34
Helmi Asyari, 2014 Penerapan Model Discovery Learning pada Mata Pelajaran IPA Materi sifat-Sifat Cahaya
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas PTK. Kunandar 2008, hlm. 44 mengemukakan pengertian PTK
yakni: PTK didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan
action research
yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain kolaborasi dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
treatment
tertentu dalam suatu siklus. Sejalan dengan pendapat Kunandar, Hopkins dalam Wiraatmadja, 2010,
hlm. 11 mengemukakan pengertian penelitian ti ndakan kelas “… suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah usaha seseorang untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran di kelas
baik itu dilakukan seorang diri atau bersama-sama dengan orang lain. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas
dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya Kunanadar, 2008, hlm. 45. Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas penting
dilaksanakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran serta mengembangkan kegiatan profesi guru.
B. Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kunandar, 2008, hlm. 70-71 bahwa „penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan
Helmi Asyari, 2014 Penerapan Model Discovery Learning pada Mata Pelajaran IPA Materi sifat-Sifat Cahaya
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
komplementari yang terdiri dari empat momentum esensial‟. Kemmis dan Mc Taggart mengemukakan bahwa penelitian ini dilakukan melalui proses dinamis
yang artinya proses yang dilaksanakan dapat terus berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan diberhentikan jika permasalahan yang terjadi dapat
terpecahkan. Momentum esensial tersebut terdiri dari penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat momentum esensial tersebut
dilaksanakan pada setiap siklus yang berkelanjutan. Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart karena pada model
ini peneliti dapat merefleksikan setiap siklus dan merencanakan kembali tindakan sesuai dengan refleksi yang telah dilakukan, refleksi tersebut berdasarkan data
yang ditemukan pada saat observasi ketika tindakan berlangsung. Refleksi berguna untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat
tindakan berlangsung yang kemudian dapat dijadikan acuan memperbaiki kekurangan tersebut dan diterapkan pada siklus selanjutnya. Berikut ini alur empat
unsur pokok model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan dalam tiga siklus sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti.
Observasi
Perncanaan
Observasi
Refleksi
Perncanaan Tindakan
Observasi Refleksi
Tindakan
Siklus II Siklus I
Siklus III
Helmi Asyari, 2014 Penerapan Model Discovery Learning pada Mata Pelajaran IPA Materi sifat-Sifat Cahaya
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama, 2010, hlm. 21
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus menurut model Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Planning
, dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pertama kali yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan
dilaksanakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada pelaksanaan. Selain itu, dalam perencanaan peneliti menentukan instrumen
pembelajaran dan instrument penelitian yang akan digunakan saat pelaksanaan.
2. Pelaksanaan A
cting
, dalam tahap ini, rencana yang telah disusun dilaksanakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu langkah-langkah
pembelajaran dengan menerapkan model
Discovery Learning
sebagai model pembelajarannya.
3. Observasi
Observing
, dalam tahap ini, penelitian melakukan observasi terhadap tindakan yang sedang dilakukan, Observasi dilakukan oleh pihak
lain Observer. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan keterlaksanaan
tindakan. 4.
Refleksi yang mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat
observasi dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi kemudian dibuat perencanaan tindakan
selanjutnya. Keempat tahapan dalam penelitian ini merupakan unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu kegiatan yang berdasarkan pada perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan perubahan
ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran.
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian