketat
• Beri Perhatian
1/14/2010
17
MODAL DIRI
• Akal Pikiran
• Keberanian
• Keyakinan
• Ketekunan
1/14/2010
18
KUNCI SUKSES MEMULAI BISNIS
• SKILL
• LOKASI
• MODAL
• PROMOSI
• BRAND
• MEMBANGUN SISTEM
• KARYAWAN
1/14/2010
19
PENUNJANG KEBERHASILAN
• Pengetahuan (Knowledge)
• Kemampuan (Capable)
• Pengalaman (Experience)
• Visi (Vision)
• Harapan (Hope)
• Keyakinan (Faith)
• Kebahagiaan (Happiness)
1/14/2010
20
MENDANAI BISNIS
• Tabungan Pribadi atau Keluarga
• Pendanaan Utang (debt financing)
1/14/2010
21
BENTUK BISNIS
• Usaha Perseorangan (Sole
Propietorship)
• Persekutuan (Partnership)
• Perseroan Terbatas (Corporation)
1/14/2010
22
Bentuk Usaha
Jumlah
Pemilik
Sumber Investasi
Tanggung
Jawab
Manajemen
Kontinuitas
Usaha Perseorangan
Satu pemilik
Pribadi
Pribadi, tidak
terbatas
Pribadi,
tidak terbatas
Berakhir karena
kematian atau
keputusan pemilik
Persekutuan
Dua atau
lebih pemilik
Pribadi berdasarkan
persekutuan
Pribadi, tidak
terbatas
Sesuai perjanjian
persekutuan atau
tidak terbatas
Berakhir karena
kematian atau
keputusan sekutu
Perseroan Terbatas
Jumlah
pemegang
saham tidak
terbatas
Penjualan saham
Modal yang diinvestasikan
Dibawah pengawasan dewan direktur
yang dipilih oleh
para pemegang
saham
Sesuai anggaran
dasar, abadi atau
dalam jangka
waktu tertentu
1/14/2010
23
Perseroan Terbatas
Jenis
Ciri
Contoh
Tertutup
Perusahaan pribadi atau keluarga
Saham dimiliki oleh sedikit orang
Dikenai pajak perusahaan
Mastercard
Primestar
Terbuka
Perusahaan publik
Saham dimiliki oleh banyak investor
Dikenai pajak perusahaan
Starbucks
Dell Computer
Corporation
Pemegang saham maksimum 75 orang
Dikelola seperti perusahaan tertutup
Dikenai peraturan tambahan
Dikenai pajak persekutuan
Frontier Bank
Minglewood Associates
Limited Liability
Dikelola seperti perusahaan terbuka
Dikenai peraturan tambahan
Dikenai pajak persekutuan
Ritz Carlton
Pacific Northwest Associates
Profesional
Dikelola seperti persekutuan
Dikenai pajak persekutuan
Tanggung jawab bisnis yang terbatas
Tanggung jawab profesional tak terbatas
Kantor Pengacara
Kantor Akuntan
Anderson
Multinasional
Melintasi batas negara
Peraturan sesuai negara masing-masing
Saham diperdagangkan di bursa efek
Exxon mobil
IBM
General Electric
1/14/2010
24
BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS
STRUKTUR
PERATURAN DAN
KONTROL KEPEMILIKAN
PERTIMBANGAN
PAJAK
PERTANGGUNGJAWABAN
MERINGANKAN
PEMBUKAAN DAN
PENGHENTIAN
Pemilikan
tunggal
Seorang pemilik mempunyai
kontrol penuh
Keuntungan dan
kerugian mengalir
langsung ke pemilik
dan dibebankan
rata-rata ke individual
Pemilik memiliki
tanggung jawab tak
terbatas terhadap
hutang bisnis
Mudah untuk membangun
namun meninggalkan
keuangan personal pemilik
dalam resiko.Pemilik harus
menjual keseluruhan bisnis
untuk mendapatkan
investasi dari orang lain.
Perkumpulan
Umum
Dua atau tiga pemilik; tiap
rekan diberikan kontrol
yang sama kecuali jika
penentuan kesepakatan
sebaliknya
Keuntungan dan
kerugian mengalir
langsung ke pemilik dan
dibebankan rata-rata
ke individual. Patner
membagikan
penghasilan dan
kerugian sama kecuali
jika penetapan
kesepakatan bersama
Aset pribadi dari
patner operasi
memiliki resiko dari
kreditor-kreditor
bisnis
Mudah untuk membangun.
Persetujuan bersama
direkomendasikan namun
tidak dibutuhkan. Patner
umumnya harus menjual
pembagian mereka dalam
bisnis untuk mengganti
investasi mereka
Hubungan
Terbatas
Dua atau lebih pemilik;
patner umumnya tidak
berpartisipasi dalam
pengelolaan
Sama dengan
hubungan pada
umumnya
Patner-patner
tertentu hanya
bertanggung jawab
untuk jumlah
investasinya
Sama dengan hubungan
pada umumnya
Sejumlah pemegang saham
terbatas; tida ada batas
pada kelas-kelas saham
atau aransemen voting.
Kepemilikan dan
pengelolaan bisnis terpisah.
Para pemegang saham di
korporasi publik tidak
tercakup di keputusan
pengelolaan harian;
dikorporasi-korporasi
didiadakan secara pribadi
atau tertutup; pemilik lebih
suka berpartisipasi dalam
pengelolaan bisnis
Keuntungankeuntungan dibebankan
kembali pada rata-rata
individu ketika mereka
didistribusikan kepada
investor sebagai
dividen
Kewajiban investor
terbatas atas jumlah
invstasinya
Beban dan kompleksitas
penggabungan berbeda dari
negara ke negara; dalam
hal harga didapat dari
perspektif pajak. Pada
korporasi publik, pemegang
saham dapat menjual
sahamnya di pasar terbuka;
pada korporasi privat, para
pemegan saham harus
mendapatkan pembeli
sahamnya untuk mengganti
investasi mereka
1/14/2010
25
KARAKTERISTIK EKONOMI BARU
KARAKTERISTIK
EKONOMI LAMA
EKONOMI BARU
Keuntungan kompetitif
Keuntungan kompetitif
bergantung pada
aset fisik
Keuntungan kompetitif berdasar aset intelektual
Strategi Keuangan
Profit dimaksimalkan dengan
mengontrol
harga
Profit dimaksimalkan dengan menambah nilai barang
dan jasa
Teknologi
Teknologi Mekanis adalah
pengaruh
utama dalam pertumbuha
ekonomi
Teknologi informasi adalah pengaruh utama dalam
pertumbuhan ekonomi
Kekuatan Kerja
Kemampuan spesifik kerja
Kemampuan yang diubah dan pelajaran jangka panjang
Geografi
Firma-firma berlokasi dekat
sumbersumber untuk mengurangi
biaya
Firma-firma berlokasi dekat kolaborator dan kompetitor
untuk menaikkan inovasi
Modal
Pembiayaan hutang
Modal usaha
Komunikasi dengan
pelanggan
Media masa, dengan
percakapan searah
pengontrol perusahaan
Potonga-potongan, media personal, dengan respon
pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan lainnya
melalui percakapan multipel
1/14/2010
26
Kuliah ke-4
MENGELOLA BISNIS
1/14/2010
1
MENETAPKAN SASARAN BISNIS
• Bisnis Baru Pengenalan Produk
& Jumlah Pelanggan.
• Bisnis Lama Pertumbuhan &
Peningkatan Pendapatan.
1/14/2010
2
Tujuan Penetapan Sasaran Bisnis
• Memberi arah dan panduan bagi para
manajer pelaksana
• Alokasi Sumber Daya
• Membangun Budaya Perusahaan
• Membantu manajer menilai kinerja
1/14/2010
3
TARGET SASARAN BISNIS
• Jangka Pendek (3-12 bln) rekruitmen tenaga kerja,
•
•
membangun sistem kerja, pengenalan produk baru atau
prosentase target penjualan
Jangka Menengah (1-5 tahun) Manajer pemasaran
menargetkan sasaran penjualan sebesar 7 persen dalam
3 tahun
Jangka Panjang (>5 tahun) UNIKOM menargetkan
penambahan gedung baru 16 lantai pada tahun
kesembilan
1/14/2010
4
MERUMUSKAN STRATEGI BISNIS
1. Menetapkan Sasaran Strategis
Sasaran strategis adalah sasaran jangka panjang sesuai
Misi perusahaan. Cont
DAN KERJASAMA TIM
NEXT
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
Organisasi
Tiga Unsur Utama Organisasi
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
QUIT
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
Langkah-langkah Proses Pengorganisasian
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
Struktur Organisasi
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
Membentuk Struktur Organisasi
Menetapkan Hirarki Pengambilan Keputusan
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
Jenis Struktur Organisasi Perusahaan
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
Tim
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
Keuntungan Kerjasama Tim
Kerugian Kerjasama Tim
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
Peran Anggota Tim
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
Karakteristik Tim Yang Efektif
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
SISTEMATIKA
1. ORGANISASI
2. PROSES
PENGORGANISASIAN
3. STRUKTUR ORGANISASI
4. JENIS-JENIS STRUKTUR
ORGANISASI
5. KERJASAMA TIM
6. TIPE TIPE KERJASAMA TIM
7. PERAN ANGGOTA TIM
8. KARAKTERISTIK
TIM YANG EFEKTIF
9. LANGKAH LANGKAH
PENGEMBANGAN TIM
Pertemuan Tim Yang Produktif
10. MERGER
11. PERENCANAAN SUKSESI
BACK
1. ORGANISASI
Pengelompokkan orang
secara terstruktur yang
bekerja bersama untuk
mencapai suatu tujuan.
BACK
TIGA UNSUR UTAMA ORGANISASI
1.
2.
3.
Interaksi Manusia
Aktifitas yang Di Arahkan oleh
Tujuan
Struktur
BACK
2. LANGKAH LANGKAH PROSES PENGORGANISASIAN
BACK
3. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
organisasi
merupakan
spesifikasi
pekerjaan
yang
harus
dilakukan didalam organisasi beserta
cara-cara mengaitkan suatu pekerjaan
dengan pekerjaan lainnya.
Struktur Organisasi Ditentukan Oleh:
Tujuan, Misi, dan Strategi Organisasi.
BACK
a. MEMBENTUK STRUKTUR ORGANISASI
SPESIALISASI
– Spesialisasi (spesialisasi
pekerjaan),
DEPARTEMENTALISASI
BACK
2
SPESIALISASI
SPESIALISASI
BACK
Pekerjaan-pekerjaan khusus yang
harus dilakukan dan siapa yang akan
melakukannya menghasilkan
spesialisasi pekerjaan (job
specialization).
Spesialisasi pekerjaan merupakan
kebutuhan organisasi dalam rangka
efisiensi kerja dan memberi
keuntungan bagi pertumbuhan
organisasi, juga memudahkan dalam
pergantian karyawan.
3
DEPARTEMENTALISASI
DEPARTEMENTALISASI
Untuk membagi kegiatan kedalam unit-unit
yang logis, dilakukan departementalisasi.
Hal ini bertujuan memudahkan pimpinan
perusahaan dalam melakukan pengawasan
dan koordinasi.
Departementalisasi dapat dibedakan atas
lini pelanggan, produk, fungsi, proses atau
geografis.
BACK
4
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi Konsumen, berdasarkan jenis konsumen yang membeli produk
tertentu.
Contohnya, Toserba Metro mendepartementalisasi lantai-1 dengan keperluan wanita,
lantai-2 keperluan pria, lantai-3 keperluan anak-anak, lantai-4 alat rumah tangga.
Departementalisasi Produk, berdasarkan barang dan jasa yang ada. Contohnya,
Toyota dengan departemen produk berdasarkan merek : Cygnus, Camry, Corolla, Kijang.
Departementalisasi Fungsional, berdasarkan fungsi atau aktivitas. Contohnya, PT.
INTI memiliki departemen produksi, departemen pemasaran, departemen keuangan,
departemen SDM.
Departementalisasi Proses, berdasarkan proses produksi yang digunakan dalam
membuat barang atau jasa. Contohnya, Mobil BMW dibuat melalui proses pembentukan
material, permesinan, pengecatan, dan perakitan.
Departementalisasi Geografis, berdasarkan wilayah yang dilayani perusahaan.
Contohnya, PT. Pembangunan Perumahan Wilayah-1 untuk Sumatera Utara dan Aceh,
Wilayah-2 untuk Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi, Wilayah-3 untuk
Jakarta, Wilayah-4 Jawa Barat, dst.
BACK
5
MODEL DEPARTEMENTALISASI
BACK
b. MENETAPKAN HIERARKI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TUJUAN
– Menetapkan hierarki
pengambilan keputusan,
TAHAPAN
BACK
2
TUJUAN
TUJUAN
BACK
Tujuannya adalah untuk
menetapkan hubungan pelaporan
yang membedakan antara
tanggung jawab, wewenang,
delegasi, dan akuntabilitas, serta
membedakan antara organisasi
sentralisasi dan desentralisasi.
3
TAHAPAN
TAHAPAN
Menetapkan Tugas: Tanggung Jawab dan
Wewenang.
Melaksanakan Tugas: Delegasi dan
Akuntabilitasi.
Mendistribusikan Wewenang: Sentralisasi
dan Desentralisasi
BACK
4
b.1. MENETAPKAN TUGAS
Menetapkan siapa yang dapat membuat keputusan dan
membuat perincian bagaimana seharusnya tugas itu
dilaksanakan.
Tanggung
jawab
(responsibility)
adalah
kewajiban
melaksanakan tugas yang diberikan. Makin kompleks tugas
yang diemban seseorang, makin besar tanggung jawab yang
diembannya. Direktur Pemasaran bertanggung jawab kepada
CEO atas jumlah produk atau jasa yang terjual dipasar.
Wewenang (authority) adalah kekuasaan membuat
keputusan atas suatu tugas. Makin tinggi kedudukan
seseorang, makin besar pula wewenang yang dimilikinya.
Makin rendah kedudukan seseorang, makin kecil pula
wewenangnya. CEO memiliki wewenang paling besar dalam
membuat keputusan strategis atas suatu perusahaan.
BACK
5
b.2. MELAKSANAKAN TUGAS
Merupakan proses implementasi atas keputusan yang telah
diambil. Tanggung jawab dan wewenang harus secara jelas
dijabarkan oleh pimpinan kepada bawahannya.
Delegasi (delegation), adalah pemberian tugas, tanggung
jawab atau wewenang dari pimpinan kepada bawahannya. Hal
ini dilakukan antara lain karena tidak semua pekerjaan dapat
dilakukan pimpinan sendiri, beban kerja yang terlalu tinggi,
keterbatasan waktu, dan keinginan melatih karyawan dalam
bertanggungjawab.
Akuntabilitas (accountability), adalah kemampuan bawahan
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
pimpinan. Melalui pelatihan, pendidikan, seminar. lokakarya
maupun pengalamannya, seorang karyawan diharapkan
memiliki kemampuan menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
BACK
6
b.3. MENDISTRIBUSIKAN WEWENANG
Setiap perusahaan memiliki pola kebijakan masing-masing
dalam operasionalisasi perusahaan, ada yang menggunakan
pola sentralisasi dan ada juga yang desentralisasi atau
perpaduan keduanya.
Organisasi Tersentralisasi (centralized organization), adalah
organisasi yang proses pengambilan keputusannya dipegang
oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.
Organisasi Terdesentralisasi (decentralized organization),
adalah organisasi yang wewenang pengambilan keputusannya
sebagian besar didelegasikan ke tingkatan manajemen dibawah
manajemen puncak.
BACK
4. JENIS-JENIS STRUKTUR ORGANISASI
(1) ORGANISASI LINI
Merupakan struktur organisasi tertua dan paling sederhana,
menentukan suatu aliran wewenang langsung dari CEO hingga ke
para bawahannya. Organisasi lini menunjukkan suatu rantai
komando (chain of command), yaitu sekumpulan hubungan yang
menunjukkan siapa yang mengarahkan aktivitas dan siapa yang
memberi laporan kepada siapa. Pengaturan ini membantu
mencegah terjadinya penolakan-penolakan karena para manajer
memiliki wewenang untuk mengendalikan tindakan bawahannya.
Kelemahan organisasi lini adalah manajer harus bertanggung
jawab penuh atas beberapa aktivitas yang dilakukannya, padahal
tidak mungkin semua aktivitas tersebut dapat ditanganinya.
Departemen lini adalah departemen yang langsung berkaitan
dengan produksi (penanganan material, pembuatan, perakitan)
dan penjualan (termasuk distribusi) produk-produk tertentu dan
sangat berperan penting bagi keberhasilan organisasi.
BACK
2
(2) ORGANISASI STAFF
Merupakan struktur organisasi yang didasarkan pada keahlian
khusus dan biasanya berupa tugas memberikan penyuluhan
dan nasihat kepada para manajer lini. Anggota staf terdiri
atas para pakar (penasihat dan penyuluh) dalam bidangbidang tertentu yang membantu departemen lini dalam
mengambil keputusan tetapi tidak memiliki wewenang untuk
membuat keputusan akhir. Contoh dari departemen staf
adalah hubungan ketenagakerjaan, penasihat hukum,
akuntansi, teknik, teknologi informasi, dan sumber daya
manusia.
BACK
3
(3) ORGANISASI LINI dan STAF
Merupakan struktur organisasi yang menggabungkan aliran wewenang
langsung dari organisasi lini dengan organisasi staf. Struktur ini
merupakan struktur yang efektif karena mengkombinasikan
kemampuan pengambilan keputusan yang cepat dari organisasi lini dan
komunikasi pengetahuan langsung dari organisasi staf.
Departemen lini memberikan partisipasi langsung dalam keputusankeputusan yang mempengaruhi operasi inti organisasi, sedangkan
departemen staf memberikan dukungan teknis khusus.
Wewenang manajer lini dan manajer staf sangat berbeda. Manajer lini
menjadi bagian dari lini wewenang utama yang mengalir keseluruh
organisasi, dan ia berinteraksi langsung dengan fungsi produksi,
pendanaan, atau pemasaran. Manajer staf memberi informasi, saran,
atau bantuan yang bersifat teknis guna membantu manajer teknis, dan
tidak berwenang memberi perintah diluar departemen mereka atau
meminta manajer lini melakukan suatu tindakan.
Organisasi lini dan staf biasanya terdapat pada perusahaan berskala
sedang dan besar.
BACK
4
(4) ORGANISASI KOMITE atau KELOMPOK
Merupakan struktur organisasi yang menempatkan wewenang
dan tanggung jawab secara bersama-sama ditangan
sekelompok individu daripada ditangan seorang manajer.
Suatu komite dalam pengembangan produk baru dapat terdiri
dari manajer-manajer yang berasal dari beberapa bidang utama
seperti akuntansi, teknik, produksi, keuangan, riset, pemasaran,
sehingga meningkatkan perencanaan serta moral karyawan
karena keputusan yang diambil mencerminkan berbagai sudut
pandang.
Kelemahannya, komite cenderung bertindak lambat dan
konservatif, dan mengambil keputusan karena kompromi
berbagai kepentingan, bukan memilih alternative terbaik.
BACK
5
(5) ORGANISASI MATRIKS
Struktur organisasi matriks atau struktur manajemen proyek
dibentuk dengan melibatkan karyawan dari berbagai bagian
organisasi untuk bekerja bersama-sama pada proyek-proyek
tertentu. Karyawan tersebut tetap mempertahankan ikatannya pada
struktur lini dan staf, tapi juga menjadi bagian dari team proyek.
Setelah proyek selesai, karyawan akan kembali ke pekerjaan rutin
mereka.
Dalam struktur matriks, setiap karyawan akan memberikan laporan
kepada dua orang manajer : satu manajer lini dan satu manajer
proyek.
Keuntungan utama organisasi matriks adalah fleksibilitasnya dalam
beradaptasi dengan cepat pada perubahan yang terjadi pada
lingkungan, dan kemampuannya memfokuskan sumber daya pada
masalah-masalah atau produk-produk utama.
Struktur matriks populer di perusahaan-perusahaan teknologi tinggi
dan multinasional, rumah sakit, atau perusahaan konsultan.
BACK
5. KERJASAMA TIM
Tim adalah suatu unit dari dua atau lebih
orang-orang yang mengemban misi dan
tanggung jawab kolektif ketika mereka
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
BACK
6. TIPE-TIPE KERJASAMA TIM
Bentuk Umum Dari Kerjasama Tim
Tim Pemecahan Masalah (Problem-solving Teams)
Kerjasama tim pemecah masalah dibentuk untuk menentukan cara meningkatkan mutu, membuat
efisiensi kerja, atau menata lingkungan kerja yang lebih baik.
Tim Swakelola (Self-managed Teams)
Kerjasama tim di mana para anggota bertanggung jawab atas seluruh proses atau operasi. Tim ini
mengatur aktivitas mereka sendiri dan memerlukan pengawasan minimum. Pada umumnya, mereka
mengendalikan langkah dari pekerjaan dan penentuan tugas pekerjaan.
Tim Fungsional (Functional Teams)
Kerjasama tim fungsional, atau kerjasama tim komando (command teams), dibentuk sesuai struktur
organisasi vertikal suatu perusahaan. Anggota timnya berasal dari suatu departemen fungsional yang
didasarkan pada struktur organisasi vertikal perusahaan tersebut.
Tim Lintas Fungsional (Cross-functional Teams)
Kerjasama tim fungsional silang, atau kerjasama tim horisontal, dibentuk oleh karyawan dari berbagai
bidang-bidang dan keahlian fungsional. Tim-tim ini dapat memudahkan pertukaran informasi,
memperbaiki koordinasi antar departemen-departemen, mendorong solusi-solusi baru untuk
permasalahan masalah organisasi, dan membantu pengembangan atas kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur organisasi yang baru. Gugus tugas (task force) tim ini dibentuk untuk bekerja pada
suatu kegiatan yang spesifik dengan batas waktu yang spesifik.
Tim Virtual (Virtual teams)
Kerjasama tim yang menggunakan teknologi komunikasi untuk menyertakan karyawan yang secara
geografis jauh untuk bersama-sama mencapai sasaran. Kelebihan utama tim-tim ini adalah peluang
untuk menyertakan ahli-ahli dari wilayah mana saja, untuk bekerja bersama-sama.
BACK
2
KEUNTUNGAN KERJASAMA TIM
Keputusan yang Berkualitas Tinggi (Higher-quality decisions).
Banyak bisnis menantang memerlukan masukan dari orang-orang dengan pengalamanpengalaman dan pengetahuan mendalam yang mereka miliki. Kerjasama tim bisa
merupakan cara yang efektif untuk membawa perspektif-perspektif ganda bersamasama.
Meningkatkan Komitmen untuk Penyelesaian dan Perubahan (Increased
commitment to solutions and changes)
Karyawan yang merasakan mereka pasti mempunyai satu peran aktif di dalam membuat
suatu keputusan lebih mungkin akan mendukung keputusan dan mendorong yang lain
untuk menerimanya.
Menurunkan tingkat Stres dan Kompetisi Internal Yang Merusak (Lower levels
of stress and destructive internal competition)
Ketika orang-orang bekerja sama terhadap suatu tujuan umum, dibanding bersaing untuk
pengenalan yang bersifat individu, usaha-usaha dan energi-energi mereka cenderung
untuk berfokus kepada kebaikan umum.
Memperbaiki Fleksibilitas dan Respon (Improved flexibility and responsiveness)
Karena mereka tidak mempunyai derajat tingkatan yang sama dari ketetapan sebagai
departemen-departemen formal dan unsur-unsur struktural lain, banyak tim bersifat lebih
mudah untuk merumuskan kembali sebagai jawaban atas perubahan kebutuhan bisnis.
BACK
2
KERUGIAN KERJASAMA TIM
Pemborosan (Inefficiency).
Potensi ketidakefisienan terjadi jika terdapat internal politik, terlalu banyak penekanan pada
konsensus, dan sosialisasi yang berlebihan di antara anggota tim.
Berpikir kelompok (Groupthink)
Seperti struktur sosial, bisnis tim besar dapat menghasilkan tekanan untuk mengikuti
norma-norma yang dapat diterima. Yang terjadi saat ini bisa menyebabkan tekanan pada
individu anggota tim untuk bertentangan pendapat secara tidak populer. Hasilnya dapat
berupa keputusan yang lebih buruk, tidak lebih baik - dibandingkan dengan yang telah
dibuat secara individual.
Mengurangi Motivasi individu (Diminished individual motivation).
Keseimbangan kebutuhan untuk harmonisasi tim harus selaras dengan motivasi individu
dalam tim. Ini bisa menjadi perhatian terutama pada divisi seperti penjualan atau
pengembangan software, di mana kontribusi yang terbaik setiap individu bisa jauh melebihi
rata-rata grup. Tanpa pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja individu, kinerja yang
tinggi dari individu akan menurun.
Gangguan struktural (Structural disruption).
Tim dapat menjadi begitu berpengaruh dalam sebuah organisasi sehingga dapat
mempengaruhi atau mengganggu struktural/ rantai komando.
Beban kerja berlebihan (Excessive workloads).
Waktu dan energi yang diperlukan untuk bekerja pada tim tidak bebas, dan ketika kerja tim
berupa tanggung jawab pekerjaan berlapis melebihi kerja individu, beban kerja menjadi
berlebihan
BACK
7. PERAN ANGGOTA TIM
Anggota tim
mengambil
satu dari
empat peran
ini. Anggota
yang
mengambil
peran ganda
sering
membuat
kepemimpina
n yang efektif
BACK
Peran Anggota Tim
8. KARAKTERISTIK TIM YANG EFEKTIF
Tim yang
efektif
mengikuti garis
besar ini untuk
memastikan
penyelesaian
yang sukses
dari misi
mereka.
•Dirasa jelas tujuannya (Clear sense of purpose)
Anggota tim memahami dengan jelas tugas yang ada, apa yang
diharapkan dari mereka, dan peran mereka masing-masing di tim.
•Komunikasi terbuka dan jujur (Open and honest
communication).
Kultur tim mendorong diskusi dan debat. Anggota tim berbicara
secara terbuka dan dengan jujur, tanpa ancaman, kemarahan, atau
ganti rugi/balas jasa. Mereka mendengarkan dan menghargai umpan
balik dari anggota tim lainnya. Sebagai hasilnya, semua anggota tim
berperan serta dalam kerjasama tim tersebut.
•Pemikiran kreatif (Creative thinking).
Kerjasama tim efektif mendorong pemikiran asli, mempertimbangkan
opsi di luar yang umum.
•Fokus (Focus)
Anggota tim dapat langsung ke inti masalah dan tetap fokus pada
hal-hal penting.
•Keputusan oleh Konsensus (Decision by consensus).
Semua keputusan yang dihasilkan berdasarkan konsensus.
BACK
9. LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN TIM
Tim yang
efektif harus
dikembangkan
secara
berkelanjutan
dan berubah
sesuai
perubahan
waktu.
Pembentukan (forming),
Tahap ini adalah masa orientasi, anggota mengenal satu sama lain,
menentukan jenis perilaku yang sesuai dengan grup, mengidentifikasi apa yang
diharapkan dari mereka, dan saling berkenalan satu sama lain.
Peributan (storming)
Tahap ini menampilkan beberapa anggota dengan kepribadian mereka dan
menjadi lebih assertive dalam membangun peran nya dalam tim. Konflik dan
perselisihan sering timbul selama tahap ini untuk merebut posisi atau bentuk
koalisi untuk mempromosikan persepsi masing-masing kelompok misi.
Penormalan (norming)
Selama tahap ini, konflik diselesaikan, dan tim mengembangkan
harmonisasinya. Anggota datang untuk memahami dan menerima satu sama
lain, mencapai konsensus mengenai siapa pemimpinnya, dan mencapai
kesepakatan mengenai apa peran masing-masing anggota.
melaksanakan/ kinerjanya (performing), dan
Dalam melaksanakan tahap ini, anggota benar-benar berkomitmen pada tujuan
tim. Masalah dipecahkan, dan perbedaan pendapat didasarkan pada
kepentingan penyelesaian tugas.
Penangguhan (adjourning)
Akhirnya, jika memiliki tim khusus untuk melakukan tugas, ia akan melakukan
penangguhan setelah tugas sudah selesai. Pada tahap ini, isu-isu yang dikemas
dan tim dibubarkan.
BACK
Next
a. PERTEMUAN TIM YANG PRODUKTIF
Banyak
pertemuan
yang kurang
produktif
karena
perencanaan
yang kurang
baik.
BACK
Untuk membuat meeting lebih baik dan
menggunakan waktu yang berharga,
dapat dilakukan melalui langkah
berikut:
•Jelaskan Kriteria tujuan pertemuan.
•Pilih peserta secara berakhati-hati.
•Buat agenda yang jelas.
•Ikuti dan sepakati peraturan yang ada.
•Dorong partisipasi aktif peserta.
•Tutup dengan efektif
10. MERGER
Banyak
pertemuan
yang kurang
produktif
karena
perencanaan
yang kurang
baik.
Merger adalah upaya suatu institusi bisnis
untuk menggabungkan dua atau lebih
perusahaan kedalam satu perusahaan baru.
Merger dapat bersifat ofensif atau defensive
sesuai tujuan organisasi.
Motivasi merger dari beberapa perusahaan
antara lain untuk kebutuhan bertahan
hidup, melindungi diri dari perusahaan yang
lebih kuat, diversifikasi, atau memperoleh
keuntungan dalam posisi pasar, keunggulan
teknologi, kekuatan keuangan, ataupun
dalam talenta manjemen.
BACK
Next
MOTIVASI MERGER
Motivasi merger
dari beberapa
perusahaan
antara lain untuk
kebutuhan
bertahan hidup,
melindungi diri
dari perusahaan
yang lebih kuat,
diversifikasi, atau
memperoleh
keuntungan
dalam posisi
pasar,
keunggulan
teknologi,
kekuatan
keuangan,
ataupun dalam
talenta
manjemen.
BACK
Motivasi Merger
11. PERENCANAAN SUKSESI
Untuk menjaga
kelangsungan
perusahaan
perlu
direncanakan
proses suksesi.
BACK
Agar berjalan dengan baik maka proses suksesi dapat
mengikuti perencanaan suksesi berikut.
ETIKA BISNIS
NEXT
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
ETIKA
Hal-hal Berkaitan Dengan Etika
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
QUIT
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
Perilaku Etika Seseorang Dalam Menjalankan Bisnis
a. Perbedaan Budaya
b. Pengetahuan
c. Perilaku Organisasi
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
Etika Lingkungan Kerja
a. Etika Terhadap Karyawan
b. Etika Terhadap Organisasi
c. Etika Terhadap Agen-agen Ekonomi
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
Membuat Keputusan Etis
a. Pengumpulan Data
b. Analisis
c. Penilaian
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
Perilaku Etika
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
CSR
- Konsumen
- Karyawan
- Investor
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
Perspektif
8. KEDERMAWANAN
BACK
SISTEMATIKA
1. ETIKA
2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
ETIKA
3. ETIKA DI
LINGKUNGAN KERJA
4. MEMBUAT KEPUTUSAN
ETIS
5. MEMINPIN DENGAN
PERILAKU ETIKA
6. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
7. PERSPEKTIF CSR
8. KEDERMAWANAN
Kedermawanan
BACK
1. ETIKA
Etika adalah keyakinan akan
tindakan yang benar dan yang
salah atau tindakan yang baik
dan yang buruk yang dapat
berpengaruh pada aktivitas
lainnya.
BACK
Hal-hal Berkaitan Dengan Etika
Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan normanorma sosial yang diterima secara umum terkait dengan
tindakan yang benar atau yang baik.
Perilaku tidak etis adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum
terkait dengan tindakan yang salah atau yang buruk.
Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang
dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau
perwakilan suatu perusahaan.
Etika manajerial adalah standar perilaku yang memandu
para manajer dalam pekerjaan mereka.
BACK
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan
orang Rusia, Amerika Serikat, Afrika Selatan, ataupun orang
India. Hal yang sama, orang Sunda berbeda perilaku bisnisnya
dengan orang Batak, Madura, atau Jawa. Semua ini disebabkan
oleh adanya perbedaan budaya.
BACK
2
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik
seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula
kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang
etis. Pemimpin bisnis harus memiliki pemecahan masalah dan
secara aktif mencari informasi terkait isu-isu potensial masalah
etika, dan bertindak secara efektif dan tepat waktu.
Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam
pandangan hukum, termasuk masalah etika.
BACK
3
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi
standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul
perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait
perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk
memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang
permasalahan etika. Perusahaan dengan praktek-praktek etika
yang kuat menetapkan suatu contoh yang baik untuk
karyawan. Untuk menghindari pelanggaran etika, banyak
perusahaan secara proaktif mengembangkan programprogram yang merupakan kombinasi dari pelatihan,
komunikasi, dan variasi beberapa sumber, yang dirancang
untuk memperbaiki perilaku etika karyawan.
BACK
3. ETIKA DILINGKUNGAN KERJA
Lingkungan kerja adalah lingkungan
yang terkait dengan adanya karyawan,
organisasi, dan agen ekonomi lainnya.
BACK
a. Etika Terhadap Karyawan
Etika terhadap
– Proses perekrutan dan pemecatan
karyawan meliputi
terhadap seorang karyawan secara etis
perilaku dalam
dan hukum harus didasarkan atas
proses perekrutan,
kinerjanya, apakah kinerjanya baik
pemecatan, upah,
atau buruk. Manajer Bank yang hanya
kondisi kerja,
mau menerima karyawan dari etnis
privasi,
dan respek.
tertentu menunjukkan perilaku tidak
etis dan melawan hukum. Demikian
juga pemberian upah yang berbeda
terhadap dua karyawan dengan kinerja
yang sama merupakan perilaku tidak
etis dan ilegal.
BACK
2
b. Etika Terhadap Organisasi
ETIKA ORGANISASI
BACK
Baik karyawan apalagi manajer dalam
suatu perusahaan harus menjaga etika
organisasi dengan berperilaku jujur, tidak
menyalahgunakan aset perusahaan untuk
kepentingan pribadi, tidak menjerumuskan
perusahaan pada usaha-usaha yang
beresiko, menghindari konflik kepentingan,
dan menjaga rahasia perusahaan. Kasuskasus tidak etis dan melawan hukum
antara lain meliputi perilaku melakukan
markup keuangan, menggelapkan uang
nasabah, pemakaian telepon untuk
interlokal pribadi, atau manipulasi jam
kerja.
3
c. Etika Terhadap Agen-agen Ekonomi
Agen ekonomi,
meliputi
pemegang saham,
pemasok, penyalur,
pelanggan,
pesaing,
dan serikat buruh.
BACK
Perilaku tidak etis dan melanggar
hukum yang perlu dihindari adalah
terkait kasus suap, aktivitas
pemesanan dan pembelian, tawarmenawar, keterbukaan dan
kejujuran, laporan keuangan,
perundingan, dan periklanan.
4. MEMBUAT KEPUTUSAN ETIS
a. Pengumpulan Data
Mengumpulkan
informasi faktual
yang relevan
terkait tindakan
atau kebijakan,
berdasarkan
norma etika :
BACK
Kegunaan (utility), yakni
mengoptimalkan kepuasan seluruh pihak
Hak (rights), yakni menghargai hak dan
kewajiban orang yang terlibat
Keadilan (justice), yakni konsisten
dengan apa yang kita anggap adil
Kepedulian (caring), yakni konsisten
dengan tanggung jawab masing-masing
pihak kepada pihak lainnya
2
b. Analisis
Melakukan analisa terhadap seluruh kriteria atau fakta-fakta
terkait nilai-nilai moral yang paling tepat.
c. Penilaian
Setelah di analisa kemudian dilakukan penilaian apakah
tindakan atau kebijakan tersebut etis atau tidak etis.
BACK
5. MEMIMPIN DENGAN PERILAKU ETIKA
Memimpin
dengan perilaku
etika
diwujudkan
dalam tindakan
sehari-hari
dalam
perusahaan,
dengan cara :
a. Memimpin dengan Keteladanan.
Tidak ada yang lebih penting dari
memimpin dengan keteladanan dengan
menunjukkan komitmen yang tinggi
terhadap perilaku etis dalam berorganisasi.
b. Tidak Mentolerir Perilaku Tidak Etis.
Tunjukkan kepada karyawan bahwa
tindakan yang tidak etis tidak akan diterima
didalam organisasi.
c. Ilhami dengan Nyata.
Sampaikan ke karyawan bagaimana
mereka akan mendapatkan manfaat atas
tindakan etis yang ditunjukkannya.
BACK
2
d. Mengakui Kenyataan dan Kesalahan.
Membahas apa itu benar, apa itu salah, dan bagaimana
perusahaan dapat belajar dari kesalahan.
e. Berkomunikasi.
Etika diperlukan dalam setiap berkomunikasi, tidak pada saat
sesi-sesi pelatihan atau krisis saja.
f. Jujurlah
Sampaikan ke karyawan apa yang anda tahu serta apa yang
anda tidak tahu. Berbicara secara terbuka tentang masalah
etika dan mau menerima umpan balik.
g. Tempatkan Orang Baik.
Jangan menempatkan orang yang tidak memiliki karakter
moral yang baik didalam organisasi karena ia dapat merusak
etika-etika organisasi, tidak peduli berapa banyak aturan yang
Anda tulis.
BACK
6. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR adalah suatu moral yang baik dan sangat
penting bagi dunia usaha serta baik bagi masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
komitmen bisnis perusahaan terhadap kelompok dan
individu dalam lingkungannya, yang meliputi
konsumen, karyawan, investor, pemasok, dan
komunitas lokal.
BACK
2
KONSUMEN
Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen, terkait dengan :
Hak-hak Konsumen
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
BACK
atas produk yang aman
mengetahui seluruh aspek produk
untuk di dengar
memilih produk yang disukai
memperoleh informasi pembelian yang benar
memperoleh pelayanan yang baik
2
KONSUMEN
Penetapan Harga Yang Tidak Wajar
Perusahaan harus menetapkan harga yang wajar pada setiap
produknya. Kolusi atau kesepakatan ilegal dari dua atau lebih
perusahaan untuk bekerjasama dalam tindakan yang salah pada
penetapan harga suatu produk dapat dikenakan sanksi hukum.
Menimbun BBM misalnya, untuk dijual kembali dengan harga yang lebih
mahal merupakan tindakan ilegal dan melanggar hukum.
Etika dalam Beriklan
Perusahaan harus memperhatikan kode etik dalam beriklan maupun
dalam informasi produk, juga menghindari potensi salah interpretasi
atas kata atau ungkapan. Harus dihindari iklan yang menyesatkan, bias,
tidak pada tempatnya, untuk orang dewasa, berbau pornografi, atau
mempertontonkan kekerasan.
BACK
KARYAWAN
Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan, terkait dengan :
Komitmen Hukum dan Sosial
Tanggung jawab hukum dan sosial perusahaan terhadap karyawan
adalah dengan memberi kesempatan yang sama tanpa memandang
jenis kelamin, suku, dan faktor lain yang tidak releven. Perusahaan
wajib memberikan perlindungan hukum terhadap karyawannya
terutama dalam kaitan dengan tugas yang dijalankannya.
Komitmen Etis
Manajemen harus dapat menerima dan melakukan perbaikan kedalam
apabila ada karyawan yang melaporkan ke level manajemen yang lebih
tinggi perihal praktek-praktek ilegal, tidak etis, atau tidak bertanggung
jawab yang dilakukannya, bukan malah memecat, memutasi, atau
menurunkan pangkat karyawan tersebut.
BACK
PENANAM MODAL
Penanam modal atau pemegang saham adalah pemilik perusahaan
yang berhak mengetahui dan memperoleh pendapatan atau dividen
atas penghasilan perusahaan tersebut.
Tanggung jawab perusahaan terhadap para penanam modal adalah
menghindari terjadinya :
Manajemen Financial yang Tidak Wajar
Memberi gaji terlalu besar kepada para manajer, liburan ke luar negeri
dengan fasilitas hotel mahal, keanggotaan pada klub-klub mewah,
bonus yang diluar kewajaran, dan penyimpangan manajemen keuangan
lainnya.
BACK
2
Insider Trading
Merupakan cara memperoleh keuntungan pribadi dengan cara memberi
informasi rahasia dalam pembelian atau penjualan saham perusahaan
kepada pihak lain. Misalnya, saham perusahaan Rp. 10.000/lembar. Bila
perusahaan tersebut dibeli oleh perusahaan yang lebih besar atau
pemilik modal yang kuat, maka harga sahamnya akan laku
Rp.15.000/saham. Nah, manajer atau orang-orang inti perusahaan
yang mengetahui hal ini akan memanfaatkan dengan menjual Rp.
10.000/saham untuk memperoleh keuntungan Rp. 5.000/saham.
Penyimpangan Laporan Keuangan
Adanya laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya, seperti melaporkan laba jauh diatas pendapatan, atau
menutupi kerugian dalam pembukuannya. Dalam hal ini status
keuangan perusahaan harus sesuai prinsip legal akuntansi.
Cek Kosong
Merupakan tindakan ilegal karena menuliskan cek kosong padahal
dananya belum tersedia di Bank yang dituju saat ek tersebut dicairkan.
BACK
7. PERSPEKTIF CSR
Pendekatan ke
CSR dapat
digolongkan ke
dalam empat
perspektif, yakni
: minimalis,
sinis, bertahan,
dan berhati-hati.
Perusahaanperusahaan yang
menggunakan
CSR dapat
mengikuti baik
generik filantropi
maupun strategi
CSR.
BACK
Perspektif CSR
8. KEDERMAWANAN VERSUS STRATEGI CSR
Kedermawan
an (filantropi)
melibatkan
sumbangan
uang, waktu
karyawan, atau
sumber daya
lain kepada
berbagai
penyebab,
tanpa
memandang
manfaat
langsung bagi
perusahaan.
BACK
•Berbeda dengan kedermawanan, Strategi CSR (oleh Michael Porter
dan Mark Kramer), mencakup kontribusi sosial yang secara langsung
melibatkan strategi bisnis perusahaan secara menyeluruh. Dengan
kata lain, perusahaan membantu diri sendiri dan membantu
masyarakat pada waktu yang sama. Strategi CSR lebih masuk akal
dibanding kedermawanan.
Keterkaitan Bisnis dan CSR
ENTERPRENEURSHIP
BOBOT : 3 SKS
PENILAIAN :
1. KEHADIRAN = 5 % (≥ 80%)
2. TUGAS
= 45 %
3. PROPOSAL BISNIS = 50 %
1
MENGAPA
ENTREPRENEURSHIP ?
PEKERJAAN MULIA
MENYENANGKAN
DIKENAL ORANG
PEMBANGUN BANGSA
PERLU 2% ENTREPRENEUR DARI 220 JUTA = 4,4 JUTA
YANG ADA = 0.18% ATAU 400.000 ENTREPRENEUR
KEMISKINAN 2009 = 33.713.000 ORANG
ATASI PENGANGGURAN (PT MENGANGGUR = 740.206)
MENGHASILKAN JOB CREATOR, BUKAN JOB SEEKER
2
ENTERPRENEURSHIP
Usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah,
memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya
berguna bagi orang lain.
Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa
kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun,
mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaannya
unggul.
Enterpreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha
atau berwirausaha
Intrapreneurship atau Corporate Entrepreneurship
adalah kewirausahaan yang dibangun didalam diri karyawan
perusahaan untuk menghasilkan atau mengembangkan produkproduk sesuai keinginan pasar.
3
HAKEKAT / ESENSI
ORANG-ORANG YANG MEMILIKI KEMAMPUAN
MELIHAT DAN MENILAI KESEMPATANKESEMPATAN BISNIS; MENGUMPULKAN
SUMBER DAYA-SUMBER DAYA YANG
DIBUTUHKAN UNTUK MENGAMBIL TINDAKAN
YANG TEPAT, MENGAMBIL KEUNTUNGAN
SERTA MEMILIKI SIFAT, WATAK DAN
KEMAUAN UNTUK MEWUJUDKAN GAGASAN
INOVATIF KEDALAM DUNIA NYATA SECARA
KREATIF DALAM RANGKA MERAIH SUKSES.
4
HAKEKAT ENTREPRENEURSHIP
Suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan
hasil bisnis.
Suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif)
yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
Usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui
cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
5
SIAPA ENTERPRENEUR ?
INTRA-CORPORATE ENTERPRENEUR (INTRAPRENEUR ). Anggota perusahaan yg memilih
melakukan inovasi dlm perusahaan tempatnya
bekerja.
INDEPENDENT ENTERPRENEUR : Mereka yg
memilih utk menciptakan nilai melalui usaha
kreatif dgn mendirikan perusahaan/lembaga
sendiri.
SOCIAL ENTERPRENEUR : Mereka yg menciptakan
nilai/manfaat bg masyarakat melalui inovasi
sosial.
TECHNOPRENEUR : Mereka yg menciptakan
nilai/manfaat bg masyarakat melalui inovasi
teknologi.
6
SOSOK ENTERPRENEUR ?
Pada dasarnya adlh seorang inovator.
Inovasi: memikirkan & melakukan sesuatu yg
baru yg menciptakan atau menambah nilai/
manfaat bagi masyarakat.
Hasil inovasi: Berupa hal2 yg tangible spt
produk, namun ada juga yg intangible seperti
kebijakan, lembaga, peraturan, yg membawa
manfaat bagi masyarakat.
7
CIRI DAN SIFAT
Percaya Diri
Berorientasi tugas dan hasil.
Pengambil Resiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
8
SIKAP ENTREPRENEUR
DISIPLIN .
KOMITMEN TINGGI.
JUJUR.
KREATIF DAN INOVATIF.
MANDIRI.
REALISTIS.
9
KEMAMPUAN ENTREPRENEUR
SELF KNOWLEDGE,
IMAGINATION,
PRACTICAL KNOWLEDGE,
SEARCH SKILL,
FORESIGHT,
COMPUTATION SKILL,
COMMUNICATION SKILL,
10
KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KNOWING YOUR BUSINESS,
HAVING THE PROPER ATTITUDE,
HAVING ADEQUATE CAPITAL,
FINANCIAL COMPETENCE,
MANAGING TIME EFFICIENTLY,
MANAGING PEOPLE,
SATISFYING CUSTOMER BY PROVIDING HIGH
QUALITY PRODUCT,
KNOWING HOW TO COMPETE,
TECHNICAL COMPETENCE,
MARKETING COMPETENCE,
11
FAKTOR PADA ENTREPRENEUR
1.
2.
3.
4.
CREATIVITY ,
COMMITMEN ,
RISK TAKER,
REWARD,
12
PERTANYAAN-DISKUSI
1. Bagaimana cara Anda memperoleh PENGHASILAN saat
ini?
2. Berapa sampai saat ini nilai ASSET anda yang sudah
memberikan PASIVE INCOME ?
3. Seandainya saja anda inginkan CASHFLOW sebesar Rp. 5
juta per bulan, artinya anda mesti membangun ASSET
senilai Rp. 500 juta yang anda simpan di DEPOSITO dgn
asumsi bunga 1 % per bulan.
Mungkinkah hal tersebut bisa anda capai dalam kurun
waktu 5 tahun dengan aktivitas anda saat ini ?
(Berikan jawaban, dan alasan terhadap jawaban tsb.)
13
AKTIVITAS BISNIS
1
BISNIS
2
Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau perusahaan dalam bentuk jasa atau barang untuk
memperoleh laba.
Bisnis menciptakan banyak peluang berdasarkan kreativitas
dan inovasi yang ditampilkan.
Bisnis bisa dilakukan dengan cara manual maupun
memanfaatkan teknologi canggih sebagai sarana produksi
dengan melibatkan aspek-aspek manajemen, financial,
marketing, human resources.
Bisnis yang berhasil dan baik akan berkontribusi positif bagi
peningkatan kualitas dan standar hidup masyarakat, terlibat
dalam kegiatan amal, menghasilkan pemimpin bagi masyarakat
dan menjadi contoh bagi bisnis-bisnis lainnya.
EVOLUSI BISNIS
Proses terjadinya aktivitas bisnis dari masa ke
masa sesuai kondisi dan perkembangan
teknologi, ekonomi, sosial dan budaya saat itu.
TAPAN EVOLUSI BISNIS
ERA KOLONIAL (abad ke-17)
REVOLUSI INDUSTRI (thn 1760 – 1850)
ERA KEWIRAUSAHAAN (akhir 1800-an)
ERA PRODUKSI (sebelum 1920-an)
ERA PEMASARAN (sejak 1950-an)
ERA GLOBAL (thn 1980-an)
ERA INFORMASI (thn 1990-an)
3
SUMBER DAYA
4
Sumber daya atau faktor produksi, sering
disingkat sebagai 5 M yakni : Man, Money,
Machine, Material, Managerial.
Seorang entrepreneur harus jeli dan piawai
dalam menggerakkan dan memberdayakan
sumber daya yang ada secara optimal untuk
menghasilkan barang atau jasa sesuai sasaran
perusahaan.
SISTEM EKONOMI
5
SISTEM EKONOMI TERPIMPIN; sistem ekonomi
dimana faktor produksi, keputusan produksi dan
alokasinya ditentukan dan dikontrol oleh
pemerintah.
SISTEM EKONOMI PASAR; sistem ekonomi
dimana faktor produksi, keputusan produksi dan
alokasinya ditentukan dan dikontrol oleh
individu-individu. Pembeli dan penjual
melaksanakan transaksi berdasarkan hukum
penawaran dan permintaan.
SIKLUS EKONOMI PASAR
6
PERSAINGAN USAHA
7
Sistem ekonomi pasar menciptakan
terjadinya persaingan usaha antar
perusahaan. Persaingan akan mendorong
perusahaan untuk menghasilkan produk
berkualitas dan terjangkau oleh pasar.
Bentuk persaingan pasar dikategorikan atas
empat macam : Monopoli, Oligopoli,
Persaingan Monopolistik dan Persaingan
Sempurna.
PERSAINGAN USAHA
Karakteristik
Oligopoli
Persaingan
Monopolistik
Persaingan
Sempurna
Jumlah Pesaing
Tidak ada
Sedikit
Banyak
Sangat
banyak
Kesamaan
barang/jasa
Tidak ada
Bisa serupa
atau berbeda
Sama
Identik
Pengendalian harga
oleh
perusahaan
Cukup besar
Beberapa
Beberapa
Tidak ada
Kemudahan
memasuki
Industri
Diatur oleh
Pemerintah
Sukar
Relatif mudah
Mudah
PT Kereta Api
Indonesia
Industri
mobil
Toko alat tulis
Petani lokal
Contoh
8
Monopoli
LINGKUNGAN USAHA
ORGANISASI BISNIS BERADA DALAM
SUATU LINGKUNGAN USAHA YANG
MEMPENGARUHI AKTIVITAS USAHANYA,
YANG TERDIRI ATAS LINGKUNGAN
EKONOMI, TEKNOLOGI, HUKUM, SOSIALBUDAYA, POLITIK
9
LINGKUNGAN USAHA
10
Kuliah ke-3
MEMULAI BISNIS
1/14/2010
1
IDE BISNIS
• Membangun suatu usaha atau bisnis
•
dimulai dari pemikiran atau ide tentang
bagaimana, apa, dimana dan cara
memulai bisnis tersebut.
Suatu bisnis dimulai dari munculnya ideide cemerlang dalam benak seseorang
tentang keinginan membangun usaha dan
harapan akan keberhasilan usaha tersebut
1/14/2010
2
IDE-IDE BISNIS
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
HOBI
MENGAMATI
MEMBANTU ORANG
IDE LAMA
IDE ORANG LAIN
KOLABORASI
TERBITKAN
CATAT SECARA HUKUM
ADAKAN PERTUNJUKAN
NASEHAT KE ORANG LAIN
KONSUMSI MASYARAKAT
1/14/2010
3
PELUANG BISNIS
• Titik fokus pertama dalam Entrepreneur-
•
ship adalah apakah seseorang melihat
adanya peluang bisnis di sekitarnya atau
tidak
Peluang bisnis merupakan kesempatan
bagi seseorang untuk membuka usaha
sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan
atau pengalaman yang dimiliki.
1/14/2010
4
FAKTOR² PELUANG BISNIS
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PERUBAHAN TEKNOLOGI
PERUBAHAN POLITIK & KEBIJAKAN
PERUBAHAN DEMOGRAFI
INSTITUSI PENDIDIKAN
AKSES INFORMASI
VARIASI PENGALAMAN HIDUP
IKATAN SOSIAL
KEPRIBADIAN
MOTIVASI
EVALUASI DIRI
KARAKTERISTIK KOGNITIF
1/14/2010
5
KATEGORI BISNIS
1/14/2010
6
USAHA KECIL
• Usaha kecil (small business) adalah usaha
yang dikelola secara mandiri, tidak mendominasi
pasar dan memenuhi standar ukuran tertentu
dari sisi laba dan jumlah karyawan
• Usaha kecil menyediakan mayoritas lapangan
kerja dibidang-bidang perdagangan grosir,
perdagangan ritel, jasa, pertanian, perikanan,
industri konstruksi, usaha makanan dan
minuman
1/14/2010
7
Berbagai Usaha Kecil
1/14/2010
8
Usaha Kecil & Alasan Pendirian
1/14/2010
9
Keunggulan Usaha Kecil
1/14/2010
10
Kelemahan Usaha Kecil
• MANAJEMEN
• DANA
• PERATURAN PEMERINTAH
1/14/2010
11
KREDIT KORPORASI & UMKM
1/14/2010
12
MIND SET BISNIS
1/14/2010
13
MEMULAI BISNIS
• Menyusun Rencana Bisnis
• Awal Memulai Bisnis
• Yang Harus Diperhatikan
• Modal Diri
• Kunci Sukses
• Penunjang Keberhasilan
1/14/2010
14
Menyusun Rencana Bisnis
Rencana bisnis (business plan) adalah dokumen tertulis
yang berisi tujuan usaha, rencana penjualan, rencana
keuangan dan sasaran yang ingin dicapai dari usaha
tersebut. Rencana usaha merupakan pedoman bagi
entrepreneur, karyawan, rekanan, kreditor dan pihakpihak lain dalam mengimplementasikan usaha tersebut
• Menetapkan Tujuan & Sasaran
• Peramalan Penjualan
• Rencana Keuangan
1/14/2010
15
Awal Memulai Bisnis
• Siapa pelanggan kita
• Lokasi pelanggan
• Kemampuan daya beli pelanggan
• Jumlah produk yang dapat dibeli
•
•
pelanggan
Siapa pesaing kita
Beda produk kita dengan pesaing
1/14/2010
16
Yang Harus Diperhatikan
• Tekad Kuat, Kerja keras dan Dedikasi
• Kompetensi Manajerial
• Permintaan Pasar
• Kontrol Yang Ketat
• Beri Perhatian
1/14/2010
17
MODAL DIRI
• Akal Pikiran
• Keberanian
• Keyakinan
• Ketekunan
1/14/2010
18
KUNCI SUKSES MEMULAI BISNIS
• SKILL
• LOKASI
• MODAL
• PROMOSI
• BRAND
• MEMBANGUN SISTEM
• KARYAWAN
1/14/2010
19
PENUNJANG KEBERHASILAN
• Pengetahuan (Knowledge)
• Kemampuan (Capable)
• Pengalaman (Experience)
• Visi (Vision)
• Harapan (Hope)
• Keyakinan (Faith)
• Kebahagiaan (Happiness)
1/14/2010
20
MENDANAI BISNIS
• Tabungan Pribadi atau Keluarga
• Pendanaan Utang (debt financing)
1/14/2010
21
BENTUK BISNIS
• Usaha Perseorangan (Sole
Propietorship)
• Persekutuan (Partnership)
• Perseroan Terbatas (Corporation)
1/14/2010
22
Bentuk Usaha
Jumlah
Pemilik
Sumber Investasi
Tanggung
Jawab
Manajemen
Kontinuitas
Usaha Perseorangan
Satu pemilik
Pribadi
Pribadi, tidak
terbatas
Pribadi,
tidak terbatas
Berakhir karena
kematian atau
keputusan pemilik
Persekutuan
Dua atau
lebih pemilik
Pribadi berdasarkan
persekutuan
Pribadi, tidak
terbatas
Sesuai perjanjian
persekutuan atau
tidak terbatas
Berakhir karena
kematian atau
keputusan sekutu
Perseroan Terbatas
Jumlah
pemegang
saham tidak
terbatas
Penjualan saham
Modal yang diinvestasikan
Dibawah pengawasan dewan direktur
yang dipilih oleh
para pemegang
saham
Sesuai anggaran
dasar, abadi atau
dalam jangka
waktu tertentu
1/14/2010
23
Perseroan Terbatas
Jenis
Ciri
Contoh
Tertutup
Perusahaan pribadi atau keluarga
Saham dimiliki oleh sedikit orang
Dikenai pajak perusahaan
Mastercard
Primestar
Terbuka
Perusahaan publik
Saham dimiliki oleh banyak investor
Dikenai pajak perusahaan
Starbucks
Dell Computer
Corporation
Pemegang saham maksimum 75 orang
Dikelola seperti perusahaan tertutup
Dikenai peraturan tambahan
Dikenai pajak persekutuan
Frontier Bank
Minglewood Associates
Limited Liability
Dikelola seperti perusahaan terbuka
Dikenai peraturan tambahan
Dikenai pajak persekutuan
Ritz Carlton
Pacific Northwest Associates
Profesional
Dikelola seperti persekutuan
Dikenai pajak persekutuan
Tanggung jawab bisnis yang terbatas
Tanggung jawab profesional tak terbatas
Kantor Pengacara
Kantor Akuntan
Anderson
Multinasional
Melintasi batas negara
Peraturan sesuai negara masing-masing
Saham diperdagangkan di bursa efek
Exxon mobil
IBM
General Electric
1/14/2010
24
BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS
STRUKTUR
PERATURAN DAN
KONTROL KEPEMILIKAN
PERTIMBANGAN
PAJAK
PERTANGGUNGJAWABAN
MERINGANKAN
PEMBUKAAN DAN
PENGHENTIAN
Pemilikan
tunggal
Seorang pemilik mempunyai
kontrol penuh
Keuntungan dan
kerugian mengalir
langsung ke pemilik
dan dibebankan
rata-rata ke individual
Pemilik memiliki
tanggung jawab tak
terbatas terhadap
hutang bisnis
Mudah untuk membangun
namun meninggalkan
keuangan personal pemilik
dalam resiko.Pemilik harus
menjual keseluruhan bisnis
untuk mendapatkan
investasi dari orang lain.
Perkumpulan
Umum
Dua atau tiga pemilik; tiap
rekan diberikan kontrol
yang sama kecuali jika
penentuan kesepakatan
sebaliknya
Keuntungan dan
kerugian mengalir
langsung ke pemilik dan
dibebankan rata-rata
ke individual. Patner
membagikan
penghasilan dan
kerugian sama kecuali
jika penetapan
kesepakatan bersama
Aset pribadi dari
patner operasi
memiliki resiko dari
kreditor-kreditor
bisnis
Mudah untuk membangun.
Persetujuan bersama
direkomendasikan namun
tidak dibutuhkan. Patner
umumnya harus menjual
pembagian mereka dalam
bisnis untuk mengganti
investasi mereka
Hubungan
Terbatas
Dua atau lebih pemilik;
patner umumnya tidak
berpartisipasi dalam
pengelolaan
Sama dengan
hubungan pada
umumnya
Patner-patner
tertentu hanya
bertanggung jawab
untuk jumlah
investasinya
Sama dengan hubungan
pada umumnya
Sejumlah pemegang saham
terbatas; tida ada batas
pada kelas-kelas saham
atau aransemen voting.
Kepemilikan dan
pengelolaan bisnis terpisah.
Para pemegang saham di
korporasi publik tidak
tercakup di keputusan
pengelolaan harian;
dikorporasi-korporasi
didiadakan secara pribadi
atau tertutup; pemilik lebih
suka berpartisipasi dalam
pengelolaan bisnis
Keuntungankeuntungan dibebankan
kembali pada rata-rata
individu ketika mereka
didistribusikan kepada
investor sebagai
dividen
Kewajiban investor
terbatas atas jumlah
invstasinya
Beban dan kompleksitas
penggabungan berbeda dari
negara ke negara; dalam
hal harga didapat dari
perspektif pajak. Pada
korporasi publik, pemegang
saham dapat menjual
sahamnya di pasar terbuka;
pada korporasi privat, para
pemegan saham harus
mendapatkan pembeli
sahamnya untuk mengganti
investasi mereka
1/14/2010
25
KARAKTERISTIK EKONOMI BARU
KARAKTERISTIK
EKONOMI LAMA
EKONOMI BARU
Keuntungan kompetitif
Keuntungan kompetitif
bergantung pada
aset fisik
Keuntungan kompetitif berdasar aset intelektual
Strategi Keuangan
Profit dimaksimalkan dengan
mengontrol
harga
Profit dimaksimalkan dengan menambah nilai barang
dan jasa
Teknologi
Teknologi Mekanis adalah
pengaruh
utama dalam pertumbuha
ekonomi
Teknologi informasi adalah pengaruh utama dalam
pertumbuhan ekonomi
Kekuatan Kerja
Kemampuan spesifik kerja
Kemampuan yang diubah dan pelajaran jangka panjang
Geografi
Firma-firma berlokasi dekat
sumbersumber untuk mengurangi
biaya
Firma-firma berlokasi dekat kolaborator dan kompetitor
untuk menaikkan inovasi
Modal
Pembiayaan hutang
Modal usaha
Komunikasi dengan
pelanggan
Media masa, dengan
percakapan searah
pengontrol perusahaan
Potonga-potongan, media personal, dengan respon
pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan lainnya
melalui percakapan multipel
1/14/2010
26
Kuliah ke-4
MENGELOLA BISNIS
1/14/2010
1
MENETAPKAN SASARAN BISNIS
• Bisnis Baru Pengenalan Produk
& Jumlah Pelanggan.
• Bisnis Lama Pertumbuhan &
Peningkatan Pendapatan.
1/14/2010
2
Tujuan Penetapan Sasaran Bisnis
• Memberi arah dan panduan bagi para
manajer pelaksana
• Alokasi Sumber Daya
• Membangun Budaya Perusahaan
• Membantu manajer menilai kinerja
1/14/2010
3
TARGET SASARAN BISNIS
• Jangka Pendek (3-12 bln) rekruitmen tenaga kerja,
•
•
membangun sistem kerja, pengenalan produk baru atau
prosentase target penjualan
Jangka Menengah (1-5 tahun) Manajer pemasaran
menargetkan sasaran penjualan sebesar 7 persen dalam
3 tahun
Jangka Panjang (>5 tahun) UNIKOM menargetkan
penambahan gedung baru 16 lantai pada tahun
kesembilan
1/14/2010
4
MERUMUSKAN STRATEGI BISNIS
1. Menetapkan Sasaran Strategis
Sasaran strategis adalah sasaran jangka panjang sesuai
Misi perusahaan. Cont