Analisis kebutuhan dasar dan resppons masyarakat sekitar hutan terhadap perhutanan sosial
SAPJA ANANTANYU. "Anal~sisKebutuhan Dasar dan Respons Masyarakat Sekitar Hutan terhadap Perhutanan Sosial (Kasus di Desa Katekan, Desa
Mojorebo, dan Desa Dokoro", d~bawahbirnbingan PANG S. ASNGARI sebaga~
ketua, BASITA GINTING dan DJOKO SUSANTO sebagai anggota.
Pernbangunan kehutanan diarahkan untuk rnernberikan rnanfaat sebesar-besarnya bagi kernakrnuran rakyat dengan tetap rnenjaga kelestarian dan
kelangsungan fungsi hutan. Program Perhutanan Sosial diadakan dalarn upaya
rneningkatkan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalarn pernbangunan kehutanan. Keberhasilan program tersebut sangat tergantung pada respons rnasyarakat sekitar hutan yang rnerupakan sasaran program itu.
Tujuan urnurn yang akan dicapai dalarn penelitian ini adalah rnengenali
kaitan antara pernenuhan kebutuhan dasar rnasyarakat pedesaan yang tinggal
di sekitar hutan dengan program perhutanan sosial. Tujuan khusus yang akan
dicapai dalarn penelitian ini adalah: (1) Mencari informasi tentang taraf kehidupan sosial ekonorni rnasyarakat sekitar hutan, (2) Mengetahui tingkat kebutuhan
dasar rnasyarakat sekitar hutan, dan (3) Mengetahui respons rnasyarakat sekitar hutan terhadap keterlibatan rnereka dalarn perhutanan sosial.
Penelitian dilakukan dengan rnetode survai, mengarnbil tiga desa lokasi
penelitian, yaitu: Desa Katekan Kecarnatan Brati, Desa Mojorebo dan Desa
Dokoro Kecarnatan Wirosari. Sebagai unit analisis adalah petani hutan dan
rurnah tangga petani hutan, untuk masing-masing lokasi diarnbil 30 petani hutan
sebagai responden dalarn penelitian ini.
Berdasarkan analisis terhadap pernenuhan kebutuhan dasar rnasyarakat
petani rnenunjukkan kondisi-kondisi urnurn sebagai berikut: (a) Dilihat dari nilai
pengeluaran konsurnsi per kapita per bulan yang lebih tinggi dari batas indikator
kerniskinan, maka tingkat pernenuhan kebutuhan pangan rnenunjukkan status
relatif baik, narnun dilihat dari kelengkapan gizi rnasih belurn terpenuhi, (b) Dari
keadaan urnurn fisik bangunan tingkat pernenuhan kebutuhan perurnahan dalam kategori cukup, (c) Tingkat pernenuhan kebutuhan kesehatan relatif baik
yang ditunjukkan keterjangkauan rnasyarakat rnenggunakan pelayanan kesehatan, dan (d) Tingkat pernenuhan kebutuhan pendidikan rnasih sangat kurang
yang ditunjukkan oleh masih rendahnya anak-anak yang bisa rnelanjutkan pendidikan pada tingkat lanjutan.
Masyarakat Desa Katekan, Desa Mojorebo, dan Desa Dokoro rnenunjukkan respons positif terhadap keberadaan program Perhutanan Sosial yang ada.
Respons alasan keikutsertaan rnernperlihatkan kategori yang kuat. Keinginan
untuk rnenarnbah pendapatan rnerupakan dorongan yang paling kuat, sedangkan alasan untuk rnernperoleh kredit atau bantuan rnerupakan dorongan yang
paling lernah. Kedinarnisan kelornpok sangat tergantung pada ada tidaknya
pernbinaan dari petugas lapangan serta kernauan rnasyarakat. Produktivitas
usahatani di lahan PS sangat bervariasi antar lokasi, karena perbedaan dalarn
penggunaan faktor-faktor produksi dan perbedaan tingkat kesuburan lahan.
Respons terhadap program Perhutanan Sosial kurang rnernperlihatkan
hubungan yang nyata dengan tingkat pernenuhan kebutuhan dasar petani,
meskipun khusus Lokasi I respons terhadap program Perhutanan Sosial
berkaitan nyata dengan tingkat pernenuhan kebutuhan dasar petani, seperti:
pangan (rs=-0,43182), perurnahan (rs=0,48149), pendidikan (rs=0,42802), dan
kesehatan (rs=0,34653).
Hubungan antara tingkat respons terhadap program Perhutanan Sosial
dengan karakteristik petani:
(a) Terdapat hubungan nyata dengan faktor-faktor ekonorni, seperti: pernilikan
lahan (rs=-0,31331), modal (rs=-0,30263), dan tenaga kerja (rs=0,43875)
pada lokasi I; pernilkan lahan pada lokasi II (rs=-0,56947) dan pada Lokasi
111 (rs=0,30890).
(b) Terdapat hubungan nyata dengan faktor-faktor sosial:
- kualitas SDM: jurnlah anggota rurnah tangga (rs=0,47144) pada Lokasi I;
pengalarnan kerja (rs=0,37065) pada Lokasi 11; urnur (rs=-0,44348), tingkat pendidikan (rs=0,31655), pengalarnan berusahatani (rs=-0,39672)
pada Lokasi Ill.
- nilai-nilai yang diyakini: persepsi waktu (rs=-0,53165), hubungan dengan
alarn (rs=-0,34379), hubungan dengan sesarna (rs=-0,57881) pada Lokasi I; persepsi waktu (rs=-0,42621), hubungan dengan alarn (rs=-0,50676),
hubungan dengan sesarna (rs=0,43921) pada Lokasi II; dan hubungan
dengan alarn (rs=-0,34904) pada Lokasi Ill.
- aktivitas sosial: rs=0,51448 pada lokasi I, rs=0,44561 pada Lokasi 11, dan
rs=0,35439 pada Lokasi Ill.
Pada ketiga lokasi aspek peubah terikat yang berhubungan bervariasi.
Hubungan antara tingkat pemenuhan kebutuhan dasar dengan karakteristik petani pesanggem menunjukkan:
(a) Hubungan dengan faktor-faktor ekonomi: pemilikan lahan (rs=0,34658 pada Lokasi I, rs=0,31923 pada Lokasi ll, dan rs=-0,34998 pada Lokasi Ill),
tenaga kerja (rs=0,55840 pada Lokasi I, rs=0,40667 pada Lokasi II dan rs
=63719 pada Lokasi Ill).
(b) Hubungan dengan faktor-faktor sosial:
- kualitas SDM: umur (rs=0,38785), tingkat pendidikan (rs=0,38535), jumlah anggota rumah tangga (rs=-0,77319) pada Lokasi I; umur (rs
=0,32458), pengalaman berusahatani (rs=0,38979), jumlah anggota rumah tangga (rs=-0,53195) pada Lokasi II; dan umur (rs=0,44553), pengalaman berusahatani (rs=0,34761), jumlah anggota rumah tangga (rs
=-0,52647) pada Lokasi Ill.
- nilai-nilai yang diyakini: hakekat hidup (rs= -0,50582), persepsi waktu
(rs=0,38656), hubungan dengan sesama (rs=0,34805) pada Lokasi I;
hakekat hidup (rs=0,35171), hubungan dengan alam (rs=-0,33847), hubungan dengan sesama manusia (rs=-0,33424) pada Lokasi ll.
-
aktivitas sosial: rs=0,47259 pada Lokasi I, rs=0,31364 pada Lokasi Ill.
Pada ketiga lokasi aspek peubah terikat yang berhubungan bervariasi.
Mojorebo, dan Desa Dokoro", d~bawahbirnbingan PANG S. ASNGARI sebaga~
ketua, BASITA GINTING dan DJOKO SUSANTO sebagai anggota.
Pernbangunan kehutanan diarahkan untuk rnernberikan rnanfaat sebesar-besarnya bagi kernakrnuran rakyat dengan tetap rnenjaga kelestarian dan
kelangsungan fungsi hutan. Program Perhutanan Sosial diadakan dalarn upaya
rneningkatkan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalarn pernbangunan kehutanan. Keberhasilan program tersebut sangat tergantung pada respons rnasyarakat sekitar hutan yang rnerupakan sasaran program itu.
Tujuan urnurn yang akan dicapai dalarn penelitian ini adalah rnengenali
kaitan antara pernenuhan kebutuhan dasar rnasyarakat pedesaan yang tinggal
di sekitar hutan dengan program perhutanan sosial. Tujuan khusus yang akan
dicapai dalarn penelitian ini adalah: (1) Mencari informasi tentang taraf kehidupan sosial ekonorni rnasyarakat sekitar hutan, (2) Mengetahui tingkat kebutuhan
dasar rnasyarakat sekitar hutan, dan (3) Mengetahui respons rnasyarakat sekitar hutan terhadap keterlibatan rnereka dalarn perhutanan sosial.
Penelitian dilakukan dengan rnetode survai, mengarnbil tiga desa lokasi
penelitian, yaitu: Desa Katekan Kecarnatan Brati, Desa Mojorebo dan Desa
Dokoro Kecarnatan Wirosari. Sebagai unit analisis adalah petani hutan dan
rurnah tangga petani hutan, untuk masing-masing lokasi diarnbil 30 petani hutan
sebagai responden dalarn penelitian ini.
Berdasarkan analisis terhadap pernenuhan kebutuhan dasar rnasyarakat
petani rnenunjukkan kondisi-kondisi urnurn sebagai berikut: (a) Dilihat dari nilai
pengeluaran konsurnsi per kapita per bulan yang lebih tinggi dari batas indikator
kerniskinan, maka tingkat pernenuhan kebutuhan pangan rnenunjukkan status
relatif baik, narnun dilihat dari kelengkapan gizi rnasih belurn terpenuhi, (b) Dari
keadaan urnurn fisik bangunan tingkat pernenuhan kebutuhan perurnahan dalam kategori cukup, (c) Tingkat pernenuhan kebutuhan kesehatan relatif baik
yang ditunjukkan keterjangkauan rnasyarakat rnenggunakan pelayanan kesehatan, dan (d) Tingkat pernenuhan kebutuhan pendidikan rnasih sangat kurang
yang ditunjukkan oleh masih rendahnya anak-anak yang bisa rnelanjutkan pendidikan pada tingkat lanjutan.
Masyarakat Desa Katekan, Desa Mojorebo, dan Desa Dokoro rnenunjukkan respons positif terhadap keberadaan program Perhutanan Sosial yang ada.
Respons alasan keikutsertaan rnernperlihatkan kategori yang kuat. Keinginan
untuk rnenarnbah pendapatan rnerupakan dorongan yang paling kuat, sedangkan alasan untuk rnernperoleh kredit atau bantuan rnerupakan dorongan yang
paling lernah. Kedinarnisan kelornpok sangat tergantung pada ada tidaknya
pernbinaan dari petugas lapangan serta kernauan rnasyarakat. Produktivitas
usahatani di lahan PS sangat bervariasi antar lokasi, karena perbedaan dalarn
penggunaan faktor-faktor produksi dan perbedaan tingkat kesuburan lahan.
Respons terhadap program Perhutanan Sosial kurang rnernperlihatkan
hubungan yang nyata dengan tingkat pernenuhan kebutuhan dasar petani,
meskipun khusus Lokasi I respons terhadap program Perhutanan Sosial
berkaitan nyata dengan tingkat pernenuhan kebutuhan dasar petani, seperti:
pangan (rs=-0,43182), perurnahan (rs=0,48149), pendidikan (rs=0,42802), dan
kesehatan (rs=0,34653).
Hubungan antara tingkat respons terhadap program Perhutanan Sosial
dengan karakteristik petani:
(a) Terdapat hubungan nyata dengan faktor-faktor ekonorni, seperti: pernilikan
lahan (rs=-0,31331), modal (rs=-0,30263), dan tenaga kerja (rs=0,43875)
pada lokasi I; pernilkan lahan pada lokasi II (rs=-0,56947) dan pada Lokasi
111 (rs=0,30890).
(b) Terdapat hubungan nyata dengan faktor-faktor sosial:
- kualitas SDM: jurnlah anggota rurnah tangga (rs=0,47144) pada Lokasi I;
pengalarnan kerja (rs=0,37065) pada Lokasi 11; urnur (rs=-0,44348), tingkat pendidikan (rs=0,31655), pengalarnan berusahatani (rs=-0,39672)
pada Lokasi Ill.
- nilai-nilai yang diyakini: persepsi waktu (rs=-0,53165), hubungan dengan
alarn (rs=-0,34379), hubungan dengan sesarna (rs=-0,57881) pada Lokasi I; persepsi waktu (rs=-0,42621), hubungan dengan alarn (rs=-0,50676),
hubungan dengan sesarna (rs=0,43921) pada Lokasi II; dan hubungan
dengan alarn (rs=-0,34904) pada Lokasi Ill.
- aktivitas sosial: rs=0,51448 pada lokasi I, rs=0,44561 pada Lokasi 11, dan
rs=0,35439 pada Lokasi Ill.
Pada ketiga lokasi aspek peubah terikat yang berhubungan bervariasi.
Hubungan antara tingkat pemenuhan kebutuhan dasar dengan karakteristik petani pesanggem menunjukkan:
(a) Hubungan dengan faktor-faktor ekonomi: pemilikan lahan (rs=0,34658 pada Lokasi I, rs=0,31923 pada Lokasi ll, dan rs=-0,34998 pada Lokasi Ill),
tenaga kerja (rs=0,55840 pada Lokasi I, rs=0,40667 pada Lokasi II dan rs
=63719 pada Lokasi Ill).
(b) Hubungan dengan faktor-faktor sosial:
- kualitas SDM: umur (rs=0,38785), tingkat pendidikan (rs=0,38535), jumlah anggota rumah tangga (rs=-0,77319) pada Lokasi I; umur (rs
=0,32458), pengalaman berusahatani (rs=0,38979), jumlah anggota rumah tangga (rs=-0,53195) pada Lokasi II; dan umur (rs=0,44553), pengalaman berusahatani (rs=0,34761), jumlah anggota rumah tangga (rs
=-0,52647) pada Lokasi Ill.
- nilai-nilai yang diyakini: hakekat hidup (rs= -0,50582), persepsi waktu
(rs=0,38656), hubungan dengan sesama (rs=0,34805) pada Lokasi I;
hakekat hidup (rs=0,35171), hubungan dengan alam (rs=-0,33847), hubungan dengan sesama manusia (rs=-0,33424) pada Lokasi ll.
-
aktivitas sosial: rs=0,47259 pada Lokasi I, rs=0,31364 pada Lokasi Ill.
Pada ketiga lokasi aspek peubah terikat yang berhubungan bervariasi.