data yang siknifikan. Alasan lain pemilihan 7 koneksi karena 7 koneksi merupakan koneksi maksimal yang dapat dibentuk untuk 10 node dengan
menggunakan cbgen.tcl yang dimiliki oleh ns2. Skenario ini disimulasikan menggunakan program NS2 untuk
mendapatkan trace file. Trace file ini merupakan kronologis kejadian yang terjadi selama waktu simulasi berlangsung. Kemudian trace file ini diolah
untuk mendapatkan average throughput, average delay, PDR, dan jumlah hop routing dengan bantuan program Perl. Hasil dari average throughput,
average delay, PDR, dan jumlah hop routing akan diperlihatkan dalam bentuk tabel dan grafik, baik pada simulasi DSDV dan OLSR [2].
3.2 Parameter Simulasi
Pada peneltian ini, penulis sudah menentukan parameter-parameter jaringan yang akan digunakan. Parameter
– parameter jaringan ini bersifat konstan dan akan digunakan pada setiap pengujiannya. Parameter
– parameter simulasi dapat dilihat pada Tabel 3.1 untuk protokol routing DSDV area
simulasi 500x500 m
2
dan pada Tabel 3.2 untuk protokol OLSR area simulasi 500x500 m
2
. Tabel 3.1 Parameter Simulasi dengan Protokol DSDV [2].
Parameter Nilai
Tipe Kanal Wireless Channel
Model Propagasi Two Ray Ground
Tipe Network Interface Wireless
Tipe MAC IEEE 802.11
Tipe Antrian Drop Tail
Model Antena Omni Directional
Maks. Paket dalam Antrian 50
Protokol Routing DSDV
Dimensi Topografi X 500
Dimensi Topografi Y 500
Waktu Simulasi Berhenti 200
Tabel 3.2 Parameter Simulasi dengan Protokol OLSR [5].
Parameter Nilai
Tipe Kanal Wireless Channel
Model Propagasi Two Ray Ground
Tipe Network Interface Wireless
Tipe MAC IEEE 802.11
Tipe Antrian Drop Tail
Model Antena Omni Directional
Maks. Paket dalam Antrian 50
Protokol Routing OLSR
Dimensi Topografi X 500
Dimensi Topografi Y 500
Waktu Simulasi Berhenti 200
3.3 Parameter Kinerja.
Tiga parameter yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah [1]: 1.
Average throughput jaringan Nilai Rata-rata throughput dari masing masing jaringan dengan 10 node,
25 node, dan 50 node. Average throughput menunjukkan perbandingan throughput secara keseluruhan untuk setiap penambahan jumlah node
pada simulasi DSDV dan OLSR. 2.
Average delay jaringan Rata
– rata delay jaringan dari keseluruhan waktu pengiriman pada DSDV dan OLSR.
3.
Packet delivery ratio
Ratio antara banyaknya paket yang diterima oleh tujuan dengan banyaknya paket yang dikirim oleh sumber pada simulasi DSDV dan
OLSR. 4.
Jumlah hop Routing Banyaknya hop yang dilewati oleh paket data saat terjadi routing pada
simulasi DSDV dan OLSR.
3.4 Topologi Jaringan.
Bentuk topologi dari MANET pada protokol DSDV dan OLSR
tidak dapat diramalkan karena topologi jaringan ini dibuat secara random. Hasil dari simulasi baik itu posisi node dan pergerakan node tentunya tidak
akan sama dengan topologi yang sudah direncanakan [1]. Perkiraan topologi jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Posisi node awal.
Gambar 3.2 lanjutan Posisi node mengalami perubahan.
Gambar 3.2 lanjutan Terjadi koneksi UDP antara node 1 dengan node 5.
3.5 Mengolah Data Trace Simulasi DSDV dan OLSR.