Analisis penulis Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana

51 6. Membabankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2000 dua ribu rupiah

5. Analisis penulis

Dari segi hukum pidana formil, penulis ingin menganalisis apakah putusan tersebut di atas telah terpenuhi prosedur hukum acara pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 81 tahun 1981 tentang kitab undang-undang Hukum Acara Pidana. Dalam putusan tersebut di atas telah memuat hal-hal dalam suatu putusan pengadilan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 197 JO pasal 199 KUHAP. Pasal 197 KUHAP mengatur sebagai berikut: 1. Surat putusan pemidanaan memuat : a. Kepala putusan yang dituliskan berbunyi “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” b. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tingal, agama, dan pekerjaan terdakwa c. Dakwaan sebagaimana termuat dalam surat dakwaaan d. Pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat yang diperoleh dari pemeriksaan disidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa. e. Tuntutan pidana sebagai mana terdapat dalam surat tuntutan f. Pasal peraturan yang menjadi dasar pemidanaan atau tindakan dan pasal perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dari 52 putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan meringankan terdakwa. g. Hari dan tanggal diselenggarakannya musyawarah majelis hakim, kecuali perkara yang diperiksa hakim tunggal h. Pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan dalam tindak pidana disertai dengan kualifikasinya dan pemidanaan atau tindakan yang dijatuhkan i. Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti j. Keterangan kepada seluruh surat ternyata palsu atau keterangan dimana letaknya kepalsuan itu jika terdapat surat otentik dianggap palsu k. Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam penahanan atau dibebaskan l. Hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang memutus dan nama panitera 2. Tidak terpenuhinya ketentuan dalam ayat 1 huruf a, b, c, d, e, f, g, h, I, j, k, dan l pasal ini mengakibatkan batal demi hikum. 3. Putusan dilaksanakan dengan segera menurut ketentuan dalam Undang-undang ini, putusan pengadilan harus didukung oleh dua alat bukti yang sah sebagaimana ditetapkan dalam pasal 183 Jo pasal 185 KUHAP. 53 Pasal 183 KUHAP mengatur sebagai berikut : Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah yang ia peroleh bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Pasal 185 KUHAP mengatur sebagai berikut : 1. Keterangan saksi sebagai alat bukti adalah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan 2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya 3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak berlaku apabila disertai alat bukti yang sah lainnya. 4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungan satu dengan yang lain sedemikian serupa, sehingga dapat memberikan kebenaran adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu 5. Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan saksi 6. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus sungguh-sungguh memperhatikan : a. Penyesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain b. Penyesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain 54 c. Alas an yang mungkin digunakan oleh saksi untuk memberikan ketenangan yang tertentu d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya. Selanjutnya penulis menganalisis dari segi hukum pidana materil yakni persyaratan untuk dapat dipidananya seseorang. Dalam perkara di atas perbuatan terdakwa telah terpenuhi unsur delik sebagaimana diatur dalam dakwaan primair melanggar pasal 127 ayat 1 huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Unsur setiap orang 2. Unsur penyalahgunaan narkotika golongan I bagi diri sendiri Ad.1 Unsur setiap orang Kata “setiap orang” adalah sama dengan terminologi kata “barang siapa”. Jadi yang dimaksud dengan setiap orang disini adalah setiap orang atau pribadi yang merupakan subjek hukum yang melakukan suatu perbuatan pidana atau subjek pelaku daripada suatu perbuatan pidana yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas segala tindakannya. Bahwa terdakwa atas nama ILHAMSYAH Als ILE Als IPPONG Bin TAMAJUDDIN adalah laki-laki dewasa yang sehat jasmani dan rohaninya, sehingga dipandang mampu dimintai pertanggungjawaban, dengan demikian unsur setiap orang telah terpenuhi bahwa terdakwa adalah pelaku dari perbuatan pidana dan terbukti menurut hukum. 55 Ad. 2 Unsur penyalahgunaan Narkotika golongan I bagi diri sendiri Berdasarkan keterangan para saksi yang berkesesuaian dengan keterangan terdakwa dan didukung barang bukti dan untuk memperoleh keyakinan terhadap suatu peristiwa tindakpidana maka di depan persidangan terungkap fakta hukum bahwa benar pada hari Rabu tanggal 5 september 2012 sekitar pukul 19.00 Wita terdakwa disergap oleh kepolisian ressor Bulukumba yaitu saksi M. Yunus dan saksi Risman di depan rumahnya di dusun Paolotonge Desa Barugae Kecematan Bulukumpa karena diduga memiliki Narkotika jenis sabu-sabu. Barangn bukti tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik cabang Makassar, berdasarkan pemeriksaan tersebut disimpulkan bahwa urin milik terdakwa terbukti mengandung Metamfetamina dan tergolong Narkotika golongan I bagi diri sendiri.

B. Pertimbangan Hukum Oleh Majelis Hakim dalam Menerapkan Sanksi