KONSEP PRINSIP dan PROSEDUR serta TEKNIK

KONSEP, PRINSIP dan PROSEDUR serta TEKNIK
PRODUKSI VIDEO

Gde Putu Arya Oka)*

Makalah disajikan pada Sosialisasi Festival Video Edukasi
(Roadshow di 5 Kota Besar di Indonesia) Selasa, 10 April 2012,
di Hotel Nirmala, Denpasar.

*) Teknolog Pembelajaran (Magister in Instructional Technology) di FIP Undiksha, Staff Pengajar di
jurusan Teknologi Pendidikan, Pengasung UKM Komunitas Broadcasting TP.

1

PENGANTAR

Membeli kamera video tidaklah sulit
asal anda mempunyai uang. Didalam
majalah-majalah dan surat kabar
semakin banyak bermunculan iklan
untuk kamera yang kecil, ringan dan

kelihatannya begitu mudah dipakai.
Namun, apakah dengan membeli
kamera itu anda otomatis sudah
menjadi seorang produsen film

video? Sekiranya belum. Seperti
halnya dengan semua keterampilan
lain, keterampilan membuat film
video
tidak
dapat
dibeli.
Keterampilan itu harus diperoleh
dengan belajar dan banyak latihan.
Oleh sebab itu timbul pertanyaan:
Dimana kita dapat belajar mengenai
hal itu?

Di kota-kota besar sudah banyak terdapat bermacam-macam kursus
keterampilan. Beberapa perguruan tinggi di Bali, kendati tidak mengkhusus

membuka program studi video, namun dalam mata kuliah tertentu mereka
mendapat konsep, prinsip dan prosedur untuk bias melahirkan karya film video.
Misalnya di jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha, ada mata kuliah video
pembelajaran, sinetron pendidikan dan hal senada juga ada pada institut seni di
Bali.
Kendati tidak semua orang berminat dan berkesempatan untuk mendalami
film video, toh ada beberapa kalangan yang suka bermain-main dengan kamera
sekelas handycam untuk menghasilkan gambar motion. Terselenggaran Festival
Video Edukasi dalam beberapa tahun belakangan ini patut disambut gembira,
sebagai ajang untuk berekspresi dan sebagai wadah untuk menilai hasil karya film
video.
Oleh karena membuat film video tidak bisa dibeli dan sangat jarang ada
pelatihan video, maka pada kesempatan ini kendati sederhana, kekurangan
pelatihan video akan dicoba untuk disajikan dengan pokok-pokok penting dalam
produksi film video. Dengan penyajian materi ini diharapkan dapat menemukan
semua hal penting yang harus diketahui untuk membuat sebuah film video.
Membuat film video akan disadari bahwa produksi film video adalah suatu
kegiatan yang ternyata jauh dari sekedar memegang kamera dan menekan tombol.
Produksi video adalah suatu kegiatan yang melibatkan banyak sekali hal.
Sebenarnya kegiatan ini tidak terbatas, atau bisa dikatakan batas kegiatan ini

adalah sejauh daya khayal anda. Ini sebabnya, mengapa produksi video begitu
mengasyikan.
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan banyak orang di Bali dapat
menjadi penggemar produksi video, sehingga kamera video tidak lagi dianggap
sebagai simbol gengsi saja, melainkan sebagai sarana untuk memperkembangkan
daya khayal dan untuk menciptakan komunikasi yang semakin membahagiakan.

2

BAB I
PENDAHULUAN
Agar hasil video sesuai harapan, maka ada beberapa pengetahuan yang harus
diketahui dan keterampilan yang harus dilatih. Dengan berpegangan pada
prosedur dan prinsip film video diharapkan secara teknis film video yang
dihasilkan dapat memuaskan. Oleh karena itu, pada pendahuluan ini akan
dipaparkan beberapa konsep dan prinsip film video.
1.

Apakah Video itu?
Kata video berasal dari bahasa Yunani yaitu “videre” yang artinya "Saya

lihat".Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film
seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Aplikasi umum dari teknologi video
adalah televisi, tetapi video dapat juga digunakan dalam aplikasi teknik, saintifik,
produksi dan keamanan.
Digital video adalah jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan
sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya.
Biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan melalui
optical disc, misalnya VCD dan DVD. Istilah video juga digunakan sebagai
singkatan dari videotape, dan juga perekam video dan pemutar video.
2.

Bagaimana Karakteristik Video?

Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda
dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber.
Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna,
sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan
kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini

mempunyai karakteristik yang sama, sebagai berikut.

 Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
 Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas
karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak
(bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di
kutub) dan lain sebagainya.
 Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga
panen.
 Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Jika video itu digunakan dalam “proses pembelajaran” dalam pengertian
untuk mendukung kegiatan instruksional maka karakteristik video pembelajaran
adalah sebagai berikut.
 Dengan Video mampu memperbesar obyek yang kecil
 Dengan teknik editing, gambar yang dihasilkan bisa dikloning
 Video mampu memanipulasi tampilan gambar. Contoh objek pada masa
lampu dapat dimanipulasi dengan kejadian masa sekarang.
 Video mampu dibuatkan still image, dengan melakukan penyimpanan
dengan durasi beberapa saat


3



Video pembelajaran terbukti dapat menarik perhatian siswa. Hasil riset
membuktikan bahwa video pembelajaran mampu mempertahankan
perhatian siswa selama 1-2 jam ketimbang mendegar ceramah yang
berlangsung antara 25-30 menit.
 Dengan video mampu ditampilkan objek peristiwa yang segera
(immediacy) atau kekinian.
Oleh sebabnya, untuk menyediakan video pembelajaran dan
menyelenggarakan siaran televisi pendidikan ini diperlukan sebuah materi siaran
berupa rekaman video yang harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran,
yaitu untuk peserta pendidikan. Proses pembuatan materi siaran harus memenuhi
kaidah tertentu yaitu dengan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran. Untuk itulah
berbagai pihak termasuk guru, perlu memiliki pengetahuan cara membuat
video/siaran televisi pembelajaran.
3.

Apa Keuntungan dan kelebihan video?

Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
• Kelebihan
- Dapat menstimulir efek gerak
- Dapat diberi suara maupun warna
- Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
- Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
- Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)
control pada pengguna.
• Kekurangan
- Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
- Memerlukan tenaga listrik
- Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
- Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi)  kontrol pada pengelola.
- Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif
melalui telepon/sms).
- Dan lain sebagainya.
4.

Bagaimana Komposisi Gambar Video (shoot)

Komposisi Gambar dalam video adalah bagaimana gambar diletakkan pada
frame. Konsep ini sering dikenal dengan istilah framing.
 Teknik Framing adalah teknik sangat subyektif. Apa yang kita cari adalah
beberapa panduan yang diterima kalangan industri. Anda harus
menggunakan berbagai aturan praktis.
 Aturan susunan gambar video pada dasarnya sama dengan untuk
fotografi.
Jangan lupa, gambar adalah semua tentang komposisi. Daripada menunjuk kamera
di subjek, Anda harus menggunakan gambar. Seperti yang disebutkan
sebelumnya, penyusunan adalah proses membuat komposisi.
. Beberapa komposisi gambar yang sering digunakan pada video adalah
sebagai berikut.

4

Frame dibagai sembilan

Selaraskan posisi gambar pada
frame video sesuai kondisi
dilapangan. Misalnya Tiang

bendera yang vertikal atau tempat
duduk yang horisontal jangan
ditempatkan secara diagonal

Komposisi yang sering digunakan
adalah menempatkan gambar pada
posisi 1/3 atau 2/3 dari luas frame.

Head room atau ruang kosong
yang tersisa disesuaikan dengan
posisi subyek. Jangan terlalu
banyak ruang kosong pada frame.
Komposisi yang bagus disamping
berlaku untuk subyek yang
dibidik, juga berlaku untuk semua
latar belakang yang dibidik.

(Sumber Arya Oka, 2008)
5.


Bagaimana Ukuran Gambar Bidikan (Shot)?

Ukuran gambar yang dibidik adalah ukuran-ukuran yang berlaku dalam
pengambilan gambar. Istilah ini sepadan dengan tipe shot. Ada beberapa
kesepakatan yang menjadi acuan dalam video/film. Ukuran ini juga berlaku pada
dunai fotografi. Pada contoh yang disajikan titik fokus obyek adalah " seorang
anak kecil "
Ada konvensi umum dalam industri video dalam hal memberikan nama
yang paling umum untuk jenis gambar. Nama-nama mereka untuk arti yang tepat
dapat bervariasi, tetapi contoh berikut memberikan pandangan dasar menuju pada
standar panduan. Dasar gambar yang dirujuk ke dalam hal yang berkaitan dengan
subjek. Misalnya, "menutup" telah menjadi sesuatu pandangan arti dekatnya
seseorang dari bidikan (kamera) dapat juga digambarkan sebagai luas tembakan
dari wajah, atau yang sangat luas tembakan dari hidung.

5

Subjek di semua gambar berikut adalah gadis muda berdiri di depan
rumah.
EWS (Extreme Wide Shot)

Dalam EWS, tampilan sangat jauh dari subjek bahkan subyek
tidak terlihat. Sudut tembakan ini adalah untuk menampilkan
lingkungan dari subjek. EWS yang sering digunakan sebagai
pembentukan tembakan - tembakan pertama dari modus bidik
baru, yang dirancang untuk menampilkan pemirsa di mana
tindakan sedang berlaku.
VWS (Very Wide Shot) VWS
VWS jauh lebih dekat dengan subjek. Dia (hanya) terlihat di
sini, tetapi penekanan masih menempatkan dia di lingkungan.
Ini juga berfungsi sebagai pembentukan tembakan. Perhatikan
seorang gadis belum bisa dikenali apakah dia perempuan atau
laki-laki, anak-anak atau dewasa.
WS (Wide Shot)
Dalam hal ini, kaki gadis itu yang hampir di bagian bawah
bingkai, dan sekarang sudah hampir di atas. Subjek Jelas,
subjek tidak mengambil seluruh lebar dan tinggi frame, karena
ini adalah seperti yang kita mendapatkan subjek tanpa
kehilangan bagian dari apapun. Kecilnya jumlah ruang di atas
dan di bawah subjek dapat dianggap keselamatan subjek, jika
Anda tidak ingin memotong bagian atas kepala. Ia juga tidak
nyaman jika dia melihat kaki dan kepala yang tepat pada
bagian atas dan bawah bingkai.
MS (Middle Shot)
MS menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara rinci,
sementara masih cukup untuk menunjukkan kepada pemirsa
yang merasa seakan-akan mereka cari di seluruh subjek.
Bahkan, ini adalah perkiraan bagaimana Anda akan melihat
orang "dalam detail yang jelas" jika Anda memiliki tampilan
untuk wawancara. Tampilan ini terbaik dilakukan.
MCU (Medium Close Up)
Setengah jalan antara MS dan CU. Tembakan ini
menunjukkan wajah lebih jelas.

CU (Close Up)
Dalam Cu, fitur tertentu atau bagian dari subjek menghuni
seluruh bingkai. Sebuah pengambilan lebih dekat dari
seseorang ini, berarti menutup wajah mereka.

6

ECU (Extreme Close Up)
ECU seperti gambar di sebelah kiri dan menunjukkan ciri amat
terperinci. Untuk orang, ECU yang digunakan untuk
menyampaikan emosi.

CA (Cutaway)
A cutaway adalah bidikan yang biasanya selain sesuatu
tindakan saat ini. Dapat subjek yang berbeda (misalnya kucing
ini), sebuah CU yang berbeda dari bagian dari subjek (misalnya
CU dari subjek tangan), atau hanya tentang apa lagi. CA
digunakan sebagai "buffer" antara gambar (untuk membantu
proses editing), atau untuk menambahkan bunga / informasi .
Menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara rinci.

(Sumber Arya Oka, 2008)
Tipe Shots:
Senada dengan diatas ada beberapa tipe pengambilan gambar atau gambar yang
dihasilkan dari sebuah kamera dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Close-Up (CU)
 Big Close-Up (BCU) / Extrim Close Up
 Medium Close Up (MCU)
 Long shot (LS)
 Medium Long Shot(MLS)
 Full Shot(FS)

Terminologi Shot

Long Shot

Medium Close Up

Full Shot

Close Up

Medium Shot

Extreme Close Up

7

BASIC SHOT
CU
MS

MLS

LS

PENGEMBANGAN SHOT
ECU
BCU

(Sumber: Warsihna, 2006)
6.

Istilah apa saja yang Penting dalam Video?
Dalam produksi film video, sering menemukan beberapa istilah yang sangat
penting untuk diketahui. Istilah-istilah itu adalah sebagai berikut.
 Naskah video
Beberapa prinsip dalam penulisan naskah video/televisi meliputi
rancangan/desain program, bentuk fisik naskah, relasi unsur visual audio,
isi program dan tata tulis (periksa Gambar 1.5)

8

Rancangan/desain
program

Tata tulis Naskah








Ide/gagasan
Sasaran
Tujuan
Garis besar isi program
Sinopsis
treatment







Judul program
Indicator tempat
Indicator seting
Indicator waktu kejadian
Instruksi jenis shot/gerakan
kamera
 Nama tokoh, isyarat, music
dan sound effect

Relasi unsure visualaudio-isi program







Bentuk Fisik Naskah

 Naskah satu kolom
 Naskah dua kolom

Tidak ada ketentuan baku
Optimalisasi informasi visual
Kuatkan unsur visual
Perhatikan unsure musik
Perhatikan unsure narasi

Gambar 1.5 Skema Prinsip penulisan Naskah Video/Televisi






Storyboard. Storyboard papan cerita yang dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam perencanaan video
Model Naskah Video. Beberapa model naskah video menurut Sutrisno
(1993) adalah skenario, screenplay, script, scene, sequence dan
shooting script.
Skenario adalah cerita dalam bentuk rangkaian sekuen dan adeganadegan, namun tidak dalam rincian. Istilah ini sinonim dengan
screenplay
Screenplay adalah garis besar cerita atau bentuk naskah, meskipun
jarang merinci cara-cara suatu versi perekaman atau shooting
shooting.
Script adalah istilah yang merupakan suatu script (naskah) yang berisi
spesifikasi suatu penyajian dalam setiap medium

9





7.

Scene adalah istilah sama dengan adegan yang maksudnya sama
dengan paragraf dalam karya literatur. Scene adalah pengambilan shot
tunggal atau lebih dari suatu lokasi dan tindakan yang sama.
Sekuen adalah serangkaian pengambilan gambar film video yang
disambung menjadi satu, sehingga membentuk suatu cerita. Bagian
dari suatu acara film atau televisi
Shooting script adalah naskah tertulis yang berisikan adegan-adegan
pengambilan gambar yang dipisah-pisahkan dan masing-masing
pengambilan gambar tadi diberi nomor, dan menyebutkan pula
perintah-perintah teknis pengambilan gambar yang pasti. Biasanya
uraian pengambilan gambar diletakkan pada kolom sebelah kiri dan
dan suara sebelah kanan, seperti apa yang terlihat pada kamera script
(naskah kerja kamera).

Bagaimana Cara Kerja Video Kamera?
Prinsip kerja video kamera dapat digambarkan sebagai berikut:
• Pembentukan gambar melalui scanning
• Pakai C C D & Electronics circuit
• Menyimpan gambar & suara pada media Magnetic Tape (Video
Tape). Kamera produk mutakhir media penyimpanan gambar dan
suara menggunakan Disc dan HardDisc (HDD)
• Output langsung dapat dilihat pada Video Monitor
• Dilengkapi dengan Video Tape Recorder (VTR) dan Microphone

CATEGORY OF VIDEO CAMERA
1. CONSUMER VIDEO CAMERA
(HOME USED CAMERA)

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

5

10

2. PROSUMER VIDEO CAMERA
( SEMI PROF. CAMERA)

6

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

3. PROFESSIONAL VIDEO CAMERA

7

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

4. BROADCASTING VIDEO CAMERA
(Studio Camera)

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

8

(Sumber: Warsihna, 2006)

11

8.

Untuk apa saja Kamera Digunakan?

Secara umum dalam pemanfaatannya, kamera digunakan untuk pencarian
berita atau ENG (Electronic News Gathering ) dan kelompok profesional EFP
(Electronic Field Production )
VIDEO CAMERA

ENG – CAMERA ( Electronic News Gathering )

EFP Camera(Electronic Field Production )

CAMERA MOUNTING/ SUPPORTING

TRIPOD

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

45

(Sumber: Warsihna, 2006)

12

9.

Bagaimana Model Kamera Dari Sisi Prosesor?
-

TVBE/Tabung

-

CCD (Copel Charger Devise)

PRISMA BLOCK & CCD

CC Filter
35

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

-

Digital

DIGITAL VIDEO CAMERA






BETACAM SX
DVCAM
DVCPRO
Mini DV
DV Professional

Digital Video Camera by
Hanoch Tahapary

1

(Sumber: Warsihna, 2006)

13

Bahasa Visual Kamera
Gerak Kamera dapat dikelompokkan menjadi :

TILTING ( Tilt Up , Tilt Down )

PANNING (Pan Left, Pan Rigth)

TRACKING (Track In, Track Out)

ZOOMING (Zoom In, Zoom Out)

Crabbing/Dollying ( Crab L, Crab R )

Mounting

Shoulder Mount

Pedestal Mount

Tripod Mount

Track Mount

Crane Mount

Camera Moving

14

Camera Moving

Camera Angle :

Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata
penonton dalam menyaksikan suatu adegan, sekaligus membangun kesan
psikologis penonton terhadap object tersebutLow Angle (pengambilan
gambar dari bawah objek)
 High Angle (pengambilan gambar dari atas objek)
 Eye Level (pengambilan gambar sejajar dengan objek)

Camera Angle

(Sumber: Warsihna, 2006)

15

HIGH ANGLE SHOT & LOW ANGLE SHOT

NORMAL / LEVEL SHOT

Komposisi
 Garis Imaginer
 Jumping
 Looking room /Nose room
 Head room
 Walking room

16

10. Apakah Format Video itu!
Sutisno (1993) memaparkan, Istilah format dapat diartikan sebagai berikut.
 Berarti ukuran, dalam hal ini berkaitan dengan ukuran pita video,
misalnya format 1 inch dan ¾ inch
 Diartikan sebagai nama pita studio, misalnya format beta, VHS dan umatic
 Digunakan juga untuk menyebut kualifikasi pita kaset, seperti: format
lowband dan highband
Tabel 1.2 berbagai format Video (sumber: Arya Oka, 2008)
Sony

Digital
Video
Compressed

DVD
HDTV

8mm , Video8 , Hi8 , Digital8 8mm, Video8, Hi8, Digital8 ,8mm
video merujuk ke kelompok tiga format video: Video8, Hi8 dan
Digital8. Format, diperkenalkan oleh Sony, dipasarkan dalam
sejarah awal dari kemunculan awal Camcoder.
CCIR-601 untuk broadcast tv.

Beta , Betamax , Betacam , Betacam SP , Betacam SX , Digital
Betacam Beta, Betamax, Betacam, Betacam SP, Betacam SX,
Digital Betacam
DV , MiniDV , DVCAM , DVCPRO , DVCPRO50 , DVCPRO HD , HDV
DV, MiniDV, DVCAM, DVCPRO, DVCPRO50, DVCPRO HD, HDV ,
MiniDV dan Digital8 (D8) adalah format pita video untuk
konsumen dan semi pro-pasar. MiniDV direkam pada pita milik
format, D8 dapat direkam pada baik 8mm atau Hi8 tape D8 juga
memungkinkan Camcoder memutar ulang kaset direkam dalam
8mm atau Hi8 modus. Kaset MiniDV lebih kecil, sehingga MiniDV
Camcorder cenderung lebih kecil dan ringan daripada D8.
DVD , Blu-Ray , HD-DVD , HD-VMD , CH-DVD DVD, blu-Ray, HDDVD, HD-VMD, CH-DVD
HDTV , 1080i , 1080p HDTV, 1080i, 1080p ,1080i adalah salah satu
HDTV format. memiliki 1080 baris "resolusi vertikal", yaitu 1080
piksel dari atas ke bawah. 1080i video biasanya memiliki 1920
baris horisontal resolusi, sehingga total ukuran gambar 1920x1080
piksel dan aspek rasio 16x9. Ada beberapa variasi; misalnya, HDV
memiliki resolusi 1440x1080 tetapi menjaga aspek rasio
widescreen dengan menggunakan segi empat piksel.
MPEG , MPEG-4 MPEG, MPEG-4 , MPEG merupakan rangkaian
video standar yang ditetapkan oleh Ahli Group (MPEG)
MPEG-1
Disetujui November 1991
Kira-kira berkualitas VHS , yang umum digunakan untuk video CD
(VCD) dan CD-ROM.
MPEG-2
Disetujui November 1994

17

Kualitas DVD, umumnya digunakan untuk DVD, televisi digital, settop box, dll
MPEG-4
Disetujui Oktober 1998
digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk Internet, ponsel dan
televisi.
MPEG-7
Saat ini Dalam Pembangunan
Sebuah deskripsi standar untuk pencarian dan audio visual dan
konten.
Quicktime Quicktime , QuickTime adalah teknologi multimedia
yang dikembangkan oleh Apple Computer dan pertama
diluncurkan pada tahun 1992 (setahun sebelum Video untuk
Microsoft Windows). Ia telah berkembang menjadi sebuah
platform serbaguna, mampu menangani video, audio, animasi,
teks, musik, dan realitas virtual (VR) Panoramas.
RealMedia RealMedia
VHS , VHS-C , S-VHS , S-VHS-C , D-VHS VHS, VHS-C, S-VHS, S-VHS-C,
D-VHS
Windows Media, WMA files (Windows Media Audio) File WMA
(Windows Media Audio) sangat mirip dengan file WMV kecuali
mereka hanya berisi audio
Catatan:
Setiap kamera yang anda beli atau miliki pasti telah disertai buku
petunjuk dan spesifikasi teknis. Gunakan informasi yang penting
ini untuk meningkatkan kemampuan dasar operasi kamera anda.
Sumber: mediacollege, newzealand

Sedangkan jenis program baik untuk televisi dan video dikatagorikan dalam
empat jenis, yakni: informasi, kebudayaan, pendidikan dan hiburan.
Format jenis program televisi dan video dapat diklasifikasikan seperti
tampak tersaji pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Format Jenis Program Televisi/Video
Klasifikasi
1. Tempat & waktu
produksi
2. Jumlah penampil
dan alokasi waktu

Jenis Program
1. Program studio
Program film/video diluar studio (bisa in atau
outdoor)
Format Sederhana
Format Kompleks






Ceramah
Video on sound
Diskusi
Wawancara/interview
Dokumenter (berita,
historis, biografi, musical)

 Feature
 Majalah
 Drama (drama
boneka,drama
televisi)

18

11. Pilih Format Film atau Video?
Hingga periode 1980an, perbedaan format memunculkan kelompokkelompok film dan video. Kelompok film menggunakan pita seluloid nyaris tak
pernah menyentuh ranah video. Sementera itu kelompok video menghasilkan
karyanya tanpa pernah mengenal film. Selama dua puluh tahun terakhir teknologi
berkembang sangat cepat, sehingga kedua kelompok ini melebur menjadi satu
dalam memproduksi film.
Video tidak seperti film dengan pita seloluidnya, format video berbahan dasar
pita magnetic yang mulai dikenal luas di seluruh dunia pada paruh kedua periode
1970an, baik untuk keperluan professional seperti televisi maupun keperluan
pribadi. Pita magnetic yang terdapat dalam kaset video dapat merekam gambar
dan suara dengan baik, sementara film hanya dapat merekam gambar, lalu
suaranya dapat direkam dengan alat yang lain semisal Digital Audio Tape (DAT).
Kelemahan sistem analog video membuat pemakaian video untuk keperluan
professional terhambat. Diperiode tahun 1960-1980, nyaris semua stasiun televisi
di dunia (termasuk TVRI) menggunakan kamera 16 mm untuk merekam program
acaranya. Mereka juga memiliki mesin editingnya, hal ini tidak ditemui distasiun
TV nasional yang baru beroperasi di Indonesia era 1990an.
Seperti juga film, video memiliki berbagai format yaitu U-matic, Betacam SP,
Digital Betacam, Betamax, VHS, S-VHS, MiniDV, DV, DVCam dan DVCPRO.
Sementara itu untuk keperlua pribadi format video kerap dipakai
menggunakan alat yang popular dikenal sebagai handycam. Betamax dan VHS
adalah jenis awal tontonan video dirumah (home video). Karena Betamax tidak
lagi diproduksi, maka VHS adalah satu-satunya plihan. Lalu disempurnakan
dengan kemunculan S-VHS. Kendati S-VHS lebih bangus dari VHS namun masih
kalah jika dibandingkan dengan Betacam SP.
Seiring dengan perjalananan waktu, kemudahan pengoperasian kamera juga
menjadi pertimbangan, terlebih bagi orang awam. Semenjak tahun 1995, pasar
dunia mulai dibanjiri oleh teknologi DV (digital video). Salah satu ciri dari
teknologi ini adalah digunakannya CCD (charge couple device). CCD adalah chip
elektronik yang peka cahaya. Tugasnya adalah mengubah cahaya yang masuk
menjadi sinyal digital untuk kemudian disimpan kedalam pita bentuk sinyal video.
Format video yang masuk katagori DV adalah Mini DV, DV, DVCam dan
DVCPro. Teknologi Mini DV, DV, DVCam di Indonesia dipopulerkan oleh Sony,
sedangkan DVCPro oleh Panasonic. Kualitas lebih baik bisa diperoleh dari jenis
DV, dengan ukuran kamera dan kaset yang lebih besar dibandingkan mini DV.
Ketimbang mini DV, DV bisa merekam gambar dengan lebih tajam. Kemudian
DVCam datang menyempurnakan DV. Dengan ukuran dan kamera yang lebih
kecil dan ringan dari Betacam, DVCam mampu menghasilkan gambar yang boleh
dibilang setara dengan Digital Betacam. Selain soal jenis, kompabilitas antar
format juga perlu dipertimbangkan. Lalu, pilih film atau video? Hal ini sangat

19

tergantung pada public yang ingin dijangkau, biaya, bahan baku, kualitas dan
waktu.
12. Apakah Cahaya Pencahayaan itu?
Salah satu hal yang sangat penting dalam dunia fotografi, film dan video
khususnya dalam konteks produksi film video adalah cahaya. Fotografi, film dan
video berbahan baku cahaya, tanpanya gambar tidak akan terekam dengan baik.
Sumber cahaya , Semua video menggunakan beberapa jenis lampu, bisa jadi
dengan cahaya alam (dari matahari) atau lampu artifisial. Tujuan
pencahayaan video adalah untuk memilih dan mendapatkan visualisasi
obyek yang terbaik
Contrast ratio adalah perbedaan kecerahan
antara terang dan gelap bagian gambar.
Lampu Kamera-mount, adalah cahaya yang
mudah, serbaguna untuk solusi yang digunakan
oleh amatiran dan profesional pada dasarnya
sama.

20

BAB II
TEKNIK PRODUKSI VIDEO
Mengapa membuat video itu terasa sulit? Kalau Anda memiliki kamera yang
baik dan berusaha didalamnya ada kaset, anda sudah siap untuk mulai. Pemakaian
kamera tidak begitu sulit, karena mengenal beberapa tombol aja, alat itu sudah
anda kuasai. Oleh karena itu kalau anda beruntung sedikit saja, cepat aka nada
banyak gambar didalam kaset, sehingga tinggal diputar kembali untuk ditonton.
Membuat film video hanya untuk diri sendiri
tidaklah memuaskan. Harus ada penonton, pesawat
video dan televisi tidak sulit dicari. Kalau semua
penonton sudah duduk, kaset itu dapat diputar. Tinggal
mengharap bahwa para pirsawan merasa senang.
Tentu kita dapat bertanya apakah semua gambar yang terekam itu juga pantas
untuk dilihat. Gambar-gambar yang semua lewat pembidik kamera kelihatan
begitu kecil, sekarang menjadi sangat besar, namun anda mungkin memperhatikan
bahwa gambar itu agak bergetar dan kamera selalu bergerak dari kiri kenanan dan
gambarnya terus maju mundur. Sebetulnya cukup banyak gambar sekarang tidak
begitu menarik lagi. Apakah penonton juga merasa demikian?
Mungkin kita seandainya sebelumnya memilih gambar mana yang perlu
diperlihatkan dan mana yang tidak, film kita agak lebih menarik. Seperti halnya
dengan foto-foto. Kita tidak perlu memperlihatkannya semua foto yang pernah
kita buat, tetapi hanya yang paling baik saja kita pasang di dalam album.
Selain daripada itu anda memperhatikan bahwa tidak ada cerita. Padahal di
televisi atau di bioskop setiap film membawa suatu cerita yang dihasilkan oleh
susunan gambar yang direncanakan. Apakah anda telah membuat kesalahan?
Kalau anda sudah mengajukan pertanyaan seperti ini, anda telah
mengambil langkah-langkah untuk membuat film video yang
sungguh-sungguh. Kedengarannya aneh, tetapi keberhasilan sebuah
film video yang baik tidak terutama tergantung pada mahalnya kamera
atau dari hebatnya peristiwa yang direkam. Yang menentukan adalah
organisasi yang baik.
Anda akan merasa bahwa lebih banyak waktu anda habiskan untuk persiapan
daripada untuk rekaman sebuah program, dan anda akan membutuhkan lebih
banyak kertas untuk catatan-catatan daripada untuk rekaman. Ini tidak hanya
kesan, melainkan kenyataan. Anda perlu suatu cara yang sistematis dalam
membuat flm video, oleh karenanya anda perlu sebuah teknik atau cara dalam
mewujudkan film video tersebut. Cara itu adalah teknik produksi film video.

21

Secara umum menurut Valk (1992) teknik produksi film video dapat
diilustrasikan seperti pada gambar 2.1.
Ide

Riset

Sound Editing

Naskah

Editing

Organisasi

Pengambilan
Gambar

Gambar 2.1 Teknik Produksi Film Video, Valk (1992)
Langkah-langkah teknik produksi film video memang tidak sifatnya mutlak,
ada beberapa penyesuaian baik penambahan langkah atau pengurangan langkah,
namun demikian teknik yang disajikan oleh valk (1992) adalah hal-hal penting
dalam produksi film video. Ada beberapa kalangan yang menguraikan langkahlangkah yang lebih rinci dalam pembuatan film video. Warsihna (2010)
memaparkan teknik produksi film video terdiri dari tiga langkah besar yaitu: Praproduksi, Produksi dan Pasca produksi. Gambaran detailnya seperti tersaji pada
gambar 2.2
Pra-Praduksi

Praduksi

Pasca
Praduksi

1. Penentuan ide
2. Analisa sasaran
3. Penyusunan garis besar isi
media video
4. Jabaran materi media video
5. Penyusunan Naskah
6. Pengkajian naskah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rembuk naskah
Penentuan Tim
Shooting script
Anggaran
Casting
Hunting lokasi
Rapat kru
Setting lokasi
Pengambilan gambar

1. Editing (penggabungan
gambar dan pemilihan
gambar
2. Mixing
3. Preview
4. Ujicoba
5. Revisi
6. Distribusi

Gambar 2.2 Tahapan produksi Film Video

22

Dari kedua paparan langkah-langkah produksi film video, dibawah ini akan
dipaparkan hal-hal esensi dalam teknik produksi video dengan kerangka dari
Valks.
1. Produksi Film Video
Memproduksi apapun memang tidak sekali jadi,
terlebih memproduksi sebuah Film Video yang
disaksikan oleh banyak orang. Apakah dengan
lengkapnya peralatan sudah cukup untuk
membuat produk sekali jadi? tentu tidak! Hal
pokok dalam Film dan Video adalah adanya
cerita. Sedangkan pada tahap awal sebelum
berproduksi
adalah
persiapan,
lalu
mengorganisasi semua sumber daya.
2. Ide
Darimana datangnya cerita yang menarik pemirsa?
Dalam perjalanan memproduksi film video, langkah
yang mengawali serangkaian proses itu adalah ide.
Ide ada dalam pikiran manusia yang harus
diselaraskan dengan sebuah tema. Tema terdapat
disekitar kita, asal gagasan kita tajam dan kuatnya perasaan kita terhadap
suatu masalah dapat dikatakan hal ini sebagai peletak dasar dalam
berproduksi film video. Selanjutnya berkaitan dengan tema maka yang
paling penting dalam berproduksi adalah unsur manusia. Artinya
berkualitas tidaknya proses produksi dan hasil tergantung pada manusianya
itu sendiri.
Anda memiliki kamera! Tetapi apa yang anda rekam? Hanya
ada beberapa aturan dasar untuk membuat video, dan yang
pertama adalah: kamera baru dibutuhkan pada akhir.
Dilayar televisi manusia ingin melihat manusia. Kemungkinan
besar program yang anda buat itu ditujukan kepada orang yang
sering melihat televisi juga. Yang paling penting didalam
produksi adalah factor manusia (valks, 2009).

Kalau anda mempunyai gagasan tajam dan perasaan yang kuat
mengenai salah satu masalah, anda memiliki dasar untuk
membuat program video yang baik. Kalau anda anda
bersemangat, dan anda mempunyai pesan untuk masyarakat,
anda sedang berada pada di jalan yang baik.

23

3. Riset
Timbulnya gagasan dari ide yang berkembang untuk bisa dituangkan
dengan meyakinkan sangat disarankan untuk melakukan riset (studi kecilkecilan) untuk memperoleh informasi-informasi yang mendukung proses
produksi. Riset yang berarti memperluas gagasan dari ide awal, nantinya
akan menjadi aset yang sangat berharga dalam perjalanan produksu film
video. Riset dilakuan dengan berkomunikasi dengan orang lain untuk
mendapatkan fakta dan informasi. Dikala melakukan riset pertimbangkan
pada hakekatnya manusia senang bekerja sama, namun dilain pihak ada
sebagian yang tidak mau bekerjasama.
Untuk mengembangkan ide, anda harus mengadakan penelitian
atau riset. Karena riset berarti memperluas pengetahuan.
Jangan terlalu cepat putus saja, jika ada orang yang tidak mau
bekerja sama. Dalam hal ini sering terjadi perbedaan
kepentingan yang berlawanan dengan maksud anda untuk
memperlihatkan sesuatu pada khalayak ramai melalaui kamera.
Namun, disamping itu ada sebagian dari mereka yang sangat
antusias bekerja sama.
4. Naskah
Berawal dari sebuah ide untuk membuat film video lalu gagasan ini
dikembangkan melalui riset selanjutnya adalah menuangkan dalam sebuah
naskah. Naskah adalah perwujudan tertulis dari program anda, pedoman
untuk rekaman, “shooting script”. Format penulisan naskah umumnya
menggunakan dua kolom dan satu kolom.

NO

2

VISUAL

LIVE-EXT-(SAMPAH)
- LALAT2 BERTERBANGAN
MENGERUMUNI BIJI
DURIAN
- PESAWAT TERBANG TAKE
OFF SAMPAI MENGUDARA
- ORANG2 YANG LEWAT
KEBAUAN, MENUTUPI
HIDUNG
- BCU LALAT TERBANG
MENUJU KAMERA S/I ?

AUDIO

NARASI
SEEKOR LALAT DAPAT
DIUMPAMAKAN SEBUAH
PESAWAT TERBANG, IA DAPAT
TERBANG DGN KECEPATAN
YANG SAMA DGN PESAWAT
TERBANG.
PERCAYAKAH KAMU?
BAIKLAH KITA AKAN
MEMPELAJARI
LEBIH JAUH LAGI BAGAIMANA
SEBENARNYA MISTERI YG ADA
PADA SEEKOR LALAT.

24

Contoh Naskah Satu Kolom
15. INT. RUANG TUNGGU STASIUN GAMBIR – MALAM
Stasiun penuh sesak dengan calon penumpang kereta api berbaur dengan para pengantar. ANI berdiri bersandar di tiang.
Di depannya ANDI mempermainkan kertas yang dipegangnya. Sesekali ia memandang muka ANI. Orang-orang di sekitarnya
tidak menaruh perhatian pada kedua anak muda tersebut. ANDI memandang wajah ANI agak lama.
ANDI:
Jadi kamu benar-benar tidak mau kembali lagi.
ANI menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat tanpa ekpresi. ANDI memandang wajah ANI. Beberapa saat kemudian ia
menarik napas dalam-dalam.
ANDI (dengan nada sendu):
Kalau keputusanmu itu sudah bulat, aku teentunya tidak bisa apa-apa lagi. Hanya saja kalau kamu
pikiran, tolong hubungi aku. Kamu kan masih menyimpan alamatku.

berubah

ANI masih diam. Ujung kakinya digerak-gerakkan seolah sedang menulis sesuatu di lantai. Ia kemudian mengangkat
mukanya. Pandangannya menerawang.

Contoh storyboard

DISSOLVE TO

Bagaimana gagasan dituangkan dalam
bahasa naskah? Naskah film video, lewat
storyboard diterjemahkan dalam bahasa
visual. Memang, penuangan ini sangat tidak
gampang dilakukan bagi mereka yang tidak
biasa menggunakan bahasa-bahasa visual.
Menuangkan gagasan dalam bahasa visual
sama sulitnya dengan interpretasi visual
orang umum pada tampilan visual.
Dalam produksi film video hampir seluruhnya kita bermain dengan bahasa
visual melalui kamera yang menangkap obyek. Obyek yang ditangkap
kamera dalam satuan waktu yang kuntinyu sebelum beralihnya kamera
sering disebut dengan shot.
Bagaimana setiap shot diuraikan? Setiap shot digabungkan menjadi scene
dan gabungan scene akan menjadi sekwen, lalu gabungan sekwen ini
menjadi cerita yang menarik dalam beberapa bapak atau segmen.

25

Ketika sudah menjadi cerita yang menarik, pertanyaannya adalah seberapa
panjang cerita itu. Panjang cerita ini akan berpengaruh pada minat
penonton. Oleh karena, itu disarankan cerita harus disajikan sepadat dan
sejelas mungkin. Sepadat apapun cerita itu kiranya bagian awal, tengah dan
akhir adalah alur yang harus ada. Ketiga bagian inilah biasanya menyatu
dalam shooting script.
Cerita dalam film video harus disajikan sepadat dan sejelas
mungkin. Hasil seni yang baik akan terbukti dalam kemampuan
membatasi diri.
5. Organisasi
Dengan selesainya skrip film video, langkah berikutnya adalah
mengorganisasi sumber daya yang lain, seperti yang berhubungan dengan :
1) Juru kamera & Sutradara, 2)pengambilan gambar, 3)Daftar shot, 4)garis
optis, 5)tripod, 6)suara dan 7) pan/Zoom.
Pembagian tugas yang jelas sangat penting dalam produksi apapun.
Demikian juga dalam produksi film video. Tugas sutradara adalah
memperhatikan script, mengatur para pemain, mengontrol mutu dan jawal
pengambilan gambar.
Tugas juru kamera adalah memperhatikan komposisi dan ketajaman
gambar. Pengambilan gambar untuk film berbeda untuk film video. Film
mempergunakan film 35mm sedangkan film video menggunakan pita kaset
baik mini dv atau hi8. Penggunaan jenis film ini akan berpengaruh pada
teknik pengambilan gambar. Pada penggunaan film, momen yang diambil
yang menarik saja, sedangkan pada film video bisa mengambil gambar
lebih luas. Hal ini karena pertimbangan biaya film itu sendiri.
Pedoman umum yang berlaku, jika hasil final setelah editing
selama 10 detik maka shot diambil boleh 40 detik. Atau dengan
perbandingan 1:4. Karena faktor biaya menjadi penting, maka
shot yang diambil harus dibuat daftar shot .

Daftar shot yang ada pada shooting script akan menjadi pedoman
pengambilan gambar, modifikasi di-ijinkan bagi sutradara yang
berpengalaman. Disamping berpedoman pada shooting script, kameramen
harus mengkhayalkan garis optik. Kameramen tidak boleh melakukan
crossing terhadap garis optis ini. Kameramen dalam mengambil gambar
bisa menggunakan tripod. Tripod digunakan untuk menjaga keseimbangan
komposisi dan mutu. Sedangkan untuk akses yang fleksibel tripod dalam
kondisi tertentu bisa ditanggalkan.

26

Faktor lain adalah suara. Masalah-masalah suara muncul saat pengambilan
gambar seperti suara bising, suara latar yang mengganggu, suara yang tidak
kehendaki dan suara tripod ketika melakukan panning. Oleh karena itu
keberadaan mike menjadi perhatian baik posisi, jarak dan jenis mike yang
dipakai.
Teknik kamera dalam pengambilan gambar adalah teknik panning dan
zoom. Panning adalah gerakan kamera secara horisontal, dan jika gerakan
ini keatas dan kebawah dimana kamera masih dalam poros tripod disebut
tilt. Sedangkan mendekatkan dan menjauhkan obyek bidikan yang disertai
dengan perubahan lensa kamera hal ini disebut dengan zoom.
6. Editing
Obyek yang ditangkap setelah dicapture kedalam komputer maka proses
editing bisa dimulai. Proses editing
hanya bisa dilakukan setelah gambar
siap diolah. Alat yang digunakan adalah
VCR, atau komputer dengan software
editing.
Hal yang diperhatikan adalah panjang shot, Jump (loncatan), gerakan
dalam shot, cut in motion dan pedoman umum editing. Panjang atau
pendeknya shot bidikan akan mempengaruhi minat penonton. Kesan ini
akan berbeda jika obyek yang dibidik adalah obyek diam dan obyek
bergerak.
Penyambungan dan penyisipan shot kedalam shot lain
dipertimbangkan dengan unsur sekuencing cerita. Jangan menyambung dan
menyisipkan shot jika membuat penonton bingung. Hal ini biasanya karena
garis optis dilanggar atau sisipan shot yang tidak sesuai dengan shot awal
dan akhir. Gerak dalam shot adalah gerakan yang terjadi dalam rangka
gambar. Hal ini tampak pada saat editing ketika kita memotong sebuah shot
yang sering disebut cut in motion.
Jika masalah jump bisa diatasi dan kita mendapatkan peralihan yang halus
dari suatu shot ke shot, maka ini disebut cut in motion. Pedoman dasar
untuk editing adalah dua shot yang sama atau hampir sama tidak boleh
disambung. Berlaku juga jika dua shot dan tiga shot (tiga orang) dalam satu
shot masuk komposisi (framing) harus digabung maka diantaranya itu
disisipi shot dengan teknik bidikan C.U (cluose up).
Disamping itu gerakan dalam shot akan lebih baik dibandingkan shot yang
bergerak.
Film video adalah berkonsep framing layar kecil, berbeda
dengan framing layar film yang lebar.

27

Kedua tipe ini sangat berpengaruh terhadap teknik shot dan komposisi
gambar pada layar monitor (framing).
Perhatikan ! kesalahan shot tidak bisa diperbaiki selama
editing, begitu juga kesalahan waktu shot. Oleh karena itu
persiapan dan riset akan menentukan baik tidaknya shooting
script, shooting script yang baik akan menentukan kualitas
rekaman gambar dan suara, dan kualitas gambar dan suara
akan menentukan kualitas editing.
7. Sound Editing
Sound editing adalah kegiatan memasang suara pada pita gambar sesudah
editing gambar selesai. Suara bisa dihasilkan pada saat perekaman gambar,
membuat suara efek, memasukkan audio musik yang diciptakan khusus,
dan pengisi suara (dubber).
Faktor yang diperhitungkan dalam pemilihan musik adalah faktor budaya.
Masuknya kata-kata dalam gambar adalah unsur yang memperjelas
tampilan visual.
Kata-kata ini dapat mengurangi interpretasi yang keliru dari gambar yang
ditampilkan. Kata-kata inilah yang digunakan ketika kita melakukan riset
terdahulu. Kata-kata yang diucapkan oleh presenter adalah komentar yang
sangat penting. Ini akan menjadi perhatikan kita ketika film video yang
dibuat berdasarkan pesanan.

28

BAB III
PENUTUP

Seperti telah dipaparkan diatas memproduksi sebuah karya video disamping
memahami konsep, prinsip dan prosedur juga memerlukan latihan yang cukup.
Latihan dengan mereka yang sehari-hari berkecimpung pada rumah produksi
video atau para professional sangat bermanfaat untuk memperluas cakrawala.
Bukan itu saja, pengalaman Anda akan bertambah. Dengan bertambahnya
pengetahuan dan seringnya latihan maka hasil yang didapat akan lebih baik.
Tidak ada hasil yang baik tanpa belajar memahami dan berlatih yang cukup.
Misalnya, kita belajar tentang ukuran atau tipe shot dari tayangan televisi, kita
bisa belajar komposisi juga dari program yang ditayangkan televisi. Jadi, asal ada
kemauan untuk belajar pasti ada jalan. Memang, untuk memulai terasa sulit.
Kadang bingung, entah mulai dari mana. Namun setidaknya, kedatangan anda
dalam Sosialisasi atau Roadshow ferstival Video Edukasi merupakan langkah
awal untuk memulai berkecimpung dalam dunia video. Rumah produksi video (
video house productions) sekarang telah berdampingan dengan sebuah
Productions House (PH).
Banyak acara atau kegiatan yang dapat dijadikan tema dalam mengasah
keterampilan video seperti: acara pernikahan, acara tiga bulanan, acara ulang
tahun, acara keagamaan (upacara) dan tentu masih banyak acara lain yang bisa
diliput. Dengan makin terjangkaunya harga kamera, hanya satu hal yang penting
adalah berusaha belajar dan berlatih dengan lebih banyak.
Khususnya pada video edukasi, tema akan menjadi penting disamping
struktur naskah yang membedakan video edukasi dengan video pembelajaran
atau bahkan dengan program televisi dan film. Keempatnya ini memiliki
karakteristik tersendiri yang pada akhirnya akan memerlukan teknik produksi ,
SDM, Peralatan, Manajemen yang berbeda-beda. Yang pasti padat modal, padat
teknologi dan padat SDM diperlukan oleh sebuah stasiun televisi.

29

DAFTAR PUSTAKA

Arya Oka, G.P. 2008. Teknik Produksi Multimedia Pembelaran . Bahan Ajar
Jurusan teknologi Pendidikan, FIP, Undiksha, Singaraja.
Arya Oka, G.P. 2008. Teknik Produksi Audio. Bahan Ajar Jurusan teknologi
Pendidikan, FIP, Undiksha, Singaraja.
Effendi, H. 2002. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Jakarta:
yayasan Konfiden.
Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo.
Koumi. 2006. Designing Video and Multimedia for Open and Flexible learning .
USA&Canda: Routledge.
Sutisno, PCS. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video .
Jakarta: Grasindo.
Valk, J.v.D. 1992. Produksi Film Video. Jakarta: Kanisius
Valk, J.v.D. 1992. Mengarang Naskah Video. Jakarta: Kanisius
Sitomorang, R. 2006. Media Telvisi: Pengetahuan Dasar Telvisi dan Teknik
Penulisan Naskah. Jakarta: Pustekom.
Hasegawa, A. 1988. Istilah Lengkap Siaran. Yogyakarta: MMTC/JICA
Macrae, D L., Monty, M. R., Worling, D.G. 1973. Television Production . Canada:
Methuen, Carswell Company LTd.
Warshina, J. 2010. Pembuatan Video: Pelatihan dan Pengembangan Konten
Jardiknas. Modul. Jakarta: Pustekom

30