Pengaruh Sanksi Administrasi dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode 2010-2015)

(1)

118

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini, penulis dan pihak instansi tempat

penelitian, menyetujui:

“Untuk

memberikan kepada UNIKOM

Hak Bebas Royalty Nonekslusif

atas

penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku untuk kepentingan riset dan penelitian

”.

Bandung, Agustus 2016

Kantor Pelayanan Pajak Sumedang

Penulis

Kepala Kantor

Astri Yona Apriyanti

Ade Witarsa

i

NIM. 21112207

NIP. 196503291985031001

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

ASRI JULIANTI, S.Pd., M.Si

NIP.-

Catatan:

Bab I, II, IV, V, serta Lampiran tidak di-

online-

kan dengan alasan:

1.

Pihak instansi tidak ingin di publikasikan dan

2.

Untuk menghindari penyalahgunaan data oleh peneliti lain ang dapat merugikan

penulis dan instansi tempat penelitian.


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SANKSI ADMINISTRASI DAN SURAT PAKSA

TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Sumedang)

The Influence Of Administrative Sanctions And Forced Letter To

The Disbursement Of Tax Arrears

(

Survey at small tax payer office in KPP Bandung Sumedang

)

ASTRI YONA APRIYANTI

NIM. 21112207

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal:

Agustus 2016

Menyetujui,

Pembimbing

ASRI JULIANTI, S.Pd., M.Si

NIP.-

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Ketua Program Studi Akuntansi

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA

NIP. 4127.70.019

NIP. 4127.34.03.015


(3)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1.

Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di UNIKOM maupun

diperguruan tinggi.

2.

Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3.

Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dicantumkan dalam

naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar

pustaka.

4.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakpastian dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Agustus 2016

Astri Yona Apriyanti

i

NIM: 21112207


(4)

121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1.

Data Pribadi

Nama

: Astri Yona Apriyanti

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 14 April 1993

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat Rumah

: Jl. Raya laswi no 13 Kp. Paminggir 01/10 Desa.

Manggungharja Kecamatan. Ciparay Kabupaten.

Bandung

No. Handphone

: +6283817012414

Email

: astriyonaa@gmail.com

II.

Pendidikan Formal dan Non Formal

Formal

Tahun 1999-2005

: SD Negeri Gadis 1,

Tahun 2005-2008

: SMP Karya Pembangunan Ciparay,

Tahun 2008-2011

: SMA Negeri 1 Ciparay,


(5)

122

Tahun 2012-sekarang

: Universitas Komputer Indonesia Fakultas

Ekonomi Program Studi Akuntansi

Non Formal

Tahun 2013

: Workshop Zahir Accounting

Tahun 2014

: Pelatihan Pajak Terapan (Brevet A & B Terpadu)

III. Pengalaman Organisasi/Magang

Juli-September 2015

: Kerja Praktek di BANK BJB KCP PASIRKALIKI

Mei-Juni 2016

: Praktek Kerja Lapangan di Kantor Pelayanan


(6)

PENGARUH SANKSI ADMINISTRASI DAN SURAT PAKSA

TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Sumedang)

The Influence Of Administrative Sanctions And Forced Letter To

The Disbursement Of Tax Arrears

(

Survey at small tax payer office in KPP Bandung Sumedang

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Sudi Akuntansi

Oleh:

Nama: Astri Yona Apriyanti

Nim: 21112207

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikaum Wr. Wb

Alhamdulillah

segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala karunia dan ridhonya, shalawat serta salam kepada Nabi

Muhammad SAW, karena akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Penulisan Skripsi berjudul

Sanksi Administrasi dan Surat Paksa

Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak

”.

Laporan ini disusun sebagai salah satu

syarat menempuh Skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun

penulis mengharapakn semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

Dalam menyusun laporan ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

arahan serta petunjuk sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1.

Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

2.

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE. Spec. Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(8)

iv

3.

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak, CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4.

Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom. Selaku Sekertaris Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5.

Lilis Puspitawati, SE., M.Si, CA selaku Dosen Wali 4 AK 6

6.

Dr. Adeh Ratna Komala, SE.,M.Si selaku Ketua Pelaksana

7.

Asri Julianti S.pd M.si Selaku dosen pembimbing yang selalu sabar

membimbing saya.

8.

Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasannya secara ikhlas

di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Koputer

Indonesia Bandung.

9.

Bapak dan Ibu tercinta serta Pani adikku yang selalu memberikan doa dan

kasih sayangnya juga dukungan baik moril maupun materil demi kelancaran

penulisan skripsi ini.

10.

Kepada Dena, Dea, Mira, Vera, Lita dan Reni yang selalu mendukung dan

dan membantu dalam kelancaran skripsi ini penulisan Skripsi ini dengan

baik. I love you guys thanks for everything.

11.

Kepada Mesa, Mang Ape, Echa, Ndo dan Maudika yang selalu mendukung,

memberikan motivasi dan mendoakan yang terbaik untuk kelancaran

penulisan Skripsi ini dengan baik.

12.

Teman-teman Akuntansi kelas 4AK6 angkatan 2012, terima kasih atas

bantuan dan dukungan kalian selama ini ini terimakasih untuk 4 tahaun yang

berkesan penuh canda tawa dan tangis air mata.


(9)

v

13.

Teman-teman satu bimbingan satu perjuangan yang selalu berbagi

informasi dan membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini.

13. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu saya ucapkan terimakasih

banyak.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

ini jauh dari sempurna. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Akhir kata semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Agustus 2016

Penulis,

ASTRI YONA A

Nim: 21112207


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

MOTTO

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ...

xii

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Identifikasi Masalah ... 7

1.3

Rumusan Masalah ... 7

1.4

Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1

Kegunaan Akademis ... 8

1.4.2

Kegunaan Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ...

9

2.1

Kajian Pustaka ... 9


(11)

vii

2.1.1.1 Fungsi Pajak ... 10

2.1.1.2 Syarat Pemungutan Pajak ... 10

2.1.1.3 Asas Pemungutan Pajak ... 10

2.1.1.4 Cara Pemungutan Pajak ... 11

2.1.1.5 Hambatan Pemungutan Pajak ... 12

2.1.2 Sanksi Perpajakan ... 13

2.1.3 Sanksi Administrasi ... 13

2.1.3.1 Pengertian Sanksi Administrasi ... 13

2.1.3.2 Indikator Sanksi Administrasi ... 17

2.1.4 Penagihan Pajak ... 17

2.1.4.1 Pengertian Penagihan Pajak ... 17

2.1.4.2 Dasar Penagihan Pajak ... 18

2.1.5 Penagihan Pajak Aktif ... 19

2.1.5.1 Penagihan Pajak Aktif ... 19

2.1.5.2 Tindakan Penagihan Pajak ... 20

2.1.5.3 Dasar-dasar Penagihan Pajak ... 20

2.1.5.4 Daluwarsa Penagihan Pajak ... 21

2.1.5.5 Tahap dan Waktu Penagihan Pajak ... 21

2.1.6 Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa ... 22

2.1.6.1 Pengertian Surat Paksa ... 22

2.1.6.2 Penerbitan Surat Paksa ... 23

2.1.6.3 Indikator Surat Paksa ... 23

2.1.7 Pencairan Tunggakan Pajak ... 24


(12)

viii

2.1.7.2 Mekanisme Tunggakan Pajak ... 25

2.1.7.3 Indikator Tunggakan Pajak ... 26

2.2

Kerangka Pikir ... 26

2.2.1 Pengaruh antara Sanksi Administrasi terhadap Pencairan Tunggakan

Pajak ... 26

2.2.2 Pengaruh antara Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak . 27

2.2.3 Paradigma Penelitian ... 29

2.3

Hipotesis ... 29

BAB III METODELOGI ...

30

3.1

Metode Pendekatan ... 30

3.2

Operasional Varibel ... 32

3.3

Sumber Data ... 34

3.4

Populasi, Sampel, dan Tempat serta waktu penelitian ... 35

3.4.1 Populasi ... 35

3.4.2 Penarikan Sampel ... 36

3.4.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 37

3.5

Metode Pengumpulan Data ... 38

3.6

Metode Pengujian Data ... 39

3.6.1Analisis Kuantitatif ... 39

3.6.2 Uji Hipotesis ... 47

3.6.2.1 Pengujian Secara Parsial ... 48

3.6.2.2 Menggambar Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis

... 49

3.6.2.3 Penarikan Kesimpulan ... 50

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Analisis ... 52


(13)

ix

4.1.1

Deskriptif Data Penelitian ... 52

4.1.1.1

Data Sanksi Administrasi (X

1

) ... 53

4.1.1.2

Data Surat Paksa (X

2

) ... 62

4.1.1.3

Pencairan Tunggakan Pajak (Y) ... 71

4.1.2

Hasil Analisis Verifikatif ... 79

4.1.2.1

Uji Asumsi Klasik ... 80

4.1.2.2

Persamaan Regresi Linier Berganda ... 85

4.1.2.3

Analisis Koefesien Korelasi (R) ... 87

4.1.2.4

Analisis Koefesien Determinasi (r

2

) ... 89

4.1.2.5

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 90

4.2

Pembahasan ... 93

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 99


(14)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ... 33

Tabel 3.2 Waktu Penelitian ... 38

Tabel 3.3 Uji Autokorelasi ... 45

Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 46

Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian ... 52

Tabel 4.2 Data Sanksi Administrasi Periode 2011-2015 ... 53

Tabel 4.3 Data Surat Paksa Periode 2011-2015 ... 62

Tabel 4.4 Data Pencairan Tunggakan Pajak 2011-2015 ... 71

Tabel 4.5 Uji Normalitas ... 82

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas ... 83

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi ... 84

Tabel 4.8 Koefisien Regresi Berganda ... 86

Tabel 4.9 Koefisien Korelasi Berganda ... 87

Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Parsial X1 ... 88

Tabel 4.11 Koefisien Korelasi Parsial X2 ... 89

Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R-

Square

) ... 89

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Parsial ... 90


(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1

Paradigma Penelitian ... 28

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... 50

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Sanksi Administrasi ... 59

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Surat Paksa ... 68

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Pencairan Tunggakan Pajak ... 79

Gambar 4.4 Uji Normalitas ... 80

Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas ... 82

Gambar 4.7 Kurva Uji Hipotesis Parsial X1 ... 90


(16)

xii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Penerimaan Pajak ... 105

Lampiran 2 Lampiran Output SPSS ... 109

Lampiran 3 Lampiran Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 113

Lampiran 4 Lembar Permohonan Usulan Penelitian ... 114

Lampiran 5 Lembar Jawaban Usulan Penelitian ... 115

Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian ... 116

Lampiran 11 Lembar Publikasi ... 118

Lampiran 12 Lembar Bebas Perpustakaan ... 119

Lampiran 13 Lembar Pembayaran Wisuda ... 120


(17)

101

DAFTAR PUSTAKA

A.Bima Sugiama.2008.

Metode pengolahan data

.Bandung

Abdul

Rahman.2010.

Panduan

Pelaksanaan

Administrasi

Pajak

untuk

Karyawan,Pelaku bisnis dan Perusahaan

,Bandung:Nuasa..

Advianto, Hari Sih. 2009.

Tindakan Penagihan Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan Balai Diklat Keuangan Malang

. Malang: BPPK.

Andi Supangat.2008.

Statiska.

Jakarta: Kencana Prenada.

Aristanti Widyaningsih.2013:

Hukum Pajak dan Perpajakan

.Badung:Alfabeta.

Albert Kurniawan.2010.

Belajar mudah SPSS untu pemula

.Yogyakarta:Mediakom.

Diaz Priantara.2012.

Perpajakan Indonesia Edisi 2.

Jakarta:Mitra Wacana Media.

Erly Suandy. 2006.

Perencanaan Pajak.

Jakarta: Salemba Empat

Ghozali, Imam.2011.

Aplikasi Analisis multivariate dengan program IBM

SPSS19

.edisi kelima.Semarang:Univesitas Diponegoro.

Hamdi, Asep Saepul & E. Bahruddin.2014.

Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif

aplikasi dalam pendidikan

.Sleman:Deepublish.

Hendrawan,budi.2012.

Pengaruh Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak

dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak.

Universitas computer Indonesia.

Herry Purwono.2010.

Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi

.Depok:Erlangga

Hidayah Taufik dan Istiadah Nina.2011.

Panduan Lengkap Untuk Menguasai SPSS 19

Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian.

Jakarta:Mediakita

Jonathan,Sarwono.2006.

Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Liberti Pandiangan.2008.

Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan

berdasarkan UU terbaru

.Jakarta:PT Gramedia.

M.Zain.2007.

Manajemen Perpajakan Teori dan Aplikasi.

Jakarta:Salemba Empat.

Mardiasmo.

Perpajakan Edisi Revisi 2011

.Yogyakarta:Penerbit Andi.2011.

Mardiasmo.

Perpajakan

.Yogyakarta:Penerbit Andi.2013.


(18)

102

Nurmantu, Safri. 2007.

Pengatar Perpajakan

. Jakarta: Granit Utama.

Rahayu,Siti Kurnia dan Ely Suhayati.2009.

Perpajakan Teori dan Teknis

Perhitungan

.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Rahayu

Siti

Kurnia.2010.

Perpajakan

Indonesia-Konsep

dan

Aspek

Formal

.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Resmi,Siti.2013.

Perpajakan Teori dan Kasus

.Jakarta:Salemba Empat

Ramos Irwandi.2013.

Pajak Kepemimpinan Masa Depan.

Yogyakarta

Soemarso, S.R. 2007.

Perpajakan Pendekatan Komprehensif.

Jakarta: Salemba Empat

Sugianto.2007.

Metode Pengolahan data

. Bandung

Sugiyono. (2012).

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi dan R&B.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014).

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods)

Bandung: Alfabeta

Syahputra,Sulhan.2015.

Pengaruh Surat Teguran Surat Paksa Dan Sanksi Administrasi

terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak.

Universitas Brawijaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan.

Umi Narimawati.2010.

Penulisan Karya Ilmiah.

Jakarta:Genesis

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Pengertian Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2000.

Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

.

Waluyo. 2014.

Perpajakan Indonesia

. Jakarta: Salemba Empat.

Wijaya,Toni.2013.

Metodelogi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis.

Yogyakarta:Graha

Ilmu.

Wardani, Danis Maydila dkk.2014.

pengaruh sanksi administrasi dan surat paksa

terhadap optimalisasi pencairan tunggakan pajak (Studi pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Singosari).

Universitas Brawijaya.


(19)

103

Sigit Priadi Pramudito. 2015.

www.liputan6.com


(20)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Sugiyono (2014:2) menyatakan

bahwa:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan,

dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2010:127) menyatakan bahwa:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa metode penelitian merupakan

cara penelitian untuk mendapatkan data yang valid untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode penelitan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

metode penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif

yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil

kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang

menekankan analisisnya pada dat-data numeric (angka) dengan menggunakan

metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang

diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran


(21)

31

mengenai objek yang diteliti, unit observasi dalam penelitian ini adalah pada kantor

pelayanan pajak pratama sumedang.

Menurut Sugiyono (2014:147) menyatakan bahwa pengertian metode

desktiptif adalah sebagai berikut:

“Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Sumadi (2013:76) menyatakan bahwa pengertian penelitian

dengan metode desktiptif adalah sebagai berikut:

Penelitian yang bermaksud untuk membuat pencadangan (deskripsi)

mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian

”.

Kemudian pengertian metode verifikatif menurut Sugiyono (2012:55)

menyatakan bahwa :

“Metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Adapun defenisi dari Metode Penelitian Kuantitatif menurut Sugiyono

(2012:8) menyatakan bahwa :

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan

instrumen

penelitian,

analisis

data

bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa metode

penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan

metode penelitian kuantitatif berlandaskakan pada filsafat positivism dengan tujuan


(22)

32

menguji hipotesis yang yang ditetapkan para ahli mengenai keterkaitan Antara

sanksi administrasi dan surat paksa terhadap optimalisasi pencairan tunggakan

pajak.

3.2

Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:31), pengertian operasional variabel

menyatakan bahwa :

“Proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi,

indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian

operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing

variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

dilakukan analisis faktor”.

Adapun pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2014:38)

menyatakan bahwa :

“Segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya”

.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk mengetahui jenis dan indikator

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini, sehingga

pengujian hipotesis yang akan dilakukan dengan dibantu oleh alat statistik akan

sesuai dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian

yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Sanksi Administrasi dan Surat

Paksa Terhadap Optimalisasi Pencairan Tunggakan Pajak, Variabel operasional

yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan tiga variabel yang terdiri atas dua

variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat) yaitu:


(23)

33

1.

Sanksi Administrasi (X

1

) dan Surat Paksa (X

2

), merupakan variabel

Independen (variabel bebas).

Menurut Sugiyono (2011:61) menyatakan

bahwa definisi variabel

independen adalah :

“Variabel independen yaitu variabel bebas yang keberadaannya tidak

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain, bahkan variabel ini merupakan

faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya”

.

2.

Pencairan Tunggakan Pajak

(Y), merupakan variabel dependen (variabel

terikat). Menurut Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa Variabel

dependen adalah :

”Variabel terkait yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas

”.

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Sanksi

Administrasi

Sanksi administrasi merupakan jenis denda yang diberikan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan(Advianto,2009:28) Bunga Denda Kenaikan (Mardiasmo 2013:59) Rasio

Surat Paksa Surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengendalian yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (Mardiasmo, 2013:147).

Jumlah Utang Pajak (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010:70)

Rasio

Pencairan Tunggakan Pajak

Pencairan tunggakan pajak adalah jumlah pembayaran atas tunggakan pajak (Waluyo, 2003:64). Jumlah Tunggakan Pajak (Diaz Priantara, 2012:35) Rasio


(24)

34

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala rasio. Menurut Taufik

Hidayat dan Nina Istiadah (2011:6) skala rasio adalah :

“Skala pengukuran kuantitatif yang memiliki karakteristik nominal,

ordinal, interval, serta memiliki indikator titik origin yang tidak dapat

berubah (absolut)”.

3.3

Sumber Data

Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini data sekunder yang

diperoleh langsung dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang berupa

kinerja dari seksi penagihan dan jumlah penerimaan pajak serta laporan lainnya.

Menurut Sugiama (2008:129) menyatakan bahwa data sekunder adalah :

“Data yang dikumpulkan

dari pihak lain yang mana data tersebut mereka

jadikan sebagai sarana untuk kepentingan mereka sendiri”.

Data sekunder yang diperoleh oleh penulis antara lain berasal dari buku

buku, tabel

tabel, diagram - diagram yang menerangkan mengenai topik

penelitian. Data ini merupakan data yang berhubungan secara langsung dengan

sumber penelitian yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sumedang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah :

1.

Wawancara

(Interview)

Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada sub

seksi penagihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang untuk


(25)

35

memperoleh informasi mengenai Pengaruh Sanksi Administrasi dan Surat

Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak.

2.

Penelitian Kepustakaan

(Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di

perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah

yang akan diteliti oleh penulis.

3.

Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki

perusahaan berupa struktur organisasi, sejarah perusahaan,

job description

dan data tunggakan pajak.

3.4

Populasi, Sampel, dan Tempat serta waktu penelitian

3.4.1

Populasi

Definisi populasi menurut beberapa ahli berbeda-beda menurut sudut

pandangnya masing-masing, tetapi definisi tersebut memiliki arti dan tujuan yang

sama, berikut penulis sajikan definisi populasi menurut para ahli :

Menurut Sugiyono (2014:215) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karatertistik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


(26)

36

“Populasi memiliki pengertian sebagai seluruh kumpulan elemen (orang,

kejadian, produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa

kesimpulan”.

Adapun menurut Umi Narimawati (2010:37) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah objek

atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu

sesuai yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian”.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa populasi merupakan

obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu

yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang diambil oleh penulis

dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak selama 5

tahun terakhir (tahun 2011-2015) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

3.4.2

Penarikan Sampel

Definisi sampel menurut beberapa ahli berbeda-beda menurut sudut

pandangnya masing-masing, tetapi definisi tersebut memiliki arti dan tujuan yang

sama, berikut penulis sajikan definisi sampel menurut para ahli :

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2014:81) menyatakan bahwa :

“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,tenaga dan waktu, maka

pene

liti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi”.

Sedangkan sampel menurut Tony Wijaya (2013:27) menyatakan bahwa :

“Bagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan karakteristik

dan teknik tertentu”.


(27)

37

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa sampel adalah

bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu.

Sampel yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak

yang memiliki tunggakan pajak selama 5 tahun terakhir (tahun 2011-2015) pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

Pengertian

Purposive Sampling

menurut Sugiyono (2011:218) yaitu :

Purposive Sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu”.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah

Purposive Sampling

, karena dalam penelitian ini didasarkan pada seleksi khusus

Wajib Pajak yang meiliki tunggakan pajak selama 5 tahun terakhir (2011-2015)

yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

3.4.3

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian :

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti, maka penulis mengadakan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Sumedang yang berlokasi di

Jalan Ibrahim Adjie No.372, Bandung, Jawa

Barat. Telp : (022) 7333256.


(28)

38

Waktu Penelitian :

Tabel 3.2

Waktu Penelitian

No Kegiatan 2016

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1.

Pra Survei

a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan

2.

Usulan Penelitian

a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Sidang UP d. Revisi UP 3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5

Penyusunan Skripsi

a. .Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan draft

3.5

Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012: 62) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1)

Studi Lapangan

Jonathan Sarwono (2006: 82) menjelaskan bahwa studi lapangan

merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian

literature

(

literature study

), survei berdasarkan pengalaman dan/atau studi kasus dimana

peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar

variabel tersebut dalam situasi permasalahan tertentu. Jenis data yang diperoleh


(29)

39

dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tersedia dari laporan

tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

2)

Studi Kepustakaan

Menurut Jonathan Sarwono (2006:26) studi pustaka yaitu mempelajari

buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan

orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah

yang akan diteliti. Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna

memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian

yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di

perpustakaan, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang

akan diteliti oleh penulis, seperti studi kepustakaan melalui jurnal,

textbook

, karya

tulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6

Metode Pengujian Data

Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan

menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda, uji asumsi klasik, uji korelasi, dan uji koefisien determinasi.

3.6.1

Analisis Kuantitatif

Sugiyono (2012: 31) menyatakan bahwa analisis kuantitatif adalah sebagai

berikut:

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik

yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.

Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik

nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian

dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis

selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat

berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,

piechart


(30)

40

(diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian

merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data

yang telah disajikan.”

Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada data pencairan tunggakan

pajak dengan periode tahun 2010-2014. Dari hasil analisis tersebut akan didapat

hasil analisis sanksi adminstrasi dan surat paksa pengaruhnya terhadap pencairan

tunggakan pajak. Selain itu, metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

sanksi adminstrasi dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak kantor

pelayanan pajak pratama sumedang dengan periode tahun 2010-2015 dengan

menggunakan analisis sebagai berikut:

A.

Analisis Regresi Linear Berganda

Definisi Garis Regresi menurut Andi Supangat (2010:352) menyatakan

bahwa :

“Garis regresi (

regression line/line of the best fit/estimating line

) adalah

suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (

scatter diagram

) sedemikian

rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang

satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk

mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”

Analisis regresi linear berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk

mengetahui sejauh mana hubungan sanksi administrasi dan surat paksa terhadap

pencairan tunggakan pajak. Menurut Sugiyono (2012:261) bentuk persamaan dari

regresi linier berganda ini adalah sebagai berikut:

Y = α + β

1

X

1

+ β

2

X

2

+ ε

Menurut Sugiyono (2012:261)

Keterangan:

Y

= Pencairan Tunggakan Pajak

X

1

= Sanksi Administrasi


(31)

41

α

= Konstanta Intersep

β

1

= Koefisien regresi variabel sanksi adminstrasi

β

2

= Koefisien regresi variabel surat paksa

ε

= Tingkat kesalahan (

error term

)

Arti koefisien β menunjukan hubungan searah antara variabel bebas dengan

variabel terikat jika bernilai positif (+). Dengan kata lain, peningkatan atau

penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan

besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukan hubungan

yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain,

setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan

besarnya nilai variabel terikat dan sebaliknya. Selanjutnya untuk mengetahui

apakah hubungan yang telah ada mempunyai kadar tertentu, maka harus melihat

dua hal. Pertama, ada (dalam pengertian nyata atau berarti) atau tidak ada

keterkaitan antara pencairan tunggakan pajak (Y) dengan sanksi administrasi (X )

dan pencairan tunggakan pajak (Y) dengan surat paksa (X ).

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X

1

dan X

2

metode

kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b

1

, dan b

2

dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Σy = na + b

1

ΣX

1

+ b

2

ΣX

2

ΣX

1

y = aΣX

1

+ b

1

ΣX

12

+ b

2

ΣX

1

X

2

ΣX

2

y = aΣX

2

+ b

1

ΣX

1

X

2

+ b

2

ΣX

22 (Sumber: Sugiyono, 2012: 279)

B.

Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali, (2011:57) uji asumsi klasik digunakan untuk mendapatkan

model regresi yang baik, terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari


(32)

42

multikolonieritas, heteroskedassitas, autokorelasi dan normalitas. Cara yang digunakan

untuk menguji penyimpangan asumsi kaslik sebagai berikut:

(1)

Uji Normalitas

Ghozali (2011:58) menjelaskan bahwa u

ji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji

statistik dianggap tidak valid. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

normal atau mendekati normal. Cara untuk mengetahui normalitas residual adalah

dengan melihat

normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif

dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus

diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi

data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.

Menurut Husein Umar (2011:181) dasar pengambilan keputusan bisa

dilakukan berdasarkan probabilitas (

Asymtotic Significance

), yaitu:

1.

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

2.

Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.

(2)

Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:62) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Asumsi

multikolinieritas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala

multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antar variabel


(33)

43

independen. Deteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF

(Variable Inflation Factor) dan tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari

multikolinearitas apabila nilai VIF < 10, dan tolerance > 0,1 (10%).

Sebagai dasar

acuannya dapat disimpulkan:

1.

Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi.

2.

Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

(3)

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:65) uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat

homokedastisitas atau tidak tejadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011). Cara untuk

mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara

nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi terhadap

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dan sumbu X yang

telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Yprediksi

Y sesungguhnya) yang telah

di-standardized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:


(34)

44

1.

Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2.

Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atasdan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

(4)

Uji Autokorelasi

Menurut Husein Umar (2011:182) autokorelasi adalah dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat

baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian.

Untuk data

cross section

, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat di antara

data pertama dan kedua, data kedua dengan ke tiga dan seterusnya. Jika ya, telah

terjadi autokorelasi. Hal ini akan menyebabkan informasi yang diberikan menjadi

menyesatkan. Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi autokorelasi. Pada

pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada

tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai Durbin Watson yang

diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilain

statistik Durbin-Watson. Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari

tabel Durbin-Watson:

1)

Jika D-W < dL atau D-W > 4

– dL, kesimpulannya pada data terdapat

autokorelasi.

2)

Jika dU < D-W < 4

dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat

autokorelasi.


(35)

45

3)

Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D

-

W ≤dU atau 4 –

dU ≤ D

-

W ≤ 4

-dL.

Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat

autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. Pengambilan keputusan

ada tidaknya korelasi, dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak du < d < 4 – du Sumber : Imam Gozali (2011: 96)

C.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)

linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.

Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen

dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang

digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan

kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam positif dan negatif,

sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien

korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1

≤ R ≤ 1 apabila:

1)

Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.

2)

Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.


(36)

46

1)

Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat

dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika variabel independen naik,

maka variabel dependen turun, dan jika variabel independen turun, maka

variabel dependen naik).

2)

Jika r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan yang kuat antara

variabel independen dan variabel dependen dan hubungannya searah (jika

variabel independen naik, maka variabel dependen naik, dan jika variabel

independen turun, maka variabel dependen turun).

Tabel 3.4

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiono (2012: 250)

Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X

1

dan Y serta Variabel

X

2

dan Y, adalah sebagai berikut :

(a)

Menghitung koefisien korelasi antara sanksi administrasi (X1) terhadap

pencairan tunggakan pajak (Y), menggunakan rumus:

=

√�

· �

Sumber: Sugiyono (2012:274)

(b)

Menghitung koefisien korelasi antara surat paksa (X

2

) terhadap pencairan


(37)

47

=

√�

· �

Sumber: Sugiyono (2012:274)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi ( -1

r

+1), di mana :

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

D.

Analisis Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa

besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang

dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r

2

× 100%

Sumber: Ridwan dan Sunarto (2007: 81)

Keterangan:

Kd

= Koefisien Determinasi

r

2

= Koefisien Korelasi

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi

berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar

pengaruh sanksi administrasi dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak

(lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan sanksi

administrasi dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak).

3.6.2

Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:159) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rancangan pengujian hipotesis ini


(38)

48

dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji

statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat

signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam

penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel

independen X

1

dan X

2

secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis

yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.6.2.1

Pengujian Secara Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan

secara parsial atau satu pihak dari masing-masing variabel independen (X) dengan

variabel dependen (Y). Hipotesis nol (H

0

) tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dan Hipotesis alternatif (H

1

) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen, maka pengujian dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(a)

Menentukan hipotesis parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen

.

Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini

adalah:

H

0

: β = 0

: Sanksi administrasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pencairan tunggakan pajak

H

1

: β ≠ 0

: Sanksi administrasi berpengaruh signifikan terhadap

Pencairan tunggakan pajak

H

0

: β = 0

: Surat paksa

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

Pencairan tunggakan pajak

H

1

: β ≠ 0

: Surat paksa berpengaruh signifikan terhadap


(39)

49

(b)

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n

k

l, untuk menentukan

t

tabel

sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat

signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk

mewakili hubungan variabel

variabel yang diteliti dan merupakan tingkat

signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

Menghitung nilai t

hitung

dan membandingkannya dengan t

tabel

. Adapun nilai

t

hitung

, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2012:230)

Keterangan:

t = Nilai uji t

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

3.6.2.2

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria

akan dijelaskan sebagai berikut:

1.

Hasil t

hitung

dibandingkan dengan t

tabel

dengan kriteria:

(a)

Jika t

hitung

≥ t

tabel

maka H

0

ada di daerah penolakan, hal ini diartikan Ha

diterima dan artinya antara variabel X dan variabel Y memiliki

pengaruh.

(b)

Jika t

hitung

≤ t

tabel

maka H

0

ada di daerah penerimaan, hal ini diartikan

Ha ditolak dan artinya antara variabel X dan variabel Y tidak memiliki

pengaruh.

�ℎ� ��

=

�√� −

√ − �


(40)

50

(c)

t

hitung

dicari dengan rumus perhitungan thitung.

(d)

t

tabel

dicari didalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan α = 0,05

dan dk = (n – k – 1) atau 24 – 2 – 1 = 21.

2.

Hasil F

hitung

dibandingkan dengan F

tabel

dengan kriteria:

(a)

Tolak H

0

jika F

hitung

> F

tabel

pada alpha 5% untuk koefisien positif.

(b)

Tolak H

0

jika F

hitung

< F

tabel

pada alpha 5% untuk koefisien negatif.

(c)

Tolak H

0

jika nilai F

hitung

< 0,05.

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

3.6.2.3

Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan gambar di atas, daerah yang diarsir merupakan daerah

penolakan H

0

, dan berlaku sebaliknya. Jika t

hitung

dan F

hitung

jatuh di daerah

penolakan (penerimaan), maka H

0

ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak).

Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya sanksi

administrasi dan surat paksa berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap pencairan

tunggakan pajak

. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis


(41)

51

nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa

hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini

menunjukan adanya (tidak adanya) pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara

dua variabel tersebut.


(42)

PENGARUH SANKSI ADMINISTRASI DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Sumedang)

Astri Yona Apriyanti 21112207

Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

This research was conducted at the tax office Pratama Sumedang. The phenomenon that occurs is still a lot of taxpayers who do not pay their tax debts despite having given administrative sanctions and forced letter, the taxpayer still has not paid his tax debt so that the disbursement of tax arrears is difficult to achieve on target. The purpose of this study is to see how much influence the administrative sanctions against liquefaction tax arrears and how much influence forced letter to the disbursement of tax arrears at the tax office Pratama Sumedang.

The method used in this research is descriptive and verification methods. Descriptive method used to determine the variable picture of administrative sanctions, variable forced letter, vaiabel liquefaction tax arrears. To determine the influence of administrative sanctions and forced letter to the disbursement of tax arrears. The test statistic used is the classical assumption test, multiple linear regression, correlation and determination coefficient using SPSS software.

Results of the study indicate that administrative sanctions in effect to letter mail and influential forcibly forced to the disbursement of tax arrears.

Keyword: Administrative sanctions, force, tax arrears disbursement

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan pendapatan terbesar bagi Indonesia, pajak merupakan sumber penerimaan utama bagi pendapatan negara, disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas (selain pajak), pajak merupakan sumber penerimaan yang strategis yang harus dikelola dengan baik agar keuangan negara dapat berjalan dengan baik dan lancar, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010:1).

Pada tanggal 19 mei 2015 Direktorat Jenderal Kementerian Keuangan memanggil sebanyak 328 penunggak pajak Badan dan Orang Pribadi yang terdaftar di kantor Pelayanan Pajak seluruh wilayah Jakarta. Sigit Priadi Pramudito (2015) mengungkapkan, pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka sosialisasi penagihan pajak terkait buruknya sanksi administrasi bagi para penunggak pajak ini terbukti dalam pelaporan SPT masih banyak wajib pajak yang tidak membayar sesuai tanggal jatuh tempo, Pemanggilan ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pencairan tunggakan pajak yang mencapai Rp 67,7 triliun, “tahun ini adalah tahun pembinaan diberikan kebebasan memperbaiki Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak selama lima tahun ke belakang 2009-2013 (Sigit Priadi Pramudito, 2015).

Masalah lainnya terjadi di Direktorat Jenderal Pajak DJP Aceh, menurut Aim Nursalim Saleh (2015) dalam konfrensi pers Direktorat Jenderal Pajak Aceh mencanangkan program penagihan aktif dalam bentuk blokir rekening terhadap para penunggak pajak yang sudah inkrah namun masih belum membayar hingga sampai tindakan yang dilakukan dengan surat paksa yang secara serentak oleh DJP di Aceh, pemblokiran rekening ini dilakukan serentak dengan total tunggakan sebesar Rp 33.6 miliar atas 24 rekening aktif wajib pajak yang menunggak pajak, secara teknis pemblokiran ini pada penunggak pajak yang sudah inkrah artinya tidak ada lagi upaya hukum yang bisa dilakukan meski telah diterbitkan surat paksa namun pencairan tunggakan pajak masih belum ada oleh karena itu wajib pajak harus melakukan pelunasan atau pembayaran tunggakan pajak (Aim Nursalim Saleh, 2014).

Pemerintah menetapkan terdapat 3 (tiga) sistem yang dapat diterapkan di indonesia yaitu Self Assessment System, Official Assessment, dan Witholding Tax, hanya saja Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 berupaya meningkatkan penerapan prinsip Self Assessment System secara akuntabel dan efisien (Mardiasmo, 2011:23). Sistem pemungutan pajak dengan metode Self Assessment System merupakan metode pemungutan pajak yang dilakukan dengan cara wajib pajak harus menghitung, melaporkan, dan membayar sendiri kewajiban perpajakannya, namun dalam hal ini petugas pajak tetap memeriksa kebenaran dari laporan yang disampaikan wajib pajak (Mardiasmo, 2009:10).

Upaya penagihan pajak yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 adalah dengan cara memberikan Surat Teguran kepada wajib pajak yang tidak membayar hutang pajak sampai dengan jatuh tempo pembayaran dan penerbitan Surat Paksa terhadap wajib pajak yang tidak melunasi hutang pajak, serta memberikan Sanksi Administrasi kepada wajib pajak yang terlambat menyetor dan


(1)

pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.6.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan secara parsial atau satu pihak dari masing-masing variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (H1) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen, maka pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Menentukan hipotesis parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah:

H0 : β = 0 : Sanksi administrasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pencairan tunggakan pajak

H1 : β ≠ 0 : Sanksi administrasi berpengaruh signifikan terhadap

Pencairan tunggakan pajak

H0 : β = 0 : Surat paksa tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

Pencairan tunggakan pajak

H1 : β ≠ 0 : Surat paksa berpengaruh signifikan terhadap

Pencairan tunggakan pajak

(b) Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

Menghitung nilai thitung dan membandingkannya dengan ttabel. Adapun nilai thitung, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2012:230) Keterangan:

t = Nilai uji t

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini penulis akan membahas hasil penelitian mengenai pengaruh sanksi administrasi dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data sanksi bunga, denda , utang pajak , dan jumlah pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayan Pajak Pratama Sumedang selama 5 periode yaitu dari tahun 2011-2015.

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif

Perolehan dari data kuantitatif akan dipaparkan sebagai variabel-variabel terkait dalam penelitian. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan variabel dan skala pengukuran yang telah ditetapkan sebelumnya. Data-data yang telah tersedia akan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif statistik agar mempermudahkan dalam menjelaskan hasil penelitian. Berikut disajikan data-data dari variabel dalam penelitian dengan pendekatan tabel deskriptif statistik dengan dengan bantuan Softawe SPSS v21.

4.1.1.1 Gambaran Sanksi Administrasi (X1)

Dapat dilihat bahwa sanksi administrasi yang diterbitkan dari tahun 2011 hingga tahun 2015 mengalami fluktuasi, dan puncaknya terjadi pada tahun 2014 dimana kenaikan jumlah rata-rata sanksi administrasi tertinggi terjadi sebesar Rp11.100. 000 . Hal ini menunjukan sanksi administrasi tidak membuat wajib pajak jera untuk segera membayarkan tunggakan pajak nya.

4.1.1.2 Gambaran Surat Paksa (X2)

Dapat dilihat bahwa surat paksa yang diterbitkan dari tahun 2011 hingga tahun 2015 mengalami fluktuasi, dan puncaknya terjadi pada tahun 2015 dimana jumlah utang pajak pada surat paksa yang diterbitkan mencapai jumlah tertinggi sebesar Rp.1.902.487.133 . Hal ini menunjukan surat paksa tidak membuat wajib pajak jera untuk segera membayarkan tunggakan pajak nya, sebelumnya telah diterbitkannya surat teguran terlebih dahulu.

�ℎ� ��

=

�√� −


(2)

4.1.1.3 Gambaran Pencairan Tunggakan Pajak (Y)

Dari data pencairan tunggakan pajak yang terjadi selama 5 tahun terlihat bahwa kenaikan dan penurunan sering terjadi pada tahun-tahun tersebut. hal ini dikarenakan wajib pajak telah melunasi hutang pajaknya. Oleh karena itu, realisasi Pencairan Tunggakan Pajak yang didapat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang dalam kurun waktu 5 tahun cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena wajib pajak telah melunasinya sehingga pencairan tunggakan pajak meningkat.

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif dalam penelitian adalah mencari pengaruh sanksi administrasi dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang periode tahun 2011-2015, dengan menggunakan metode statistik regresi linier berganda.

4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu supaya model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimated). Pengujian asumsi ini terdiri atas empat pengujian, yakni uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastistias dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Berdasarkan tabel output uji kolmogorov smirnov di atas, diperoleh nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,345. Nilai signifikansi (p-value) tersebut lebih besar dari 0,05 (Husein Umar, 2011:181), sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikoliniearitas

Berdasarkan output, diketahui bahwa kedua variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah multikolinieritas

.

3. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan output, diketahui titik-titik yang diperoleh menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data yang diteliti tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Berdasarkan output di atas, diketahui nilai Durbin Watson (dW) sebesar 1,255. Menurut Jonathan Sarwono (2012:28) terjadi autokorelasi jika durbin watson sebesar < 1 dan > 3. Dari nilai-nilai di atas, diketahui bahwa nilai dW (1,255) < 3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam model.

Berdasarkan uji asumsi klasik di atas, diketahui bahwa semua pengujian data tidak ditemukan adanya pelanggaran asumsi klasik, sehingga data dapat dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil output SPSS di atas terlihat nilai koefesien regresi pada nilai Unstandardized

Coefficients “B”, sehingga diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Ŷ = 755.226.716,4 - 22,248X1 - 0,087X2 Dari persamaan diatas dapat diartikan untuk memprediksi variabel Y

(tunggakan pajak) dimasa yang akan datang ketika ada sanksi administrasi dan surat paksa. Persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 755.226.716,4, memiliki arti bahwa jika semua variabel bebas yakni sanksi administrasi, surat paksa bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka pencairan tunggakan pajak akan bernilai sebesar Rp.755.226.716,4.

2. Nilai sanksi administrasi sebesar -22,248, memiliki arti bahwa jika sanksi administrasi mengalami peningkatan sebesar Rp.1.000 sedangkan variabel bebas lainnya konstan, maka pencairan tunggakan pajak akan penurunan sebesar Rp.22.248.

3. Nilai surat paksa sebesar -0,087, memiliki arti bahwa jika surat paksa mengalami peningkatan sebesar Rp.1.000 sedangkan variabel bebas lainnya konstan, maka pencairan tunggakan pajak akan penurunan sebesar Rp.0,087.

4.1.2.3 Analisis Koefisien Korelasi (R)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara sanksi administrasi dan surat paksa dengan pencairan tunggakan pajak adalah sebesar 0,455. Nilai 0,455 menurut

Sugiono (2012:250) berada pada interval 0,40 − 0,599 termasuk kategori sedang. Sehingga dapat diketahui bahwa

terdapat hubungan yang sedang antara sanksi administrasi dan surat paksa dengan pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang periode tahun 2011-2015. Berikut disajikan analisis korelasi parsial antara variabel bebas dengan variabel terikatnya masing-masing.

Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara sanksi administrasi dengan pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang adalah sebesar -0,379. Nilai 0,379 menurut


(3)

dapat diketahui bahwa terdapat hubungan negatif yang rendah antara sanksi administrasi dengan pencairan tunggakan pajak, dimana semakin tinggi sanksi administrasi maka akan diikuti semakin menurunnya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara surat paksa dengan pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang adalah sebesar -0,365. Nilai 0,365 menurut Sugiono (2012:250) berada pada interval 0,20 − 0,399 termasuk kategori rendah dengan nilai negatif. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan negatif yang rendah antara surat paksa dengan pencairan tunggakan pajak, dimana semakin tinggi surat paksa maka akan diikuti semakin menurunnya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

4.1.2.4 Analisis Koefesien Determinasi (r2)

Dari tabel hasil output SPSS di atas, diketahui nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0,207 atau 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sanksi administrasi dan surat paksa secara simultan memberikan pengaruh terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang sebesar 20,7%, sedangkan sisanya sebesar 79,3% merupakan pengaruh atau kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti diluar penelitian.

Berikut disajikan hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus : KD = r2 x 100%:

1. Variabel Sanksi Administrasi = (-0,379)2 x 100% = 14,4% 2. Variabel Surat Paksa = (-0,365)2 x 100% = 13,3%

Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa variabel sanksi administrasi memberikan kontribusi paling dominan terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang sebesar 14,4% dan diikuti surat paksa sebesar 13,3%.

4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Dari hasil output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk sanksi administrasi (X1) sebesar -2,305 dengan nilai -ttabel sebesar -2,002. Dikarenakan nilai -thitung lebih kecil dari nilai -ttabel (-2,305 < -2,002) maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya sanksi administrasi berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

Dari hasil output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk surat paksa (X2) sebesar -2,132 dengan nilai -ttabel sebesar -2,002. Dikarenakan nilai -thitung lebih kecil dari nilai -ttabel (-2,132 < -2,002) maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya surat paksa berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Sanksi Administrasi Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak

Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai t-hitung sebesar -2,305 lebih besar dari t-tabel -2,002 yang menunjukan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 1 signifikan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sanksi administrasi berpengaruh terhadap pencairan tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang. Hal ini dapat terlihat dari koefisien regresi dari sanksi administrasi terhadap pencairan tunggakan pajak sebesar 0,379. Menunjukan bahwa ketika sanksi administrasi semakin tinggi, maka pencairan tunggakan pajak akan menurun pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

Hasil dari penellitian ini diketahui bahwa sanksi admnistrasi memberikan pengaruh sebesar 20,7% terhadap pencairan tunggakan pajak. Sedangkan sisanya sebesar 79,3% merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti misalnya psychological cost atau rasa cemas, rasa stress dan cemas karena melakukan tax evasion, biaya konsultan pajak serta biaya pengumpulan dan biaya pembayaran.

Berdasarkan fenomena mengenai sanksi administrasi terhadap pencairan tunggakan pajak menurut sudut pandang kepala Direktorat Jenderal Pajak dikemukakan oleh Sigit Priadi Pramudito (2015) bahwa terkait buruknya sanksi administrasi bagi para penunggak pajak ini terbukti dalam pelaporan SPT masih banyak wajib pajak yang tidak membayar sesuai tanggal jatuh tempo. Sanksi Administrasi kurang efektif Sehingga Pencairan Utang Pajak belum optimal banyaknya wajib pajak yang tidak membayar hutang pajaknya meski telah diberikan sanksi administrasi wajib pajak masih belum membayar hutang pajaknya sehingga pencairan tunggakan pajak sulit tercapai sesuai target sebab dengan tingginya sanksi yang terjadi maka pencairan tunggakan pajak akan semakin sulit (Muhamad Rukhiyadin, 2016).

Berdasarkan fenomena tersebut, pada tahun 2011 terjadi pada bulan Desember. Pada tahun 2013 terjadi pada bulan Mei. Pada tahun 2014 terjadi pada bulan Februari. Pada tahun 2015 terjadi pada bulan April. Karena pada bulan tersebut penerbitan sanksi administrasi meningkat tetapi pencairan tunggakan pajak menurun.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Danis Maydila Wardani, Djamhur Hamid, Mochamad Djud (2014) serta penelitian yang dilakukan oleh M. Syulhan Syahputra (2015). Hal ini pemerintah harus dapat menekan sanksi administrasi seminimal mungkin supaya pencairan tunggakan pajak dapat berjalan maksimal.

4.2.2 Pengaruh Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak

Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai t-hitung sebesar -2,123 lebih besar dari t-tabel -2, 002 yang menunjukan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 2 signifikan. Artinya surat paksa berpengaruh terhadap pencairan tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang. Berdasarkan hasil penelitian


(4)

penelitian diketahui bahwa surat paksa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang. Hal ini dapat terlihat koefisien regresi dari surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak sebesar 0,365 dan termasuk kategori cukup baik. Artinya surat paksa dalam sudut pandang wajib pajak masih cukup baik.

Hasil penelitian ini juga dapat diketahui bahwa surat paksa memberikan pengaruh sebesar 20,7% terhadap pencairan tunggakan pajak. Sedangkan sisannya sebesar 79,3% merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan fenomena mengenai surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak menurut sudut pandang dikemukakan oleh Aim Nursalim Saleh (2015) Secara teknis pemblokiran rekening pada penunggak pajak yang sudah inkrah artinya tidak ada lagi upaya hukum yang bisa dilakukan meski telah diterbitkan surat paksa namun pencairan tunggakan pajak masih belum ada oleh karena itu wajib pajak harus melakukan pelunasan atau pembayaran tunggakan pajak. Padahal berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Gatot S.M. Faisal (2009:225) yang menyatakan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa selain untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajibannya membayar pajak, surat paksa pula bertujuan untuk memaksa wajib pajak agar melunasi hutang pajaknya sehingga tidak mengakibatkan pencairan tunggakan pajak terhambat.

Berdasarkan fenomena tersebut pada tahun 2011 terjadi pada bulan Juni dan Desember. Pada tahun 2012 terjadi pada bulan November. Pada tahun 2013 terjadi pada bulan Mei. Pada tahun 2014 terjadi pada bulan Mei dan Juli. Dan pada tahun 2015 terjadi pada bulan Februari. Karena pada bulan tersebut penerbitan surat paksa meningkat tetapi pencairan tunggakan pajaknya menurun. Sementara itu, telah ditemukan banyaknya wajib pajak yang tidak membayar hutang pajaknya meski telah diberikan surat paksa wajib pajak masih belum membayar hutang pajaknya sehingga pencairan tunggakan pajak sulit tercapai sesuai target sebab dengan tingginya surat paksa yang diterbitkan maka pencairan tunggakan pajak akan semakin sulit (Muhamad Rukhiyadin, 2016).

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Danis Maydila Wardani, Djamhur Hamid, Mochamad Djudi (2014) dan Buddy Hendrawan (2014) dimana surat paksa sudah efektif maka semakin meningkat pencairan tunggakan pajak yang terjadi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori mengenai Surat paksa Menurut Soemarso (2007:14) menyatakan bahwa Penagihan pajak aktif meliputi surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak, dan surat paksa yang bersifat memaksa Wajib Pajak untuk melunasi pajak yang tidak dibayarkan dan Menurut Ramos Irawadi (2013:185) menyatakan bahwa Jika penagihan aktif dijalankan secara intensif, maka akan meningkatkan pencairan jumlah tunggakan pajak.

V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut :

1. Sanksi administrasi berpengaruh terhadap pencairan tunggakan Pajak Pratama Sumedang. Semakin tinggi sanksi administrasi akan semakin menurun pencairan tunggakan pajak yang terjadi. terkait buruknya sanksi administrasi bagi para penunggak pajak ini terbukti dalam pelaporan SPT masih banyak wajib pajak yang tidak membayar sesuai tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu perlunya sosialisasi kepada wajib pajak agar menyampaikan SPT dengan tepat waktu.

2. Surat paksa berpengaruh terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang. Semakin sering dilakukan penagihan pajak akan meningkatkan pencairan tunggakan pajak. Yang artinya Surat paksa memberikan pengaruh yang sangat tinggi terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang. Terkait masalah yang menjadi fenomena itu yaitu meski telah diterbitkannya surat paksa namun pencairan tunggakan masih belum ada. Oleh karena itu perlu adanya tindakan-tindakan seperti penyitaan atau pemblokiran rekening wajib pajak agar pencairan tunggakan terealisasi.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

5.2.1 Saran Opersional

1. Untuk meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak tidak hanya mengandalkan Ssnksi administrasi melainkan dilakukannya tindak penegasan yang lebih dalam melakukan peneguran atau memberikan peringatkan kepada wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak agar segera melunasi hutang pajaknya. Dan melakukan sosialisasi kepada wajib pajak agar melunasi hutang pajaknya sehingga pencairan tunggakan pajak tidak terhambat dimana jika pencairan tunggakan pajak terhambat maka akan berdampak pada penerimaan Negara.

2. Untuk meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak jangan hanya mengandalkan Surat Paksa melainkan harus menegakan hukum yang lebih tegas kepada wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak, agar wajib pajak lebih taat dalam menjalankan kewajibannya untuk membayarkan hutang pajaknya sehingga tidak mengakibatkan pencairan tunggakan pajak terhambat.


(5)

5.2.2 Saran Akademis

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan jika melakukan penelitian yang sama dengan variabel yang sama menggunakan referensi buku terbaru agar lebih update. Lalu untuk penelitian lanjutan dengan memperluas periode sampel, dan data penelitian agar dapat diketahui apakah hasilnya akan sama atau tidak, atau dengan menambah variabel lain yang mempengaruhi Pencairan Tunggakan Pajak.

VI. Daftar Pustaka

A.Bima Sugiama.2008. Metode pengolahan data.Bandung

Abdul Rahman.2010.Panduan Pelaksanaan Administrasi Pajak untuk Karyawan,Pelaku bisnis dan Perusahaan, Bandung:Nuasa..

Advianto, Hari Sih. 2009. Tindakan Penagihan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Balai Diklat Keuangan Malang. Malang: BPPK.

Andi Supangat.2008.Statiska.Jakarta: Kencana Prenada.

Aristanti Widyaningsih.2013:Hukum Pajak dan Perpajakan.Badung:Alfabeta. Albert Kurniawan.2010.Belajar mudah SPSS untu pemula.Yogyakarta:Mediakom. Diaz Priantara.2012.Perpajakan Indonesia Edisi 2.Jakarta:Mitra Wacana Media. Erly Suandy. 2006. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Ghozali, Imam.2011. Aplikasi Analisis multivariate dengan program IBM SPSS19.edisi kelima.Semarang:Univesitas Diponegoro.

Hamdi, Asep Saepul & E. Bahruddin.2014. Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif aplikasi dalam pendidikan.Sleman:Deepublish.

Hendrawan,budi.2012.Pengaruh Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak.Universitas computer Indonesia.

Herry Purwono.2010.Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi.Depok:Erlangga

Hidayah Taufik dan Istiadah Nina.2011.Panduan Lengkap Untuk Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian.Jakarta:Mediakita

Jonathan,Sarwono.2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Liberti Pandiangan.2008.Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan berdasarkan UU terbaru.Jakarta:PT Gramedia.

M.Zain.2007.Manajemen Perpajakan Teori dan Aplikasi.Jakarta:Salemba Empat. Mardiasmo.Perpajakan Edisi Revisi 2011.Yogyakarta:Penerbit Andi.2011. Mardiasmo.Perpajakan.Yogyakarta:Penerbit Andi.2013.

Nurmantu, Safri. 2007. Pengatar Perpajakan. Jakarta: Granit Utama.

Rahayu,Siti Kurnia dan Ely Suhayati.2009.Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan.Yogyakarta:Graha Ilmu. Rahayu Siti Kurnia.2010.Perpajakan Indonesia-Konsep dan Aspek Formal.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Resmi,Siti.2013.Perpajakan Teori dan Kasus.Jakarta:Salemba Empat Ramos Irwandi.2013.Pajak Kepemimpinan Masa Depan.Yogyakarta

Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat Sugianto.2007. Metode Pengolahan data. Bandung

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods) Bandung: Alfabeta


(6)

Syahputra,Sulhan.2015.Pengaruh Surat Teguran Surat Paksa Dan Sanksi Administrasi terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak.Universitas Brawijaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Umi Narimawati.2010.Penulisan Karya Ilmiah.Jakarta:Genesis

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Pengertian Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Waluyo. 2014. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Wijaya,Toni.2013.Metodelogi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Wardani, Danis Maydila dkk.2014. pengaruh sanksi administrasi dan surat paksa terhadap optimalisasi pencairan tunggakan pajak (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari). Universitas Brawijaya.

Sigit Priadi Pramudito. 2015.www.liputan6.com Aim Nursalim Saleh. 2015.www.tribunnews.com


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penagihan Pajak Terhadap Tunggaka Pajak : studi kasus pada kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan Jakarta Selatan satu

0 8 89

Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode Januari Sampai Desember Tahun 2011-2015)

8 27 55

Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega)

0 8 1

Pengaruh Ketetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang 2011-2015)

5 43 52

Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang 2011-2015)

0 8 36

Pengaruh Sanksi Administrasi dan Tindakan Penagihan Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Periode 2010-2014)

18 85 56

Pengaruh Penagihan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya 2013-2015)

2 10 32

Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya 2013-2015)

5 16 28

Peranan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).

0 1 18

Pengaruh Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

1 17 20