5 Kelemahan PAP
a Tidak dapat menunjukkan tingkat kedudukan kemampuan peserta didik terhadap kelompoknya
b Sulit untuk menyatakan semua tujuan instruksional khusus secara eksplisit 90 c Tidak dapat digunakan untuk menilai dan mengukur kemampuan peserta didik
dalam kawasan yang luas d Pola tujuan instruksional khusus membuat pembelajaran sangat terbatas
demikian pula proses belajar peserta didik
6 Asumsi Dasar PAP
Pendekatan penilaian ini mendasarkan diri pada asumsi, bahwa: a Hal-hal yang harus dipelajari peserta didik mempunyai struktur hierarkis
tertentu dan masing-masing taraf tersebut harus dikuasai secara baik sebelum peserta didik melanjutkan ke tahap selanjutnya.
b Evaluator atau tester dalam hal ini guru, dosen, dll dapat mengidentifikasi masing-masing taraf itu sampai tuntas, atau setidak-tidaknya mendekati
tuntas, sehingga dapat disusun alat pengukurnya.
b. Penilaian Acuan Norma PAN Norm Referenced Evaluation 1 Pengertian PAN
Penilaian Acuan Norma PAN adalah penilaian yang menggunakan acuan pada rata-rata kelompok. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa
dalam kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seorang siswa selalu dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh tiga kategori prestasi siswa, yakni prestai siswa di atas rata-rata kelas, berkisar pada ratarata kelas, dan prestasi siswa yang
berada di bawah rata-rata kelas. Dengan kata lain, prestasi yang dicapai seseorang posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya. Standar penilaian acuan
norma tepat jika digunakan untuk penilaian formatif. Beberapa langkah yang perlu diperlukan dalam mengadakan penilaian berdasarkan acuan kelompok, yaitu:
a. Memberikan skor tiap siswa b. Mencari nilai rata-rata mean kelompok
c. Mencari nilai simpangan baku standar deviation d. Menbuat pedoman konversi dan menentukan nilai berdasarkan standar yang
dibuat. Secara sederhana, konversi nilai yang biasa digunakan ada lima macam, ytaitu:
a. Skala Lima Stanfive diwujudkan dengan 0,1,2,3,4 atau A,B,C,D,E. b. Skala Sembilan Stannine diwujudkan dengan 1,2,3,4,5,6,7,8,9.
c. Skala Sepuluh C-scale diwujudkan dengan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.
5
d. Skala Sebelas Staneleven, diwujudkan dengan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. e. Skala Seratus T-Scale, diwujudkan dengan 0,1,2,3,s.d 100.
2 Pedoman Konversi PAN
Konversi didasarkan pada Meannilairata-rata dan Standar Deviasi
SD yang dihitung dari hasil tes yang diperoleh. Jika dihubung-kan dengan skala
penilaian, maka pedoman konversi untuk PAN dapat mempergunakan berbagai skala, misalnya skala lima, sembilan, sepuluh, dan seratus.
3 Penggunaan PAN
PAN sering digunakan untuk fungsi prediktif, mera-malkan keberhasilan pendidikan siswa di masa mendatang atau untuk menentukan
peringkatkedudukan siswa dalam kelompok.
4 Keunggulan PAN
a Hasil PAN dapat membuat guru bersikap positif dalam memperlakukan siswa sebagai individu yang unik.
b Hasil PAN akan merupakan informasi yang baik tentang kedudukan siswa dalam kelompoknya.
c PAN dapat digunakan untuk menyeleksi calon siswa yang dites secara ketat. d Dapat untuk mengukur dan menilai secara maksimal
e Dapat mengukur, menilai, dan menginterpretasikan kinerja peserta didik di
tingkat tinggi pada kawasandomain afektif dan psikomotorik f Dapat membedakan kemampuan setiap peserta didik yang pintar dengan yang
kurang pintar g Efektif untuk menguji yang bersifat seleksi tujuan tertentu.
5 Kelemahan PAN
a Tidak memadai untuk mengukur dan menilai penguasaan materi dan keterampilan
b Hasil pengukuran dan penilaian tidak langsung dapat diinterpretasikan c Tidak dapat menunjukkan kemampuan kesiapan dalam melanjutkan materi
dari pembelajaran selanjutnya. d Kurang meningkatkan kualitas hasil belajar, kurang praktis sebab harus
dihitung dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi jika jumlah siswa cukup banyak. e Sistem ini kurang menggambarkan tercapainya tujuan pembelajaran sehingga
tidak dapat dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan mutu pendidikan
6
karena kriteria keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti, bergantung pada rata- rata kelas, makanya standar penilaian ini disebut stándar relatif.
6 Asumsi Dasar Dasar pemikiran PAN
a Pada setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen akan selalu didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang”, dan kelompok “kurang.
Standar yang dibuat untuk kelompok tertentu tidak dapat digunakan untuk kelompok lainnya. Begitu pula dengan standar yang digunakan untuk hasil tes
sebelumnya tidak dapat digunakan untuk hasil tes sekarang atau yang akan datang. Jadi setiap kali kita memperoleh data hasil tes, kita dituntut untuk
membuat norma baru. b Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan posisi relative relative
standing dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah”,
ataukah di “bawah”.
Perbedaan dan Persamaan PAN dan PAP a. Persamaan PAN dan PAP
1. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi
spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus
2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai
subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi target akhir
pengambilan keputusan. 3.
Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua pengukuran sama-sama memerlukan item-item yang disusun dalam satu tes
dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrument. 4.
Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
5. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes
karangan, tes penampilan atau keterampilan. 6.
Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya. 7.
Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
7
b. Perbedaan PAN dan PAP