Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Pembuatan Spesimen Uji

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Bengkel Pengecoran logam di Tanjung Bintang. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang waktu bulan Juli hingga September 2012. Adapun rincian jadual penelitian dapat dilihat pada bagian jadual pelaksanaan.

B. Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Mesin Uji Fatik Tipe Rotary Bending a. Motor listrik b. Cekam dan indikator pencatat siklus c. Chasis d. Beban 2. Stopwatch 3. Pasir cetak 4. Pola cetakan 5. Aluminium 6. Serbuk Besi Benda uji untuk pengujian ketahanan fatigue berdasarkan standar ASTM E 466 mempunyai ukuran dan bentuk ditunjukan pada gambar 7 berikutini : Gambar 8. Spesimen uji fatigue standar ASTM E 466 Skema alat uji fatik tipe Rotary Bending dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9. Mesin uji fatik rotary bending Motor listrik Pencekam beban chasis

C. Pembuatan Spesimen Uji

Pada pembuatan spesimen uji pada pengujian fatik aluminium cor ini dilakukan proses pengecoran yang dilakukan di bengkel pengecoran yang ada di Tanjung Bintang dan proses pembubutan dilakukan di bengkel produksi Bina Latih Karya dengan. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan spesimen adalah sebagai berikut: 1. Pengecoran aluminium a. Persiapan aluminium sisa pembuatan lemari dan rak Etalase dengan membersihkan dari material selain aluminium, diantaranya pelastik, paku keling, mur dan baut yang tercampur b. Persiapan tungku pemanasan, persiapan ini dilakukan dengan cara pemanasan ladel diatas tungku api pembakaran c. Setelah ladel tersebut telah panas dengan mengindikasikan ladel berubah warna kemerahan lalu memasukan aluminium yang telah dibersihkan tersebut ke dalam ladel kemudian dipanaskan hingga aluminium tersebut mencair. d. Pada spesimen aluminium dengan penabahan serbuk besi Fe sebesar 10, setelah ladel dipanaskan tesebut maka dimasukan aluminium yang telah di bersihkan dan juga serbuk besi Fe yang telah diukur jumlah pencampuran yang akan dibuat. Setelelah panaskan ladel yang telah berisi campuran antara aluminium dengan serbuk besi Fe di panaskan hingga mencair. e. Setelah proses peleburan telah selesai maka dilakukan proses tuang pada pola cetakan yang telah dipersiapkan sebelumnya yakni dengan cara pembuatan pola dengan pipa yang berdiameter 17 mm sebagai cetakan pada masing-masing spesimen yang akan dibuat. f. Penuangan cairan aluminium tersebut dilakuakan dengan penuangan langsung ke dalam cetakan yang telah disiapkan. g. Setelah aluminium yang telah dicetak pada cetakan yang telah disiapkan tersebut mengeras dan dingin maka cetaka dibongkar untuk mendapatkan hasil pengecoran yang telah dilakukan. 2. Pembubutan spesimen Pada proses pembubutan merupakan proses lanjutan dari proses pengecoran untuk membentuk spesimen sesuai dengan standar pengujian yang digunakan yakni ASTM E 466, proses ini juga ditujukan untuk proses penghalusan permukaan spesimen sebelum dilakukan pengujian.

D. Prosedur Pengujian