hanyut dan rusak. Ditambah bila penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktifitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian. Akan tetapi
kerugian akibat banjir dapat sedikit dikurangi bila ada peringatan dini banjir, sehingga masyarakat sudah siap sebelum banjir datang.
Salah satu cara mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh genangan air adalah harus mengetahui tinggi permukaan dan debit air.
Pengukuran yang digunakan saat ini masih menggunakan tanda garis yang dibuat sedemikian rupa serta masih menghitung debitnya secara manual. Dengan sistem
pengukuran yang dilakukan saat ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat dilakukan secara terus menerus karena faktor keterbatasan fisik yang ada pada
manusia. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sensor ultrasonic.
Sensor ultrasonik digunakan dalam pengukuran ketinggian air yang dipasang dihalaman rumah. Sensor tersebut mendeteksi jarak dari sensor ke
permukaan air sehingga pendeteksian tidak perlu dilakukan dengan kontak fisik antara sensor dengan air.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dibahas dalam laporan proyek ini, yaitu:
1. Bagaimana mendeteksi air berdasarkan ketinggian menggunakan sensor
ultrasonik. 2.
Bagaimana merancang rangkaian untuk mendeteksi banjir.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana membuat perangkat lunak untuk mengendalikan sensor dan buzzer
pada rangkaian deteksi banjir.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah secara nyata dan
aplikatif. 2.
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program studi DIII Fisika di Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
3. Studi awal dalam merancang suatu alat instrumentasi cerdas alat untuk
mendeteksi ketinggian air akibat banjir. 4.
Merancang rangkaian pengendali alat detector banjir menggunakan mikrokontroler AVR ATMega8535 .
5. Membuat program untuk membaca ketinggian air dengan sensor ultrasonic
dan membunyikan alarm peringatan.
1.4 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis dan waktu pelaksanaan pembuatan laporan proyek, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Rancangan menggunakan sebuah mikrokontroler yaitu ATMega8535 sebagai
pengendali sistem.
2. Perancangan menggunakan sistem ultrasonic tipe SR04 sebagai deteksi
ketinggian.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemrograman IC mikrokontroler menggunakan bahasa pemrograman C yaitu
Code Vision AVR versi 2.4.0.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja sistem pengaturan
atap otomatis, maka penulis menulis laporan proyek ini sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika
penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian
Teori pendukung itu antara lain tentang sensor ultrasonic, mikrokontroller ATmega8535 hardware dan software, Transistor
Negatif Positif Negatif NPN dan transistor Positif Negatif Positif PNP, Buzzer, bahasa program yang digunakan serta karekteristik
dari komponen-komponen pendukung.
BAB III. PERANCANGAN ALAT
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV. PENGUJIAN RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan
untuk mengaktifkan rangkaian, dan diagram alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroller ATMega8535.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah yang
diberikan agar rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang
mempunyai sistem kerja yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Mikrokontroller ATMega 8535
Mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s RISC Processor dari Atmel ini menggunakan arsitektur RISC Reduced Instruction Set Computing yang artinya
proses tersebut memilikiset instruksi program yang lebih sedikit dibandingkan dengan MCS-51 yang menerapkan arsitektur CISC Complex Instruction Set
Computer. Beberapa fitur yang dimiliki Mikrokontroler ATMega8535 adalah 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
32 x 8-bit register serbaguna.
Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535
2.1.1 Timer ATMega8535
ATMega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timer counter 8-bit dan 1 buah timer counter 16-bit. Ketiga modul timer counter ini dapat
diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu semua timer counter juga dapat difungsikan sebagai
sumber interupsi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Pin-Pin Mikrokontroler ATmega8535
Gambar 2.2 Konfigurasi pin ATMega8535 Data Sheet AVR
Konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada gambar 2.2. Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
2. GND merukan pin Ground.
3. Port A PortA0 sampai PortA7 merupakan pin inputoutput dua arah dan
pin masukan ADC. 4.
Port B PortB sampai PortB7 merupakan pin inputoutput dua arah dan dan pin fungsi khusus.
5. Port D PortD0 sampai PortD7 merupakan pin inputoutput dua arah dan
pin fungsi khusus. 6.
RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. 7.
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
Universitas Sumatera Utara
8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
9. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.2 Pengenalan Pemrograman C