Identifikasi dan Perumusan Masalah

Afianti Sulastri, 2014 KONTRIBUSI LITERASI SAINS DAN KORELASINYA TERHADAP PERILAKU SEHAT SISWA SEKOLAH LANJUTAN ATAS KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu merokok, tidak minum minuman keras, aktivitas fisik, dan Indeks Massa Tubuh IMT. Jurges 2009 meneliti mengenai faktor latar belakang jurusan terhadap praktik perilaku sehat berupa kebiasaan merokok dan obesitas. Dia menemukan bahwa tidak ada efek kausal pendidikan dalam mengurangi kasus overweight dan obesitas, namun terdapat efek negatif terhadap kebiasaan merokok. Berdasarkan uraian di atas, mengingat pentingnya penguasaan terhadap konten sains khususnya yang terkait masalah kesehatan dan peran sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembangunan manusia, maka dalam penelitian ini, penulis ingin memperoleh gambaran tingkat literasi sains pada siswa SMA dan siswa SMK kelas X sebagai kelompok usia yang merupakan calon-calon generasi penerus pembangunan serta pengaruhnya terhadap perilaku sehatnya.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Siswa sekolah menengah pada jenjang Sekolah Lanjutan Atas SLA merupakan kelompok usia yang merupakan calon-calon angkatan kerja dan akan berperan sebagai modal pembangunan. Secara formal, siswa SLA dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu Sekolah Menengah Atas SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Aspek kesehatan sebagai salah satu indikator kualitas manusia membuat hal ini menjadi penting untuk diperhatikan. Individu yang produktif dapat terwujud dari individu yang sehat. Dengan demikian, faktor kesehatan dapat menjadi faktor yang mendukung produktivitas yang tinggi, sehingga akan dicapai peningkatan taraf ekonomi yang baik bagi pembangunan masyarakat. Kesehatan merupakan salah satu bagian dari bidang kajian sains yang telah dikembangkan menjadi ilmu terapan tersendiri. Penguasaan sains yang memadai dapat menjadi salah satu bekal dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan bekal pengetahuan yang cukup diharapkan usia angkatan kerja ini diantaranya dapat berperilaku sehat sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang pada akhirnya menjadi generasi yang produktif bagi kemajuan pembangunan. Pemberlakuan kurikulum baru 2013 diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan pengetahuan sains dasar dengan adanya kesamaan muatan dalam mata pelajaran wajib dan program lintas minat antar jurusan. Afianti Sulastri, 2014 KONTRIBUSI LITERASI SAINS DAN KORELASINYA TERHADAP PERILAKU SEHAT SISWA SEKOLAH LANJUTAN ATAS KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa jauh hubungan tingkat literasi sains terkait masalah kesehatan pada siswa Sekolah Lanjutan Atas SLA dan perilaku sehatnya, maka rumusan masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana tingkat literasi sains siswa SLA dan korelasinya terhadap perilaku sehatnya ?” Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka selanjutnya dapat dijabarkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat literasi sains terkait masalah kesehatan pada siswa SLA kelas X? 2. Bagaimana gambaran perilaku sehat siswa SLA kelas X? 3. Bagaimana hubungan tingkat literasi sains siswa SLA kelas X terkait masalah kesehatan dan kontribusinya terhadap perilaku sehatnya?

C. Batasan Masalah Penelitian